Aqidah Islam Kelompok Pak Armin [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KONSEP AQIDAH DALAM ISLAM



Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas Al - Islam Kemuhammadiyahan Dosen Pengampu : Armin Nurhantanto, M.Pd.I



Disusun Oleh :



1. 2. 3. 4.



Amelya Paramitha Arum Ridha Yulianza Jumiatun Nurdiana Salamattul Umah



(191004) (191014) (191016) (191041)



FAKULTAS TARBIYAH PRODI PAI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYYAH BLORA



KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr.Wb. Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Konsep Aqidah dalam Islam ” dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Makalah ini, disusun untuk memenuhi tugas materi kuliah Al Islam dan Kemuhammadiyahan. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan dan kekurangan, baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami mohon saran dan kritik yang membangun dari para pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa lebih baik lagi dimasa mendatang. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan. Wassalamualaikum Wr.Wb. Blora, 21 Desember 2021 Penulis



Pemakalah



i



DAFTAR ISI



COVER KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................................1 A.



LATAR BELAKANG.....................................................................................................................1



B.



Rumusan Masalah............................................................................................................................1



C.



Tujuan Makalah...............................................................................................................................1



BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................2 1.



PENGERTIAN AQIDAH ISLAM..................................................................................................2



2.



RUANG LINGKUP AQIDAH ISLAM...........................................................................................3



3.



FUNGSI DAN PERAN AQIDAH ISLAM.....................................................................................4



4.



PRINSIP AQIDAH DALAM ISLAM.............................................................................................4



BAB III PENUTUP.....................................................................................................................................9 A.



KESIMPULAN...............................................................................................................................9



B.



SARAN...........................................................................................................................................9



DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aqidah adalah pokok-pokok keimanan yang telah ditetapkan oleh Allah, dan kita sebagai manusia wajib meyakininya sehingga kita layak disebut sebagai orang yang beriman (mu’min). Namun bukan berarti bahwa keimanan itu ditanamkan dalam diri seseorang secara dogmatis, sebab proses keimanan harus disertai dalil-dalil aqli. Akan tetapi, karena akal manusia terbatas maka tidak semua hal yang harus diimani dapat diindra dan dijangkau oleh akal manusia. Para ulama sepakat bahwa dalil-dalil aqli yang haq dapat menghasilkan keyakinan dan keimanan yang kokoh. Sedangkan dalil-dalil naqli yang dapat memberikan keimanan yang diharapkan hanyalah dalil-dalil yang qath’i.



B. Rumusan Masalah 1. Apa yang di maksud dengan aqidah ? 2. Apa saja ruang lingkup aqidah? 3. Apa fungsi dan peran aqidah? 4. Bagaimana Prinsip aqidah ?



C. Tujuan Makalah 1. Menjelaskan pengertian aqidah 2. Menerangkan tentang ruang lingkup aqidah 3. Menyampaikan fungsi dan peran aqidah 4. Menyampaikan prinsip Aqidah



1



BAB II PEMBAHASAN 1. PENGERTIAN AQIDAH ISLAM Secara etimologi (lughatan), aqidah berakar dari kata ‘aqada – ya’qidu – ‘aqdan yang berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi aqidah berarti keyakinan. Relevansi antara arti kata aqdan dan aqidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. Aqidah dalam istilah Islam yang berarti iman. Semua sistem kepercayaan atau keyakinan bisa dianggap sebagai salah satu akidah. Pondasi akidah Islam didasarkan pada definisi Islam, rukun Islam, rukun Iman, ihsan dan peristiwa hari akhir. Pengertian Aqidah menurut Para Ahli: a. Pengertian Aqidah Menurut Hasan al-Banna Aqidah adalah perkara yang harus dan wajib untuk di yakini oleh hati seseorang. Hal tersebut menyangkut tentang ketentraman hati dan jiwa serta tidak ada sedikitpun keraguan di dalamnya. b. Pengertian Aqidah Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairy Aqidah merupakan kebenaran yang dapat di terima oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. semua kebenaran tersebut terpatri dalam hati manusia dan di yakini kesahihannya secara pasti. c. Pengertian Aqidah Menurut Imam Al-Ghazali Menurut Imam Al-Ghazali, aqidah telah tumbuh dalam jiwa seseorang, maka orang tersebut akan merasa bahwa hanya allah swt lah yang penguasa seluruh alam semesta, dan semua yang ada di dalamnya hanyalah makhluk belaka. d. Pengertian Aqidah Menurut Ibnu Taimiyah Aqidah adalah suatu perkara dalam hati dan jiwa yang harus di benarkan dan di luruskan agar menjadi tenang, tentram tanpa ada keraguan apapun di dalamnya.



e. Pengertian Aqidah Menurut Abdullah Azzam 2



Aqidah merupakan iman dengan semua rukun-rukunnya, yang di maksud adalah rukun iman yang berjumlah 6 rukun, yaitu kepercayaan akan adanya allah swt, malaikat-malaikat allah, kitab-kitab allah, nabi-nabi allah, hari akhir, serta qadha dan qadar. f. Pengertian Aqidah Menurut Ibnu Khaldun Mengartikan ilmu aqidah adalah ilmu yang membahas kepercayaankepercayaan iman dengan dalil-dalil akal dan mengemukakan alasan-alasan untuk menolak kepercayaan yang bertentangan dengan kepercayaan golongan salaf dan ahlus sunnah.



2. RUANG LINGKUP AQIDAH ISLAM Kajian aqidah menyangkut keyakinan umat Islam atau iman. Karena itulah, secara formal, ajaran dasar tersebut terangkum dalam rukun iman yang jumlahnya ada enam. Sistematika yang digunakan oleh para ulama dalam menentukan ruang lingkup aqidah, seperti berikut ini: 



Ilahiyat Ilahiyat adalah pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ilah (Tuhan, Allah), seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah, perbuatanperbuatan (af’al) Allah dan sebagainya.







Nubuwat Nubuwat adalah pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan nabi dan Rasul, termasuk pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah, mukjizat, karamat dan sebagainya.







Ruhaniyat Ruhaniyat merupakan pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis, Setan, Roh dan sebagainya.







Sam’iyat Sam'iyat adalah pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sama’, yaitu dalil naqli berupa al-qur’an dan as-sunnah, seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga, neraka dan sebagainya. 3



3. FUNGSI DAN PERAN AQIDAH ISLAM Akidah memiliki fungsi dan peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Bukan hanya sekedar ilmu, akidah juga menentukan kualitas agama dan masa depan seseorang. Mereka yang enggan memahami ilmu akidah tidak jarang memilih jalan yang sesat. Jalan sesat tersebut yang dapat membawa pada masalah-masalah dalam hidup. Oleh karena itu, sangat penting untuk menanamkan akidah pada anak sejak dini. Sebagai orang tua, Anda harus bisa membimbing anak pada jalan yang diridhai Allah subhanahu wa ta’ala Berikut ini beberapa fungsi dan peran akidah dalam kehidupan: 



Sebagai petunjuk hidup yang tepat sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.







Melindungi diri agar tidak terjerumus pada jalan yang sesat.







Menumbuhkan semangat beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala.







Menentramkan dan sebagai penenang jiwa.







Memahami dan mengikuti sunah-sunah rasul-Nya.







Memurnikan niat ibadah hanya untuk mencari ridho Allah subhanahu wa ta’ala.







Mengokohkan keimanan terhadap Islam.







Mencari kebahagiaan di dunia dan akhirat.



4. PRINSIP AQIDAH DALAM ISLAM 1) Aqidah Islam sebagai sesuatu yang diwahyukan Allah Aqidah Islam itu bersumber dari wahyu Allah yang diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW, untuk diajarkan kepada umatnya dan terpelihara kemurniaannya sampai akhir zaman. Aqidah Islam bukanlah hasil rekayasa perasaan atau pemikiran Nabi Muhammad SAW sendiri, akan tetapi merupakan ajaran langsung dari Allah SWT sebagaimana yang disebutkan di dalam al-Quran, surat al-Najm ayat 3-4:



٣–



ُ ‫َو َما يَ ْن ِط‬ ‫ق َع ِن ْالهَ ٰوى‬



٤- ۙ‫اِ ْن هُ َو اِاَّل َوحْ ٌي ي ُّْو ٰحى‬ 4



”Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. Al-Najm:3-4) Dalam ayat tersebut Allah menyatakan bahwa apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW adalah benar-benar wahyu adanya, bukan sebuah rekayasa atau buatan Nabi sendiri. 2) Aqidah Islam pada dasarnya tidak berbeda dengan aqidah yang diajarkan oleh para Nabi terdahulu Nabi dan Rasul bertugas menyampaikan ajaran-ajaran Allah SWT, oleh karena sumber ajaran yang dibawakan oleh para nabi dan rasul itu adalah satu, yaitu berasal dari Allah, maka isi ajaran yang diajarkan sejak nabi Adam hingga Nabi Muhammad adalah sama, yaitu Islam. Sehingga di antara mereka tidak ada perbedaan dalam mengajarkan aqidah kepada ummatnya. Allah berfirman dalam surat al-Syura, ayat 13:



ْٓ ‫صى بِ ٖه نُ ْو ًحا َّوالَّ ِذ‬ ‫ص ْينَا بِ ٖ ٓه‬ َ َّ ‫ي اَ ْو َح ْينَٓا اِلَ ْي َك َو َما َو‬ ّ ٰ ‫ش َر َع لَ ُك ْم ِّم َن ال ِّد ْي ِن َما َو‬ ٓ ٰ ‫اِ ْب ٰر ِه ْي َم َو ُم ْو ٰسى َو ِع ْي‬ ‫سى اَنْ اَقِ ْي ُموا ال ِّد ْي َن َواَل تَتَفَ َّرقُ ْوا فِ ْي ۗ ِه َكبُ َر َعلَى‬ ‫هّٰللَا‬ ْ ‫ا ْل ُم‬ ْ‫ي اِلَ ْي ِه َمن‬ ْٓ ‫ش ِر ِك ْي َن َما تَ ْدع ُْو ُه ْم اِلَ ْي ۗ ِه ُ يَ ْجتَبِ ْٓي اِلَ ْي ِه َمنْ يَّش َۤا ُء َويَ ْه ِد‬ ‫ب‬ ُ ۗ ‫يُّنِ ْي‬ “Dia (Allah) telah mensyariatkan kepadamu agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan) dan janganlah kamu berpecah belah di dalamnya. Sangat berat bagi orang-orang musyrik (untuk mengikuti) agama yang kamu serukan kepada mereka. Allah memilih orang yang Dia kehendaki kepada agama tauhid dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya bagi orang yang kembali (kepada-Nya).”



5



Agama yang dimaksud di sini adalah mengesakan Allah, beriman kepada-Nya. Jadi jelas bahwa aqidah Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad adalah sama seperti yang diajarkan oleh para nabi dan rasul terdahulu. Perbedaan ajaran para nabi dan rasul terdahulu itu hanya terletak pada syari’at-syari’atnya yang berupa amalan-amalan. Perbedaan syari’at itu terjadi karena perbedaan situasi, cara berfikir, kondisi sosial yang ada, dan sesuai dengan cara pandang msyarakat pada masanya. 3) Aqidah Islam meluruskan aqidah-aqidah yang diselewengkan Aqidah Islam yang dibawa dan diajarkan Nabi Muhammad bukan aqidah yang baru atau merombak aqidah yang diajarkan para nabi dan rasul terdahulu. Melainkan hanya meluruskan aqidah yang dibawa mereka setelah diselewengkan oleh umatnya terdahulu. Aqidah yang diselewengkan misalnya, adalah penyelewengan yang dilakukan oleh orang-orang yahudi terhadap nabi Sulaiman putra Dawud, mereka menuduh nabi Sulaiman menghimpun kitab yang mengandung sihir dan disimpannya di bawah tahtanya, kemudian dikeluarkan dan disiarkan. Dalam usaha mengacaukan ajaran Islam (aqidah Islam), orang-orang yahudi berusaha menyebarkan sihir yang mereka anggap berasal dari bani Sulaiman. Padahal sebenarnya nabi Sulaiman tidak mengajarkan atau mempraktikkan sihir. Beliau jelas mengetahui dan memahami bahwa perbuatan sihir adalah termasuk pengingkaran terhadap Allah Azza wa Jalla. Sebab sihir sebenarnya adalah tipuan dan muslihat yang hanya dilakukan oleh setan. Dalam hal ini Allah berfirman dalam Surat Al Baqoroh : 102 yang berbunyi



‫ن َو َما َکفَ َر ُسلَ ۡيمٰ ُن َو ٰلـ ِك َّن‬ ‌َ ۚ ٰ‫ك ُسلَ ۡيم‬ ِ ‫َواتَّبَع ُۡوا َما تَ ۡتلُوا ال َّش ٰي ِط ۡي ُن َع ٰلى ُم ۡل‬ ‫اس الس ِّۡح َر َو َمٓا اُ ۡن ِز َل َعلَى ۡال َملَـ َک ۡي ِن بِبَابِ َل‬ َ َّ‫ـط ۡي َن َكفَر ُۡوا يُ َعلِّ ُم ۡو َن الن‬ ِ ‫ال َّش ٰي‬ َ ‫ت َو َمار ُۡو‬ َ ‫هَار ُۡو‬ ‌ؕ‫ت‌ؕ َو َما يُ َعلِّمٰ ِن ِم ۡن اَ َح ٍد َح ٰتّى يَقُ ۡواَل ۤ اِنَّ َما نَ ۡح ُن فِ ۡتنَةٌ فَاَل تَ ۡكفُ ۡر‬ ‫ضٓا ِّر ۡي َن بِ ٖه‬ َ ِ‫فَيَتَ َعلَّ ُم ۡو َن ِم ۡنهُ َما َما يُفَرِّ قُ ۡو َن بِ ٖه بَ ۡين ۡال َم ۡر ِء َو َز ۡو ِج ٖه‌ؕ َو َما هُمۡ ب‬ 6



‫ِم ۡن اَ َح ٍد اِاَّل بِاِ ۡذ ِن هّٰللا ِ‌ؕ َويَتَ َعلَّ ُم ۡو َن َما يَضُرُّ هُمۡ َواَل يَ ۡنفَ ُعهُمۡ‌ؕ َولَقَ ۡد َعلِ ُم ۡوا لَ َم ِن‬ ۡ ‫س َما َش َر ۡوا بِ ٖۤه اَ ۡنفُ َسهُمۡ‌ؕ لَ ۡو َکانُ ۡوا‬ َ ‫ق‌ؕ َولَبِ ۡئ‬ ٍ ‫اشتَ ٰرٮهُ َما لَهٗ فِ َى ااۡل ٰ ِخ َر ِة ِم ۡن خَاَل‬ ‫يَ ۡعلَ ُم ۡو َن‬ Yang artinya : “ Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman. Sulaiman itu tidak kafir tetapi setan-setan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia yaitu Harut dan Marut. Padahal keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, "Sesungguhnya kami hanyalah cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kafir." Maka mereka mempelajari dari keduanya (malaikat itu) apa yang (dapat) memisahkan antara seorang (suami) dengan istrinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan, dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Dan sungguh, mereka sudah tahu, barangsiapa membeli (menggunakan sihir) itu, niscaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat. Dan sungguh, sangatlah buruk perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir, sekiranya mereka tahu.” Contoh lain dari penyelewengan aqidah adalah penyimpangan orangorang yahudi dan nasrani dalam memahami Isa al-Masih. Islam menjelaskan bahwa nabi Isa adalah putra Maryam yang diangkat oleh Allah menjadi rasulNya. Isa adalah anak suci dan bukan anak zina seperti yang dituduhkan oleh orang-orang Yahudi. Beliau juga manusia biasa yang memiliki kelebihan, dan kemudian diangkat oleh Allah menjadi rasul-Nya. Beliau juga bukan Tuhan seperti yang dituduhkan orang Nasrani kepadanya. Orang yahudi mengingkari keberadaan nabi Isa. Mereka menuduh Maryam melakukan zina dengan seorang yang bernama Yusuf al-Najjar, sehingga melahirkan Isa. Mereka menuduh Isa adalah anak zina. Selain itu, orang yahudi dan nasrani melakukan kesalahan, karena mengakui telah membunuh dan melakukan penyaliban terhadap Isa putra Maryam, padahal mereka sebetulnya tidak membunuhnya dan tidak pula 7



menyalibnya. Akan tetapi yang mereka bunuh dan disalib adalah orang yang diserupakan Isa bernama Yudas Iskariot bekas muridnya. Jelaslah bahwa Islam datang untuk meluruskan penyelewengan-penyelewengan aqidah yang dilakukan oleh ummat terdahulu. Islam memberikan informasi dan pengukuhan bahwa aqidah Islam adalah aqidah atau keyakinan yang benar dan lurus serta wajib untuk dianut dan dipertahankan oleh seluruh ummat manusia.



8



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat diibaratkan sebagai Pondasi. Di mana seluruh komponen ajaran Islam tegak di atasnya. Aqidah merupakan beberapa prinsip keyakinan. Dengan keyakinan itulah seseorang termotivasi untuk menunaikan kewajiban-kewajiban agamanya. Karena sifatnya keyakinan maka materi aqidah sepenuhnya adalah informasi yang disampaikan oleh Allah Swt. melalui wahyu kepada nabi-Nya, Muhammad Saw. Pada hakikatnya filsafat dalam bahasan aqidah tetap bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah. Allah menganugerahkan kebijakan dan kecerdasan berfikir kepada manusia untuk mengenal adanya Allah dengan memperhatikan alam sebagai bukti hasil perbuatanNya Yang Maha Kuasa. Hasil perbuatan Allah itu serba teratur, cermat dan berhati-hati. Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Akal pikiran tidaklah menjadi sumber aqidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut



B. SARAN Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatannya. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing dan teman – teman agar penulisan makalah kami bisa lebih baik lagi.



9



DAFTAR PUSTAKA Drs. H. Yunahar Ilyas. Kuliah Aqidah Islam. (Yogyakarta: 1992). h. 1 Al-Banna, Majmu’atu ar-Rasail. Muassasah ar-Risalah Beirut: tanpa tahun. h.165 Al-Jazairy, Aqidah al-Mukmin. (Cairo: 1978). h. 21 Drs. Edi Suresman. A.Md. Aqidah Islam. Malang. IKIP. 1993. Drs. Edu Suresman. Aqidah Islam. (Malang: 1993). h. 1 Al-Jazairy, Abu Bakar Jabir. Aqidah al-Mukmin. Cairo. Maktabah al-Kulliyat alAzhariyah. 1978. Drs. H. Yunahar Ilyas. Kuliah Aqidah Islam. (Yogyakarta: 1992). h. 6 Dr. Ahmad Daudy, Kuliah Aqidah Islam. Jakarta. Bulan Bintang. 1997