Artikel Ilmiah Peran Perpus Gerakan Literasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Artikel Ilmiah Membangun Gerakan Literasi di SDN Mojo III/222 dengan Meningkatkan Peran Perpustakaan Oleh WIJI ASTUTIK ABSTRAK Dalam artikel ilmiah ini menjelaskan tentang peran perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa di SDN Mojo III/222 Surabaya . Penulisan ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan peranan Perpustakaan di SDN Mojo III/222 Surabaya dalam meningkatkan minat baca siswanya. (2) Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca perpustakaan SDN Mojo III/222 Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan studi pestaka di perpustakaan sekolah SDN Mojo III/222 Surabaya . Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: Peran perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa di SDN Mojo III/222 Surabaya sudah terlaksana secara optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari kegiatan yang dilaksana oleh pihak perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa yakni penjadwalan jam kunjungan wajib bagi siswa, kegiatan merangkum apa yang sudah dibaca, membuat kreatifitas dari hasil yang dibaca untuk ditempel atau ditampilkan, dan kegiatan bercerita terhadap apa yang telah dibaca. Sehingga minat baca siswa di SDN Mojo III/222 Surabaya sudah dapat dikatakan baik hal ini dapat dilihat dari jumlah kunjungan siswa dari waktu ke waktu semakin meningkat. Kendala yang dihadapi adalah ruangan yang kurang memadahi dan koleksi buku yang terbatas. Pendahuluan Sebagai upaya meningkatkan peran siswa dalam penanaman budi perekti dan karakter, pemerintah melalui kementerian pendidikan meluncurkan sebuah gerakan yang disebut Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Gerakan ini mempunyai tujuan agar dalam dunia pendidikan khususnya siswa memiliki budaya membaca dan menulis sehingga dapat tercipta pembalajaran sepanjang hayat.  GLS diharapkan akan memperkuat gerakan penguatan penumbuhan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015. Salah satu bentuk kegiatan yang dapat diterapkan di dalam gerakan tersebut adalah kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum proses pembelajaran dimulai. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar dapat memahami pengetahuan secara lebih baik. Materi baca dapat berisi berupa kearifan local, nilai-nilai budi pekerti, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik. Dengan membaca seseorang dapat memperluas wawasan dan pandangannya, dapat menambah dan membentuk sikap hidup yang baik, sebagai hiburan serta menambah ilmu pengetahuan. Adapun pepatah yang mengatakan bahwa “membaca membuka cakrawala dunia, perpustakaan adalah kuncinya”. Artinya dengan membaca segala pengetahuan akan kita ketahui dann pahami dan melalui perpustakaanlah sumber 1



ilmu pengetahuan sepanjang masa disimpan dan tak akan pernah punah karena disanalah tempat sumber ilmu (buku) berada. Perpustakaan SDN Mojo III/222 merupakan perpustakaan sekolah yang bernuansa islam yang tujuannya melayani setiap kebutuhan informasi siswa, baik peminjaman, pengembalian, pelayanan dan penelusuran informasi terhadap siswa sekolah dasar (SD). Dengan memaksimalkan perannya, perpustakaan sekolah dapat meningkatkan siswa yang gemar membaca, memahami pelajaran, mengerti maksud dari sebuah informasi dan ilmu pengetahuan, serta manghasilkan karya bermutu. Sehingga pada akhirnya tercipta budaya membaca serta menjadikan perpustakaan sebagai kebutuhan primer terhadap informasi dan menjadikan perpustakaan sebagai tempat rekreasi alternatif bagi siswa. Dengan adanya perpustakaan di sekolah SDN Mojo III/222 dapat penunjang proses belajar mengajar dan meningkatkan minat baca siswa khususnya Sekolah Dasar. Untuk mewujudkan hal tersebut, perpustakaan sekolah tidak bisa bekerja sendiri. Dengan dukungan sekolah, terutama melalui kebijakan pimpinan (kepala sekolah), guru, dan pelajar akan memperlancar tugas/ kebijakan yang akan dijalankan oleh pengelola perpustakaan sekolah itu sendiri. Perpustakaan SDN Mojo III/222 , memiliki koleksi sebanyak 2303 judul 3476 eksemplar yang dikelola oleh 1 orang pustakawan, yang berarti telah memenuhi standar jumlah koleksi di perpustakaan sekolah yaitu memiliki 1000 judul ( Yusuf, 2007). Alasan penulis memilih SDN Mojo III/222, karena penulis sebagai petugas di sekolah ini dan perpustakaan memiliki sarana dan prasarana sebagai penunjang kebutuhan informasi siswa untuk meningkatkan minat baca siswa seperti : tersedianya koleksi baik tercetak maupun non-tercetak (kaset), ruang baca sesuai dengan jenjang pendidikan untuk anak SD, tepatnya pemilihan warna terhadap perpustakaan sehingga terlihat menarik, dan serta perpustakaan SDN Mojo III/222 memiliki 2303 judul dan Berdasarkan pembahasan di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih jelas bagaimana peran perpustakaan sekolah dalam meningkatkan minat baca siswa sekolah dasar. Bardasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: (1) Bagaimana peranan Perpustakaan di SDN Mojo III/222 Surabaya dalam meningkatkan minat baca siswanya?. (2) Apa faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca perpustakaan SDN Mojo III/222 ? Perpustakaan sekolah Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari satu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya. Menurut Milburga, dkk., mendefenisikan perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dengan cara tertentu untuk dipergunakan secara berkesinambungan oleh pemakainya sebagai sumber informasi. Dengan demikian, harus memiliki tujuan dan manfaat agar semua itu dapat terlaksana dengan baik dan memiliki nilai guna terhadap penggunanya.



