15 0 272 KB
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY R P2A0 UMUR 31 TAHUN POST PARTUM 34 JAM DENGAN PEB
Di Susun Oleh: 1. Mega Pratiwi I (344.039.17.006) 2. Nina Andarini(344.039.17.005) 3. Nofita Agnes S (344.039.17.006)
POLTEKES SEMARANG KAMPUS KENDAL TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR Segalapujisyukurpenulipanjatkankepada Allah SWT, yang telahmelimpahkanrahmat dan
hidayah
Nya
sehinggapenulisdapatmenyelesaikanmakalah
yang
berjudul“
AsuhanKebidanan pada ibunifas Ny R P2A0 umur 31 tahun post partum 34 jam dengan PEB“ Penulismenyadaribahwakeberhasilaninitidakterlepasdaribimbingan
dan
dorongansertasemangatdaripembimbing
oleh
karenaitupenulismengucapkanterimakasihkepada: 1.
Khobibah, S.SiT, M.Kes , KA UPP Prodi DIII KebidananKampus Kendal, yang telahmemberikankesempatansertaarahanselamapraktik.
2.
Dr. HarisTiyanto, Sp. B selakudirektur RSUD dr. H SOEWONDO Kendal
3.
Segenap CI ruangPolikandungan, RuangMawar, Ruang IGD, RuangPeristi Penyusunmenyadaribahwamakalahinimasihbanyakkekurangan sempurna,
mengingatketerbatasan
yang
dan
kami
karenaitupenyusundengankerendahanhatimengharapkankritik
jauhdari miliki,
dan
saran
membangundaripembaca.
Kendal, Mei 2019
Penyusun
kata oleh yang
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan seminar CBD praktik semester IV blok 16 initelahdisetujui dan diahkan oleh:
Hari
:
Tanggal :
Mengetahui
PembimbingLahan
Praktikan
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Preeklamsiamerupakanpenyulitkehamilan, bersalin dan nifas dapatterjadi
ante,
intra,
dan
post
partum.
eklamsiadapatdibagimenjadipreeklamsiaringan
Dari
yangakut dan
gejala-gejalaklinik
dan
pre
preklamsiaberat.
Pembagianpreeklamsiamenjadiberat dan ringantidaklahberartiadanyaduapenyakit yang jelasberbeda, sebabseringkaliditemukanpenderitadenganpreeklamsiaringandapatmendadakmengalamikej ang dan jatuhdalamkoma. (Sarwono, 2010) Preeklampsia kehamilan
dan
(dahuludisebutgestosis) terjadi
pada
ibuhamildengankehamilankembar,
merupakanhipertensi
5-20% ibu
yang
perempuankhususnya
yang
menderita
diabetes
dipicu
oleh
primigravida, mellitus,
dan
hipertensiessensial. Bahayadaripreeklampsiameliputisolutio placenta, kegagalanginjal dan jantung, hemorargiserebral, insupisiensi placenta, dan gangguanpertumbuhanjanin (Denis Tiran, 2006). Preeklampsiaberat
(PEB)
satupenyebabutamakematian
dan maternal
eklampsiamasihmerupakan dan
perinatal
di
salah Indonesia.
Merekadiklasifikasikankedalampenyakithypertensi yang disebabkankarenakehamilan. PEB ditandai oleh adanyahipertensisedang-berat, edema, dan proteinuria yang masif. Sedangkaneklampsiaditandai
oleh
adanyakoma
dan/ataukejang
di
sampingketigatandakhas PEB. Di negara berkembang, AKI sebesar 585/100.000 kelahiranhidup. Di Asia AKI terjadi 323/100.000 kelahiranhidupsetiaptahunnya. Berdasarkan Survey DemografiKesehatan Indonesia (SDKI), AKI di Indonesia pada tahun 2007 adalah 228/100.000 kelahiranhidup. Penyebab AKI diantaranyaPendarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%), komplikasi masa puerperium (8%), abortus (5%), partus lama (5%), emboli obstetri (3%), dan lain-lain (11%) (Depkes RI, 2006). Menurut World Health Organization (WHO), salah satupenyebabmorbiditas dan mortalitasibu dan janinadalah pre-eklamsia (PE), angkakejadiannyaberkisarantara 0,51%-38,4%. Di negara maju angka kejadian pre-eklampsia berkisar 6-7% dan eklampsia 0,1-0,7%. Sedangkan angka kematian ibu yang diakibatkan pre-eklampsia dan eklampsia di negara berkembang masih tinggi (Amelda, 2008).
Tingginya
kejadianpreeklamsia-eklamsia
berkembangdihubungkandenganmasihrendahnya
di status
negara-negara sosialekonomi
tingkatpendidikan yang dimilikikebanyakanmasyarakat. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimasud dengan nifas? 2. Apa yang dimaksud dengan preeklamsi?
C. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Untuk mengetahui pengertian nifas. 2. Untuk mengetahui pengertian preeklamsi. 3. Untuk mengkaji NY R P2AO umur 31 tahun post partum 34 jam dengan PEB
dan
BAB II TINJAUAN TEORI 1. Teori Medis A. Pengertian nifas Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira kira 6 minggu (Saleha,2009). Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kehamilan plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu atau 42 hari (Sunarsih, 2011). B. Periode nifas Menurut Ambarwati dkk (2008). masa nifas dibagi menjadi 3 periode : 1) Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan jalan dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja selama 40 hari. 2) Puerperium intermedian yaitu kepulihan menyeluruh alat alat genetalia yang lamannya 6-8 minggu. 3) Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan pulih sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi, waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu minggu, berbulan bulan, tahunan. C. Tahap masa nifas Menurut Saleha (2009), tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut : 1) Periode immediate postpartum Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. pada masa ini sering terdapat banyak amsalah. misalnnya perdarahan karena antonia uteri oleh karena itu, bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaa kontraksi uterus, pengeluaran lochea, tekanan darah, dan suhu. 2) Periode early post partum pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau bususk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik. 3) Periode late postpartum
pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari hari serta konseling KB.
D. Lochea Menurut Saleha (2009), lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina selama masa nifas. Lochea dimulai sebgaai suatu pelepasan cairan dalam jumlah yang banyak yang khas, tidak seperti bau menstruasi, bau ini lebih terasa tercium pada lochea serosa, bau ini juga akan semakin lebih keras jika bercampur dengan keringat dan harus cermat membedakannya dengan bau busuk yang menandakan adannya infeksi. Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarakan waktu dan warnannya, yaitu : 1) Lochea Rubra Lochea Rubra (cruenta) berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa sisa selaput ketuban, set set desidua verniks caseoca, lanugo, dan mekoneum selama 2 hari pasca persalinan inilh lochea yang akan keluar selama 2-3 hari pospartum. 2) Lochea Sanguilenta Lochea Sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah dan lendir yang keluar pada pada hari ke-3 sampai hari ke-7 pasca persalinan 3) Lochea Serosa Lochea Serosa adalah cairan yang berbentuk serum dan berwarna merah jambu kemudian menjadi kuning. Cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke-7 sampai hari ke-14 pasca persalinan lochea serosa menagndung cairan serum, jaringan desidua, leokosit, dan eritrosit 4) Lochea Alba Lochea alba dimulai dari hari ke-14 kemudian makin lama makin sedikit hingga sama sekali berhenti sampai 1 atau 2 minggu berikunya. bentuknya seperti cairan putih berbentuk krim serta terdiri atas leokosit dans sel sel desidua. 5) lochea purulenta Lochea purulenta adalah menandakan adannya infeksi, keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk. 6) Lochiastasis Lochiastasis yaitu yang tidak lancar keluarnya E. Tanda bahaya pada masa nifas Tanda bahaya pada masa nifas menurut Saifuddin (2004), adalah sebagai berikut :
1) perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba tiba bertambah banyak (lebih dari perdarahan haid biasa atau bia memerlukan penggantian pembalut 2x dalam 30 menit). 2) pengeluaran vagina yang baunya busuk 3) rasa sakit dibagian bawah abdomen/punggung 4) sakit kepala yang terus menerus, nyeri ulu hati, atau masalah penglihatan. 5) pembengkakan diwajah atau tangan 6) demam. muntah, rasa sakit waktu berkemih 7) payudara yang berubah menjadi merah, panas dan sakit 8) rasa sakit, merah, lunak dan pembengkakan dikaki 9) kehilangan nafsu makan dalam waktu lama 10) merasa sangat letih dan nafsu terengah-engah
2. Pre Eklamsia A. Pengertian Pre Eklamsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas terdiri dari trias : hipertensi, proein urine dan oedema (Manuaba, 2009). Eklampsi adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin, dan dalam ibun nifas yang terdiri dari trias : hipertensi, protein urine, oedema yang kadang kadang disertai konvulsi sampai koma (Wiknjosastro, 2006) B. Tingkatan Pre Eklamsia Menurut (Wiknjosastro, 2006), tingaktan pre eklmasia adalah : 1) Pre Eklampsia Ringan Pre Eklampsia Ringan adalah timbulnya hipertensi diserati protein urin dan oedema setelah umur kehamilan 20 minggu segera setelah peralinan. Tanda gejala Pre Eklampsia Ringan : a) tekanan darah sistolik >140 mmhg atau diastol >90 mmhg b) kenaikan berat badan satu kilo gram patau lebih dalam seminggu c) protein urin 0,3 gram atau lebih dnegan tingkat kualitatif 1-2 pada urin kateter atau urin aliran pertengahan 2) Pre Eklampsia Berat Pre Eklampsia Berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmhg atau lebih diserati protein urin dan oedem pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Tanda gejala Pre Eklampsia Berat :
a) tekanan darah >160 mmhg atau diastol 110 mmhg b) protein urin + lebih dari 5gr c) oligouria (kurang dari 400 cc per 24 jam) d) oedema paru atau asianosis e) adannya gangguan pengelihatan, nyeri kepala, nyeri epigestrium Keluhan Subyektif : a) Nyeri epigastrum b) Gangguan penglihatan c) Nyeri kepala d) Oedema Paru e) Gangguan kesadaran Pemerikasaan : a) Kadar enzim hari meningkatkan disertai ikterus dengan pemerikasaan laboratorium b) perdarahan pada retina dengan anamnesa tentang penglihatan kabur c) trombosit kurang dari 100.000/mm pada pemeriksaan laboratorium C. Komplikasi Pre Eklampsia berat menurut Duff et.al, (2005) adalah : 1) Pada ibu a) perdarahan otak b) DIC (disseminated intravascular coagulation) c) perdarahan dihati d) kejang e) kematian 2) pada janin a) Abropsio plasenta b) kegawatan darurat janin c) kematian janin D. Gambaran Klinis Pre Eklampsia Berat biasanya tanda tanda Pre Eklampsia timbul dalam urutan pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti oedema hipertensi, dan akhirnya proteinuria. pada pre eklampsia berat didapatkan nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, nyeri kepala, eodema paru, gangguan kesadran. gejala gejala ini sering ditemukan pada pre eklampsia yang meningkatkan dan merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan timbul tekanan darah pun
meningkatan lebih tingg, oedema menjadi lebih umum, dan proteinuria bertambah banyak (Wiknjosastro, 2006). E. Patofisiologi Pada Pre Eklampsia berat terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. pada biobsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. pada beberapa kasus lumen arteriola sedemikan sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spesme, maka tekanan darah akan naik dengan sendirinnya, sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan periferafar oksigenasi jaringan dapat dicukupi (wiknjosastro, 2006) Kenaikan berat badan dan oedema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstisial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensiair dan garam. proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arterriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus (wiknjosastro, 2006) Pre Eklampsia spasme pembuluh darah disertai dengan retensia garam dan air, pada beberapa kasus lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah (wiknjosastro, 2006) pada ibu nifas dengan pre eklampsia berat sebaiknya dianjurkan untuk banyak istirahat cukup, makan tinggi protein, tinggi karbohidrar, cukup vitamin, rendah lemak, dan diet rendah garam. pantau pemeriksaan urin, kolaborasi dengan dokter SpOG dalam memberikan terapi obat sedativ dan anti hipertensi. hal hal tersebut apabila tidak ditagani akan terjadi eklampsia (wiknjosastro, 2006) F. Pencegahan Pre Eklampsia Berat Pencegahan pre eklampsia berat menurut Wiknjosastro (2006), yaitu : 1) pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti mengenali tanda tanda mungkin (pre eklampsia ringan), lalu diberikan pengobatan yan cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat. 2) harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinnya pre eklampsia kalau ada faktor faktor predisposisi 3) berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan serta pentingnya mengatur diet rendah garam lemak, serrta karbohidrat dan tingginnya protein, juga menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan. Menurut Wiknjosastro (2008), konseling yang diberikan untuk mencegah pre eklampsia berat adalah : 1) Diet makan
Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrar, cukup vitamin, rendah lemak dan tidak perlu diet rendah garam. 2) cukup istirahat istirahat yang cukup pada hamil tua sangat penting lebih banyak duduk atau berbaring kearah kiri sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami gangguan. G. Penanganan Menurut Wiknjosastro (2006), penanganan kasus pre eklampsia berat pasca persalinan, yaitu : 1) jelaskan pada ibu tetang kondisinya 2) beri KIE tetang tanda tanda bahaya pre eklampsia 3) observasi keadaan umum dan tnada tanda vital 4) pentau tekanna dara protein urin 5) anjurkan pada ibu untuk banyak istirahat 6) anjurkan pada ibu untuk diet rendah garam 7) keseimbangan cairan dan pengganti elektrolit untuk memperbaiki hipovolemik, mencegah kelebihan sirkulasi dan pemeriksaan serum harian 8) pemberian sedativa untuk mencegah timbulnya kejang kejang 9) melakukan kolaborasi dengan SpOG 10) melakukan rujukan ke rumah sakit yang lebih tinggi
BAB II TINJAUAN KASUS
Pengkajian Hari/Tanggal :Kamis, 9 Mei 2019 Jam
: 13.55 WIB
Tempat
: RSUD Dr H Soewondo Kendal
a.
DATA SUBYEKTIF 1)
Identitas pasien Nama Ibu
: Ny. R
Nama Suami : Tn. R
Umur
: 31 Tahun
Umur
: 36Tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Suku/Bangsa
: Jawa/WNI
Suku/Bangsa : Jawa/WNI
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
:Swasta
Alamat
: Desa Ngabean RT 05 RW 09 Kecamatan Boja Kabupaten Kendal
2)
Keluhan Utama Pasiendatangdengankeluhankepalannya pusing pandangan mata tidak jelas, mual muntah, dan nyeri kepala
3)
RiwayatPersalinanSaatini Pada tanggal7 mei 2019 ibudibawake puskesmas kaerena perutnya terasa mulas sejak jam 20.00 WIB. dan dirujuk karena protein urin + a) P2A0 umur kehamilan 39 minggu b) Tanggal persalinan : 8 mei 2019 , jam 04,55 WIB c) Tempat persalinan : RSUD dr H Soewondo Kendal d) Jenis persalinan
:Spontan
e) Penolong
: Bidan
f) Plasenta lahir jam 05.10 , lengkap, perdarahan 150 cc g) Ku Ibu : Baik, TD 150/110 mmhg
h) Lama persalinan Kala I : Jam 20.00 WIB ibu merasa perutnya kencang Kala II : Jam 04.55 ibu merasa ingin mengejan, bayi lahir spontan Kala III : Jam 05.10 Plasenta lahir lengkap Kala IV : Jam 05.30 WIB pengawasan kala IV terlampir dalam partograf PPV : darah 150 cc TFU : 1 jari dibawah pusat Komplikasi dan penyulit persalinan : tidak ada 4)
5)
Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas lalu Hamil
: Hamil ke 1
Usia Kehamilan
: 40 minggu
Penolong
: bidan
Tempat
: Puskesmas
Jenis
: Pervaginam
BB/JK
: 2750 gram / laki laki
Umur
: 6 tahun
Keterangan
: bayi menangis kuat
Riwayat Kesehatan a) Riwayat kesehatan ibu Ibu menyatakan dari sebelum hamil sampai nifas mempunyai riwayat penyakit hipertansi b) Riwayat kesehatan keluarga Ibu menyatakn di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit TBC, DM, Asma, PMS baik dari pihak suami maupun istri . c) Riwayat keturunan kembar Ibu menyatakan tidak memiliki riwayat bayi kembar dan riwayat cacat dalam keluarga suami maupun istri
6) Riwayat pernikahan
a) Usia menikah
: 20 tahun
b) Lama menikah
: 7 tahun
c) Frekuensi menikah : 1 x d) Status pernikahan : syah 7)
Riwayat KB
a) Ibumenyatakan pernah menjadi akseptor KB implant. b) Ibu
menyatakan
setelah
melahirkanibuakanbermusyawarahterlebihdahuludengansuamiuntukme nggunakan KB.
