8 0 199 KB
Nama
: Feny Pratiwi
NIM
: P27901117052
Judul Kasus
: CHF
Tanggal Praktek
: 27 April 2020
Congestive Heart Failure a. Definisi Gagal jantung adalah sindrome klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai oleh sesak napas dan fatik (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung dapat disebabkan oleh gangguan yang megakibatkan terjadinye pengurangan pengisian ventrikel (disfungsi diastolik) dan kontraktilitas miokardial (disfungsi sistolik). (Sudoyono Aru,dkk 2009) Gagal jantung sistolik adalah ketidak mampuan kontraksi jantung memompa sehingga curah jantung menurun menyebabkan kelemahan, fatik, kemampuan aktivitas fisik menurun dan gejala hipoperfusi lainnya. Gagal jantung diastolik adalah gangguan reaksi dan gangguan pengisian ventrikel. (Sudoyo Aru, dkk 2009) b. Tanda dan gejala Menurut Sudoyo Aru, dkk 2009 dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam a. Kriteria Major 1) Paroksimal noctural dispnea 2) Distensi vena leher 3) Ronchi paru 4) Kardiomegali 5) Edema paru akut 6) Gallop S3 7) Peninggian vena jugularis 8) Fefluks hepatojugular
b. Kriteria Minor 1) Edema ekstremitas 2) Batuk malam hari 3) Dispnea d’effort 4) Hepatomegali 5) Efusi pleura 6) Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal 7) Takikardia (>120x/menit) c. Major atau Minor 1) Penurunan BB > 4,5 kg dalam 5 hari pengobatan 2) Diagnose gagal jantung ditegakkan minimal ada 1 kriteria major dalam 2 kriteria minor d. Klasifikasi fungsional gagal jantung menurut New York Heart Association (NYHA) Kelas I : tidak ada keterbatasan fisik. Aktivitas fisik biasa tidak menyebabkan keletihan atau dispneu Kelas II : sedikit keterbatasan fisik. Merasa nyaman saat istirahat, tetapi aktivitas fisik biasa menyebabkan keletihan atau dispneu Kelas III : keterbatasan nyata aktivias fisik tanpa gejala. Gejala terjadi bahkan saat istirahat. Jika aktivitas fisik dilakukan, gejala meningkat Kelas IV : tidak mampu melaksanakan aktivitas fisik tanpa gejala. Gejala terjadi bahkan saat istirahat, jika aktivitas dilakukan, gejala meningkat
c. Penyebab Kelainan otot jantung : Gagal jantung paling sering terjadi pada kelainan otot jantung, menyebabkan menurunnya kontraktilas jantung, kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencakup aterosklerosis coroner, hipertensi arterial, dan penyakit otot degenerative atau inflamasi. Aterosklerosis coroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksi dan asidosis (akibat penumpukkan asam
laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload) meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Efek tersebut (Hipertrofi miokard) dapat dianggap sebagai mekanisme kompetensi karena akan meningkatkan kontraktilas jantung. Tetapi untuk alasan yang tidak jelas, hipertrofi otot jantung tadi tidak dapat berfungsi secara normal, dan akhirnya akan terjadi gagal jantug. Peradangan dan penyakit miokardium degenerative berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secra langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilas menurun. Penyakit jantung lain dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya tidak secra langsung memengaruhi jantung. Meknisme yang biasa nya mencakup gangguan aliran darah melalui jantung (misalnya, stenosis katup semilunar), ketidakmmapuan jantung untuk mengisi darah (misalnya, tamponade perikardium, perikarditas konstriktif, atau stenosis katup AV) atau pengosongan jantung abnormal (misalnya, insufisiensi katup AV). Peningkatan mendadak afterload akibat meningkatnya tekanan darah sistemik (hipertensi “maligna”) dapat menyebabkan gagal jantung meskipun tidak ada hipertrofi miokardial. Faktor sistemik terdapat sejumlah faktor yang berperan dalam perkmbangan dan beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme (misalnya, demam, tirotoksikosis) hipoksia, dan anemia memerlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhanoksigen sistemik. Hipoksia atau anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis (respiratorik atau mtabolism) dan abnormalitas elektrolit menurunkan kontraktilas jantung. Distrima jantung yang dapat terjadi dengan sendirinya atau secara sekunder akibat gagal jantung menurunkan efisiensi keseluruhan fungsi jantung. (Smeltzer, 2011)
d. Patofisiologi
e.
Pengkajian
P r i m a r y survey Airway : batuk dengan atau tanpa sputum, penggunaan bantuan otot penafasan, oksigen. Breathing : dispnea saat aktifitas, tidur sambil duudk atau dengan beberapa bantal
Circulation : riwayat HT IM akut, GJK sebelumnya, penyakit katub jantung, anemia, syok, dll. Tekanan darah, nadi, frekuensi jatung, irama jantug, nadi apical, bunyi jantung S3, gallop, nadi perifer berkurang, perubahan dalam denyutan nadi jugularis, warna kulit, kebiruan punggung, kuku pucat atau sianosis, hepa ada pembesaran, bunyi nafas krakles atau ronchi, oedema. Secondary survey a) Aktifitas /istirahat Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan aktifitas, gelisah, dispnea saat istirahat atau aktifitas, perubahan status mental, tanda vital berubah saat beraktifitas. b) Integritas ego Ansietas, stres, marah, takut dan mudah tersinggung c) Eliminasi Gejala penurunan berkemih, urin berwarna pekat, berkemih pada malam hari, diare/konstipasi d) Makanan / cairan Kehilangan nafsu makan, mual muntah, penambahan BB signifikan. Pembengkakan ekstremitas bawah, diet tinggi garam penggunaan diuretic distensi abdomen, oedema umum, dll e) Hygiene Keletihan selama aktivitas perawatan diri, penampilan kurang. f) Neurosensori Kelemahan,pusing, lethargi, perubahan perilaku dan mudah tersinggung g) Nyeri/kenyaman Nyeri dada akut-kronik, nyeri abdomen, sakit pada otot, gelisah h) Interaksi sosial Penurunan aktifitas yang biasa dilakukan
f. Masalah keperawatan yang mungkin lazim muncul 1.Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2.Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot-otot pernafasan,disfungsi nuromuscular, sindrom hipoventilasi 3.Gangguan pertukaran gas 4.Nyeri akut 5.Resiko penurunan perfusi jaringan jantung 6.Kelebihan volume cairan 7.Intoleransi aktivitas b.d keletihan atau dispnue akibat turunnya curah jantung 8.Kerusakan integritas kulit 9.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 10. Defisit perawatan diri 11. Ansietas b.d kesulitan nafas dan kegelisahan akibat oksigenasi yang tidak adekuat g. Perencanaan dan rasional 1.Berhenti merokok 2.Berikan instruksi spesifik tentang obat dan efek sampingnya 3.Belajar untuk rileks dan mengendalikan stres 4.Batasi konsumsi alkohol 5.Jika mengalami obesitas turunkan berat badan hingga kisaran normal 6.Anjurkan pada klien menghentikan aktifitas selama ada serangan dan istirahat 7.Menjalani diet sesuai anjuran dokter 8.Olahraga secara teratur h. Daftar pustaka Sudoyo Aru, dkk 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jogjakarta:Mediaction Smeltzer, Bare.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner & suddart. Edisi 8.Jakarta:EGC
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.P DENGAN CHF DI RSUD HARAPAN KELUARGA A. Pengkajian
Biodata Pasien Nama
: Ny.P
Umur
: 50 th
TTL
:
No Medrek
: 00.05.78
Agama
: Islam
Gololongan Darah
:B
Pekerjaan
: PNS
Diagnosa Medis
: CHF (Congestive Heart Failure)
Tanggal Masuk RS
: 24 April 2020
Tanggal Pengkajian
: 25 April 2020
Alamat Lengkap
: Mentang Wadas Timur Rt/Rw.007/07 Jak-Sel
Biodata Penanggungjawab
:
Nama
: Tn.I
Umur
: 55 th
Agama
: Islam
Hubungan dengan klien
: Suami
Pekerjaan
: PNS
Alamat lengkap
: Mentang Wadas Timur Rt/Rw.007/07 Jak-Sel
Riwayat Kesehatan : 1. Keluhan Utama : Pasien mengatakan mengeluh sesak nafas yang terus menerus sejak 2 minggu yang lalu sebelum masuk ke Rumah Sakit. 2. Riwayat Penyakit Sekarang (PQRST) : Pasien mengatakan mengeluh sesak nafas yang terus menerus sejak 2 minggu yang lalu sebelum masuk ke Rumah Sakit. Pasien tampak oedema pada kaki dan tangan jika beraktivitas, dari hasil pemeriksaan GCS : E4 M6 V5 dengan
kesadaran composmentis, hasil pemeriksaan fisik keadaan umum lemah dengan TD 180/90 mmHg, Hr 98 x/menit, S 36,3°C, RR 32 x/menit, SPO 2 94%, pasien tampak kotor dan aktivitas dibantu oleh perawat. Pasien sering terbangun di malam hari, pola eliminasi 500 cc/8jam dengan warna kuning pekat terpasang DC. Pasien terpasang nasal kanul 4 liter, pasien tidak terpasang NGT mampu makan dengan porsi sedang. Obat yang diberikan aspilet 1x1 tb, captropil 1x1 amp, lasix 1x1 amp, clopidogrel 3x25 mg. Hasil pemeriksaan hematologi HB 14,8, eritrosit 5,22, Na 120 mmol/L, kalium 4,7 mmol/L, CL 98 mmol/L, CK 771 IU/L, CKMB 67 IU. Hasil EKG irama ST elevasi pada V4, Q patologis pada V1-V3, hasil irama sinus HR 98 x/menit iregular axis LAD 3. Riwayat Penyakit Dahulu : Sekitar 2 tahun yang lalu, klien menderita penyakit hipertensi, sejak itu klien control ke Rumah Sakit tapi tidak rutin, tidak ada riwayat DM. 4. Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga pasien mengatakan bahwa tidak ada yang mengalami atau menderita penyakit yang sama dengan pasien dan keluarga pasien juga tidak ada yang memiliki penyakit keturunan seperti DM, Hepatitis, dll. Primary Survey A : Airway
Pasien mengeluh sesak nafas
B : Breathing
RR 32 x/menit
Pasien terpasang nasal kanul 4 liter
C : Circulation
TD 180/90 mmHg
Hr 98 x/menit
D : Disability
Kesadaran composmentis
GCS : E4 M6 V5
E : Exposure
Tidak ada trauma kepala, tidak ada jejas, tidak ada fraktur, tidak hipotermi
Secondary Survey F : Foley Cateter Pasien terpasang foley cateter dengan output 500 cc/8jam G : Gastric Tube Pasien tidak terpasang NGT, tidak ada distensi abdomen, mampu makan dengan porsi sedang H : Heart Monitor Irama ST elevasi pada V4 Irama Q patologis pada V1-V3 Hasil irama sinus, HR 98x/menit Ireguler, axis LAD (sinus aritmia) TD : 180/90 mmHg, HR : 98 x/menit, RR : 32 x/menit, S : 36,6°C
RE EVALUASI Secondary Survey
Head To Toe Examination : Bentuk simetris, tidak terdapat tumor atau benjolan, tidak terdapat luka, pasien tidak mengeluh sakit atau nyeri, hanya sesak Finger in every orifice
: (Hidung, Telinga, Mulut, Anus)
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung Telinga : simetris antara kiri dan kanan, bersih, tidak ada serumen Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada sianosis Anus
: pasien terpasang foley cateter
Vital Sign x/menit
: TD 180/90 mmHg, Hr 98 x/menit, S 36,3°C, RR 32
Anamnesis : ( K : sesak nafas, O : aspilet 1x1 tb, captropil 1x1 amp, lasix 1x1 amp, clopidogrel 3x25 mg, M : nasi,sayur asem,jengkol, P : CHF, A : tidak ada alergi, K : 2 minggu yang lalu sebelum masuk ke Rumah Sakit )
Pemeriksaan Fisik : 1. Sistem Pernafasan
Inspeksi : bentuk dada normochest, irama reguler, gerakan dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada luka di daerah dada, tidak ada bantuan otot tambahan pernapasan, RR 32 x/menit, oksigenasi menggunakan nasal kanul 4 liter, SPO2 94% Palpasi : pergerakkan dada simetris Perkusi : bunyi sonor pada semua lapang paru Auskultasi : vesikuler menurun, tidak terdengar ronki, dan krekels
2. Sistem Kardiovaskuler HR
: 98 x/menit
Bunyi jantung : s1 dan s2 tunggal Capillary refil : 2-3 detik EKG
: ST elevasi pada V4, Q patologis pada V1-V3
TD
: 180/90 mmHg
3. Sistem Pencernaan Inspeksi
: mulut kering, tidak ada scar
Auskultasi
: bising usus 10 x/menit
Perkusi
: terdengar bunyi timpani
Palpasi
: tidak terdapat nyeri ekan, tidak ada ascites, tidak ada hepatomegali
Mulut
: kering
4. Sistem Perkemihan Kandung kemih : tidak terdapat distensi
Urin
: kuning pekat, jumlah urin 500 cc/8jam
Alat bantu
: terpasang foley cateter
5. Sistem Persarafan Tingkat kesadaran : Composmentis GCS
: E4 M6 V5
Bentuk kepala
: mesocephal
Mata
: simetris, bersih, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor
6. Sistem Endokrin Kandung kemih : tidak terdapat distensi Urin
: kuning pekat, jumlah urin 500 cc/8jam
Alat bantu
: terpasang foley cateter
7. Muskuloskeletal ROM
: ROM pasif. Terdapat oedema pada kaki dan tangan
Mobilisasi
: dalam melakukan pemenuhan ADL, pasien dibantu oleh keluarga dan perawat
Kekuatan otot : 4444
4444
8. Sistem Integumen Klien tidak tampak pucat, permukaan kulit baik, tekstur baik, rambut tipis, dan bersih, tidak botak, tampak oedema pada kaki dan tangan. Pola aktivitas sehari-hari Jenis kegiatan Pola Nutrisi 1. Makan
Di Rumah
Di Rumah Sakit
Frekuensi Jenis Porsi Cara Keluhan 2. Minum
3 x/hari
3 x/hari
Nasi, sayur lodeh, tahu
Bubur ayam
1 porsi sedang
1 porsi sedang
-
-
-
-
Frekuensi Jenis Cara Keluhan
750 cc/24 jam Air Mineral
750 cc/24 jam Air Mineral
-
-
Pola Eliminasi 1. BAB Frekuensi
2 x/hari
2 x/hari
Konsistensi
Dbn
Dbn
Warna
Dbn
Dbn
Bau
Dbn
Dbn
Cara
-
-
Tidak ada
Tidak ada
5-6 x /hari
500 cc/8jam
Warna
Dbn
Kuning pekat
Bau
Dbn
-
Cara
-
Terpasang foley cateter
Terbangun di malam
Terbangun di malam hari
Keluhan 2. BAK Frekuensi
Keluhan
hari Pola Istirahat Tidur 1. Malam
6-7 jam/hari
4-6 jam/hari
2. Siang
4-5 jam/hari
4-6 jam/hari
Personal Hygiene
Mandi
2 x/hari
2 x/hari
Gosok gigi
3 x/hari
3 x/hari
Ganti pakaian
2 x/hari
2 x/hari
Cara
-
-
Keluhan
-
-
Data Psikologis : 1. Data Sosial Klien mengatakan selalu mengikuti kegiatan keagamaan, klien mengatakan selalu memecahkan masalah dengan musyawarah 2. Data Spiritual Klien mengatakan dengan kepercayaan agama yang dianutnya. Selama klien sakit hanya melakukan ibadah dengan berdzikir. Data Penunjang Laboratorium Tanggal, 26 April 2020 Hasil : HB
: 14,8
Eritrosit
: 5,22
Na
: 120 mmol/L
Kalium
: 4,7 mmol/L
CL
: 98 mmol/L
CK
: 771 IU/L
CKMB
: 67 IU
Radiologi EKG Tanggal, 26 April 2020 Hasil : irama sinus, ST elevasi pada V4, Q patologis pada V1-V3 Tanggal, 26 April 2020 Hasil :
irama sinus HR 98 x/menit iregular, axis, LAD Terapi Obat – obatan Aspilet
: 1x1 tb
Captropil
: 1x1 amp
Lasix
: 1x1 amp
Clopidogrel: 3x25 mg B. Analisa Data No 1
Data Fokus
Etiologi
DS : keluarga pasien mengatakan
Penurunan curah
Perubahan
bahwa pasien mempunyai riwayat
jantung
kontraktilitas
hipertensi
jantung
DO : - Kesadaran : Composmentis - Keadaan umum lemah - TD 180/90 mmHg - Hr 98 x/menit - RR 32 x/menit - GCS : E4 M6 V5 - Terpasang DC, 500 cc/8jam dengan warna kuning pekat 2
Masalah
DS : DO : - Keadaan umum lemah - Pasien tampak oedema pada kaki
dan
tangan
jika
beraktivitas - Pasien
tampak
kotor
dan
aktivitas dibantu oleh perawat - TD 180/90 mmHg - Hr 98 x/menit
- RR 32 x/menit - GCS : E4 M6 V5 3
DS :
Pola nafas tidak Hiperventilasi
- Pasien mengatakan mengeluh efektif sesak nafas yang terus menerus sejak 2 minggu yang lalu sebelum masuk ke Rumah Sakit DO : - Pasien tampak sesak nafas - RR 32 x/menit - Terpasang
oksigenasi
Nasal
Kanul 4 liter C. Masalah Keperawatan / Diagnosis Keperawatan Berdasarkan Prioritas 1. Penurunan curah jantung b.d kontraktilitas jantung 2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2 3. Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi Rencana Keperawatan Nama
: Ny. P
Umur
: 50 th
No.RM
: 00.05.78
No
Diagnosa Keperawatan
1
Perencanaan Tujuan
Intervensi
Rasional
- Monitor
- Menge
Implementasi
Evaluasi
- Memonitor
S:
Penurunan curah
Setelah
jantung b.d
dilakukan
status
tahui
status
O:
kontraktilitas
tindakan
kardiova
adanya
kardiovask
- Pasien
jantung
keperawata
skuler
ganggu
uler
n selama 2
- Monitor
x 24 jam,
adanya
pada
adanya
diharapkan
perubah
jantung
perubahan
170/80
curah
an
tekanan
mmH
jantung
tekanan
pasien
an
- Mengi dentifi kasi
- Memonitor
darah - Memonitor
tampak lemas - TD
- Hr 90 x/meni
efektif
darah
adanya
toleransi
dengan
- Monitor
perfusi
aktivitas
- S 36,3°
kriteria
toleransi
- Aktivit
pasien
- RR 32
hasil :
aktivitas
as
pasien
berlebi
kan pasien
- Anjurka
h akan
untuk istirahat
- TTV dalam batas
n pasien
mempe
normal
untuk
rparah
istirahat
keadaa
- Indeks jantung dalam batas normal
- Monitor TTV - Auskult
n - Istiraha t dapat
t
- Menganjur
- Memonitor
x/meni t - SPO2 94% - EKG
TTV
sinus
- Mengausku
arythm
ltasi bunyi jantung
ia A
:
asi
mengh
Masalah
bunyi
emat
belum
jantung
tenaga
teratasi
pasien
P
- Untuk
Lanjutka
menget
n
ahui
Interven
status
si
keadaa n umum pasien - Adany a bunyi tambah an menan dakan adanya gagal jantung
:
2
Intoleransi
Setelah
- Monitor
aktivitas b.d
dilakukan
dan catat
ketidakseimbanga
tindakan
n antara suplai dan kebutuhan O2
- Mengk
- Memonitor
S:
aji
dan catat
O:
pola
energi
pola tidur
- Pasien
keperawata
tidur
adekua
pasien
n selama 2
pasien
t
x 24 jam,
- Monitor
- Mena
intake
diharapkan
intake
mbah
nutrisi
keletihan
nutrisi
energi
pasien
- Ajarkan
mence
n teknik
teratasi
teknik
gah
dan
x/meni
dengan
dan
kelelah
manajemen
t
kriteria
manaje
an
aktivitas
- S 36,3°
hasil :
men
berlanj
untuk
- RR 32
- Kemampu
aktivitas
ut
mencegah
x/meni
kelelahan
t A
- Memonitor
lemas - TD 170/80
- Mengajarka
mmH - Hr 90
an
untuk
aktivitas
mencega
indari
- Mencatat
adekuat
h
kelelah
aktivitas
Masalah
kelelaha
an dan
yang dapat
belum
n
mempe
menyebabk
teratasi
rcepat
an
P
kelelahan
Lanjutka
- Keseimba ngan aktivitas
- Catat
- Mengh
tampak
dan
aktivitas
pemuli
istirahat
yang
han
dapat
- Mengh
- Meningkat
n
kan
Interven si
menyeb
emat
istirahat
abkan
energi
pasien
kelelaha n - Tingkat kan istirahat pasien 3
Pola nafas tidak
Setelah
efektif b.d
dilakukan
- Auskult
- Untuk
asi suara
memas
- Mengausku
S:
ltasi suara
O:
:
:
hiperventilasi
tindakan
nafas,
tikan
nafas, catat
- Pasien
keperawata
catat
suaa
jika
tampak
n selama 2
jika
nafas
terdengar
lemas
x 24 jam,
terdenga
abnor
suara
diharapkan
r suara
mal
tambahan
170/80
pola nafas
tambaha
yang
- Memposisi
mmH
pasien
n
dialami
kan pasien
- Hr 90 x/meni
- TD
efektif
- Posisika
pasien
semifowler
dengan
n pasien
- Untuk
- Memonitor
kriteria
semifow
memak
respirasi
- S 36,3°
hasil :
ler
simalk
dan saturasi
- RR 32
an
O2
- RR dalam
- Monitor
batas
respirasi
ventila
normal
dan
si
- Auskultas i
bunyi
paru
saturasi
- Menge
O2
tahui
t
x/meni
- Memonitor
t
aliran
A
oksigen
Masalah
- Memberika
belum
n O2 2 liter
teratasi
- Monitor
kondisi
dalam
aliran
pasien
batas
oksigen
- Untuk
- Berikan
mengu
n
O2 2
rangi
Intervens
liter
sesak
i
normal
P
pada pasien - Mengu rangi sesak nafas Catatan Perkembangan
DX
Catatan Perkembangan
:
Lanjutka
nafas
No Tanggal
:
Pelaksana
1
27 April 2020
1
09.00
- Memonitor status kardiovaskuler
Feny Pratiwi
- Memonitor adanya perubahan tekanan
09.10
darah
10.00
O : TD 170/80 mmHg
11.00
- Memonitor toleransi aktivitas pasien
12.00
- Menganjurkan pasien untuk istirahat
12.30
- Memonitor TTV O : TD 170/80 mmHg, Hr 90 x/menit, S 36,3°C, RR 32 x/menit, SPO2 94%, EKG sinus arythmia - Mengauskultasi bunyi jantung O : s1 dan s2 tunggal
2
27 April 2020
2
13.00
- Memonitor dan catat pola tidur pasien
Feny Pratiwi
O : pasien tidur 5-7 jam/hari
13.16
- Memonitor intake nutrisi
14.00
O : pasien mampu makan dengan porsi
15.00
sedang
16.10
- Memposisikan pasien elevasi kepala 30° O : pasien nampak nyaman dengan posisi 30° - Mencatat aktivitas yang dapat menyebabkan kelelahan - Meningkatkan istirahat pasien O : pasien tampak istiahat
3
27 April 2020
3
- Mengauskultasi suara nafas, catat jika
16.30
terdengar suara tambahan
17.00
O : tidak terdapat suara nafas tambahan
18.00 19.30 20.30
- Memposisikan pasien semifowler O : pasien tampak nyaman - Memonitor respirasi dan saturasi O2
Feny Pratiwi
O : RR 30 x/menit - Memonitor aliran oksigen O : aliran oksigen berjalan normal - Memberikan O2 2 liter S : pasien mengatakan sesak berkurang 1
28 April 2020
1
- Memonitor adanya perubahan tekanan
14.30
darah
15.00
O : TD 140/60 mmHg
16.30
Feny Pratiwi
- Memonitor toleransi aktivitas pasien
17.00
O : pasien tampak terlentang ditempat tidur - Menganjurkan pasien untuk istirahat - Memonitor TTV O : TD 140/60 mmHg, Hr 85 x/menit, S 37,0°C, RR 28 x/menit
2
28 April 2020
2
17.16
- Memonitor dan catat pola tidur pasien
Feny Pratiwi
O : pasien tidur 5 jam/hari
18.30
- Memonitor intake nutrisi
18.50
O : pasien mampu makan dengan porsi
19.00
sedang
19.30
- Memposisikan pasien elevasi kepala 30° O : pasien nampak nyaman dengan posisi 30° - Mencatat aktivitas yang dapat menyebabkan kelelahan S : pasien mengatakan lelah ketika mengangkat tumpukkan buku - Meningkatkan istirahat pasien O : pasien tampak beristirahat
3
28 April 2020
3
- Mengauskultasi suara nafas, catat jika
19.50
terdengar suara tambahan
20.30
O : tidak terdapat suara nafas tambahan
Feny Pratiwi
20.50
- Memposisikan pasien semifowler
21.00
O : pasien tampak lebih nyaman
21.30
- Memonitor respirasi dan saturasi O2 O : RR 27 x/menit - Memonitor aliran oksigen O : aliran oksigen berjalan normal - Memberikan O2 2 liter S : pasien mengatakan sesak berkurang