Tujuan utama dari keberadaan perpustakaan sekolah adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan pengguna yaitu siswa, guru, dan pegawai sekolah yang bersangkutan. Bukan hanya mengumpulkan serta mengolah bahan pustaka saja, tetapi untuk membantu siswa menyelesaikan tugas-tugas sekolah dengan menyediakan koleksi yang sesuai dengan kurikulum sekolah yang ada.Menurut Ibrahim Bafadal (2006 : 28) tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut: a. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa. b. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan. c. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa. d. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan pelaksanan kurikulum e. Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa. f. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan. g. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya. Menurut Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (2000:5) tujuan perpustakaan sekolah adalah “Sebagai sumber belajar dan bagian integral dari sekolah bersama-sama dengan sumber belajar lainnya bertujuan mendukung proses kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan”. 1. Peranan Perpustakaan Sekolah Peran sebagai sarana institusi pendidikan, informasi dan pengembangan ilmu pengetahuan. Berperan atau tidaknya perpustakaan tergantung pada kemampuan, kredibilitas dan kompetensinya sebagai salah satu sumber informasi dan institusi pendidikan dalam arti yang luas. Sutarno NS (2005 : 59) menjelaskan bahwa peran itu akan terlihat dan dirasakan oleh pemakai perpustakaan, manakala perpustakaan dapat melaksanakan semua kegiatannya dengan baik dan memberikan manfaat atau memiliki nilai guna. Istilah peran untuk sebuah perpustakaan adalah kedudukan, posisi dan tempat yang dimainkan. Apakah penting, strategis, sangat menentukan, berpengaruh atau hanya sebagai pelengkap dan lain sebagainya. Jika diperhatikan berbagai kondisi dan posisi perpustakaan yang sebenarnya, maka secara hakiki sebuah perpustakaan menempati ruang gerak yang cukup strategis di tengah-tengah masyarakat. Dalam hal ini termasuk perubahan nilai-nilai, penayaan dan pencerahaan kehidupan umat manusia agar tetap seimbang antara hal-hal yang bersifat fisik jasmaniah dan kejiwaan rohaniah dan tidak terjebak pada hal-hal yang bersifat materi belakang dan terhindar dari kehancuran karena tindakan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Peran perpustakaan sekolah adalah sebagai sumber daya utama produk informasi yang sebagian besar berbasis cetak di luar ruang kelas, namun pengaruh dan perobahan



peran teknologi informasi yang kemudian memperluas peran perpustakaan sehingga melampaui pelayanan koleksi buku-buku dan bahan-bahan berbasis cetak lainnya. 2. Tugas perpustakaan Secara struktural, tugas sebuah perpustakaan sekolah telah tercantum dalam struktur atau bagian organisasi. Dalam bagian tersebut akan tergambar dengan jelas besar atau kecilnya volume pekerjaan, alur komunikasi dan jaringan kerja yang mesti dilaksanakan, juga akan terlihat bahwa terselenggaranya tugas perpustakaan tidak bisa berdiri sendiri, melainkan terkait, baik langsung maupun tidak langsung dengan unit atau lembaga lain. Menurut sutarno NS (2005 : 61) tugas perpustakaan secara garis besar ada tiga, yaitu menghimpun, mengelola, dan memberdayakan informasi. Tugas-tugas itu kemudian diuraikan dalam fungsi-fungsi. a. Tugas menghimpun informasi adalah kegiatan mencari, menyeleksi, mengisi perpustakaan dengan sumber informasi yang memadai/ lengkap baik dalam arti jumlah, jenis, maupun mutu yang disesuaikan dengan kebijakan organisasi, ketersediaan dana dan keinginan pemakai serta mutakhir. b. Tugas mengelola meliputin proses pengolahan, penyusunan, penyimpanan, pengemasan agar tersusun rapi, mudah ditelusurin, ditemukan kembali dan diakses oleh pemakai. Pekerjaan pengolahan mencakup pemeliharaan dan perawatan agar seluruh koleksi perpustakaan tetap dalam kondisi bersih, utuh dan baik. Sedangkan kegiatan pelestarian adalah dalam rangka preservasi konservasi karena untuk menjaga nilai-nilai sejara dokumentasi. c. Tugas memberdayakan dan memberikan layanan secara optimal bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi, teknologi dan budaya masyarakat di sekitarnya. Termasuk di dalam tugas ini adalah upaya promosi dan publikasi secara sosialisasi agar masyarakat di sekitar perpustakaan mengetahui dengan jelas apa yang ada dan dapat dimanfaatkan dari perpustakaan. 3. Fungsi perpustakaan sekolah Menurut Sutarno (2003 : 58) Fungsi perpustakaan adalah “ Suatu tugas atau jabatan yang harus dilakukan didalam perpustakaan tersebut. Pada prinsipnya sebuah perpustakaan mempunyai kegiatan utama yaitu: (1) menghimpun, (2) memelihara, (3) memberdayakan semua koleksi bahan pustaka”. Sedangkan menurut Darmono (2001:3) menyatakan bahwa fungsi perpustakan adalah sebagai berikut: a. Fungsi Informasi Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya agar para pengguna perpustakaan dapat: b. Fungsi rekreasi Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya untuk: 1) Menciptakan kehidupan yang seimbang antara jasmani dan rohani. 2) Mengembangkan minat rekreasi pengguna melalui berbagai bacaan dan pemanfaatan waktu senggang. 3) Menunjang berbagai kegiatan kreatif serta hiburan yang positif.



c. Fungsi pendidikan Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya sebagai sarana untuk menerapkan tujuan pendidikan. d. Fungsi kebudayaan Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak, terekam maupun koleksi lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk: 1) Meningkatkan mutu kehidupan dengan memanfaatkan barbagai informasi sebagai rekaman budaya bangsa untuk meningkatkan taraf hidup dan mutu kehidupan manusia baik secara individu maupun secara kelompok. 2) Membangkitkan minat terhadap kesenian dan keindahan, yang merupakan salah satu kebutuhan manusia terhadap cita rasa seni. 3) Mendorong tumbuhnya kreatifitas dalam berkesenian. 4) Mengembangkan sikap dan sifat hubungan manusia yang positif serta menunjang kehidupan antar budaya secara harmonis. 5) Menumbuhkan budaya baca di kalangan pengguna sebagai bekal penguasan ahli teknologi. e. Fungsi penelitian Sebagai fungsi penelitian perpustakaan menyediakan berbagai informasi untuk menunjang kegiatan penelitian. Informasi yang disajikan meliputi berbagai jenis danbentuk informasi. f. Fungsi deposit Sebagai fungsi deposit perpustakaan berkewajiban menyimpan dan melestarikan semua karya cetak dan karya rekam yang diterbitkan di wilayah Indonesia. Perpustakaan yang menjalankan fungsi deposit secara nasional adalah Perpustakaan Nasional. Sedangkan menurut Siregar (2002 : 1) Secara umum perpustakaan berfungsi sebagai : 1) Pusat pengumpulan bahan informasi / bahan pustaka. 2) Pusat pelestarian bahan informasi / bahan pustaka 3) Pusat pengelolaan bahan informasi / bahan pustaka. 4) Pusat pemanfaatan bahan informasi / bahan pustaka. 5) Pusat penyebarluasan bahan informasi / bahan pustaka. 6) Pusat rekreasi. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perpustakaan sekolah secara umum memiliki fungsi sebagai pusat informasi, edukatif, rekreasi, penelitian, yang bertujuan membantu siswa dan guru di dalam proses kegiatan belajar mengajar pada siswa. Tujuan dan Manfaat Membaca Membaca hendaknya mempunyai tujuan. Sebab, seseorang yang hendak membaca dengan sesuatu tujuan, cenderung lebih memahamin dibndingkan orang yang tidak memiliki tujuan. Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi,mencakup isi, memahamin makna bacaan. Selain itu,ada beberapa tujuan lain dari kegiatan membaca yakni sebagai berikut.



Menurut Dormono (2007 : 27) mengemukakan beberapa manfaat dan tujuan membaca antara lain: 1. Menambah atau memperkaya diri dengan berbagai informasi tentang topik-topik tertentu yang menarik. 2. Memahamin dan menyadari kemajuan pribadinya sendiri 3. Membenahin dan meningkatkan pemahamannya tentang masyarakat dan dunia atau tempat yang dihuninya. 4. Memperluas cakrawala wawasan atau pandangan dengan jalan memahamin orangorang lain dan bagian atau tempat-tempat lain. 5. Memahamin lebih cermat dan lebih mendalam tentang kehidupan pribadi orangorang besar dan pemimpin terkenan dengan jalan membaca biografinya. 6. Menikmatin dan ikut merasakan liku-liku pengalaman petualangan dan kisa pecintaan orang-orang lain. Atas dasar tujuan dan manfaat membaca yang dikemukakan oleh Heilman, dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat membaca pada dasarnya yaitu (a) membaca memperoleh informasi yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari dan (b) membaca untuk memperoleh kepuasan dan kenikmatan emosional artistik. Untuk memenuhi tujuan dan manfaat yang ingin diperoleh. Minat Baca Minat dan kebiasaan membaca merupakan keterampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan. Dalam membaca kedudukan minat menduduki tingkat teratas, karena tanpa minat seseorang akan sukar melakukan kegiatan membaca. Menurut W. Suwarno, (2007:6) bahwa “Minat baca merupakan perasaan senang seseorang terhadap bacaan karena adanya pengertian bahwa dengan membaca itu dapat ditegaskan bahwa minat baca terkadang unsur keinginan, perhatian, kesadaran dan rasa senagn untuk membaca. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hakikat pembinaan minat baca merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan memberikan dorongan kepada masyarakat untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca, sehingga dapat merubah pola pikir dan menambah wawasan. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca Budaya baca merupakan suatu sikap dan tindakan untuk membaca, yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. Minat baca yang mulai dikembangkan pada usia dini dan berlangsung secara teratur akan tumbuh menjadi kebiasaan membaca. Seperti yang dikemukakan oleh Sutarno (2003 : 29), adapun faktor-faktor yang mampu mendorong bangkitnya minat baca masyarakat adalah; (1) Rasa ingin tahu yang tinggi atau fakta, teori, prinsip, pengetahuan dan informasi. (2) Kadaan lingkungan yang memadai, dalam arti tersedianya bahan bacaan yang menarik, berkualitas dan beragam. (3) Keadaan lingkungan sosial yang komdusif, maksudnya adanya iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca. (4) Rasa haus informasi, rasa ingin tahu, terutama aktual. (5) Berprinsip bahwa membaca merupakan kebutuhan dasar akan informasi Faktor pendukung minat baca



Menurut Sutarno NS (2003 : 25) mejelaskan faktor pendukung minat baca adalah faktor yang turut mempelancar terlaksananya pembinaan minat baca. Faktor pendukung tersebut antara lain sebagai berikut :Kesadaran orang tua, inisiatif guru sekolah, Tersedianya perpustakaan, baik perpustakaan sekolah maupun perpustakaan umum Penulis atau pengarang Kesadaran dari penulis atau pengarang untuk menyajikan informasi atau karya-karya yang baik, Kesadaran penerbit untuk menerbitkan buku-buku yang bermutu. Penerbit jangan hanya memikirkan keuntungan belaka, tetapi juga memperhatikan kualitas buku-buku yang diterbitkan. Faktor Penghambat minat baca Menurut Sutarno NS (2003 : 46) faktor-faktor yang menghambat pembinaan minat baca, faktor tersebut antara lain : (1) Kurangnya perhatian orang tua terhadap perkembangan minat baca anak. (2) Banyak tenaga kependidikan yang kurang memperhatikan perkembangan minat baca peserta didiknya. (3) Terbatasnya jumlah bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan informasi lapisan masyarakat. (4) Kuarangnya jumlah perpustakaan, serta koleksi yang tersedia dan pelayanan yang belum begitu baik. (5) Pengaruh perkembangan media audio-visual seperti tv, vidio games dan lain-lain, sehingga pengakibatkan waktu terpakai hanya untuk berhiburan sejenisnya. (6) Rendahnya pendapatan masyarakat mempengaruhi daya beli atau prioritas kebutuhan dimana buku bukan merupakan kebutuhan utama. (6) Harga buku yang relatif mahal sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat tertentu Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa faktor yang menghambat tumbuhnya minat baca yaitu, datang dari lingkungan keluarga yang kurang mendukung hal tersebut terlihat dari kurangnya perhatian orng tua terhadap minat baca anak ditambah tenaga pendidik yang kurang memotivasi siswa untuk gemar membaca, kurangnya bahan bacaan serta dizaman sekarang lebih banyak orang yang mengakses informasi melalui media elektronik seperti televisi dan radio. Pembahasan 1. Peran Perpustakaan SDN Mojo III/222 Surabaya Dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa Perpustakaan merupakan sarana yang digunakan untuk menunjang proses belajar siswa maupun guru yang ada di sekolah. Dengan adanya perpustakaan siswa dapat mendapatkan pengetahuan tambahan selain belajar di ruangan kelas. Perpustakaan yang terdapat di sekolah bukan hanya sekedar koleksi yang di pajang tanpa digunakan oleh siswa maupun pemustaka yang lain yang berada di lingkungan yang sama. Dalam hal ini siswa diharapkan bisa memanfatkan perpustakaan dengan sebaik-baiknya. Dengan istilah lain, sebuah perpustakaan mampu memberikan pelayanan kepada pemustaka sesuai dengan kebutuhan para siswa dan guru-guru yang ada di sekolah. Mengingat suatu perpustakaan tidak akan memiliki fungsi apapun apabila tidak ada pemustaka yang menggunakannya meskipun perpustakaan telah menyediakan berbagai koleksi yang dibutuhkan oleh pemustaka maka pustakawan juga memiliki peran dalam membantu siswa untuk mengenal dan memanfatkan perpustakaan. Adapun hasil penelitian yang penulis dapatkan melalui wawancara dari beberapa siswa di SDN Mojo III/222 Kecamatan Gubeng Kota Surabaya sebagai berikut :



Perpustakaan memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan minat baca siswa, sebab perpustakaan merupakan jantung sebuah sekolah. Dengan mengadakan berbagai kegiatan yang dapat merangsang minat baca siswa sehingga perpustakaan harus memiliki kegiatan yang rutin dilakukan demi menarik siswa maupun siswa untuk mencintai perpustakaan. Akan tetapi perpustakaan yang tidak memiliki fasilitas dan sarana yang memadai akan membuat para siswa tidak nyaman apanila berada di dalam perpustakaan, seperti yang diungkapkan oleh informan 1 yang mengatakan bahwa : “Di perpustakaan koleksinya sudah banyak,tapi masih banyak yang kurang, fasilitasnya yang kurang lengkap, dan lebih banyak buku-buku pelajaran dari pada buku-buku cerita maupun buku-buku yang lain” (Irfan Maulana Siswa Kelas 4, Wawancara 10 Oktober 2019 ). Perpustakaan merupakan sarana kelengkapan sekolah yang sumber dayanya ikut menentukan proses belajar mengajar. Dalam hal ini kepala sekolah SDN Mojo III/222 Kecamatan Gubeng Kota Surabaya mengusahakan agar perpustakaan dapat memenuhi fungsinya sebagai penunjang belajar siswa. Salah satu upaya yang dilakukan adalah membuat siswa gemar membaca dan mencintai perpustakaan. Seperti yang di ungkapkan oleh salah satu staf perpustakaan, adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh perpustakaan SDN Mojo III/222 Kecamatan Gubeng Kota Surabaya dalam meningkatkan minat baca siswa adalah: a. Pembinaan dan pengembangan koleksi perpustakaan Koleksi yang di perpustakaan diperoleh dari hasil pembelian, hadiah maupun sumbangan. Dengan mengadakan pembelian perpustakaan dapat menambah koleksi di perpustaakaan sesuai dengan keinginan siswa. Selain hanya koleksi buku pelajaran saja, perpustakaan juga harus menyediakan bahan bacaan lain yang dapat membuat siswa betah untuk tinggal di perpustakaan untuk membaca. Seperti yang diuangkapkan Informan 2 yang mengatakan bahwa : “Di perpustakaan koleksinya sudah baik,walaupun kurang lengkap tapi setidaknya dengan koleksi yang sudah ada tidak membuat kita tidak menjadi bosan” (Sukma Siswa kelas 4, wawancara 12 Oktober 2019). Kelengkapan suatu di perpustakaan sangat berpengaruh kepada keinginan siswa untuk hanya sekedar mampir di perpustakaan, walaupun mereka keperpustakaan, dengan kata lain hanya sekedar melihat-lihat saja, masih jarang sekali yang ingin menghabiskan waktunya untuk membaca, mereka lebih memilih bermain dengan teman-temannya di kelas dari pada masuk di perpustakaan. b. Menambah sarana dan prasana yang dibutuhkan di perpustakaan Sarana dan prasana menetukan keberhasilah suatu perpustakaan dalam mencapai tujuannya. Jumlah sarana dan prasarana di perpustakaan saat ini masih kurang, meskipun demikian sarana dan prasarana dianggarkan sesuai dengan kebutuhan siswa dan jumlah siswa yang ada di sekolah. Serta tata ruang dari perpustakaan tersebut hari di modifikasi secantik mungkin agar siswa tertarik masuk ke dalam perpustakaan. Dengan susasan yang tenang, dan memiliki tata ruang yang artistic dapat menambah daya Tarik tersendiri diperpustakaan.



c. Penghargaan atau hadiah untuk mereka yang rajin membaca Siswa paling senang apabila mereka di iming-imingi dengan hadiah, apabila melakukan suatu kebaikan. Siswa diberikan hadiah untuk mereka yang rajin membaca. Caranya bisa dengan melakukan kerjasama dengan pihak sekolah untuk menyediakan beberapa hadiah kecil seperti buku tulis, buku bacaan, kotak pensil maupun pensil dan pulpen. Namun perlu diingat, bahwa pemberian hadian ini bukan hanya semata-mata dilihat dari sering tidaknya datang ke perpustakaan berkunjung, akan tetapi perlu juga pertimbangan prestasi belajar siswa itu sendiri. Seperti yang di kemukan oleh staf perpustakaan yang mengatakan bahwa : “Kami biasanya memberi tahu secara langsung kepada setiap anak yang datang ke perpustakaan berkunjung, kalau yang paling rajin masuk keperpustakaan akan mendapatkan hadiah. Lalu siswa tersebut memberi tahu teman-temannya masingmasing” (Ibu NN , wawancara 02 Oktober 2019) Ini sangat penting dilakukan karena anak-anak senang sekali apabila mereka mendaptkan sebuah hadiah. Maka secara tidak langsung mereka sudah mulai belajar untuk mengenal perpustakaan. d. Suasana yang nyaman Pada awalnya, mambaca sering kali ditafsirkan sebagai hal yang sepele, atau sering dianggap remeh, namu pada kenyataanya membaca memiliki banyak sekali manfaat. Pertama dengan membaca wawasan kita bertambah luas dan terhindar dari kebodohan. Kedua, dengan membaca kita mampu mengenal dunia lain yang disekita kita. Ketiga dengan membaca kita mampu mengenal seluruh ciptaan Allah yang Maha Kuasa, dengan membaca.Keempat dengan membaca kita terhindar dari sikap malas. Kelima dengan membaca kita mampu mengucapkan sesuatu dengan lisan yang baik dan benar. Keenam, dengan membaca kita mampu memetik hikmah dari pengalama hidup orang lain yang sukses. Setelah mengetahui pentingnya membaca, oleh karena itu ketika siswa sedang membaca alangkah baiknya kita memberikan suasana yang tenang dan nyaman. Dengan keadaan yang tenang dan nyaman maka siswa akan merasa berah untuk tinggal lama di perpustakaan tanpa harus diminta. Hal ini sesuai dengan yang diungakan oleh staf perpustakaan yang mengatakan bahwa : “Dalam perpustakaan, kita berusaha membuat para siswa merasa nyaman ketika berada didalamnya, meskipun fasilitas nya masih kurang, akan tetapi siswa dapat senyaman mungkin bisa berada diperpustakaan untuk belajar” (Ibu NN , Wawancara 15 Oktober 2019) e. Dorongan dari orang tua/Guru di sekolah Adapun proses menumbuhkan minat baca pada siswa di SDN Mojo III/222 Kecamatan Gubeng Kota Surabaya adalah pembentukan kebiasaan membaca dimulai dari usia dini sebelum mengenal jenjang pendidikan. Kepedulian orang tua pada usia seperti ini, sangat jarang dilakukan, hal sepele yang bisa membuat anakanak begitu cinta dengan membaca tidak mampu dilakukan oleh orang tua siswa itu sendiri. Pada masa kanak-kanak usaha pembentukan minat yang baik dapat dimulai sejak kira-kira umur 2 tahun, yaitu sesudah anak mampu mempergunakan bahasa



lisan (memahami pembicaraan orang lain). Akan tetapi, didalam ilmu psikologi anak, untuk membuat anak senantiasa memiliki minat untuk membaca maka sejak dalam kandugan, anak itu harus sering-sering di perdengarkan cerita dongeng, berusahalan untuk mengajak si calon anak di dalam kandungan berkomunikasi, dengan seperti itu, maka si calon anak akan merespon tindakan orang tuanya. Hal ini sesuai dengan yang kemukan oleh staf perpustakaan yang mengatakan bahwa: “Seharusnya budaya baca harus ditanamkan sejak masih dalam kandunagan, setelah lahir barulah diajarkan berbagai macam kegiatan yang berhungan dengan membaca. Akan tetapi hal ini sulit untuk dilakukan mengingat ada beberapa orang tua siswa yang tidak bisa membaca, bagaimana caranya mengajarkan anak membaca sedangkan orang tua saja tidak mampu membaca” (Ibu NN , Wawancara 10 Oktober 2019) f. Mengaktifkan perpustakaan sekolah Mengaktifkan perpustakaan sekolah adalah cara yang paling efektif dalam mendorong siswa untuk meminjam buku di perpustakaan sesuai dengan minat siswa.Dengan beberapa upaya yang telah dilakakan oleh perpustakan dalam meningkatkan minat baca siswa patut kita banggakan demi mewujudkan siswa yang cinta akan perpustakaan. Seperti yang diungkapkan oleh informan 3 yang mengatakan bahwa : “Sekolah harus menyediakan fasilitas yang bagus, buku-bukunya bukan hanya buku-buku pelajaran saja, ditambah buku cerita, buku bergambar supaya kita tidak merasa bosan kalau buku pelajaran saja yang ada di perpustakaan” (Asran, siswa kelas 5, wawancara Oktober 2019). Akan tetapi meskipun perpustakaan SDN Mojo III/222 Kecamatan Gubeng telah menempuh beberapa hal dalam meningkatkan minat baca siswanya, sehingga siswa yang memanfatkan perpustakaan dengan sebaik baiknya. 2. Minat Baca Siswa di SDN Mojo III/222 di Perpustakaan Pembinaan minat baca di sekolah bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa lewat penekanan pada penciptaan lingkungan membaca yang kondusif sehingga merangsang siswa untuk gemar membaca. Siswa SD memiliki berbagai macam karakter, karena mereka belum mampu mengenal sesuatu tanpa ada pengenalan terlebih dahulu. Dari hasil wawancara dengan informan 4 yang mengatakan bahwa : “Seminggu sekali ada kegiatan membaca di perpustakaan, saya sangat senang karena saya dapat membaca buku cerita, dongen dan lain-lain, ayah dan ibu juga menyuruh saya untuk sering datang keperpustakaan agar menambah ilmu dengan membaca” (Juanda, Siswa Kelas 5, Wawancara, 16 Oktober 2019). Adapun hal yang sama diungkapkan oleh informan 1 yang mengatakan bahwa : “ayahku selalu mengajariku untuk sering membaca, biar pengetahuanku bertambah, setidaknya buku-buku yang ada kaitannya dengan pelajaran” (Irfan Maulana Siswa kelas 5, Wawancara 16 Oktober 2019)



Selain faktor lingkungan dan orang tua, yang membuat para siswa untuk gemar membaca, ada juga anak yang tidak suka membaca setelah mereka pulang sekolah hasutan dari teman juga biasa terjadi, jika ada teman yang mengajak pergi bermain, biasanya seorang anak yang dunianya masih dipenuhi dengan permainan, pasti sulit untuk menolak ajakan dari teman itu sendiri. Seperti yang diungkapakn oleh informan 2 yang mengatakan bahwa : “Biasanya kalau teman memanggil saya pergi bermain setelah pulang sekolah saya lebih memilih bermain dengan mereka, karena capek kalau belajar terus lebih baik beramain saja, nanti lagi belajarnya. Adapi tugas sekolah baru ka belajar” (Sukma, siswa kelas 4, wawancara 12 Oktober 2019) Ungakapan berbeda oleh informan 3 yang mengatakan bahwa : Saya lebih suka bermain dari pada belajar, kalau bermain kita bisa belajar juga, seperti kalau kita bermain sambil berhitung, jadi Kita juga belajar namanya kalau begitu” (Asran, Siswa kelas 4 wawancara 12 Oktober 2019) Teknologi yang ada saat ini, sangat mengganggu kegiatan belajar sebagian siswa, karena dengan keberadaan televisi, waktu belajar pun ditinggalkan, demi menonton tayangan favorit sebagian siswa rela meninggalkan waktu belajar siswa. Selain beberapa faktor yang menyebabkan para siswa malas untuk membaca, karena dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya seperti lingkungan, kurangnya perhatian orang tua, dan keberadaan teknologi informasi saat ini yang canggih. Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa yang melatarbelakangi kurangnya minat baca siswa adalah faktor dari dalam perpustakaan itu sendiri, dan faktor dari luar perpustakaan. Faktor dari dalam perpustakaan adalah siswa tidak dibiasakan membaca sejak dini sehingga tidak mempunyai kebiasan untuk terus membaca, masih kurangya dorongan dari guru untuk memanfatkan perpustakaan pada saat mengerjakan tugas yang diberikan, serta fasilitas di perpustakaan kurang memadai. Faktor dari luar perpustakaan adalah masih kurangnya bahan bacaan yang menarik minat baca siswa, semakin maraknya media audio visual seperti televisi, kurangnya dorongan dari orang tua untuk membuat anak gemar membaca, serta lingkungan disekitar juga sangat berpengaruh dengan kebiasaan siswa untuk gemar membaca. Kendala-kendala yang dihadapi dalam meningkatkan minat baca siswa di SD Mojo III/222 Surabaya 1. Fasilitas kurang memadai Ini merupakan masalah utama rata-rata perpustakaan. Banyak perpustakaan yang masih kekurangan fasilitas karena ketidaksanggupan dan kurangnya perhatian pihak pimpinan dan kesadaran sebagian guru-guru di sekolah yang berpengaruh kepada keinginan siswa untuk berkunjung ke perpustakaan. Hal ini sesuai dengan yang di kemukakan oleh staf perpustakaan yang mengatakana bahwa : “Di perpustakaan ini fasilitasnya masih kurang memadai, terutama dibagian ruang baca, dan menjadi salah satu faktor siswa jarang masuk untuk membaca di perpustakaan. Hanya ada meja baca dan kursi seadanya untuk siswa yang ingin saja masuk untuk membaca di perpustakaan” (NN, wawancara tanggal 10 Oktober 2019).



