9 0 73 KB
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA Tn.A DENGAN GIGITAN ULAR Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tindakan Keperawatan Gawat Darurat
DISUSUN OLEH : Ahkyen Nurhanifah Alifatun Khasanah Anggun Kusuma Dewi Anis Listianingsih Annisa Shohwatul Islam Arif Purnomo Bambang Dedi Setiawan Danang Ardiazis Devi Rahayu Agustin Dika Ruliyana Dini Saputri
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2015
LAPORAN KASUS
KASUS Tn.A 37 tahun masuk rumah sakit tgl 13 April 2015, sebelumnya penderita pada pukul 12.30 WIB digigit ular di tungkai kiri, dibawa ke RSUD Kebumen jam 13.00 WIB. Penderita mengeluh : sesak nafas, terasa panas, nyeri, badan kaku semua dan kaki bengkak. Nyeri kepala (-), mual dan muntah (-). Px TTV di IGD : S : 36,9 derajat C, TD : 130/80, N : 78/menit, RR : 34 x/menit. A. Identitas Pasien Nama
: Tn.A
Umur
: 37 tahun
Alamat
: Kebumen
Jenis Kelamin : L Pekerjaan
: Tani
Pendidikan
: SMP
Keluhan Utama : Klien mengatakan sesak nafas. Riwayat Kesehatan Sekarang : klien datang ke IGD pada tanggal 13 April 2015 jam 13.00 WIB, dengan di bawa oleh tetangganya, klien mengatakan tungkai kirinya digigit ular, setelah itu klien merasakan sesak nafas, terasa panas, nyeri, badan kaku semua dan kaki bengkak, tampak kebiruan. dan tiba-tiba terjatuh. Di rumah kaki klien sudah diikat dengan menggunakan kain diatas luka gigitan ular tersebut. Lalu klien langsung dibawa ke RS. Hasil pemeriksaan TTV : TD : 90/60 mmHg, N : 78 x/menit, RR : 34 x/menit, S : 36,9 derajat C.GCS E3V3M5 di IGD terpasang infus NaCl 0,9 % 30 Tpm. Riwayat Kesehatan Dahulu : Klien sebelumnya tidak menderita sakit apapun. Riwayat Kesehatan Keluarga : klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular atau menurun seperti, DM, hepatitis, TBC, Hipertensi, dll
B. Pengkajian Primary Survey 1. Airway : tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak ada sputum, tidak ada darah. 2. Breathing : klien mengalami sesak nafas, penggunaan otot bantu pernafasan, RR = 32 x/menit, pengembangan dada simetris, suara nafas vesikuler. 3. Circulation : ada perdarahan di tungkai kiri karena gigitan ular, N = 52x/menit, akral dingin, CRT >3 detik, sianosis. 4. Disability : kesadaran somnolent (E3V3M5), pupil isokor (2mm). 5. Exposure : terdapat perdarahan pada luka gigitan ular, adanya edema pada luka, memar. C. Pengkajian secondary survey 1. Pemeriksaan Fisik b) Kepala : meochepal, rambut bersih, tidak beruban. c) Mata : ishokor (2 mm), reaksi cahaya +, konjungtiva tidak anemis. d) Hidung : simetris, tidak ada polip, bersih. e) Telinga : bentuk simetris kanan kiri, tidak terdapat serumen, bersih f) Mulut : mukosa bibir lembab, simetris. g) Leher : penggunaan otot bantu pernafasan (sternokleidomastoidius), tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. h) Dada : a. Paru-paru : Inspeksi : pengembangan dada simetris, tidak ada jejas Palpasi : vocal fremitus teraba kanan kiri. Perkusi : sonor Auskultasi : Vesikuler, bronchovesikuler, bronchial. b. Jantung : Inspeksi : ictus kordis tidak tampak Palpasi : teraba ictus kordis di SIC V dan VI
Perkusi : Pekak Auskultasi : terdengar bunyi S1 dan S2 i) Abdomen : Inspeksi : simetris, tidak ada luka Auskultasi : peristaltic usus 6x/menit Perkusi : Thympani Palpasi : tidak ada pembesaran hepar, tidak ada massa. j) Ekstremitas : a. Ekstremitas atas : terpasang infus NaCl 0,9 % di tangan dextra, tidak ada edema b. Ekstremitas bawah : Akral dingin, bengkak pada luka gigitan, kekakuan otot kaki dextra, nyeri pada luka. D. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan Laboratorium Hb: 10,4 g/dl, LED:3–10, Leukosit 11.000,
Eritrosit: 3,27 × 103/µL,
Trombosit: 7 × 103/µL, PCV: 30,8%, PPT : > 200’, KPTT: > 200, C 30,3’ BUN 20,8 mg/dl, Screatinin: 1,7mg/dl Kalium: 3,6 meq/L Natrium 131 meq/L GDA: 214 mg% SGOT : 30 U/L SGPT : 18 U/L E. Program Terapi a. IVFD RL 30 Tpm b. Novalgin 3 x1 ampul c. Injeksi SABU 1 ampul d. Kalnex inj 3x1 e. Terfacef 2x1 gr
ANALISA DATA Tanggal, jam Senin,
No.Dx Data Fokus 13
1
April
DS : a. klien
Problem
Etiologi
Pola nafas tidak
Reaksi Endotoksin
efektif
mengatakan
2015,
sesak napas DO : a. RR : 32
13.00 WIB
x/menit b. Penggunaan otot bantu pernafasan
Senin,
13
2
April 2015,
DS : DO : a. Tampak luka
Resiko
tinggi Ketidakadekuatan
infeksi
pertahanan tubuh
Resiko Syok
Tidak adekuatnya
gigitan ular
13.00 WIB
pada tungkai kaki. b. Leukosit 11.000
Senin,
13
April 2015, 13.00 WIB
3
DS :DO : a. Sianosis b. TD : 90/60 mmHg c. N : 52x/menit d. Kesadaran somnolent (E3V3M5) e. CRT >3 detik f. Perdarahan
peredaran darah kejaringan.
tungkai kiri g. Bengkak h. Badan kaku Diagnosa Keperawatan : a. Pola nafas tidak efektif b.d reaksi endotoksik b. Resiko tinggi infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh c. Resiko syok b.d tidak adekuatnya peredaran darah ke jaringan INTERVENSI KEPERAWATAN Tanggal/jam
No.
Tujuan
Intervensi
Ttd
DX Senin, 13 April 1
Setelah
2015,
tindakan keperawatan 1
gunakan tehnik head tilt
x 15 menit diharapkan
chin lift
13.00
WIB
dilakukan
nafas efektif.
a. Buka
jalan
nafas
b. Posisi semifowler
Kriteria hasil :
c. Kolaborasi
a. Frekuensi pernafasan
pemberian
oksigen 16-
24 x/menit b. Bernafas mudah
d. Atur intake untuk cairan e. Berikan pelembab udara f. Auskultasi bunyi nafas
c. Tidak didapatkan penggunaan otot-otot tambahan d. Bersuara secara adekuat
Senin, 13 April 2
Setelah
2015,
tindakan keperawatan 1
WIB
13.00
dilakukan
x 15 menit diharapkan
a. Lakukan
pengikatan
pada daerah atas luka 15-
infeksi tidak terjadi.
30 cm dari luka gigitan
Kriteria hasil :
b. Pertahankan isolasi
a. Menghindari paparan
tehnik
yang
c. Cuci
tangan
sebelum
bisa
atau setelah melakukan
mengancam
tindakan
kesehatan
d. Kolaborasi
b. Leukosit dalam batas normal(4.00011.000)
pemberian
anti bisa ular e. Kolaborasi
pemberian
antibiotic, obat SABU f. Pertahankan
c. Memperoleh
tehnik
aseptik
immunisasi yang sesuai d. Mengenali perubahan status kesehatan Senin, 13 April 3
Setelah
2015,
tindakan keperawatan 1
WIB
13.00
dilakukan
x 15 menit diharapkan syok tidak terjadi.
b. Posisikan pasien untuk
c. Jaga
a. Tekanan
darah
dalam
batas
normal
kepatenan
jalan
nafas d. Pantau gejala kegagalan respirasi
dalam
batas normal c. Perfusi jaringan baik d. Kesadaran
RR, S)
mengoptimalkan perfusi
Kriteria hasil :
b. Nadi
a. Evaluasi TTV (TD, N,
e. Kolaborasi
pemberian
cairan IV ke
f. Longgarkan pakaian
membaik