Asam Salisilat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENDAHULUAN



Monografi Asam Salisilat ACIDUM SALICYLICUM Asam Salisilat



C7H6O3 BM : 138,12 Asam Salisilat mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 101,0% C7H6O3, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian : Hablur putih; biasanya berbentuk jarum halus atau serbuk hablur halus putih; rasa agak manis, tajam dan stabil di udara. Bentuk sintetis warna putih dan tidak berbau. Jika dibuat dari metal salisilat alami dapat berwarna kekuningan atau merah jambu dan berbau lemah mirip mentol. Kelarutan : Sukar larut dalam air dan dalam benzena; mudah larut dalam etanol dan dalam eter; larut dalam air mendidih; agak sukar larut dalam kloroform. Jarak lebur : antara 158o dan 161o Penetapan kadar : Timbang saksama lebih kurang 500 mg, larutkan dalam 25 ml etanol encer P yang sudah dinetralkan dengan natrium hidroksida 0,1 N, tambahkan fenolftalein LP dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV. Kesetaraan : 1 ml natrium hidroksida 0,1 N setara dengan 13,81 mg C 7H6O3



Sifat asam salisilat Secara kimia asam salisilat disintesis pada tahun 1860 dan telah di gunakan secara luas dalam terapi dermotologis sebagai suatu agen keratolitik. Digunakan pada bagian luar tubun yang pada kulit sebagai antiseptik lemah serta keratolitikun (melarutkan sel-sel kulit mati). Agen ini berupa bubuk berwarna putih yang mudah larut dalam alkohol tetapi sukar larut dalam air. Asam salisilat merupakan zat anti akne sekaligus keratolitik yang lazim diberikan secara topikal. Penggunaanya dalam kosmetik anti akne atau karatolitik merupakan usaha



untuk meningkatkan kemampuan kosmetika



tersebut



umpamanya dalam kosmetika perawatan kulit yang berjerawat. Asam salisilat berkhasiat keratolotis dan sering digunakan sebagai obat ampu terhadap kutil kulit, yang berciri penebalan eidermis setempat dan disebabkan oleh infeksi dengan virus papova. Asam salisilat sangat iritatif, sehingga hanya digunakan sebagai obat luar. Derifatnya yang dapat dipakai secara sistemik adalah ester salisilat dan asam organik dengan subtitusi pada gugus hidroksil misalnya asetosal. ( Katzung, B. G., 2004, Gennaro, A. R., 1990, Wasitatmadjo M.S.1997 Tjay, H, T., 2005, dan Ganiswara.,S.1995 )



Kegunaan asam salisilat Asam salisilat dapat digunakan untuk efek keratolitik yaitu akan mengurangi ketebalan interseluler dalam selaput tanduk dengan cara melarutkan semen interseluler dan menyebabkan desintegrasi dan pengelupasana kulit.



Asam organis ini berkhasiat fungisit terhadap banyak fungi pada konsentrasi 36% dalam salep. Di samping itu, zat ini juga bekerja keratolitis, yaitu dapat melarutkan lapisan tanduk kulit pada konsentrasi 5-10%. ( Anief.,M.,1997 dan Tjay, H, T., 2002)



Toksisitas asam salisilat Salisilat sering digunakan untuk mengobati segala keluhan ringan dan tidak berarti sehingga banyak terjadi penggunasalahan atau penyalahgunaan obat bebas ini. Keracunan salisilat yang berat dapat menyebabkan kematian, tetapi umumnya keracunan salisilat bersifat ringan. Gejala saluran cerna lebih menonjol pada intoksikasi asam salisilat. Efek terhadap saluran cerna, perdarahan lambung yang berat dapat terjadi pada dosis besar dan pemberian contoh kronik. Salisilisme dan kematian terjadi setelah pemakaian secara topikal. Gejala keracunan sistemik akut dapat terjadi setelah penggunaan berlebihan asam salisilat di daerah yang luas pada kulit, bahkan sudah terjadi beberapa kematian. Pemakaian asam salisilat secara topikal pada konsetrasi tinggi juga sering mengakibatkan iritasi lokal, peradangan akut, bahkan ulserasi. Untuk mengurangi absorpsinya pada penggunaan topikal maka asam salisilat tidak digunakan dalam penggunaan jangka lama dalam konsentrasi tinggi, pada daerah yang luas pada kulit dan pada kulit rusak. Gennaro, A. R., 1990, Ganiswara, S., 1995)



(Katzung, B. G., 2004,



Persyaratan kadar asam salisilat dalam krim anti jerawat berdasarkan Surat keputusan Kepala Badan POM RI No. HK.00.05.4.1745 tanggal 5 Mei 2003 yaitu tidak boleh lebih dari 2%.



PEMBAHASAN



Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi laboratorik yang merupakan penelitian laboratorium dengan menggunakan rancangan eksperimental sederhana, yakni untuk menganalisis kadar asam salisilat dalam krim anti jerawat yang beredar secara Kromatografi Lapis Tipis dan spektrofotometri UV-Vis.



Pembahasan Analisis kandungan asam salisilat dalam 3 jenis merek krim anti jerawat yaitu merek Clean & Clear, Garnier, dan Verille yang diambil dari beberapa swalayan yang ada di Makassar dilakukan dengan analisis kualitatif secara spektrofotometri UV-VIS. Hasil analisis kualitatif asam salisilat dari sampel krim anti jerawat lapis tipis dengan menggunakan cairan glacial Toulene : asam asetat glacial (80 : 20) dengan penampak noda sinar UV 300 nm asam salisilat pembanding diperoleh noda warna ungu muda. Adapun noda yang didapat mempunyai RF 0,8 dan warna yang saka yakni ungu dengan pembanding, hal ini menunjukkan bahwa pada masing-masing sampel mengandung asam salisilat. Badan pengawas obat dan makanan (BPOM) menetapkan kadar asam salisilat maksimum yang diisinkan terkandung dalam produk kosmetik, khususnya produk anti jerawat yaitu tidak lebih dari 6 % setelah melakukan analisa kualitatif pada krim anti jerawat yang diuji, diperoleh bahwa etiket sampel krim A yang mencantumkan kadar asam salisilat 0,5 %, setelah dilakukan penelitian kadar asam



salisilat 0,5 %, setelah dilakukan penelitian, kadar asam salisilat yang terkandung adalah 0,613 % untuk etiket sampel krim B yang kadarnya pada etiketnya 0,5 %, setelah dilakukan penelitian, kadarnya yang terkandung yaitu tidak berbeda jauh dari kadar pada sampel A yaitu 0,612 %. Sedangkan untuk sampel krim C yang mencantumkan kadar 0,5 % pada etiket, setelah dilakukan penelitian, maka kadar yang diperoleh yaitu 0,532 %. Meskipun tidak sesuai dengan etiket tetapi memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh BPOM. Dari penelitian ini diperoleh bahwa kadar asam salisilat dari semua produk krim anti jerawat persyaratan yang ditentukan oleh BPOM yaitu kadar asam salisilat dalam krim anti jerawat tidak lebih dari 2 %.



KESIMPULAN



Analisis kualitatif secara kromatografi lapis tipis pada sampel krim anti jerawat merek A, B, dan C. Analisis kuantitatif secara spektrofotometri sinar tampak, yaitu kandungan asam salisilat pada krim anti jerawat merek Clean & clear dan Garnier tidak berbeda jauh



yaitu dengan perbandingan 0,613 %, 0,612 % sedangkan merek Verille kandungan asam salisilat lebih sedikit dibanding kedua jenis merek diatas yaitu 0,532 %.



ANALISIS FARMASI ANALISIS KADAR ASAM SALISILAT DALAM OBAT JERAWAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI



DOSEN : DRS. WAHIDIN Apt, Msi



NAMA : LUH GEDE TAMARA DEWI NIM : 12330050



INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL FAKULTAS MIPA / FARMASI 2015-2016