5 0 609 KB
ASUHAN KEPERAWATAN FISTULA ANI
DISUSUN OLEH : Manahan Agung Okta Setiawan Ma’arifatun Meyni Yastati Eco Cahyantoro
Prodi : keperawatan 5C Dosen Pembimbing : Ns. Pawiliyah, MAN
STIKES TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU 2012 1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rectum dengan dunia luar (udara luar ). Terletak didasar pelvis, dindingnya diperkuat oleh 3 spingter : 1.sfingter ani interus ( sebelah atas ), bekerja tidak menurut kehendak 2. sfingter levator ani,bekerja juga tidak menurut kehendak 3. sfingter ani ekssternus ( sebelah bawah ) bekerja menurut khendak. Kananlis anal merupakan bagian akhir dari usus besar dan rectum yang berawal dari diagfragma pelvis yang melewati otot levator ani dan berakhir pada pinggiran anal. Kanalis ini mempunyai panjang sekitar 4 cm. dinding otot dari kanalis aalmerupakan kelanjutan dari lapisan otot sirkuler rectum yang kemudian menebal dan membentuk sfingter internal Sehingga dengan demikian jika terjadi saluranyang tidak normal antara dua efitel atau permukaan endotel gampangannya adalah saluran yang tidak semestinya ada maka akan di namakan dengan fistulaani.
Ketika itu terjadi pada seseorang maka sangat sulit
disembuhkan. maka dengan itulah kami mengangkat judul asuhan keperawatan pada pasien Fistula Ani.
B. Tujuan 1) Tujuan Umum Diharapkan setelah mempelajari materi ini kita dapat mengetahui mengenai Asuhan Keperawatan pada klien dengan Fistula Ani. 2) Tujuan khusus Untuk mengetahui tentang konsep Fistula ani
2
C. Manfaat 1) Secara aplikatif, makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan kelompok dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien Fistula ani. 2) Menambah pengetahuan dan wawasan bagi semua pembaca tentang keperawatan pada klien Fistula ani.
3
asuhan
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Fistula ani adalah terowongan kecil yang membentuk di bawah kulit dan menghubungkan kelenjar anal yang sebelumnya terinfeksi ke kulit di pantat luar anus. Fistula ani adalah luka bernanah / borok sulit sembuh di samping anus. Fistula anal adalah saluran tipis, tubuler, fibrosa yang meluas ke dalam saluran anal dari lubang yang terletak di samping anus. Fistula biasanya adalah akibat infeksi. Fistula juga dapat terjai akibat trauma, fisura atau enteritis regional ( Brunner Suddarth, 2001 ) atau fistel paraanal adalah saluran yang menyerupai pipa ( pistula, latin = pipa ) sering teraba menyerupai pipa/saluran yang mengeras. Saluran ini membentuk mulai dari dalam anus (anorektal ) menembus keluar bokong ( perineum ). B. Etiologi Fistula ani hampir selalu disebabkan oleh abses anorektal yang mendahului. Kelenjar anal yang terletak pada linea dentate menyediakan jalan bagi organisme pathogen untuk mencapai ruang interspingterik. Namun selain itu yang menjadi penyebab terjadi fistula ani adalah : Trauma Penyakit crohn Fisula anal Kanker Terapi radiasi Infeksi actimycoses Tuberculosis
C. Klasifikasi Kalsifikasi yang paling membantu namun tetap rumit dikemukan oleh Parketal.Empat bentuk dasar dari fistula in ano digambarkan dalam klasifikasi ini, yang berdasarkan pada hubungan antara fistula dan otot-otot spingter. Yaitu sebagai berikut : 4
o Fistula interspingterik Fistula ini diakibatkan oleh abses perianal. Traktus berjalan di dalam ruang interspingterik. Jenis ini juga merupakan tipe yang saling sering dengan kisaran 70% dari semua fistula ini ano. Pada fistula interspingterik juga dapat didapatkan sebuah traktus buntu yang tinggi dengan arah keatas dari ruang interspingterik menuju ruang supralepator. Bukan eksternalnya biasanya pada kulit perianal yang dekat dengan pinggiran anal. o Fistula transpingterik Merupakan fistula kedua yang tersering, mencakup 23% dari semua fistula yang didapatkan.Umumnya hasil dari abses ischiorektal. Traktus fistula berjalan dari ruang interspingterik melewati spingter eksternal, menuju ke dalam fossaischiorektal dan kemudian berakhir pada kulit. Ketinggian traktus melewati spingter eksternal agak bervariasi. Fistula transpingterik dapat melibatkan hampir seluruh spingter eksternal atau hanya bagian superficial saja. Fistula jenis ini juga dapat mempunyai traktus buntu yang tinggi dan dapat mencapai apeks dari poss ischiorektal atau dapat memanjang melalui otot levator ani dan ke dalam apeks. D. Patofisiologi Pada fistula ani selalu ditemukan dua buah muara keluar yang sering disebut dengan istilah eksternal opening ( daerrah perineum ) dan internal opening ( anorektal). Lebih mudah untuk menemukan external opening dibandingkan internal opening apalagi internal openingnya lebih dari satu (multiple) karakteristik dibandingakan penyakit/gangguan lain yang berada disekitar anus (hemoroid/wasir, abses anal, fisura ani dll) adalah pada fistula ani sering terjadi kekambuhan dan infeksi ulang jika tidak mendapat penanganan yang baik. Sering dianggap tidak berbahaya.Tidak jarang banyak yang menyimpan fistula ani sampai bertahun-tahun. Gejala yang tampak ringan seperti bisul atau luka lecet dibokong membuat fistula ani sering mendapat penanganan yang keliru dan menyebabkan keterlambatan pasien untuk datang konsultasi kedokter. Awal keluhan biasanya berupa keluarnya cairan yang tidak biasanya dari anus( diluar waktu BAB/ buang aiar besar) cairan biasanya berupa nanah atau cairan serupa nanah, nyeri pada anus, bengkak pada tepi anus yang berulang, gatal pada anus. Kadang-kadang ddidahului dengan keluhan hemorid atau wasir. Sering mengalami abses anal 5
(nanah pada anus) sebelumnya. Sering disertai rembesan nanah atau darah disekitarnya. Pasien sering mengira bintik atau bulatan tersebut, bisul atau luka lecet biasa. Biasanya disebut fistel adalah terowongan yang menyambung dua bagian tubuh yang tidak lazim. Biasanya adalah sejenis bisul dibagian anus yang tidak bisa sembuh-sembuh. Didalam bisul tersebut adalah terowongan atau canal yang menembus ke saluran pembuangan rectum. Bisa ada satu, dua tau lebih lubang fistula.
6
E. WOC
7
F. Manifestasi Klinis
Pus atau feses dapat bocor secara konstan dari lubang ketaneus. Gejala lain mungkin passase flatus atau feses dari vagina atau kandung kemih,tergantung pada saluran fistula. Fistula yang tidak teratasi dapatmenyebabkan infeksi sistemik disertai gejala yang berhubungan.(Brunner Suddarth, 2001 ). Adapun manifestasi klinis penyakit fistula ani adalah sebagai berikut :
Pus atau feses dapat bocor secara konstan darilubang kutaneus
Pasase platus atau feses dari vagina atau kandung kemih tergantung pada saluran fistula
Keluarnya cairan yang tidak biasa dari anus ( diluar waktu BAB/ buang air besar ) cairan bisa berupa nanah atau cairan berupa darah
Nyeri pada anus
Bengkak pada tepi anus yang berulang
Gatal pada anus
Kadang-kadang didahului olehkeluhan hemoroid/wsir
Sering mengalami abses anal ( nanah pada anus ) sebelumnya
Bisul/luka lecet di bokong
Eksternal opening pada bokong akan terliahat seperti bintik atau bulatan memerah sering disertai rembesan nanah.
Gejala yang tampak ringan seperti bisul atau luka lecet di bokog membuat fistula ani sering mendapat penanganan yang keliru dan menyebabkan keterlambatan psien untuk dating konsultasi ke dokter
G. Pemeriksaan penunjang Laboratorium Tidak diperlukan laboratorium yang sfesifik untuk penyakit ini.Yang biasa dilakukan hanya peemeriksaan preoperative sesuai dan komorbiditas.
8
Pencitraan pemeriksaan radiologi Pemeriksaan radiologi bukanlah pemeriksaan rutin unutk evaluasi fistula. Pemeriksan dilakukan untuk membantu saat dari bukaan primer/internal sulit diidentifikasi atau pada kasus fistula rekuren atau fistula multifel untuk mengidentifikasi traktus sekunder atau bukaan promer yang terlewatkan.fistulografi dapat dilakukan dengan menginjeksizat kontras melalui bukaan internal
X-ray Anterofosterior, lateral dan oblikuntuk melihat jalnnya fistula.Prosedur ini mempunyai
tingkat
akurasi
16-48%
dan
memutuhkan
kemampuan
untukemvisalisasikan bukaan internal.Jaringan granulose dan materi purulen di dalam traktus fistula seringkali mengobtruksi aliran kontras menuju perpanjangan fistula sehingga dapat memberikan gambaran yang slah.
H. Penatalaksanaan Pembedahan selalu dianjuran karena beberapa fistula sembuh secara spontan.Fistulektomi
(eksisi
saluran
fistula)
adalah
prosedur
bedah
yang
dianjurkan.Usus bawah dievakuasi secara seksama dengan enema yang diprogramkan. Selam pembedahan, saluran sinus didentifikasi dengan memasang alat kedalamnya atau dengan enginjeksi saluran dengan larutan biru metilen.Fistula didiseksi keluar atau dibiarkan terbuka, dan insisi lubang rektalnya mengarah keluar. Luka diberi tampon dengan kasa. (brunner and suddarth2001).
I. Komplikasi Komplikasi dapat terjadilanagsung seetelah operasi atau tertunda. Komplikasi yang dapat langsung terjadi antara lain :
Perdarahan
Impaksi fecal
9
Hemoroid yaitu komplikasi yang tertunda antara lain : inkontenensia. Mundulnya inkontinensia berkaiatan dengan banyaknya otot spingter yang terpotong, khususnya pada pasien dengan fistul komplek sepertiletak tinggi da letak posterior. Drainase dari pemanjangan secara tidak sengaja dapat merusak saraf-saraf kecil dan memimbulkan jaringan parut lebih banyak. Apabila pingggiran psitulotomi tidak tepat, maka anus akan tidak dapat rapat menutup, yang mengakibatkan bocornya gas dan feses. Resikoini sering kali terjadi pada wanita.
Rekurens : terjadi akibat kegagalan dalam mengidentifikasi bukaan primer atau mengidentifikasi pemanjangan fistula ke atas atau ke smping. EpitelisASI dari bukaan interna dan aksterna lebih diprtimbangkan sebagai penyebab persistennya fistula. Resiko ini juga meningkat terjadi pada wanita
Stenosisanalis :proses penyembuhan menyebabkan fibrosis pada kanalis anal.
Penyembuhan luka yang lambat ; penyembuhan luka membutuhkan waktu kurang lebih 12 minggu, kecuali ada penyakit lain yang menyertai ( sperti penyakit crohn )
KONSEP DASAR ASKEP A. Pengkajian teoritis 1. Biodata pasien o Identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,pekerjaan, agama,
suku
bangsa,
tanggal
masuk
rumah
sakit,
tanggal
pengkaian,diagnose medis, alamat dan nomor medrek. o Identitas penanggung jawab meliputi : nama, pekerjaan agama,pendidikan, suku bangsa dan hubungan dengan klien.
2. Riwayat kesehatan o Riwayat kesehatan sekarang a. Keluhan utama masuk rumah sakit Yaitu keluhan klien saat pertama masuk rumah sakit
10
b. Keluhan utam saat dikaji Tanyakan keluhan klien saat pengkajian yang dikembangkan dengan menggunakan PQRST Misalnya : awal keluhan biasanya berupa keluarnya cairan yang tidak biasa dari anus ( diluar waktu BAB / buang air besar ) cairan bisa berupa nanah atau cairan serupa darah, nyeri, pada anus, bengkak pada tepi anus yang berulang, gatal pada anus.
o Riwayat kesehatan dahulu Tanyakan mengenai maslah-masalah yang dahulu yang berhubungan dengan pncernaan, misalnya abses trauma, karsinoma, penyakit crohn , tuberculosis dan lain-lain.
o Riwayat kesehatan keluarga Hal yang perlu dikaji adalah apakah dalam keluarga klien terdapat penyakit keturunan ataupun penyakit menular dan penyakit-penyakit yang karena lingkungan kurang sehat yang bedampak egative pada kesehatan anggota keluaraga termasuk klien.
3. Data biologis Aktivitas/istirahat Gejala : kelemahan Tanda : kesulitan ambulasi Sirkulasi Tanda : takikardi, berkeringat, pucat,hipotensi ( tanda syok ), edema jaringan Eliminasi Gejala : ketidkmampuan defeksi dan flatus, konstipasi 11
Tanda : cekukan, distensi abdomen, : abdomen diam, penurunan/ tak ada bsing usus ( ileus) : bunyi keras hlang timbul, bising usus kasar ( obstruksi ) ; kkakuan abdomen, nyeri tekan, hiperesonan/timpani ( ileus ) ; hilang suara pekak diatas hati ( udara bebas dalam abdomen ) Makanan/cairan Gejala : anoreksia ,muntah, mual ; halus. Tanda : takut makan Nyeri/ketidaknyaman Gejala : nyeri pada usus Pernapasan Tanda : pernapasan dangkal, takipnea Keamanan Gejala : riwayatimplasi organ pelvis ( slvingitis); infeksi pasca melahirkan, abses retroperitoneal.
4. Pemeriksaan fisik Dilakukan dengan menggunakan teknik inspeksi,palpasi, perkusi dan auskultasi terhadap berbagai sistem tubuh 5. Laboratorium Dilakukan analisis cairan lambung :
Laboratorium
X-ray
Pemeriksaan diagnostic
6. Prioritas keperawatan
Mencegah komplikasi
Memberikan informasi tentang proses/prognosis dalam program pengobatan 12
Mendukung control aktif pasien terhadap kondisi
Mempertahankan / meningkatkan asupan nutrisi
B. Analisis data Data yang sudah dikumpulkan kemudian dikelompokkan berdasarkan masalahnya, kemudian dianalisa sehinggga menghasilakan berupa masalah keperawatan yang nantikan akan menjadi diagnose keperawatan. no Analisa data 1
Do :
etiologi
pasien mengatakansudah Kerusakan tiga hari tidak BAB
DS :
masalah otot Konstipasi
spingter
abdomen kembung dan keras
2
DO :
pasien mengatakan sakit Kerusakan di daerah anus
DS :
Nyeri
jaringan
pasien tampak meringis dan melindungi daerah yang sakit
3
DO : pasien mengatakan ada Penyumbatan dan Kerusakan lubang berisi nanah di terperangkapnya
DS :
dekat anus
fese dan bakteri
terdapat fistula
dalam kelenjar (
intergritas kulit
infeksi )
C. Diagnosa keperawatan yang muncul Adapun diagnose keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan fistua ani adalah : 1. Konstipasi berhubungan dengan kerusakan otot sfingter 2. Nyeri berhubungan dengan kerusakan jarngan sekitar anus 3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penyumbatan dan terperngkapnya feses dan bakteri dalam bakteri dalam kelenjar (infeksi )
13
D. Rencana Asuhan keperawatan N
Dx
Tujuan
o
keperawatan
1
Konstipasi
Setelah
berhubungan
dilakukan
kriteria hasil
-
Intervensi
Klen
Mandiri
menyata
Rasionalisasi
Timbang
Memberikan
kerusakan otot perawatan 2x
kan
berat badan
informasi
sfingter
dapat
tiap hari
tentang
24
jam
keluhan
BAB
kebutuhan
berkurang
dengan
diet/keefektifa
atau hilang
baik
n terapi
Dorong tirah
Menurunkan
baring
dan
kebutuhan
dan
atau
metabolik
batasi
untuk
aktivitas
mencegah
selama fase
penurunan
akut
kalori
dan
simpanan energy.
Batasi
Mencegah
makanan
serangan akut
yang
/ eksaserbi
dapat
menyebabka nkram abdomen, flatus
14
Catat
Memberikan
masukan dan
rasa
kontrol
perubahan
pada
pasien
simptomatol
dan
ogi
kesempatan untuk diinginkan /dinikmati. Dapat meningkatkan masukan.
kolaborasi
Mulai
Memungkin
/tambahkan
saluran
diet
untuk
sesuai
indikas
usus
mematikan kembali proses
Berikan obat
pencernaan.
sesuai
Protein perlu
indikasi
untuk penyembuhan integritas jaringan
2
Nyeri
Setelah
Mandiri
berhubungan
dilakukan
dengan
perawatan 2x
Klien
kerusakan
24 jam skala
menyatak
laporan
jaringan
nyeri ( akut )
an
nyeri,
disekitar kulit
hilang/
hilang/
lokasi, lama,
itas
berkurang
terkontrol
intensitas
umum
Menunju
0-10 ) dan
tetapi dapat
kkan
karakteristik
menunjukk
pengguna
nya
an
an
dangkal,
komplikasi
keterampi
tajam,
.
lan
konstan )
cenderung
nyeri
15
Sedikit
Perubahan dalam
catat
(
(
lokasi/intes tidak
Nyeri
relaksasi,
menjadi
metode
konstan,
lain untuk
lebuh berat
meningkt
dan
akan
menyebar
kenyama
keatas,
nan
nyeri dapat local
bila
terjadi abses
Pertahanan
Memudahk
posisi semi-
an drainase
fowlersesuai
cairan/lika
indikasi
karena gravitasi dan membantu maminimal kan
nyeri
karena gerakan
16
Berikan
Meningkat
tindakan
kan
kenyamanan
relaksasi
.
dan
contoh
:pijatan
mungkin
punggung,
meningkat
nafas dalam,
kan
latihan
kemampua
relaksasi/vis
n
koping
ualisasi
pasien memfokus kan kembali perhatian
Berikan
Menurunka
perawatan
n
mulut
muntah
dengan
yang dapat
sering.
meningkat
Hilangkan
kan
rangsangan
tekanan
lingkungan
nyeri/ intra
yang
abdomen
tak
mual,
menyenangk an
Kolaborasi
Berikan
Menurunka
obat sesuai
n
laju
indikasi,
metabolic
analgetik,
dan iritasi
narkotik,
usus karena tosin sirkulasi/ local, yang membantu menghilan gkan nyeri
17
dan meningkat kan penyembua han
antiemetik,
Menurunka
contoh
n
mual
asetaminofe
muntah
n ( vistaril )
yang dapat meningkat kan
nyeri
abdomen
Antipiretik,
Menurunka
contoh
n
asetaminofe
ketidaknya
n ( Tylenol
man
)
sehubunag n
dengan
demam/me nggigil 3
Kerusakan
Setelah
integritas kulit dilakukan berhubungan
perawatan 3x
Kolaborasi
Meningk
Catat
Mempeng
atnya
factor
arihi
denganpenyum 24 jam resiko
penyemb
resiko
pilihan
batan
uhan
individuco
intervensi
pada
ntoh
ya feses dan
waktu,
trauma
bakteri dalam
bebas
abdoment,
kelenjar
drainase
apendiksiti
pururen
s
atau
dialisa
dan infeksi tidak
terperangkapn
infeksi )
terjadi
(
18
akut,
tidak
peritonial.
demam
Menyata
Kaji tanda
Tanda
kan
vital
adanya
pemaha
dengan
syok
man
sering,
septic,
penyeba
catat tidsk
endotoksi
b
membaikn
n sirkulasi
individu,
ya
dan
atu
berlanjutny
rendahnya
a hipotensi,
status
penurunan
curah
tekanan
jantung
nadi, takikardia, demam, takipnea.
Catat
Hipoksem
perubahan
ia,
status
hipotensi,
mental
dan
(contih
asidosis
bingung,
dapat
pingsan)
menyebab kan penyimpa ngan status mental
Catat warna
19
Hangat, kemeraha
kulit, suhu,
n,
kulit
kelembaba
kering,
n
adalah tanda dini septikimia . Selanjutny a manifestas i termasuk dingin, kulit lembab dan sianosis aebgai tanda syok
Awasi
Oliguriate
haluaran
rjadi
urin
sebagai akibat penurunan perfusi ginjal, toksin dalam sirkulasi mempeng aruhi antibiotic
20
Pertahaan
Mencegah
teknik
meluas
asetik tetap
dan
pada
membatasi
perawatan
penyebara
drein
n
abdoment,
organism
lika
infeksi/ko
insisi
atau
ntaminasi
terbuka
silang
dan
sisi
anvasif. Bersihkan dengan betadin atau larurtan yang
lain
yang tepat
Observasi
Memberik
drainase
an
luka
informasi
atau
drein
tentang status infeksi
Pertahanka n
teknik
steril
21
bial
Mencegah penyebara n,
pasien
membatasi
terpasang
pertumbuh
kateter atau
an bakteri
kebersihan
pada
perinial
traktus
rutin
urinarius
Awasi atay
Menurunk
batasi
an resiko
pengunjun
terpajan
g atau staf
pad
sesuai
menamba
kebutuhan,
h
Berikan
skunder
perlindung
pada
an
pasien
isolasi
tau
infeksi
bila
yang
diindikasik
mengalam
an
i tekanan imun
Kolaborasi
22
Ambil
Mengident
contoh
ifikasi
atau
mikroorga
awasi
nisme dan
hasil
membantu
pemeriks
dalam
aan seri
mengkaji
darah,
keefktifan
urin,
program
kultur
antimicrob
luka
ial
Bantu
Dilakukan
dalam
untuk
aspirasi
membuan
peritonia
g
l,
dan
bila
cairan
diindikas
mengident
ikan
ifikasi organism infeksi sehinggga infeksi terapi antibioyik yang dapat diberikan
Beri
Terapi
antimikr
ditunjukan
obial,
pada
contoh
bakteri
gintanisi
anaerob
n(garam
dan
ysin):
aerog
amikasin
gram
(amikin):
negatif.
clyndami
Lvase
sin(cleoc
dapat
in);
digunakan
lavase
untuk
peritonea
mebuang
l/IV
jaringan
basil
nekrotik dan mengobati inflamasi yang terlokalisa si
atau
menyebar
23
dengan buruk.
Siapkan
Pengobatan
unuk
pilihan
(
tinterven
kuratif)
si bedah
pada
bila
peritonitif
diindikas
akut
ikan
local,
atau
contoh drainase abses local membuang eksudat peritoneal, membuang rukstur apendik atau kandung empedu, mengatasi peforasi ulkus, atau resepsi usus.
24
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Fistula anal adalah saluran tipis,tubuler,fibrosa yang meluas ke dalam saluran anal dari lubang yang terletak di samping anus. Fistula biasanya dalah akibatinfeksi. Fistula juga dapat terjai akibat trauma, fisura atau enteritis regional ( Brunner Suddarth, 2001 ). Fistula ani hampir selalu disebabkan oleh abses anorektal yang mendahului. Kelenjar aal yang terletak pada linea dentate menyediakan jalan bagi organism pathogen untuk mencapai ruang interspingterik. Klasifikasi fistulaani yaitu :
Interspingterik
transpingterik
B. Saran Sebagai seorang mahasiswa keperawatan sebaiknya nantinya dalam memberikan asuhan keperawatan juga harus memberikan pedidikan kesehatan, serta dapat menganjurkan pasien untuk bergaya hidup sehat seperti makan-makanan yang bergizi dan teratur. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
25
DAFTAR PUSTAKA
( Brunner and Suddarth). 2001 . Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. EGC : Jakarta Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Carpenito, Lynda Juall. 1999. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8 . EGC : Jakarta.
26