Askep Bradikardi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ILMU KEPERAWATAN KLINIK I A



MAKALAH



oleh Kelompok 4



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2015



Analisa Jurnal Kardiovaskuler : “Manajemen Pasien dengan Bradikardi”



MAKALAH diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Klinik I A dengan dosen Ns. Wantiyah, M.Kep



Oleh : Ivatul Laili K. Dewi Rizki A. Dinda Krisdayanti Fajar Kharisma Efi Pandan Sari



NIM. 1423101010xx NIM. 1423101010xx NIM. 1423101010xx NIM. 142310101060 NIM. 142310101061



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2015



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen Pasien dengan Bradikardi” tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk melengkapi serta memenuhi tugas kelompok mata kuliah yang telah diberikan oleh dosen pengajar mata kuliah Ilmu Keperawatan Klinik IA. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.



Jember, Oktober 2015



Penulis



DAFTAR ISI



Halaman HALAMAN SAMPUL HALAMAN JUDUL



…………………………………………………….



i



KATA PENGANTAR



……………………………………………………



ii



……………………………………………………………



iii



DAFTAR ISI



BAB 1. PENDAHULUAN……………………………………...……………



1



…………………………………………..



1



……….……………………………………..



2



BAB 2. KONSEP DASAR PENYAKIT …………………………………



3



..……....…………………………………………..



3



2.2 Etiologi ………….……………………………………………



4



2.3 Patofisiologi ……………………………….…………………



5



2.4 Manifestasi Klinis ………………………………………….



6



……………………………………



6



2.6 Penatalaksanaan Medis ……………………………………..



6



…………………………………



7



……………………………………………….



7



1.1 Latar Belakang 1.2 Epidemiologi



2.1 Definisi



2.5 Prosedur Diagnostik



BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian 3.1.1



Riwayat Kesehatan.....................................................



3.1.2



Pengkajian : Pola Gordon, NANDA........................



3.1.3



Pemeriksaan Fisik......................................................



3.1.4



Analisa Data dan Masalah........................................



3.1.5



Pathway.......................................................................



3.2 Diagnosa Keperawatan (NANDA) ………………………….



13



3.3 Perencanaan Keperawatan (NOC) …………………………



13



3.4 Intervensi Keperawatan (NIC) ……………………………...



14



3.5 Evaluasi Keperawatan (SOAP) …………………………….



15



Bab 4. PEMBAHASAN ……………………………………………………



17



4.1 Algoritma Sesuai AHA ……………………………………..



17



4.2 Pembahasan Isi Jurnal ………………….………………….



18



Bab 5. PENUTUP……………………………………………………………..



19



5.1 Kesimpulan ………………………………………………….



19



5.1 Saran …………………………………………………………



19



…………………………………………………….



20



DAFTAR PUSTAKA



Bab 1. Pendahuluan 1.1



Latar Belakang Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua



paru-paru di bagian tengah rongga toraks. Dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri garis midsternal. Jantung dilindungi mediastinum. Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia yang terletak dalam mediastinum di antara kedua paru-paru. Dengan fungsinya untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh, jantung merupakan salah satu organ yang tidak pernah beristirahat. Hal ini dikarenakan, jantung mempunyai suatu sistem pembentukan rangsang tersendiri. Dalam keadaan fisiologis, pembentukan rangsang irama denyut jantung berawal dari nodus sinoatrial (nodus SA) dan menyebar ke serat otot lainnya sehingga menimbulkan kontraksi jantung. Jika rangsang irama ini mengalami gangguan dalam pembentukannya dan penghantarannya, maka dapat terjadi gangguan irama jantung. Jantung berukuran lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya. Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang lebar mengarah ke bahu kanan; ujung bawah yang mengerucut mengarah ke panggul kiri. Jantung memiliki dua tahap pompa listrik yang tugasnya adalah untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Ada sekelompok sel yang berfungsi sebagai alat pacu jantung otomatis yang terletak di atrium yang menghasilkan sebuah arus listrik yang menyebar ke sel-sel otot jantung untuk menghasilkan meremas terkoordinasi, sehingga pompa dapat berfungsi. Jantung memiliki empat ruang, atrium kanan dan kiri (tunggal = atrium) dan kanan dan ventrikel kiri. Sisi kanan jantung memompa darah ke paru-paru sedangkan pompa sisi kiri ke seluruh tubuh. Darah dari tubuh dikumpulkan di atrium kanan dan didorong ke dalam ventrikel kanan dengan beat kecil dari ruang atas jantung. Ventrikel kanan kemudian memompa darah ke paru-paru untuk mengambil oksigen. Lalu kembali darah yang kaya oksigen ke atrium kiri di mana denyut atrium kecil mendorong ke ventrikel kiri. Ventrikel kiri lebih tebal daripada sebelah kanan karena harus cukup kuat untuk mengirim darah ke seluruh tubuh. Gangguan irama jantung adalah kelainan dalam kecepatan, irama, tempat asal dari rangsangan (impuls), atau gangguan penghantaran yang menyebabkan perubahan dalam urutan normal aktivasi atrium dan ventrikel. Yang menarik dari hal ini adalah gangguan irama jantung juga dapat ditemukan pada orang yang sehat. Normalnya jantung manusia berdenyut antara 60 hingga 100 kali per menit. Namun apabila jantung manusia berdenyut kurang dari 60 kali per menit, maka kelainan kecepatan denyut jantung ini disebut bradikardi.



Bradikardia atau bradiaritmia yang istilah yang digunakan untuk menunjukkan adanya gangguan irama jantung dan konduksi yang menyebabkan denyut jantung kurang dari 60 denyut / menit. Timbulnya bradikardia dikaitkan dengan penurunan atau kegagalan pembentukan impuls dan hambatan / gangguan konduktivitas listrik. Beberapa penyebab bradikardia adalah barriers AS node, barriers AV node, bundle branch block. Kelainan kecepatan denyut jantung tersebut dapat mempengaruhi fungsi jantung karena pengurangan atau peningkatan kecepatan denyut jantung secara berlebihan dapat mengurangi curah jantung. Curah jantung merupakan jumlah darah yang dipompa oleh masing-masing ventrikel per menit. Bradikardi mengurangi curah jantung melalui pengurangan frekuensi ejeksi ventrikel. Penurunan curah jantung dapat menyebabkan berkurangnya tekanan arteri dan perfusi perifer. 1.2



Epidemiologi Sebagian orang dengan gangguan irama jantung bahkan tidak dapat merasakan



kelainannya itu dan dari hasil Cardiovascular Health Study (1977) menunjukkan sekitar 12 % orang terdeteksi secara kebetulan saat melakukan pemeriksaan elektrokardiografi saat cek kesehatan rutin. (2,3) sejak 40 hingga 50 tahun lalu, penyakit kardiovaskuler masih tetap merupakan



penyebab



kematian



yang



cukup



banyak



pada



negara-negara



berkembang.Kematian mendadak yang berasal dari gangguan irama jantung diperkirakan mencapai angka 50 % dari seluruh kematian karena penyakit jantung.Data yang diperoleh menyebutkan angka kejadian gangguan irama jantung akan meningkat dengan pertambahan usia.Makin bertambah usia, persentase kejadian akan meningkat yaitu 70 % pada usia 65 – 85 tahun dan 84 % di atas 85 tahun.



Bab 2. Konsep Dasar Penyakit 2.1



Pengertian



Bradikardi atau bradiaritmia adalah istilah yang menggambarkan sejumlah kondisi yang berbeda di mana jantung berdetak pada tingkat yang sangat lambat. Jika impuls dikirim dari node sinoatrial (SA node) pada tingkat yang lambat, atau jika impuls tertunda saat melakukan perjalanan melalui sistem konduksi, hasil akhirnya adalah detak jantung yang lebih lambat. Bradikardi merupakan adanya gangguan irama jantung dan konduksi yang menyebabkan denyut jantung kurang dari 60 denyut / menit, dimana normalnya adalah antara 60 hingga 100 kali per menit. Timbulnya bradikardia dikaitkan dengan penurunan atau kegagalan pembentukan impuls dan hambatan / gangguan konduktivitas listrik. Kondisi ini merupakan respon yang normal terhadap stimulasi vagal yang disebabkan oleh batuk, muntah atau mengejan selama devekasi (buang air besar). Dapat terjadi secara normal selama tidur atau pada seorang atlet yang memiliki kondisi jantung yang baik, karena dengan kecepatan jantung dibawah 60x/menit dapat memelihara stroke volume (curah jantung) normal, sehingga membutuhkan kekuatan jantung yang lebih sedikit. Sedangkan dapat terjadi pada saat tidur karena kebutuhan metabolisme menurun. Berbagai jenis bradikardia termasuk (secara kolektif disebut sebagai bradiaritmia): 1. Sinus bradikardia: detak jantung luar biasa lambat karena penyakit jantung, reaksi terhadap obat, atau penyebab normal (seperti kebugaran yang sangat baik atau relaksasi yang mendalam) 2. Sick sinus syndrome: detak jantung luar biasa lambat karena kerusakan dari alat pacu jantung alami (node sinoatrial) 3. Blok jantung (atrioventrikular blok atau blok AV): detak jantung luar biasa lambat karena perlambatan atau memblokir impuls listrik di sistem konduksi jantung Karakteristik bradikardi



2.2



:



a. Frekuensi



: 40 sampai 60 denyut per menit



b. Gelombang P



: mendahului setiap kompleks QRS; interval PR normal



c.



: biasanya normal



Kompleks QRS



d. Hantaran



: biasanya normal



e.



: regular



Irama



Etiologi



Bradikardi disebabkan oleh penurunan frekuensi denyut nadi yang dapat menyebabkan berkurangnya output. Beberapa penyebab bradikardia adalah sebagai berikut: a.



Hambatan SA node Kondisi karena kegagalan impuls sinus node menyebar ke atrium.



b. Hambatan nodus AV Dalam keadaan hambatan nodus AV impuls atrium diblokir di beberapa tempat dalam perjalanan ke ventrikel. c. Bundle Branch Block Selain itu bradikardi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor instrinsik dan ekstrinsik yang dimaksud adalah : a. Faktor Intrinsik 1. Degenerasi Idiopatik (proses penuaan) 2. Infark / iskemia 3. Penyakit Infiltratif : Sarkoidosis, amiloidosis, Hemokromatosis 4. Penyakit Kolagen-Vaskular : SLE, reumatoid artritis, sklerodema 5. Distropi otot miotonik 6. Trauma Bedah : penggantian katup, koreksi penyakit kongenital, transplantasi jantung 7. Penyakit keturunan 8. Penyakit infeksi



b. Faktor Ekstrinsik 1. Sindroma Gangguan Autonomik : sinkop neurokardial, sinus karotid hipersensitif, gangguan situasional (batuk, defekasi, muntah) 2. Obat : Beta Blocker, Calcium-channel Blocker, Clonidine, digoxin, obat antiaritmia 3. Hipotyroid 4. Hipotermia 5. Gangguan neurologis 6. Gangguan elektrolit : hipokalemi, hiperkalemi 2.3



Patofisiologi Bradikardi biasa terjadi sebagai respon normal terhadap pengurangan kebutuhan



aliran darah . Bila jantung berdenyut terlalu lambat, maka jumlah darah yang mengalir di dalam sirkulasi menjadi berkurang, sehingga kebutuhan tubuh tidak terpenuhi. Hal ini akan menimbulkan gejala seperti mudah capek, kelelahan yang kronis, sesak, dan



pingsan.



Berbahaya, apabila jumlah darah yang menuju otak menjadi berkurang bahkan minimal sehingga terjadi pingsan atau perasaan melayang. Pada keadaan yang lebih parah dapat menyebabkan stroke Pada kondisi seperti ini, stimulasi vagal meningkat dan stimulasi saraf simpatis menurun. Menyebabkan, automatisasi (kecenderungan sel untuk mengawali implus dengan sendiri) pada SA node berkurangan/menurun. Dimana hambatan kondisi SA node karena kegagalan impuls sinus node menyebar ke atrium. Hal ini juga bisa terjadi karena stimulasi vagal, intoksikasi digitalis, peningkatan tekanan intrakranial, atau infark miokard. Bila frekuensi jantung yang lambat mengakibatkan perubahan hemodinamika yang bermakna, sehingga menimbulkan sinkop (pingsan), angina, atau disritmia ektopik. Sedangkan apabila penurunan frekuensi jantung diakibatkan oleh stimulasi vagal (stimulasi saraf vagul) seperti jongkok saat buang air besar atau buang air kecil, dilakukan untuk mencegah stimulasi vagal lebih lanjut. Bradikardi juga dijumpai pada olahragawan berat, orang yang sangat kesakitan, atau orang yang mendapat pengobatan (propanolol, reserpin, metildopa), pada keadaan hipoendokrin (miksedema, penyakit adison, panhipopituitarisme), pada anoreksia nervosa, pada hipotermia, dan setelah kerusakan bedah nodus SA.



2.4 Manifestasi klinis Manifestasi Klinis dari bradikardi antara lain sebagai berikut : 1. Umumnya tidak ada keluhan 2. Nyeri dada 3. Pusing sampai sinkop 4. Denyut jantung 35-50x permenit dan berdebar 5. Mudah lelah 6. Sesak nafas 7. Tekanan darah cenderung rendah 8. Kepala terasa ringan 9. Vertigo 10. Tidak mampu melakukan olahraga



11. Terkadang tekanan darah juga tinggi dan berkunang-kunang



2.5 Prosedur Diagnostik EKG : Pada gelombang P terdapat QRS dengan ukuran dan bentuk yang sama. interval PR 0,12-0,20 detik, kompleks QRS < 0,12 detik, ditemukan frekuensi < 60 beat per menit (bpm) dengan, irama Regular.



2.6



Penatalaksanaan a. Terapi umum tidak perlu pengobatan 1. Istirahat, bila ada sinkop, dirawat di ICCU 2. Diet 3. Medikametosa a) Obat pertama: Sulfas atropin 0,5-1 mg IV, dapat diulangi 10-4- menit kemudian b) Obat alternative: Isoprenalin 4. Picu jantung (pacemaker), bila gagal dengan obat. Bab 3. Asuhan Keperawatan



3.1



Pengkajian



3.1.1 Riwayat Kesehatan a. Sekarang: pada klien dengan penyakit bradikardi mengeluh mudah capek, kelelahan yang kronis, sesak, keleyengan bahkan sampai pingsan b. Dahulu: Pada klien dengan penyakit bradikardi belum pernah dirawat di rumah sakit dengan penyakit yang sama c. Keluarga: tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama dengan klien 3.1.2 Pengkajian a. Pola Gordon 1) Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan



Bila mengalami sakit biasanya klien berobat ke Puskesmas. Klien tidak pernah berobat ke dukun atau pengobatan alternatif lainnya. Klien mengatakan kesehatan adalah hal yang penting dan ingin cepat sembuh agar bisa beraktivitas kembali. 2) Pola Nutrisi/metabolic Sebelum MRS klien biasa makan 3 kali sehari, tetapi klien minum kurang 6-8 gelas sehari. Sejak MRS klien mengatakan tidak bisa makan dan minum karena sering merasa pusing, mual dan muntah. 3) Pola eliminasi Sebelum MRS klien biasa BAB 1 kali sehari, BAK 7 – 8 kali sehari ( ± 1200-1500 cc). Sejak MRS di Ruang Ratna klien sudah BAK 2 kali dengan jumlah ± 200 cc setiap kali BAK menggunakan pispot di atas tempat tidur. Sejak mengalami bradikardi klien belum BAB. 4) Pola aktivitas dan latihan Kemampuan perawatan diri Makan/minum



0



1



2



3



4



X



Mandi



X



Toileting



X



Berpakaian



X



Mobilisasi di tempat tidur



X



Berpindah



X



Ambulasi ROM



X



5) 0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total. 6) Okigenasi: Klien susah bernafas spontan dan memakai bantuan oksigen. Keluhan sesak (+)



7) Pola tidur dan istirahat Sebelum MRS klien biasa tidur 6-7 jam sehari dan tidak biasa tidur siang. Setelah MRS klien mengatakan sering terbangun karena mual dan sakit kepala serta merasa gelisah. 8) Pola kognitif-perseptual Klien mampu berkomunikasi dengan suara yang pelan tetapi jelas. Klien mengatakan penglihatan cukup jelas tetapi tidak bisa membuka mata lama-lama karena masih mengeluh pusingdan mual. Klien juga mengeluh sakit kepala seperti berdenyut-denyut kadang-kadang disertai pusing-pusing. Klien tampak meringis terutama saat bergerak. Skala nyeri 4-5 (sedang). 9) Pola persepsi diri/konsep diri Klien mampu menyebutkan identitas diri dan orang di sebelahnya. 10)



Pola seksual dan reproduksi



Klien sudah menikah.



11)



Pola peran-hubungan



Saat ini klien ditunggui oleh istri dan kedua anaknya dan hubungan mereka terlihat baik. Keluarga besar klien ada di Jawa. Di Madura klien punya beberapa famili dan teman-teman yang sudah datang menjenguk klien tadi pagi. 12)



Pola manajemen koping stress



Bila mempunyai masalah klien mengatakan biasa bercerita dan minta pendapat dari istrinya. Istri mengatakan klien cukup terbuka terhadap masalah yang dialaminya. 13)



Pola keyakinan-nilai



Klien dan keluarga beragama Islam dan biasa sholat setiap hari. Setelah bradikardi klien hanya berdoa dari tempat tidur. b. Pengkajian NANDA 1) Pengkajian



a) Pengumpulan Data Pada pengumpulan data diperoleh identitas Klien meliputi: nama, TTL, umur, jenis kelamin, alamat, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, tanggal MRS, Jam, tanggal pengkajian, jam dilakukan pengajian, diagnosa medis. Sumber informasi meliputi: nama, pendidikan, pekerjaan, alamat. b) Riwayat Kesehatan Riwayat kesehatan meliputi: Riwayat keluhan utama (meliputi: nyeri dada, pusing), riwayat kesehatan sekarang( gejala yang menyertai: Gangguan kesadaran, kebingungan, pucat, mual dan muntah, kecemasan terdapat hematoma), riwayat kesehatan terdahulu (apakah pernah mengalami dradiaritmia sebelumnya), riwayat kesehatan keluarga (apakah ada keluarga riwayat penyakit ini), riwayat kesehatan lingkungan, riwayat kesehatan psikososial, adanya perasaan isolasi karena pasien tidak dapat beraktifitas dalam masyarakat. c) Pengkajian fisik 1) Aktivitas



: kelelahan umum



2) Sirkulasi



:



perubahan TD (hipotensi), nadi mungkin tidak teratur, defisit nadi, bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun, kulit warna dan kelembaban berubah misal pucat, sianosis, berkeringat, edema, haluaran urin menurun dikarenakan curah jantung menurun berat. 3) Integritas ego



: perasaan gugup, perasaan terancam, cemas,



takut, menolak,marah, gelisah, menangis. 4) Makanan/cairan



:



hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap makanan, mual muntah, peryubahan berat badan, perubahan kelembaban kulit. 5) Neurosensori



:



pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil. 6) Nyeri/ketidaknyamanan:



nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina, gelisah. 7) Pernafasan



:



penyakit



paru



kronis,



nafas



pendek,



batuk,



perubahan



kecepatan/kedalaman pernafasan, bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal, hemoptisis. 8) Keamanan



:



demam, kemerahan kulit (reaksi obat), inflamasi, eritema, edema (trombosis siperfisial), dan kehilangan tonus otot/kekuatan



3.1.3 Pemeriksaan Fisik Head to toe : Keadaan umum 1) Kepala



: konjungtiva terlihat pucat sebab sirkulasi oksigen terganggu



sehingga seluruh jaringan dapat mengalami hipoksia termasuk wajah 2) Bibir



: mukosa bibir terlihat pucat, kemungkinan dikarenakan suplai



darah dan oksigen berkurang karena organ pemompa darah mengalami gangguan. 3) Kulit



: kulit terlihat pucat. Kemungkinan dikarenakan kekurangan



suplai oksigen yang terjadi karena terjadinya penurunan denyut jantung 4) Dada



: daerah dada terlihat membengkak, kemungkinan dikarenakan



terjadi gangguan aliran darah pada jantung. 5) Abdomen



: abdomen terlihat kembung, kemungkinan dikarenanakan



penimbunan cairan disebabkan karena organ-organ yang mengatur sirkulasi cairan tidak bekerja secara optimal akibat adanya gangguan daerah pemompa darah 6) Ginjal



: ginjal tidak dapat berfungsi bagaimana mestinya, hal ini



ditandai dengan haluaran urin yang rendah disebabkan karena terganggunya sirkulasi cairan pada tubuh.



3.1.4 Analisa Data dan Masalah



Bradikardi (bradiaritmia) adalah frekuensi yang lambat, dibawah 60 denyut per menit pada dewasa. Terdapat 2 etiologi utama terjadinya bradiaritmia, yaitu gangguan pembentukan impuls dan gangguan konduksi impuls. Bradikardi dapat terjadi melalui beberapa faktor, faktor fisiologik terjadinya bradikardi diantaranya: atlit dengan tingkat latihan yang tinggi dan tidur, sedangkan respon parasimpatik faktor terjadinya bradikardi terdiri dari: pingsan vasovagal (contoh: sinkop situasional), malignant vasovagal syndrome, respon vagal lain (contoh: muntah), hipersensitivitas sinus karotis. Bradikardi juga tejadi karena adanya penyakit nodus sinus (sindrom sinus sakit) dan iskhemi miokard/ infark (dapat menyebabkan iskhemi sinus atau nodus AV, atau respon vagal, obat-obatan (B-bloker, terutama dengan verapamil atau diltiazem, digoxin, terutama obat anti aritmia. Juga obat tetes mata yang bersifat B-bloker), terjadinya peningkatan tekanan intracranial (contohnya perdarahan subarachnoid), hipotiroidisme, hipotermi dan jaundice colesistitik. Secara umum penyebab terjadinya bradikardi dibedakan menjadi 2 faktor yaitu: faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik terdiri dari: degenerasi idiopatik (proses penuaan), infark iskemia, penyakit infiltratif (sarkoidosis, amiloidosis, dan hemokromatosis), penyakit kolagen-vaskular (SLE, reumatoid artritis, dan skleroderma), distropi otot miotonik, trauma bedah (penggantian katup, koreksi penyakit kongenital, transplantasi jantung), penyakit keturunan, serta penyakit infeksi (chagas disease, endokarditis). Sedangkan faktor ekstrinsik terdiri dari: Sindroma gangguan autonomik (sinkop neurokardial, sinus karotid hipersensitif, dan gangguan situasional (batuk, defekasi, BAK, muntah)), obat (beta blocker, calcium-channel blocker, clonidine, digoxin, obat antiaritmia), hipothyroid, hipotermia, gangguan neurologis, dan gangguan elektrolit (hipokalemi, hiperkalemi). 3.1.5 Pathway Faktor intrinsik dan ekstrinsik Frekuensi denyut nadi me Suplai darah ke otak



Pengurangan kebutuhan aliran darah



Perfusi miokard



Jantung berdenyut lambat



Pembentukan tromboemboli



Jumlah sirkulasi kebutuhan tubuh



Stroke



Suplai O2 Metabolisme anaerob



seluler hipoksia



Timbunan asam laktat Fatique (kelelahan)



3.2



integritas membran sel berubah kontraktilitas



Diagnosa Keperawatan (NANDA) Rencana asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien bradikardi sesuai dengan



diagnosa keperawatan yang muncul, yaitu: 1. Gangguan frekuensi dan irama jantung b.d aritmia, perubahn pola EKG, palpitasi 2. Gangguan preload b.d edema, keletihan, peningkatan/ penurunan vena sentral, penurunan/ peningkatan baji arteri pulmobal, distensi vena juburalis, murmur, kenaikan berat badan 3. Gangguan afterload b.d kulit dingin dan berkeringat, denyut perifer menurun, dispneu, peningktan / penurunan vaskular pulmonal, peningktan / penurunan vasukular sistemik, oliguria, pengisisan ulang kapiler memanjang, perubahan warna kulit. 4. Gangguan kontraktilitas b.d bunyi Crakle, batuk, ortopnea/ dispneu nokturnal paroksimal, penurunan curah jantung, oenurunan indeks jantung, penurunan fraksi ejeksi ideks volume sekuncup, bunyi jantung S3 dan S4



3.3



Perencanaan Keperawatan (NOC)



Perencanaan Keperawatan (NOC) : 1. Menunjukkan curah jantung yang memuaskan, dibuktikan oleh efektifitas pompa jantung, status sirkulasi, perfusi jaringan (organ abdomen, jantung, serebral perifer, dan pulmonal), dan perfusi jaringan (perifer), dan status tanda vital 2. Menunjukkan status sirkulsi (indikator: berat, sedang, ringan, atau tidak mengalami gangguan). a. Tekanan darah sistolik, diastolik, dan rerata rentang tekanan darah b. Frekuensi nadi karotis kanan dan kiri c. Frekuensi nadi kanan dan kiri perifer, misalnya: brakialis, radialis, femoralis, pedis



d. Tekanan vena sentral dan tekanan baji pulmonal e. PaO2 dan PaCO2 f. Status kognitif 3. Menunjukkan status sirkulasi (indikator: berat, sedang, ringan, atau tidak mengalami gangguan). a)



Hipotensi ortostatik



b)



Suara nafas tambahn



c)



Distensi vena leher



d)



Edema perifer



e)



Asites



f)



Bruit pembuluh darh besar



g)



Angina



4. Pasien akan: a. Mempunyai indeks jantung dan fraksi ejeksi dalam batas normal b. Mempunyai haluaran urine berat jenis urine, blood urea nirogen (BUN) dan kreatinin plasma dalam batas normal c. Mempunyai warna kulit yang normal d. Menunujukan peningkatan toleransi terhadap aktivitas fisik (tidak dispneu, nyeri dada, atau sinkope) e. Menggambarkan diet, obat, aktivitas, dan batasan yang diperlukan f. Mengidentifikasi tanda dan gejala perburukan kondisi yang dapat dilaporkan



3.4 Intervensi Keperawatan (NIC) Intervensi Keperawatan (NIC) : 1. Kaji dan dokumentasikan tekanan darah, adanya sianosi, status pernafasan, dan status mental 2. Pantau tanda kelebihan cairan (misalnya edema dependen, kenaikan berat badan) 3. Kaji tolerasi aktivitas pasien dengan memperhatikan adanya awitan napas pendek, nyeri, palpitasi, atau limbung. 4. Evaluasi respon pasien terhadap operasi oksigen 5. Kaji kerusakan kognitif 6. Ubah posisi pasien ke posisi datar (trendelenbrug) ketika TD pasien berada pada rentang lebih rendah dibandingkan dengan biasanya 7. Regulasi hemodinamik a. Pantau fungsi pacemaker, jika perlu b. Pantau denyut perifer, pengisian ulang, dan suhu serta warna ekstermitas c. Pantau asupan dan haluaran, haluaran urin, dan BB pasien, jika perlu d. Pantau resistensi vaskuler sistemik dan paru, jika perlu e. Auskultasi suara baru terhadap bunyi krakles atau suara nafas tambahan lainnya f. Pantau dan dokumentasikan frekuensi jantung, irama dan nadi g. Konsultasikan dengan dokter menyangkut parameter pemberian dan penghentian pemberian obat tekanan darah h. Berikan dan titrasikan obat anti aritmia, inotropik, nitrogliserin dan vasodilator untuk mempertahankan kontraktilitas, preload, dan afterload sesuai dengan program medis



3.5 Evaluasi Keperawatan (SOAP) a. Gangguan frekuensi dan irama jantung b.d aritmia, perubahn pola EKG, palpitasi Evaluasi: S :pasien mengatakan sudah lebih bisa bernafas lega tapi masih merasa berat saat bernafas O : tidak ditemukan suara crakles, masih menggunakan alat bantu pernafasan A :masalah teratasi sebagian P :lanjutkan intervensi



b.



Gangguan preload b.d edema, keletihan, peningkatan/ penurunan vena sentral, penurunan/ peningkatan baji arteri pulmobal, distensi vena juburalis, murmur, kenaikan berat badan Evaluasi: S : pasien mengatakan sudah lebih bisa beraktivitas O : berat badan pasien normal, haluaran urin normal. A : masalah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi



c.



Gangguan afterload b.d kulit dingin dan berkeringat, denyut perifer menurun, dispneu,



peningkatan/penurunan



vaskular



pulmonal,



peningkatan/penurunan



vasukular sistemik, oliguria, pengisisan ulang kapiler memanjang, perubahan warna kulit. Evaluasi: S : klien sudah tidak mengeluh pusing O : warna kulit klien normal A : masalah teratasi P : lanjutkan intervensi



d.



Gangguan kontraktilitas b.d bunyi Crakles, batuk, ortopnea/ dispneu nokturnal paroksimal, penurunan curah jantung, oenurunan indeks jantung, penurunan fraksi ejeksi ideks volume sekuncup, bunyi jantung S3 dan S4 Evaluasi: S : klien sudah tidak mengeluh pusing O : TD normal A : masalah teratasi P : lanjutkan intervensi



BAB. 4 PEMBAHASAN 4.1 Algoritma Sesuai AHA Bradyarrhytmia typically seen when the heart rate is ,50/min Is the Bradyarrhytmia causing the symptoms?



The priority should be to identify and treat the underlying cause  Maintain patent airway; assist breathing if necessary  Apply oxygen (if hypoxemic);



Bab 5. Penutup 5.1



Kesimpulan Bradikardi atau bradiaritmia adalah istilah yang menggambarkan sejumlah kondisi



yang berbeda di mana jantung berdetak pada tingkat yang sangat lambat. Bradikardi merupakan adanya gangguan irama jantung dan konduksi yang menyebabkan denyut jantung kurang dari 60 denyut / menit, dimana normalnya adalah antara 60 hingga 100 kali per menit. Yang dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Gejalanya yaitu nyeri dada, pusing sampai sinkop, denyut jantung 35-50x permenit dan berdebar, mudah lelah, sesak nafas, tekanan darah cenderung rendah, kepala terasa ringan, vertigo, tidak mampu melakukan olahraga, dan terkadang tekanan darah juga tinggi dan berkunang-kunang.



5.2



Saran Semoga dengan adanya makalah ini, perawat atau pembaca diharapkan dapat mampu



mengetahui dan memahami tentang bradikardi yang meliputi bagaimana tanda gejalanya sampai penatalaksanaan medis, sehingga mampu menerapkan dan merencanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gejala bradikardi tersebut.



DAFTAR PUSTAKA



Evy. Gangguan Irama Jantung Picu Stroke. In : Kompas Cyber Media [online]. 2007. Available from : http://www.64.203.71.11/ver1/Kesehatan/0707/27/095136.htm Judith M, Wilkinson, & Ahern, Nancy R. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan (NANDA,NIC,NOC) Edisi 9. Jakarta: EGC Muttaqin, Arif. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. 2008. Jakarta: Penerbit Salemba Medika Muttaqin, Arif. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. 2009. Jakarta: Penerbit Salemba Medika http://journal.itd.unair.ac.id/index.php/IJTID/article/download/87/68 (diakses tanggal 29 Oktober 2014) http://www.tanyadok.com/kesehatan/hidup-dengan-alat-pacu-jantung (diakses 29 Oktober 2014)