Arti Pahlawan Di Era Milenial [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Arti Pahlawan di Era Milenial Pahlawan adalah orang yang telah berjasa bagi Negara kita yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), para pahlawan rela mengorbankan seluruh tubuhnya, rasa lelah, waktu bahkan nyawa telah dia berikan demi membela Indonesia. Mereka semasa hidupnya tulus untuk berjuang agar Indonesia lepas dari genggaman kolonialisme. Pada era milenial saat ini tantangannya lebih berat dibandingkan era sebelum kemerdekaan. Bukan tantangan berjuang secara fisik melainkan berjuang untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Indonesia (NKRI) yang mulai menjadi ancaman pada saat ini. Kita sebagai generasi milenial harus meneruskan beban yang para pahlawan berikan yaitu menjaga Indonesia agar tetap utuh. Banyak hal yang bisa merusak keutuhan Negara Indonesia yaitu hoax, ujaran kebencian, SARA terutama menjelang konstetasi pemilu. Isu-isu tersebut banyak berseliweran di sosial media sehingga jika terus dibiarkan seperti itu akan terciptanya perpecahan antar bangsa. Pahlawan pada era milenial juga dipersepsikan sebagai sebuah aktivitas yang memberi inspirasi dan pengaruh positif bagi masyarakat. Pahlawan bagi generasi milenial adalah suatu tindakan nyata yang memberi manfaat kepada masyarakat. Pahlawan bukan lagi dipahami sebagai sebuah gerakan heroik yang mengangkat senjata melawan penjajah. Dengan mengakomodasi persepsi generasi milenial pada pahlawan sesuai dengan zamanya, maka pahlawan tidak hanya menjadi masa lalu dari orang-orang yang sudah almarhum. Tapi pahlawan juga adalah tokoh masa kini (living heroes) yang akan membawa Indonesia ke depan sebagai bangsa yang sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya . 10 November sebagai hari pahlawan selalu diperingati sebagai momentum mengenang jasa para pahlawan yang telah ‘gugur’ dalam memperjuangkan serta mempertahankan Kemerdekaan. Berbagai peringatan ceremonial dilakukan guna memperingati hari pahlawan. Generasi milenial saat ini lebih mementingkan kepentingan pribadi (individualistis), lebih berorientasi kepada aspek matrealisme (hedonisme). semakin memudarnya kegigihan (semangat juang), lemahnya pengabdian kepada sesuatu yang lebih besar/rasa patriotik (nasionalisme), kurangnya rasa kesetiakawanan dan rela berkorban, menipisnya semangat gotong royong, kerja keras dan terkesan apatis terhadap lingkungan serta ingin serba instan (seketika). Minimnya sosok yang dapat menjadi teladan bagi generasi milenial menjadikan penghayatan terhadap jiwa kepahlawanan di masyarakat masih sangat rendah. Ini lah tentunya yang memicu beberapa konflik horisontal yang nyaris terjadi yang menyinggung isu sensitif, seperti isu SARA yang tak lain disebabkan persoalan sepele yang bersumber dari melemahnya nilai dan semangat kepahlawanan.



Dahulu kita sering mengartikan pahlawan itu sebagai ksatria yang berjuang di medan peperangan. Namun seiring berkembangnya zaman, berkembang pula tekhnologi dan peradabanpun berubah. Memasuki era digital saat ini perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan cita cita proklamasi bukan lagi diselesaikan di medan tempur bersenjata, namun di medan medan perjuangan tekhnologi dan informasi. Berkembangnya ilmu pengetahuan menjadikan dunia tanpa batas dan menghubungkan satu negara dan lainnya. Industri menjangkau semua kalangan memasuki peradaban baru yang serba modern. Penguasaan satu negara terhadap negara lain tidak lagi melalui perang dan penjajahan dalam penguasaan mutlak. Neo kolonialisme berjalan seiring pesatnya arus tekhnologi, negara negara yang secara ekonomi lebih kuat dapat menguasai negara negara miskin dan berkembang dengan dalih bantuan ekonomi atau Pinjaman. Semakin besar hutang sebuah negara semakin lemah pula posisi tawar negara tersebut. Alhasil ketika para pemilik modal dan meminta bayaran atas Hutang dan bunganya tak pelak lagi akhirnya sebagian Tanah Air, Aset Bangsa ikut tergadaikan sebagai jaminan. Dengan kondisi seperti ini sudah saatnya lahir para pahlawan pahlawan baru, yang terus mmembawa semangat kemerdekaan terbebas dari segala bentuk penjajahan dan terus mengobarkan cita cita para pendiri bangsa ini yang saat ini hampir tenggelam dan terlupakan. Pancasila sebagai Ideologi hanya dijadikan Jargon, Trisakti hanya jadi lip service para politisi ketika musim kampanye tiba. Kedaulatan secara Politik bukan haanya karena pemimpin negara A mau bertemu Presiden Indonesia. Bukan hanya sanggup melakukan jamuan besar bagi negara- negara peminjam modal namun kedaulatan yang sesungguhnya adalah ketika sanggup berdimplomasi dan bernegosiasi dengan lantang untuk menyelamatkan nasib warga negara dan bangsanya, mampu menyelamatkan Warga Negaranya yang akan di hukum mati di negara lain. Berdikari secara ekonomi, ketika kemandirian sebuah bangsa atas kebutuhan dasar bagi warga negaranya masih belum dapat terpenuhi maka belumlah dapat dikatakan berdikari secara ekonomi. Penguasaan alat alat ekonomi dan aset aset bangsa yang dikuasai oleh bangsa asing menjadikan bangsa ini tetap hanya sebagai buruh dan bukan sebagai pemilik kekayaan bumi Nusantara. Ketika seluruh kebutuhan mendasarpun haruslah mengimpor dari negara lain jelaslah negara ini hanya menjadi bangsa konsumen dan bukan produsen karena tak mampu melindungi hasil produksinya bahkan di dalam negeripun tak terlindungi.



Contoh Pahlawan Pada Era Milenial Pahlawan era milenial sebenernya adalah generasi saat ini atau generasi milenial itu sendiri, karena generasi saat ini adalah generasi yang harus meneruskan perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan. Cara meneruskan perjuangan para pahlawan yaitu mempertahankan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia dengan tidak tawuran sesama generasi, tidak menyebarkan isu HOAX, dan lain sebagainya. Oleh karena itu yang pantas disebut “Pahlawan Era Milenial” adalah generasi milenial itu sendiri.