Askep Amputasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

AMPUTASI



OLEH : ALFITRI ARIYANSAH



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PENDIDIKAN IRNA KARYA MAKASSAR STIKES YAPIKA MAKASSAR 2016/2017



KATA PENGANTAR ASSALAMUALAIKUM Wr. Wb Pujisyukur kami panjatkankehadiratallah SWT. Yang atas rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah



yang berjudul



( makalah askep



amputasi ). Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Sistem Muskuloskeletal. Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingatakan kemampuan yang saya miliki untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan terimah kasih yang sebesarbesarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada saya,



Askep Amputasi



Page 1



sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dan taklupa pula saya berikan banyak terimahkasih kepada teman-teman yang telah menbantu saya.



Makassar,



20



November



2016 Penulis



DAFTAR ISI Sampul ................................................................................................................I Kata pengantar ......................................................................................................II Daftar isi ...............................................................................................................III BAB I Pendahuluan ..............................................................................................1 A. Latar belakang ...........................................................................................1 B. Rumusan masah ........................................................................................2 C. Tujuan ........................................................................................................3 D. Manfaat penulis ........................................................................................3 BAB II Pembahasan ..............................................................................................4 A. Definisi .......................................................................................................4 B. Etiologi .......................................................................................................4 Askep Amputasi



Page 2



C. Klisifikasi ....................................................................................................4 D. Manifestasi klinis .......................................................................................5 E. Patofisiologi ...............................................................................................7 F. Asuhan keperawatan .................................................................................8 1. Penkajian .............................................................................................8 2. Diangnosa dan intervensi ...................................................................16 3. Implementasi dan evaluasi ..................................................................25 BAB III penutup ....................................................................................................28 A. Kesimpulan ................................................................................................28 B. Saran .........................................................................................................28 Daftar Pustaka .....................................................................................................30



BAB 1 DAHULUAN



A.Latar Belakang Amputasi dapat diartikan sebagai tindakan memisahkan bagian tubuh sebagian atau seluruh bagian ekstremitas. Tindakan ini merupakan tindakan yang dilakukan dalam kondisi pilihan terakhir manakala masalah organ yang terjadi pada ekstremitas sudah tidak mungkin dapat diperbaiki dengan menggunakan teknik lain, atau manakala kondisi organ dapat membahayakan keselamatan tubuh klien secara utuh atau merusak organ tubuh yang lain seperti dapat menimbulkan komplikasi infeksi. Kegiatan amputasi merupakan tindakan yang melibatkan beberapa sistem tubuh seperti sistem integumen, sistem persyarafan, sistem muskuloskeletal dan sisten cardiovaskuler. Labih lanjut ia dapat menimbulkan masalah psikologis bagi Askep Amputasi



Page 3



klien atau keluarga berupa penurunan citra diri dan penurunan produktifitas. Penyebab / faktor predisposisi terjadinya amputasi Tindakan amputasi dapat dilakukan pada kondisi Fraktur multiple organ tubuh yang tidak mungkin dapat diperbaiki, Kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin diperbaiki, Gangguan vaskuler/sirkulasi pada ekstremitas yang berat,Infeksi yang berat atau beresiko tinggi menyebar ke anggota tubuh lainnya,Adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara konservatif Deformitas organ. Adanya kecenderungan yang terus naik setiap tahunnya atas penderita kecacatan yang mengalami amputasi di Indonesia Pada akhir tahun 2009 menunjukkan data terjadinya kasus amputasi anggota gerak bawah kaki adalah sebesar 25% per tahunnya, yang terbagi untuk amputasi kaki diatas lutut atau prothese jenis above knee amputation (AKA) sebesar 18% dan amputasi dibawah lutut atau prothese jenis below knee amputation (BAK) sebesar 7%. Sedangkan kejadian amputasi pada anggota gerak atas (tangan) sebesar 15%, yang terbagi amputasi dibawah siku tangan atau prothese jenis below elbow amputation (BEA) sebesar 10% dan amputasi diatas siku tangan atau prothese jenis above elbow amputation (AEA) sebesar 5%. Berdasarkan data dari rekam medik RS Fatmawati jakarta di ruang Orthopedi periode Januari 2010 s/d Mei 2010 berjumlah 323 yang mengalami gangguan muskuloskletel, termasuk yang mengalami amputasi berjumlah 31 orang (5,59%). Di Sumatra utara selama periode bulan januari 2007 sampai 2009 telah datang kasus patah tulang yang harus diamputasi ke RSUP HAM Medan. Jumlah 864 kasus dimana 463 (53,6%)kasus yang baru datang belum lewar satu minggu setelah kecelakaan. 401 (46,6%) kasus lagi datang ke RS lebih dari satu minggu setelah kecelakaan semua golongan pada kelompok kasus yang terlantar.



B. Rumusan Masalah 1. Apa itu Amputasi ? 2. Apa etiologi amputasi ? 3. Bagaimana klasifikasi Amputasi ? 4. Bagaimana manifestasi klinis ? 5. Bagaimana Patofisiologi nya ? Askep Amputasi



Page 4



6. Asuhan keperawatan pada Pasien dengan Amputasi



C. Tujuan Penulisan a. Tujuan Umum Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang asuhan keperawatan Tn. F dengan Post Op Amputasi Atas Lutut Sinistra di Ruang RB 3 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. b. Tujuan Khusus 1. Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan Tn. F dengan Post Op Amputasi Atas Lutut Sinistra di Ruang RB 3 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. 2. Mampu merumuskan diagnosa klien dengan Post Op Amputasi Atas Lutut Sinistra di Ruang RB 3 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. 3. Mampu melakukan tindakan atau menyusun rencana asuhan keperawatan dengan Post Op Amputasi Atas Lutut Sinistra di Ruang RB 3 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. 4. Dapat melakukan evaluasi asuhan keperawatan dengan Post Op Amputasi Atas Lutut Sinistra di Ruang RB 3 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. D. Manfaat Penulisan Adapaun manfaat dari penulisan Makalah ini adalah : 1. Agar penulis mendapatkan gambaran dan menambah wawasan pengetahuan asuhan keperawatan dengan Post Op Amputasi Atas Lutut Sinistra di Ruang RB 3 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik. 2. Untuk perawat, agar perawat dapat meningkatkan pengetahuan dan dapat menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan Post Op Amputasi Atas Lutut Sinistra di Ruang RB 3 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik. 3. Untuk pasien hepatitis, menambah pengetahuan pasien tentang pencegahan penatalaksanaan dan penanggulangan penyakit 4. Untuk Rumah Sakit, sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dan standard operasional prosedur pelaksanaan penanggulangan penyakit hepatitis Askep Amputasi



Page 5



BAB II PEMBAHASAN A. Defenisi 1. Amputasi adalah pembuangan suatu anggota badan atau suatu penumbuhan dari badan 2. Amputasi adalah pengangkatan melalui bedah atau traumatic 3. Amputasi adalah tindakan pembedahan dengan membuang bagian tubuh. B.Etiologi Indikasi utama bedah amputasi adalah karena : 1. Iskemia karena penyakit reskularisasi perifer, biasanya pada orang tua, seperti klien dengan artherosklerosis, Diabetes Mellitus. 2. Trauma amputasi, bisa diakibatkan karena perang, kecelakaan, thermal injury seperti terbakar, tumor, infeksi, gangguan metabolisme seperti pagets disease dan kelainan kongenital. Askep Amputasi



Page 6



C. Klasifikasi Amputasi : a) Berdasarkan Ekstremitas : Amputasi ektremitas bawah : Amputasi Atas Lutut (AL), Disartikulasi lutut, Amputasi Bawah Lutut (BL), dan Syne. Amputasi ekstremitas atas : Amputasi Atas Siku (AS), Amputasi Bawah Siku (BS) b) Berdasarkan sifat : 1. Amputasi terbuka : dilakukan untuk infeksi berat, ini meliputi pemotongan tulang dan jaringan otot pada tingkat yang sama. Pembuluh darah dikauterisasi, dan luka dibiarkan terbuka untuk mengalir. 2. Amputasi tertutup : menutup luka dengan flap kulit yang dibuat dengan memotong tulang kira-kira dua inchi lebih pendek daripada kulit dan otot



D. Manifestasi klinis Adapun pengaruhnya meliputi : 1. Kecepatan metabolisme Jika seseorang dalam keadaan immobilisasi maka akan menyebabkan penekanan pada fungsi simpatik serta penurunan katekolamin dalam darah sehingga menurunkan kecepatan metabolisme basal. 2. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit Adanya penurunan serum protein tubuh akibat proses katabolisme lebih besar dari anabolisme, maka akan mengubah tekanan osmotik koloid plasma, hal ini menyebabkan pergeseran cairan intravaskuler ke luar keruang interstitial pada bagian



tubuh



yang



rendah



sehingga



menyebabkan



oedema.



Immobilitas



menyebabkan sumber stressor bagi klien sehingga menyebabkan kecemasan yang akan memberikan rangsangan ke hypotalamus posterior untuk menghambat pengeluaran ADH, sehingga terjadi peningkatan diuresis.



Askep Amputasi



Page 7



3. Sistem respirasi a. Penurunan kapasitas paru Pada klien immobilisasi dalam posisi baring terlentang, maka kontraksi otot intercosta relatif kecil, diafragma otot perut dalam rangka mencapai inspirasi maksimal dan ekspirasi paksa. b. Perubahan perfusi setempat Dalam posisi tidur terlentang, pada sirkulasi pulmonal terjadi perbedaan rasio ventilasi dengan perfusi setempat, jika secara mendadak maka akan terjadi peningkatan metabolisme (karena latihan atau infeksi) terjadi hipoksia. c. Mekanisme batuk tidak efektif Akibat immobilisasi terjadi penurunan kerja siliaris saluran pernafasan sehingga sekresi mukus cenderung menumpuk dan menjadi lebih kental dan mengganggu gerakan siliaris normal.



4. Sistem Kardiovaskuler a. Peningkatan denyut nadi Terjadi sebagai manifestasi klinik pengaruh faktor metabolik, endokrin dan mekanisme pada keadaan yang menghasilkan adrenergik sering dijumpai pada pasien dengan immobilisasi. b. Penurunan cardiac reserve Dibawah



pengaruh



adrenergik



denyut



jantung



meningkat,



hal



ini



mengakibatkan waktu pengisian diastolik memendek dan penurunan isi sekuncup. c. Orthostatik Hipotensi Pada keadaan immobilisasi terjadi perubahan sirkulasi perifer, dimana anterior dan venula tungkai berkontraksi tidak adekuat, vasodilatasi lebih panjang dari pada vasokontriksi sehingga darah banyak berkumpul di ekstremitas bawah, volume darah yang bersirkulasi menurun, jumlah darah ke ventrikel saat diastolik Askep Amputasi



Page 8



tidak cukup untuk memenuhi perfusi ke otak dan tekanan darah menurun, akibatnya klien merasakan pusing pada saat bangun tidur serta dapat juga merasakan pingsan.



5. Sistem Muskuloskeletal a. Penurunan kekuatan otot Dengan adanya immobilisasi dan gangguan sistem vaskuler memungkinkan suplai O2 dan nutrisi sangat berkurang pada jaringan, demikian pula dengan pembuangan sisa metabolisme akan terganggu sehingga menjadikan kelelahan otot. b. Atropi otot Karena adanya penurunan stabilitas dari anggota gerak dan adanya penurunan fungsi persarafan.Hal ini menyebabkan terjadinya atropi dan paralisis otot.



c. Kontraktur sendi Kombinasi dari adanya atropi dan penurunan kekuatan otot serta adanya keterbatasan gerak. d. Osteoporosis Terjadi penurunan metabolisme kalsium. Hal ini menurunkan persenyawaan organik dan anorganik sehingga massa tulang menipis dan tulang menjadi keropos. 6. Sistem Pencernaan a. Anoreksia Akibat penurunan dari sekresi kelenjar pencernaan dan mempengaruhi sekresi kelenjar pencernaan dan mempengaruhi perubahan sekresi serta penurunan kebutuhan kalori yang menyebabkan menurunnya nafsu makan. b. Konstipasi Askep Amputasi



Page 9



Meningkatnya jumlah adrenergik akan menghambat pristaltik usus dan spincter anus menjadi kontriksi sehingga reabsorbsi cairan meningkat dalam colon, menjadikan faeces lebih keras dan orang sulit buang air besar. 7. Sistem perkemihan Dalam kondisi tidur terlentang, renal pelvis ureter dan kandung kencing berada dalam keadaan sejajar, sehingga aliran urine harus melawan gaya gravitasi, pelvis renal banyak menahan urine sehingga dapat menyebabkan : - Akumulasi endapan urine di renal pelvis akan mudah membentuk batu ginjal. - nya urine pada ginjal akan menyebabkan berkembang biaknya kuman dan dapat menyebabkan ISK.



8. Sistem integumen Tirah baring yang lama, maka tubuh bagian bawah seperti punggung dan bokong akan tertekan sehingga akan menyebabkan penurunan suplai darah dan nutrisi ke jaringan. Jika hal ini dibiarkan akan terjadi ischemia, hyperemis dan akan normal kembali jika tekanan dihilangkan dan kulit dimasase untuk meningkatkan suplai darah. E. Patofisiologi



Amputasi dilakukan sebagian kecil sampai dengan sebagian besar dari tubuh dengan metode :  Metode terbuka (guillotine amputasi). Metode ini digunakan pada Pasien dengan infeksi yang mengembang atau berat. Dimana pemotongan dilakukan pada tingkat yang sama. Bentuknya benar-benar terbuka dan dipasang drainage agar luka bersih dan luka dapat ditutup setelah tidak terinfeksi. Askep Amputasi



Page 10



 Metode tertutup. Dilakukan dalam kondisi yang lebih mungkin. Pada metode ini kulit tepi ditarik atau dibuat skalf untuk menutupi luka, pada atas ujung tulang dan dijahit pada daerah yang diamputasi



F.Asuhan Keperawatan Amputasi 1.Pengkajian 



Alasan Masuk Ke Rumah Sakit. Kaki kiri sulit digerakkan hal ini dialami klien sejak tiga hari ini, sebelum masuk rumah sakit awalnya klien mengalami kecelakaan lalu lintas, riwayat trauma tidak jelas, riwayat muntah (-), pingsan (-).







Riwayat Kesehatan







Riwayat Kesehatan Sekarang Riwayat kesehatan sekarang, klien sedang menjalani perawatan post operasi amputasi yang dilakukan pada tanggal 24 November 2010.klien merasakan nyeri pada kaki kiri diatas lutut tepat pada lokasi yang diamputasi, nyerinya timbul sering sehingga mengganggu ketenangan klien.







Riwayat Kesehatan Masa Lalu Riwayat kesehatan masa lalu, klien tidak pernah mengalami penyakit yang serius seperti asma, dan penyakit menular lainnya, klien tidak pernah di rawat di rumah sakit.kebiasaan Sehari-hari.



o Biologis 1. Nutrisi  Sebelum masuk rumah sakit Sebelum masuk rumah sakit pola makan klien 3 x sehari, makanan yang di sukai adalah nasi goreng dan klien tidak mempunyai pantangan makanan.  Sesudah masuk Rumah Sakit Askep Amputasi



Page 11



Pola makan klien 3 x sehari, nafsu makan menurun,klien hanya makan ¾ dari satu porsi yang di sajikan 2. Minum  Sebelum masuk ke Rumah Sakit klien minum 5-6 gelas perhari dengan jumlah 1500-2000 cc/hari, dengan jenis air putih, minuman yang disukai adalah teh manis.  Sesudah masuk ke Rumah Sakit, klien minum 3-4 gelas perhari dengan jumlah ± 1500 cc/hari, dengan jenis air putih. 3. Tidur  Sebelum masuk Rumah Sakit klien jarang tidur siang, tidur malam 6-7 jam/hari, tidak ada kesulitan untuk tidur  Sesudah masuk Rumah Sakit klien tidur siang 1-2 jam/hari, tidur malam 4 - 5 jam/hari dan klien mengalami kesulitan waktu tidur akibat nyeri pada kaki kiri dan cara mengatasinya dengan minum obat dan mengubah posisi menyandar (semi fowler)



4. Eliminasi (BAK DAN BAB)  BAK a. Sebelum masuk ke Rumah Sakit frekuensi BAK klien adalah 5-6 x/hari dengan jumlah urine ± 1200 cc/hari, warna kuning jernih tidak ada kelainan dan baunya khas. b. Sesudah masuk Rumah Sakit frekuensi BAK klien 4 - 5x/hari dengan jumlah urine ± 1200-1300 cc/hari, warna kuning jernih tidak ada kelainan dan baunya khas.  BAB a. Sebelum masuk ke Rumah Sakit, frekuensi BAB klien 1 x/hari dengan warna kuning kecoklatan, bau khas, konsistensi lembek dan tidak ada kelainan. Askep Amputasi



Page 12



b. Sesudah masuk ke RS, frekuensi BAB klien adalah 2x sehari, warna kuning kecoklatan, bau khas dengan konsistensi lembek. Tidak ada kelainan dan bau khas 5. Aktivitas Dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari, seluruh kebutuhan klien dibantu oleh keluarga dan perawat, hal ini dikarenakan terputusnya kontinuitas jaringan kaki kirinya yang diamputasi. 6. Personal Hygiene a. Sebelum masuk ke Rumah Sakit klien mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x sehari, cuci rambut 3 x/minggu, potong kuku 1x/minggu b. Sesudah masuk ke Rumah Sakit, klien mandi hanya di lap 1x sehari, gosok gigi 1x/hari, cuci



rambut 1x/minggu, potong kuku 1x/minggu Klien tidak ada



mengalami kesulitan dalam personal hygiene



7.



Rekreasi Klien sering menonton TV dan mendengarkan musik, klien jarang berolah



raga karena klien beranggapan bahwa pekerjaanya sudah menyerupai olah raga dan klien jika ada kesempatan pergi ke tempat hiburan o



Psikologis



- Persepsi klien, klien percaya penyakitnya akan segera sembuh - Konsep Diri, Klien menerima keadaannya dan kondisinya sekarang. - Emosi, kondisi emosi klen stabil, mampu mem - Adaptasi, klien dapat beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan di rumah sakit



Askep Amputasi



Page 13



- Mekanisma Pertahan Diri, Klien berdoa kepada ALLAH SWT agar penyakit yang dideritanya cepat sembuh o



Sosial Hubungan klien dengan keluarga harmonis, setiap saat orang tua dan



saudara kandungnya menjaganya di rumah sakit, dalam kesehariannya.Dalam klien memperhatikan pada saat berbicara dengan lawan bicaranya (koheren). Dalam kesehariannya klien menggunakan bahasa daerah (batak) o



Spiritual Selama sakit klien jarang beribadah, hal ini disebabkan keterbatasan gerak



klien, dan klien yakin bahwa dirinya akan segera sembuh. o



Pemeriksaan Fisik



A. Tanda-Tanda Vital. 1) Keadaan Umum Klien



: Klien tampak lemah dan pucat.



2) Kesadaran



: Compos Mentis



3) Suhu Tubuh



: 37 ºC



4) Tekanan Darah 5) Nadi/Denyut Jantung 6) Pernafasan



: 130/80 mmHg : 82 x/i : 22 x/i



 ( √ ) Normal ( ) Dangkal 1) Tinggi Badan/Berat Badan : 163 cm/50 kg. 2) Penampilan



: Klien tampak lemas dan kurang rapi.



3) Ciri-Ciri Tubuh



: Klien berbadan kurus tinggi



B. Pemeriksaan Head To Toe 1) Kepala Kepala berbentuk bulat, ukurannya normal, posisinya Simetris dan kulit kepala beersih tidak ada ketombe 2) Rambut



Askep Amputasi



Page 14



Klien berambut lurus pendek, hitam dan rambut kurang tetata rapi 3) .Mata/ Penglihatan Posisi bola mata simetris, fungsi penglihatan baik, klien dapat membaca dengan jarak 30 cm, pupil normal, refleks cahaya baik dan klien tidak menggunakan alat bantu penglihatan 4) Hidung /Penciuman Bentuk dan posisi hidung simetris, Sekret tidak ada, fungsi penciuman bagus, dapat membedakan bau obat dan



balsam , tidak terdapat perdarahan dan



peradangan mukosa dan klien tidak menggunakan alat Bantu penciuman 5) Telinga/Pendengaran Bentuk dan posisi telinga simetris, fungsi pendengaran baik, tidak ada serumen atau cairan apapun, tidak terdapat perdarahan dan peradangan pada telinga klien dan klien tidak mengunakan alata bantu pendengaran. 6) Mulut Rongga mulut bersih, bentuk bibir simetris, tidak ada bau, kebersihan gigi baik tidak terdapat cries pada gigi klien, peradangan pada tonsil tidak ada, fungsi pengecapan kurang baik, mulut klien terasa pahit. 7) Leher Bentuk leher simetris, tidak terdapat pembengkakan kelenjar getah bening maupun tiroid, tekanan vena jugularis 16 cm H2O 8) Neurosensori (+)Baik, Dapat Membedakan Bau Dan Aroma (+)baik, tidak ada kelainan (+)Baik, Dapat Menggerakkan Bola Mata (+)Baik, dapat menggerakkan kelopak mata (+)Baik, dapat menggerakkan kelopak mata atas Askep Amputasi



Page 15



(+)Baik, dapat mengangkat rahang atas, palatum (+)Baik, dapat mengangkat rahang bawah dan lidah (+)Baik, dalam menggoyangkan sisi mata (+)Baik, dalam menggerakkan lidah dan rongga mulut (-)Kurang baik, dalam rangsangan pendengaran (-)Rangsangan cita rasa kurang baik, lidah, terasa pahit (+)Baik, faring, laring, paru-paru dan esophagus (+)Baik, dalam menggerakkan leher (+) Kurang Baik, dalam rangsangan atau rasa, lidah terasa pahit



9) Thorax dan fungsi pernafasan Bentuk thorax simetris, frekuensi 22x/I, bunyi nafas vesikuler, irama teratur (regular), tidak ditemukan adanya sputum 10) Jantung Tidak adanya pembesaran jantung, tidak terdapat sianosis dan nyeri dada, bunyi jantung normal tidak ada bunyi jantung tambahan, Capila Refill 1 x/i 11) Abdomen Turgor kulit baik, jika diambil elastis, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran hepar dan limfe, peristaltik usus 20x/i 12) Reproduksi/alat kelamin Askep Amputasi



Page 16



Tidak



ada



kelainan,



tidak



ada



pembesaran/pembengkakan



didaerah



penis.Dan tidk terpasang kateter. 13) Ekstremitas Pada ekstremitas bawah luka post amputasi atas lutut sebelah kiri yang menyebabkan klien kesakitan skala nyeri 5 sedang, dan disekitar luka terjadi odema. 1. 



Analisa Data



Data subjek: Klien mengatakan nyeri pada kaki kiri (puntungnya)







Data objek: Klien tampak meringis kesakitan, lemas dan gelisah. Skala nyeri 5(sedang) TD; 130/80 mmHg, HR: 82 x/i, RR: 22 x/I Penekanan pembuluh saraf







Gangguan rasa nyaman nyeri 2







Data subjek: Klien mengatakan tidak dapat berjalan dan kehilangan kaki kirinya dan tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari







Data objek - Terpasang infuse dengan cairan NaCl 0.9%/20 tts/i - Ada perban elastis dikaki kiri klien - Kaki kirinya sudah diamputasi - Seluruh aktivitas klien di bantu oleh keluarga dan perawat (skala otot 2 pada ekstremitas kanan bawah)







Terputusnya kontiniunitas jaringan







Gangguan mobilitas fisik3







Data subjek: Klien mengatakan kurang mengerti tentang penyakitnya







Data objek: Askep Amputasi



Page 17



~ Klien tampak bingung, dan sering bertanya tentang penyakit yang dideritanya ~ Salah interpretasi informasi ~ Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan d. Aktivitas Istirahat Gejala : Keterbatasan aktual/ antisipasi yang dimungkinkan oleh kondisi/ amputasi e. Integritas ego Gejala : Masalah tentang antisipasi perubahan pola hidup, situasi financial, reaksi orang lain, perasaan putus asa, tidak berdaya. Tanda : Ansietas, ketakutan, peka, marah, menarik diri, keceriaan semu. f. Seksualitas Gejala : Masalah tentang keintiman g. Interaksi sosial Gejala : Masalah sehubungan dengan penyakit/ kondisi, Masalah tentang peran fungsi, reaksi orang lain.



c)



Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang,



keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual ataupun potensial. Adapun diagnosa keperawatan menurut (Marilynn E Doeges) adalah sebagai berikut : 1). Gangguan harga diri/ citra diri, penampilan peran, perubahan berhubungan dengan factor bio fisikal ; kehilangan bagian tubuh, antisipasi perubahan pola hidup ; takut penolakan/ reaksi orang lain.



Askep Amputasi



Page 18



2).Nyeri, (akut) berhubungan dengan cedera fisik/ jaringan dan trauma saraf, dampak psikologi terhadap kehilangan bagian tubuh. 3).Perfusi jaringan, perubahan ; perifer, resiko tinggi terhadap penurunan aliran darah vena/ arterial ; edema jaringan, pembentukan hematoma. 4).Infeksi, resiko tinggi terhadap ketidak adekuatan pertahanan primer ( kulit robek, jaringan traumatik) prosedur invasif ; terpajan pada lingkungan, penyakit kronis, perubahan status nutrisi. 5).Mobilitas fisik, kerusakan berhubungan dengan kehilangan tungkai (terutama ekstremitas bawah) ; nyeri/ ketidaknyamanan, gangguan perceptual ( perubahan rasa keseimbangan. 3. Perencanaan/ Pelaksanaan/ Evaluasi  Diagnosa Keperawatan I : Gangguan harga diri/ citra diri, penampilan peran, perubahan berhubungan dengan faktor bio fisikal ; kehilangan bagian tubuh, antisipasi perubahan pola hidup ; takut penolakan/ reaksi orang lain. Tujuan : Menerima situasi dengan realistis Kriteria hasil : Mengenali dan menyatu dengan perubahan dalam konsep diri yang akurat tanpa harga diri negative. 1.Perencanaan/ Penatalaksanaan : a. Beri penguatan informasi pasca operasi termasuk tipe/lokasi amputasi, tipe prospese bila tepat ( segera, lambat), harapan tindakan pasca operasi, termasuk control nyeri dan rehabilitasi Rasional :Memberikan kesempatan untuk menanyakan dan mengasimilasi informasi dan mulai menerima perubahan gambaran diri dan fungsi, yang dapat membantu penyembuhan. b. Diskusikan persepsi pasien tentang diri dan hubungannya dengan perubahan dan bagaimana pasien melihat dirinya dalam pola/ peran fungsi yang biasanya. Askep Amputasi



Page 19



Rasional : Membantu mengartikan masalah sehubungan dengan pola hidup sebelumnya dan membantu pemecahan masalah.Sebagai contoh, takut kehilangan kemandirian, kemampuan bekerja dan sebagainya. c. Dorong partisipasi dalam aktivitas sehari-hari. Berikan kesempatan untuk memandang/ merawat puntung menggunakan waktu untuk menunjukan tanda positif penyembuhan. Rasional : Meningkatkan kemandirian dan meningkatkan perasaan harga diri. Meskipun penyatuan puntung dalam gambaran diri dapat memerlukan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun melihat puntung dan mendengar pernyataan positif ( dibuat dengan cara, waktu yang normal). d. Dorong/berikan kunjungan orang-orang yang telah diamputasi, khususnya seorang yang telah diamputasi. Rasional : Teman senasib yang telah melalui pengalaman yang sama bertindak sebagai model peran dan dapat juga memberikan pernyataan juuga harapan untukpemulihan dan masa depan normal.



Evaluasi : Dukung penilaian psikologis dan fisiologi  Diagnosa Keperawatan II : Nyeri, (akut) berhubungan dengan cedera fisik/ jaringan dan trauma saraf, dampak psikologi terhadap kehilangan bagian tubuh Tujuan : Nyeri hilang/terkontrol Kriteria hasil : Menyatakan nyeri hilang/terkontrol Tampak rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat.



Askep Amputasi



Page 20



Perencanaan/Pelaksanaan : a. Catat lokasi dan intesitas nyeri (skala 0-10) selidiki perubahan karakteristik nyeri, contoh kebas, kesemutan. Rasional : Membantu dalam evaluasi kebutuhan dan keektifan intervensi. Perubahan dapat mengindikasikan terjadinya komplikasi , contoh nekrosis/infeksititif. b. Tinggikan bagian yang sakit dengan meninggikan kaki tempat tidur atau menggunakan bantal/guling untuk amputasi tungkai atas. Rasional : Mengurangi



terbentuknya



edema



dengan



peningkatan



aliran



balik



vena,



menurunkan kelelahan otot dan tekanan kulit/jaringan. c. Berikan tindakan kenyamanan (contoh ubah posisi sering, pijatan punggung) dan aktivitas teraupetik.dorong penggunaan teknik manajemen stress (contoh latihan nafas dalam, visualisasi, pedoman khayalan) dan sentuhan teraupetik. Rasional : Mengfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi, dapat meningkatkan kemampuan koping dan dapat menurunkan terjadinya nyeri fantom tungkai. d. Berikan pijatan lembutan pada puntung sesuai toleransi bila balutan telah dilepas. Rasional : Meningkatkan sirkulasi, menurunkan tegangan otot. e. Berikan obat sesuai indikasi, contoh analgesic, relaksan otot, intruksi pada APD. Rasional : Menurunkan nyeri/spasme otot.catatan: APD menentukan obat tepat waktu yang mencegah feluktuasi nyeri sehubungan denga tegangan/spasme. Evaluasi :



Askep Amputasi



Page 21



Hilangkan rasa nyeri  Diagnosa Keperwatan III : Perfusi jaringan, perubahan ; perifer, resiko tinggi terhadap penurunan aliran darah vena/ arterial ; edema jaringan, pembentukan hematoma. Tujuan : Komplikasi tercegah atau minimal Kriteria hasil : Mempertahankan perfusi jaringan adekuat dibuktikan dengan nadi perifer teraba dan kulit hangat/ kering. Perencanaan / Pelaksanaan : a. Lakukan pengkajian neuro vaskuler periodic, contoh sensasi, gerakan, nadi, warna kulit dan suhu. Rasional : Edema jaringan pasca operasi pembentukan hematoma, atau balutan terlalu ketat dapat mengganggu sirkulasi pada puntung, mengakibatkan nekrosis jaringan. b. berikan tekanan langsung pada sisi pendarahan, bila terjadi pendaran. Hubungi dokter dengan segera. Rasional : Tekanan langsung pada pendarahan dapt diteruskan dengan penggunaan balutan serat pengaman dengan balutan elastis bila pendarahan terkontrol. c. Evaluasi tungkai bawah yang tak dioperasi untuk adnya inflamasi, tanda human positif. Rasional : Peningkatan insiden pembentukan thrombus pada pasien dengan penyakit vaskuler perifer sebelumnya/ perubahan diabetic.



Askep Amputasi



Page 22



d. Berikan cairan IV / produk darah sesuai indikasi Rasional : Mempertahankan volume sirkulasi untuk memaksimalkan perfusi jaringan Evaluasi : Tidak terjadinya komplikasi.  Diagnosa Keperawatan IV : Infeksi, resiko tinggi terhadap ketidak adekuatan pertahanan primer ( kulit robek, jaringan traumatik) prosedur invasif ; terpajan pada lingkungan, penyakit kronis, perubahan status nutrisi. Tujuan : Mobilitas/ fungsi ditingkatkan kembali atau dikompensasi. Kriteria hasil : Mencapai penyembuhan tepat pada waktunya, bebas drainase purulen atau eritema ; dan tidak demam. Menunjukkan keinginan berpartisipasi dalam aktivitas Perancanaan/ Pelaksanaan : a. pertahankan teknik antiseptic bila mengganti balutan/ merawat luka. Rasional : Meminimalkan kesempatan introduksi bakteri b. Infeksi balutan dan luka, perhatikan karateristik drainase. Rasional : Deteksi dini terjadinya infeksi memberikan kesempatan untuk intervensi tepat waktu dan mencegah kuomplikasi lebih serius (contoh, osteomielitis) c. Pertahankan potensi dan pengosongan alat drainase secara rutin.



Askep Amputasi



Page 23



Rasional : Hemov



ac, drain jakson-pratt membantu membuang drainase,



meningkatkan penyebuhan luka dan mnurunkan resiko infeksi. d. Tutup balutan dengan plastic bila menggunakan pispot atau bila inkontinensia Rasional : Mencegah kontaminasi pada amputasi tungkai bawah



e. Berikan antibiotic sesuai indikasi Rasional : Antibiotic spectrum luas dapat digunakan secara profilaktif atau terapi antibiotic mungkin disesuaikan terhadap organisme khusus. Evaluasi : Meningkatkan mobilitas/kemampuan fungsi.  Diagnosa Keperawatan V : Mobilitas fisik, kerusakan berhubungan dengan kehilangan tungkai (terutama ekstremitas bawah) ; nyeri/ ketidaknyamanan, gangguan perceptual ( perubahan rasa keseimbangan. Tujuan : Mempertahankan posisi fungsi. Kriteria hasil : Menunjukkan teknik atau prilaku yang memampukan tindakan aktivitas. Menyatakan pemahaman situasi individual, program pengobatan, dan tindakan keamanan. Perancanaan /Pelaksanaan : a. Bantu latihan rentang gerak khusus untuk area yang sakit dan yang tak sakit mulai secara dini pada tahap pasca operasi. Rasional : Mencegah kontraktur, perubahan bentuk, yang dapat terjadi dengan cepat dan dapat memperlambat penggunaan prostese. b. Dorong latihan aktif/ isometric untuk paha atas dan lengan atas. Askep Amputasi



Page 24



Rasional : Meningkatkan kekuatan otot untuk membantu pemindahan/ ambulasi. c. intruksikan pasien untuk berbaring dengan posisi tengkurap sesuai toleransi sedikitnya dua kali sehari dengan bantal dibawah abdomen dan puntung ekstremitas bawah. Rasional :



Menguatkan otot ekstensor dan mencegah kontrakrur fleksi



pada panggul d. Berikan gulungan untuk paha sesuai indikasi Rasional :Mencegah rotasi eksternal puntung tungkai bawah e. Tunjukkan atau Bantu teknik pemindahan dan penggunaan alat mobilitas, contoh trapeze, kruk atau walker. Rasional : Membantu perawatan diri dan kemandirian pasien.Teknik pemindahan yang dapat mencegah cedera abrasi dari kulit karena lari cepat. Evaluasi : memberikan teknik atau prilaku yang memampukan tindakan aktivitas d) Intervensi



a.



Nyeri berhubungan dengan luka post operasi Tujuan :Nyeri berkurang atau hilang Intervensi : 1) tinggikan posisi stamp rasional: posisi stamp lebih tinggi akan meningkatkan aliran balik vena, mengurangi edema dan nyeri 2) evaluasi derajt nyeri hebat lokasi, karakteristik dan intesitasnya, catat perubahan tanda-tanda vital dan amosi rasional : evaluasi derajt nyeri hebat lokasi, karakteristik dan intesitasnya, catat perubahan tanda-tanda vital dan amosi



3) Kolaborasi pemberian analgetik Askep Amputasi



Page 25



Rasional: Analgetik dapat meningkatkan ambang nyeri pada pusat nyeri di otak atau dapat membelakang rangsang nyeri sehingga tidak sampai kerusakan saraf pusat



b.



Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hilangnya salah satu organ



tubuh Tujuan : o



klien dapat menggerakkan anggota tubuhnya yang lain masih ada



o



klien dapat merubah posisi dan dari posisi tidur keposisi duduk



o



rom, tonus dan kekuatan otot terpelihara



o



klien dapat melakukan ambulasi



Intervensi : 1) kaji



ketidakmampuan



bergerak



klien



yang



diakibatkan



oleh



prosedurbbpengobatan dan cata persepsi klien terhadap immobilisasi rasional: dengan mengetahui derajat ketidakmampuan bergerak klien dan persepsi klien terhadap imobilisasi akan dapat menemukan aktifitas mana saja yang perlu dilakukan 2) Ganti posisi klien setiap 3-4 jam secara periodic Rasional: Pergantian posisi setiap 3-4 jam dapat dilakukan terjadinya kontraktur 3) Bantu klien menggantikan posisi dari tidur ke duduk dan turun dari tempat tidur Rasional: Membantu klien untuk meningkatkan kemampuan dalam duduk dan turun dari tempat tidur



c.



Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring terlalu lama



Tujuan : Mencegah kerusakan integritas kulit INtervensi: 1) Pelihara kebersihan dan kerapian alat tenun setiap hari Rasional: Alat yang tenun bersih dan rapi mengurangi resiko kerusakan kulit dan mencegah masuknya mikroorganisme 2) Anjurkan pada klien untuk merubah posisi tidurnya setiap 3-4 jam sekali Rasional: Untuk mencegah penekanan yang terlalu lama yang dapat menyebabkan iritasi Askep Amputasi



Page 26



d.



Risiko infeksi berhubungan dengan tindakan operasi atau pembedahan Tujuan :



 Jangka Panjang : Infeksi tidak terjadi  Jangka Pendek : a) b)



Luka bersih dan kering



Daerah sekitar luka tidak kemerahan dan tidak bengkak c)



Tanda-tanda vital normal



d)



Nilai leukosit normal (5000 – 10.000/mm3)



Intervensi : 1) Observasi keadaan luka Rasional : Untuk memonitor bila ada tanda-tanda infeksi sehingga akan cepat ditanggulangi. 2) Gunakan teknik aseptik dan antiseptik dalam melakukan setiap tindakan keperawatan Rasional : Tehnik aseptik dan antiseptik untuk mencegah pertumbuhan atau membunuh kuman sehingga infeksi tidak terjadi. 3) Ganti balutan 2 kali sehari dengan alat yang steril. Rasional : Mengganti balutan untuk menjaga agar luka tetap bersih dan dengan menggunakan peralatan yang steril agar luka tidak terkontaminasi oleh kuman dari luar. 4) Monitor LED Rasional : Memonitor LED untuk mengetahui adanya leukositosis yang merupakan tanda-tanda infeksi. 5) Monitor tanda-tanda vital Rasional : Peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi dan penurunan tekanan darah merupakan salah satu terjadinya infeksi



e) Implementasi Adapun Diagnosa Keperawatan yang masalahnya teratasi sebagian adalah : Diagnosa Keperawatan I



Askep Amputasi



Page 27



Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan pembuluh saraf di tandai dengan klien tampak meringis kesakitan, lemas dan gelisah. Skala nyeri 5 (sedang)



Evaluasi: S: klien mengatakan nyeri pada kaki kirinya sudah mulai berkurang. O: klien tampak sudah mulai tenang skala nyeri 5 (sedang) A: Masalah sebagian teratasi. P: Rencana tindakan dilanjutkan oleh perawat ruangan 



Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena







Evaluasi keluahan nyeri/ketidak nyamanan







Dorong klien untuk mendiskusikan masalah dengan cedera







Berikan obat sesuai dengan indikasi ; narkotik dan analgesik non narkotik (tramadol)



Diagnosa keperawatan II Gangguan mobilitas fisik berhungan dengan terputusnya kontinunitas jaringan di tandai dengan Terpasang infuse dengan cairan NaCl 0.9%/20 tts/i, ada perban elastis di kaki sebelah kiri, kaki kirinya sudah diamputasi, seluruh aktivitas klien di bantu oleh keluarga dan perawat. Evaluasi: S:Klien mengatakan hanya mampu sedikit menggerakkan puntungnya. O:Kondisi baik dan mampu sedikit menggarakkan puntungnya. A:Masalah sebagian teratasi. P:Rencana tindakan dilanjutkan oleh perawat ruangan. 



Kaji derajat imobilitas yang di hasilkan oleh cedera/ pengobatan dan perhatikan persepsi klien terhadap imobilitas



Askep Amputasi



Page 28







Intruksikan klien untuk bantu dalam rentang gerak klien aktif pada ekstremitas yang sakit dan yang tidak sakit







Bantu / dorong peran diri/ kebersihan (contoh :mandi, mencukur)







Beri bantu dalam mobillitas dengan kursi roda, kruk, tongkat, sesegera mungkin







Awasi TD dengan melakukan aktifitas



Adapun Diagnosa Keperawatan yang masalahnya sudah teratasi adalah : Diagnosa keperawatan III Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi ditandai dengan klien mengatakan kurang mengerti tentang penyakit yang dideritanya, klien tampak bingung dan sering bertanya tentang penyakit yang dideritanya.



Evaluasi:  Kaji ulang patologi, prognosis dan harapan yang akan datang  Beri penguatan metode mobilitas dan ambulasi sesuai intruksi dengan terapi fisik bila diindikasikan  Buat daftar aktivitas dimana klien dapat melakukan secara mandiri dan yang memerlukan bantuan  Identifikasi tersedianya sumber pelayanan di masyarakat  Dorong klien untuk melanjutkan latihan aktif untuk sendi di atas dan di bawah.



Askep Amputasi



Page 29



BAB III PENUTUP KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan Amputasi adalah pengangkatan melalui bedah atau traumatic. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan post op amputasi di perlukan proses perawatan yang komprehensif yang meliputi aspei hio, psiko, sosial, spiritual dengan mengikutkan klien dan keluarga klien di dalamnya.



B.Saran



Askep Amputasi



Page 30



1.Bagi Rumah Sakit Diharapkan makalah ini dapat menjadi pedoman bagi perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dengan post op amputasi atas lutut sinistra. 2. Bagi Institusi Diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan terutama



di Akademi



Keperawatan, dan menjadi bahan tambahan bacaan dan pengetahuan bagi mahasiswa/i Akademi Keperawatan. 3. Bagi Perawat Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan menuntut perawat kontemporer saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang.Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif.Perawat kontemporer menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan. Perawat hendaknya perlu meningkatkan mutu pelayanan keperawatan guna mengembangkan hubungan interpersonal yang akrab dan terbuka antara perawat, klien dan keluarga khususnya di ruang Rindu B-3 RSUP H. Adam Malik Medan dan diharapkan kepada perawat memberikan health education kepada klien dan keluarga tentang amputasi atas lutut sinistra. 4. Bagi Klien Di harapkan pada Tn.F bisa melaksanakan semua intruksi dan anjuran dokter dan perawat untuk kesembuhan penyakitnya



Askep Amputasi



Page 31



DAFTAR PUSTAKA Brunner & Suddath, 2002, Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah, edisi 3, Jakarta: EGC Doengoes E Marlyin, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan. Yakarta: EGC Jakart Laksmana, 2005, Kamus Kedokteran, djambatan, Jakarta:EGC Mansjoer Arief,2000. Kapita selekta kedokteran, jakarta: Media Aesculapius Pearce, C Evelyn,2000. Anatomi Fisiologi untuk Para Medis, Jakarta: EGC Priharjo, Roberto,2000.Pengkajian Fisik Keperawatan, Jakarta: EGC Syaifudin,2000. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan, Jakarta: EGC Askep Amputasi



Page 32



Wikinson, 2007, Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7 Brunner and suddarth.2001.Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 volume 3.Jakarta : EGC. Marilynn E. Doenges dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3.Jakarta : EGC. Alam.



2011.



“Askep



Amputasi”,



(Online),



(http://alam414m.blogspot.com/2011/06/askep-klien-dengan-amputasi.html, diakses pada tanggal 15mei 2013)



Askep Amputasi



Page 33