Askep COB [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Askep COB Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan cidera kepala adalah sebagai berikut: 1) Perfusi jaringan tidak efektif (spesifik serebral) berhubungan dengan aliran arteri dan atau vena terputus. 2) Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik. 3) Hipertermi berhubungan dengan trauma (cidera jaringan otak, kerusakan batang otak) 4) Pola nafas tak efektif berhubungan dengan hipoventilasi 5) Kerusakan persepsi sensori berhubungan dengan penurunan kemampuan kognitif, afektif, dan motorik) 6) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kemampuan kognitif, motorik, dan afektif. 7) Defisit perawatan diri: makan/ mandi, toileting berhubungan dengan kelemahan fisik dan nyeri. 8) Kurang pengetahuan berhubungan dengan penurunan kemampuan kognitif, motorik, dan afektif. 9) Resiko aspirasi berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran. 10) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan status hipermetabolik. 11) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma/ laserasi kulit kepala 12) Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah. 13) PK: peningkatan TIK dengan proses desak ruang akibat penumpukan cairan/ darah di dalam otak. Rencana Perawatan No



Diagnosa Keperawatan Perfusi jaringan tak efektif (spesifik sere-bral) b.d aliran arteri dan atau vena terputus, dengan batasan karakteristik: – Perubahan respon motorik – Perubahan status mental – Perubahan respon pupil – Amnesia retrograde (gangguan memori)



Tujuan dan kriteria hasil NOC: 1. Status sirkulasi 2. Perfusi jaringan serebral Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ….x 24 jam, klien mampu mencapai : 1. Status sirkulasi dengan indikator: · Tekanan darah sis-tolik dan diastolik dalam rentang yang diharapkan · Tidak ada ortostatik hipotensi · Tidak ada tanda tan-da PTIK 2. Perfusi jaringan serebral, dengan indicator : · Klien mampu berko-munikasi dengan je-las dan sesuai ke-mampuan · Klien



Intervensi Monitor Tekanan Intra Kranial 1. Catat perubahan respon klien terhadap stimu-lus / rangsangan 2. Monitor TIK klien dan respon neurologis terhadap aktivitas 3. Monitor intake dan output 4. Pasang restrain, jika perlu 5. Monitor suhu dan angka leukosit 6. Kaji adanya kaku kuduk 7. Kelola pemberian antibiotik 8. Berikan posisi dengan kepala elevasi 30-40Odengan leher dalam posisi netral 9. Minimalkan stimulus dari lingkungan 10. Beri jarak antar tindakan keperawatan



menunjukkan perhatian, konsentrasi, dan orientasi · Klien mampu mem-proses informasi · Klien mampu mem-buat keputusan de-ngan benar · Tingkat kesadaran klien membaik



untuk meminimalkan peningkatan TIK 11. Kelola obat obat untuk mempertahankan TIK dalam batas spesifik Monitoring Neurologis (2620) 1. Monitor ukuran, kesimetrisan, reaksi dan bentuk pupil 2. Monitor tingkat kesadaran klien 3. Monitor tandatanda vital 4. Monitor keluhan nyeri kepala, mual, dan muntah 5. Monitor respon klien terhadap pengobatan 6. Hindari aktivitas jika TIK meningkat 7. Observasi kondisi fisik klien Terapi Oksigen (3320) 1. Bersihkan jalan nafas dari secret 2. Pertahankan jalan nafas tetap efektif 3. Berikan oksigen sesuai instruksi 4. Monitor aliran oksigen, kanul oksigen, dan humidifier 5. Beri penjelasan kepada klien tentang pentingnya pemberian oksigen 6. Observasi tandatanda hipoventilasi 7. Monitor respon klien terhadap pemberian oksigen 8. Anjurkan klien untuk tetap memakai oksigen selama aktivitas dan tidur



Nyeri akut b.d dengan agen injuri fisik, dengan batasan karakteristik: – Laporan nyeri ke-pala secara verbal atau non verbal – Respon autonom (perubahan vital sign, dilatasi pupil) – Tingkah laku eks-presif (gelisah, me-nangis, merintih) – Fakta dari observasi – Gangguan tidur (mata sayu, menye-ringai, dll)



NOC: 1. Nyeri terkontrol 2. Tingkat Nyeri 3. Tingkat kenyamanan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …. x 24 jam, klien dapat : 1. Mengontrol nyeri, de-ngan indikator: – Mengenal faktor-faktor penyebab – Mengenal onset nyeri – Tindakan pertolong-an non farmakologi – Menggunakan anal-getik – Melaporkan gejala-gejala nyeri kepada tim kesehatan. – Nyeri terkontrol 2. Menunjukkan tingkat nyeri, dengan indikator: – Melaporkan nyeri – Frekuensi nyeri – Lamanya episode nyeri – Ekspresi nyeri; wa-jah – Perubahan respirasi rate – Perubahan tekanan darah – Kehilangan nafsu makan 3. Tingkat kenyamanan, dengan indicator : – Klien melaporkan kebutuhan tidur dan istirahat tercukupi



Manajemen nyeri (1400) 1. Kaji keluhan nyeri, lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, dan beratnya nyeri. 2. Observasi respon ketidaknyamanan secara verbal dan non verbal. 3. Pastikan klien menerima perawatan analgetik dg tepat. 4. Gunakan strategi komunikasi yang efektif untuk mengetahui respon penerimaan klien terhadap nyeri. 5. Evaluasi keefektifan penggunaan kontrol nyeri 6. Monitoring perubahan nyeri baik aktual maupun potensial. 7. Sediakan lingkungan yang nyaman. 8. Kurangi faktorfaktor yang dapat menambah ungkapan nyeri. 9. Ajarkan penggunaan tehnik relaksasi sebelum atau sesudah nyeri berlangsung. 10. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memilih tindakan selain obat untuk meringankan nyeri. 11. Tingkatkan istirahat yang adekuat untuk meringankan nyeri. Manajemen pengobatan (2380)



1. Tentukan obat yang dibutuhkan klien dan cara mengelola sesuai dengan anjuran/ dosis. 2. Monitor efek teraupetik dari pengobatan. 3. Monitor tanda, gejala dan efek samping obat. 4. Monitor interaksi obat. 5. Ajarkan pada klien / keluarga cara mengatasi efek samping pengobatan. 6. Jelaskan manfaat pengobatan yg dapat mempengaruhi gaya hidup klien. Pengelolaan analgetik (2210) 1. Periksa perintah medis tentang obat, dosis & frekuensi obat analgetik. 2. Periksa riwayat alergi klien. 3. Pilih obat berdasarkan tipe dan beratnya nyeri. 4. Pilih cara pemberian IV atau IM untuk pengobatan, jika mungkin. 5. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgetik. 6. Kelola jadwal pemberian analgetik yang sesuai. 7. Evaluasi efektifitas dosis analgetik, observasi tanda dan gejala efek samping, misal depresi pernafasan, mual dan muntah, mulut kering, & konstipasi. 8. Kolaborasi dgn dokter untuk obat, dosis & cara



Defisit self care b.d de-ngan kelelahan, nyeri



NOC: Perawatan diri : (mandi, Makan Toiletting, berpakaian) Setelah diberi motivasi perawatan selama ….x24 jam, ps mengerti cara memenuhi ADL secara bertahap sesuai kemam-puan, dengan kriteria : · Mengerti secara seder-hana cara mandi, makan, toileting, dan berpakaian serta mau mencoba se-cara aman tanpa cemas · Klien mau berpartisipasi dengan senang hati tanpa keluhan dalam memenuhi ADL



pemberian yg diindikasikan. 9. Tentukan lokasi nyeri, karakteristik, kualitas, dan keparahan sebelum pengobatan. 10. Berikan obat dengan prinsip 5 benar 11. Dokumentasikan respon dari analgetik dan efek yang tidak diinginkan NIC: Membantu perawatan diri klien Mandi dan toiletting Aktifitas: 1. Tempatkan alatalat mandi di tempat yang mudah dikenali dan mudah dijangkau klien 2. Libatkan klien dan dampingi 3. Berikan bantuan selama klien masih mampu mengerjakan sendiri NIC: ADL Berpakaian Aktifitas: 1. Informasikan pada klien dalam memilih pakaian selama perawatan 2. Sediakan pakaian di tempat yang mudah dijangkau 3. Bantu berpakaian yang sesuai 4. Jaga privcy klien 5. Berikan pakaian pribadi yg digemari dan sesuai NIC: ADL Makan 1. Anjurkan duduk dan berdo’a bersama teman 2. Dampingi saat makan 3. Bantu jika klien



belum mampu dan beri contoh 4. Beri rasa nyaman saat makan



ASKEP POST TREPANASI 1. Kerusakan mobilitas fisik b. d kerusakan persepsi atau kognitif. Penurunan kekuatan/tahanan. Terapi pembatasan /kewaspadaan keamanan, misal: tirah baring, imobilisasi. 2. 6. Resiko tinggi terhadap infeksi b.d jaringan trauma, kulit rusak, prosedur invasif. Penurunan kerja silia, stasis cairan tubuh. Kekurangan nutrisi. Respon inflamasi tertekan (penggunaan steroid). Perubahan integritas sistem tertutup (kebocoran CSS) ASKEP TUMOR SEREBRI 1. Nyeri kepala berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker pada otak/mendesak otak. 2. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan pergerakan dan kelemahan. 3. Dp. Pre-Operasi Dp 1. Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan Hasil yang diharapkan : Nyeri berkurang sampai dengan hilang Rencana Tindakan: 1. Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekfensi R/ mengtahui tingkat nyeri sebagai evaluasi untuk intervensi selanjutnya 2. Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah, cemas) R/ dengan mengetahui faktor penyebab nyeri menentukan tindakan untuk mengurangi nyeri 3. Ajarkan tehnik relaksasi tarik nafas dalam R/ tehnik relaksasi dapat mengatsi rasa nyeri 4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik R/ analgetik efektif untuk mengatasi nyeri



RENPRA Dp 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan tidak nafsu makan. Tujuan : Kebutuhsn nutrisi dapat terpenuhi setelah dilakukan keperawatan Hasil yang diharapkan: – Nutrisi klien terpenuhi – Mual berkurang sampai dengan hilang. Rencana tindakan : 1. Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat. R/ Makanan yang hangat menambah nafsu makan. 2. Kaji kebiasaan makan klien. R/ Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu makan klien. 3. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam. R/ Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi mual. 4. Timbang berat badan bila memungkinkan. R/ Untuk mengetahui kehilangan berat badan.



5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitamin R/ Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam lemak Dp 3. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan pergerakan dan kelemahan. Tujuan : Gangguan mobilitas fisik teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan Kriteria Hasil : Pasien mendemonstrasikan tehnik / prilaku yang memungkinkan dilakukannya kembali aktifitas. Rencana tindakan : 1. Kaji derajat mobilisasi pasien dengan menggunakan skala ketergantungan ( 0-4 ) R / : seseorang dalam semua kategori sama-sama mempunyai resiko kecelakaan. 2. Letakkan pasien pada posisi tertentu untuk menghindari kerusakan karena tekanan. R / : Perubahan posisi yang teratur meningkatkan sirkulasi pada seluruh tubuh. 3. Bantu untuk melakukan rentang gerak R / : Mempertahankan mobilisasi dan fungsi sendi 4. Tingkatkan aktifitas dan partisipasi dalam merawat diri sendiri sesuai kemampuan R / : Proeses penyembuhan yang lambat sering kali menyertai trauma kepala, keterlibatan pasien dalam perencanaan dan keberhasilan. 5. Berikan perawatan kulit dengan cermat, masase dengan pelembab. R / : Meningkatkan sirkulasi dan elastisitas kulit



ASKEP NHP DIAGNOSA KEPERAWATAN : 1. Nyeri akut b/d agen injuri fisik 2. Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuskulair, ketidaknyamanan. 3. Kurang pengetahuan penyakit dan perawatannya b/d kurang paparan terhadap informasi, terbatasnya kognitif 4. Sindrom defisit self care b/d kelemahan, nyeri, gangguan musculoskeletal 5. Cemas b/d krisis situasional RENPRA HNP No 1



Diagnosa Tujuan Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan askep injuri fisik …. jam tingkat kenyamanan klien meningkat, tingkat nyeri terkontrol dg KH: · Klien melaporkan nyeri berkurang dg scala 2-3 · Ekspresi wajah tenang · klien dapat istirahat dan tidur · v/s dbn



Intervensi Manajemen nyeri : a. Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi. b. Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan. c. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien sebelumnya. d. Kontrol faktor lingkungan yang mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan. e. Kurangi faktor presipitasi nyeri. f. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologis/non



farmakologis). g. Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi dll) untuk mengetasi nyeri.. h. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri. i. Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol nyeri. j. Kolaborasi dengan dokter bila ada komplain tentang pemberian analgetik tidak berhasil. Administrasi analgetik :. a. Cek program pemberian analgetik; jenis, dosis, dan frekuensi. b. Cek riwayat alergi. c. Tentukan analgetik pilihan, rute pemberian dan dosis optimal. d. Monitor TV e. Berikan analgetik tepat waktu terutama saat nyeri muncul. f. Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala efek samping. 2



Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuskulair, ketidaknyamanan



Setelah dilakukan askep … jam· terjadipeningkatan Ambulasi :Tingkat· mobilisasi, Perawtan diri Dg KH : · · Peningkatan aktivitas fisik ·



Terapi ambulasi Kaji kemampuan pasien dalam melakukan ambulasi Kolaborasi dg fisioterapi untuk perencanaan ambulasi Latih pasien ROM pasif-aktif sesuai kemampuan Ajarkan pasien berpindah tempat secara bertahap · Evaluasi pasien dalam kemampuan ambulasi Pendidikan kesehatan · Edukasi pada pasien dan keluarga pentingnya ambulasi dini · Edukasi pada pasien dan keluarga tahap ambulasi · Berikan reinforcement positip atas usaha yang dilakukan pasien.



3



Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya b/d kurang paparan · informasi, terbatasnya kognitif ·



Setelah dilakukan askep …. jam pengetahuan klien dan keluarga· meningkat dg KH: · Mengetahui penyakitnya Mampu mejelaskan· kembali penyebab, tanda dan gejala, komplikasi dan cara· pencegahannya · Klien dan keluarga kooperatif saat· dilakukan tindakan ·



Pendidikan kesehatan : proses penyakit Kaji pengetahuan klien. Jelaskan proses terjadinya penyakit, tanda gejala serta komplikasi yang mungkin terjadi Berikan informasi pada keluarga tentang perkembangan klien. Berikan informasi pada klien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan. Diskusikan pilihan terapi Berikan penjelasan tentang pentingnya ambulasi dini · Jelaskan komplikasi kronik yang mungkin akan muncul



4



Sindrom defisit self care b/d kelemahan, nyeri, gg neuromuskulair ·



Bantuan perawatan diri Monitor kemampuan pasien terhadap perawatan diri Monitor kebutuhan akan personal hygiene, berpakaian, toileting dan makan Beri bantuan sampai pasien mempunyai kemapuan untuk merawat diri Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya. Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuannya Pertahankan aktivitas perawatan diri secara rutin Penurunan kecemasan : Bina hubungan saling percaya dengan klien / keluarga Kaji tingka kecemasan klien. Tenangkan klien dan dengarkan keluhan klien dengan atensi Jelaskan semua prosedur tindakan kepada klien setiap akan melakukan tindakan Dampongi klien dan ajak berkomunikasi terapeutik Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya. Ajarkan teknik relaksasi Bantu klien untuk mengungkapkan hal-hal yang membuat cemas.



Setelah dilakukan akep … jam kebutuhan· ADLs terpenuhi dg KH: Pasien dapat· melakukan aktivitas sehari-hari. · Kebersihan diri pasien· terpenuhi · ·



· 5



Cemas b/d krisis Setelah dilakukan askep situasional : tindakan …. jam klien· operasinya dapatmengontrol cemasdengan KH: · · secara verbal dapat· mendemonstrasikan teknik menurunkan cemas. · · Mencari informasi yang dapat menurunkan cemas · · Menggunakan teknik relaksasi untuk· menurunkan cemas · Menerima status kesehatan. · ·



About these ads POST CRANIOPLASTY



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan luka insisi. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka insisi. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan gygiene luka yang buruk Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan post operasi. Pola nafas inefektif berhubungan dengan efek anastesi Bersihan jalan nafas inefektif berhubungan dengan penumpukan secret Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan efek anastesi Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah



INTERVENSI KEPERAWATAN



N o 1.



Diagnosa Keperawatan Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan luka insisi



Criteria Hasil / Intervensi Tujuan Keperatan Tujuan: 1. Kaji nyeri,1. Setelahdilakukan catat tindakan keperawatan lokasi,karakteri rasa nyeri dapat teratasi stik, skala (0atau tertangani dengan 10). Selidiki baik. dan Kriteria hasil: laporkan peruba · Melaporkan rasa nyeri han nyeri hilang atau terkontrol. dengan tepat. 2. · Mengungkapkan metode pemberian menghilang rasa nyeri. · Mendemonstrasikan peng gunaan teknik relaksasi 3. dan aktivitas hiburan sebagi penghilang rasa2. Pertahankan nyeri posisi istirahat semi fowler.



Rasionalisasi



Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan penyembu han. Perubahan pada karakteristik nyeri menunjukkan terjadinya abses. Mengurangi tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi telentang. Meningkatkan normalisasi fungsi organ, contoh merangsang peristaltic dan kelancaran flatus, dan menurunkan ketidak nyamanan abdomen. 3. Dorong 4. Menghilangkan dan ambulasi dini mengurangi nyeri melelui penghilangan ujung saraf catatan: jangan lakukan kompres panas karena dapat menyebabkan kongesti jaringan. 5. Menghilangkan nyeri mempermudah 4. Berikan kerja sama dengan kantong es pada intervensi terapi lain.



2.



3.



Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka insisi



abdomen 5. Berikan analgesic sesuain indikasi Tujuan:Setelah di berikan1. Kaji dan catat1. tindakan pasien tidak ukuran, warna, mengalami gangguan keadaan luka, integritas kulit. Kriteria dan kondisi hasil: sekitar luka. Menunjukkan penyemb 2. Lakukan 2. uhan luka tepat waktu. kompres basah Pasien menunjukkan dan sejuk atau perilaku terap 3. untuk meningkatkan peny irendaman. embuhan dan mencegah3. Lakukan pera komplikasi. watan luka dan hygiene sesudah mandi,4. lalu keringkan kulit dengan hati - hati.



4. Berikan priorit as untuk meningka tkan kenyamanan pa sien. Resiko Tujuan: 1. Awasi tanda -1. tinggiinfeksi berhub Setelah dilakukan tanda ungan dengan tindakan keperawatan. vital, perhatika higiene luka yang Pasien diharapkan tidak n demam, buruk mengalami infeksi. menggigil, Kriteria hasil: berkeringat Tidak menunjukkan dan perubahan adanya tandainfeksi. mental dan Tidak terjadi infeksi. peningkatan nyeri abdomen. 2. Lihat lika2. insisi dan balutan. Catat karakteristik, 3. drainase luka. 3. Lakukan cuci tangan yang baik dan lakukan perawa4. tan luka aseptic. 4. Berikan antibiotik sesuai indikasi.



Mengidentifikasi terjadinya komplikasi.



Merupakan tindakan protektif yang dapat mengurangi nyeri. Memungkinkan pasi en lebih bebas bergerak dan meningkatkan kenyamanan pasien. Mempercepat proses penyembuhan dan rehabilitasi pasien,



Deteksi dini adanya infeksi.



Memberikan deteksi dini terjadinya proses infeksi. Menurunkan penyebaran bakteri



Mungkin diberikan secara profilaktif untuk menurunkan jumlah organism, dan untuk menurunkan pe nyebaran dan pertumbuhannya.



ASKEP MENIGOKOLE



A.



DIAGNOSA 1. Nyeri berhubungan dengan tekanan otak yang menonjol 2. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya benjolan dengan luka terbuka 3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya edema atau tekanan



B.



ASUHAN KEPERAWATAN N o 1



Dx



Noc



Nic



Nyeri



Diharapkan setelah diberikan  Kaji tingkat nyeri berhubung perawatan selama 2x24 jam  Lakukan distraksi derajat nyeri dapat diturunkan an dengan (pengalihan nyeri) dengan kriteria hasil : tekanan  Ciptakan lingkungan yang  Klien tidak rewel otak yang nyaman menonjol



 Klien tidak gelisah



 Berikan analgetik



 Klien tidak meringis



2



Resiko



Setelah



di



infeksi



keperawatan



berhubung



tidak



terjadi



lakukan selama infeksi



tindakan  Monitor keadaan luka 2x24jam  Rawat luka dengan teknik dengan



an dengan kriteria hasil :  Luka bersih dan tidak basah adanya



aseptik  Kolaborasi dengan dokter beri cairan antibiotik



benjolan dengan luka terbuka 3



Kerusakan



Setelah



integritas



keperawatan



kulit



kerusakan integritas kulit teratasi



berhubung



dengan kriteria hasil :  Integritas kulit yang baik



an dengan



di



lakukan selama



tindakan  Anjurkan 3x24jam



untuk



menggunakan longgar  Hindari



kerutan



pakaian pada



tempat tidur  Jaga kebersihan kulit agar



dapat dipertahankan  Tidak ada luka/lesi pada kulit tetap bersih dan kering edema atau  Perfusi jaringan baik  Monitor kulit akan adanya tekanan kemerahan  Oleska lotion/baby oil pada adanya



daerah yang tertekan  Mandikan pasien dengan sabun dan air hangat  Ajarkan keluarga tentang luka dan perawatan luka



ASKEP EPIDURAL ABSES Akumulasi nanah yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada penutup luar otak dan sumsum tulang belakang. UMUR Penyakit ini dapat menimpa semua usia. PENYEBAB Seringkali tidak diketahui penyebab utama penyakit abses epidural ini. Patofisiologi penyakit ini biasanya mencapai otak dengan salah satu dari tiga cara: Terjadi karena adanya infeksi yang berdekatan pada organ otak. Biasanya infeksi menyebar dari struktur sekitarnya, seperti osteomyelitis atau abses paravertebral. Untuk inokulasi langsung, infeksi yang disebabkan oleh luka di kepala atau tulang belakang. Melalui infeksi, darah yang menyebar melalui aliran darah dari organ-organ lain seperti paruparu yang terinfeksi, kulit atau katup jantung. GEJALA Gejala ini biasanya terjadi selama beberapa jam. Mereka mirip dengan tumor otak atau stroke: Sakit kepala. Mual dan muntah. Kelemahan, kesemutan atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh. Kembali rasa sakit dan radikuler (tipe siatik) ketika infeksi terlokalisir di sumsum tulang belakang. Kecepatan yang tidak teratur. Kejang. Demam. Kebingungan atau delirium. Kesulitan berbicara. FAKTOR RESIKO Cedera kepala. Rendah ketahanan tubuh terhadap penyakit seperti diabetes mellitus. Terakhir infeksi menjalar terutama di sekitar mata hidung, dan wajah. Katup jantung penyakit atau prostesis dalamnya.



ASKEP HYDOCEPHALUS POST VP SHUT



c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan drainase mekanik d. Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah