Askeb ANC Letak Bokong Edit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DAFTAR ISI



BAB I . PENDAHULUAN BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan umum tentang presentase bokong B. Proses manajemen kebidanan BAB III. STUDI KASUS A. Langkah I



:



Pengkajian dan analisa data dasar



B. Langkah II



:



Merumuskan diagnosa / masalah actual



C. Langkah III



:



Merumuskan diagnosa atau masalah potensial



D. Langkah IV



:



Tindakan segera atau kolaborasi



E. Langkah V



:



Rencana tindakan asuhan kebidanan



G. Langkah



:



Evaluasi asuhan kebidanan



Pendokumentasian hasil asuhan kebidanan (SOAP) BAB IV. PEMBAHASAN BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahu 2010 adalah menurunkan angka kematian maternal 125 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kemetian neonatal menjadi 16 per 1000 kelahiran hidup. Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis / abnormal. Menyadari hal tersebut dalam melakukan asuhan tidak perlu melakukan intervensi kecuali ada indikasi Pada umumnya kehamilan berkembang dngan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat dengan presentasi kepala dan melalui jalan lahir. Namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Oleh karena itu pelayanan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendeteksi kehamilan ibu normal atau tidak normal. Bidan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar berpegang pada undang-undang kesehatan no.23 tahun1992 dan Kepmenkes 900 tahun 2002 tentang registrasi dan praktek bidan. Angka kejadian presentasi sungsang sekitar 3-4 % tetapi mempunyai angka morbiditas dan mortalitas janin yang tinggi ( Manuaba IBG, 2008).



B.



TUJUAN 1. Tujuan umum Melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny”A” dengan umur kehamilan 33 minggu 2 hari di RSU Sawerigading Palopo, ruangan KIA tanggal 2. Tujuan khusus Melaksanakan



pengumpulan



data



dasar,



mengidentifikasi



diagnosa / masalah aktual, mengidentifiksi diagnosa/masalah potensial, melaksanakan tindakan segera/kolaborasi, menyusu rencana



asuhan



kebidanan,



mengimplementasikan



asuhan



kebidanan, mengevaluasi asuhan kebidanan, mendokumentasikan asuhan kebidanan pada Ny “S” dengan umur kehamilan 33 minggu 2 hari tanggal 2 Maret 2010 di RSU Sawerigading Palopo ruangan KIA.



BAB III TINJAUN PUSTAKA



1. DEFENISI Presentasi bokong dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada di fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawah (didaerah pintu atas panggul/sympisis). (Sarwono, 2006, hal-520) 2. Berdasarkan pertolongan persalinan letak sungsang dibagi menjadi : a. Persalinan pervaginam b. Persalinan per abdominal (seksio secarea) 3. Dikenal beberapa jenis letak sungsang : a. Presentasi bokong b. Presentasi bokong kaki sempurna c. Presentasi bokong kaki tidak sempurna d. Presentasi kaki 4. PENYEBAB a. Panggul sempit b. Terdapat lilitan tali pusat atau tali pusat pendek c. kelainan uterus (uterus arkuatus, uterus septus, uterus dupleks) d. Terdapat tumor di pelvis minor yang mengganggu masuknya kepala janin ke PAP e. Plasenta previa f. Kehamilan ganda



Presentasi bokong terjadi pada kurang lebih 35 % persalinan pada kehamilan cukup bulan. Karena banyaknya jumlah cairan yang berhubungan dengan berat janin sebelum cukup bulan. Presentasi bokong terjadi 24-33% persalinan akhir trimester kedua atau awal trimester ketiga. Banyak masalah perinatal pada persalinan bokong lebih di tekankan pada status kematangan janin daripada persalinan bokong itu sendiri. 5. Diagnosis Pada pemeriksaan luar, dibagian bawah uterus dapat diraba bagian yang tidak keras dan irreguler (tidak bundar) dan kepala di fundus uteri. Seringkali wanita tersebut menyatakan bahwa kehamilannya terasa lain daripada kehamilan yang terdahulu, karena terasa penuh dibagian atas (tidak lightening). Diagnosa pasti ditegakkan dengan pemeriksaan USG. Setelah ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya sakrum, kedua tuber ossis ischi dan anus. Auskultasi denyut jantung janin di dengar setinggi pusat atau diatas pusat. 6. Penegakan diagnosis presentasi Bokong Dalam kehamilan presentasi bokong dapat di identifikasi melalui pemeriksaan USG.



7. Penatalaksanaan Presentasi Bokong Tergantung pada kemampuan yang dimiliki bidan dan dokter, kemampuan spesialis kebidanan, hubungan praktik antara pemberi pelayanan kesehatan utama dengan spesialis kebidanan dan kebijakan institusi. 8. Resiko tinggi dilakukannya pertolongan letak sungsang : a. Kemungkinan panggul sempit. b. Primigravida c. Riwayat obstetric buruk d. Terdapat perdarahan antepartum e. Kehamilan ganda f. Hipertensi g. Terdapat bekas SC atau opoerasi di daerah uterus. h. Presentasi sungsang dengan penyulit seperti ketuban pecah dini, ketuban pecah sebelum pembukaan lengkap, kehamilan prematuritas. 9. Mekanisme Persalinan Dimulai dari bokong relatif kecil, makin besar pada bahu, dan persalinan kepala paling sulit. Kepala adalah bagian yang paling besar dan lahir paling terakhir. Waktu persalinan kepala terbatas sekitar 8 menit. Tulang basis kranii dengan susunan rapat sehingga menambah sulitnya peralinan ( dagu di depan ).



10.Sebelum pelahiran yang sebenarnya di mulai, hal-hal berikut ini harus telah terjadi : a. Pemeriksaan abdomen yang hati-hati atau jika perlu sonografi untuk menyingkirkan hiperektensi kepala, hidrosepalus atau bokong-lutut atau bokong kaki. b. Dilatasi serviks lengkap. c. Eliminasi setiap pertanyaan mengenai keadekuatan pelvis. d. Pengosongan kandung kemih. e. Pemotongan episiotomi jika anda memutuskan bahwa hal itu perlu dilakukan. Apakah wanita memerlukan episiotomi bergantung pada perkiraan berat janin dan relaksasi perineum. Jika episiotomi dilakukan, berikan anastesi local dan pilh tipe insisi yang akan memberikan anda ruang yang luas untuk perasat manipulasi. Anda dapat melakukan episiotomi kapan pun selama pelahirna bahkan setelah bokong dilahirkan, jika anda memerlukan ruang tambahan untuk menyelesaikan kelahiran. f. Tentukan efektivitas upaya mendorong ibu. 11. Cara melahirkan Bayi : Bracht a. Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara bracht (kedua ibu jari penolong sejajar dengan panjang paha, jari-jari yamg lain memegang panggul). b. Sementara langkah ini dilakukan oleh seorang asisten melakukan perasat Wigand M. wingkel. c. Jangan melakukan tindakan, ikuti saja proses keluarnya janin



d. Bila terdapat hambatan pada tahapan lahir setinggi scapula, bahu atau kepala, segera lanjut ke metode manual aid yang sesuai. e. Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada f. Lakukan hiperlordosis janin pada saat angulus scapula inferior tampak dibawah sympisis (dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin di dekatkan kea rah perut ibu tanpa tarikan) disesuaikan dengan lahirnya badan bayi. g. Gerakan ke atas hingga lahir dagu, mulut, dahi dan kepala h. Letakkan bayi di perut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat, bersihkan jalan nafas bayi dan tali pusat dipotong i. Berikan bayi pada ibu untuk IMD Cara Klasik Dilakukan untuk pengeluaran bahu dan tangan jika dengan cara bracht Bahu dan tangan tidak bias lahir. Prosedur : a. Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan sehingga bokong dan kaki lahir b. Tali pusat dikendorkan c. Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik keatas d. Tangan kiri menarik keatas ke arah kanan atas ibu, untuk melahirkan bahu kiri bayi yang berada dibelakang e. Dengan tangan kanan dan menariknya ke arah kiri atas ibu, untuk melahirkan bahu kanan bayi yang berada di belakang.



f. Masukkan 2 jari tangan kanan/kiri (sesuai letak bahu belakang) sejajar dengan lengan bayi untuk melahirkan lengan belakang bayi g. Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditari keatas kearah bawah kontra lateral dari langkah sebelumnya untuk melahirkan bahu dan lengan bayi depan dengan cara yang sama. Cara Muller : a.



Bila tahap klasik sulit untuk melahirkan bahu belakang maka lakukan cara ini



b.



Juga dilakukan bila cara bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir



c.



Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua kaki dengan cara yang sama seperti klasik, kearah belakang kontra lateral dari letak bahu depan.



d.



Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang sama untuk melahirkan bahu dan lengan belakang.



Cara Lovset Dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit di belakang kepala a.



Setelah bokong dan kaki bayi lahir memegang bayi dengan kedua tangan



b.



Memutar bayi 180



dengan lengan bayi yang terjungkit kearah



penunjuk jari Tangan yang nuchal. c.



Memutar kembali 180 ke arah yang berlawanan ke kiri / ke kanan. Beberapa kali hingga kedua bahu dan lengan dilahirkan secara klasik/muller.



Ekstraksi Kaki Dilakukan bila kala II tak maju atau tampak gejala kegawatan ibu-bayi. Keadaan janin / ibu yang mengharuskan bayi segera dilahirkan. a. Tangan kanan masuk secara obstetric menelusuri bokong, pangkal paha sampai lutut, kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi fleksi, tangan lain mendorong fundus ke bawah. Setelah kaki fleksi pergelangan kaki di pegang dengan 2 jari dan di tuntun ke luar dari vagina sampai batas lutut. b.



Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari diletakkan di belakang betis sejajar sumbu panjang paha dan jari lain di depan betis, kaki ditarik curam ke bawah sampai pangkal paha lahir.



c.



Pegangan di pindah ke pangkal paha setinggi mungkin dengan kedua ibu jari dibelakang paha, sejajar sumbu panjang paha dan jari lain di depan paha.



d.



Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokhanter depan lahir. Kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama di elevasi keatas hingga trokhanter telah lahir berarti bokong telah lahir.



e.



Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dahulu ialah trakhanter belakang dan untuk melahirkan trakhanter depan maka pangkal paha ditarik terus ke arah curam ke bawah



f.



Setelah



bokong



klasik/muller/lovset Tekhnik ekstraksi bokong



lahir



maka



dilanjutkan



dengan



cara



Dilakukan bila presentasi murni dan bokongsudah turun dan bokong sudah turun di dasar panggul, bila kala II tidak maju atau tampak keadaan janin / ibu yang mengharuskan bayi segera dilahirkan a. Jari telunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil janin, dimasukkan ke dalam jalan lahir dan diletakkan di lipatan paha bagian depan. Dengan jari ini lipat paha / Krista iliaka dikait dan ditarik curam kebawah. Untuk memperkuat tenaga tarikan ini, maka tangan penolong yang lain mencekam pergelangan tadi dan turut menarik curam ke bawah. b. Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak di bawah sympisis maka jari telunjuk penolong yang lain mengait lipatan paha ditarik curam ke bawah sampai bokong lahir. c. Setelah bokong lahir, bayi dilahirkan secara klasik/muller/lovset 12. Cara Melahirkan Kepala : Dilakukan bila bayi dengan cara bracht, kepala belum lahir a. Letakkan badan bayi diatas tangan kiri sehingga badan bayi seolaholah menunggang kuda. b. Satu jari dimasukkan di mulut dan 2 jari di maksila c. Tangan kanan memegang / mencekam bahu tengkuk bayi d. Minta seorang asisten menekan fundus uteri e. Bersamaan dengan adanya his, asisten menekan fundus uteri, penolong persalinan melakukan tarikan ke bawah sesuai arah sumbu jalan lahirdi bimbing jari yang dimasukkan untuk menekan dagu / mulut.



BAB III STUDI KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA NY”S” UMUR KEHAMILAN 33 MINGGU 2 HARI DENGAN LETAK SUNGSANG DI RSU SAWERIGADING PALOPO 02 MARET 2010 No. Register



: xxxxxx



Tgl Kunjungan



: 02 – 03 – 2010 pkl. 09.30 wita



Tgl pengkajian



: 02 – 03 – 2010 pkl. 09.45 wita



Ruangan



: KIA RSU Sawerigading Palopo



Langkah I. Identifikasi data dasar A. Identitas ibu / suami Nama ibu/suami



: Ny. “S” / Tn. “B”



Umur



; 28 thn / 30 thn



Suku



: Bugis / Bugis



Agama



: Islam / Islam



Pendidikan



: SMA / SMA



Pekerjaan



: IRT / Wirasawasta



Status pernikahan



: Sah



Alamat



: Lamasi



B. Riwayat kehamilan sekarang



1. G III P I AI 2. HPHT : 12 – 7 - 2009 3. TP



: 19 – 4 - 2010



4. Ibu mengatakan hamil ketiga kalinya, punya anak hidup 1 orang dan pernah keguguran 1 kali 5. Ibu mengatakan hamil 7 bulan 6. Quickening pada bulan november 2009 7. Pergerakan janin paling kuat terutama disebelah kiri perut ibu 8. Ibu mendapatkan imunisasi TT booster tgl 5 – 9 - 2010 9. Selama kehamilannya ibu tidak pernah mengkomsumsi obatan kecuali yang diberikan oleh dokter C. Riwayat Anak ke -



Tgl. Lahir



1



2839 mgg 062008 1512 mgg 052009 Kehamilan sekarang



2 3



Umur kehamilan



Tempat



Persalinan Penolong



RS



Bidan



RS



Bidan



Bayi Jenis BB / Menyusu kelamin PB i Spontan Laki2800/ Ya laki 48 cm Abortus -



Nifas



Jenis



Baik -



D. Riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang 1. Ibu tidak riwayat penyakit jantung, hipertensi,ginjal, DM dan penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksi 2. Tidak ada riwayat kembar dalam keluarga 3. Tidak ada riwayat alergi dan obat-obatan



E. Riwayat akseptor KB Ibu tidak pernah menjadi akseptor KB



F. Data Psiko, sosial dan ekonomi 1. Ini adalah kehamilan yang direncanakan, ibu dan suami sangat senang atas kehamilannya yang sekarang. 2. Hubungan ibu dengan suami dan keluarga terjalin dengan baik 3. Tidak ada pantangan-pantangan dalam keluarga yang berhubungan dengan kehamilan ibu sekarang 4. Penghasilan suami cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga G. Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum a.



Kesadaran komposmentis



b.



Ibu kooperatif terhadap petugas kesehatan



c.



TB



: 158 cm



d.



Lila



: 24 cm



e.



Berat badan : - awal kehamilan



: 59 kg



- Sekarang



: 68 kg



f. Tanda-tanda vital



1. T : 110 / 70 mmHg S : 37 C N : 80 kali/menit P : 20 x / menit 2.



Kepala



: Rambut bersih, tidak ada



benjolan dan nyeri tekan 3. Wajah



: Tidak ada udem



4. Mata



: Konjungtiva merah muda, sclera mata putih



5. Hidung



: Tidak ada secret dan polip



6. Telinga



: Tidak ada serumen



7.



Mulut dan gigi



:



Tidak ada



sariawan, gigi tidak ada caries 8.



Leher



: Tidak ada pembesaran kel.



Tyroid, kel.limfe dan vena jugularis 9.



Payudara



: Simestris kiri dan kanan, puting



susu terbentuk, tidak ada massa dan nyeri tekan, hyperpigmentasi areola dan papilla mammae, kolostrum tidak ada saat dipencet. 10.



Abdomen : Tidak ada bekas operasi, nampak strie livide dan linea nigra a. Palpasi secara Leopold : Leopold I



: 3 jari atas pusat, teraba kepala di



fundus



Leopold II : Punggung kanan Leopold III : Bokong Leopold IV : Bergerak atas panggul b. TFU : 29 cm c. Lingkar perut 75 cm d. TBJ x lingkar perut : 27 x 75 = 2175 gram e. Auskultasi : djj 132 kali / menit terdengar kuat dan teratur pada kuadaran kanan atas umbilical ibu. 11.



Genitalia



: Vagina tidak ada udem dan



varices 12.



Ekstremitas bawah : Tidak ada udem dan varices, refleks patella positif kiri dan kanan



Langkah II. Identifikasi diagnosa / masalah aktual G III P I A I, umur kehamilan 33 minggu 3 hari , puka, presentasi bokong, bergerak atas panggul, intra uterin, tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin baik, letak sungsang. 1. G III P I A I Data subjektif : 1. HPHT : 12 – 7 - 2009 2. Pergerakan janin pertama dirasakan pada bulan November 2009 3. Ibu mengatakan hamil yang ketiga, punya anak hidup 1 dan keguguran 1 kali Data objektif : 1. Perut membesar sesuai umur kehamilan



2. Nampak linea nigra dan striae livide 3. Hyperpigmentasi pada areola dan papilla mammae 4. Teraba gerakan janin saat di palpasi Analisa dan interpretasi data : 1. Uterus membesar di bawah pengaruh hormone estrogen dan progesteron. Hypertropi otot polos uterus dan serabut kolagen akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin. Striae Gravidarum di duga karena pengaruh hormon adreno kortikosteroid, dan peregangan mekanis sehingga jaringan elastis kulit mudah pecah. ( Yuni Kusmiyati, 2009 ) 2. Quickening adalah persepsi gerakan janin pertama. Biasanya disadari pada kehamilan 18-20 minggu 2. Umur kehamilan 33 minggu Data subjektif ; a) HPHT : 12 – 7 - 2009 b) Ibu mengatakan hamil 7 bulan c) Pergerakan janin pertama dirasakan pada bulan November Data objektif : a) Leopold I : 4 jari atas pusat, kepala difundus b) Tfu 29cm Analisa dan inteerpretasi data : a) Dihitung dari HPHT tanggal 12- 7 - 2009 berdasarkan rumus neagle umur kehamilan 33 minggu 2 hari



( Wiknjosastro Hanifa 2002 ) b)



Berdasarkan rumus Mc. Donald : 2/7 x Tfu = 2/7 x 29 = 8 bulan (dalam bulan obstetric), dan 8/7 x Tfu = 8/7 x 29 = 33 minggu 1 hari (dalam minggu). (Kusmiyati dkk, 2009)



3. Punggung kanan Data subjektif : Data objektif



: - Leopold II : Punggung kanan



Analisa dan Interpretasi data : Palpasi Leopold II, teraba bagian yang keras dan memanjang rata di sebelah kanan berarti punggung. ( Linda V. Walsh, 2007 ) 4. Presentasi bokong Data subjektif



: -



Data objektif



: Leopold III, teraba bokong



Analisa dan interpretasi data : Pada palpasi Leopold III, teraba bahagian yang tidak keras dan pada irregular yang berarti bokong. ( Linda V. Walsh, 2007)



5. Bergerak atas panggul (BAP) Data Subjektif



: -



Data Objektif



: - Leopold IV bagian terendah janin bergerak atas panggul



Analisa dan interpretasi data : Leopold IV, dimana pada saat palpasi kedua tangan masih dapat dipertemukan ( divergent ) ( Linda V. Walsh, 2007 ) 6. Intra uterin Data subjektif : - ibu merasakan janinnya bergerak kuat dan tidak nyeri Data objektif : - Leopold I : 3 jari atas pusat, teraba kepala difundus - Leopod II : Punggung kanan - Leopod III : Bokong Analisa dan interpretasi data : a. Pembesaran perut sesuai umur kehamilan pada palpasi terutama bagian kecil janin dan terjadi kontraksi Braxton Hicks menandakan janin dalam rahim. ( Manuaba IBG, 2001 ) b. Leopold I, teraba bahagian yang keras dan bundar berarti kepala



c. Palpasi Leopold II, teraba bahagian yang keras dan memanjang rata di sebelah kanan berarti punggung d. Pada palpasi Leopold III, teraba bahagian yang tidak keras dan ireguler yang berarti bokong. ( Linda V. Walsh, 2007 )



7. Tunggal Data subjektif : Data objektif : a. Leopold I



: 3 jari atas pusat, teraba kepla difundus



b. Leopold II : Punggung kanan c. Leopold III : Teraba bokong d. Terdengar DJJ 132 x/menit dengan jelas dan teratuer pada kuadran kanan perut ibu diatas pusat. Analisa dan intrpretasi data ; Pada suatu kehamilan, janin dikatakan tunggal jika pembesaran perut sesuai umur kehamilan, saat palpasi teraba 2 bahagian besar kepala dan bokong. DJJ terdengar dominan hanya pada satu titik / bagian dan merasakan pergerakan janin selalu hanya pada satu sisi. ( Winkjosastro ) 8. Janin hidup Data subjektif ; - Ibu merasakan pergerakan janin diatas pinggir atas sympisis



Data Objektif



: - Auskultasi DJJ 132 kali/menit



Analisa dan interpretasi data : Ibu merasakan pergerakan janin dan dengan auskultasi DJJ 132 kali/menit yang berarti janin hidup. ( Yuni Kusmiyati, 2009 )



9. Keadaan ibu dan janin baik Data Subjektif : a.



Ibu mengatakan selama kehamilannya tidak ada keluhan yang menyertai



b.



Ibu mengatakan janin bergerak pertama kali dirasakan pada bulan November tahun 2009 sampai sekarang



Data Objektif : a. Tanda-tanda vital : T : 110/70 mmHg P : 20x / menit N : 70 x / menit S : 37 C b. Lila 24 cm c. Kenaikan BB mulai dari awal kehamilan 9 kg hingga sekarang d. DJJ terdengar 132 kali / menit di kuadran kanan atas perut ibu Analisa dan interpretasi data :



a. Ukuran Lila > 23,5 cm dan kenaikan BB dari mulai awal kehamilan sampai akhir kehamilan 11- 12 kg maka interpretasinya ststus gizi baik. ( Yuni kusmiyati dkk, 2009 ) b. Dikenal adanya gerakan 10 yang artinya dalam waktu 12 jam, gerakan janin minimal 10 kali dan normal DJJ 120-160 kali/menit ( Yuni kusmiyati dkk,2009)



10. Letak sungsang Data subjektif : - Ibu mengatakan pergerakan janin diatas pinggir atas sympisis Data Objektif : - Leopold I : 3 jari atas pusat, teraba kepala - Leopold III : Teraba bokong Analisa dan interpretasi data : a.



Pergerakan janin banyak dirasakan dipinggir atas sympisis atas sympisis karena presentasi bokong dan bagian bawah yang bergerak adalah kaki



b.



Teraba dua bahagian besar, pada Leopold I, teraba bahagian yang keras dan bunder berarti kepala, dan pada palpasi leopold III teraba bahagian yang tidak keras dan irregular yang berarti bokong. ( Linda V. Walsh, 2007 )



Langkah III. Merumuskan Diagnosa / Masalah Potensial Tidak ada data yang mendukung



Langkah IV. Perlunya Tindakan Segera / kolaborasi Tidak ada data yang mendukung Langkah V. Rencana Asuhan 1. Tujuan : Kehamilan berlangsung normal sampai aterm (37-40 minggu) dengan keadaan ibu dan janin baik. 2. Kriteria : a. TFU sesuai umur kehamilan. b. TTV dalam batas normal T



: Systole : peningkatan tidak melebihi 30 mmHg. Dyastole : peningkatan tidak melebihi 15 mmHg.



N



: 60 – 80 x / menit.



P



: 16 – 24 x / menit.



S



: 36 – 37,5 C.



c. DJJ : 120 – 160 x / menit. d. Pergerakan janin minimal 10 kali dalam 12 jam. e. Tidak ada komplikasi kehamilan. 3. Rencana Tindakan : a. Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu Rasional : Ibu perlu mengetahui perkembangan kehamilan dan keadaan janinnya, agar ia memahami apa yang harus dan tidak harus dilakukan. Pengetahuan akan hal ini memotivasi ibu untuk melakukan tiap anjuran dari dokter dan bidan. b. Beri HE tentang :



1) Konsep diet 4 sehat (lauk, sayur, nasi, buah) dan 5 sempurna (susu) Rasional ; Status gizi yang baik selama hamil untuk meningkatkan tumbuh kembang janin dalam rahim dan meningkatkan kesehatan menjelang persalinan dan persiapan pemberian laktasi 2) Personal hygiene Rasional : Perawatan jasmani ibu hamil sangat penting diperhatikan untuk meningkatkan kesehatan menjelang persalinan dan persiapan pemberian laktasi. 3) Istirahat yang cukup dengan tidur / istirahat siang 1-2 jam dan 6-8 jam pada malam hari Rasional ; Istirahat yang cukup dapat mengurangi beban kerja jantung yang meningkat karena kehamilan dan memulihkan tenaga dan relaksasi. 4) Pakaikan selama hamil Rasional ; Pakaian yang ketat dapat mengganggu peredaran darah dan dianjurkan memakai pakaian yang longgar terbuat dari katun dan menyerap keringat 5) Makan makanan yang banyak mengandumg serat seperti buah dan sayuran Rasional



:



Agar



defekasi



teratur



sehingga



tidak



menimbulkan gangguan c. Mengajarkan ibu untuk Knee Chest Position selama 5 menit tiap 9 jam.



Rasional : Untuk membantu versi spontan menjadi presentasi kepala d. Ajarkan ibu cara menghitung gerakan janinnya Rasional ; Gerakan janin berubah intensitasnya dari gerakan lambat pada kehamilan dini sampai gerakan menyetak gerakan



pada janin



periode biasanya



lanjut.



Berhentinya



memberikan



tanda



kemungkinan kematian janin. e. Beri penjelasan tanda-tanda bahaya kehamilan seperti : Perdarahan pervaginam, sakit kepala lebih dari biasa, gangguan penglihatan, pembengkakan pada wajah/tangan, janin tidak bergerak sebanyak biasanya. Rasional



; Tanda-tanda bahaya dalam kehamilan perlu diketahui oleh ibu agar lebih waspada terhadap ancaman kesehatan diri maupun janinnya. Dengan pengetahuan dan motivasi yang kuat ia akan



segera



memeriksakan



kehamilannya



secara teratur. f. Diskusikan persalinan persalinan Rasional : Hal ini membantu ibu untuk lebih siap menghadapi persalinan baik fisik maupun psikis terutama mengenai biaya persalinan, tempat persalinan, serta keluarga yang akan mendampingi nanti. g. Penatalaksanaan pemberian obat tablet zat besi 30 tab dengan dosis 1x1 tab sehari



Rasional : Tablet zat besi fe mengandung ferro sulfat 200 mg dan asam folat 0,25 mg untuk memenuhi kebutuhan zat besi dan mencegah anemia. h. Follow up : Anjurkan ibu untuk control 2 minggu kemudian yakni tgl 17 maret 2010 Rasional : Memudahkan pemantauan perkembangan kesehatan ibu dan janin dan mengevaluasi efektifas asuhan yang di berikan.



Langkah VI : Implementasi Tgl 02 Maret 2010 pkl. 10.20 wita 1.



Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu, ibu mengerti dan mengetahui perkembangan kehamilan dan keadaan janinnya



2.



Memberikan HE pada ibu tentang :



3.



Mengajarkan ibu untuk Knee Chest Position selama 5 menit tiap 9 jam



4.



Menganjurkan ibu menghitung gerakan janinnya 1-2 kali /jam atau minimal 10 kali dalam sehari



5.



Memberi penjelasan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan seperti mengerti dan tahu tanda-tanda bahaya kehamilan seperti : perdarahan pervaginam,



sakit



kepala



lebih



dari



biasa,



penglihatan



kabur,



pembengkakan pada wajah dan tangan, janin tidak bergerak sebanyak biasanya 6.



Mendiskusikan persiapan persalinan: ibu akan bersalin di RS dan ditolong oleh bidan atau dokter, didampingi oleh suami saat melahirkan



7.



Pemberiann obat tablet zat besi 30 tab dengan dosis 1x1 tab sehari



8.



Menganjurkan ibu untuk control 2 minggu kemudian



Langkah VII. Evaluasi Tgl 02 Maret 2010 pkl. 10.40 wita 1. Kehamilan berlangsung normal dan keadaan ibu dan janin baik, ditandai: a. Leopold I



: 3 jari atas pusat, teraba kepala di fundus



b. Leopold II



: Puka



c. Leopold III



: Bokong



d. Leopold IV



: Bergerak atas panggul



e. TFU : 29 cm f. Lingkar perut : 75 cm g. Taksiran berat janin : 2175 h. Pergerakan janinnya 16-20 kali/hari i. Tanda-tanda bahaya kehamilan tidak ada seperti : Perdarahan pervaginam, sakit kepala lebih dari biasa, gangguan penglihatan, pembengkakan pada wajah dan tangan, janin tidak bergerak sebanyak biasanya. j. DJJ 132 kali / menit k. Tanda-tanda vital : T : 110 / 70 mmHg N : 70 kali/menit P : 20x/mnt S : 37 C



PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA NY” S“ UMUR KEHAMILAN 33 MINGGU 2 HARI DENGAN PRESENTASI BOKONG DI RSU SAWERIGADING RAMPOANG TGL 02 MARET 2010 No. Register



: xxxxxx



Tanggal Kunjungan



: 02 – 03 – 2010 pkl. 09.30 wita



Tanggal Pengkajian



: 02 – 03 – 2010 pkl. 09.45 wita



Identitas Klien / suami : Nama ibu/suami



: Ny. “S” / Tn. “B”



Umur



; 28 thn / 30 thn



Suku



: Bugis / Bugis



Agama



: Islam / Islam



Pendidikan



: SMA / SMA



Pekerjaan



: IRT / Wirasawasta



Status pernikahan : Sah



Alamat



: Lamasi



Data Subjektif ( DS ) : 1.



HPHT : tgl 12 – 07 – 2009



2.



Ibu mengatakan hamil ketiga kalinya, punya anak hidup 1 dan keguguran 1 kali.



3.



Ibu merasakan pergerakan janinya pertama kali bulan november



4.



Ibu mendapatkan Imunisasi TT Booster tgl 5 – 9 - 2009 di posyandu



5.



Selama kehamilan ibu tidak mempunyai keluhan yang menyertai



6.



Ibu mengatakan janin diatas pinggir atas sympisis



7.



Ibu tidak pernah mengkomsumsi obat-obatan dan jamu, kecuali obat yang diberikan oleh dokter dan bidan



8.



Ibu tidak merasakan nyeri perut saat dilakukan palpasi



Data Objektif ( DO ) 1.



Perut membesar sesuai umur kehamilan



2.



Nampak linea nigra dan striae livide



3.



Hyperpigmentasi pada areola dan papilla mammae



4.



Teraba gerakan janin saat di palpasi



5.



Tanda-tanda vital ; a.



T : 110 / 70 mmHg



b.



P : 20 x / menit



c.



N : 70x/menit



d.



S



: 37 C



6. Palpasi secara Leopold : a. Leopold I



: 3jari atas pusat, teraba kepala difundus



b. Leopold II



: Punggung kanan



c. Leopold III : bokong d. Leopold IV : Bergerak atas panggul 7. TFU : 29 cm 8. Lingkar perut : 75 cm 9. Taksiran berat janin : 29 x 75 = 2175 gr 10. Djj 132 kali / permenit terdengar di kuadran kanan perut ibu di atas pusat 11. Lila 24 cm 12. Kenaikan BB mulai dari awal kehamilan 9 kg hingga sekarang Assesment ( A ) GIII PI AI, umur kehamilan 33 mnggu 2 hari, Puka, Presentasi, bokong, Bergerak atas panggul, intra uterin, tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin baik. Letak sungsang. PELAKSANAAN ( P ) Tgl 02 Maret 2010 1.



Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu



2.



Memberikan HE pada ibu tentang a. Konsep 4 sehat 5 sempurna b. Personal hygiene selama kehamilan c. Istirahat d. Pakaian selama hamil ; Ibu akan memakai pakaian yang longgar terbuat dari katun dan menyerap keringat e. Makan makanan yang banyak mengandung serat seperti buah dan sayuran : Ibu bersedia untuk makan banyak sayur dan buah.



3.



Mengajarkan ibu untuk Knee chest position selama 5 menit tiap 9 jam



4.



Mengajurkan ibu menghitung gerakan janinnya 1 – 2 kali/jam atau minimal 10 kali dalam sehari



5.



Memberi penjelasan tentang tanda-tanda kehamilan seperti : Perdarahan pervaginam, sakit kepala lebih dari biasa, penglihatan kabur, pembengkakan pada wajah dan tangan, janin tidak bergerak sebanyak biasanya.



6.



Mendiskusikan persiapan persalinan : ibu akan bersalin di RS dan ditolong oleh bidan atau dokter, didampingi oleh suami saat melahirkan.



7.



Pemberian obat tablet zat besi 30 tab dengan dosis 1x1 tab sehari : Ibu mengatakan akan minum obat yang diberikan.



8.



Menganjurkan ibu control 2 minggu kemudian : ibu bersedia untuk datang tanggal 17 – 03 – 2010



BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan teori dan hasil tinjauan kasus pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny “S” kehamilan 33 minggu 2 hari dengan presentasi bokong selama 1 hari Untuk memudahkan pembahasan, penulis akan membahas berdasarkan pendekatan manajemen asuhan kebidanan dengan tujuh langkah varney dengan uraian sebagai berikut ; Langkah I. Identifikasi data dasar Pengkajian saat pengumpulan data, baik klien maupun keluarga terbuka untuk memberikan informasi atau data yang diperlukan dalam pengumpalan data. Pengumpulan data yang diperoleh dari informasi yang diberikan oleh bidan yang bertugas, dokter yang menangani maupun dari status pasien. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan hasial tinjauan kasus Ny” S “ kehamilan 33 minggu dengan



presentasi bokong. Berdasarkan tinjauan teori maupun kasus maka dirumuskan diagnosa / masalah aktual dan masalah potensial Langkah II. Identifikasi Diagnosa / msalah aktual Dalam



pengkajian



dan



masalah



kebidanan



dilakukan



berdasarkan



pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang didukung dan ditunjang oleh beberapa data, baik secara subjektif maupun secara objektif yang diperoleh dari hasil pengkajian yang telah dilakukan. Berdasarkan tinjauan pustaka bahwa presentsase bokong dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada di fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawa ( di daerah pintu atas panggul/sympisis). Sedangkan diagnosa aktual yang diidentifikasi pada Ny “ S “ sebagai berikut : 1)



GIII PI AI



2)



Umur kehamilan 33 minggu 2 hari



3)



Punggung kanan



4)



Presentasi bokong



5)



Bergerak atas panggul



6)



Intra uterin



7)



Tunggal



8)



Hidup



9)



Keadaaan ibu dan janin baik



10)



Letak sungsang



Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka dan tinjauan study kasus Ny“S” secara garis besar tampak ada persamaan dalam diagnosa aktual yang



ditegakkan sehingga memperlihatkan tidak adaa kesenjanagan antara teori dan praktek. Langkah III. Merumuskan diagnosa / masalah potensial Pada tinjauan pustaka manajemen kebidanan adalah mengidentifikasi adanya masalah potensial yaitu mengantisipasi dan mempersiapkan adanya segala sesuatu yang mungkin terjadi. Berdasarkan data yang ada pada studi kasus Ny” S “ dilahan praktek, tidak ada data yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial. Langkah IV. Tindakan segera dan Kolaborasi Tidak adanya data yang mendukung adanya situasi segera dimana bidan harus bertindak segera guna menyelamatkan jiwa ibu dan kolaborasi dengan dokter atu tenaga kesehatan lainnya yang lebih profesional sesuai dengan keadaan yang dialami klien. Langkah V. Rencana tindakan asuhan kebidanan Perencanaan adalah proses penyusunan suatu rencana tindakan berdasarkan identifikasi masalah saat sekarang serta antisipasi diagnosa dan masalahmasalah lain yang mungkin terjadi. Rencana tindakan disusun berdasarkan diagnosa / masalah actual dan potensial, hal ini menunjukkan antara tinjauan pustaka dan tinjauan manajemen asuhan kebidanan pada penerapan studi kasus di lahan praktek tidak ada kesenjangan. Langkah VI. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan



Tindakan yang telah direncanakan sudah dilaksanakan dengan baik di ruangan KIA RSU Sawerigading pada tanggal 2 Maret 2010. Dalam pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan, penulis tidak menemukan hambatan yang berarti karena adanya kerjasama dan penerimaan yang baik dari klien dan keluarga, serta dukungan, dan bimbingan dari pembimbing lahan di praktek. Langkah VII. Evaluasi Asuhan Kebidanan Melaksanakan evaluasi yaitu penilaian keberhasilan yang telah dilakukan terhadap klien dengan berpedoman pada masalah, tujuan yang telah ditetapkan pada tahap ini penulis tidak menemukan hambatan atau kesenjangan. Hasil evaluasi yang telah dilakukan asuhan kebidanan pada tanggal 02 Maret 2010 : 1. Kehamilan berlangsung normal dan keadaan ibu dan janin baik, ditandai : a.



Leopold I



: 3 jari atas pusat, teraba kepala



b.



Leopold II



: Puka



c.



Leopold III



: Bokong



d.



Leopold IV



: Bergerak atas panggul



e.



TFU



f.



Lingkar perut : 75 cm



g.



Tafsiran berat janin : 2175 gram



h.



Pergerakan janinnya 16 – 20 kali / hari



di fundus



i. Tidak ada komplikasi j. Djj 132 x / menit k. Tanda-tanda vital :



: 29 cm



T



: 110 / 70 mmHg



N



: 70 x/ menit



P



: 20 x /menit



S



: 37 C



BAB V PENUTUP Setelah membahas dan menguraikan kasus Ny. “S” kehamilan 33 mgg 2hari dengan persentasi sungsang pada tanggal 2 – 3 – 2010 di RSU Sawerigading Ruangan KIA Kota Palopo. Dalam bab ini kami menarik kesimpulan dan saran sebagai berikut : A. Kesimpulan 1. Antenatal care adalah pengawasan kehamilan untuk mengetahui kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini penyakit yang menyertai



kehamilan,



menegakkan



secara



kehamilan, dan menetapkan resiko kehamilan. 2. Tujuan antenatal care adalah :



dini



komplikasi



a)



Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi.



b)



Mendeteksi dan menatalaksanaan komplikasi medis bedah, atau obstetric kehamilan.



c)



Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi komplikasi.



d)



Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan nifas normal dan merawat bayi secara fisik, psikologis dan social.



3. Pendidikan kesehatan pada ibu hamil dan keluarga perlu di tingkatkan agar ibu mengerti dan bersedia memanfaatkan fasilitas kesehatan. 4. Pendokumentasian



sangat



penting



dilaksanakan



pada



setiap



pelaksanaan asuhan kebidanan karena hal ini sebagai pertanggung jawaban dan pertanggung gugat terhadap asuhan kebidanan yang telah diberikan kepada klien. B. Saran Dalam melaksanakan pelayanan pada ibu hamil denga presentasi sungsang sebaiknya menggunakan pendekatan asuhan kebidanan secara komprehensif untuk meningkatkan kwalitas pelayanan kebidanan khususnya di RSU Sawerigading Ruangan KIA Kota Palopo. Dalam hal ini pendidikan kesehatan kepada ibu, suami serta keluarga sangat penting agar dapat bekerjasama dalam mengatasi masalah kesehatan.



DAFTAR PUSTAKA Kusmiyati dkk, 2009



Buku Perawatan Ibu Hamil, Fitramaya, Jakarta, hal 52



Linda V. Walsh, 2007



Buku Ajar Kebidanan Komunitas, EGC, Jakarta, hal 482



Manuaba, IBG, 2008



Buku



Gawat–Darurat



Obstetri–



Gynekologi & Obstetri Ginekologi Sosial untuk profesi Bidan, EGC, Jakarta, hal 116-126. Sarwono, 2005



Ilmu Kabinan, Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, hal 606621.



Saifuddin, AB, 2006



Buku



Acuan



kesehatan Yayasan



Nasional



maternal Bina



pelayanan



dan



neonatal,



Pustaka



Sarwono



Prawirohardjo, Jakarta. Hal 520-526. Varney, Helen, 2007



Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4 volume 2, Jakarta. Hal 814-820.