Aroma Terapi Menurunkan Intensitas Dismenorea Primer Pada Remaja Putri, Literature Review [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume No.3, No. 2, 2021 E ISSN 2745-858X



AROMA TERAPI MENURUNKAN INTENSITAS DISMENOREA PRIMER PADA REMAJA PUTRI: LITERATURE REVIEW Hanisah Nurbaiti1*, Djoko Priyono2, Triyana Harlia Putri3 1*,2,3Program



Studi Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura Pontianak E-mail : [email protected]



ABSTRACT Background: Primary dysmenorrhea is one of the most common menstrual disorders experienced by young women it has various impacts, including emotional conflicts, tension, anxiety, feelings of discomfort to limiting daily activities. Therefore, an alternative therapy is needed to reduce the intensity of primary dysmenorrhea. Aromatherapy is a complementary therapy that uses essential oils that can be used to treat primary dysmenorrhea. Methods: Literature review, by searching articles journal or previous studies on 7 online databases published between 2016 and 2020. Results: The study selection obtained 19 research articles, then 9 articles were reviewed. Results of the study show that aromatherapy using onion essential oil, olive oil, lime leaves, jasmine, peppermint, oranges, roses, black cumin and ginger given by inhalation, massage, and warm compresses gives a feeling of comfort and relaxation, that can relieves pain, reduce duration and symptoms of primary dysmenorrhea. Conclusion: The use of aromatherapy can reduce the intensity of primary dysmenorrhea in adolescents, so it is recommended for young women to using aromatherapy as a treatment to treat menstrual pain or primary dysmenorrhea during menstruation. Keywords : Essentials oil, Primary dysmenorrhea, Adolescents ABSTRAK Latar belakang: Dismenorea primer merupakan salah satu gangguan menstruasi paling umum yang dialami oleh remaja putri, yang menimbulkan berbagai dampak, berupa konflik emosional, ketegangan, kegelisahan, perasaan tidak nyaman, hingga membatasi aktivitas sehari-hari. Oleh karenanya diperlukan alternatif terapi untuk mengurangi intensitas dismenorea primer, yaitu dengan menggunakan minyak esensial sebagai aroma terapi. Metode: Telaah literatur dengan mencari artikel jurnal atau studi sebelumnya pada 7 database online yang diterbitkan pada tahun 2016-2020. Hasil: Dari hasil 9 artikel yang ditelaah, menunjukkan aroma terapi yang menggunakan minyak esensial bawang merah, minyak zaitun, daun jeruk purut, bunga melati, peppermint, jeruk, bunga mawar, jintan hitam dan jahe yang diberikan secara inhalasi, masase, dan kompres hangat memberikan perasaan nyaman dan relaksasi sehingga dapat menurunkan nyeri, mengurangi durasi, dan gejala dismenorea primer. Kesimpulan: Penggunaan aroma terapi dapat menurunkan intensitas dismenorea primer pada remaja, sehingga dianjurkan kepada remaja putri untuk menggunakan aroma terapi sebagai metode perawatan untuk mengatasi masalah nyeri haid atau dismenorea primer selama menstruasi. Kata Kunci: Minyak esensial, Dismenorea primer, Remaja putri 25



Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume No.3, No. 2, 2021 E ISSN 2745-858X



PENDAHULUAN Masa remaja merupakan suatu periode pematangan organ reproduksi manusia yang sering disebut dengan masa pubertas. Pada remaja putri, masa pubertas ditandai dengan adanya pertumbuhan payudara, tumbuh rambut di kemaluan dan ketiak, perubahan psikis, serta menstruasi (Rohan & Siyoto, 2013). Menstruasi atau haid merupakan perdarahan secara periodik dan siklik dari rahim dan disertai pengeluaran (deskuamasi) endometrium yang tidak dibuahi oleh sel sperma (Nugroho, 2012). Gangguan menstruasi yang sering dialami oleh remaja putri antara lain nyeri haid atau dismenorea (Wrisnijati, 2019). Remaja putri lebih sering mengalami dismenorea primer, hal ini dikarenakan siklus hormonal yang dialami remaja belum cukup stabil, dan belum sering mengalami kontraksi uterus seperti wanita dewasa muda (Christiana, 2015). Angka kejadian dismenorea di seluruh dunia sangat tinggi, rata-rata lebih dari 50% perempuan di dunia mengalami dismenorea primer, di Indonesia sendiri angka kejadian dismenorea primer sebesar 54.89% (Tsamara, 2020). Berdasarkan hasil studi epidemiologi di Jakarta, menunjukkan bahwa sebanyak 87,5% remaja putri mengalami dismenorea primer (dengan intensitas nyeri ringan sebanyak 20,48%, nyeri sedang 64,76% dan nyeri berat 14,76%) dan sebanyak 43,75% remaja putri menyatakan bahwa dismenorea membatasi aktivitas sehari-hari mereka (Juniar, 2015). Banyaknya remaja putri mengalami gangguan aktivitas belajar disebabkan oleh dismenorea yang dirasakan yaitu berdampak pada fisik yang mudah lelah dan tidak bersemangat, serta sulit berkonsentrasi karena rasa tidak nyaman



yang timbul (Putri, 2017). Secara umum hal ini dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup pada remaja putri dan berdampak negatif pada aspek kehidupannya (Ezeukwu et al., 2014 dalam Wrisnijati, 2019). Para peneliti telah menyelidiki berbagai terapi alternatif yang efektif dan aman serta dapat digunakan oleh perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang digunakan untuk perawatan dismenorea primer, antara lain yaitu dengan terapi komplementer (Marzouk, El-Nemer, & Baraka, 2013). Salah satu jenis terapi komplementer yang dapat digunakan dalam praktik keperawatan adalah aroma terapi yang menggunakan minyak esensial dengan kandungan senyawa aromatik dari tumbuhan yang dapat mengatasi masalah kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup secara umum (Purwanto, 2013 ). Minyak esensial dapat digunakan dengan berbagai cara, termasuk pijat, mandi, dan inhalasi. Saat minyak esensial dihirup, sel reseptor penciuman dirangsang dan impuls ditransmisikan ke pusat emosional otak, atau "sistem limbik". Aroma terapi juga dapat meningkatkan sirkulasi darah sehingga dapat mengurangi kejang otot. Jenis minyak yang digunakan juga berbagai macam dan dapat digunakan pada tubuh dengan cara berbeda-beda pula, ada yang memiliki efek relaksasi, memberi energi, menenangkan, atau membangkitkan semangat. Aroma terapi juga tidak mahal serta aman digunakan bagi tubuh sehingga dapat digunakan untuk mengatasi dismenorea primer pada remaja putri (Marzouk, El-Nemer, & Baraka, 2013). Selain itu, Aroma terapi juga banyak digunakan dalam studi klinis karena mudah digunakan, dan dapat digunakan 26



Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume No.3, No. 2, 2021 E ISSN 2745-858X



terlepas dari waktu dan tempat, bertindak cepat, dan hampir tidak memiliki efek samping (Kwon, Ahn, & Jeon, 2020). Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah melakukan literature review dan menganalisis studi atau topik penelitian terkait penggunaan berbagai jenis minyak esensial dari aroma terapi yang berbasis bukti atau berdasarkan evidence based yang dapat menurunkan intensitas dismenorea primer pada remaja putri. METODE Penelitian ini menggunakan desain penelusuran literature review yang menggunakan kerangka kerja khusus yang disebut dengan PICOT, antara lain Patient Problem (or Population) yaitu dismenorea yang dirasakan oleh remaja putri, Intervention yaitu berbagai intervensi dengan berbagai jenis aroma terapi, Comparison or Control yaitu pada penelitian terdapat perbandingan dengan atau tanpa menggunakan kelompok kontrol baik dengan pengobatan maupun tanpa melakukan pengobatan, Outcome yaitu terdapat penurunan intensitas dismenorea primer, dan Time yaitu tanggal publikasi penelitian dilakukan dalam rentang waktu pada tahun 20162020. Dalam penelusuran literatur dilakukan secara daring (online) yang dilakukan dengan menuliskan kata kunci yang sesuai dengan MeSH (Medical Subject Heading) yaitu “dysmenorrhea”, “menstrual pain”, “aroma therapy”, “essential oil”, “effect” untuk pencarian jurnal berbahasa Inggris, sedangkan untuk literatur berbahasa Indonesia menggunakan kata kunci “dismenorea”, “nyeri haid”, “aroma terapi”, “minyak atsiri”, dan “pengaruh”.



Database yang digunakan pada penelitian ini menggunakan database online dengan topik medis/kesehatan dan akademis, antara lain Google Schoolar, Neliti, Portal Garuda, Semantic Scholar, PubMed, Researchgate, dan Science Direct. Peneliti juga memfokuskan cakupan penelusuran literatur pada periode waktu tahun 2016-2020. Hasil penelusuran literatur kemudian diunduh dan dilakukan skrining terhadap judul dan abstraknya, dilanjutkan dengan diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan judul dan abstrak yang tergolong kedalam kriteria eksklusi akan dieliminasi. Literatur yang sesuai dengan kriteria inklusi akan dilakukan seleksi lanjutan dengan membaca seluruh isi teks atau full-text screening yang kemudian akan dijadikan sebagai bahan primer dalam melakukan literature review. HASIL



Gambar 1. Bagan Alur Pemilihan Studi/Artikel



Hasil penelusuran literatur akan dijabarkan pada bagan PRISMA yang ditunjukkan pada Gambar 1 diatas.



27



Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume No.3, No. 2, 2021 E ISSN 2745-858X



Sebagian besar literatur yang ditemukan merupakan jurnal nasional dan beberapa jurnal internasional. Data yang diperoleh mencakup 9 artikel yaitu 6



artikel bahasa Indonesia dan 3 artikel bahasa Inggris yang dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini.



Nama pengarang



Tahun



Negara



Tabel 1. Hasil Seleksi Studi



1 Nur Ana Safitri, Devi . Nurmalaa Sari, Intan Novita Ayu Ningtyas, Feda Miatus Zulaezeh



20 19



Indon esia



2 Tria Nopi Herdiani, . Mika Oktarina, Yeni Nuraeni



20 18



3 Faridah BD, Yefrida . Bustam, Nilur Rahma



4 Maria Antonia . Nurak, M.



N o



Hasil penelitian



Jumlah responden



Desain penelitian



Untuk menganalisis pengaruh pemberian kompres esensial bawang merah sebagai pereda nyeri haid pada remaja



Terdiri dari 15 responden remaja putri yang mengalami nyeri haid



Jenis penelitian kualitatif ditambah dengan focus group discussion (FGD)



Rata-rata mengatakan pemberian kompres esensial bawang merah memberikan rasa hangat sehingga dapat mengurangi nyeri haid pada hari ke 1-2 dan darah menstruasi keluar lancar, serta efek akan dirasakan setelah 30 menit sampai dengan 1 jam setelah pemberian.



Indon esia



Untuk mengetahui pengaruh massase aroma terapi minyak zaitun terhadap nyeri dismenorea pada Mahasiswi



Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Accidental Sampling, terdiri dari 41 orang responden



Penelitian kuantitatif preexperiment dengan menggunak an rancangan one group pre-post test



Terdapat pengaruh masase aroma terapi minyak zaitun terhadap nyeri dismenorea pada mahasiswi, dimana terdapat perbedaan sebelum (rata-rata skala nyeri 5,73 dengan standar deviasi 1,450) dan sesudah perlakuan (rata-rata skala nyeri 5,00 dengan standar deviasi 1,414).



20 19



Indon esia



Untuk mengetahui efektivitas aroma terapi minyak atsiri daun jeruk purut terhadap penurunan intensitas nyeri haid pada remaja putri



Populasi 90 orang dengan menggunakan purposive sampling dipilih 18 orang responden siswi yang sesuai dengan kriteria.



Penelitian kuantitatif preexperiment design



20 20



Indon esia



Untuk menentukan perbedaan



Studi populasi berjumlah 240 siswi dengan



Penelitian kuantitatif quasi



Hasil analisis univariat didapatkan rata-rata sebelum nyeri haid yaitu 5,33 dan sesudah yaitu 2,88. Hasil analisis bivariat pemberian aroma terapi minyak atsiri daun jeruk purut diperoleh nilai rata-rata sebelum dan sesudah pemberian aroma terapi minyak atsiri daun jeruk purut yaitu 2,44 dengan nilai p value=0,000. Intensitas dismenorea setelah intervensi aroma terapi lavender



Tujuan



28



Nama pengarang Dinah Charlota Lerik, Paula Tibuludji, Muntasir, Refli



Negara



N o



Tahun



Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education, Volume No.3, No. 2, 2021 E ISSN 2745-858X



Jumlah responden



Desain penelitian



efektifitas aroma terapi lavender dan aroma terapi bunga melati terhadap intensitas dismenorea



menggunakan purposive sampling dipilih 40 orang responden siswi yang sesuai dengan kriteria.



experiment with no control group



Tujuan



Hasil penelitian (mean=2.35; SD=0.48), dan aroma terapi bunga melati (mean=2.45; SD=0.51) menurut statistik menurun secara signifikan (p