Askep Jiwa Pada Bayi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Bayi



Dosen Pembimbing Ns. Sri Ariyanti, M.Kep Disusun Oleh : Erwin Dishantoso NIM.SNR19214009 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NON REG SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2020



KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa, yang telah memberikan Rahmat dan nikmat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Asuhan Keperwatan Jiwa Pada Bayi “ untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa. Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang setulustulusnya kepada Dosen Pembimbing dan juga kepada semua pihak yang telah mendukung menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan dan semoga makalah ini dapat menambah pemahaman dan wawasan pembaca tentang Asuhan Keperawatan Jiwa.



Pontianak, 17 Maret 2020



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ………………………………………………………….



i



DAFTAR ISI …………………………………………………………………... ii BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………..



1



A. Latar Belakang ……………………………………………………….



1



B. Rumusan Masalah ……………………………………………………



1



C. Tujuan ………………………………………………………………..



2



BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………



3



A. Pengertian Bayi ………………………………………………………… 3 B. Karakteristik perkembangan pada masa bayi ………………………….. 4 C. Ciri-ciri masa bayi ……………………………………………………..



7



D. Tugas Perkembangan Pada Masa Bayi ………………………………… 8 BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA BAYI …………………



9



A. Pengkajian ……………………………………………………………..



9



B. Diagnosa Keperawatan ………………………………………………... 10 C. Intervensi Kperawatan ………………………………………………… 10 BAB IV PENUTUP …………………………………………………………… 16 A. Kesimpulan …………………………………………………………… 16 B. Saran ………………………………………………………………….. 17



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa bayi merupakan masa awal kehidupan manusia. Perkembangan masa bayi sangat mempengaruhi dasar perilaku individu dikehidupan selanjutnya. Perkembangan psikosial bayi dimulai pada usia 1-2 bulan memperhatikan rasa senang, nyaman berdekatan dengan orang yang dikenal, usia 4-7 bulan memberikan respon emosional terhadap kontak sosial dan usia 9-10 bulan mulai lepas dari pengasuhnya karena sudah dapat merangkak atau meraih seuatu. Usia 1 tahun tampak interaktif rasa aman dengan ibu dan pengasuhnya dan usia 2 tahun mulai menguikuti perbuatan. Adanya gangguan psikosoial ini kemungkinan dapat memperkirakan apakah anak akan cenderung pendiam atau hiperaktif. Adanya gangguan ini perlu mendapatkan perhatian dari orang tua, karena biasanya berhubungan dengan gangguan lainnya seperti hiperaktif dengan terlambat bicara. Dalam perkembangan psikososial, khususnya pada masa bayi, memiliki hubungan dengan perihal keterikatan (attachment), perkembangan psikososial, temperamen, perkembangan rasa percaya, dan emosi. Menurut Erikson (1968), pada tahun pertama (bayi usia 1-2 bualn) kehidupan ditandai dengan adanya tahap perkembangan rasa percaya atau tidak percaya. Erikson meyakini bayi dapat mempelajari rasa percaya apabila mereka diasuh dengan cara yang konsisten. Rasa tidak percaya dapat muncul apabla bayi tidak mendapatkan perlakuan yang baik. B. Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Bayi? 2. Bagaimana Karakteristik Perkembangan Masa Bayi? 3. Apa Saja Ciri –Ciri Masa Bayi? 4. Bagaimana Tugas Perkembangan Masa Bayi? 5. Bagaimana Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Bayi? 1



2



C. Tujuan 1. Mengetahui Pengertian Bayi. 2. Mengertahui Karakteristik Perkembangan Masa Bayi. 3. Mengetahui Ciri –Ciri Masa Bayi. 4. Mengetahui Tugas Perkembangan Masa Bayi. 5. Mengetahui Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Bayi.