Gedung atau ruangan merupakan sarana penting dalam penyelenggaraan perpustakaan. Perpustakaan sebagai unit pelayana jasa, harus memiliki sarana kerja yang cukup dan permanen, untuk menampung koleksi perpustakaan. Perpustakaan sebagai pusat informasi dan pengetahuan memiliki tugas dan fungsi yang starategis yaitu menyediakan fasilitas ruang baca yang nyaman bagi siswa. 2. Kekurangan dana Masalah atau kendalam yang sering dialami oleh setiap perpustakaan adalah pembiayaan. dana yang di alokasikan untuk perpustakaan hanya bergantung pada dana BOS itu sendiri, sehingga jika perpustakaan ingin menambah koleksi perpustakaan membutuhkan dana yang tidak sedikit. Melihat kebutuhan siswa yang bermaca-macam, sehingga perpustakaan dituntut untu menyediakan segala sesuatunya dengan baik, Hal ini sesuai dengan yang di ungkapkan oleh staf perpustakaan yang mengatatakan bahwa: “Penyebab kami jarang melakukan pembelian buku disini, karena dana untuk biaya pembelian buku itu sendiri sangat kurang, jadi kita tidak bisa berbuat apa-apa” (NN ,wawancara 02 Oktober 2019) Masalah ini tentu menjadi ironi tersendiri untuk perpustakaan dimana masa depan perpustakaan di pertaruhkan. Serta bisa saja melenceng dari visi dibentuknya perpustakaan itu sendiri. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis dapatkan dari hasil wawancara, dokumentasi maupun observasi di lapangan, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Peran perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa di SDN Mojo III/222 Surabaya sudah terlaksana secara optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari kegiatan yang dilaksana oleh pihak perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa yakni penjadwalan jam kunjungan wajib bagi siswa, kegiatan merangkum apa yang sudah dibaca, membuat kreatifitas dari hasil yang dibaca untuk ditempel atau ditampilkan, dan kegiatan bercerita terhadap apa yang telah dibaca. Sehingga minat baca siswa di SDN Mojo III/222 Surabaya sudah dapat dikatakan baik hal ini dapat dilihat dari jumlah kunjungan siswa dari waktu ke waktu semakin meningkat, hal ini juga bisa di lihat dari kegiatan siswa yang berupa bercerita dan merangkum yang sudah dilaksanakan dengan baik 2. Kendala-kendala yang dihadapi pustakawan dalam meningktkan minat baca siswa diantaranya fasilitas kurang memadai dan kuranganya dana untuk biaya operasional perpustakaan. Saran 1. Pihak sekolah maupun perpustakaan harus lebih peduli dengan keberadaan perpustakaan itu sendiri. 2. Pihak perpustakaan sebaiknya menyediakan sarana dan prasana yang memadai untuk siswa, agar siswa merasa senang apabila masuk di perpustakaan. 3. Pihak perpustakaan sebaiknya menambah koleksi perpustakaan, tidak hanya sebatas pada koleksi buku pelajaran semata, perpustakaan juga harus menyediakan koleksi lain seperti bahan bacaan ringan misalnya komik, buku bergambar, buku cerita dan lain-lain.



4. Perpustakaan sekolah harus membuat kegiatan yang lebih kreatif agar anak-anak suka untuk datang di perpustakaan.



DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan.(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, J. Moleong, Lexy, 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya, Yusuf, Pawit M. Dan Suhendar, Yaya. 2007. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Kencana Prenada Media Ibrahim Bafadal. (2005). SekolahPengelolaan Perpustakaan. Jakarta: Bumi Aksara NS, Sutarno. 2005. Manajemen perpustakaan suatu pendekatan praktik. Jakarta :CV. Agung Seto Darmono. (2007). Perpustakaan Sekolah, Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja. Jakarta: Grasindo Suwarno, W. 2007.Dasar-dasar ilmu perpustakaan: sebuah pendekatan praktis. Yogyakarta :Ar-ruzz media. Tarigan, Henry Guntur.1994. Membaca : sebagai suatu keterampilam berbahasa. Bandung : Angkasa. Henry Guntur Tarigan. (2008). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa