Art Therapy Dengan Berbagai Aspeknya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KE-5 KONSELING KONTEMPORER Materi : “Art Therapy dengan Berbagai Aspeknya”



Dosen pembina: Indah Sukmawati., M.Pd., Kons.



Oleh : Nur azizi amrizon 18006044



JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2021



ART THERAPY DENGAN BERBAGAI ASPEKNYA A. Pengertian Art Therapy Menurut Sholihah (2017) “Art Therapy adalah perpaduan dua disiplin keilmuan yaitu kesenian dan psikologi yang menghasilkan suatu teknik yang menarik. Integrasi yang dihasilkan dua teori ini lebih berfokus pada bagaimana dan mengapa art therapy berguna sebagai intervensi primer dan sebagai modalitas. Art therapy dapat dinilai sebagai suatu bentuk bahasa visual individu untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan yang tidak bisa mereka ungkapkan. Selain itu art therapy dapat menjadi cara dalam mengkomunikasikan pengalaman yang sulit untuk diverbalisasi, seperti kekerasan fisik atau seksual, trauma, kesedihan, serta pengalaman emosional yang komplek. Menurut The American Art Therapy Association (dalam Sholihah, 2017), art therapy adalah sebuah proses penyembuhan yang dilakukan dengan membuat sebuah karya seni yang kreatif. Proses penyembuhan ini berguna dalam meningkatkan kualitas kehidupan. Art therapy sangat membantu dalam mengatasi gangguan emosi, menyelesaikan konflik, menambah wawasan, mengurangi perilaku bermasalah, serta meningkatkan kebahagiaan hidup. Malchiodi (dalam Sholihah, 2017) berpendapat art therapy adalah bentuk terapi yang dilakukan dengan menggunakan potensi manusia agar dapat menjadi lebih kreatif melalui proses menghasilkan suatu karya seni. Pengertian dan ruang lingkup art therapy dipengaruhi oleh berbagai aturan yang ada dalam ke-sehatan mental dimana art therapy digunakan sebagai bentuk intervensi Art therapy bila dilihat berdasar pada historisnya digunakan sebagai fasilitas perawatan kejiwaan Namun, seiring dengan perkembangan kebutuhan



manusia



art



therapy



memiliki



fungsi



preventif



yaitu



mengembangkan suatu sikap yang dapat meningkatkan suatu kualitas hidup. Menurut Khaira (dalam Setiana, dkk, 2017) Art therapy merupakan salah satu terapi komplementer untuk menurunkan stres. Menurut Setyoadi & Kushariadi (dalam Setiana, dkk, 2017) Art therapy menganjurkan individu



menvisualisasikan emosi dan pikiran yang tidak dapat diungkapkan sehingga diungkapkan



melalui



karya



seni



dan



selanjutnya



ditinjau



untuk



diinterpretasikkan oleh individu. B. Desain Art Therapy Menurut Buchalter (dalam Sulistyanti, 2017) menyatakan bahwa art therapy dapat diterapkan dalam berbagai cara. Art therapy bermanfaat untuk memunculkan pikiran dan perasaan individu secara spontan dan dengan pendekatan yang terstruktur, art therapy terbukti memberikan efek terapeutik. Dalam membuat rancangan art therapy, semakin banyak alat (tools) yang digunakan, maka hasilnya akan semakin kuat dan semakin efektif. Dalam penerapannya, terapis menggunakan teknik verbatim dan memodifikasi kegiatan art therapy sesuai dengan kebutuhan individu (klien). Menurut Lowenstein (dalam Sulistyanti, 2017) membagi kegiatan art therapy menjadi tiga tahapan. Tahapan pertama merupakan engagement and assessment merupakan kegiatan dengan melakukan keterlibatan dan penilaian mengenai kegiatan dengan menyertakan keterlibatan para ahli (terapis, dokter atau psikolog) dalam mengevaluasi klien, tahapan kedua merupakan treatment intervention yaitu memfasilitasi klien untuk mendapatkan efek terapeutik, serta tahapan terakhir merupakan termination intervention yaitu mengevaluasi hasil intervensi dan juga merupakan tahapan penyelesaian terapi. C. Manfaat Art Therapy Menurut Malchiodi (dalam Sulistyanti, 2017), melalui kegiatan art atau seni ini, tidak hanya membantu individu untuk mengungkapkan perasaan atau emosinya dengan cara atau bahasa yang lain, tetapi juga dapat membantu individu dari segala usia untuk mengeksplorasi emosi dan keyakinan, mengurangi stres, mengatasi masalah dan konflik, dan meningkatkan rasa kesejahteraan.



Menurut Mark Wagner (dalam Sulistyanti, 2017) terdapat 10 manfaat art atau seni bagi anak- anak, yaitu : 1. Seni mengajarkan pemecahan masalah. Mengerjakan sebuah karya seni memberikan pengalaman pada anak betapa banyaknya kemungkinan dan solusi yang bisa diambil dalam menghadapi suatu masalah/tugas. 2. Seni mempersiapkan anak-anak menghadapi masa depannya. Anak yang bertumbuh dalam stimulasi kreativitas dan open minded akan memiliki peluang lebih luas dalam perjalanan karirnya, karena kreativitas adalah life skill yang dibutuhkan dalam berbagai situasi sehari-hari. 3. Seni mengembangkan kecintaan akan belajar dan keterbukaan atas ide-ide baru. Aktivitas seni mengajarkan keberanian mengambil resiko dan keterbukaan akan berbagai kemungkinan. 4. Seni adalah bisnis internasional. Seni tidak mengenal batas, para pekerja seni dapat melintasi batas jarak dan negara. 5. Seni mengembangkan kemampuan otak kiri dan otak kanan. Seni membutuhkan fokus, konsentrasi dan berbagai koordinasi visual motorik. 6. Seni meningkatkan performansi kepribadian. Aktivitas seni dapat meningkatkan kepercayaan diri, motivasi, komunikasi, kerja sama dan juga memperkuat hubungan dengan lingkungan sekitarnya. 7. Seni memfasilitasi kecerdasan emosional. Seni dapat membantu anak-anak untuk mengekspresikan perasaannya, terutama pada anak yang masih memiliki keterbatasan bahasa. Sering kali anak-anak mampu menemukan kesenangan dan kebanggan atas karya yang mereka hasilkan. 8. Seni mengembangkan aktivitas dalam komunitas. Seni adalah satu-satunya bidang yang menembus batas-batas budaya, agama, ras, maupun tingkat sosial ekonomi. Bahasa seni adalah bahasa emosi dimana batasan pengetahuan dan logika tidak menjadi hambatan untuk memahami suatu karya seni. 9. Seni meningkatkan kepekaan. Seni membuka hati dan pikiran akan kemungkinan-kemungkinan dan imajinasi.



10. Seni adalah media tanpa batasan. Kreativitas dan pengekspresian diri adalah hal yang penting dalam hidup manusia. Sejarah menunjukkan bahwa manusia purba memiliki kreativitas sejak petroglyphs, cave paintings, juga patung-patung kuno yang ditemukan. Sama dengan anakanak, hal pertama yang mereka lakukan adalah bermain, menggambar, dan menggunakan imajinasi mereka tanpa adanya batasan. Menurut Sholihah (2017), “Berdasar pada konteks art therapy yang memanfaatkan aktivitas tubuh secara langsung maka Malchiodi mengambil suatu kesimpulan bahwa art therapy memiliki manfaat yang antara lain adalah sebagai berikut: 1. Memberikan informasi yang lebih bernilai pada proses terapi karena menyediakan karya seni konseli yang dapat digunakan sebagai dasar penilaian perkembangan konseli. 2. Sebagai sarana dalam pelepasan emosi (katarsis) dimana hal ini sebagai pelepasan pengalaman yang meyakitkan dan menganggu. 3. Mengurangi tingkat stress dan menginduksi respon relaksasi fisiologis melalui pengubahan suasana hati. 4. Menambah wawasan tentang kompleksitas hubungan antara fisiologis, emosi, dan gambar sebagai bagian dari intervensi efektivitas yang telah dilaksanakan. D. Macam-macam Art Therapy Menurut Nordqvist (dalam Sholihah, 2017) dalam Fastari jenis-jenis art therapy bisa dibedakan kepada music therapy, poetry therapy, dance therapy, drama therapy dan seni kriya. Music therapy pernah digunakan untuk mengurangi simtom depresi pada pasien depresi, membantu mengurangi rasa sakit pada penderita penyakit kronis. Menggambar, melukis, dapat membantu pemulihan trauma pada korban bencana alam. Penderita autisme terbantu dengan art psychotherapy, mereka terlihat dapat berekspresi dibandingkan ketika diajak berkomunikasi secara lisan.



E. Kelebihan dan Kekurangan Art Therapy Menurut Sholihah (2017) “Sebagai bentuk metode yang digunakan dalam pelayanan bimbingan dan konseling, Art therapy memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari art theraphy adalah memberikan rasa nyaman kepada klien/konseli. Dengan jenis terapi ini konseli dapat menuangkan pikiran, perasaan dan berbagai hal yang tidak dapat diungkapkan atau dikatakan langsung kepada konselor. Konseli tidak perlu merasa kurang nyaman atau takut karena tidak berkomunikasi secara langsung dengan terapis (dalam hal ini adalah konselor). Kelemahan atau kekurangan dari metode adalah pada interpretasi gambar yang dibuat. Tidak semua gambar yang dibuat konseli bisa diinterpreatsikan. Proses ini juga memerlukan kemampuan terapis/guru BK dalam mengartikan atau memaknai gambar yang dibuat. Kelemahan lain adalah pada durasi waktu dan ruangan. Waktu yang dibutuhkan konseli untuk menyelesaikan tugas art therapy tidak bisa diprediksi, dan juga memerlukan ruangan khusus sehingga bisa memunculkan kenyamanan. Kompetensi umum yang harus dimiliki konselor sebagai pelaksana program bimbingan dengan metode Art Therapy ini



adalah



kemampuan



berpenampilan



menarik



dan



menyenangkan,



menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif, inovatif dan produktif, bersemangat, disiplin, dan mandiri, peka,bersikap empati,serta menghormati keragaman dan perubahan dan satu hal mutlak yang harus dimiliki konselor atau guru bimbingan dan konseling yaitu dapat berkomunikasi secara efektif.



KEPUSTAKAAN Setiana, D.G.A.A, dkk. (2017). Pengaruh Art Therapy (Terapi Menggambar) Terhadap Stres Pada Lansia. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan. 13(2). 192-202. Sulistyanti, E. (2017). Layanan Konseling Art Therapy Untuk Mengatasi Trauma Anak Korban Bullying Di Sekolah. Proceeding, International Conference. https://www.gci.or.id/assets/papers/ascc-2017-159.pdf diakses tanggal 20 Maret 2021 pukul 21:31 WIB. Sholihah, I.N. (2017). Kajian Teoritis Penggunaan Art Therapy Dalam Pelaksanaan Layanan Bimbingan Dan Konseling Di SMK. Proceedings, International Conference. https://www.gci.or.id/assets/papers/ascc-2017176.pdf. diakses tanggal 20 Maret 2021 pukul 21:31 WIB.