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Bayi Pengertian masa bayi adalah masa yang berlangsung selama 2 tahun pertama setelah 2 minggu periode bayi yang baru lahir (postnatal). Meskipun pada masa bayi sering dianggap masa bayi baru lahir, label masa bayi akan digunakan untuk membedakannya dengan periode postnatal yang pada masa ini ditandai dengan keadaan sangat tak bedaya. Umumnya ahli psikologi perkembangan membatasi periode masa bayi dalam 2 tahun pertama ini dengan menyebutnya periode vital, karena kondisi fisik dan psikologi bayi merupakan pondasi yang kukuh untuk perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya. Selama beberapa bulan masa bayi, keadaan tidak berdaya itu secara berangsur-angsur agak menurun. Akan tetapi, tidak berarti keadaan tidak berdaya secara cepat menghilang dan bayi menjadi mandiri, tetapi setiap hari, setiap minggu, setiap bulan , bayi semakin mandiri, sehingga saat masa bayi berakhir pada ulang tahun kedua, ia menjadi seorang manusia yang berbeda dengan masa bayi. Oleh karena itu “bayi” banyak ditafsirkan sebagai individu tidak berdaya, maka semakin umum orang menanamkan masa bayi selama 2 tahun sebagai anak kecil yang baru belajar berjalan. Anak kecil adalah bayi yang telah berhasil menguasai tubuhnya sehingga relative mandiri. Rasa percaya dan tidak percaya tidak muncul hanya pada tahun pertama kehidupan saja. Tetapi rasa tersebut muncul lagi pada tahap perkembangan selanjutnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat anak-anak memasuki sekolah dengan rasa percaya dan tidak percaya dapat mempercayai guru tertentu yang banyak memberikan waktu baginya sehingga membuatnya sebagai orang yang dapat dipercaya. Pada kesempatan kedua ini, anak mengatasi rasa tidak percaya sebelumnya. Sebaliknya, anak-anak yang meninggalkan masa bayi dengan rasa percaya pasti pada tahap selanjutnya



3



4



masih dapat memiliki rasa tidak percaya, yang mungkin terjadi karena adanya konflik atau perceraian kedua orang tuanya. Erikson menekankan bahwa tahun kedua kehidupan ditandai oleh tahap otonomi versus rasa malu dan ragu-ragu [ CITATION Hid08 \l 1033 ] D. Karakteristik Perkembangan Pada Masa Bayi 1. Perkembangan refleks Pada masa bayi terlihat gerakan –gerakan spontan, yang disebut reflek. Reflek adalah gerakan-gerakan bayi yang bersifat otomatis dan tidak terkoordinasi sebagai reaksi terhadap rangsangan tertentu serta memberi bayi respon penyesuaian diri terhadap lingkungannya. a. Reflek menghisap dan mencari Bayi baru lahir secara otomatis akan menghisap benda yang ditempatkan di mulutnya. Jika bayi menemukan puting susu ibu, maka ia akan menghisap secara kuat dan berirama tanpa belajar lebih dahulu. Reflek mencari dan menghisap akan menghilang setelah bayi berusia kira-kira 3-4 bulan. Kemudian pada usia 1 tahun reflek menghisap menyatu dan diperluas dengan aktifitas makan yang disengaja. b. Reflek moro Reflek moro adalah suatu respon tiba-tiba dari bayi yang baru lahir akibat adanya suara atau gerakan yang mengejutkan. Reflek moro ini juga merupakan suatu upaya mempertahankan hidup. Oleh karena itu reflek tersebut merupakan hal yang normal bagi semua bayi yang baru lahir. Respon ini akan menghilang ketika bayi mendekati usia 6 bulan. c. Reflek menggenggam (grasping reflex) Reflek menggenggam terjadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi dan bayi akan merespon dengan cara menggenggam dengan kuat. Reflek menggenggam merupakan langkah awal bayi untuk lebih memudahkan melakukan aktivitas



5



menggenggam



selanjutnya



yang



lebih



disengaja.



Reflek



menggenggam ini akan berkurang pada bulan ke-3. 2. Kemampuan merangkak Diartikan sebagai keterampilan bergerak maju dengan tangan dan



kaki



sambil



mengangkat



badan



dari



dasar



tempat



menelungkup. Dengan tercapainya kemampuan merangkak si bayi mulai bereksplorasi menjelajahi tempat bermain dan rumahnya sambil memperkukuh otot-ototnya. 3. Kemampuan Duduk Bertujuan untuk mendapatkan kebebasan bergerak bagi kepala, tubuh dan kedua belah tangan. Dengan fasilitas kebebasan ini bayi bisa memperhatikan gerakan-gerakan tangan dan jari-jari sambil memanipulasikan kepalanya. 4. Kemampuan Diri dan Berjalan Tegak berdiri dan berjalan pada dua kaki itu merupakan keterampilan khas manusiawi. 5. Pola Tidur dan Bangun Bayi yang barulahir menghabiskan lebih banyak waktu untuk tidur. Rata-rata bayi baru lahir tidur selama 16-17 jam sehari, walaupun ada beberapa bayi yang rata-rata tidurnya lebih sedikit yaitu sekitar10-11 jam sehari. 6. Pola makan dan minum Perkembangan fisik bayi bergantung pada makanan yang baik selama 2 tahun pertama. Bayi yang membutuhkan makanan yang mengandung sejumlah protein, kalori, vitamin dan mineral. Bagi bayi usia 6 bulan pertama, ASI merupakan sumber makanan dan sumber energy yang utama, karena ASI adalah susu yang bersih dan dapat dicerna, serta mengandung zat antibody bagi bayi.



6



7. Pola buang air Buang air yang terkendali atau terlatih merupakan suatu bentuk keterampilan fisik dan motorik yang harus dicapai oleh bayi. Kemampuan untuk mengendalikan buang air ini sangat bergantung pada kematangan otot dan motivasi yang dimiliki. Pengendalian buang air kecil dimulai pada usia 15-16 bulan, tetapi sampai akhir masa bayi, pengendalian buang air kecil ini belum sempurna. 8. Perkembangan intelejensi Menurut Piaget , dilihat dari perkembangan kognitif pada usia bayi ini berada pada periode sensorimotorik. Bayi mengenal objek-objek penginderaan



yang



berada



(penglihatan



dilingkungannya dan



melalui



pendengaran)



dan



sistem gerakan



motoriknya. 9. Perkembangan emosi Emosi adalah perasaan atau afeksi yang melibatkan kombinasi antara gejolak fisiologis dan perilaku yang tampak. Beberapa tahapan perkembangan emosi pada bayi secara umum adalah :  Usia 2 bulan pertama Pada usia ini tipikal emosinya adalah heran, senang, kejijikan dan kesukaran. Bayi pada usia ini juga menunjukkan minatnya yang meningkat terhadap berbagai orang dan benda-benda disekitarnya.  Usia 2-4 bulan Bayi



sudah



mampu



tersenyum



dan



menunjukkan



kesenangannya terhadap orang tua, terutama ibunya.  Usia 3-10 bulan Anak-anak yang normal akan memainkan permainan yang sederhana seperti memberi dan menerima.



7



 Usia tahun ke-2 Pada masa ini selain menangis ketika dia lapar, anak yang normal seringkali menuntun tangan inunya ketempat penyimpanan makanan misalnya lemari makanan (kulkas) 10. Perkembangan bahasa Kemampuan dan kesiapan belajar bahasa pada manusia segera mengalami perkembangan setelah kelahirannya. 11. Perkembangan moral Pada masa ini, tingkah laku bayi hamper semuanya didominasi oleh dorongan naluriah belaka. Oleh karena itu, tingkah laku anak belum bisa dinilai sebagai tingkah laku bermoral atau tidak bermoral. Dengan melihat konsep kecenderungan perilaku anak tersebut, makauntuk menanamkan konsep-konsep moral pada anak, sebaiknya dilakukan hal-hal sebagai berikut :  Berikanlah



pujian,



ganjaran



atau



seuatu



yang



menyenangkan anak (seperti mencium, dipeluk dan diberi kata-kata pujian)  Berilah hukuman atau sesuatu yang mendatangkan perasaan tidak senang apabila dia melakukan perbuatan tidak baik. Hukuman tersebut akan menjadi hukuman bagi anak untuk tidak mengulangi perbuatan yang tidak baik itu. E. Ciri – Ciri Masa Bayi a. Masa bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya. b. Masa bayi adalah masa pertumbuhan dan perubahan yang berjalan pesat. c. Masa bayi adalah masa berkurangnya ketergantungan. d. Masa bayi adalah masa meningkatnya individualitas. e. Masa bayi adalah permulaan sosialisasi. f. Masa bayi adalah permulaan berkembangnya penggolongan peran sex. g. Masa bayi adalah masa yang menarik.



8



h. Masa bayi merupakan permulaan kreativitas. F. Tugas Perkembangan Pada Masa Bayi a. Belajar berjalan. Terjadi pada usia 9-13 bulan. Pada usia ini tulang kaki, otot dan susunan saraf nya telah matang untuk belajar berjalan. b. Belajar makan makanan padat. Hal ini terjadi pada tahun kedua. Sistem alat-alat pencernaan makanan dan alat-alat pengunyah pada mulut telah matang untuk hal tersebut. c. Belajar



berbicara.



Yaitu



mengeluarkan



suara



yang



berarti



dan



menyampaikannya kepada orang lain dengan perantara suara itu. d. Belajar buang air kecil dan buang air besar. Tugas ini dilakukan pada tempat dan waktu yang sesuai dengan norma masyarakat.Untuk memberikan pendidikan kebersihan kepada anak usia dibawah 4 tahun, cukup dengan pembiasaan saja, yaitu setiap kali mau buang air, bawalah naka kekamar mandi tanpa banyak memberikan penerangan kepadanya. e. Belajar mengenal perbedaan alat kelamin. Agar pengendalian terhadap jenis kelamin berjalan normal, maka orang tua perlu memperlakukan anaknya, baik dalam memberikan alat mainan, pakaian maupun aspek lainnya sesuai dengan jenis kelamin anak. f. Mencapai kestabilan jasmaniah, fisiologis. Dalam proses mencapai kestabilan jasmaniah ini orang tua perlu memberikan perawatan yang intensif, baik meyangkut pemberian makanan yan bergizi maupun pemeliharaan keersihan. g. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara dan orang lain.



BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA BAYI A. Pengkajian Perkembangan



psikososial



bayi



yang



normal



adalah



proses



perkembangan bayi, ditandai dengan penumpukan rasa percaya pada orang lain yang diawali dengan kepercayaan terhadap orang tua, khususnya ibu. Rasa aman secara fisik dan psikososial berperan penting dalam pembentukan rasa percaya bayi. Bila rasa tidak terpenuhi maka akan terjadi penyimpangan berupa tidak percaya diri dan setelah besar ia menjadiorang yang mudah curiga dan tidak menjalin hubungan baru. Karakteristik perilaku : Target perkembangan Perkembangan yang normal : berkembangnya rasa percaya.



Penyimpangan perkembangan : berkembangnya rasa



Perilaku bayi  Tidak langsung menangis saat bertemu dengan orang lain  Menolak saat digendong orang yang tidak dikenalnya.  Menangis saat digendong oleh orang yang tidak dikenalnya.  Menangis saat tidak nyaman (basah, lapar, haus, sakit, panas)  Bereaksi senang saat ibunya dating menghampiri  Menangis saat ditinggalkan ibunya.  Memperhatikan, memandang ayah ibunya /orang yang mengajarkannya bicara.  Mencari suara ibu /orang lain yang memanggil namanya.  Menangis menjerit- jerit saat dipanggil ibunya.  Tidak mau berisah sama sekali dengan ibunya.  Tidak mudah berhubungan dengan orang lain.  Menangis berkepanjangan.  Agitasi yang berlebihan.



G. Diagnosa Keperawatan Potensial (Normal) Berkembangnya rasa percaya



Resiko (Penyimpangan) Resiko berkembangnya rasa tidak



9



10



percaya.



H. Intervensi Keperawatan No 1.



Diagnosa Keperawatan Perkembangan yang normal



Tujuan



Intervensi



 Menjelaskan perilaku yang menggambarkan perkembangan yang normal dan menyimpang  Menjelaskan cara menstimulasi perkembangan awalnya.  Mendemonstrasikan cara menstimulasi perkembangan anaknya  Merencanakan tindakan menstimulasi perkembangan anaknya.



 Jelaskan pengertian perkembangan psikososial, karakteristik perilaku yang normal dan menyimpang.  Jelaskan cara menumpuk rasa percaya bayi pada ibu/keluarga.  Panggil bayi sesuai namanya  Bersepon secara konsisten terhadap kebutuhan bayi  Susui segera saat bayi menangis  Ganti popok/celana bila basah atau kotor  Lindungi dari bahaya jatuh.  Kurangi stress bayi dengan cara : merawat bayi dengan kasih saying, memeluk, menggendong, mengeloni dengan tulus dan sepenuh hati.  Memberikan lingkungan yang aman dan nyaman bagi bayi, mengajak bayi bermainsaat sedang merawat bayi.



11



  2.



Penyimpangan perkembangan rasa tidak percaya



 Merasa aman dan nyaman  Dapat mengembangkan rasa percaya



 



 Segera membawa ke pelayanan kesehatan terdekat bila terdapat masalah kesehatan(sakit) Demonstrasikan cara memupuk rasa percaya diri. Rencanakan tindakan untuk memupuk rasa percaya bayi. Informasikan penyebab rasa tidak percaya bayi Ajarkan cara menjalin hubungan saling percaya dengan bayi :  Memenuhi kebutuhan dasar : makan, minum, kebersihan, BAB/BAK, istirahat/tidur, bermain  Memenuhi rasa aman dan nyaman: melindungi bayi dari rasa sakit, panas, cedera (jatuh, tidak membiarkan sendirian, berikan kasih sayang)  Segera membawa ke pelayanan kesehatan saat sakit



Kj No



1



Diagnose Keperawatan Perkembangan



Implementasi



 Menjelaskan



Evaluasi



S



:



Ibu



mengatakan



12



yang normal : rasa percaya



pengertian perkembangan psikososial, karakteristik perilaku bayi yang normaldan menyimpang  Menjelaskan cara menumpuk rasa percaya bayi pada ibu/keluarga.  Memanggil bayi sesuai namanya  Merespon secara konsisten terhadap kebutuhan bayi  Menyusui segera saat bayi menangis  Mengganti popok/celana bila basah/kotor  Melindungi dari bahaya jatuh  Mengurangi stress bayi dengan cara : merawat bayi dengan kasih sayang, memeluk, menggendong dengan tulus dan sepenuh hati  Memberikan lingkungan yang aman dan nyaman bagi bayi mengajak bermain  Mengajak bayi bicara saat sedang merawat bayi  Membawa ke palayanan kesehatan terdekat bila terdapat masalah kesehatan (sakit)  Mendemonstrasikan cara memupuk rasa



bahwa sebelumnya tidak mengetahui penyebab rasa tidak percaya pada bayi O : Ibu tampak memahami apa yang disampaikan perawat A : Penyimpangan perkembangan : Rasa Tidak Percaya masih ada P : Lanjutkan SP 2



13



2



Penyimpangan perkembangan rasa tidak percaya



percaya bayi  Merencanakan tindakan untuk memupuk rasa percaya bayi.  Menginformasikan penyebab rasa tidak percaya bayi  Mengajarkan cara menjalin hubungan saling percaya dengan bayi :  Memenuhi kebutuhan dasar makan, minum, kebersihan, BAB/BAK, istirahat tidur, bermain  Memenuhi rasa aman dan nyaman : melindungi bayi dari rasa skit, panas, cedera (jatuh, tidak membiarkan sendirian, berikan kasih sayang)  Membawa ke pelayanan kesehatan saat sakit.



S : Ibu mengatakan bahwa sebelumnya tidak mengetahui penyebab rasa tidak percaya pada bayi O : Ibu tampak memahami apa yang disampaikan perawat A : Penyimpangan perkembangan : rasa Tidak Percaya masih ada. P : Lanjutkan SP 2



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Meskipun masa bayi sering dianggap masa bayi baru lahir, label masa bayi akan digunakan untuk membedakannya dengan periode perinatal yang pada masa ini ditandai dengan keadaan sangat tidak berdaya. Umumnya ahli psikologi perkembangan membatasi periode masa bayi dalam 2 tahun pertama ini menyebutnya periode vital, karena kondisi fisik dan psikologi bayi merupakan pondasi yang kukuh untuk perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya. Rasa percaya dan tidak percaya tidak muncul hanya pada tahun pertama kehidupan saja tetapi rasa tersebut muncul lagi pada tahap perkembangan selanjutnya I.



Saran Bagi



keluarga



hendaknya



perkembangan



bayi



perkembangan



psikososial



selalu



khususnya



memantau



perkembangan



sangatlah



dan



mengontrol



psikososial



berpengaruh



terhadap



karena pola



pekembangan bayi selanjutnya dalam melakukan orientasi dan komunikasi terhadap orang lain dan dunia luar, dan untuk perawat sebaiknya harus memahami dan mengerti secara teoritis mengenai perkembangan psikososial bayi karena ini sangat penting dan berpengaruh terhadap bagaimana cara perawat dalam melakukan komunikasi kepada bayi pada saat akan melakukan tindakan keperawatan.



14



Daftar Pustaka Dariyo, A. (2007). Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung: PT.Refika Adtama Hidayat, A. A. (2008). Ilmu Kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Keliat, B.A (2006). Modul IC-CMHN.Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Mansur, H. (2014) Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika



15