8)
Riwayat Psikososial Ibu menyatakan ibu, suami anak dan keluarga senang dengan kelahiran bayinya, ibu berencana merawat bayinya sendiri dengan bantuan suami dan keluarga.
9)
Pola Kebutuhan Sehari-hari a) Nutrisi Jenis
: Nasi, sayur, lauk
Porsi
: ½ piring
Keluhan
: Mual
MakanTerakhir jam 12.00 WIB Jenis
: Air putih
Porsi
: 2 gelas
Keluhan
: tidak ada
MinumTerakhir Jam 13.00 WIB b) Eliminasi BAB BAB terakhir Jam 05.00 WIB Warna
: hitam kecoklatan
Konsistensi : lembek Keluhan
: tidak ada
BAK BAK terakhir Jam 12.30 WIB Warna
: kuning jernih
Keluhan
: Tidak ada
c) Istirahat Tidur siang : tidak tidur Tidur malam: 5 jam Keluhan d) Aktivitas
: nyeri kepala dan pusing
Ibu menyatakan sudah bisa jalan ke kamar mandi tapi pandangan mata sedikit kabur e) Personal hygiene Ganti pembalut : 2x/ hari (jika merasa penuh) 10) Riwayat Menstruasi
Ibumenyatakanpertamamenstruasiumur 13 tahun, siklusnyalancar (28) hari, lama 5-7 hari, setiapharigantipembalut 2-3x Berdasarkanketerangandaribuku KIA a) HPHT
: 8 Agustus 2018
b) HPL
: 15 mei 2019
11) RiwayatKehamilan
a) Ibu
menyatakaninikehamilan
yang
kedua,
pernahmelahirkan
danbelumpernahkeguguran. b) Berat badan sebelum hamil Ibu menyatakan berat badan sebelum hamil yaitu 50 kg c) Obat dan jamu yang dikonsumsi Ibu menyatakantidak pernah mengkonsumsi jamu dan obat warung. Ibu hanya mengkonsumsi obat yang diberikan oleh bidan yaitu calsium, B complek, vit c, tablet FE. d) Frekuensi ANC selama hamil (data dari buku KIA) (1) Trimester I : (a) Frekuensi
: 1 kali
(b) Tempat
: BPS
(c) Keluhan
: mual muntah
(d) Terapi
: Vit B6
(2) Trimester II: (a) Frekuensi
: 2 kali
(b) Tempat
: BPS
(c) Keluhan
: oedema pada kaki
(d) Terapi
: tablet Fe
(3) Trimester III : (a) Frekuensi
: 4 kali
(b) Tempat
: BPS
(c) Keluhan
: Oedema pada kaki dan pandangan mata kabur
(d) Terapi
: tablet FE
e) Imunisasi TT Ibu menyatakan sudahpernahimunisasi Tetanus Toksoid : TT 1 : Saat akan menikah (3 Juni 2008) TT2 : saat hamil ke-1 (5 februari 2009) TT3 : saat hamil ke-2 (15 desember 2018) f)
Kekhawatiran Khusus (1) Ibu menyatakan cemas terhadap kehamilannya sekarang (2) Ibu menyatakanmengharapkankehamilannya baik baik saja dan bayi lahir sehat
12) Keadaan Bayi Baru Lahir
a. Lahir tanggal
: 8 Mei 2019, jam 04.55 WIB
b. BB/PB lahir
: 2800 gram/ 47cm
c. Jenis kelamin : Laki laki 13) Riwayat Sosial Ekonomi
a) Respon ibu dan keluarga terhadap persalinan Ibu menyatakan senang dengan kelahiran bayinyabegitu pula suami dan keluarga. b) Pengambilan keputusan dalam keluarga Ibu menyatakan dalam pengambilan keputusan dilakukan dengan suami dan ibu. 14) Pola Kebiasaan Hidup Sehat
a) Ibu menyatakanibu tidak pernah merokok, minum-minuman keras, dan tidak mengonsumsi obat-obatan terlarang b) Ibu menyatakan bahwasuami dan keluarganyatidakada yang merokok, dan tidakada yang mengkonsumsi minum-minuan keras,sertaobat-obatan terlarang. b.
