Aplikasi Terhadap Paradigma Keperawatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Penulisan makalah ini sebagai jawaban argumentatif dari sebuah kasus di unit gawat darurat rumah sakit jiwa dengan permasalahan pasien yang mencederai diri sendiri dengan menyilet nadinya, dimana pasien tidak mau ditinggalkan oleh keluarganya pada saat dilakukan pelayanan kesehatan di unit gawat darurat demikian juga keluarga meminta kepada perawat agar bisa menemani pasien karena kawatir pasien tidak bisa tenang, sedangkan dokter unit gawat darurat meminta perawat untuk membawa keluarga ke luar ruangan. Pada kondisi ini perawat dihadapkan pada dua pilihan mengikuti dokter atau keinginan pasien dan keluarga. Pengalaman di ruang unit gawat darurat merupakan pengalaman baru bagi klien, ini menuntut penyesuaian bagi klien secara psikologis. Di ruang unit gawat darurat orang yang dekat bagi klien adalah keluarganya, keluarga bisa memberikan ketenangan bagi klien dan mengurangi rasa keterasingan dalam proses adaptasi di ruang unit gawat darurat rumah sakit jiwa. Sesuai dengan konsep teori adaptasi Calista Roy bahwa sebagai suatu sistem manusia juga dapat digambarkan dengan istilah input, proses kontrol dan umpan balik serta output. Input pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu sendiri. Dalam proses adaptasi bagi klien kedekatan dengan keluarga akan menambah ketenangan, kekuatan, dan kenyamanan yang pada akhirnya akan mengurangi kegelisahan dan membantu proses percepatan penyembuhan klien dalam masa perawatan. Menyikapi fenomena yang terjadi pada pasien dan keluarganya yang meminta menunggui di dalam ruangan ini kami bersikap bahwa keluarga pasien boleh menunggu di dalam ruangan sesuai dengan teori keperawatan humanistik (Humanistic Nursing Theory) oleh Paterson and Zderat dalam Elisasiregar (2012) bahwa manusia dipandang dari kerangka kerja eksistensial melalui pilihan-pilihan. Manusia sebagai individu yang penting berhubungan dengan orang lain di dalam waktu dan jarak. Manusia dikarakterkan sebagai orang yang mampu, terbuka terhadap pilihan, mempuyai nilai, dan manifestasi unik terhadap mereka yang dulu sekarang dan masa depan. Disini pasien boleh memilih apa yang akan dilakukan untuk dirinya, demi perbaikan masa depannya, walaupun keadaan semacam ini kurang sesuai dengan penerapan standar operating prosedur di rumah sakit jika pada saat melakukan tindakan.



1.2 Perumusan Masalah



Bagaimana sikap perawat dalam menghadapi klien yang meminta ditunggu keluarganya di unit gawat darurat sesuai dengan paradigma keperawatan?



1.3 Tujuan 1. Memahami paradigma keperawatan 2. Penerapan paradigma keperawatan dalam menangani kasus



1.4 Manfaat Memberikan pegangan kepada perawat dalam menghadapi kasus dengan mengacu pada paradigma keperawatan.



BAB II TINJAUAN TEORI



2.1



Pengertian Paradigma dan Paradigma Keperawatan



Paradigma adalah suatu cara dalam mempersepsikan atau memandang sesuatu. Paradigma menjelaskan sesuatu dalam memahami suatu tingkah laku. Paradigma memberikan dasar dalam melihat, memandang, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan yang profesional, yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, dengan bentuk pelayanan mencakup biopsikososio-spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit dalam siklus kehidupan manusia. Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan .



Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan sampai saat ini paradigma keperwatan masih berdasarkan empat komponen di antaranya manusia, keperawatan, kesehatan dalam rentang sehat-sakit dan lingkungan



1.Konsep Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan professional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia (biologis , psikologis , social dan spiritual)yang di tujukan kepada individu keluarga dan masyarakat dalam rentang sakit- sakit Tugas perawat: 1.Memberikan pelayanan kesehatan, bentuk pelayanan keperawatan yang di berikan pada klien dalam bentuk pemerian asuhan keperwatan 2.Memberikan bantuan yang paripurna dan efektif kepada klien 3.Membantu klien (dari level individu hingga masyarakat)



4.Melaksanakan intervensi keperawatan : o



Promotif



o



Preventif



o



Kuratif



o



Rehabilitatif



2. Konsep Manusia Manusia bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma keperawatan ini bersifat individu , kelompok dan masyarakat dalam suatu sistem. 



Manusia sebagai makhluk unik, Mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda







Manusia sebagai sistem adaptif/terbuka, memerlukan berbagai masukan dari subsistem dan suprasistem .







Manusia sebagai makluh holistik o



Manusia sebagai makhluk bio



o



Manusia sebagai makhluk psiko



o



Manusia sebagai makhluk sosial



o



Makhluk sebagai makhluk spiritual



Konsep manusia lain dalam paradigm kepererawatn adalah manusia sebagai system. Sistem tersebut dapat meliputi system terbuak system adiptif dan system personal, interpersoanal dan sosio yang secara umum dapat di katakana sebagai mahkluk holistic ( utuh)  Sistem Terbuka Manusia dapat mempengaruhi dan di pengaruhi oleh lingkungan , baik lingkungan fisik , psikologis, sosial maupun spiritual sehingga proses perubahan manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan  Sistem adaptif , Manusia akan merespo terhadap perubahs yang ada di lingkungannya yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan maladaptif. Apabial kemampuan merespon ligkungan tersebut baik, makan perilaku manusia akan menunjukan perilaku adaptif, akan tetapi jika kemampuan



dalam merespon lingkungan kurang, maka perilaku manusia itu menunjukkan perilaku maladaptif .  Sistem personal interpersonal dan social, Manusia memiliki persepsi , pola kepribadian dan tuumbuh kembang tidak sama, juga memiliki kemampuan interaksi, peran dan komunikasi yang berbeda, serta memiliki kemampuan dalam kehiduapan bermasyarakat khususnya dalam pengambilan keputusan dan otoritas dalam masalah atau tugas kesehatan.



Kebutuhan Manusia 



Kebutuhan aktualisasi diri







Kebutuhan harga diri







Kebutuhan cinta dan dicintai







Kebutuhan keselamatan dan keamanan







Kebutuhan fisiologis



3. Konsep Sehat-Sakit



Rentang Sehat Rentang ini di awali dari status kesehatan sehat normal, sehat sekali dan sejahtera 



Sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna baik fisik, mental, dan sosial, tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan (WHO,1947)







Karakreristik sehat sebenarnya adalah : pertama, memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia , kedua,memiliki pandaanga terhaddaap sehat dlam konteks lingkungan , baik secara interal maupun eksternal ketiga memiliki hidup yang kreatif dan produktif







Sehat adalah kemampuan optimal individu untuk menjalankan peran dan tugasnya secara efektif (parson)







Sehat adalah keadaan sejahtera tubuh, jiwa, sosial, yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Undang – Undang Kesehatan RI No.23 Tahun 1992)



Perilaku sehat dipengaruhi oleh faktor 



Pendidikan







Adat istiadat







Kepercayaan







Kebiasaan







Sosial ekonomi



Faktor pengaruh status kesehatan: 



Perkembangan







Sosial dan kultural







Pengalaman masa lalu







Harapan seseorang tentang dirinya







Keturunan







Lingkungan







Pelayanan



Rentang Sakit Rentang ini di mulai dari keadaan setengah sakit, sakit , sakit kronis,dan kematian. 



Sakit adalah ketidak seimbangan fungsi normal tubuh manusia, termasuk jumlah sistem biologis dan kondisi kondisi penyesuaian ( parsons 1972).







Sakit adalah adanya gejala, persepsi tentang keadan sakit yang dirasakan, dan kemampuan beraktivitas sehari-hari yang menurun (Bauman).







Sakit adalah suatu keadaan tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan pada aktivitas jasmani maupun sosial (perkins). Sakit dapat diartikan sebagai hasil dari interaksi antara seseorang dengan lingkungan, dimana terjadinya kegagalan dalam beradaptasi dengan lingkungan sehingga menimbulkan ketidakseimbangan antara faktor host, agent dan lingkungan



Tahapan proses sakit 1. Tahap gejala 2. Tahap asumsi terhadap sakit 3. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan 4. Tahap ketergantungan 5. Tahap penyembuhan



