Asam Salisilat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

rian



utan



ASAM SALISILAT Sinonim: Asam 2-hidroksibenzoat Acidum salicycum Struktur molekul:



Rumus Molekul : C7H6O3 Massa Molar : 138,12 g/mol Titik Leleh : 159 °C : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih; hampir tidak berbau; rasa agak manis dan tajam. : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian ethanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P; larut dalam larutsan ammonium acetat P, dinatrium hydrogen fosfat P; kalium sitrat P dan natrium sitrat P. Suhu Lebur : 158,5°C dan 161°C. Titik Didih : 211 °C (2666 Pa) Densitas : 1,44 g/cm3 Keasaman (pKa) : 2,97 Incompatibilitas Bereaksi dengan alkali dan karbonat hydroxids membentuk garam yang larut dalam air. Inkompatibel dengan larutan besi klorida, memberikan warna ungu. Dan dengan nitro ether kuat. Dosis (USP) Untuk pemakaian topikal 1-2% dalam larutan alkohol atau salep. Sebagai agen antiseptik, antiparasit dan keratolitik 2-5% dalam sediaan serbuk atau salep. Sebagai keratolitik kuat hingga 20%. EFEK FARMAKOLOGI ZAT AKTIF Sebagai antiseptik, sangat mengiritasi selaput lendir dan agak korosif. untuk obat luar digunakan dalam pengobatan pruritus, urtikaria bromidrosis, dan eksim. Dalam bentuk salep dan koloidon digunakan untuk melunakkan dan menghilangkan kutil. Kondisi hyperkeratosis (pertumbuhan jaringan keratin kulit yang berlebihan)







KONTRAINDIKASI Kulit yang terbuka, meradang atau pada anak dibawah dua tahun. Perhatian : dapat menimbulkan gangguan saraf tepi, pada pasien diabetes rentan terhadap ulkus neuropati, hindari kontak dengan mata, mulut , area kelamin dan anus, dan selaput lendir, hindari penggunaan pada area yang luas. II. FORMULASI FORMULA PUSTAKA







PREFORMULASI ZAT TAMBAHAN



 



CARBOMER Sinonim : Carbopol; Acrylic Acid Polymer; polyacrylic acid; carboxyvinyl polymer;Karboksipolietilen. Struktur Molekul:



Berat Molekul: Karbomer adalah polimer sintetik dari asam akrilat yang mempunyai ikatan silang dengan ether allyl sucrose atau sebuah allil ethers dari pentaerythritol. Karbomer mengandung asam karboksilat antara 56%- 68% pada keadaan kering. BM teoritis diperkirakan sekitar 7 x 105 hingga 4 x 109. Pemerian:



Serbuk putih, sedikit berbau khas, asam, Higroskopik, Fungsi: Bioadhesive; emulsifying agent; release modifying agent; suspending agent; tablet binder; viscosity-increasing agent Kegunaan



Konsentrasi (%)



Bahan pengemulsi



0,1-0,5



Gelling agent



0,5-2,0



Bahan pensuspensi



0,5-1,0



Pengikat tablet



5,0-10,0



Kelarutan: Larut dalam air dan setelah netralisasi larut dalam etanol (95 %) dan gliserin. pH: Tingkat viskositas yang lebih tinggi pada pH 6-11 dan viskositas akan menurun pada pH di bawah 3 atau di atas 12. Inkompatibilitas: Inkompatibilitas dengan fenol, polimer kationik, asam kuat dan Elektrolit. Carbomer akan kehilangan warna dengan adanya resorsinol. Intensitas panas akan meningkat ketika kontak dengan basa kuat seperti amonia, KOH, NaOH, dan basa amin kuat. Informasi lainnya: Carbopol memiliki temperatur “glass transition” 100-105 0C, dalam keasaman kering 1050C namun ketika ditambahkan air, suhunya akan menurun secara drastis.  Ketika polimer kering, zat aktif akan terperangkap dalam “glass core”  Adanya air kemudian akan menembus permukaan eksternal dari mtriks polimer obat, polimer karbomer akan membentuk sebuah lapisan gelatin dan zat aktif menjadi terperangkap dalam wilayah hidrogel.  Karbomer bersifat unik karena membentuk “diskrit mikrosfer” dari polimer dan air membentuk saluran kecil antara mikrogel sebagai sistem yang terhidrasi.  Pada akhirnya, air memaksa mikrogel berpisah karena adanya tekanan osmotik.  Kemudian zat aktif dari kompleks obat mikrogel akan lepas secara kontinyu.



TRIETHANOLAMIN (TEA)



im



si



tas



: Daltogen, Tealan, Triethanolamin, trihydroxytriethylamine; tris (hydroxyethyl) amin Rumus molekul : C6H15NO3 Berat Molekul : 149,19 : bahan pembasah, bahan pengemulsi, penstabil pH, pelarut, polymer plastisizer dan humektan titik Didih : 335°C Titik Leleh



:20°C -21°C



Kelarutan Pelarut



Kelarutan pada suhu 20oC



Aseton Benzene Karbon tetraklorida Ethil eter metanol air



larut 1: 24 larut 1 : 63 larut larut



Viskositas



: 590 mPa s (590Cp) pada 30°C



: Perubahan warna dapat terjadi dengan adanya paparan cahaya dan kontak denganlogam dan ion logam. 85 % TEA cenderung terpisah pada suhu 15oC, homogenitas dapat diperbaiki dengan pemanasan dan pencampuran sebelum digunakan Inkompatibilitas  Trietanolamina akan bereaksi dengan asam mineral membentuk garam kristal dan ester.  Dengan asam lemak, seperti asam stearat atau asam oleat, TEA membentuk membentuk garam yang larutdalam air dan sabun anion dengan pH sekitar 8, yang dapat digunakan sebagai emulsifying agent.  Konsentrasi TEA yang biasanya digunakan untuk emulsifikasi adalah 2-4% v/v dan 2-5 kali volume asam lemak.  Trietanolamina juga akan bereaksi dengan tembaga untuk membentuk garam kompleks.



 Perubahan warna dan pengendapan dapat terjadi akibat kontak dengan garam logamberat. Trietanolamina dapat bereaksi dengan reagen seperti tionil klorida untuk menggantikan gugus hidroksidengan halogen. . Produk yang dihasilkan sangat toksik.  Dalam sediaan dengan minyak mineral diperlukan TEA sebanyak 5% v/v dengan peningkatan yang sesuaidalam jumlah asam lemak yang digunakan.



-



-



NIPAGIN Nipagin merupakan senyawa fenolik, stabil di udara, sensitif terhadap pemaparan cahaya, tahan terhadap panas dan dingin termasuk uap sterilisasi, stabilitas menurun dengan meningkatnya pH yang menyebabkan hidrolisis. Mekanisme kerja senyawa fenolik adalah dengan menghilangkan peremeabelitas membran sehingga isi sitoplasma keluar dan menghambat sistem transport elektrolit yang lebih efektif untuyk bakteri gram positif. preformulasi nipagin: Nama Senyawa : Methyl Paraben BM : 152,15 Rumus Empiris : C8H8O3 Organoleptis: Kristal transparan/bubuk Kristal putih, rasa membakar Struktur Molekul :



pH : 4- 8 Nipagin efektif dengan kadar : 0,1-0,2% (bila digunakan tunggal) jika dikombinasi dengan propil paraben umumnya digunakan pada formulasi sediaan parenteral (0.18%-0.22%) Titik Leleh : 125 -1280C Inkompatibel: dengan bentonit, magnesium trisilicate,talk, tragacanth,natrium alginat, minyak esensial, sorbitol, dan atropin.



im



rian



NIPASOL -



Nama Senyawa : Propyl Paraben Rumus Empiris : C10H12O3 Struktur Molekul:



- BM : 180.20 - Organoleptis : Kristal tak berwarna atau bubuk putih, tak berasa - Kelarutan : Larut dalam aseton, eter, dan alcohol - pH : 4 – 8 - Nipasol efektif pada kadar : 0,1-0,2% (bila digunakan tunggal) - Titik Leleh : 95 -980C Inkompatibilitas Aktivitas menurun dengan adanya surfaktan nonionik, magnesium aluminium silikat, magnesium trisilikat, yellow iron oxid, ultramarina blue Penyimpanan : tempat tertutup, sejuk dan kering PROPYLEN GLYCOL



: 1,2-Dihydroxypropane; E1250; 2-hydroxypropanol; Methyl ethylen gLycol; methyl glycol; proopane -1,2-diol. Rumus molekul : C3H8O2 : Cairan kental, Jernih, Tidak Berwarna, Tidak Berbau, Rasa Agak Manis, Higroskopik Bobot Molekul : 76,09 Titik didih : 188°C Titik leleh : -59°C Kelarutan Larut dalam aseton, kloroform, etanol 95 %, gliserin, dan air. Larut dalam 1: 6 bagian eter. Tidak bercampur dengan minyak mineral, atau fix oil. Tidak larut dalam beberapa minyak esensial.



i



Kegunaan Kegunaan



Bentuk sediaan



Konsentrasi



Humektan preservative Solvent or cosolvent



topikal Larutan, setengah padat Larutan aerosol, larutan oral parenteral Topikal



≈15 15-30 10-30, 10-25 10-60 5-8



: Antimikroba, stabilizer, kosolvent Inkompatibilitas permanganat



preservatif, :



disinfektan,



inkompatibel



dengan



humectant, reagen



plastisizer,



oksidasi



seperti



solvent, kalium



MENTHOL - Sinonim : hexabydrotimol; 2-isopropyl-5-methylcyclohexanol; 4-isopropyl1- methylcyclohexan-3-d; 3-p-mentahnol; p-menthan-3-ol;dl-menthol; pepermint champor; racemic menthol -



Rumus Empiris : C10H20O BM : 156,27 Struktur Molekul :



Penggunaan: Penggunaan pada produk farmasi



Konsentrasi (%)



inhalasi



0,02-0,05



Oral suspensi



0,003



Sirup oral



0,005-0,0015



tablet



0,2-0,4



Formula topikal



0,05-10,00



im



rian



Produk kosmetk



0,4



Pasta gigi



0,1-2,0



Spray oral



0,3



Titik Leleh : 340C Functional Category : Flavoring agent; therapeutic agent Stabilitas saat Penyimpanan Mentol harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tidak melebihi suhu 258C, karena mudahmenyublim. Inkompatibel Butylchloral hidrat, kapur barus; chloralhidrat, kromium rioksida, bnaphthol, fenol; kalium permanganat; pyrogallol, resorcinol, dan timol. ETANOL Sinonim : etil alkohol, alkohol gandum Organoleptis cairan, jelas tidak berwarna dengan bau, karakteristik menyenangkan. Dalam encer larutan air, memiliki rasa agak manis, tetapi dalam larutan terkonsentrasi lebih rasanya terbakar. Rumus Molekul : CH3CH2OH Rumus Struktur :



Densitas : 0,789 g/ml Titik beku : -40oC



GLISERIN



: Croderol; E422; glycerine; Glycon G-100; Kemstrene; Optim; Pricerine; 1,2,3propanetriol; trihydroxypropane glycerol. Rumus molekul : C3H8O3 : Cairan jernih seperti sirup; tidak berwarna, rasa manis, hanya boleh n berbau khas lemah (tajam atau tidak enak); higroskopik, netral terhadap lakmus.



naan



: Antimicrobial preservative; emollient; humectant; plasticizer; solvent; sweetening agent; tonicity agent. Inkompatibilitas Gliserin dapat meledak jika dicampur dengan agen oksidator kuat seperti kromium trioksida, potasium klorat atau kalium permanganat. Perubahan warna Hitam gliserin terjadi jika terkena cahaya, atau pada kontak dengan seng oksida atau nitrat bismuth. penggunaan bersama fenol, asam salisilat dan tanin menimbulkan warna zat besi. Gliserin membentuk kompleks asam borat, asam glyceroboric. Penyimpanan Gliserin bersifat higroskopis. Gliserin murni tidak rentan terhadap oksidasi oleh suasana di bawah kondisi penyimpanan biasa tetapi terurai pada pemanasan, dengan evolusi akrolein beracun. Campuran gliserin dengan air, etanol (95%), dan propylene glikol secara kimiawi stabil. Gliserin dapat mengkristal jika disimpan pada suhu rendah, sedangkan kristal tidak meleleh hingga dihangatkan sampai 208°C. Gliserin harus disimpan dalam wadah kedap udara, dalam cool, kering tempat. Alasan Penggunaan Bahan Tambahan: Obat ini akan di buat bentuk sediaan setengah padat yaitu gel karena Menurut Farmakope Indonesia III, kadar bahan obat untuk sediaan unguntum yang tidak mengandung obat keras atau narkotik adalah 10%. Sehingga, pada sediaan yang kami buat ini tidak melebihi batas dari telah ditentukan. Pemberian obat ini secara topikal karena dimaksudkan untuk mengatasi gangguan fungi seperti kadas, kurap, maupun sebagai keratolitikum untuk mengatasi bagian kulit yang kapalan. Pada rute topical ini, asam salisilat dimaksudkan untuk tidak juga masuk dalam peredaran sistemik karena efeknya yang hanya sebagai antifungi yang bekerja pada permukaan kulit. Adapun alasan penggunaan bahan tambahan adalah sebagai berikut: 1. basis dan gelling agent.gelling agent,berguna untuk meningkatkan viskositas sediaan agar zat aktif dapat bercampur dengan air. basis yang cocok adalah carbomer karena reltif bersifat tidak toksik, tidak mengiritasi, tidak menyebabkan reaksi hipersensitivitas pada kulit manusia sehingga cocok digunakan sebagai basis gel serta memberikan bentuk serta penampakan yang baik, jernih dan tidak keruh. 2. alkalizing agent, diperlukan karena jika keadaan sediaan asam,carbomer tidak dapat mengembang dan viskositasnya menjadi rendah. viskositas tersebut tidak cocok untuk gel karena tidak dapat bertahan lama pada permukaan kulit sehingga absorpsi yang terjadi tidsak optimal.sedangkan dalam pH alkali carbomer mengembang sempurna.alkalizing agent yang cocok digunakan adalah TEA karena dengan adanya



gliserin (asam lemak) gugus amin akan bereaksi dengan membentuk sabun anionic dengan pH sekitar 8 yang bersifat stabil dalam tipe emulsi O/W. 3. Humectants, Pelembab atau humectan ditambahkan dalam sediaan topical dimaksudkan untuk meningkatkan hidrasi kulit. Hidrasi pada kulit menyebabkan jaringan menjadi lunak, mengembang dan tidak berkeriput sehingga penetrasi zat akan lebih efektif. Humectan yang digunakan adalah propylenglikol dan gliserin karena PEG (poly ethylene Glycol) yang mampu melarutkan zat aktif yang tak larut dalam air dan meningkatkan penyebaran obat serta Campuran antara gliserin, etanol, dan propilen glikol bersifat stabil secara kimia. 4. Solubilizer,perlu di tambahkan untuk memperbaiki kelarutan zat aktif di dalam air.pada sediaan ini solubilizer yang digunakan adlah etanol karena bersifat larut dalam air dan gliserin selain itu asam salisilat yang berperan sebagai zat aktif juga mempunyai kelarutan yang tinggi dalam etanol.etanol juga dapat berfungsi sebagai pengawet antimikroba dimana konsentrasinya adalah lebih dari 10%. 5. Pengawet, Pengawet dimaksudkan untuk meningkatkan stabilitas sediaan dengan mencegah terjadinya kontaminasi mikroorganisme. Karena pada sediaan mempunyai kadar air yang relative tinggi yang notabene merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu perlu penambahan zat yang dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Pengawet yang di tambahkan adalah kombinasi nipagin nipasol karena masing masing komponen mempunyai fungsi yang berbeda, nipagin lebih efektif untuk antimikroba sedangkan nipasol lebih aktif sebagai antifungi



Suspensi dapat dibuat dengan cara presipitasi atau dengan cara dispersi. Cara Presipitasi menekankan pada pengendapan kembali zat aktif yang sebelumnya dilarutkan pada suatu solven tertentu. Pengendapan kembali ini dapat dilakukan dengan “permainan” pH (misalnya golongan sulfa larut dalam suasana basa tetapi mengendap pada suasana asam), pendesakan oleh “pelarut” lainnya, atau perubahan temperature. Sedangkan cara disperse menekankan pada pencampuran semua komponen tanpa melalui tahap pelarutan dan pengendapan kembali. Suspensi yang dibuat dengan cara presipitasi umumnya menghasilkan ukuran fase internal ynag ebih kecil daripada suspensi yang dibuat dengan cara disperse hal ini karena pada cara presipitasi zat aktif (fase internal) telah terlarut terlebih dahulu sedagkan pada cara disperse tidak melalui tahap pelarutan.