4 0 277 KB
Lelang Bandeng Tradisional Kabupaten Sidoarjo Oleh : Syahrul Nofandi Sugiarto, Ahmad Zuamak Fahas, Rusdiana Dewi, Widya Fitri Malinda PENDAHULUAN Dalam pengertian kamus, kearifan lokal (local wisdom) terdiri dari dua kata: kearifan (wisdom) dan lokal (local). Dalam Kamus Inggris Indonesia John M. Echols dan Hassan Syadily, local berarti setempat, sedangkan wisdom (kearifan) sama dengan kebijaksanaan. Secara umum maka local wisdom (kearifan setempat) dapat dipahami sebagai gagasangagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Berdasarkan UU No.32 Tahun 2009 tentang Lingkungan hidup, kearifan lokal adalah Nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari. Kearifan lokal merupakan kecerdasan manusia yang dimiliki oleh kelompok etnis tertentu yang diperoleh melalui pengalaman masyarakat. Artinya, kearifan lokal adalah hasil dari masyarakat tertentu melalui pengalaman mereka dan belum tentu dialami oleh masyarakat yang lain. Nilai-nilai tersebut akan melekat sangat kuat pada masyarakat tertentu dan nilai itu sudah melalui perjalanan waktu yang panjang, sepanjang keberadaan masyarakat tersebut.(Rahyono:2009) Jadi, dapat dikatakan bahwa kearifan lokal adalah nilai-nilai yang ada dan berkembang pada kehidupan masyarakat pada suatu daerah tertentu untuk melindungi dan menjaga lingkungan hidup. Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur, juga memiliki banyak potensi pangan lokal, termasuk pangan olahan yang berbasis bahan pangan lokal. Bandeng asap, bandeng presto, krupuk, terasi, ikan asin, adalah beberapa pangan olahan yang terkenal di Sidoarjo. Di kabupaten Sidoarjo terdapat banyak potensi nabati maupun hewani. Diantara potensi nabati tersebut yaitu : 1. Pon pon Merupakan bumbu dapur yang berasal dari tanaman yang mengalami pertumbuhan di bawah tanah. Misalnya, kunyit, lengkuas dan jahe. 2. Singkong Lahan singkong yang luas terdapat di Kecamatan Wonoayu dapat diolah menjadi lento.
3. Kacang tanah Dapat diolah menjadi bumbu pecel, kacang banyak dijumpai di daerah Sidoarjo. 4.
Kedelai
Banyak dijumpai di Kecamatan Wonoayu, disana banyak sentra-sentra industri kecil pembuatan tempe dan tahu. 5.
Tebu
Banyak ditemukan di daerah Tulangan. Di Sidoarjo terdapat tiga pabrik besar yaitu di kecamatan candi, tulangan, dan krembung. Dan beberapa potensi hewani yaitu : 1.
Bandeng
Salah satu simbol Kabupaten Sidoarjo, karena banyak sekali petani tambak yang membudidayakan bandeng dengan pertambakan seluas 15.729 hektar. Banyak sekali tambak yang ada di Sidoarjo, misalnya tambak Tlocor dan tambak Rangka. Sidoarjo merupakan penghasil bandeng terbesar se-Jawa Timur. 2.
Udang
Salah satu simbol Kabupaten Sidoarjo, udang sangat mudah ditemui di Sidoarjo, banyak makanan yang dapat diolah dari udang 3.
Kupang
Merupakan salah satu hasil laut Sidoarjo. Kupang juga bisa menjadi makanan sehari-hari sebagai lauk pauk. 4.
Kepiting
Juga merupakan salah satu hasil laut Sidoarjo. 5.
Ikan Payus
Merupakan sejenis bandeng namun tidak gendut. Ikan payus banyak dibudidaya di daerah Waru, Sidoarjo. Dapat diolah menjadi presto dan bontot.
Dengan beragamnya potensi nabati dan hewani di Sidoarjo. Kemudian muncullah sebuah nilai-nilai di masyarakat sebagai salah satu upaya untuk dapat menjaga dan melestarikan sumber daya yang ada di Kabupaten Sidoarjo dan menjadi kearifan lokal daerah Sidoarjo. Salah satunya yaitu adanya kegiatan Lelang Bandeng tradisional. Kegiatan Lelang Bandeng tradisional diadakan Setiap tahun di Kabupaten Sidoarjo tepatnya dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bertempat di alun-alun Sidoarjo. Lelang bandeng tradisional
diadakan dengan tujuan selain menjunjung tinggi peringatan Maulid nabi Muhammad SAW juga mempunyai maksud menjadikan cambuk untuk meningkatkan produksi ikan bandeng dengan pengembangan motivasi dan promosi agar petani tambak lebih meningkatkan kesejahteraannya. Kegiatan lelang bandeng tradisional ini merupakan kearifan lokal masyarakat Sidoarjo dikarenakan lelang bandeng yang sudah ada sejak tahun 1962 dan menjadi tradisi dan budaya masyarakat Sidoarjo. Dengan adanya lelang bandeng maka masyarakat melakukan upaya pelestarian Sumber Daya Alam berupa Ikan Bandeng yang merupakan salah satu potensi hewani terbesar di Sidoarjo. Para petani tambak lebih giat dan termotivasi untuk memelihara Bandeng. Sehingga populasi ikan Bandeng akan tetap terjaga dan tidak mengalami penurunan jumlah.
METODE Metode yang dilakukan yaitu dengan studi pustaka. Kami memperoleh data dan informasi mengenai kearifan lokal lelang Bandeng Di Sidoarjo dari mempelajari sumbersumber yang ada dari internet.
Gambar 3.1 : Bupati & Wakil Bupati beserta para pemenang lelang bandeng tahun 2015
Gambar 3.2: Serangkaian acara lelang bandeng tahun 2015
Gambar 3.3 : Bandeng yang menjadi juara
HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan Lelang Bandeng tradisional diadakan Setiap tahun di Kabupaten Sidoarjo tepatnya dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bertempat di alun-alun Sidoarjo. Lelang bandeng tradisional diadakan dengan tujuan selain menjunjung tinggi peringatan Maulid nabi Muhammad SAW juga mempunyai maksud menjadikan cambuk untuk meningkatkan produksi ikan bandeng dengan pengembangan motivasi dan promosi agar petani tambak lebih meningkatkan kesejahteraannya. Lelang bandeng adalah merupakan usaha dengan tujuan mulia, karena hasil bersih uang seluruhnya digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaan melalui yayasan Amal Bhakti Muslim Sidoarjo. Tradisi lelang bandeng selalu dibarengi dengan kegiatankegiatan lainnya yaitu pasar murah, berbagai macam hiburan tanpa dipungut biaya, antara lain : Band, Orkes Melayu, Ludruk, Samroh dan lomba MTQ tingkat kabupaten.Bandeng yang dilelang dinamakan bandeng “KAWAKAN“ yang dipelihara khusus . adapun kriteria bandeng yang diperbolehkan mengikuti lelang adalah :
Usia antara 5 – 10 tahun
Mncapai berat 7 Kg sampai 10 Kg per ekor
Bandeng Sidoarjo memiliki ciri-ciri khas bibir merah dan juga tidak berbau tanah Namun semenjak meluapnya lumpur Lapindo pada tahun 2006, tradisi itu tidak lagi
diselenggarakan. Di tahun 2009 sampai tahun 2011, lelang bandeng sempat diselenggarakan dengan nama festival bandeng kawak. Pada tahun 2012 yang bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Sidoarjo ke 153 tahun, lelang bandeng ke 44 kembali di selenggarakan di Pendopo Delta Wibawa pada hari Senin 6 Februari 2012. Dan pada tahun
2015 diadakan kegiatan lelang bandeng tradisional yang dibuka oleh Bupati Sidoarjo Saiful Ilah pada tanggal 3 Januari 2015 bertempat di Alun-Alun Sidoarjo. Dengan adanya kegiatan lelang bandeng tradisional tersebut, maka petani tambak akan lebih giat dan termotivasi dalam meningkatkan produksi ikan bandeng. Para petani tambak akan memelihara bandeng sampai usia yang cukup lama agar dapat mengikuti acara lelang bandeng. Bandeng tidak akan dipanen setiap waktu melainkan ketika sudah dirasa cukup. Dan pada umumnya komoditas bandeng dipanen setahun dua kali untuk bandeng yang diperjualbelikan. Sehingga populasi bandeng yang ada akan lebih stabil dan tidak mengalami penurunan kuantitas. KESIMPULAN Lelang Bandeng Tradisional merupakan kearifan lokal daerah Sidoarjo yang masih dilaksanakan sejak dahulu hingga kini. Lelang Bandeng dikatakan sebagai kearifan lokal Kabupaten Sidoarjo karena kegiatan tersebut merupakan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat sebagai upaya pelestarian Sumber Daya Alam berupa ikan Bandeng
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2012. Khulaim : Lestarikan Tradisi Lelang Bandeng. Online. Web Publikasi : http://www.beritasidoarjo.com/?p=1448. Diakses pada tanggal 28 Maret 2016. Anonim. 2012. Lelang Bandeng Tradisional di Sidoarjo. Online. Web Publikasi : http://pariwisata.sidoarjokab.go.id/lelang_bandeng.php. Diakses pada tanggal 28 Maret 2016 Anonim. 2015. Kegiatan Lelang Bandeng 2015 Kabupaten Sidoarjo. Online. Web Publikasi : https://web.facebook.com/permalink.php? id=330152357081088&story_fbid=752188754877444&_rdr. Diakses pada tanggal 08April 2016. Sektiwibawa, Dhiki. 2015. Potensi Nabati dan Potensi Hewani. Online. Web Publikasi : http://dhikisektiwibawa.blogspot.com/2015/01/potensi-nabati-dan-potensi-hewani.html. Diakses pada tanggal 28 Maret 2016
Soumilena, Nicol. 2014. Pengertian Kearifan Lokal. Online. Web Publikasi : https://www.academia.edu /4145765/Pengertian_kearifan_lokal. Diakses pada tanggal 08 April 2016.