DATA OBJEKTIF 1) Pemeriksaan umum Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Composmentis
Kestabilan emosi : Ibu terlihat cemas dan gelisah
Tanda-tanda vital TD
: 150/110 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Pernafasan
: 24 x/menit
Suhu
: 36,9 0C
BB
:58 kg
TB
:160 cm
Lila
: 24,5 cm
2) Pemeriksaan Fisik Inspeksi dan palpasi Kepala
: rambutbersih, dan tidakrontok
Muka
: pucat, tidakoedem
Mata
:konjungtiva tidakanemis, skleratidakkuning
Hidung
: bersih, tidak ada serumen
Mulut
: bersih, gigi tidak berlubang, tidakada stomatitis.
Telinga
: bersih, tidak ada serumen
Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar parotis, limfe dan vena jugularis
Axsila
: tidakadapembesarankelenjarlimfe
Dada
: simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Payudara : simetris, areola bersih, puting susu menonjol dan bersih, tidak ada benjolan, ASI sudah keluar Abdomen : TFU 3 jari dibawah pusat dan kandung kemih kosong, kontraksi keras Vagina
: Lochea rubra warna merah, tidak ada laserasi
Ekstremitas Atas
: tidakbengkak, kuku tidakpucat, tidak ada varises
Bawah
: kuku tidakpucat, kedua kakibengkak, tidak ada varises
3) Pemeriksaan Penunjang tanggal permintaan 08.5.2019 tanggal hasil 08.5.2019 hb
: 12,7 gr/dl
leukosit
: 15,2
trombosit : 296
hematokrit : 38,8 urin reduksi : +++
c.
ASESSMENT NY R P2AOumur31tahunpost partum34jam dengan PEB dx potensial : Eklampsia, Kejang Antisipasi segera : observasi TTV tindakan segera : kolaborasi dengan dokter
d.
PLANNING 1) Memberitahukan pada ibu bahwa ibu dalam keadaan baik namun tensinya masih tinggi Ev : Ibu cemas mendengar penjelasan bidan 2) Memberitahu kepada ibu tentang pengetahuan tanda bahaya ibu nifas. Ev : ibu mengerti penjelasan bidan dan mulai mengerti bahwa ibu mengalami salah satu tanda bahaya ibu nifas. 3) Menganjurkan kepada ibu untuk tidak merasa cemas dan ketakutan Ev : Ibu mau melkaukan anjuran bidan. 4) memberitahu ibu bahwa ibu akan selalu dipantau keadaannya serta tensinya Ev : ibu bersedia dipantau keadaannya. 5) melakukan kolaborasi dengan dr. SpoG advis dokter : memberikan therapi secara oral 6) memberikan obat nefridipine dan dopamine 3x1 sesuai advis dokter Ev : obat telah diberikan dan telah diminum pasien
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Masa nifas( puerperium ) dimulaisetelahkelahiranplasenta dan berakhirketikaalatalatkandungankembalisepetikeadaansebelumhamil. Masa nifasberlangsungselamakirakira 6 minggu. ( Sarwono,2001 ) Masa nifas( puerperium ) dimaknaisebagaiperiodepemulihansegerasetelahlahirnyabayi dan plasentasertamencerminkankeadaanfisiologiibu, terutamasistemreproduksikembalimendekatikeadaansebelumhamil. Periodeiniberlangsungenammingguatauberakhirsaatkembalinyakesuburan. ( marliandiani, 2015 )
DAFTAR PUSTAKA Saifuddin.2004.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta: YBPSP. Varney, H.2004.Buku Saku Bidan.Jakarta:EGC. Saleha, S.2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Sunarsih. 2011.Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas.Yogyakarta: Nuha Medika. Wiknjosastro, H. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP