13 0 381 KB
Anova Satu Arah (Anova One Way) 1. Pengertian Analisis varians atau analysis of variance (ANOVA) adalah metode analisis statistika yang termasuk ke dalam cabang statistika inferensi. Dalam literatur Indonesia metode ini dikenal dengan berbagai nama lain, seperti analisis ragam, sidik ragam, dan analisis variansi. Analisis varians pertama kali diperkenalkan oleh Sir Ronald Fisher, bapak statistika modern. Dalam praktik, analisis varians dapat merupakan uji hipotesis maupun pendugaan (estimation, khususnya di bidang genetika terapan). Secara umum, analisis varians menguji dua varians atau ragam berdasarkan hipotesis nol bahwa kedua varians itu sama dengan membandingkan rata-rata populasi bukan ragam populasi. Disebut analisis ragam, karena dalam prosesnya ANOVA memilah-milah keragaman menurut sumber-sumber yang mungkin. Sumber keragaman inilah yang akan digunakan sebagai pembanding untuk mengetahui sumber mana yang menyebabkan terjadinya keragaman tersebut. Konsep analisis varians didasarkan pada konsep distribusi F dan biasanya dapat diaplikasikan untuk berbagai macam kasus maupun dalam analisis hubungan antara berbagai varabel yang diamati. Dalam pengujian hipotesis dan perhitungan statistik, analisis varians sangat dipengaruhi asumsi-asumsi yang digunakan seperti kenormalan dari distribusi populasi, homogenitas varians populasi, dan kebebasan dari kesalahan. Menurut banyaknya faktor atau kriteria yang menjadi pusat perhatian, ANOVA dibagi menjadi Anova satu arah, Anova dua arah dan Anova multi arah. ANOVA satu arah digunakan ketika variabel dependen-nya univariat dengan pengaruh satu faktor, jika terdapat pengaruh lebih dari satu faktor maka dapat digunakan ANOVA dua arah.
2. Fungsi Untuk mengetahui perbedaan antara 3 kelompok atau lebih. 3. Asumsi a. Data berskala minimal interval. b. Data berdistribusi normal. Asumsi kenormalan distribusi memberi penjelasan terhadap karakteristik data setiap kelompok. c. Varians data homogen. Asumsi adanya homogenitas varians menjelaskan bahwa varians dalam masing-masing kelompok dianggap sama d. Pengambilan sampel secara acak dan masing-masing sampel independen.
4. Hipotesis H0 : μ1 = μ 2 = μ 3 = … = μ k H1 : Minimal ada satu pasang μ yang berbeda atau tidak seluruhnya mean populasi adalah sama Dalam H0 = μ k , artinya : a. Seluruh mean populasi adalah sama. b. Tidak ada efek treatment (tidak ada keragaman mean dalam grup) Dalam H1 : Minimal ada satu pasang μ yang berbeda, artinya : a. Terdapat sebuah efek treatment b. Tidak seluruh mean populasi berbeda (beberapa pasang mungkin sama)
5. Tabel Perhitungan Data dibuat dengan menyusun data tersebut seperti tabel data dibawah ini agar lebih mudah memahaminya. Tabel data tersebut yaitu sebagai berikut :
Populasi Total 1
Sampel
Total Total Kuadrat Ukuran Rata – rata
2
...
X11
X21
...
Xk1
X12
X22
...
Xk2
...
...
...
X1n
X2n
...
T1=∑X1 T12 ∑X1
= 2
n1 1=∑X1/n1
K
... Xkn
T2 =∑X2
...
Tk =∑Xn
Ttotal = ∑Xtotal
T22= ∑X12
....
TK2=∑Xn2
Ttotal2 = (∑Xtotal )2
...
nk
n2 x2=∑X2/n2
...
Tabel 1. Tabel Data
k=
∑Xn / nk
Ntotal total
Ntotal
= ∑Xtotal /
Keputusan untuk menolak atau menerima H0 bisa ditentukan dengan membuat tabel ANOVA sebagai berikut : Sumber
Derajat
Jumlah
Varian
Keragaman
Bebas (df) Kuadarat
(ragam)
Antar Kolom
(k – 1)
SST = JKK
MST = KTP
Galat atau Sisa
(N – k)
SSE = JKS
MSE = KTS
Total
(N – 1)
TSS = JKT
F hitung
F tabel
MST / MSE
Fα(v1, v2)
Tabel 2. Tabel ANOVA satu arah
Keterangan : 1) k = jumlah kelompok atau perlakuan 2) N = jumlah data = n1 + n2 + ...... + nk 3) Derajat Bebas (df) a) df numerator = (k – 1) b) df denominator = (N – k) c) df Total
= (N – 1)
4) FK = Faktor Koreksi = G2/N = (∑Xtotal)2/N 5) Jumlah Kuadrat a. Jumlah Kuadrat antar Kolom : SST = JKK = ∑Tij2 /n - (∑Xtotal)2/N , dengan Tij adalah jumlah data tiap kelompok (T1, T2, ..., Tk) b. Jumlah Kuadrat Galat atau Sisa : SSE = ( TSS – SST ) atau JKS = ( JKT- JKS )
c. Jumlah Kuadrat Total : TSS = JKT = ∑(Xij2 ) - (∑Xtotal)2/N , dengan Xij adalah tiap data dalam kelompok (X1, X2, ..., X3)
6) Rata – Rata Kuadrat a. Rata – Rata Kuadrat antar Kolom: MST = SST / (k-1) atau KTP = JKP / (k-1) b. Rata – Rata Kuadrat Galat atau Sisa : MSE = SSE / (N – k) atau KTS = JKS / (N – k)
7) F Statistik : a. F Hitung = MST / MSE atau KTP / KTS b. F Tabel = Fα(v1, v2) = F (k-1) ; (n-k) ; (1-α) 8) Pengambilan Keputusan H0 ditolak, jika F Hitung > F Tabel H0 diterima, jika F Hitung < F Tabel 6. Langkah Perhitungan Langkah-langkah melakukan uji anova satu arah adalah sebagai berikut : 1) Penuhi asumsi yang terdiri dari kenormalan data, independenan data, dan homoskedastisitas. 2) Membuat tabel pengamatan. 3) Melakukan perhitungan. 4) Merumuskan Hipotesis. 5) Memuat hasil perhitungan kedalam tabel Anova. 6) Menarik Keputusan. 7) Membuat Kesimpulan.
7. Uji Barlett Uji Barlett berfungsi untuk mengetahui data yang kita uji termasuk data yang homogen atau data yang heterogen. Dala uji Barlett terdapat hipotesis, statistik uji, dan pengambilan keputusan yang harus digunakan didalamnya, yaitu sebagai berikut : 1) Hipotesis H0 : Varians data homogen H1 : Varians data hetergen 2) Statistik Uji
Buat tabel seperti di bawah ini :
Dari tabel diatas hitung nilai-nilai yang dibutuhkan : a. Varians gabungan dari semua sampel
b. Harga satuan B dengan rumus
c. Uji bartlett digunakan statistik chi-kuadrat yaitu :
Dengan ln 10 = 2.3026 3) Pengambilan keputusan dengan menggunakan tabel Chi-Square dengan derajat bebas 2 (k – 1) dan tingkkat signifikansi α. H0 ditolak jika : 2 tabel Jika H0 ditolak, berarti varians data adalah heterogen dan menunjukkan bahwa analisis
varians satu arah tidak dapat digunakan sehingga harus menggunakan uji statistik nonparametrik.
8. Contoh Soal 1) Contoh 1 : Seorang dosen bahasa Indonesia hendak melakukan penelitian berkenaan dengan efektifitas empat macam tekhnik membaca yang bisa digunakan oleh mahasiswanya. Untuk keperluan itu, masing-masing dipilih 10 mahasiswa untuk menerapkan teknik
membaca tersebut. Dari penelitian tersebut, data skor kecepatan efektif membaca (KEM) tertera pada tabel berikut ini :
Teknik Membaca A
B
C
D
90
70
40
50
80
50
60
30
70
60
50
60
50
70
50
40
60
50
70
50
80
70
60
40
80
70
60
50
70
80
60
60
90
60
40
40
80
70
60
30
Pertanyaan
:
Dengan asumsi data berdistribusi normal, apakah ada perbedaan efektifitas dari keempat teknik membaca tersebut? ( α = 1% )
Jawab : a. Hipotesis H0 : μ1 = μ 2 = μ 3 = μ 4 H1 : Minimal ada satu pasang μ yang berbeda Atau H0 : Tidak ada perbedaan efekifitas dari keempat teknik membaca H1 : Ada perbedaan feketifitas dari keempat teknik membaca b. Tabel Perhitungan
Teknik Membaca Sampel
A
B
C
D
90
70
40
50
Total Total Kuadrat Ukuran Rata – rata
80
50
60
30
70
60
50
60
50
70
50
40
60
50
70
50
80
70
60
40
80
70
60
50
70
80
60
60
90
60
40
40
80
70
60
30
750
650
550
450
57700 43100
31100
21300
10
10
10
10
75
65
55
45
2400 153200
40 240
c. Faktor Koreksi FK = G2/N = (∑Xtotal)2/N = 24002 / 40 = 144000 d. Tabel ANOVA Sumber
Derajat
Jumlah
Varian
Keragaman
Bebas (df)
Kuadarat
(ragam)
Antar Kolom
3
SST = 5000
MST
F hitung
= 1666,67/116,67 F
1666,67 Galat
atau 36
SSE = 4200
Sisa Total
MSE =116,67 39
TSS = 9200
Keterangan : a) k = 4 b) N = 40 c) Derajat Bebas (df)
F tabel
= 14,28
(3);(36);(0,99)
= 4,38
= (k – 1) = (4 – 1) = 3
df numerator
df denominator = (N – k) = (40 – 4) = 36 = (N – 1) = (40 – 1) = 39
df Total d) Jumlah Kuadrat
Jumlah Kuadrat antar Kolom :
SST = JKK = ∑Tij2 /n - (∑Xtotal)2/N = (7502/10 + 6502/10 + 5502/10 + 4502/10)
–
(144000)
=
149000
–
144000
=
5000
Jumlah Kuadrat Galat atau Sisa :
SSE = ( TSS – SST ) = 9200 – 5000 = 4200
Jumlah Kuadrat Total :
TSS = JKT = ∑(Xij2 ) - (∑Xtotal)2/N = (902+802+...+302) – ( 144000) = 153200 – 144000 = 9200 e) Rata – Rata Kuadrat
Rata – Rata Kuadrat antar Kolom: MST = SST / (k-1) = 5000 / (4 – 1) = 1666,67
Rata – Rata Kuadrat Galat atau Sisa : MSE = SSE / (N – k) = 4200 / (40 – 4) = 116,67
f) F Statistik :
F Hitung = MST / MSE = 1666,67 / 116,67 = 14,28
F Tabel = Fα(v1, v2) = F (k-1) ; (n-k) ; (1-α) = F (3);(36);(0,99) = 4,38
g) Pengambilan Keputusan F Hitung > F Tabel 14,28 > 4,38 ( H0 ditolak, artinya ada perbedaan efektifitas dari keempat teknik membaca tersebut ).
2) Contoh 2 :
Sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah ada metode yang dalam waktu penambahan kaporit terhadap perubahan kualitas air yang paling optimal . Ada tiga metode penambahan yang akan diuji. Diambil sampel masing-masing 5 bak berisi air, lalu dicatat waktu yang digunakan (menit) untuk perubahan kualitas tersebut, yaitu sebagai berikut :
Metode 1
Metode 2
Metode 3
16
12
26
22
20
23
24
15
17
18
10
25
20
18
19
Pertanyaaan: A. Ujilah dengan α= 0,5 %
, apakah ada pengaruh perbedaan metode waktu
penambahan kaporit terhadap perubahan kualitas air ? B. Ujilah apakah varians data tersebut homogen atau heterogen!
Jawab : A. Menguji ada tidaknya perbedaan metode waktu penambahan kaporit terhadap perubahan kualitas air a. Hipotesis H0 : μ1 = μ 2 = μ 3 H1 : Minimal ada satu pasang μ yang berbeda Atau H0 : Tidak ada perbedaan metode waktu penambahan kaporit terhadap perubahan kualitas air H1 : Ada perbedaan metode waktu penambahan kaporit terhadap perubahan kualitas air
b. Tabel Perhitungan
Sampel
Total
Metode 1
Metode 2
Metode 3
16
12
26
22
20
23
24
15
17
18
10
25
20
18
19
100
75
110
285
2040
1193
2480
5713
5
5
5
15
20
15
22
57
Total Kuadrat Ukuran Rata – rata
c. Faktor Koreksi FK = G2/N = (∑Xtotal)2/N = 2852 / 15 = 5415 d. Tabel ANOVA Sumber
Derajat
Jumlah
Varian
Keragaman
Bebas (df)
Kuadarat
(ragam)
Antar Kolom
2
SST = 130
MST = 65
F hitung
F tabel
65/14 = 4,64
F(2);(12);(0,95) = 3,89
Galat atau Sisa 12
SSE = 168
Total
TSS = 298
14
Keterangan : a) k = 3 b) N = 15 c) Derajat Bebas (df)
MSE = 14
df numerator
= (k – 1) = (3 – 1) = 2
df denominator = (N – k) = (15 – 3) = 12 df Total
= (N – 1) = (15 – 1) = 14
d) Jumlah Kuadrat Jumlah Kuadrat antar Kolom :
SST = JKK = ∑Tij2 /n - (∑Xtotal)2/N = (1002/5 + 752/5 + 1102/5) – (5415) = 5545 – 5415 = 130
Jumlah Kuadrat Galat atau Sisa :
SSE = ( TSS – SST ) = 298 – 130 =168
Jumlah Kuadrat Total :
TSS = JKT = ∑(Xij2 ) - (∑Xtotal)2/N = (162+222+...+192) – ( 5415) = 5713 – 5415 = 298 e) Rata – Rata Kuadrat
Rata – Rata Kuadrat antar Kolom: MST = SST / (k-1) = 130 / (3 – 1) = 65
Rata – Rata Kuadrat Galat atau Sisa : MSE = SSE / (N – k) = 168 / (15 – 3) = 14
f) F Statistik :
F Hitung = MST / MSE = 65 / 14 = 4,64
F Tabel = Fα(v1, v2) = F (k-1) ; (n-k) ; (1-α) = F (2);(12);(0,995) = 8,51
g) Pengambilan Keputusan ( α = 0,5% ) F Hitung < F Tabel 4,64 < 8,51 ( H0 diterima, artinya tidak ada perbedaan metode waktu penambahan kaporit terhadap perubahan kualitas air). B. Menguji homogen atau tidaknya varians data a. Hipotesis
H0 : Varians data homogen H1 : Varians data hetergen b. Statistik Uji
Sampel
df
1/df
log
dk log
3) Contoh 3 : Tiga kelompok subyek penelitian untuk menguji metode pempbuangan sampah mana yang paling baik. Metode pertama adalah open dumping, metode kedua adalah dumping in water, dan metode ketiga adalah burning on permises yang dicoba terapkan di 24 tempat. Data hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Metode Pembuangan Sampah I
II
III
25
17
26
11
16
20
16
18
17
26
20
26
32
10
43
25
14
46
30
19
35
17
18
34
Pertanyaan : Dengan asumsi data berdistribusi normal, apakah ada perbedaan hasil akhir dari penerapan ketiga metode pembuangan sampah tersebut? ( α = 2,5% ) Jawaban : a. Hipotesis H0 : μ1 = μ 2 = μ 3 H1 : Minimal ada satu pasang μ yang berbeda Atau H0 : Tidak ada perbedaan hasil akhir dari penerapan ketiga metode pembuangan sampah H1 : Ada perbedaan hasil akhir dari penerapan ketiga metode pembuangan sampah b. Tabel Perhitungan
Metode Pembuangan Sampah
Sampel
Total
I
II
III
25
17
26
11
16
20
16
18
17
26
20
26
32
10
43
25
14
46
30
19
35
17
18
34
182
132
247
561
4516
2250
8387
15153
8
8
8
24
22.75
16.5
30.875
70.125
Total Kuadrat Ukuran Rata – rata
c. Faktor Koreksi
FK = G2/N = (∑Xtotal)2/N = 5612 / 24 = 13113,375 d. Tabel ANOVA Sumber
Derajat
Jumlah
Varian
Keragaman
Bebas
Kuadarat
(ragam)
SST= 831,25
MST
F hitung
F tabel
(df) Antar Kolom
2
415,625 Galat atau Sisa 21
= 415,625/57,54 F = 7,22
(2);(21);(0,975)
= 4,42
SSE = 1208,375 MSE = 57,54
Total
23
TSS = 2039,625
Keterangan : a) k = 3 b) N = 24 c) Derajat Bebas (df) df numerator
= (k – 1) = (3 – 1) = 2
df denominator = (N – k) = (24 – 3) = 21 df Total
= (N – 1) = (24 – 1) = 23
d) Jumlah Kuadrat
Jumlah Kuadrat antar Kolom : SST = JKK = ∑Tij2 /n - (∑Xtotal)2/N = (1822/8 + 1322/8 + 2472/8) – (13113,375) = 13944,625 – 13113,375 = 831,25
Jumlah Kuadrat Galat atau Sisa : SSE = ( TSS – SST ) = 2039,625 – 831,25 = 1208,375
Jumlah Kuadrat Total : TSS = JKT = ∑(Xij2 ) - (∑Xtotal)2/N = (252+112+...+342) – ( 13113,375) = 15153 – 13113,375 = 2039,625
e) Rata – Rata Kuadrat
Rata – Rata Kuadrat antar Kolom:
MST = SST / (k-1) = 831,25 / (3 – 1) = 415,625
Rata – Rata Kuadrat Galat atau Sisa : MSE = SSE / (N – k) = 1208,375 / (24 – 3) = 57,54
f) F Statistik :
F Hitung = MST / MSE = 415,625 / 57,54 = 7,22
F Tabel = Fα(v1, v2) = F (k-1) ; (n-k) ; (1-α) = F (2);(21);(0,975) = 4,42
g) Pengambilan Keputusan F Hitung > F Tabel 7,22 > 4,42 ( H0 ditolak, artinya ada perbedaan hasil akhir dari penerapan ketiga metode pembuangan sampah tersebut ).