Arsitektur Islam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ARSITEKTUR ISLAM MASJID NURUL HUDA TUBAN, MASJID UKHUWWAH DAN MASJID AL-IKHLAS



TUGAS BESAR ARSITEKTUR DUNIA NAMA DOSEN :  Prof. Dr. Ir. PUTU RUMAWAN SALAIN, M.Si  Dr.Eng. I WAYAN KASTAWAN, ST., MA.  A.A. GDE DJAJA BHARUNA, ST., MT. DISUSUN OLEH DEWA NGAKAN GEDE RADITYA PUTRA 1519251065



FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN AJARAN 2016/2017



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik dan tepat waktu . Dalam makalah ini saya membahas mengenai Bangunan Masjid yang Berbasis Arsitektur Islam yang ada di Bali. Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam menyelesaikan makalah ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada : 1



Bapak A.A Gde Djaja Bharuna selaku dosen pembimbing Arsitektur Dunia Kelas B dan D yang telah memberikan waktu bimbingan dan arahan selama penyusunan makalah ini.



Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis baik isi maupun susunannya. Semoga makalah ini dapat



bermanfaat



tidak



hanya



bagi



penulis Denpasar,



juga



bagi 14



para



pembaca.



Oktober



2016



DEWA NGAKAN GEDE RADITYA PUTRA



1



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................................... i DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii BAB I...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN....................................................................................................... 1 1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................... 1 1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................... 2 1.3 TUJUAN.......................................................................................................... 2 1.4 MANFAAT....................................................................................................... 2 BAB II..................................................................................................................... 2 TINJAUAN TEORI DAN PUSTAKA..............................................................................2 2.1 ARSITEKTUR ISLAM............................................................................................ 2 2.2 SEJARAH ARSITEKTUR ISLAM............................................................................. 2 2.3 PERKEMBANGAN ARSITEKTUR ISLAM DI INDONESIA...........................................4 2.4 MASUKNYA ISLAM DI BALI.................................................................................6 2.5 ASPEK FISIK DALAM ARSITEKTUR ISLAM............................................................7 2.6 GAYA ARSITEKTUR ISLAM...................................................................................7 2.7 CIRI-CIRI ATAU KAIDAH ARSITEKTUR ISLAM.......................................................8 BAB III.................................................................................................................... 9 PEMBAHASAN OBJEK.............................................................................................. 9 3.1 HASIL ANALISA MASJID NURUL HUDA.................................................................9 ........................................................................................................................... 9 MASJID NURUL HUDA.......................................................................................... 9 3.1.1 DILIHAT DARI CIRI-CIRI ATAU KAIDAH DALAM ARSITEKTUR ISLAM PADA MASJID INI YAITU :............................................................................................. 10 3.2 HASIL ANALISA MASJID UKHUWWAH................................................................14 3.2.1 DILIHAT DARI CIRI-CIRI ATAU KAIDAH DALAM ARSITEKTUR ISLAM PADA MASJID INI YAITU :............................................................................................. 15 3.3 HASIL ANALISA MASJID AL-IKHLAS...................................................................18 3.3.1 DILIHAT DARI CIRI-CIRI ATAU KAIDAH DALAM ARSITEKTUR ISLAM PADA MASJID INI YAITU :............................................................................................. 19 BAB VI.................................................................................................................. 19 4.1 KESIMPULAN................................................................................................ 21



2



3



BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Arsitektur adalah seni yang dilakukan oleh setiap individual untuk berimajinasikan diri mereka dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut. Sebuah karya arsitektur barulah menjadi bermakna ketika fungsi-fungsi yang dikandungnya, baik fungsi fisik indrawi maupun fungsi nonfisiknya dapat dikoordinasikan secara terpadu, dan tidak ditangkap secara terpisah-pisah. Dengan demikian, maka semua berkaitan erat antara gagasan-gagasan kehidupan, perilaku masyarakat dan keduduan tampilan benda budaya sekaligus dalam sebuah system telah menjadi jelas posisinya. Setiap negara memiliki gaya arsitektur yang berbeda-beda baik itu bangunan kuno maupun modern. Dimana hal tersebut dapat mencerminkan ciri khas arsitektur pada suatu negara. Banyak pandangan yang berbeda-beda tentang bangunan arsitektur dunia. Arsitektur merupakan bagian dari kebudayaan, yang berkitan dengan berbagai segi kehidupan antara lain : seni, teknik, ruang/ tata ruang, geografi dan sejarah. Dalam bangunan arsitektur banyak memiliki ciri khas pada bentuk-bentuknya contohnya pada Arsitektur Islam memiliki ciri khas tersendiri ataupun memiliki bentuk-bentuk dengan perpaduan arsitektur lainnya. Arsitektur Islam pun dapat ditelusuri keadaan suatu masyarakat Muslim, situasi kemasyarakatannya, pemahaman keagamaannya, di saat dan tempat di mana karya arsitektur masjid tersebut berada. Arsitektur islam sebagai benda bentukan dengan sendirinya akan bisa menuntun pada penjelasan tentang pola perilaku, kehendak, keinginan, dan gagasan keagamaan masyarakat Muslim di sekeliling bangunan islam tersebut. Semakin banyak tampilan elemen bangunan diperhaikan akan semakin banyak diperoleh isyarat darinya. Sedemikian sehingga dapat disusun rangkaian peristiwa demi peristiwa dibaliknya. Di akhir susunan tersebut dapat diperoleh gambaraan utuh kehidupan masyarakat di balik penampilan karya arsitekturnya



1



1.2 RUMUSAN MASALAH  



Bagaimana karakteristik atau ciri khas Arsitektur Islam? Bagaimana cara mengetahui gaya Arsitektur islam yang diterapkan pada objek hasil



 



Observasi? Filosofi apa yang didapat dari Arsitektur Islam? Bagaimana proses masuknya Arsitektur Islam ke Indonesia?



1.3 TUJUAN PENULISAN  



Untuk memahami serta mempelajari gaya-gaya Arsitektur Islam. Untuk mengetahui penerapan gaya Arsitekur Islam pada objek observasi  



Memberikan informasi yang cukup terperinci terhadap sejarah dan perkembangan Arsitektur Islam. Memaparkan ciri-ciri Arsitektur Islam yagg diharapkan dapat memberi wawasan dan pemikiran pembaca.



1.4 MANFAAT PENULISAN 



Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai Arsitektur Islam dan penerapan gaya arsitektur Islam yang ada pada objek observasi dan bangunan berarsitektur islam yang ada di Indonesia an dapat digunakan sebagai acuan dalam mendesain bangunan







dikemudian hari Bagi ilmu pengetahuan, penulis berharap penelitian ini mampu memberikan kontribusi posistif dan melengkapi pandangan mengenai arsitektur Islam serta memberikan pandangan akan keterkaitan antara arsitektur Islam dan arsitektur yg ada di Bali.



2



BAB II TINJAUAN TEORI DAN PUSTAKA 2.1 ARSITEKTUR ISLAM Arsitektur Islam adalah sebuah karya seni bangunan yang terpancar dari aspek fisik dan metafisik bangunan melalui konsep pemikiran islam yang bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah Nabi, Keluarga Nabi, Sahabat, para Ulama maupun cendikiawan muslim. Arsitektur Islam berkembang sangat luas baik itu di bangunan sekuler maupun di bangunan keagamaan yang keduanya terus berkembang sampai saat ini. Arsitektur juga telah turut membantu membentuk peradaban Islam yang kaya. Bangunan-bangunan yang sangat berpengaruh dalam perkembangan arsitektur Islam adalah masjid, kuburan, istana dan benteng yang kesemuanya memiliki pengaruh yang sangat luas ke bangunan lainnya. Dari sekian perkembangan Arsitektur Islam pada jaman sekarang yang paling menonjol yaitu masjid, Masjid atau mesjid adalah rumah tempat ibadah umat muslim. Masjid artinya tempat sujud, mesjid berukuran kecil juga disebut musholla, langgar atau surau. Selain tempat ibadah masjid juga sebagai tempat pusat kehidupan komunitas muslim.



2.2 SEJARAH ARSITEKTUR ISLAM Arsitektur Islam adalah hasil usaha manusia yang berwujud konkrit dalam upayanya untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani. Penampilan arsitektur Islam secara fisik dapat menarik perhatian, sebab daripadanya oleh penganut Islam. Hal itu berupa bangunanbangunan sebagai fasilitas pelaksanaan ajaran agama Islam yang berwujud arsitektur religi dan tambahannya yang senafas dengan bangunan religi adalah arsitektur non religi. Perkembangan arsitektur islam sangatlah luas meliputi bangunan tempat tinggal dan bangunan keagamaan. Di antaranya istana, benteng, masjid, kuburan, bak pemandian umum, air mancur, dan lain-lain. Perkembangan Islam dengan segera dapat diterima bangsa-bangsa serumpun dan sebahasa (Arab) sebagai agama baru yang kemudian menjadi pedoman bagi sikap hidupnya yang baru pula. Melalui peninggalan arsitektur dari kaum Sassanid para pengembang arsitektur Islam di kemudian harinya banyak terpengaruh oleh bentuk-bentuk lengkung dan kubah. Pada perkembangan arsitektur yang tumbuh dalam bangunan-bangunan Yunani dan Romawi pun kemudian menjadi salah satu pendukung perkembangan arsitektur Islam melalui peninggalan-peninggalan yang sampai ke Benua Afrika. Dalam karya arsitektur 2



Islam, ternyata tampak segala macam hal yang melatarbelakangi penampilannya. Masjid adalah contoh yang tertinggi dari wujud kerjasama dan toleransi dalam kebudayaan antara Islam dan tradisi daerah. Motif Islam yang bercorak dekoratif ornamentik itu dengan tumbuh-tumbuhan serta unsur alam lainnya yang tak bernyawa, kemudian motif abstrak sebagai rekaan dari bentuk -bentuk geometris dengan huruf Arab juga merupakan ornament yang baik. Sedangkan huruf Arab ini juga dipakai untuk menerapkan lafaz-lafaz dari alQur’an yang ditetapkan di dalam bangunan masjid. Gaya ornamentik ini kemudian berpadu dengan bentuk-bentuk arsitektur yang juga merupakan ciri khas, seperti kubah, lengkung gerbang dan kelengkapan lainnya. Perkembangan arsitektur Islam itu sangat erat hubungannya dengan perkembangan arsitektur masjid, Karena masjid itu sendiri merupakan titik tumpuan dari ungkapan kebudayaan Islam, sebagai akibat dari ajaran agama Islam. Secara historis, maka perkembangan masjid kearah yang semarak dan mewah kiranya tidak dapat dielakan, seperti yang telah menjadi kenyataan dalam sejarah arsitektur Islam. Perwujudan masjid ini dari zaman ke zaman sebagai sarana keagamaan mengalami perubahan-perubahan, sebagai akibat dari perkembangan itu. Mulai abad kesebelas, gerakan dilanjutkan oleh bangsa Turki yang berbeda dalam pembawaannya dengan bangsa Arab. Kekuasaan dan penaklukan yang bersifatnya duniawi mewarnai pergerakan ini. Akibatnya banyak Negara dengan cepat dapat ditaklukkan. Turki adalah pahlawan bagi penyebaran agama Islam sesudah orang-orang Arab. Sebagai hasil dari gerakan bangsa Turki ini, Arsitektur Islam juga berkembang pesat dikawasan Asia kecil dengan penampilan yang khas. Kebudayaan sasanid ialah kebudayaan Persia lama sebelum Islam masuk yang dibawa oleh orang Turki. Arsitekturnya banyak yang diruntuhkan, tapi masih meniggalkan bekas-bekas yang berupa gambaran telah dikenalnya pemakaian lengkung pada pintu dan gapura serta kubah untuk atapnya. Perubahan-perubahan tersebut yang terjadi adalah kemajuan, perbaikan mutu dan penyerupaan, dalam segala segi yang mendudukung pergelaran Arsitektur Islam. Demikian pula halnya dengan masjid sebagai unsur pokok dalam arsitektur Islam yang juga mengalami perkembangan tersebut. Hal itu perlu diketahui, terutama atas kehadiran berbagai kelengkapan yang merupakan bagian baru dari arsitektur masjid. Istana di Bagdad misalnya menunjukkan ciri khas dari arsitektur Seljuk. Yang khas yakni dari pelaksanaa konstruksi lengking iwan dengan penampilan ornament yang megah meriah seperti juga terdapat pada arsitektur masjid. Diantara bangunan-bangunan non-religi 3



ini terdapat pula bangunan-bangunan pertahanan berupa benteng-benteng atau tembok pengaman. Fatimiyyah yang yang menguasai seluruh daerah Afrika utara dan Mesir menampilkan Kairo sebagai kota yang penting artinya. Arsitektur gaya Fatimiyyah ini tampak ada tapak pengaruh dari luar terutama melalui tapak kebudayaan Mesopotamia serta malalui siria. Pengaruh Byzantium tampak membekas pada kedua bangunan masjid ini dengan bentuk minaretnya yang massif, serta penggunaan lengkung sebagai gapura dan pintu gerbang. Kemudian pada abad ke sebelas muncul dinasti Almorawiyah yang dilanjutkan oleh dinasti Almohad. Kesemuanya tadi adalah yang mengembangkan gaya moor di Spanyol pada saat itu. Hal ini membekas pada masjid, istana, kraton, kesultanan, bangunan kuburan, benteng pertahanan dan juga kuburan-kuburan. Jadi moor asalnya adalah kaum Berber yang biasa juga disebut Habsyi.kemudian pada masa akhir perkembangan pengaruh muslim di Spanyol timbul corak baru yang dinamakan gaya Mudejar. Masa Mudejar yang merupakan sisa-sisa pengaruh Muslim di Spanyol boleh dikatakan tidak lagi menghasilkan untuk kaum Muslimin, bahkan masjid-masjid atau istana yang telah ada pun kemudian diambil alih oleh orang-orang Kristen dan dijadikan gereja. Sekitar abad kelima belas di saat arsitektur Islam gaya Osmaniyah telah memperoleh coraknya yang pasti. Tambahan yang khas disaat ini yang tampak pada masjid yang dibangun oleh Sultan Salim adalah ditampilkannya bentuk kubah-kubah kecil sebagai ujung atau penutyp suatu bagian bangunan tambahan dan fungsinya semata-mata hanya dekoratif saja. Sinan seorang arsitektur di Yunani telah sempat menghasilkan karya-karyanya dalam berbagai bentuk bangunan. Di antaranya masjid Sultan Sulaeman di Istambul sebagai hasil penangann aritek sinan ini. Di sisi lain pada arsitektur Islam di india baik bangunan masjid , kuburan, maupun makam dan juga istana semua menampilkan sorak yang sama. Terutama istana yang jelas gayanya tidak ada bedanya dari bangunan masjid. Arsitektur Islam yang terkenal ialah dari dinasti Moghul seperti Sultan Jehan. Monument arsitektur Islam adalah bangunan kuburan untuk para raja. Bangunan kuburan terkenal sampai sekarang adalah TajMahal yang dibangun oleh Syah-Jehan di Agra.



2.3 PERKEMBANGAN ARSITEKTUR ISLAM DI INDONESIA Sebelum Islam masuk dan berkembang, Indonesia sudah memiliki corak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha seperti yang terlampir sebelumnya. Dengan masuknya Islam, Indonesia kembali mengalami proses akulturasi (proses bercampurnya dua 4



(lebih) kebudayaan karena percampuran bangsa-bangsa dan saling mempengaruhi), yang melahirkan kebudayaan baru yaitu kebudayaan Islam Indonesia. Masuknya Islam tersebut tidak berarti kebudayaan Hindu dan Budha hilang. Ajaran Islam mulai masuk ke Indonesia sekitar abad Penyebaran awal Islam di Nusantara dilakukan pedagang-pedagang Arab, Cina, India dan Parsi. Setelah itu, proses penyebaran Islam dilakukan oleh kerajaan-kerajaan Islam Nusantara melalui perkawinan, perdagangan dan peperangan. Banyak masjid yang diagungkan di Indonesia tetap mempertahankan bentuk asalnya yang menyerupai (misalnya) candi Hindu/Buddha bahkan pagoda Asia Timur, atau juga menggunakan konstruksi dan ornamentasi bangunan khas daerah tempat masjid berada. Pada perkembangan selanjutnya arsitektur mesjid lebih banyak mengadopsi bentuk dari Timur Tengah, seperti atap kubah bawang dan ornamen, yang diperkenalkan Pemerintah Hindia Belanda. Kalau dilihat dari masa pembangunannya, masjid sangat dipengaruhi pada budaya yang masuk pada daerah itu. Masjid dulu, khususnya di daerah pulau Jawa, memiliki bentuk yang hampir sama dengan candi Hindu – Budha. Hal ini karena terjadi akulturasi budaya antara budaya setempat dengan budaya luar.Antar daerah satu dengan yang lain biasanya juga terdapat perbedaan bentuk. Hal ini juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan budaya setempat. Bentuk budaya sebagai hasil dari proses akulturasi tersebut, tidak hanya bersifat kebendaan/material tetapi juga menyangkut perilaku masyarakat Indonesia.



Wujud akulturasi dalam seni bangunan pada masjid kuno di Indonesia :



5



”Masjid Aceh merupakan salah satu masjid kuno di Indonesia.”



Masjid Agung Demak Ciri-ciri dari masjid atau arsitektur islam kuno seperti yang tampak pada gambar memiliki ciri sebagai berikut: 



Atapnya berbentuk tumpang yaitu atap yang bersusun semakin ke atas semakin kecil dari tingkatan paling atas berbentuk limas. Jumlah atapnya ganjil 1, 3 atau 5. Dan biasanya ditambah dengan kemuncak untuk memberi tekanan akan keruncingannya







yang disebut dengan Mustaka. Tidak dilengkapi dengan menara, seperti lazimnya bangunan masjid yang ada di luar Indonesia atau yang ada sekarang, tetapi dilengkapi dengan kentongan atau bedug untuk menyerukan adzan atau panggilan sholat. Bedug dan kentongan merupakan







budaya asli Indonesia. Letak masjid biasanya dekat dengan istana yaitu sebelah barat alun-alun atau bahkan didirikan di tempat-tempat keramat yaitu di atas bukit atau dekat dengan makam.



2.4 MASUKNYA ISLAM DI BALI Agama Islam masuk ke pulau Bali sejak jaman kejayaan kerajaan Majapahit pada sekitar abad ke 13 - 14M. Waktu itu Raja Gelgel ke I Dalem Ketut Ngelesir yang memerintah (1380-1460 M) mengadakan kunjungan ke keraton Majapahit untuk bertemu dengan Raja Hayam Wuruk. Saat itu Raja Hayam Wuruk sedang mengadakan konferensi kerajaan seluruh Nusantara. Konferensi itu merupakan konferensi tahunan dengan kerajaan bawahan yang berada di berbagai daerah Indonesia. 6



Selain itu sebagai bentuk kepatuhan terhadap jerajaan Majapahit yang berada di Mojokerto. Setelah acara tersebut selesai, Dalem Ketut Ngelesir pulang ke negerinya (Bali) yaitu kerajaan Gelgel. Kembalinya Dalem Ketut Ngelesir ke kerajaannya dengan diantar oleh empat puluh orang dari Majapahit sebagai pengiring, dua diantaranya adalah Raden Modin dan Kiai Abdul Jalil bersama 40 orang pengiring dari Majapahit. Para pengawal muslim itu hanya bertindak sebagai abdi dalam kerajaan Gelgel. Setelah tiba di Gelgel mereka menempati satu pemukiman dan membangun masjid yang diberi nama Masjid Gelgel, yang kini nerupakan tempat ibadah umat Islam tertua di Pulau Dewata. Peristiwa ini dijadikan sebagai patokan masuknya Islam di Bali yang berpusat di kerajaan Gelgel Bali. Raden Modin dan Kiai Jalil ini menetap cukup lama tinggal di pusat kerajaan Gelgel Klungkung. Namun dalam perkembangannya mereka meninggalkan Gelgel menuju ke arah timur dan berhenti di desa Banjar Lebah. Di Banjar Lebah ini Raden Modin menetap dan tidak melanjutkan perjalanan, sedang Kiai Jalil tetap meneruskan perjalanan sampai di desa Saren sampai meninggal di desa tersebut. Beliau meninggalkan tulisan Kitab Suci Al Quran dan sebuah bedug yang sekarang kondisinya sudah mengalami kerusakan. Sejak itu umat Islam mulai ada pengikutnya. Raden Modin dan Kiai Abdul Jalil dapat dikatakan merupakan dua orang tokoh atau wali yang pertama kali menyebarkan agama Islam di pulau Bali. Makamnya hingga saat ini banyak dikunjungi umat Islam untuk berziarah.



2.5 ASPEK FISIK DALAM ARSITEKTUR ISLAM Aspek Fisik adalah sesuatu yang nampak secara jelas oleh panca indera. Dalam hal ini sebuah bangunan dengan fasade yang memiliki bentuk dan langgam budaya islam dan dapat dilihat secara jelas melalui beberapa budaya, seperti budaya arab, cordoba, persia sampai peninggalan wali songo. Bentuk fisik yang biasa diterapkan dalam sebuah bangunan sepetri penggunaan kubah, ornamen kaligrafi, dan sebagainya.



2.6 GAYA ARSITEKTUR ISLAM Gaya arsitektur Islam yang mencolok baru berkembang setelah kebudayaan muslim memadukannya dengan gaya arsitektur dari Roma, Mesir, Persia dan Byzantium. Motif yang mencolok dalam arsitektur Islam hampir selalui mengenai pola yang terus berulang dan berirama, serta struktur yang melingkar. Mengenal gaya arsitektur Islam tentunya tidak 7



terlepas dari bangunan rumah ibadah umah Islam, mesjid. Cikal bakal dari arsitektur Islam itu sendiri berakar dari bangunan Ka'bah yang terletak di Mekkah, Arab Saudi.



2.7 CIRI-CIRI ATAU KAIDAH ARSITEKTUR ISLAM Ciri-ciri atau kaidah arsitektur Islam tentunya tidak terlepas dari Alquran, kitab suci agama Islam, yaitu: 



Adanya beberapa elemen khas yang dimiliki arsiektur islam setelah mengalami perpaduan dari beberapa arsitektur lainnya, yaitu : Kubah, menara, lengkungan







yang berbentuk geometri. Unsur dekoratifnya banyak menggunakan seni kaligrafi atau ornamen berbentuk



tulisan yang mengingatkan kepada Tuhan, seperti doa-doa.  Melarang penggunaa simbol makluk hidup yang bernyawa seperti gambar atau 



patung mnusia maupun binatang kecuali tumbuhan. Pengaturan ruang-ruang ditujukan untuk mendukung menjaga ahlak dan prilaku seperti terpisahnya tempat wudhu antara laki- laki dan perempuan dan juga



 



terpisahnya area sholat antara laki-laki dan perempuan. Keberadaan bangunan tidak merugikan tetangga disekitar. Pembangunan sampai berdirinya bangunan seminimal mungkin tidak merusak



   



alam. Hasil dari design bangunan tidak untuk dipamerkan atau kesombongan. Posisi toilet tidak dibolehkan menghadap atau membelakangi kiblat. Menggunakan warna-warna alam. Selain itu ciri-ciri arsitektur Islam menggunakan motif yang mencolok dalam arsitektur Islam hampir selalui mengenai pola yang terus berulang dan berirama, serta struktur yang melingkar.



8



BAB III PEMBAHASAN OBJEK



3.1 HASIL ANALISA MASJID NURUL HUDA



PETA LOKASI



MASJID NURUL HUDA Masjid Nurul Huda terletak di jalan masjapur Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali dekat Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, sekitar 13 km jarak tempuh dari kota Denpasar. Di sebelah masjid Nurul Huda ini kita juga bisa jumpai bangunan 9



tempat ibadah lainya, seperti Gereja GPIB Ekklesia dan juga Pura Jagad Tirtha. Masjid Nurul Huda ini memiliki dua lantai. Lantai pertama digunakan untuk tempat sholat pria. Area sholat di lantai ini sangat luas. Terdapat ruang takmir masjid juga di sebelahnya. Sedangkan di lantai kedua digunakan untuk tempat sholat wanita.



3.1.1 DILIHAT DARI CIRI-CIRI ATAU KAIDAH DALAM ARSITEKTUR ISLAM PADA MASJID NURUL HUDA YAITU : 1. Adanya kubah pada masjid



Kubah pada masjid biasanya terletan pada atas bangunan yang berfungsi sebagai atap pada bangunan dan kubah juga memiliki fungsi sebagai penanda arah kiblat dari bagian luar. 2. Adanya menara pada masjid tersebut. Menara pada masjid itu digunakan untuk mengumandangkan adzan



10



3. Adanya ornamen geometris yang digunakan biasanya pada dinding dan langitlangit. Pada masjid ini ornamennya hanya ada pada dinding tempat wudhu:



4. Adanya lengkungan-lengkungan pada pintu masuk dan jendela-jendela yang ada pada masjid



5. Pengaturan ruang-ruang ditujukan untuk mendukung menjaga ahlak dan prilaku, contohnya :  Terpisahnya antara tempat wudhu laki-laki dan perempuan



11



 Terpisahnya tempat shola tantara laki-laki dan perempuan



6. Menggunakan warna-warna alam, Contohnya penggunaan warna putih dan hijau. Hijau yang diambil dari warna tumbuh-tumbuhan yang diterapkan pada warna kubah yang paling besar :



12



7. Selain itu ciri-ciri arsitektur Islam menggunakan motif yang mencolok dalam



arsitektur Islam hampir selalui mengenai pola yang terus berulang dan simetris contohnya pengaplikasian bentuk bangunan yang memiliki kesamaan pada kanan dan kiri bangunan



3.2 HASIL ANALISA MASJID UKHUWWAH



PETA LOKASI



13



PETA LOKASI



Masjid ini terletak di Jalan Kalimantan No. 19 Denpasar. Masjid ini tepat terletak di pusat kota. Pusat pertokoan dan diapit oleh tiga jalan yaitu jalan Raya Hasanuddin, jalan Sulawesi dan jalan Kalimantan. Lokasinya dekat Pasar Kumbasari dan pusat pertokoan di Gajah Mada.



3.2.1 DILIHAT DARI CIRI-CIRI ATAU KAIDAH DALAM ARSITEKTUR ISLAM PADA MASJID UKHUWWAH YAITU : 1. Adanya menara atau minaret pada masjid ini. Menara ini berfungsi sebagai symbol proyeksi penunjuk arah para muazin yang mengumandangkan adzan pada saat sholat bagi umat muslim.



14



2. Atap pada masjid ini berbeda dengan atap masjid pada umumnya yang memakai kubah yang kita tahu. Atap pada masjid ini menggunakan atap berbentuk tumpang yang ada pada ciri-ciri masjid kuno. Atapnya berbentuk tumpang yaitu atap yang bersusun semakin ke atas semakin kecil. Dan biasanya ditambah dengan kemuncak untuk memberi tekanan akan keruncingannya yang disebut dengan Mustaka.



15



3. Pola geometris yang diterapkan pada jendela dan pintu



masjid yang



berbentuk persegi. Pola geometris juga termasuk penerapan ornamen geometris islam pada bangunan



4. Unsur dekoratifnya menggunakan seni kaligrafi atau ornamen yang mengingatkan kepada sang pencipta yaitu Allah, SWT. Pada bangunan masjid ini seni kali grafinya terdapat di dalam ruang masjid di dekat orang mengumandangkan adzan.



16



3.3 HASIL ANALISA MASJID AL-IKHLAS



PETA LOKASI



17



Masjid Al-Ikhlas ini terletak di Jl. Baucau, Komplek Bandara Ngurah Rai, Tuban, Kuta. Kab. Badung. Masjid ini salah satunya masjid yang terdekat di Bandara Internasional Ngurah Rai. Masjid ini juga berdekatan dengan Masjid Nurul Huda dan Masjid Asasut Taqwa.



3.3.1 DILIHAT DARI CIRI-CIRI ATAU KAIDAH DALAM ARSITEKTUR ISLAM PADA MASJID AL-IKHLAS YAITU :



1. Adanya ornamen geometris yang digunakan biasanya pada dinding dan langit-langit. Pada masjid ini ornamennya ada pada dinding masjid dan juga ornamen tersebut langsung sebagai dinding masjid yang berbentuk seperti bunga :



BAB VI



2. Pengaturan ruang-ruang ditujukan untuk mendukung menjaga ahlak dan prilaku, contohnya : Terpisahnya tempat shola tantara pria dan perempuan :



18



Tempat sholat untuk laki-laki



Tempat sholat untuk perempuan



3. Keunikan pada masjid itu masjid ini hanya berbentuk kubus besar yang tidak memiliki atap kubah maupun atap bertumpang layaknya seperti Kubah di Arab Saudi. Tidak seperti yang kita tahu masjid pada umumnya yg memakai atap kubah maupun atap bertumpang.



19



BAB VI PENUTUP 4.1 KESIMPULAN Dapat dilihat Ciri-ciri bangunan berarsitektur islam yaitu Adanya beberapa elemen khas yang



dimiliki arsiektur islam setelah mengalami perpaduan dari beberapa arsitektur lainnya, yaitu : Kubah, menara, lengkungan yang berbentuk geometri, melarang penggunaa simbol makluk hidup yang bernyawa seperti gambar atau patung mnusia maupun binatang kecuali tumbuhan, menggunakan warna-warna alam. Selain itu ciri-ciri arsitektur Islam menggunakan motif yang mencolok dalam arsitektur Islam hampir selalui mengenai pola yang terus berulang dan berirama, serta struktur yang melingkar. Dari ciri-ciri yang ada tidak semua masjid memilikinya. Tidak semua masjid memiliki bentuk yang sama dalam arti lain memiliki atap kubah yang sering kita lihat pada suatu masjid melainkan masjid memiliki ciri khas tersendiri dari kepercayaan orang yang membangun atau mendesainnya. Disana kita dapat melihat perkembangan atau perbedaan-perbedaan gaya Arsitektur di masing-masing jaman.



20



DAFTAR PUSTAKA https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_Islam http://arafuru.com/lifestyle/sejarah-perkembangan-arsitektur-islam-dari-masa-ke-masa.html https://web.facebook.com/permalink.php? story_fbid=512927905500943&id=404104483049953&_rdr http://abulyatama.ac.id/?p=5964 http://www.academia.edu/7962838/Arsitektur_Islam_di_Indonesia https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Al-Irsyad http://balimuslim.com



21