2.5 Penerapan Paradigma Keperawatan Dalam Praktek Keperawatan Sebagai suatu profesi yang berbeda dengan profesi lain, keperawatan haruslah memiliki suatu cara pandang yang berbeda dalam menyikapi setiap permasalahan yang ada dalam profesinya. Dalam memberikan asuhan keperawatan yang merupakan bentuk pelayanan profesional keperawatan, hendaknya perawat harus memperhatikan seluruh aspek yang termasuk dalam paradigma keperawatan, yaitu manusia sebagai makhluk holistik dan unik dengan segala macam kebutuhannya, lingkungan internal mapun eksternal yang didalamnya terdapat stressor-



stressor yang akan mempengaruhi kondisi sehat dan sakitnya manusia. Sehingga keperawatan harus berperan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan membantu manusia berada dalam rentang kesehatan yang optimal. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistik, perawat juga hendak nya mengaplikasikan paradigma keperawatan yang tepat yang telah dikemukakan oleh para ahli disesuaikan dengan kondisi pasien, sehingga tujuan asuhan keperawatan akan tercapai. Sebagai contoh dalam memberikan asuhan keperawatan di ruang rawat inap, perawat menggunakan paradigma yang dikemukakan oleh Orem dimana perawat membagi pasien berdasarkan tingkat kemandirian pasien, sehingga asuhan keperawatan dapat berjalan dengan maksimal dan efisien.



BAB III



PEMBAHASAN



3.1 Kasus Seorang pasien datang ke unit gawat darurat dibawa oleh keluarga dengan alasan telah mencederai diri sendiri dengan cara menyilet nadinya. Perawat kemudian meminta agar keluarga menunggu di luar namun pasien berteriak-teriak agar keluarganya tidak meninggalkannya sendiri di ruangan tersebut. Keluarga meminta kepada perawat agar bisa menemani pasien karena kawatir pasien tidak bisa tenang. Dokter meminta saudara untuk membawa keluarga keluar dari ruangan. Jika saudara menjadi perawatnya pada saat itu apa yang akan saudara lakukan?



3.2 Penerapan paradigama dalam penyelesaian kasus Sebagai perawat dalam menyikapi kasus diatas, akan memilih untuk memperbolehkan keluarga menunggui di dekat pasien agar pasien merasa nyaman dan aman dengan catatan keluarga bisa kooperatif dengan semua penatalaksanaan yang akan dilakukan pada pasien. Keluarga pasien diperbolehkan untuk menunggu di dekat pasien didasarkan pada paradigma keperawatan yang meliputi: 1.



Manusia Pasien dan keluarga adalah manusia. Menurut Teori keperawatan humanistik oleh Paterson and Zderad, manusia sebagai individu dikarakterkan sebagai orang yang mampu, terbuka terhadap pilihan, mempuyai nilai, dan manifestasi unik terhadap mereka yang dulu sekarang dan masa depan. Sehingga kita sebagai perawat harus menghargai keinginan pasien dan keluarga selama hal tersebut tidak membahayakan pasien. Pasien dan keluarga membutuhkan pilihan. Individu dan kelompok membutuhkan kesempatan untuk membuat pilihan mereka sendiri. Sesuai dengan konsep teori adaptasi Calista Roy bahwa sebagai suatu sistem manusia juga dapat digambarkan dengan istilah input, proses kontrol dan umpan balik serta output. Input pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu sendiri. Dalam proses adaptasi bagi klien kedekatan dengan keluarga akan menambah ketenangan, kekuatan, dan kenyamanan yang pada akhirnya akan mengurangi kegelisahan dan membantu proses percepatan penyembuhan klien dalam masa perawatan. Jadi sebagai perawat seharusnya tidak mempermasalahkan jika pasien ingin selalu ditunggui keluarga di ruang rawat manapun dengan beberapa catatan:



1. Keluarga bersedia kooperatif dengan segala penatalaksanaan pada pasien. 2. Keluarga tidak melakukan tindakan yang membahayakan keselamatan pasien. Menurut Myra Estrin Levine (The Conservation Model),manusia dipandang secara whole yaitu tidak hanya dalam aspek fisik tetapi juga berkaitan dengan aspek psychosocio-budaya dan spiritual. Tidak selalu aspek fisik saja yang diperhatikan pada pasien yang melakukan percobaan bunuh diri dengan menyilet nadinya, tetapi kondisi psikologis pasien juga sama pentingnya. Pasien yang melakukan percobaan bunuh diri mengalami kondisi tekanan psikologis , sehingga dengan menghadirkan keluarga di dekat pasien diharapkan tidak menambah tekan psikologis pasien. 2.



Keperawatan Martha E. Rogers menyatakan bahwa ilmu keperawatan adalah Unitary Human Being, yaitu manusia sebagai unit. Dia mengartikan bahwa tidak ada ilmu lain yang mempelajari manusia secara keseluruhan atau utuh. Rogers menjelaskan keperawatan sebagai profesi yang menggabungkan unsur ilmu pengetahuan dan seni. Keperawatan adalah ilmu pengetahuan humanistik yang didedikasikan untuk menghibur agar dapat menjaga dan memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit, dan merawat serta merehabilitasi seseorang yang sakit dan cacat. Praktek professional keperawatan bersifat kreatif, imajinatif, eksis untuk melayani orang, hal tersebut berakar dalam keputusan intelektual, pengetahuan abstrak dan perasaan mahkluk. Seorang perawat yang menjalankan praktik keperawatan yang profesional, perawat melayani secara total kebutuhan pasien bukan fisik saja tapi juga psikologis pasien, jadi semua kebutuhan pasien harus diusahakan untuk dipenuhi selama tidak mengancam keselamatan. Menurut Myra Estrin Levine asuhan keperawatan adalah baik mendukung dan terapi (untuk mencapai tingkat maksimum adaptasi). Tugas perawat adalah melakukan asuhan keperawatan yang baik dan mendukung terapi yaitu holistik. Sifat holistik diartikan sebagai perawatan yang menyeluruh termasuk kondisi psikologis pasien yang berupa aman, nyaman, tenang. Menghadirkan keluarga di dekat pasien akan memberikan rasa aman dan nyaman sehingga mengurangi kecemasan dan ketakutan saat dirawat di unit gawat darurat maupun ruang rawat lain selama tidak membahayakan pasien. 3.



Kesehatan Neuman melihat bahwa kesehatan merupakan suatu kondisi dimana terdapat keserasian pada seluruh maupun sebagian variabel dalam diri klien. Menurutnya, sistem klien akan bergeser ke arah sakit dan kematian ketika banyak energi yang dibutuhkan tidak terpenuhi, sedangkan sistem akan begeser ke arah kesehatan apabila energi yang dibutuhkan terpenuhi. Ketika energi pasien ke arah kesehatan adalah dari keluarga, maka keluarga sangat penting dihadirkan di dekat pasien selama proses perawatan. 4.



Lingkungan Betty Neuman berpendapat bahwa lingkungan harus dilihat secara total. Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia, baik lingkungan internal maupun eksternal, dimana di dalamnya manusia akan berinteraksi setiap saat. Interaksi manusia meliputi intrapersonal, interpersonal dan ekstrapersonal yang dapat mempengaruhi stabilitasnya sebagai suatu sistem. Created environment (lingkungan yang diciptakan) diartikan sebagai lingkungan yang terbentuk dan berkembang tanpa disadari oleh klien dan merupak simbol sistem secara



keseluruhan. Ketika lingkungan yang diciptakan nyaman bagi pasien, maka hal ini akan mendukung kondisi pasien kearah perbaikan. Memenuhi keinginan pasien yang menginginkan keluarga selalu berada di dekatnya merupakan dari created environment, artinya menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien.



BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN



4.1



Kesimpulan



1. Keluarga pasien boleh menunggu di dalam ruangan karena pasien membutuhkan dukungan keluarga dengan persyaratan keluarga pasien kooperatif dan tidak membahayakan keselamatan baik pada pasien maupun tenaga kesehatan. 2. Di area manapun tidak terkecuali di unit gawat darurat setiap melakukan asuhan keperawatan harus selalu berpedoman pada paradigma keperawatan dalam hal ini menerapkan teori-teori yang sesuai dengan kasus yang ditemukan.



4.2



Saran



1. Pemahaman tentang paradigma keperawatan perlu diperdalam bagi setiap perawat sehingga dalam bekerja senatiasa mengacu pada paradigma keperawatan.



DAFTAR PUSTAKA



1. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika 2. Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika 3. Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses & Praktik. Jakarta: EGC. 4. Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC 5. Paterson, Josephin & Zderad, Loretta, Humanistic Nursing Theory dalam Elisasiregar, 2012. Internet 10 Oktober 2013 6. Wahit, 2008. Asuhan Keperawatan Komunitas, Aplikasi dalam Praktik. Jakarta. salemba