Askeb Balita Asti Nuris [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK BALITA DENGAN IMUNISASI MR (Measles dan Rubella) LANJUTAN DI PUSKESMAS TAPEN



Disusun untuk memenuhi tugas praktik profesi bidan Stase Asuhan Kebidanan Bayi, Balita dan Anak Prasekolah



Oleh ASTI NURIS MIDA RAHMAWATI NIM. 15901.03.21042



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN PROBOLINGGO 2021-2022



LEMBAR PENGESAHAN



Telah diperiksa, dievaluasi dan disetujui oleh preseptor lahan dan preseptor akademik di Puskesmas Tapen



BONDOWOSO, 16 MARET 2022 Mahasiswa



ASTI NURIS MIDA RAHMAWATI NIM. 15901.03.21042



Pembimbing Praktik



Bd. TITIK SUHARTINI, S.ST NIP. 19641221 198503 2 008



Pembimbing Akademik



LAPORAN PENDAHULUAN



A. KONSEP BALITA 1. DEFINISI BALITA Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1−3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3−5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun kemampuan lain masih terbatas (Sutomo dan Anggraini, 2013) Menurut Muaris (2012), anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak dibawah lima tahun. Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan dimasa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya.



Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang



berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan. Balita adalah anak dengan usia dibawah 5 tahun dengan karakteristik pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun, dimana umur 5 bulan berat badan naik 2 kali berat badan lahir dan berat badan naik 3 kali dari berat badan lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4 kali pada umur 2 tahun. Pertumbuhan mulai lambat pada masa pra sekolah kenaikan berat badan kurang lebih 2 kg per tahun, kemudian pertumbuhan



konstan



mulai



berakhir. Balita



merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat dalam pencapaian



keoptimalan



fungsinya,



pertumbuhan



dasar



yang



akan



mempengaruhi serta menentukan perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia (Supartini, 2014). 2. KARAKTERISTIK BALITA Menurut karakteristik, balita terbagi dalam dua kategori yaitu anak usia1–3 tahun (batita) dan anak usia prasekolah. Anak usia 1−3 tahun merupakan konsumenpasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang



disediakan ibunya. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia pra- sekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relative besar. Namun perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil dari anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering pada usia pra-sekolah anak menjadi konsumen aktif. Mereka sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini anak mulai bergaul dengan lingkungannya atau bersekolah playgroup sehingga anak mengalami beberapa perubahan dalam perilaku. Pada masa ini anak akan mencapai fase gemar memprotes sehingga mereka akan mengatakan “tidak” terhadap setiap ajakan. Pada masa ini berat badan anak cenderung mengalami penurunan, akibat dari aktivitas yang



mulai banyak dan



pemilihan maupun penolakan terhadap makanan. Diperkirakan pula bahwa anak perempuan relative lebih banyak mengalami gangguan status gizi bila dibandingkan dengan anak laki-laki (Supartini, 2014). 3. TUMBUH KEMBANG BALITA Secara umum tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda, namun prosesnya senantiasa melalui tiga pola yang sama menurut Soetjiningsih (2012).yaitu : a. Pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas menuju bagian bawah (sefalokaudal). Pertumbuhannya dimulai dari kepala hingga keujung kaki, anak akan berusaha menegakkan tubuhnya, lalu dilanjutkan belajar menggunakan kakinya. b. Perkembangan dimulai dari batang tubuh kearah luar. Contohnya adalah anak akan



lebih dulu menguasai penggunaan telapak tangan untuk



menggenggam, sebelumnya mampu meraih benda dengan jemarinya. c. Setelah dua pola diatas dikuasai, barulah anak belajar mengeksplorasi keterampilan-keterampilan lain. Seperti melempar, menendang, berlari dan lain-lain. Pertumbuhan pada bayi dan balita



merupakan gejala



kuantitatif. Pada konteks ini, berlangsung perubahan ukuran dan jumlah sel, serta jaringan intra seluler pada tubuh anak. Dengan kata lain, berlangsung proses multiplikasi



Organ tubuh anak, disertai penambahan ukuran-ukuran tubuhnya. Hal ini ditandai oleh: 1) Meningkatnya berat badan dan tinggi badan. 2) Bertambahnya ukuran lingkar kepala. 3) Muncul dan bertambahnya gigi dan geraham. 4) Menguatnya tulang dan membesarnya otot-otot. 5) Bertambahnya organ-organ tubuh lainnya, seperti rambut, kuku, dan sebagainya. Penambahan ukuran-ukuran tubuh ini tentu tidak harus drastis. Sebaliknya, berlangsung perlahan, bertahap, dan terpolase cara proporsional pada tiap bulannya. Ketika didapati penambahan ukuran tubuhnya, artinya proses pertumbuhannya berlangsung baik. Sebaliknya jika yang terlihat gejala penurunan ukuran, itu sinyal terjadinya gangguan atau hambatan proses pertumbuhan. Cara mudah mengetahui baik tidaknya pertumbuhan bayi dan balita adalah dengan mengamati grafik pertambahan berat dan tinggi badan yang terdapat pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Dengan bertambahnya usia anak, harusnya bertambah pula berat dan tinggi badannya. Cara lainnya yaitu dengan pemantauan status gizi. Pemantauan status gizi pada bayi dan balita telah dibuatkan standarisasinya oleh Harvard University dan Wolanski. Penggunaan standar tersebut di Indonesia telah dimodifikasi agar sesuai untuk kasus anak Indonesia. Perkembangan pada masa balita merupakan gejala kualitatif, artinya pada diri balita berlangsung proses peningkatan dan pematangan (maturasi) kemampuan personal dan



kemampuan sosial



(Soetjiningsih,2012). Kemampuan tumbuh kembang balita di bagi menjadi 2 menurut Supartini (2018) yaitu : a. Kemampuan Personal Kemampuan personal ditandai pendayagunaan segenap fungsi alatalat pengindraan dan sistem organ tubuh lain yang dimilikinya. Kemampuan fungsi pengindraan meliputi: 1. Penglihatan, misalnya melihat, melirik, menonton, membaca 2. Pendengaran, misalnya reaksi mendengarkan bunyi, menyimak



pembicaraan dan lain-lain. 3. Penciuman, misalnyamencium dan membau sesuatu. 4. Peraba, misalnya reaksi saat menyentuh atau disentuh, meraba benda, dan lain-lain. 5. Pengecap, misalnya menghisap ASI, mengetahui rasa makanan dan minuman. Pada sistem tubuh lainnya di antaranya meliputi : 1. Tangan, misalnya menggenggam, mengangkat, melempar, mencoretcoret, menulis dan lain-lain. 2. Kaki, misalnya menendang, berdiri, berjalan, berlari dan lain-lain. 3. Gigi, misalnya menggigit, mengunyah dan lain-lain. 4. Mulut, misalnya mengoceh, melafal, teriak, bicara, menyanyi 5. Emosi, misalnya menangis, senyum, tertawa, gembira, bahagia, percaya diri, empati, rasa iba dan lain-lain. 6. Kognisi, misalnya mengenal objek, mengingat, memahami, mengerti, membandingkan dan lain-lain b. Kemampuan Sosial. Kemampuan sosial (sosialisasi), sebenarnya efek dari kemampuan personal yang makin meningkat. Dari situ lalu dihadapkan dengan beragam aspek lingkungan sekitar, yang membuatnya secara sadar berinterkasi dengan lingkungan itu. Sebagai contoh pada anak yang telah berusia satu tahun dan mampu berjalan, dia akan senang jika diajak bermain dengan anak-anak lainnya, meskipun ia belum pandai dalam berbicara,ia akan merasa senang berkumpul dengan anak-anak tersebut. Dari sinilah dunia sosialisasi pada ligkungan yang lebih luas sedang dipupuk, dengan berusaha mengenal teman-teman. 4. KEBUTUHAN UTAMA PROSES TUMBUH KEMBANG Dalam proses tumbuh kembang, anak memiliki kebutuhan yang harus terpenuhi, kebutuhan tersebut yakni: a. Pemenuhan Kebutuhan Gizi (Asuh) Usia balita adalah periode penting dalam proses tubuh kembang anak yang



merupakan masa pertumbuhan dasar anak. Pada usia ini perkembangan kemampuan berbahasa, berkreativitas, kesadaran sosial, emosional dan inteligensi anak berjalan sangat cepat. Pemenuhan kebutuhan gizi dalam rangka menopang tumbuh kembang fisik dan biologis balita perlu diberikan secara tepat dan berimbang. Tepat berarti makanan yang diberikan mengandung zat-zat gizi yang sesuai kebutuhannya, berdasarkan tingkat usia. Berimbang



berarti komposisi zat-zat gizinya menunjang



proses tumbuh kembang sesuai usianya. Dengan terpenuhinya kebutuhan gizi secara baik, perkembangan otaknya akan berlangsung optimal. Keterampilan



fisiknyapun



akan



berkembang



sebagai



dampak



perkembangan bagian otak yang mengatur sistem sensorik dan motoriknya. Pemenuhan kebutuhan fisik atau biologis yang baik, akan berdampak pada sistem imunitas tubuhnya sehingga daya tahan tubuhnya akan terjaga dengan baik dan tidak mudah terserang penyakit (Sulistyoningsih,2011). b. Pemenuhan Kebutuhan Emosi Dan Kasih Sayang (Asih). Kebutuhan ini meliputi upaya orang tua mengekspresikan perhatian dan kasih sayang, serta perlindungan yang aman dan nyaman kepada si anak. Orang tua perlu menghargai segala keunikan dan potensi yang ada pada anak. Pemenuhan yang tepat atas kebutuhan emosi atau kasih sayang akan menjadikan anak tumbuh cerdas secara emosi, terutama dalam kemampuannya membina hubungan yang hangat dengan orang lain. Orang tua harus menempatkan diri sebagai teladan yang baik bagi anak- anaknya. Melalui keteladanan tersebut anak lebih mudah meniru unsur- unsure positif, jauhi kebiasaan memberi hukuman pada anak sepanjang hal tersebut dapat diarahkan melalui metode pendekatan berlandaskan kasih saying. c. Pemenuhan kebutuhan stimulasi dini (asah). Stimulasi dini merupakan kegiatan orang tua memberikan rangsangan tertentu pada anak sedini mungkin. Bahkan hal ini dianjurkan ketika anak masih dalam kandungan dengan tujuan agar tumbuh kembang anak dapat berjalan dengan optimal. Stimulasi dini meliputi kegiatan merangsang



melalui sentuhan-sentuhan lembut secara bervariasi dan berkelanjutan, kegiatan mengajari anak berkomunikasi, mengenal objek warna, mengenal huruf dan angka. Selain itu, stimulasi dini dapat mendorong munculnya pikiran dan emosi positif, kemandirian, kreativitas dan lain- lain. Pemenuhan kebutuhan stimulasi dini secara baik dan benar dapat merangsang



kecerdasan



majemuk



(multiple



intelligences)



anak.



Kecerdasan majemuk ini meliputi, kecerdasan linguistic, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan musical, kecerdasan intrapribadi (intrapersonal), kecerdasan interpersonal, dan kecerdasan naturalis



(Sulistyoningsih, 2011)



B. KONSEP IMUNISASI 1. DEFINISI IMUNISASI Imunisasi



merupakan



suatu



usaha



untuk



menimbulkan



atau



meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu penyakit sehingga bila kelak terpajan pada penyakit tersebut ia tidak menjadi sakit. Kekebalan yang diperoleh dari imunisasi dapat berupa kekebalan pasif dan kekebalan aktif (Ranuh dkk, 2011). 2. TUJUAN IMUNISASI Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. Secara umum tujuan imunisasi menurut Proverawati dan Andhini (2010) antara lain: a. Melalui imunisasi, tidak mudah terserang penyakit menular. b. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular c. Imunisasi menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) pada balita. 3. MANFAAT IMUNISASI a. Untuk Anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan



kemungkinan cacat atau kematian. b. Untuk Keluarga : menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman. c. Untuk Negara : memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara (Proverawati & Andhini,2010). 4. JENIS-JENIS IMUNISASI Imunisasi telah dipersiapkan sedemikian rupa, agar tidak menimbulkan efek - efek yang merugikan. Imunisasi ada 2 jenis yaitu:



a. Imunisasi aktif Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah dilemahkan (vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap antigen ini, sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan merersponnya. Contoh imunisasi aktif adalah imunisasi polio atau campak



b. Imunisasi Pasif Merupakan suatu proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara pemberian zat imunoglobulin yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia (kekebalan yang di dapat bayi dari ibu melalui plasenta) atau binatang (bisa ular) yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Contoh imunisasi pasif adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan (Proverawati & Andhini, 2010)



5. MACAM-MACAM IMUNISASI Menurut Proverawati & Andhini (2010), ada 5 macam imunisasi dasar, yaitu :



a. Hepatitis B Imunisasi hepatitis B, ditujukan untuk memberi tubuh kekebalan terhadap penyakit hepatitis B. Penyakit hepatitis B, disebabkan oleh virus yang telah mempengaruhi organ liver (hati). Virus ini akan tinggal selamanya dalam tubuh. Bayi-bayi yang terjangkit virus hepatitis beresiko terkena kanker hati atau kerusakan pada hati. Virus hepatitis B ditemukan di dalam cairan tubuh orang yang terjangkit darah, ludah dan airmani.



b. Polio Imunisasi yang bertujuan mencegah penyakit Poliomielitis. Poliomielitis adalah penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh satu dari tiga virus yang berhubungan, yaitu virus polio type 1, 2, atau 3. c. BCG (BacilleCalmatte-Guerin) Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah penularan TBC Tuberkulosis). Tuberculosis disebabkan oleh sekelompok bacteria bernama Mycobacterium tuberculosis complex. Bakteri ini dapat menyerang berbagai organ tubuh, seperti paru-paru (paling sering terjadi), kelenjar getah bening, tulang, sendi, ginjal, hati, atau selaput otak (yang terberat).



d. DPT (Difteria, Pertusis,Tetanus) Imunisasi DPT, bertujuan untuk mencegah 3 penyakit sekaligus yaitu, difteri, pertusis, tetanus. Difteria merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria. Difteria bersifat ganas, mudah menular dan menyerang terutama saluran nafas bagian atas. Penularannya bisa karena kontak langsung dengan penderita melalui bersin, batuk atau kontak tidak langsung karena adanya makanan yang terkontaminasi bakteridifteri. Pertusis atau batuk rejan/batuk seratus hari merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh kuman Bordetella Pertussis. Kuman ini mengeluarkan toksin yang menyebabkan ambang rangsang batuk menjadi rendah sehingga bila terjadi sedikit saja rangsangan akan terjadi batuk yang hebat dan lama. Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman Clostridium tetani. Kuman ini bersifat anaerob, sehingga dapat hidup padaq lingkungan yang tidak terdapat zat asam (oksigen). Tetanus dapat menyerang bayi, anak- anak bahkan orang dewasa. e. Campak Imunisasi campak ditujukan untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak. Campak, measles atau rubella adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh viruscampak.



6. JADWAL IMUNISASI



DAFTAR PUSTAKA



Proverawati A, Andhini. 2010. Buku Imunisasi dan Vaksinasi Edisi 2. Jakarta : Nuha Medika Ranuh, Suyitno, dkk. 2011. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta: Satgas Imunisasi IDAI Soetjiningsih.2012. Perkembangan Anak Dan Permasalahan Dalam Buku Ajar 1 Ilmu Perkembangan Anak Dan Remaja. Jakarta : Sagungseto Sulistyoningsih. 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta : Graha Ilmu Supartini, yupi. 2014. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC Sutomo dan Anggraini. 2013. Menu Sehat Alami Untuk Balita dan Batita. Jakarta: PT. Agromedia Pustaka



ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA DENGAN IMUNISASI MR (Measles dan Rubella) LANJUTAN DI PUSKESMAS TAPEN Tempat



: Puskesmas Tapen



Tanggal / Waktu



: Selasa16 Maret 2022 / 09.00 WIB



Pengkaji



: Asti Nuris Mida Rahmawati



A. Identitas Nama Anak



:



An. RH



Jenis Kelamin



:



Perempuan



Tempat, Tanggal Lahir



:



Bondowoso,15-10-2020



Umur



:



19 bulan



Anak ke



:



1



Nama Ayah



:



Tn. SB



Nama Ibu



:



Ny. NS



Agama



:



Islam



Suku bangsa



:



Madura



Alamat



:



Wonokusumo-Tapen



B. Data Subjektif 1. Keluhan utama Ibu mengatakan anaknya sehat dan ingin mendapatkan imunisasi campak lanjutan 2. Riwayat Kebidanan a. Riwayat Prenatal Selama hamil ibu memeriksakan kehamilannya TM 1 : 3x di BPM keluhan mual dan muntah TM 2 : 3x di BPM keluhan tidak ada TM 3 : 4x di BPM keluhan sakit pinggang dan sering kencing



Selama hamil ibu mengkonsumsi tablet tambah darah, kalsium dan vitamin B complek



b. Riwayat Natal Ibu mengatakan pada tanggal 15-09-2020, jam 11.30 WIB. Melahirkan normal di Puskesmas dan bayi menangis kuat dengan BB : 2800 gr, PB : 48 cm, LK : 31 cm dan tidak komplikasi c. Riwayat Post natal Dalam masa post natal ibu dan bayi juga dalam keadaan sehat d. Riwayat Alergi Ibu mengatakan anaknya tidak pernah alergi baik makanan maupun obat-obatan e. Riwayat Imunisasi Ibu mengatakan anaknya telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, sudah mendapatkan imunisasi lanjutan DPT 1 bulan yang lalu. f. Riwayat status gizi Status gizi anak dalam keadaan baik C. Data Objektif 1. Pemeriksaan umum  Keadaan umum



: Baik



 Kesadaran



: Composmentis



 TTV : a. Denyut jantung



: 120 x/menit



b. Suhu



: 36,6 oC



c. RR



: 44 x/menit



 Berat badan



: 9.5 Kg



 Panjang badan



: 80 Cm



2. Pemeriksaan fisik Kepala



: Warna rambut hitam



Wajah



: Kulit kemerahan



Mata



: Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda



Hidung



: Lubang simetris, tidak ada secret, pernapasan cuping hidung (-) : Bibir simetris, terlihat merah dan lembab



Mulut Telinga Leher Dada



: Simetris, daun telinga tidak menempel, tidak ada serumen : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tyroid dan vena jugularis : Simetris, retraksi dada (-), bunyi paru normal, whezing (-), tidak ada ronki



Abdomen



: Tidak ada benjolan



Genetalia



: Bersih, tidak ada kelainan



Ekstremitas atas



: Simetris, lengkap (+/+), odema (-/-),



Ekstremitas bawah



: Simetris, lengkap (+/+), odema (-/-),



D. Analisa/Interpretasi Data An.RH Balita Sehat Dengan Pemberian Imunisasi MR lanjutan E. Penatalaksanaan 1. Memberitahu hasil pemeriksaan anak kepada ibu E/ Ibu mengetahui hasil pemeriksaan 2. Memberikan penjelasan kepada ibu tindakan yang akan di berikan pada anaknya yaitu imunisasi DPT lanjutan sesuai usianya saat ini E/ Ibu mengerti penjelasan yang di berikan 3. Menjelaskan tujuan dan manfaat imunisasi DPT lanjutan E/ ibu mengerti penjelasan yang di berikan 4. Menyiapkan spuit dan vaksin yang akan diberikan pada anak E/ Vaksin DPT-HB 0,5 sudah di siapkan 5. Menentukan lokasi penyuntikan E/ Lokasi penyuntikan lengan kiri 6. Membersihkan area yang akan di suntik E/ Disinfeksi area penyuntikan dengan kapas DTT 7. Memberikan imunisasi DPT-HB lanjutan E/ vaksin sudah diberikan secara suntikan IM ( Intramuskuler )



8. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan anaknya apabila terjadi KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi), panas, bengkak pada area penyuntikan E/ Ibu mengerti penjelasan dan akan kembali jika terjadi KIPI 9. Menganjurkan ibu untuk mengompres dengan air hangat di lokasi penyuntikan untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak E/ Ibu akan melakukan anjuran bidan 10. Mendokumentasikan hasil kegiatan E/ tanggal imunisasi sudah di catat di buku KIA dan Rekam Medis 11. Menganjurkan ibu kunjungan ulang saat anak usia 2 tahun untuk mendapatkan imunisasi campak lanjutan E/ Ibu mengerti dan akan kembali untuk imunisasi lanjutan anaknya