Anti Kankerq [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Ani
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH FARMAKOLOGI II ANTI KANKER



Oleh Kelompok 10: S1-IVC



Soufie Aryani



(1801134)



Sya’bani Uswatun Hasanah (1801135) Wardatul Jannah



(1801136)



Widia Aziati



(1801137)



Dosen Pengampu: Dra Syilfia Hasti, M. Farm, Apt



PROGRAM STUDI S1 FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU YAYASAN UNIV RIAU 2019



KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr.wb Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT yang telah Melimpahkan Rahmat, Berkah dan Karunia-Nya kepada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Anti Kanker” guna memenuhi tugas Farmakologi II . Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kelemahan, baik dari segi penulisan, tata bahasa maupun bentuk ilmiahnya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami. Oleh karena itu kami dengan senang hati menerima kritik dan saran yang bermanfaat untuk kesempurnan makalah ini. Kamipun menyadari, bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak mendapatkan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga semua bantuan, dukungan dan do’a yang telah diberikan menjadi amal yang baik serta mendapat ridho dan balasan dari Allah SWT. Amin Akhir kata kami ucapkan selamat membaca. Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada khususnya bagi teman-teman.



Wassalamualaikum wr, wb



Pekanbaru, Mei 2019



Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ............................................................................................ i DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1 1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3 2.1 Definisi Kanker ............................................................................................. 3 2.2 Sifat-sifat Kanker .......................................................................................... 4 2.3 Mekanisme Terjadinya Kanker ..................................................................... 6 2.4 Faktor Penyebab Kanker ............................................................................... 8 2.5 Penanganan Kanker ....................................................................................... 9 2.6 Anti Kanker ................................................................................................. 10 2.6.1 Zat-zat alkilasi ...................................................................................... 11 2.6.2 Anti Metabolit ...................................................................................... 12 2.6.3 Antimitotika ......................................................................................... 14 2.6.4 Antibiotika ........................................................................................... 15 2.6.5 Imunomodulansia ................................................................................. 16 2.6.6 Obat-obat lain ....................................................................................... 17 2.7 Efek Samping Anti Kanker ......................................................................... 17 BAB III PENUTUP ............................................................................................. 20 3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 20 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 22



ii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan angka kematian cukup tinggi. Menurut data dari World Health Organization (WHO), Pada tahun 2008 penderita kanker di dunia mencapai 12,7 juta dan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Angka kematian karena kanker juga meningkat dari 7,6 juta jiwa menjadi 8,2 juta jiwa dan 75% diantara penderita kanker tersebut berada di negara berkembang (Anonim, 2010). Penyakit kanker terdiri dari paling sedikit 100 jenis, di Amerika jumlah pasien meninggal mencapai 553.400 dari total penderita 1.268.000 (Greenlee et al., 2001). Di Indonesia menurut data Balitbang Kementerian Kesehatan Indonesia (2013) ada 347.792 orang atau sekitar 1,4 % dari jumlah penduduk Indonesia yang menderita kanker. Dewasa ini banyak dikembangkan obat-obatan antikanker baik yang berasal dari bahan kimia maupun yang berasal dari bahan alam yang dikenal sebagai bahan obat tradisional. Antikanker diharapkan mempunyai toksisitas selektif artinya dapat menghancurkan sel kanker tanpa merusak jaringan normal (Gunawan et al, 2008). Obat antikanker yang telah ada umumnya selain memiliki khasiat sebagai antikanker, obat tersebut juga bersifat merusak sel-sel yang tumbuh normal. Selain itu pengobatan kanker dengan obat-obatan kemoterapi hanya efektif untuk beberapa periode waktu saja. Untuk itu dalam makalah ini penulis ingin menjelaskan terkait obat-obatan yang digunakan sebagai anti kanker serta bagaimana masing-masing mekanisme obat anti kanker ini bekerja. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan kanker? 2. Bagaimana sifat-sifat yang dimiliki oleh sel kanker? 3. Bagaimana mekanisme terjadinya kanker?



1



4. Apa saja faktor-faktor penyebab terjadinya kanker? 5. Bagaimana penanganan untuk kanker? 6. Apa saja penggolongan obat anti kanker? 7. Apa saja efek samping yang ditimbulkan akibat dari anti kanker? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui dan memahami definisi kanker. 2. Mengetahui dan memahami sifat-sifat yang dimiliki oleh sel kanker 3. Mengetahui dan memahami mekanisme terjadinya kanker 4. Mengetahui dan memahami faktor-faktor penyebab terjadinya kanker 5. Mengetahui dan memahami penanganan untuk kanker 6. Mengetahui dan memahami penggolongan obat anti kanker 7. Mengetahui dan memahami efek samping yang ditimbulkan akibat dari anti kanker



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Definisi Kanker Kanker atau karsinoma adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal dan bersifat ganas (maligne). Satu kelompok sel dengan mendadak menjadi liar dan memperbanyak diri secara pesat dan terus menerus (proliferasi). Sel-sel kanker ini menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan memusnahkannya (Tjay dan Rahardja, 2007). Kanker adalah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostatis lainnya pada organisme multiseluler. Sifat umum dari kanker adalah sebagai berikut: pertumbuhan berlebihan umumnya berbentuk tumor, bersifat invasif, bersifat metastatik dan memiliki heraditas bawaan (Gunawan, 2008). Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan adanya kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa buah mutasi dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi tersebut dapat diakibatkan oleh agen kimia maupun agen fisik yang di sebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secra spontan ataupun diwariskan (Kumar et al 2007). Kanker dapat dianggap sebagi penyakit dari sel-sel tubuh yang berkembang secara abnormal. Pengembangannya melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA dan kerusakan ini terakumulasi dari waktu ke waktu. Sel-sel ini merusak dan melepaskan diri dari mekanisme yang berfungsi untuk melindungi dari pertumbuhan dan penyebaran sel-sel tersebut, yaitu neoplasma. Klasifikasi tumor didasarkan pada jaringannya, sifat pertumbuhan, dan invasi atau penyebaran ke jaringan lain. Pertumbuhan neoplasma ganas biasanya merusak jaringan sekitarnya dan dapat menyebar ke organ lainnya, proses ini dikenal dengan metastasis (Kumar et al 2007).



3



Penyakit kanker dapat di definisikan berdasarkan empat karakteristik, yang dapat menjelaskan bagaimana sel kanker berlaku berbeda dengan sel normal. 1. Klonalitas : Kanker berasal dari perubahan genetik yang terjadi pada sebuah sel, yang kemudian berploriferasi membentuk sel ganas. 2. Autonomi : Pertumbuhan tidak teratur dengan benar oleh pengaruh biokimia dan fisik normal dalam lingkungan. 3. Analapsia : Tidak terdapat diferensiasi sel yang normal dan terkoordinasi. 4. Metastasis : Sel kanker memiliki kemampuan tumbuh secara tidak kontinyu dan menyebar ke bagian tubuh lain. (Medelsohn, 2000). 2.2 Sifat-sifat Kanker Kanker mempunyai berbagai sifat umum, diantaranya adalah: 1) Heterogenitas Populasi sel dalam suatu tumor tidak homogeny, tetapi heterogen, walaupun semua berasal dari satu sel yang sama. Heterogenitas ini terjadi karena sel-sel kanker tumbuh dengan cepat, sehingga sebelum dewasa dan matang telah mengalami mitosis, terus berkembang sehingga semakin lama semakin banyak keturunan sel yang makin jauh menyimpang dari sel asalnya, yang menimbulkan bentuk yang bervariasi (Sukardja, 2000). 2) Tumbuh autonom Sel kanker tumbuh terus tanpa batas (immortal), liar, terlepas dari kendali pertumbuhan normal sehingga terbentuk suatu tumor yang terpisah dari bagian tubuh yang normal. Tumor dapat menimbulkan kelainan bentuk dan gangguan fungsi organ yang ditumbuhinya. Sel-sel normal setelah beberapa generasi akan berhenti tumbuh. Hanya sel yang disebut stem sel masih mempunyai kemampuan tumbuh bila ada rangsangan untuk tumbuh (Sukardja, 2000). 3) Mendesak dan merusak sel-sel normal disekitarnya Sel-sel tumor mendesak (ekspansif) sel-sel normal disekitarnya, yang berubah menjadi kapsul yang membatasi pertumbuhan tumor. Pada tumor jinak,



4



kapsul itu berupa kapsul sejati yang memisahkan gerombolan sel tumor dengan selsel normal, sedangkan pada tumor ganas berupa kapsul palsu, karena kapsul itu dapat ditembus atau diinfiltrasi oleh sel-sel kanker (Sukardja, 2000). 4) Dapat bergerak sendiri (amoeboid) Sel-sel kanker itu dapat bergerak sendiri seperti amoeba dan lepas dari gerombolan sel-sel tumor induknya, masuk diantara sel-sel normal disekitarnya. Hal ini menimbulkan: a) Infiltrasi atau invasi ke jaringan atau organ di sekitarnya. Sel-sel kanker dapat tumbuh di jaringan sekitarnya, menimbulkan perlekatanperlekatan, obstruksi saluran-saluran tubuh. b) Metastase atau anak sebar dikelenjar limfa atau di organ lainnya. Sel-sel kanker dapat masuk ke dalam pembuluh limfa dan bersama aliran limfa masuk ke kelenjar limfa dan tumbuh didalamnya (penyebaran limfogen). Sel sel kanker dapat pula masuk ke dalam pembuluh darah dan bersama aliran darah beredar keseluruh tubuh (penyebaran hematogen (Sukardja, 2000). 5) Tidak mengenal koordinasi dan batas-batas kewajaran Ketidakwajaran itu antara lain disebabkan oleh: a) Kurang daya adhesi dan kohesi Karena kurangnya daya adhesi dan kohesi sel-sel kanker itu mudah lepas dari gerombolan sel-sel induknya dan dapat bergerak menyusup diantara sel-sel normal b) Tidak mengenal kontak inhibisi Sel-sel normal akan berhenti tumbuh jika ada kontak dengan sel normal disekitarnya, sedangkan sel kanker tidak c) Tidak mengenal tanda posisi



5



Sel-sel normal akan berhenti tumbuh jika berada pada tempat atau posisi yang tidak semestinya, sedangkan sel kanker tidak, sehingga dapat timbul anak sebar (metastase) d) Tidak mengenal batas kepadatan Sel normal akan berhenti tumbuh jika kepadatan sel telah mencapai konsistensi tertentu, sedangkan sel kanker tidak (Sukardja, 2000). 6) Tidak menjalankan fungsinya yang normal Sel-sel kanker merusak fungsi organ yang ditumbuhinya. Hal ini antara lain karena (Sukardja, 2000): a) Membran sel kanker tidak mengandung fibronektinya itu suatu glukoprotein yang dapat menghambat pertumbuhan sel, kadar kalsium kurang, muatan listrik kurang. b) Sel kanker dapat membentuk hormon, enzim dan protein yang pada pertumbuhan sel normal hanya diproduksi oleh sel-sel tertentu saja. 2.3 Mekanisme Terjadinya Kanker Kanker terjadi melalui beberapa tingkat yaitu: a) Fase inisiasi: DNA dirusak akibat radiasi atau zat karsinogen (radikalbebas). Zat-zat inisiator ini mengganggu proses reparasi normal, sehingga terjadi mutasi DNA dengan kelainan pada kromosomnya. Kerusakan DNA diturunkan kepada anak-anak sel dan seterusnya b) Fase promosi: zat karsinogen tambahan (co-carsinogens) diperlukan sebagai promotor untuk mencetuskan proliferasi sel. Dengan demikian, selsel rusak menjadi ganas c) Fase progesi: gen-gen pertumbuhan yang diaktivasi oleh kerusakan DNA mengakibatkan mitosis dipercepat dan pertumbuhan liar dari sel-sel ganas. (Tjay dan Rahardja, 2007). Sebagian besar bukti mengisyaratkan bahwa pembentukan kanker merupakan suatu proses bertingkat yang membutuhkan lamanya waktu laten, yang



6



disebut teori inisiasi-promosi pada karsinogenesis. Sel-sel kanker terbentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses kompleks yang disebut transformasi yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi (Iskandar,2007). Teori inisiasi-promosi menyatakan bahwa langkah pertama karsinogenesis adalah mutasi menetap dari DNA sel selama transkripsi DNA. Agar kanker dapat terbentuk dari kejadiaan awal ini atau mutasi menetap ini, maka harus ada interaksi yang berlangsung lama bagi sel tersebut dengan berbagai zat promoter. Zat-zat promoter adalah zat yang merangsang reproduksi dan pembelahan sel. Jadi, banyaknya penyebab inisiasi, adanya berbagai promoter, factor keturunan, umur dan lingkungan semua itu berperan dalam pembentukan kanker (Iskandar, 2007). Pada tahap inisiasi atau pengenalan terjadi suatu perubahan menetap tertentu dalam bahan genetik sel yang memancing sel bakal menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran), atau sinar ultraviolet matahari. Namun, tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen (Iskandar, 2007). Promosi merupakan proses induksi tumor pada sel yang sebelumnya telah diinisiasi atau diinduksi oleh zat kimia. Bahkan gangguan fisik menahun pun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan. Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen) (Iskandar, 2007). Dalam suatu proses di mana sebuah sel normal menjadi sebuah sel ganas, pada akhirnya gen DNA (desoksiribonukleik acid) dari sel tersebut akan mengalami perubahan. Perubahan dalam bahan genetic sel sering sulit ditemukan, tetapi terjadinya kanker kadang dapat diketahui dari adanya suatu perubahan dalm ukuran atau bentuk dari satu kromosom tertentu. Semakin sering DNA membelah dan ditranskripsi, semakin besar kemungkinan terjadinya suatu kesalahan, dan kesalahan yang tidak terdeteksi akan bermutasi dan diwariskan (Iskandar, 2007).



7



Grade



Stadium



0= jaringan normal



0= kanker in situ



1= diferensiasi baik, hanya sedikit



1= tumor masih terbatas pd jaringan



penyimpangan dari jaringan induk



induk



2= diferensiasi sedang, nampak



2= ada penyebaran, tetapi terbatas



perubahan struktur



lokasinya



3= Diferensiasi buruk; perubahan



3= perluasan lokal dan regional



struktur sangat menyolok dibandingkan dengan jaringan induknya 4= sangat anaplastik, sama sekali tidak



4= metastasis sangat meluas



ada kesamaan dgn jaringan induknya



2.4 Faktor Penyebab Kanker Menurut Dalimartha (2003) berikut ini faktor-faktor penyebab kanker adalah sebagai berikut : 1. Senyawa Kimia (Zat Karsinogen) Banyak senyawa-senyawa kimia yang dapat mempengaruhi timbulnya kanker pada berbagai macam jaringan. Misalnya, sisa-sisa dari industri batu bara, zat pewarna, zat pengawet, bahan tambahan makanan dan minuman, Karbon tetra Klorida (CCl4), Asbes, merkuri, Arsen, Kromium, Benzene, Kloramfenikol, Fenilbutason, senyawa mitosiamin, Aflatoksin B1, asap rokok. 2. Faktor Fisika Faktor fisika yang terutama adalah radiasi seperti bom atom dan radioterapi agresif (radiasi sinar pengion). 3. Virus Pada binatang percobaan, virus jelas dapat menyebabkan kanker. Pada manusia hal ini belum dapat dipastikan, tetapi beberapa virus berhubungan erat



8



dengan perubahan sel normal menjadi sel kanker. Jenis virus ini disebut virus penyebab kanker atau virus onkogenik. 4. Hormon Hormon adalah zat yang dihasilkan oleh kelenjar tubuh yang berfungsi mengatur kegiatan alat-alat tubuh. Pada beberapa penelitian diketahui bahwa pemberian hormon tertentu secara berlebihan dapat menumbulkan kanker pada organ tubuh yang dipengaruhi, seperti payudara, rahim, indung telur dan prostat. Pengaruh hormon dapat menyebabkan kanker belum dapat dipastikan dengan pasti. 2.5 Penanganan Kanker Berikut adalah berbagai pilihan penanganan untuk kanker (Kowalak, 2011) : 1. Operasi/ pembedahan Pembedahan



merupakan



prosedur



pengobatan



kanker



yang



dapat



menegakkan diagnosis peyakit, memulai terapi primer atau untuk menghasilkan kesembuhan paliatif dan dapat dilakukan untuk tindakan profilaksis. Sebagai metode terapi primer, pembedahan diupayakan untuk mengangkat tumor bersama seluruh jaringan di sekitarnya. 2. Bioterapi Bioterapi biasanya dikenal sebagai imunoterapi, terapi ini bergantung pada golongan obat yang dikenal sebagai pengubah respons biologis. Agens biologis biasanya di kombinasikan dengan obat-obat kemoterapi atau dengan terapi radiasi. Klasifikasi agens bioterapi yang utama meliputi interferon, interleukuin, faktor pertumbuhan hematopoitek, dan anti bodi monoklonal. Meskipun tidak di gunakan dalam pengobatan langsung penyakit kanker, faktor pertumbuhan hematopoitek dipakai untuk meningkatkan jumlah sel darah pasien ketika kemoterapi atau radiasi menyebabkan penurunan. Efek merugikannya menyerupai respons imun tumbuh yang normal dengan gejala sepert flu paling banyak di temukan. 3. Radiasi Terapi yang efeknya bersifat lokal ini dapat bertujuan menghancurkan sel kanker yang sedang membelah sementara sel-sel normal di harapkan hanya mengalami sedikit kerusakan. Ada dua tipe radiasi yang di gunakan untuk mengatasi penyakit kanker, yaitu radiasi ionisasi dan radiasi pancaran partikel.



9



Prinsip yang dijadikan pedoman dalam terapi radiasi terletak pada dosisnya yang harus cukup besar untuk mengeradikasi tumor tetapi juga harus cukup kecil untuk meminimalkan efek radiasi yang merugikan pada jaringan normal di sekitarnya. Cara terapi ini memenuhi tujuan dengan baik dikenal sebagai rasio terapeutik. 4. Terapi Hormon Terapi ini dilakukan berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa hormon tertentu dapat mengahamba pertumbuhan kanker tertentu. Efek merugikan pada pemberian preparat hormon ini meliputi rasa panas di wajah, perspirasi, impotensi. 5. Kemoterapi Kemoterapi ini memiliki manfaat yaitu mengontrol penyakit yang masih tersisa dan sebagai terapi tambahan pada tindakan pembedahan atau radiasi. Jenis terapi ini meliputi pemberian obat antineoplastik yang dapat menimbulkan regresi tumor dan menghalangi metastasis. Golongan obat kemoterapi yang digunakan, bergantung pada tipe kanker. Namun kemoterapi dapat menyebabkan sejumlah efek merugikan yang mencerminkan mekanisme kerja obat. 2.6 Anti Kanker Anti kanker atau yang sering disebut obat sitostatika merupakan suatu obat yang digunakan untuk membunuh atau menghambat mekanisme proliferasi sel kanker. Obat ini bersifat toksik bagi sel kanker itu sendiri maupun sel normal yang proliferasinya cepat, khususnya sel pada sumsum tulang belakang, sel pada epitel gastrointestinal, dan sel folikel rambut. Terapi antikanker dapat diberikan secara per oral atau secara parenteral. Dengan adanya obat antikanker diharapkan memiliki toksisitas selektif, artinya hanya menghancurkan sel kanker tanpa harus merusak jaringan normal disekitarnya. (Neal, 2005). Tetapi obat antikanker memiliki efek toksik yang dapat muncul ketika sedang melakukan pengobatan atau beberapa waktu setelah pengobatan. Efek toksik yang sering muncul antara lain mual, muntah, tubuh terasa lemas, gangguan hematologis, gangguan gastrointestnal, toksisitas pada rambut, neurotoksisitas, toksisitas saluran kemih, kelainan metabolik, hepatotoksisitas, sitotoksisitas, kardiotoksisitas, toksisitas paru, toksisitas gonad, gangguan indera perasa kelainan



10



otot dan saraf, kelainan pada darah, kulit kering, produksi hormon tidak stabil, dan lain-lain (Remesh,2003). Secara umum, ditinjau dari aspek dasar kerja obat anti kanker di bagi dalam beberapa golongan (Tjay dan Rahardja, 2007): a) Zat-zat alkilasi b) Anti metabolit c) Anti mitotika d) Anti biotika e) Imunomodulansia f) Golongan lain-lain 2.6.1 Zat-zat alkilasi Berkhasiat kuat terhadap sel-sel yang membelah. Khasiat ini berdasarkan gugusan alkilnya, yang sangat reaktif dan menyebabkan cross-linking (saling mengikat) antara rantai-rantai DNA di dalam anti sel. Alkylating memengaruhi molekul DNA, yaitu mengubah struktur atau fungsinya sehingga tidak dapat berkembang biak. Contoh obat-obat dari golongan ini adalah klorambusil, melfelan, siklofosfamida, dan isosfamida. Klorambusil - Daya kerjanya lebih lambat dan efek sampingnya lebih ringan. - Seringkali dikombinasi dengan sitostatika lain. - Dosis: 5-20 mg sehari selama 2-3 minggu dengan diselang istirahat 4 minggu



11



Siklofosfamida -



Untuk pengobatan; myeloma, leukemia limfatis



-



Biasanya digunakan dalam bentuk kombinasi dengan vinkristin dan prednisolon (COP), atau



bersama adriamisin



dan fluorurasil (CAF)



pada kanker buah dada dan ovarium. -



Siklofosfamida juga bersifat imunosupresif kuat (dapat menekan sistem tangkis tubuh), antara lain pembentukan



antibodi, oleh karena itu obat



ini diguna kan pula pada transplantasi organ. -



Efek samping; menekan sumsum, rontok rambut, radang mukosa kandung kemih disertai pendarahan.



-



Pasien perlu banyak minum air agar metabolt toksik yang terbentuk selama konsumsi obat, dapat dieksresikan



-



Dosis; oral 50-200 mg sehari setiap 7-14 hari, i.V. 10-15 mg/kg/hari setiap 3-7 hari.



2.6.2 Anti Metabolit Anti metabolit ini mengganggu sintesa DNA dengan jalan antagonis saingan. Obat menduduki tempat metabolit (yang penting untuk fisiologi sel: asam folat, purin, dan pirimidin) tersebut dalam sistem enzim tanpa mengambil alih fungsinya, sehingga sintesa DNA gagal dan perbanyakan sel terganggu. Berdasarkan mekanisme kerjanya, dapat dibagi menjadi 3 kelompok: a. Antagonis asam folat: metotreksat b. Antagonis pirimidin: 5-fluorourasil, sitarabin, gemcitabin. c. Antagonis purin: 6-merkaptopurin, 6-tioguanin.



12



Metotreksat -



Metotreksat (MTX, Farmitrexat, Ledertrexat)



-



Derivat pteridin ini (1954), menghambat reduksi



dari



asam



folat



menjadi THFA (Tetrahydro folic acid) dengan jalan pengikatan pada enzim reduktase. THFA penting untuk sintesa DNA dan pembelahan sel. -



Efektif untuk leukemia limfe akut, kanker payudara, kanker paru,



-



Efek samping; penekanan sumsum tulang, kerusakan mukosa mulut dan saluran pencernaan



-



Dosis; tergantung dari jenis dan keadaan pasien, oral; 5-30 mg sehari selam 5 hari, setelah istirahat 2-3 minggu, kur dapat diulang lagi 3-5 kali



Floururasil -



Merintangi sintesa DNA melaui saingan dengan pirimidin



-



Banyak digunakan sebagai antagonis pirimidin untuk tumor yang sudah menyebar dari buah dada, usus besar, lambung, hati dan pankreas



-



Efektivitasnya diperbesar (20-30%) dengan terapi kombinasi, misalnya dengan siklofosfamida dan adriamisin (kur CAF) atau dengan adriamisin dan mitomisin (kur FAM)



-



Secara dermal digunakan sebagai krim 5% pada kanker kulit



-



Efek sampingnya; sama dengan MTX dan merkaptopurin



-



Dosis; 10-15 mg/kg i.v selama 4-6 hari.



13



2.6.3 Antimitotika Zat-zat ini mengindari pembelahan sel pada metafase (tingkat kedua dari mitosis), jadi merintangi pembelahan inti. Obat-obat yang digunakan adalah berasal dari metabolit primer tumbuhan vinca (vinblastin, vinkristin, dan vindesin). Vinkristin -



Diperoleh dari Vinca rosea (1960).



-



Mekanisme kerja; melibatkan depolimerisasi mikrotubulus shg mitosis terhenti.



-



Banyak digunakan pada bermacam2x limfoma (M. Hodgkin dan nonHodgkin) dengan efektivitas tinggi (80%), kanker tesis, kanker payudara.



-



Biasanya sebagai terapi kombinasi dg bleomisin dan cisplastin, atau dengan doksorubisin dan atau prednisolon.



-



Efek sampingnya; leukopenia, mual, muntah demam



-



Dosis; i.v. 0.1-0.2 mg/kg



Vinblastin -



Secara garis besar spektrum kerjanya sama dan vinblastin



14



-



Efek samping; sama dg vinblastin tetapi myelosupresinya lebih ringan sedangkan neurotoksiknya lebih besar.



-



Dosis; 0.05-0.15 mg/kg.



2.6.4 Antibiotika Antibiotika ialah senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme atau sel. Caranya ialah dengan mengikat kepada DNA, sehingga DNA itu tidak dapatberfungsi untuk membuat RNA. Tanpa produksi RNA, maka sintesa protein/enzim tidak dapat terjadi. Antibiotika yang dipakai sebagai obat kanker diantaranya ialah: doksorubisin, dactinomycin, daunorubicin, mythramycin dan bleomycin. Doksorubisin; (Adriamycin RD, adriblastina) -



Derivat antrasiklin ini bersama daunorubisin, diperoleh dari biakan Streptomyces peutycus (1971).



-



Lazimnya



digunakan



dalam



bentuk



kombinasi,



CAF=



cyclofosfamida+adriamicin+fluoruracil. -



Efektif untuk lekemia akut dan limfoma non-Hodkin, kanker payudara, ovarium, bronchus.



-



Efek samping; Kardiotoksik (gagal jantung), myelotoksis, alopesia, mual muntah, neutropenia.



-



Selama terapi dilakukan monitoring ECG dan darah.



-



Biasanya kemih dapat berwarna merah



-



Dosis; infus i.v. 50-75 mg/m2 sehari setiap 3 minggu



15



2.6.5 Imunomodulansia Zat – zat ini dinamakan juga dengan; Biological Response Modifiers (BRM). Dapat mempengaruhi secara positif reaksi biologis tubuh terhadap tumor. Fungsi imun dapat distimulir dengan baik (imunostimulator) maupun ditekan (imunosupresor). Imunostimulansia digunakan karena sistem imun pada umumnya sudah sangat diperlemah oleh kanker itu sendiri, ditambah lagi dengan penanganan sitostatika, radiasi atau pembedahan. Imunostimulator berkhasiat mereaktivasi sistem imun rendah itu dengan cara meningkatkan respon imun. Contoh imunomodulansia Interferon-alfa (IFN-alfa 2, Roferon-A(2a), intron-A(2b). Interferon -



Interferon alfa, -beta dan –gama adalah sitokin alamiah yg memicu respon imunitas seluler serta humoral, dan lazimnya dibentuk sbg reaksi terhadap infeksi viral. Bersifat antitumor berdasarkan pengikatan kompleks secara khusus pada reseptor di membran sel dan menginduksi serangkaian reaksi intra sel, sehingga dapat merintangi perbanyakan dari sel tumor. Efek samping; diakibatkan oleh sifat interferon sebagai protein asing; mirip gejala influenza pada minggu I, gangguan lambung-usus, mulut kering, tremor, alopesia



-



Dosis; i.m. atau s.c.3 MUI sehari selama 16-24 minggu.



16



2.6.6 Obat-obat lain Obat sitostatika lain yang digunakan pada kanker adalah enzim asparginase, cyplastin, topotecan, dan carboplatin. Cysplatin -



Cara kerja; penghambatan sintesis DNA dan RNA, mirip zat alkilasi, rantai DNA saling disambungkan dengan jembatan platina (cross-linking).



-



efektif untuk kanker testis dan ovarium yang sudah menyebar, biasanya dikombinasi dengan bleomisin dan vinblastin/etoposida.



-



pada kanker ovarium, kombinasi cisplatin+siklofosfamida+paclitaxel merupakan pilihan utama.



2.7 Efek Samping Anti Kanker a.



Myelosupresi



17



Penekanan sumsum tulang dengan efek gangguan darah (anemia, trombocytopenia, agranulocytosis, leukopenia). Pemeriksaan darah lengkap harus dilakukan sebelum kemoterapi dimulai dan pada waktu tertentu selama kemoterapi dilaksanakan. Penanganan: 



Transfusi darah (anemia)







transfusi plat darah (trombositopenia)



b. Mucositis Perusakan mukosa mulut (luka, stomatitis) dan lambung usus (mual, muntah, diare) Penanganan: dengan antiemetika seperti: metoklopropamid, domperidon. c.



Nefrotoksis Kerusakan ginjal karena pengendapan asam urat. Dalam pemusnahan sel



tumor, terlepas zat purin dan pirimidin yang dirombak menjadi asam urat. Penanganan: 



Alopurinol= mencegah terbentuknya urat







Natriumbikarbonat: membuat kemih alkalis







Minum banyak air



Sitostatika: metotreksat, ifosfamida d.



Gonadotoksis Gonadotoksis yaitu mengurangi mengurangi sel kelenjar kelamin dengan



efek hilangnya libido, kemandulan permanen pada pria. Sitostatika: zat-zat alkilasi. e.



Alopesia Sitostatika mempunyai efek pada kulit. Hal ini terjadi sebagai akibat atropi



pada akar rambut, sehingga rambut banyak yang rontok.



18



f.



Infeksi Infeksi merupakan ancaman yang selalu dihadapi pasien. selesma atau



influenza pada pasien neutropenia dapat berakhir pada syok septik dalam beberapa jam. Kulit dan selaput lendir yang utuh merupakan benteng utama dari tubuh, oleh karena itu, integritasnya harus dipertahankan.



19



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan 1. Kanker atau karsinoma adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal dan bersifat ganas (maligne). Satu kelompok sel dengan mendadak menjadi liar dan memperbanyak diri secara pesat dan terus menerus (proliferasi). 2. Sifat-sifat kanker adalah sebagai berikut: 



Heterogenitas







Tumbuh autonom







Mendesak dan merusak sel-sel normal disekitarnya







Dapat bergerak sendiri (amoeboid)







Tidak mengenal koordinasi dan batas-batas kewajaran







Tidak menjalankan fungsinya yang normal



3. Mekanisme terjadinya kanker adanya fase promosi, inisiasi dan progesi. 4. Faktor-faktor penyebab terjadinya kanker:  Senyawa Kimia (Zat Karsinogen)  Faktor Fisika  Virus  Hormon 5. Penanganan kanker dapat dilakukan dengan Operasi/ pembedahan, Bioterapi, Radiasi, Terapi Hormon, Kemoterapi 6. Penggolongan Anti kanker: -



Zat-zat alkilasi



-



Anti metabolit



-



Anti mitotika



-



Anti biotika



-



Imunomodulansia



-



Golongan lain-lain



7. Efek samping anti kanker



20







Myelosupresi







Mucositis







Nefrotoksis







Gonadotoksis







Alopesia







Infeksi



21



DAFTAR PUSTAKA



Anonim. 2010. IARC Launches The Definitive Cancer Statistics Resource GLOBOCAN 2008. World Health, 1–2. Dalimartha. 2003. Deteksi Dini Kanker dan Simplisia Anti Kanker. Jakarta: Penebar Swadaya. Greenlee, R.T., Harmon, M.B., Murray, T., dan Thun, M. 2001. Cancer statistics, 2001. CA: a cancer journal for clinicians, 51(1): 15–36. Gunawan, G.S. 2008. Farmakologi dan Terapi edisi V. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI. Iskandar. 2007. Kanker. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer Kowalak. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC. Kumar V, Cotran R.S. dan Robbins S.I. 2007. Buku Ajar Patologi edisi 7. Jakarta: EGC. Medelsohn. 2000. Prinsip Neoplasma. di dalam: Horrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam Volume 4. Jakarta: Kedokteran EGC. Neal, M.J. 2005. Medical Pharmacology as Glance.Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga Sukardja, I. D.G. 2000. Onkologi Klinik. Surabaya: Universitas Airlangga Press Tjay, T.H dan Rahardja, K. 2007. Obat-obat Penting. Edisi Enam.Jakarta: PT: Elex Media Komputindo.



22