Apa Itu Geomatika [PDF]

  • Author / Uploaded
  • ifan
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Apa itu Geomatika ?



 Geomatika adalah sebuah istilah ilmiah modern yang berarti pendekatan yang terpadu dalam mengukur, menganalisis, dan mengelola deskripsi dan lokasi data-data kebumian.  Data-data ini berasal dari berbagai sumber, antara lain satelit - satelit yang mengorbit bumi, sensor-sensor laut dan udara, dan peralatan ukur di daratan.



Geomatika dan Keilmuan Geomatika mempunyai aplikasi dalam semua disiplin yang berhubungan dengan data spasial,misalnya : 1. studi lingkungan, 2. perencanaan wilayah dan kota, 3. geologi & geofisika, 4. pengelolaan pertanahan. 5. dsb



Geomatika dan Keilmuan



GEOMATIKA terbagi kebeberapa bagian : Pertanahan Geologi Teknik Sipil Studi Lingkungan



GEOMATIKA Teknik Sipil mengarah pada



Ilmu Ukur Tanah.



Ilmu Ukur Tanah



Ilmu ukur tanah didefinisikan ilmu yang mengajarkan tentang teknik-teknik / cara-cara pengukuran di permukaan bumi dalam areal yang terbatas untuk keperluaan pemetaan dll.



Mengingat areal yang terbatas , maka unsur kelengkungan permukaan bumi dapat diabaikan, sehingga sistem proyeksinya menggunakan proyeksi orthogonal dimana sinar-sinar proyektor saling sejajar atau satu sama lain dan tegak lurus bidang proyeksi. Sedangkan pada peta dapat didefinisikan sebagai gambaran dari sebagian permukaaan bumi pada bidang datar dengan skala dan sistem proyeksi tertentu.



Untuk memudahkan penentuan suatu wilayah, maka bumi dibatasi menjadi garis bujur dan Garis lintang.



Arti penting peta (Ilmu Ukur Tanah) dalam teknik sipil



INFORMASI YANG TERDAPAT DALAM PETA:



1. MERUPAKAN MINIATUR BENTANG ALAM DARI DAERAH YANG TERPETAKAN 2. JARAK, ARAH, BEDA TINGGI DAN KEMIRINGAN DARI SATU TEMPAT KE TEMPAT LAINYA 3. ARAH ALIRAN AIR PERMUKAAN DAN DAERAH TANGKAPAN HUJAN 4. UNSUR-UNSUR ATAU OBYEK YANG TERGAMBAR DI LAPANGAN 5. PERKIRAAN LUAS SUATU WILAYAH



6. POSISI SUATU TEMPAT SECARA RELATIF 7. JARINGAN JALAN DAN TINGKAT ATAU KELASNYA 8. PENGGUNAAN LAHAN, DLL



Pekerjaan Rumah 1 1. Apa yang anda ketahui tentang Geomatika dan Ilmu Ukur Tanah / pemetaan ? 2. Apakah pentingnya pemetaan dalam ilmu teknik sipil ? Beri contoh 3. Sebutkan alat-alat yang diperlukan untuk pemetaan dalam bidang teknik sipil ? Jelaskan kegunaannya ?



GEOMATIKA (pertemuan 2) Dosen : Adi Setiabudi. B



Geodesi adalah salah satu cabang keilmuan tertua yang berhubungan dengan bumi.



Dalam bahasa yang berbeda, geodesi adalah cabang dari ilmu matematika terapan, yang dilakukan dengan cara melakukan pengukuran dan pengamatan untuk menentukan :



1. Posisi yang pasti dari titik-titik di muka bumi 2. Ukuran dan luas dari sebagian besar muka bumi 3. Bentuk dan ukuran bumi serta variasi gaya berat bumi



Ilmu Geodesi mempunyai 2 maksud, yaitu Maksud Ilmiah,menentukan bentuk permukaan bumi Maksud praktis, membuat bayangan yang dinamakan peta dari sebagian besar / sebagian kecil permukaan



Peta telah dikelola sebagai informasi geografis berkomputer. Itu sebabnya duniainternasional telah mengadopsi terminologi baru:



Geomatika atau Geoinformatik



Perlunya IUT (Ilmu Ukur Tanah)



 IUT bertujuan untuk memindahkan keadaan dari permukaan bumi yang tidak beraturan dan yang melengkung ke bidang peta yang datar.



Ukuran . Panjang Ukuran panjang = meter (internasional) satuan lain = km, hm, dam, m, dm, cm, mm . Luas Ukuran luas yang digunakan pada IUT adalah : 1 m2, 1 a (are) = 100 m2, 1 ha (hekatare) = 10.000 m2 dan 1 km2 = 106 m2



. Sudut Dasar untuk menyatakan besarnya sudut ialah lingkaran yang dibagi menjadi 4 bagian, yang



dinamakan kuadran



. Sudut 1. Cara Seksagesmial 1 lingkaran = 360 Sehingga : 1 kuadran = 90 1  (derajat) = 60’ (menit) 1 menit = 60” (sekon bukan detik)



2. Cara Sentisimal Membagi lingkaran dalam 400g (bagian) Sehingga : 1 kuadran = 100 bagian (grade) 1 grade = 100 centrigrade 1 centrigrade = 100 centigrade



3 Menggunakan Radial 1 radial = sudut pusat di dalam lingkaran yang mempunyai busur sama dengan jari-jari lingkaran. sehingga 1 lingkaran = 2



(pi)r / r = 2



Penentuan tempat titik-titik  Titik terletak pada 1 garis lurus



(pi)radial



 Titik-titik tidak terletak pada 1 garis lurus



 Satu titik dengan garis tertentu



β = sudut APB = α2 – α1 ± φ AB2 =d12 + d22 – 2d1 d2 cosβ Rumus ini tidak logaritmis, sehingga kurang tepat untuk mencari jarak antara dua titik.



Penentuan Jarak antara 2 titik.



PERTEMUAN III



Phitagoras:



MATERI: 1.



SATUAN



2.



SUDUT



3.



SUDUT AZIMUTH(α)



4.



JARAK (S)



STANDAR PENGUASAAN MATERI: 1.



SUDUT



2.



JARAK



3.



THEODOLITE



SATUAN Contoh: 45,38°, tapi yang dipakai adalah 60°32,40”, maksudnya adalah 60 derajat,32 menit, dan 40 detik. Dan hasilnya adalah 60,544°. Dengan perhitungan:



SUDUT Sifat sudut istimewa: 1. Sudut yang ssaling berseberangan nilainya sama. Contoh:



Jawab: Sudutnya adalah 30 derajat



Berikut contoh soal dan jawaban:



SUDUT AZIMUTH(α) Dasar untuk menyatakan sudut adalah lingkaran yang dibagi menjadi empatbagian yang biasa disebut kuadran. Satu lingkaran = 360 derajat, satu kuadran = 90 derajat, satu lingkaran = 4 kuadran. Sebagai berikut:



Contoh latihan dan jawabanny sebagai berikut:



Sudut azimut sendiri merupakan sudut yang perhitungannya searah jarum jam, dengan tumpuan dari arah utara. Dan perbedaan antara sudut dan sudut azimut adalah pada arah perhitungannya. Sudut azimut hanya dihitung dari arah utara saja.



JARAK (S) Dalam penulisan dan perhitungan jarak tidak digunakan tanda minus. Misalnya : 1. - 40 meter, tanda minus ( - ) hanya menunjukkan arah dari jarak tersebut.



Contoh:



perhitungan jarak: Koordinat yang digunakan adalah X, Y, dan Z. Berbentuk tiga dimensi. Jadi



jaraknya adalah :



Apa Itu Teknik Geomatika?



Sesuai dengan Jurusan saya saat ini di SMKN 3 MANDAU , saya ingin sedikit berbagi ilmu ke teman -teman tentang TEKNIK GEOMATIKA . Teknik Geomatika adalah bidang ilmu modern yang mengintegrasikan pengumpulan, pemodelan, analisis dan manajemen data spasial (berbasis lokasi). Data spatial didapat melalui pengukuran terestris, laut, wahana angkasa dan sensor-sensor satelit dengan beracuan pada kerangka dasar Geodesi. Termasuk juga proses transformasi data spasial dari berbagai sumber pengukuran ke dalam suatu sistem informasi dengan karakteristik ketelitian yang terdefinisi dengan baik. 1 Definisi diatas bersumber kepada University of Calgary yg menjelaskan sbb : “Geomatics Engineering is a modern discipline, which integrates acquisition, modeling, analysis, and management of spatially referenced data, i.e. data identified according to their locations. Based on the scientific framework of geodesy, it uses terrestrial, marine, airborne, and satellite-based sensors to acquire spatial and other data. It includes the process of transforming spatially referenced data from different sources into common information systems with well-defined accuracy characteristics”. 1 Istilah ini tampaknya diciptakan oleh B. Dubuisson pada tahun 1969 dari kombin asi istilah geodesi dan geoinformatik. Ini termasuk alat-alat dan teknik yang digunakan dalam survei tanah, penginderaan jauh, kartografi, Sistem Informasi Geografis (GIS), Global Navigation Satellite Systems (GPS, GLONASS, GALILEO) fotogrametri, dan bentuk bentuk terkait pemetaan bumi. Awalnya digunakan di Kanada, karena mirip dalam bahasa Perancis dan bahasa Inggris, istilah geomatika telah diadopsi oleh Organisasi Internasional untuk Standardisasi, Royal Institution of Chartered Surveyor, dan banyak otoritas internasional lainnya, meskipun beberapa(terutama di Amerika Serikat) telah menunjukkan preferensi untuk teknologi geospasial (Wikipedia). 1



Kemajuan pesat, dan visibilitas meningkat, dari geomatika sejak 1990-an telah dimungkinkan oleh kemajuan teknologi komputer, ilmu komputer, dan rekayasa perangkat lunak, serta pengamatan udara dan ruang teknologi penginderaan jauh. 1 Geomatika adalah sebuah istilah ilmiah modern yang berarti pendekatan yang terpadu dalam mengukur, menganalisis, dan mengelola deskripsi dan lokasi data-data kebumian, yang sering disebut sebagai data spasial. Data-data ini berasal dari berbagai sumber, antara lain satelit-satelit yang mengorbit bumi, sensor-sensor laut dan udara, dan peralatan ukur di daratan. Data tersebut diolah dengan teknologi informasi mutakhir menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak komputer. Geomatika mempunyai aplikasi dalam semua disiplin yang berhubungan dengan data spasial, misalnya studi lingkungan, perencanaan wilayah dan kota, kerekayasaan, navigasi, geologi & geofisika, dan pengelolaan pertanahan. Oleh karena itu geomatika sangat fundamental terhadap semua disiplin ilmu kebumian yang menggunakan data spasial, seperti ilmu ukur tanah, penginderaan jauh (foto udara atau dengan gelombang elektromagnetik), kartografi, sistem informasi geografik (SIG), dan global positioning system (GPS).



Bidang geomatika antara lain mencakup bidang : · laser scanning udara dan darat · digital terrain model · geodesi · sistem informasi geografis · data geospasial · Global Positioning System · hidrografi · matematika geodesi · navigasi · jaringan kontrol · fotogrametri · posisi/lokasi · penginderaan jauh · ilmu pengukuran tanah



· nirkabel lokasi Salah satu bidang GEOMATIKA adalah SURVEY PEMETAAN (Ilmu ukur tanah)



Survey didefenisikan sebuah ilmu, seni dan teknologi untuk menentuan posisi relatif, titik di atas, atau di bawah permukaan bumi. Dalam arti yang lebih umum, survey (geomatik) dapat didefenisikan; sebuah disiplin ilmu yang meliputi semua metode untuk mengukur dan mengumpulkan informasi tentang fisik bumi dan lingkungan, pengolahan informasi, dan menyebarluaskan berbagai produk yang dihasilkan untuk berbagai kebutuhan.



Survey memiliki peran yang sangat penting sejak awal peradapan manusia. Diawali dengan melakukan pengukuran dan menandai batas-batas pada tanahtanah pribadi. Dengan berlalunya waktu, kepentingan akan bidang survei terus meningkat dengan meningkatnya permintaan untuk berbagai peta dan jenis spasial terkait informasi lainnya dan memperluas kebutuhan untuk menetapkan garis yang akurat dan untuk membantu proyek konstruksi.



Pada saat ini peran pengukuran dan pemantauan lingkungan kita menjadi semakin penting, hal itu disebabkan semakin bertambahnya populasi manusia, semakin tingginya harga sebidang tanah, sumber daya alam kita semakin berkurang, dan aktivitas manusia yang menyebabkan menurunnya kualitas tanah, air, dan udara kita. Di zaman modern seperti saat ini, dengan bantuan komputer dan teknologi satelit surveyor dapat mengukur, memantau bumi dan sumber daya alam secara global. Begitu banyak informasi yang telah tersedia untuk seperti; membuat keputusan perencanaan, dan perumusan kebijakan dalam berbagai penggunaan lahan pengembangan sumber daya, dan aplikasi pelestarian lingkungan. Dengan meningkatnya kebutuhan akan jasa survey dan pemetaan, Ikatan Surveyor Internasional (IFS) telah mengadopsi definisi berikut; “Surveyor adalah orang yang professional dengan kualifikasi pendidikan dan keahlian teknis untuk melakukan aktivitas satu, atau lebih, kegiatan-kegiatan sebagai berikut: untuk menentukan, mengukur dan mengetahui permukaan tanah, benda tiga dimensi. Titik di lapangan, dan lintasan untuk mengumpulkan dan menafsirkan kondisi permukan tanah dan informasi geografis dan informasi ekonomi. Menggunkan informasi untuk perencanaan dan efisiensi administrasi dan manajemen tanah, laut dan seluruh struktur. untuk melaksanakan pembangunan perkotaan dan pedesaan dan pengelolaan lahan untuk melakukan penelitian dan pengembangan.



Pekerjaan Survey dan Pemetaan



Dalam pembuatan peta yang dikenal dengan istilah pemetaan dapat dicapai dengan melakukan pengukuran-pengukuran di atas permukaan bumi yang mempunyai bentuk tidak beraturan. Pengukuran-pengukuran dibagi dalam pengukuran yang mendatar untuk mendapat hubungan titik-titik yang diukur di atas permukaan bumi (Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal) dan pengukuran-pengukuran tegak guna mendapat hubungan tegak antara titik-titik yang diukur (Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal) serta pengukuran titik-titik detail. Kerangka dasar pemetaan untuk pekerjaan rekayasa sipil pada kawasan yang tidak luas, sehingga bumi masih bisa dianggap sebagai bidang datar, umumnya merupakan bagian pekerjaan pengukuran dan pemetaan dari satu kesatuan



paket pekerjaan perencanaan dan atau perancangan bangunan teknik sipil. Titiktitik kerangka dasar pemetaan yang akan ditentukan tebih dahulu koordinat dan ketinggiannya itu dibuat tersebar merata dengan kerapatan tertentu, permanen, mudah dikenali dan didokumentasikan secara baik sehingga memudahkan penggunaan selanjutnya. Dalam perencanaan bangunan Sipil misalnya perencanaan jalan raya, jalan kereta api, bendung dan sebagainya. Peta merupakan hal yang sangat penting untuk perencanaan bangunan tersebut. Untuk memindahkan titik – titik yang ada pada peta perencanaan suatu bangunan sipil ke lapangan (permukaan bumi) dalam pelaksanaanya pekerjaan sipil ini dibuat dengan pematokan/ staking out, atau dengan perkataan lain bahwa pematokan merupakan kebalikan dari pemetaan.



Pengukuran kerangka dasar vertikal



Kerangka dasar vertikal merupakan teknik dan cara pengukuran kumpulan titiktitik yang telah diketahui atau ditentukan posisi vertikalnya berupa ketinggiannya terhadap bidang rujukan ketinggian tertentu. Bidang ketinggian rujukan ini biasanya berupa ketinggian muka air taut rata-rata (mean sea level – MSL) atau ditentukan lokal.



• Metode sipat datar prinsipnya adalah Mengukur tinggi bidik alat sipat datar optis di lapangan menggunakan rambu ukur. • Pengukuran Trigonometris prinsipnya adalah Mengukur jarak langsung (Jarak Miring), tinggi alat, tinggi, benang tengah rambu, dan sudut Vertikal (Zenith atau Inklinasi). • Pengukuran Barometris pada prinsip-nya adalah mengukur beda tekanan atmosfer.



Metode sipat datar merupakan metode yang paling teliti dibandingkan dengan metode trigonometris dan barometris. Hal ini dapat dijelaskan dengan menggunakan teori perambatan kesalahan yang dapat diturunkan melalui persamaan matematis diferensial parsial.



Metode pengukuran sipat datar optis



Metode sipat datar prinsipnya adalah Mengukur tinggi bidik alat sipat datar optis di lapangan menggunakan rambu ukur. Hingga saat ini, pengukuran beda tinggi dengan menggunakan metode sipat datar optis masih merupakan cara pengukuran beda tinggi yang paling teliti. Sehingga ketelitian kerangka dasar vertikal (KDV) dinyatakan sebagai batas harga terbesar perbedaan tinggi hasil pengukuran sipat datar pergi dan pulang.



Berikut ini adalah syarat-syarat untuk alat penyipat datar optis :



• Garis arah nivo harus tegak lurus pada sumbu kesatu alat ukur penyipat datar. Bila sekarang teropong di putar dengan sumbu kesatu sebagai sumbu putar dan garis bidik di arahkan ke mistar kanan, maka sudut a antara garis arah nivo dan sumbu kesatu pindah kearah kanan, dan ternyata garis arah nivo dan dengan sendirinya garis bidik tidak mendatar, sehingga garis bidik yang tidak mendatar tidaklah dapat digunakan untuk pembacaan b dengan garis bidik yang mendatar, haruslah teropong dipindahkan keatas, sehingga gelembung di tengah-tengah. • Benang mendatar diagfragma harus tegak lurus pada sumbu kesatu. Pada pengukuran titik tinggi dengan cara menyipat datar, yang dicari selalu titik potong garis bidik yang mendatar dengan mistar-mistar yang dipasang diatas titik-titik, sedang diketahui bahwa garis bidik adalah garis lurus yang menghubungkan dua titik potong benang atau garis diagframa dengan titik tengah lensa objektif teropong. • Garis bidik teropong harus sejajar dengan garis arah nivo. Garis bidik adalah Garis lurus yang menghubungkan titik tengah lensa objektif dengan titik potong dua garis diafragma, dimana pada garis bidik pada teropong harus sejajar dengan garis arah nivo sehingga hasil dari pengukuran adalah hasil yang teliti dan tingkat kesaIahannya sangat keciI. Alat-alat yang biasa digunakan dalam pengukuran kerangka dasar vertikal metode sipat datar optis adalah: • Alat Sipat Datar • Pita Ukur • Rambu Ukur • Statif • Unting – Unting • Dll Metode pengukuran barometris



Pengukuran Barometris pada prinsip-nya adalah mengukur beda tekanan atmosfer. Pengukuran tinggi dengan menggunakan metode barometris dilakukan dengan menggunakan sebuah barometer sebagai alat utama.



Seperti telah di ketahui, Barometer adalah alat pengukur tekanan udara. Di suatu tempat tertentu tekanan udara sama dengan tekanan udara dengan tebal tertentu pula. Idealnya pencatatan di setiap titik dilakukan dalam kondisi atmosfer yang sama tetapi pengukuran tunggal hampir tidak mungkin dilakukan karena pencatatan tekanan dan temperatur udara mengandung kesalahan akibat perubahan kondisi atmosfir. penentuan beda tinggi dengan cara mengamati tekanan udara di suatu tempat lain yang dijadikan referensidalam hal ini misalnya elevasi ± 0,00 meter permukaan air laut rata-rata.



Metode pengukuran trigonometris



d AB = dm . cos i ∆ HAB =dm. sin i + TA – TB



Pengukuran kerangka dasar vertikal metode trigonometris pada prinsipnya adalah perolehan beda tinggi melalui jarak langsung teropong terhadap beda tinggi dengan memperhitungkan tinggi alat, sudut vertikal (zenith atau inklinasi) serta tinggi garis bidik yang diwakili oleh benangtengah rambu ukur. Alat theodolite, target dan rambu ukur semua berada diatas titik ikat. Prinsip awal penggunaan alat theodolite sama dengan alat sipat datar yaitu kita harus mengetengahkan gelembung nivo terlebih dahulu baru kemudian membaca unsur-unsur pengukuran yang lain. Jarak langsung dapat diperoleh melalui bacaan optis benang atas dan benang bawah atau menggunakan alat pengukuran jarak elektronis yang sering dikenal dengan nama EDM (Elektronic Distance Measurement). Untuk menentukan beda tinggi dengan cara trigonometris di perlukan alat pengukur sudut (Theodolit) untuk dapat mengukur sudut sudut tegak. Sudut tegak dibagi dalam dua macam, ialah sudut miring m clan sudut zenith z, sudut miring m diukur mulai dari keadaan mendatar, sedang sudut zenith z diukur mulai dari keadaan tegak lurus yang selalu ke arah zenith alam.



Pengukuran kerangka dasar horizontal Untuk mendapatkan hubungan mendatar titik-titik yang diukur di atas permukaan bumi maka perlu dilakukan pengukuran mendatar yang disebut dengan istilah pengukuran kerangka dasar Horizontal. Jadi untuk hubungan



mendatar diperlukan data sudut mendatar yang diukur pada skafa fingkaran yang letaknya mendatar. Bagian-bagian dari pengukuran kerangka dasar horizontal adalah : • Metode Poligon • Metode Triangulasi • Metode Trilaterasi • Metode kuadrilateral • Metode Pengikatan ke muka • Metode pengikatan ke belakang cara Collins dan cassini



Metode pengukuran poligon



Poligon digunakan apabila titik-titik yang akan di cari koordinatnya terletak memanjang sehingga tnernbentuk segi banyak (poligon). Pengukuran dan Pemetaan Poligon merupakan salah satu pengukuran dan pemetaan kerangka dasar horizontal yang bertujuan untuk memperoleh koordinat planimetris (X,Y) titik-titik pengukuran. Pengukuran poligon sendiri mengandung arti salah satu metode penentuan titik diantara beberapa metode penentuan titik yang lain. Untuk daerah yang relatif tidak terlalu luas, pengukuran cara poligon merupakan pilihan yang sering di gunakan, karena cara tersebut dapat dengan mudah menyesuaikan diti dengan keadaan daerah/lapangan. Penentuan koordinat titik dengan cara poligon ini membutuhkan, 1. Koordinat awal Bila diinginkan sistem koordinat terhadap suatu sistim tertentu, haruslah dipilih koordinat titik yang sudah diketahui misalnya: titik triangulasi atau titik-titik tertentu yang mempunyai hubungan dengan lokasi yang akan dipatokkan. Bila dipakai system koordinat lokal pilih salah satu titik, BM kemudian beri harga koordinat tertentu dan tititk tersebut dipakai sebagai acuan untuk titik-titik lainya. 2. Koordinat akhir Koordinat titik ini di butuhkan untuk memenuhi syarat Geometri hitungan koordinat dan tentunya harus di pilih titik yang mempunyai sistem koordinat yang sama dengan koordinat awal.



3. Azimuth awal



Azimuth awal ini mutlak harus diketahui sehubungan dengan arah orientasi dari system koordinat yang dihasilkan dan pengadaan datanya dapat di tempuh dengan dua cara yaitu sebagai berikut : • Hasil hitungan dari koordinat titik -titik yang telah diketahui dan akan dipakai sebagai tititk acuan system koordinatnya. • Hasil pengamatan astronomis (matahari). Pada salah satu titik poligon sehingga didapatkan azimuth ke matahari dari titik yang bersangkutan. Dan selanjutnya dihasilkan azimuth kesalah satu poligon tersebut dengan ditambahkan ukuran sudut mendatar (azimuth matahari).



4. Data ukuran sudut dan jarak



Sudut mendatar pada setiap stasiun dan jarak antara dua titik kontrol perlu diukur di lapangan.



Data ukuran tersebut, harus bebas dari sistematis yang terdapat (ada alat ukur) sedangkan salah sistematis dari orang atau pengamat dan alam di usahakan sekecil mungkin bahkan kalau bisa di tiadakan. Berdasarkan bentuknya poligon dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu : • Poligon berdasarkan visualnya :



1. poligon tertutup



• Poligon berdasarkan geometriknya : a. poligon terikat sempurna b. poligon terikat sebagian c. poligon tidak terikat



Untuk mendapatkan nilai sudut-sudut dalam atau sudut-sudut luar serta jarak jarak mendatar antara titik-titik poligon diperoleh atau diukur di lapangan menggunakan alat pengukur jarak yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi. Poligon digunakan apabila titik-titik yang akan dicari koordinatnya terletak memanjang sehingga membentuk segi banyak (poligon). Metode poligon



merupakan bentuk yang paling baik di lakukan pada bangunan karena memperhitungkaan bentuk kelengkungan bumi yang pada prinsipnya cukup di tinjau dari bentuk fisik di lapangan dan geometrik-nya. Cara pengukuran polygon merupakan cara yang umum dilakukan untuk pengadaan kerangka dasar pemetaan pada daerah yang tidak terlalu luas sekitar (20 km x 20 km). Berbagai bentuk poligon mudah dibentuk untuk menyesuaikan dengan berbagai bentuk medan pemetaan dan keberadaan titik – itik rujukan maupun pemeriksa. Tingkat ketelitian sistem koordinat yang diinginkan dan kedaan medan lapangan pengukuran merupakan faktor-faktor yang menentukan dalam menyusun ketentuan poligon kerangka dasar.Tingkat ketelitian umum dikaitkan dengan jenis dan atau tahapan pekerjaan yang sedang dilakukan. Sistem koordinat dikaitkan dengan keperluan pengukuran pengikatan. Medan lapangan pengukuran menentukan bentuk konstruksi pilar atau patok sebagai penanda titik di lapangan dan juga berkaitan dengan jarak selang penempatan titik.



Kesalahan-kesalahan pada survei dan pemetaan



Pengukuran merupakan proses yang mencakup tiga hal atau bagian yaitu benda ukur, alat ukur dan pengukur atau pengamat. karena ketidak sempurnaan masing-masing bagian ini ditambah dengan pengaruh lingkungan maka bisa dikatakan bahwa tidak ada satu pun pengukuran yang memberikan ketelitian yang absolut. Ketelitian bersifat relatif yaitu kesamaan atau perbedaan antara harga hasil pengukuran dengan harga yang dianggap benar, karena yang absolut benar tidak diketahui. Setiap pengukuran, dengan kecermatan yang memadai, mempunyai ketidaktelitian yaitu adanya kesalahan yang berbeda-beda, tergantung pada kondisi alat ukur, benda ukur, metoda pengukuran dan kecakapan si pengukur. Kesalahan dalam pengukuran–pengukuran yang dinyatakan dalam persyaratan bahwa: 1. Pengukuran tidak selalu tepat, 2. Setiap pengukuran mengandung galat, 3. Harga sebenarnya dari suatu pengukuran tidak pernah diketahui, 4. Kesalahan yang tepat selalu tidak diketahui



Adapun sumber–sumber kesalahan yang menjadi penyebab kesalahan pengukuran adalah sebagai berikut:



1. Alam; perubahan angin, suhu, kelembaban udara, pembiasan cahaya, gaya berat dan deklinasi magnetik. 2. Alat; ketidak sempurnaan konstruksi atau penyetelan instrumen. 3. Pengukur; keterbatasan kemampuan pengukur dalam merasa, melihat dan meraba.



Kondisi alam walaupun pada dasarnya merupakan suatu fungsi yang berlanjut, akan tetapi mempunyai karakteristik yang dinamis. Hal inilah yang menyebabkan banyak aplikasi pada bidang pengukuran dan pemetaan. Pengukuran dan pemetaan banyak tergantung dari alam. Pelaksanaan pekerjaan dan pengukuran jarak, sudut, dan koordinat titik pada foto udara juga diperlukan suatu instrumen pengukuran yang prosedurnya untuk mengupayakan kesalahan yang kecil. Dan jika diantara kesalahan itu terjadi maka pengukuran dan pengumpulan data harus di ulang. Kesalahan terjadi karena salah mengerti permarsalahan, kelalaian, atau pertimbangan yang buruk. Kesalahan dapat diketemukan dengan mengecek secara sistemetis seluruh pekerjaan dan dihilangkan dengan jalan mengulang sebagian atau bahkan seluruh pekerjaan.



Dalam melaksanakan ukuran datar akan selalu terdapat “Kesalahan”. Kesalahan– kesalahan ini disebabkan baik karena kekhilapan maupun karena kita manusia memang tidak sempurna dalam menciptakan alat–alat.