Askeb Catin Kelompok 50% [PDF]

  • Author / Uploaded
  • puput
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KELOMPOK ASUHAN KEBIDANAN PRA KONSEPSI PADA Nn. F dan Tn. M DI PUSKESMAS KENDAL KABUPATEN NGAWI Dosen Pembimbing : Triana Septianti Purwanto, M.Keb



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Anggota kelompok : Puput Rahayu Putri Amalia Ratfi Larasati Septi Dewi Shinta Nikmah Siti Rohmatul



(31) (32) (33) (34) (35) (36)



KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLTEKKES KEMENKES SURABAYA PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KELAS ALIH JENJANG TAHUN 2020/2021



i



LEMBAR PENGESAHAN



Laporan Kelompok Asuhan Kebidanan yang disusun oleh mahasiswa semester I Prodi DIV Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya Tahun Akademik 2020/2021 dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI PADA Nn. F dan Tn.M DI PUSKESMAS KENDAL KABUPATEN NGAWI” ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.



Tempat Praktik Puskesmas Kendal Ngawi Tanggal Praktik 2 Desember 2020 - 12 Desember 2020 Kendal, Desember 2020



Pembimbing Akademik



Pembimbing Praktek



Triana Septianti, SST, M.Keb NIP. 08.09.03.2.020



Tutik Purwati SST NIP. 196709131989032005



Mengetahui, Ka Prodi Sarjana Terapan Kebidanan



Dwi Purwanti, S.Kp.,SST.,M.Kes. NIP. 196702061990032003



KATA PENGANTAR i



Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kelompok “ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI PADA Nn. F dan Tn.M DI PUSKESMAS KENDAL KABUPATEN NGAWI “ laporan ini di susun dalam rangka memenuhi target asuhan kebidanan prakonsepsi secara komprehensif di Program Studi DIV Alih Jenjang Kebidanan Kampus Magetan Jurusan Kebidanan



Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan



Surabaya. Penulis mengharapkan bantuan pengarahan dan bimbingan,untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ibu Dwi Purwanti, SST., M.Kes selaku Ketua Prodi DIV Alih Jenjang Kebidanan. 2. Ibu Triana Septianti S.ST, M.Keb selaku dosen pembimbing Asuhan Kebidanan. 3. Ibu Tutik Purwati S.ST selaku Pembimbing lahan. 4. Semua pihak yang telah ikut serta membantu dan memberikan dukungan dalam pembuatan laporan ini Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis memohon untuk kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan dalam pembuatan laporan ini. Penulis meminta maaf atas kekurangan baik berupa kesalahan isi, penyajian maupun penulisan. Semoga hasil dari laporan ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pada pembaca umumnya.



Kendal, Desember 2020



Penyusun



DAFTAR ISI ii



LEMBAR PENGESAHAN............................................................................. i KATA PENGANTAR.................................................................................... ii DAFTAR ISI.................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang..............................................................................................1 1.2 Tujuan Praktik .............................................................................................2 1.2.1 Tujuan Umum ...................................................................................2 1.2.2 Tujuan Umum....................................................................................2 1.3 Manfaat........................................................................................................2 1.3.1 Manfaat teoritis .................................................................................2 1.3.2 Manfaat Praktis..................................................................................2 1.4 Lama Praktik................................................................................................2 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan teori kasus......................................................................................4 2.1.1 Pengertian calon pengantin ...............................................................4 2.1.2 Pemeriksaan pra-nikah.......................................................................4 2.1.3 Manfaat pemeriksaan pra-nikah ........................................................4 2.1.4 Tahapan pemeriksaan pra-nikah........................................................5 2.1.5 Persiapan Pranikah Bagi Calon Pengantin.........................................6 2.1.6 Masalah yang sering muncul pada Pemeriksaan Pra-Nikah..............7 2.1.7 KIE pada Pemeriksaan Pra-Nikah.....................................................9 2.2 Tinjauan Asuhan Kebidanan Pada Catin...................................................16 2.2.1 Pengkajian Data Subyektif ..............................................................16 2.2.2 Diagnosa Kebidanan .......................................................................24 2.2.3 Perencanaan ....................................................................................25 2.2.4 Pelaksanaan .....................................................................................26 2.2.5 Evaluasi ...........................................................................................26 BAB 3 TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian..................................................................................................28 3.1.1 Data Subyektif.................................................................................28



iii



3.1.2 Data Obyektif....................................................................................31 3.2 Assesment .................................................................................................33 3.3 Penatalaksanaan ........................................................................................33 BAB 4 PEMBAHASAN.................................................................................35 BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...............................................................................................36 5.2 Saran...........................................................................................................36 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................37



iv iv



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuhan prakonsepsi merupakan asuhan yang diberikan pada perempuan sembelum terjadi konsepsi. Asuhan ini diberikan sebelum kehamilan dengan sasaran mempermudah wanita mencapai tingkat kesehatan optimal sebelum hamil. Dalam mewujudkan kehamilan yang ideal butuh serangkaian persiapan. Salah satu persiapan yang harus disiapkan adalah pemeriksaan fisik atau pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan kesehatan pada masa prakonsepsi pada wanita akan mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu dan anak. Beberapa penyakit yang kemungkinan mengganggu proses kehamilan dapat dideteksi secara dini sehingga keadaan yang lebih buruk dapat cepat dihindari (Cunningham, 2012) Masalah pra nikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena setelah menikah akan segera menjalani proses konsepsi. Kualitas seorang generasi penerus akan ditentukan oleh kondisi sejak sebelum hamil dan selama kehamilan. Kesehatan prakonsepsi menjadi sangat penting untuk diperhatikan termasuk status gizinya, terutama dalam upaya mempersiapkan kehamilan karena akan berkaitan erat dengan outcome kehamilan (Paratmanitya & Hadi, 2012) Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan mental, oleh karena itu perencanaan kehamilan harus dilakukan sebelum masa kehamilan. Proses kehamilan yang direncanakan dengan baik akan berdampak positif pada kondisi janin dan adaptasi fisik, serta psikologis ibu pada kehamilan menjadi lebih baik. Pengaturan gizi yang baik juga sangat berperan dalam proses pembentukan sperma dan sel telur yang sehat. Status gizi yang baik dapat mencegah masalah gizi pada saat kehamilan seperti anemia, KEK, pencegahan infeksi dan komplikasi kehamilan ( Oktaria dan Juli , 2016). Pelayanan yang diberikan puskesmas kepada calon pengantin diantaranya yaitu pemeriksaan lab lengkap yang sudah memenuhi protokol kesehatan yaitu wajib memakai masker, mencuci tangan/memakai handsanitizer serta menjaga jarak antara pasien dan tenaga kesehatan.



1



1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Melakukan asuhan kebidanan pada Calon pengantin pelayanan kesehatan secara keseluruhan dengan manajemen kebidanan dan di dokumentasikan dengan metode SOAP. 1.2.2 Tujuan Khusus Melakukan asuhan kebidanan pada calon pengantin, meliputi: pengkajian, merumuskan



diagnose



kebidanan,



merencanakan



asuhan



kebidanan,



penatalaksanaan asuhan kebidanan, evaluasi dan didokumentasikan dengan metode SOAP. 1.3 Manfaat 1.3.1 Manfaat Teoritis Laporan ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan, serta bahan dalam penerapan asuhan kebidanan pada calon pengantin. 1.3.2 Manfaat Praktis 1. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan kajian terhadap materi Asuhan Kebidanan serta referensi bagi



mahasiswa



dalam



memahami



pelaksanaan



Asuhan



secara



komprehensif pada calon pengantin 2. Manfaat Bagi Penulis Dapat mempraktekkan teori yang didapatkan secara langsung di lapangan dalam memebrikan asuhan kebidanan pada calon pengantin. Dan dapat mengaplikasikanmateri yang telah diberikan dalam proses perkuliahan serta



mampu



memberikan



asuhan



kebidanan



yang



secara



berkesinambungan yang bermutu dan berkualitas. 3. Manfaat Bagi Pasien Klien mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif yang sesuai standar pelayanan kebidanan dan sesuai kebutuhan klien, sehingga klien apabila terdapat komplikasi dapat terdeteksi sedini mungkin.



2



1.4 Lama Praktik Lama praktik yang dilakukan yaitu 3 minggu. Mulai tanggal 23 november 2020 – 12 Desember 2020.



3



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Tinjauan Teori Kasus 2.1.1 Pengertian Calon Pengantin Calon pengantin adalah pasangan yang belum mempunyai ikatan, baik secara hukum agama ataupun negara dan pasangan tersebut berproses menuju pernikahan. Dan juga proses memenuhi persyaratan dalam melengkapi data-data yang diperlukan untuk pernikahan (Iskandar, 2017). Persiapan pranikah adalah waktu berproses untuk menyiapkan keadaan lahir dan batin menuju pernikahan, dan persiapan tersebut meliputi Aspek Fisik / Biologis, Aspek Mental / Psikologis, Aspek Psikososial dan Spiritual. Pernikahan adalah akad/janji yang diucapkan atas nama Tuhan Yang Maha Esa merupakan awal dari kesepakatan bagi calon pengantin untuk saling memberi ketenangan (sakinah) dengan mengembangkan hubungan atas dasar saling cinta dan kasih (mawaddah wa rahmah), pernikahan jiuga disebut awal dari terbentuknya suatu keluarga (Kemenkes RI, 2018a). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa menyiapkan keadaan lahir dan



batin



menuju



pernikahan,



dan



persiapan



untuk



saling



memberi



ketenangan(sakinah) dengan mengembangkan hubungan atas dasar saling cinta dan kasih (mawaddah warahmah), pernikahan juga disebut awal dari terbentuknya suatu keluarga. 2.1.2 Pemeriksaan Pra-Nikah Pre marital screening check up atau tes pranikah merupakan serangkaian tes yang harus dilakukan pasangan sebelum menikah. Di negara-negara lain, tes pranikah sudah menjadi persyaratan wajib bagi pasangan yang akan menikah. Hal tersebut dikarenakan tidak semua orang mempunyai riwayat kesehatan yang baik. Seseorang yang tampak sehat dapat dimungkinkan memiliki sifat pembawa (carrier) penyakit (Kemenkes RI, 2018a). Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan genetik, penyakit menulardan infeksi melalui darah. Pemeriksaan bertujuan untuk mencegah agar 4



penyakit tersebut tidak menurun pada keturunannya di kemudian hari sehingga hidup sehat bersama keluarga bisa tercapai. Waktu pelaksanaan pemeriksaan pra nikah



yang



disarankan



adalah



6



bulan



sebelum



calon



mempelai



menikah(Kemenkes RI, 2018b). 2.1.3 Manfaat Pemeriksaan Pra-Nikah Menjalankan pre marital check up (pemeriksaan kesehatan pra nikah) merupakan sebuah tindakan pencegahan yang wajib dilakukan untuk mencegah terjadinya permasalahan kesehatan pada diri sendiri, pasangan, maupun keturunan ke depannya. Beberapa keuntungan melakukan pemeriksaan kesehatan pra nikah menurut (Kemenkes RI, 2018b), antara lain: 1. Mencegah



berbagai



macam



penyakit



pada



calon



bayi,



seperti



penyakit thalassemia, diabetes melitus, dan penyakit lainnya. 2. Pemeriksaan pranikah dilakukan untuk mengenal riwayat kesehatan diri sendiri maupun pasangan, sehingga tidak ada penyesalan di kemudian hari, khususnya bagi riwayat keturunan yang dihasilkan. 3. Membuat calon mempelai semakin mantap, lebih terbuka, dan lebih yakin satu sama lain mengenai riwayat kesehatan keduanya. 2.1.4 Tahapan Pemeriksaan Pra-Nikah Tahapan Pemeriksaan Pra-Nikah menurut (Kemenkes RI, 2018b)adalah sebagai berikut: 1. Pemeriksaan fisik secara lengkap Pemeriksaan pra nikah yang pertama terdiri atas pemeriksaan umum, yakni uji pemeriksaan fisik secara lengkap. Hal ini dilakukan karena umumnya status kesehatan dapat dilihat lewat tekanan darah. Umumnya, tekanan darah tinggi dapat berbahaya bagi kandungan sebab membuat tumbuh kembang janin dalam kandungan terhambat. Selain itu, pemeriksaan pra nikah juga dapat mengetahui apakah pasangan tersebut mempunyai beberapa riwayat penyakit ataukah tidak, misalnya diabetes.



5



2. Pemeriksaan penyakit hereditas Penyakit hereditas biasanya diturunkan dari kedua orang tua, misalnya gangguan kelainan darah yang membuat penderitanya tidak bisa memproduksi hemoglobin (sel darah merah) secara normal. 3. Pemeriksaan penyakit menular Pemeriksaan yang ketiga meliputi pemeriksaan terhadap penyakit menular, diantaranya seperti hepatitis B, hepatitis C, dan HIV-AIDS. Pemeriksaan tersebut penting sekali dilakukan, mengingat penyakit-penyakit menular tersebut sangat berbahaya dan mengancam jiwa. 4. Pemeriksaan organ reproduksi Pemerikaan ini berkaitan dengan kesuburan serta organ reproduksi untuk pria maupun wanita. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa kondisi kesehatan organ reproduksi diri sendiri dan pasangan. 5. Pemeriksaan alergi Walaupun seringkali dianggap sepele, melakukan pemeriksaan alergi sangatlah penting karena alergi yang tidak disadari dari awal dan tidak ditangani dengan tepat dapat berakibat fatal. 2.1.5 Persiapan Pranikah Bagi Calon Pengantin 1. Aspek Fisik / Biologis Menurut



WHO



(World



Health



Organization)



tentang



persiapan



perkawinan yang ditulis oleh Hawari di dalam bukunya, aspek fisik dan biologiknya, meliputi: a. Usia yang Ideal menurut kesehatan dan juga program KB, maka usia antara 20-25 tahun bagi wanita dan usia antara 25-30 tahun bagi pria adalah masa yang paling baik untuk berumah tangga. Lazimnya usia pria lebih daripada usia wanita, perbedaan usia relatif sifatnya. b. Kondisi fisik bagi mereka yang hendak berkeluarga amat dianjurkan untuk menjaga kesehatan, sehat jasmani dan sehat rohani. Kesehatan fisik meliputi kesehatan dalam arti orang itu tidak menghidap penyakit (apalagi penyakit menular) dan bebas dari penyakit keturunan.



6



2. Aspek Mental / Psikologis, meliputi: a. Kepribadian Aspek kepribadian sangat penting karena hal ini akan mempengaruhi pasangan dalam kemampuan beradaptasi antar pribadi. Pasangan yang memiliki kematangan pribadi akan memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan kebutuhan afeksional sebagai unsur penting dalam berumah tangga. Kenyataannya, tidak ada orang yang memiliki kepribadian ideal yang sempurna, tapi paling tidak masing-masing pasangan bisa saling memahami dan menghargai kelebihan dan kelemahan masing-masing, sehingga diharapkan akan bisa saling mengisi dan melengkapi. b. Pendidikan Tingkat



kecerdasan



dan



pendidikan



masing-masing



pasangan



hendaknya diperhatikan. Umumnya taraf kecerdasan dan pendidikan pria lebih tinggi dari wanita, meskipun tidak menutup kemungkinan terjadi hal yang sebaliknya. Kalaupun hal ini terjadi, hendaknya keduanya memiliki kemampuan adaptasi dan saling menghargai yang cukup tinggi, karena walau bagaimanapun, laki-lakilah yang kelak manjadi pemimpin dalam rumah tangganya, sebagai pihak yang nantinya akan banyak mengambil keputusan penting dalam keluarga. Karenanya, laki-laki dituntut memiliki kemampuan. 2.1.6 Masalah yang sering muncul pada Pemeriksaan Pra-Nikah 1. Catin dengan Anemia Pada Pemeriksaan Pra-Nikah dilakukan pemeriksaan hemoglobin untuk mengetahui anemia tidaknya pasangan catin terutama catin wanita. Pemeriksaan hemoglobin sangat penting dilakukan, sebab jumlah kadar haemoglobin dalam sel darah akan menentukan kemampuan darah untuk mengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh. WUS tidak hamil normalnya memiliki 12 g/dl hemoglobin, jika kurang dari angka tersebut maka terjadi anemia pada WUS. Penggolongan anemia berdasarkan WHO untuk WUS tidak hamil 7



sebagai berikut, anemia ringan dengan kadar Hb 11,0-11,9g/dl, anemia sedang 8,0-10,9g/dl, dan anemia berat 7 kali curigai adanya resiko diabetes. apabila terdapat nyeri saat BAK dan urin yang keluar hanya sedikit curiga resiko ISK (Infeksi Saluran Kemih) (ADA, 2017). 3) Istirahat Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur. Orang dewasa membutuhkan waktu tidur 7-8 jam setiap hari. para dokter menyarankan bagi mereka yang ingin hidup sehat untuk menerapkan aturan ini pada kebiasaan sehari-hari (Kemenkes RI, 2018). 4) Aktivitas Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor PER.13/MEN/X/2011 Tahun 2011 Bab 1, Pasal 1, Ayat 8: ”Nilai Ambang Batas” yang selanjutnya disingkat NAB adalah standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai kadar/intensitas ratarata tertimbang waktu (time weighted average) yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan 18



kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. 5) Personal Hygiene Personal hygiene yang buruk dapat menimbulkan infeksi pada organ reproduksi (Kemenkes, 2015). Mengganti pakaian dalam 2 kali sehari, tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat dan berbahan non sintetik. Saat menstruasi normalnya ganti pembalut maksimal 4 jam sekali atau sesering mungkin (Kemenkes RI, 2015). Menggunakan air bersih saat mencuci vagina dari arah depan ke belakang dan tidak perlu sering menggunakan sabun khusus pembersih vagina ataupun obat semprot pewangi vagina (Fitriyah, 2014). h. Riwayat Psikososial Budaya Kebanyakan orang Jawa mempunyai kepercayaan menggunakan petungan untuk melakukan sesuatu seperti pernikahan, panen, membangun rumah dan lain-lain. Di dalam petungan ada yang namanya weton di setiap weton ada nilainya sendiri-sendiri (Faruq, 2019). i.



Riwayat Ketergantungan Keseimbangan hormon dapat mengalami kerusakan karena adanya zat kimia yang terkandung dalam rokok dan nikotin. Zat kimia tersebut masuk ke bagian aliran darah melalui asap. Sehingga jika hal ini terus dibiarkan maka akan berpengaruh pada hormon baik itu wanita maupun pria. Pada saat hormon tubuh gangguan maka sistem reproduksi tubuh juga akan mengalami gangguan. (Archiando, 2020)



2. Pengkajian Data Obyektif a. Tanda-tanda vital 1) Tekanan darah Tekanan darah dikatakan normal ketika systole