Askep Sehat Jiwa Bayi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA I Konsep Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa pada Bayi Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas perkuliahan "Keperawatan Kesehatan Jiwa I"



Dosen Pembimbing: Ns. Rika Sarfika,M.Kep



Kelompok 3: Cindy Novia



(1911311009)



Loanatika



(1911313020)



Hafizah Putri Arlinda



(1911312063)



Halimah Tusadyah



(1911312036)



Teysa Febriyani



(1911312012)



Lara Sovia



(1911311033) Kelas 3A’19



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS 2021



KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang “Konsep Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa pada Bayi” ini dengan baik. Penulis juga berterima kasih kepada Ibu Ns. Rika Sarfika,M.Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa, yang telah memberikan tugas dan membimbing pemakalah. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa, mahasiswa Ilmu Keperawatan, Universitas Andalas. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita semua mengenai dengan baik dan benar. Serta dapat mengaplikasikan ilmu dan pemahaman yang didapat dalam kehidupan sehari-hari saat dihadapkan dengan situasi tertentu khususnya bagi calon perawat. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi pembaca. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Kami mohon kritik, saran, dan masukan yang membangun dari para pembaca demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.



Padang, 17 Februari 2021



Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------- i DAFTAR ISI ----------------------------------------------------------------------- ii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ------------------------------------------------------------- 1 B. Rumusan Masalah --------------------------------------------------------- 2 C. Tujuan----------------------------------------------------------------------- 2 D. Manfaat --------------------------------------------------------------------- 2 BAB II. TINJAUAN TEORI A. Pengertian Masa Bayi ----------------------------------------------------- 3 B. Karakteristik Perkembangan Pada Masa Bayi-------------------------- 5 C. Ciri-ciri Perkembangan Pada Masa Bayi ------------------------------- 9 D. Tugas Perkembangan Pada Masa Bayi ---------------------------------- 9 E. Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Pada Infant ------------------------- 14 BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian ----------------------------------------------------------------- 18 B. Analisis Data -------------------------------------------------------------- 20 C. NOC NIC ------------------------------------------------------------------ 21 BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan ---------------------------------------------------------------- 23 B. Saran ----------------------------------------------------------------------- 23 DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------ 24



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Kesehatan jiwa suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia dengan ciri menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi stress kehidupan dengan wajar, mampu bekerja dengan produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya, dapat berperan serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya dan merasa nyaman dengan orang lain (Keliat,2011) Menurut Undang –Undang (2014) kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikaan kontribusi untuk komunitasnya.



Kesehatan jiwa mencakup disetiap perkembangan individu di mulai sejak dalam kandungan kemudian dilanjutkan ke tahap selanjutnya dimulai dari bayi (0-18 bulan), masa toddler(1,5-3 tahun), anak-anak awal atau pra sekolah (3-6 tahun), usia sekolah (6-12 tahun), remaja (12-18 tahun), dewasa muda (18-35 tahun), dewasa tengah (35-65 tahun), sehingga dewasa akhir (>65 tahun) (Wong, D.L, 2009).



Bayi adalah individu yang lemah dan memerlukan adaptasi. Kesulitan proses adaptasi akan menyebabkan bayi mengalami penurunan berat



badan,



keterlambatan perkembangan, perilaku yang tidak teratur bahkan bisa sampai meninggal dunia, sehingga bayi sangat memerlukan peran seorang ibu(Mansur, 2009).



1



Salah satu upaya agar seorang ibu mengetahui dan memenuhi kebutuhan fisik maupun psikis bayi adalah dengan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan program kesehatan, yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan seseorang dalam waktu yang pendek. Konsep pendidikan kesehatan merupakan proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilainilai kesehatan menjadi tahu, tidak mampu mengatasi masalah kesehatan menjadi mampu mengatasi masalah kesehatan (Notoatmodjo,2007).



B. Rumusan Masalah 1.



Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan pada Bayi?



2.



Bagaimana Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Bayi Teoritis?



3.



Bagaimana Contoh Kasus Asuhan Keperawatan pada Bayi?



4.



Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Bayi?



C. Tujuan 1.



Untuk Mengetahui Konsep Asuhan Keperawatan pada Bayi



2.



Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Bayi Teoritis



3.



Untuk Mengetahui Contoh Kasus Asuhan Keperawatan pada Bayi



4.



Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan pada Bayi



D. Manfaat 1.



Manfaat Teoritis Meningkatkan pengetahuan bagi pembaca tentang Konsep Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa pada Bayi. Penulisan karya tulis ini juga berfungsi untuk mengetahui antara teori dan kasus nyata yang terjadi dilapangan.



2.



Manfaat Praktis Agar pembaca memahami konsep asuhan keperawatan dan menerapkannnya dalam praktik asuhan keperawatan



2



BAB II TINJAUAN TEORI



A. Pengertian Masa Bayi 1.



Masa bayi (infancy) umur 0 sampai 11 bulan. Masa ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu : a.



Masa neonatal, umur 0 sampai 28 hari. Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ. Masa neonatal dibagi menjadi 2 periode : 



Masa neonatal dini, umur 0-7 hari.







Masa neonatal lanjut, umur 8-28 hari.



Hal yang paling penting agar bayi lahir tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat adalah :  Bayi lahir ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, di sarana kesehatan yang memadai.  Untuk mengantisipasi risiko buruk pada bayi saat dilahirkan, jangan terlambat pergi ke sarana kesehatan bila dirasakan sudah saatnya untuk melahirkan.  Saat melahirkan sebaiknya didampingi oleh keluarga yang dapat menenangkan perasaan ibu.  Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan penuh suka cita dan penuh rasa syukur. Lingkungan yang seperti ini sangat membantu jiwa ibu dan bayi yang dilahirkannya.  Berikan



ASI sesegera mungkin. Perhatikan refleks menghisap



diperhatikan oleh karena berhubungan dengan masalah pemberian ASI. b.



Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan. Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara terus menerus terutama meningkatnya 3



sistem saraf. Seorang bayi sangat bergantung pada orang tua dan keluarga sebagai unit pertama yang dikenalnya. Beruntunglah bayi yang mempunyai orang tua yang hidup rukun, bahagia dan memberikan yang terbaik untuk anak. Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan penuh, diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI sesuai umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh yang sesuai.



Masa bayi adalah masa yang berlangsung selama 2 tahun pertama setelah 2 minggu periode bayi yang baru lahir (postnatal). Meskipun masa bayi sering dianggap masa bayi baru lahir,label masa bayi akan digunakan untuk membedakannya dengan periode postnatal yang pada masa ini ditandai dengan keadaan sangat tidak berdaya. Umumnya ahli psikologi perkembangan membatasi periode masa bayi dalam 2 tahun pertama ini dengan menyebutnya periode vital,karena kondisi fisik dan psikologi bayi merupakan pondasi yang kukuh untuk perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya.



Selama beberapa bulan masa bayi, keadaan tidak berdaya itu secara berangsur-angsur agak menurun. Akan tetapi,tidak berarti bahwa keadaan tidak berdaya secara cepat menghilang dan bayi menjadi mandiri,tetapi setiap hari,setiap minggu,setiap bulan,bayi semakin mandiri,sehingga saat masa bayi berakhir pada ulang tahun kedua, ia menjadi seorang manusia yang berbeda dengan masa bayi. Oleh karena itulah ”bayi” banyak ditafsirkan sebagia individu tidak berdaya,maka semakin umum orang menamkan masa bayi selama 2 tahun itu sebagai anak kecil yang baru belajar berjalan. Anak kecil adalah bayi yang telah berhasil menguasai tubuhnya sehingga relatif mandiri.



4



Rasa percaya dan tidak percaya tidak muncul hanya pada tahun pertama kehidupan saja. Tetapi rasa tersebut muncul lagi pada tahap perkembangan selanjutnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat anak-anak memasuki sekolah dengan rasa percaya dan tidak percaya dapat mempercayai guru tertentu yang banyak memberikan waktu baginya sehingga membuatnya sebagai orang yang dapat dipercayai. Pada kesempatan kedua ini, anak mengatasi rasa tidak percaya sebalumnya. Sebaliknya, anak-anak yang meninggalkan masa bayi dengan rasa percaya pasti pada tahap selanjutnya masih dapat memiliki rasa tidak percaya, yang mungkin terjadi karena adanya konflik atau perceraian kedua orang tuanya. Erikson menekankan bahwa tahun kedua kehidupan ditandai oleh tahap otonomi versus rasa malu dan ragu-ragu.(Aziz Alimul Hidayat : 2008).



B. Karakteristik Perkembangan Pada Masa Bayi 1.



Perkembangan refleks Pada masa bayi terlihat gerakan-gerakan spontan, yang disebut reflek. Reflek adalah gerakan-gerakan bayi yang bersifat otomatis dan tidak terkordinasi sebagai reaksi terhadap rangsangan tertentu serta memberi bayi respon penyesuaian diri terhadap lingkungannya. a.



Reflek menghisap dan mencari Bayi baru lahir secara otomatis akan menghisap benda yang ditempatkan di mulutnya. Jika bayi menemukan puting susu ibu,maka ia akan menghisap secara kuat dan berirama tanpa belajar lebih dahulu. Reflek mencari dan menghisap akan menghilang setelah bayi berusia kira-kira 3 sampai 4 bulan. Kemudian pada usia 1 tahun reflek menghisap menyatu dan diperluas dengan aktivitas makan yang di sengaja.



5



b.



Reflek moro Reflek moro adalah suatu respon tiba-tiba dari bayi yang baru lahir sebagai akibat adanya suara atau gerakan yang mengejutkan. Reflek moro ini juga merupakan suatu upaya umempertahankan hidup. Oleh karena itu,reflek tersebut merupakan hal yang normal bagi semua bayi yang baru lahir. Respon ini akan menghilang ketiaka bayi mendekati usia 6 bulan.



c.



Reflek menggenggam (grassping reflex) Refleks menggengam terjadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi dan bayi akan merespon dengan cara menggengam dengan kuat. Reflek menggengam merupakan langkah awal bayi untuk lebih memudahkan melakukan aktivitas menggengam selanjutnya yang lebih disengaja. Reflek menggengam ini akan berkurang pada bulan ke-3.



2.



Kemampuan merangkak Diartikan sebagai keterampilan bergerak maju dengan tangan dan kaki sambil mengangkat badan dari dasar tempat menelungkup. Dengan tercapainya kemampuan merangkak si bayi mulai bereksplorasi menjelajahi tempat bermain dan rumahnya sambil memperkukuh otot-ototnya.



3.



Kemampuan duduk Bertujuan untuk mendapatkan kebebasan bergerak bagi kepala,tubuh dan kedua belah tangan. Dengan fasilitas kebebasan ini,bayi bisa memperhatikan gerakan-gerakan tangan dan jari-jari sambil memanipulasikan kepalanya.



4.



Kemampuan diri dan berjalan Tegak berdiri dan berjalan pada dua kaki itu merupakan keterampilan khas mmanusiawi.



6



5.



Pola tidur dan bangun Bayi yang baru lahir menhabiskan lebih banyak waktunya untuk tidur. Ratarata bayi baru lahir tidur selama 16-17 jam sehari,walaupun ada beberapa bayi yang rata-rata tidurnya lebih sedikit,yaitu sekitar 10-11 jam perhari.



6.



Pola makan dan minum Perkembangan fisik bayi bergantung pada makanan yang baik selama 2 tahun pertama. Bayi yang membutukan makanan yang mengandung sejumlah protein,kalori,vitamin dan mineral. Bagi bayi usia 6 bulan pertama ASI merupakan sumber makanan dan sumber energi yang utama,karena ASI adalah susu yang bersih dan dapat dicerna,serta mengandung zat antibodi bagi bayi.



7.



Pola buang air Buang air yang terkendali atau terlatih merupakan suatu bentuk keterampilan fisik dan motorik yang harus dicapai oleh bayi. Kemapuan untuk mengendalikan buang air ini sangat bergantung pada kematangan otot dan motivasi yang dimiliki. Pengendalian buang air kecil dimulai pada usia 15-16 bulan,tetapi sampai akhir masa bayi pengendalian buang air kecil ini belum sempurna (Hurlock,1994).



8.



Perkembangan Inteligensi Menurut Piaget,dilihat dari perkembangan kognitif,pada usia bayi ini berada pada periode sensorimotorik. Bayi mengenal objek-objek yang berada di lingkungannya melalui sistem pengindraan (pengelihatan dan pendengaran) dan gerakan motoriknya.



9.



Perkembangan emosi Emosi adalah perasaan atau afeksi yang melibatkan kombinasi antara gejolak fisiologis dan perilaku yang tampak. Beberapa tahapan perkembangan emosi pada bayi secara umum adalah :



7







Usia 2 bulan pertama Pada usia ini tipikal emosinya ialah heran,senang,kejijikan dan kesukaran. Bayi pada usia ini juga menunjukkan minatnya yang meningkat terhadap berbagai orang dan benda-benda di sekitarnya.







Usia 2-4 bulan Bayi sudah mampu tersenyum dan menunjukkan kesenangannya terhadap orang tua,terutama ibunya.







Usia 3 -10 bulan Anak-anak



yang



normal



akan



memainkan



permainan



yang



sederhana,seperti ‘memberi dan menerima’. 



Usia tahun ke 2 Pada usia ini selain menangis ketika dia lapar,anak yang normal seringkali menuntun tangan ibunya ketempat penimpanan makanan misalnya lemari makanan (kulkas).



10. Perkembangan bahasa Kemapuan dan kesiapan belajar bahasa pada manusia segera mengalami perkembangan setelah kelahirannya.



11. Perkembangan moral Pada masa ini,tingkah laku bayi hampir semuanya didominasi oleh dorongan naluriah belaka. Oleh karena itu,tingkah laku anak belum bisa dinilai sebagai tingkah laku bermoral atau tidak bermoral. Dengan melihat kecenderungan perilaku anak tersebut, maka untuk menanamkan konsep-konsep moral pada anak,sebaiknya dilakukan hal-hal sebagi berikut: 



Berilah pujian,ganjaran atas sesuatu yang menyenagkan anak (seperti mencium,dipeluk dan diberi kata-kata pujian) apabila dia melakukan perbuatan baik.







Berilah hukuman atau sesuatu yang mendatangkan perasaan tidak senang apabila dia melakukan perbuatan yang tidak baik. Hukuman 8



tersebut akan menjadi hukuman bagi anak untuk tidak mengulangi perbuatan yang tidak baik itu.



C. Ciri- Ciri Masa Bayi 1.



Masa bayi adalah masa dasar yang sesunguhnya.



2.



Masa bayi adalah masa pertumbuhan dan perubahan berjalan pesat.



3.



Masa bayi adalah masa berkurangnya ketergantungan.



4.



Masa bayi adalah masa meningkatnya individualitas.



5.



Masa bayi adalah permulaan sosialisasi.



6.



Masa bayi adalah permulaan berkembangnya penggoolongan peran sexs.



7.



Masa bayi adalah masa yang menarik



8.



Masa bayi merupakan permulaan kreativitas



D. Tugas Perkembangan Masa Bayi 1.



Tugas Pada Masa Bayi a.



Belajar berjalan. Terjadi pada usia antara 9-15 bulan.



Pada usia ini



tualang kaki,otot dan susunan sarafnya telah matang untuk belajar berjalan. b.



Belajar memakan makanan padat, Hal ini terjadi pada tahun kedua. Sistem alat-alat pencernaan makanan dan alat-alat pengunyah pada mulut telah matang untuk hal tersebut.



c.



Belajar



berbicara,



Yaitu mengeluarkan suara yang berarti dan



menyampaikannya kepada orang lain dengan perantara suara itu. d.



Belajar buang air kecil dan buang air besar, Tugas ini dilakukan pada tempat dan waktu yang sesuai dengan norma masyarakat. Untuk memberikan pendidikan kebersihan kepada nak usia dibawah 4 tahun,cukup dengan pembiasaan saja,yaitu setiap kali mau buang air,bawalah anak ke kamar mandi tanpa banyak memberikan penerangan kepadanya.



9



e.



Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin. Agar pengenalan terhadap jenis kelamin berjalan normal,maka orang tua perlu meperlakukan ankanya,baik dalam memberikan alat mainan,pakaian,maupun aspek lainnya sesuai dengan jenis kelamin anak



f.



Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis. Dalam proses mencapai kestabilan jasmaniah ini,orang tua perlu memberikan perawatan yang intensif,baik menyangkut emberian makanan yang bergizi maupun pemeliharaan kebersihan.



g.



Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua,saudara dan orang lain.



2.



Perkembangan Pada Masa Bayi Pola perkembangan dapat diramalkan meskipun bayi yang berbeda mencapai hal-hal yang penting pada pola ini dalam usia yang agak berbeda, dapatlah dibuat standar dari harapan-harapan sosial dalam bentuk tugas-tugas perkembangan. Misalnya, semua bayi diharapkan belajar berjalan, memakan makanan padat, sedikit mengendalikan alat-alat pembuangan, mencapai stabilitas fisiologis yang baik (terutama dalam irama lapar dan tidur), mempelajari dasar-dasar berbicara, dan berhubungan secara emosional dengan orang tua dan saudara-saudara kandung sampai derajat tertentu dan tidak sepenuhnya tersendiri seperti pada saat dilahirkan. Tentu saja sebagian besar tugas-tugas perkembangan ini belum dapat sepenuhnya dikuasai pada saat masa bayi hampir berakhir, tetapi dasar-dasarnya harus sudah diletakkan (Hurlock, 2001). Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin, sehingga dalam masi ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar. a.



Tahun Pertama Pertumbuhan



fisik,



pendewasaan,pencapaian



kemampuan



dan



reorganisasi psikologis terjadi dengan cepat selama tahun pertama.



10



Perubahan-perubahan ini tidak selamanya berjalan lancar tetapi lebih mendesak dan tidak terus-menerus yang secara kualitatif mengubah tingkah laku anak. 1) Usia 0-2 bulan Tantangan biologis dan psikologis menghadapi neonatus. Tantangan ini terdiri dari penentuan pemberian makanan yang efektif dan siklus waktu tidur dan bangun yang dapat diperkirakan. Dalam pelaksanan tugas-tugas ini, bayi dan orang tua bersatu dalam interaksi social yang penting,



mempersiapkan



dasar



untuk



perkembangan



kognitif



(kesadaran) dan emosi. 2) Usia 0-6 bulan Pada usia sekitar 2 bulan, munculnya senyum dengan keinginan sendiri(sosial) dan meningkatnya kontak mata menandai adanya perubahan dalam hubungan orang tua dan anak, peningkatan perasaanorang tua yang merasa lebih dicintai. Pada bulan berikutnya, jangkauan motorik, control social dan penyatuan kognitif bayi meningkat secara dramatis. Pengaturan bersama mengambil bentuk pertukaran social yang kompleks. 3)



Usia 6-12 bulan Usia 6-12 bulan membuat peningkatan mobilitas dan pengenalan benda-benda mati, perkembangan dalam kemampuan pemahaman kognitif dan berkomunikasi, dan tekanan baru sekitar motif kasih sayang dan pemisahan. Bayi mengembangkan kemampuan dan hasratnya, sifat-sifat yang di terima oleh kebanyakan orang tua tetapi masih mendapat tantangan untuk diatur. (Wahab, Samik : 2002).



b.



Perkembangan fisik Pertumbuhan yang pesat selama rentang kehidupan terjadi pada masa bayi dan pada periode pubertas. Selama enam bulan pertama,



11



pertumbuhan terus terjadi dengan pesat seperti pada periode pranatal dan kemudian mulai menurun. Dalam tahun kedua tingkat pertumbuhan cepat menurun. Selama tahun pertama, peningkatan berat tubuh lebih besar daripada peningkatan tinggi; selama tahun kedua terjadi hal yang sebaliknya (Hurlock, 2001). Meskipun pola umum dari pertumbuhan dan perkembangan sama bagi semua bayi, tetapi tetap ada perbedaan dalam tinggi, berat, kemampuan sensorik dan bidang perkembangan fisik lain. Beberapa bayi memulai kehidupan dengan badan yang lebih kecil dan perkembangan yang kurang normal. Mungkin ini disebabkan karena belum cukup umur atau kondisi fisik yang yang sama. Perbedaan mulai tampak dalam tahun kedua, karena anak kulit hitam umumnya lebih ramping daripada anak kulit putih. Juga terdapat perbedaan dalam ukuran tubuh bayi dari tingkat sosial ekonomi yang berlainan. Bayi yang orang tuanya dari tingkat sosial ekonomi yang rendah cenderung lebih kecil, baik dalam berat maupun tinggi, daripada bayi yang orang tuanya berasal dari tingkat sosial ekonomi yang lebih tinggi. Bentuk tubuh, yang mulai tampak dalam tahun kedua juga menyebabkan perbedaan dalam tinggi dan berat. Selama periode masa bayi perbedaan-perbedaan tidak saja terus berlangsung tetapi semakin tampak mencolok. Perbedaan dalam berat lebih besar daripada perbedaan dalam tinggi. Ini disebabkan karena perbedaan berat sebagian bergantung pada bentuk tubuh dan sebagian lagi bergantung pada kebiasaan makan dan jenis makanan (Hurlock, 2006). c.



Perkembangan Psikologis Masa bayi adalah masa pembentukan pola-pola psikologis fundamental untuk makan, tidur, dan buang air, meskipun pembentukan kebiasaan tersebut mungkin tidak selesai pada akhir masa bayi.



12



d.



Pola tidur Selarna tahun pertama masa bayi, lama rata-rata tidur malam meningkat dari 81⁄2 jam pada tiga minggu pertama hingga 10 jam pada 12 minggu pertama dan selanjutnya tetap konstan selama sisa tahun tersebut. Selama tiga bulan pertama, penurunan jumlah waktu tidur siang diimbangi oleh peningkatan jumlah waktu tidur malam. Sepanjang tahun pertama, sikius bangun tidur selama kira-kira satu jam terjadi baik pada waktu tidur siang maupun tidur malam, dengan tidur lelap hanya kira-kira 23 menit (Hurlock, 2006).



e.



Pola makan Usia empat atau lima bulan, semua pola makan adalah dalam bentuk mengisap dan menelan. Oleh karena itu, makanan haruslah dalam bentuk cair. Mengunyah umumnya barulah muncul dalam pola perkembangan sebulan sesudah menggigit. Akan tetapi, seperti menggigit, mengunyah adalah dengan cara yang khas bayi, dan memerlukan banyak latihan sebelum menjadi sempurna. Ketidaksukaan makan, yang mulai berkem-bang pada tahun kedua, sering merupakan akibat dari perpanjangan pola makan ala bayi. Setelah terbiasa dengan makanan cair, cukup sulit bagi bayi untuk menyesuaikan diri dengan makanan yang agak keras. Hal ini menambah ketidaksukaan mere-ka terhadap makanan, sekalipun mereka mungkin menyukai rasanya.



f.



Pola buang air Pengendalian (kontrol) buang air besar rata-rata mulai pada usia enam bulan, sedangkan pengendalian buang air kecil mulai antara usia 15 dan 16 bulan. Dalam hal buang air besar, kebiasaan pengendalian terbentuk pada akhir masa bavi; meskipun sekali-sekali dapat juga terjadi penyirnpangan, khususnya ketika bayi lelah, sakit, atau secara emosional



13



sangat senang. Sebaliknya, pengendalian buang air kecil, belumlah sempurna pada akhir masa bayi. Jarang basah (buang air kecil) selama siang hari dapat diharapkan untuk sebagian besar waktu, kecuali bila si bayi sakit, lelah. atau tegang secara emosional. Tidak basah pada malam hari sulit ditiarapkan dari rata-rata anak sampai beberapa tahun berikutnya. buruk akibat ibu kekurangan gizi, mengalami tekanan atau kondisi kurang baik lainnya selama periode pranatal. Akibatnya, bayi itu cenderung tertinggal dari teman-teman sebayanya dalam tahun-tahun di masa bayi. Pola pertumbuhan fisik bayi laki-laki maupun perempuan adalah sama. Namun di dalam kelompok seks terdapat perbedaan yang menonjol. Selama tahun pertama terdapat sedikit perbedaan dalam tinggi dan berat tubuh antara bayi kulit hitam dan bayi kulit putih dari tingkat, ekonomi.



E. Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Pada Infant 1.



Pengertian Tahap Bayi Tahap bayi adalah tahap perkembangan bayi usia 0-18 bulan dimana pada usia ini bayi belajar terhadap kepercayaan dan ketidakpercayaan. Masa ini merupakan krisis pertama yang dihadapi oleh bayi. Dari pendapat Erik Erikson tadi maka tahap-tahap perkembangan psikososial yang dilalui bayi menurut Erik Erikson hanya ada satu yaitu sebagai berikut : a.



Percaya Vs Tidak percaya ( 0-1 tahun ) Komponen awal yang sangat penting untuk berkembang adalah rasa percaya. Membangun rasa percaya ini mendasari tahun pertama kehidupan. Begitu bayi lahir dan kontak dengan dunia luar maka ia mutlak tergantung dengan orang lain. Rasa aman dan rasa percaya pada lingkungan merupakan kebutuhan. Alat yang digunakan bayi untuk berhubungan dengan dunia luar adalah mulut dan panca indera, sedangkan perantara yang tepat antara bayi dengan lingkungan adalah ibu.



14



Ada 4 tahap perkembangan attachment pada bayi adalah sebagai berikut : 



Tahap Indiscriminate Sosiability (0-2 bulan) Bayi tidak membedakan antara orang- orang dan merasa senang dengan atau menerima dengan senang orang yang dikenal dan yang tidak dikenal.







Tahap Attachment Is The Makin (2-7 bulan) Bayi mulai mengakui dan menyukai orang-orang yang dikenal, tersenyum pada orang yang lebih dikenal.







Tahap Specific, Clear-Cut Attachment (7-24 bulan), Bayi telah mengembangkan keterikatan dengan ibu atau pengasuh pertama lainnya dan akan berusaha untuk senantiasa dekat dengannya, akan menangis ketika berpisah dengannya.







Tahap Goal-Coordination Partenerships (24- seterusnya) Bayi merasa lebih aman dalam berhubungan dengan pengasuh pertama, bayi tidak merasa sedih selama berpisah dengan ibunya atau pengasuh pertamanya dalam jangka waktu yang lama. (Aziz Alimul Hidayat : 2008).



2.



Karakteristik Perilaku a.



Karakteristik Normal 



Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya







Menangis saat basah, lapar, haus, dingin, panas, sakit.







Menolak atau menangis saat digendong oleh orang yang tidak dikenalnya







Segera terdiam saat digendong, dipeluk atau dibuai







Saat menangis mudah dibujuk untuk diam kembali







Menyembunyikan wajah dan tidak langsung menangis saat bertemu dengan orang yang tidak dikenalnya



15







Mendengarkan musik atau bernyanyi dengan senang







Menoleh mencari sumber suara saat namanya dipanggil







Saat diajak bermain memperlihatkan wajah senang







Saat diberikan mainan meraih mainan atau mendorong dan membantingnya.



3.



Diagnosa keperawatan : Kesiapan peningkatan perkembangan infant



4.



Intervensi a.



Intervensi Generalis 



Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat bayi menangis







Memenuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah, sakit)







Memberi selimut saat bayi kedingingan







Mengajak berbicara dengan bayi







Memanggil bayi sesuai dengan namanya







Mengajak bayi bermain (bersuara lucu, menggerakkan benda, memperlihatkan benda berwarna menarik, benda berbunyi)







Keluarga bersabar dan tidak melampiaskan kekesalan atau kemarahan pada bayi. Segera membawa bayi kepada pusat layanan kesehatan bila bayi mengalami masalah kesehatan atau sakit.



b. Intervensi Spesialis Terapi stimulasi perkembangan psikososial anak usia 0-18 bulan.



16



BAB III ASUHAN KEPERAWATAN



Kasus By. A dibawa ibunya Ny. Y ke Rumah Sakit pada tanggal 24 Mei 2018. Ibu By. A mengatakan anaknya menjerit-jerit dan menangis kencang ketika ditinggal ibunya, anak rewel dan menangis ketika digendong orang baru, serta mudah sekali terkejut. By. A juga suka menendang-nendang kakinya dan mengepalkan tangannya. Ny.Y mengatakan bahwa dia cemas dengan kondisi bayinya karena dia takut akan berdampak buruk terhadap kesehatan bayinya kelak. Saat dilakukan pengkajian Ny. A mengatakan beliau melahirkan bayinya secara pervaginam pada tanggal 15 Februari 2018 berjenis kelamin perempuan dengan berat badan lahir 3000 gr dengan PB 48 cm. Ny. Y juga mengatakan bahwa dirumahnya suka ada keributan dan kakak bayi A yang berumur 3 tahun tidak pandai memperlakukan adiknya dengan baik sehingga sering diganggu yang berakhir adiknya menangis. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan BB bayi 7000 gr dengan PB 63 cm, RR: 32x/menit,nadi: 128x/menit,suhu tubuh :36,5°c. Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, kulit kepala bersih, rambut tidak rontok, tidak ada benjolan dan tidak ada lesi, konjungtiva ananemis, sklera tidak ikterik. Wajah simetris, mukosa bibir merah muda dan kenyal, gigi bersih dan tidak ada karies ,tugor kulit baik.



17



A. Pengkajian 1. Identitas Nama : By. A Tanggal lahir : 15 Februari 2018 Usia : 3 bulan Jenis kelamin: perempuan Anak ke: 2 2. Data objektif Berat bayi baru lahir: 3000 gr PB baru lahir : 48 cm BB sekarang: 7000 gr PB sekarang : 63 cm RR: 32x/menit HR: 128x/menit Suhu : 36,5 3. Data subjektif  Ny. Y mengatakan bayinya menjerit-jerit dan menangis kencang jika ditinggal, rewel dan menangis ketika digendong orang baru, mudah terkejut  By.A suka menendang-nendang dan mengepalkan tangannya  Ny.Y mengatakan By. A lahir secara pervaginam  Ny. Y mengatakan dirumah suka ada keributan dan saudara By. A suka mengganggu By. A 4. Riwayat kesehatan sekarang  By. A rewel, menangis kencang dan menangis ketika digendong orang baru dan mudah terkejut 5. Riwayat kesehatan dahulu 6. Riwayat kesehatan keluarga



18



7. Riwayat imunisasi  Baru lahir : HB 0  1 bulan : BCG, Polio 1*  2 bulan: DPT-HB-Hib 1, polio 2  3 bulan : DPT-HB-Hib 2, polio 3 Pemeriksaan Fisik 1)



Kepala



: Messosepal, warna rambut hitam, tidak rontok, bersih,



tidak ada massa, dan tidak ada nyeri tekan 2)



Mata



: Letak mata kanan dan kiri simetris, pupil isokor,



sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, dan tidak ada nyeri tekan 3)



Hidung



: Pada hidung pasien tidak ada polip dan tidak ada



pembengkakan 4)



Telinga



: Simetris, bersih tidak ada serumen, tidak ada nyeri



tekan, tidak ada massa 5)



Mulut



: mukosa bibir merah muda dan kenyal, gigi bersih dan



tidak terdapat caries 6)



Leher



: tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada



pembesaran tiroid 7)



Thorak a. Inspeksi



: Pengembangan dada kanan dan kiri simetris, tidak ada



retraksi interkosta b. Palpasi



: Tidak ada nyeri tekan, dan fremitus raba kanan dan



kiri sama



8)



c. Perkusi



: Terdengar bunyi sonor



d. Auskultasi



: Tidak terdengar bunyi tambahan



Abdomen a. Inspeksi



: Simetris, tidak ada luka



b. Auskultasi : bising usus normal



19



9)



c. Palpasi



: Tidak ada nyeri tekan



d. Perkusi



: Tympani



Jantung a. Inspeksi



: Ictus cordis tidak tampak



b. Palpasi



: Ictus cordis tidak teraba



c. Perkusi



: Pekak



d. Auskultasi : BJ I dan II terdengar



10) Hepar a.



Inspeksi



: Tidak ada pembengkakan



b.



Palpasi



: tidak ada nyeri tekan



c.



Perkusi



: Dullness



11) Ekstremitas a. Atas



: Tidak ada edema dan lesi



b. Bawah : tidak ada edema 12) Genetalia



: Bersih, tidak ada lesi, tidak ada keluhan



13) Integumen



: turgor kulit baik



B. Analisis Data Data



Etiologi



DS :



- kurang pengetahuan -







Masalah



Ny. Y mengatakan pemberi



asuhan bayi



bayinya menjerit-jerit dan keperawatan menangis



kencang



ditinggal,



rewel



jika isyarat perilaku dan



menangis ketika digendong orang baru, mudah terkejut 



By.



A



menendang-nendang



disintegrasi



suka dan



20



tentang



perilaku



mengepalkan tangannya 



Ny. Y mengatakan



By.



A



lahir



secara



pervaginam 



Ny. Y mengatakan



dirumah suka ada keributan dan saudara By. A suka mengganggu By. A



DO : - Berat bayi baru lahir: 3000 gr - PB baru lahir : 48 - BB sekarang 7000 gr - PB sekarang 63 cm - RR 32x/menit - nadi 128x/menit - suhu 36,5°C



C. NOC NIC No



Diagnosa Disintegrasi 1. bayi dengan



perilaku



NIC 



Gunakan suara



NOC 



Secara verbal



berhubungan



bicara yang



menyampaikan perasaan



kurang



lembut dan



positif terhadap bayi dari



rendah.



2 ditingkatkan menjadi 4.



pengetahuan pemberi



21



asuhan



keperawatan



tentang



isyarat



perilaku







Konsultasikan







Menyentuh membelai



dengan keluarga



dan menepuk bayi dari 2



ditandai



dalam rangka



ditingkatkan ke 4.



dengan anak Rewel,



mendapatkan



refleks



informasi kondisi



berlebihan, mengepal, kencang



kejut tangan menangis







yang di tunjukan bayi



dasar. 



Buat batasan terhadap prilaku yang mengganggu.



22



Merespon pada tanda



dari 3 ditingkatkan ke 5. 



Anggota keluarga bertanya bagaimana mereka dapat membantu dari 2 ditingkatkan ke 4.



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Masa bayi (infancy) umur 0 sampai 11 bulan. Masa ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu : masa neonatal, umur 0 sampai 28 hari dan post (pasca) neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan. Seorang bayi sangat bergantung pada orang tua dan keluarga sebagai unit pertama yang dikenalnya. Beruntunglah bayi yang mempunyai orang tua yang hidup rukun, bahagia dan memberikan yang terbaik untuk anak. Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan penuh, diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI sesuai umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh yang sesuai. Tahap-tahap perkembangan psikososial yang dilalui bayi menurut Erik Erikson hanya ada satu yaitu percaya vs tidak percaya ( 0-1 tahun ). Terdapat 4 tahap perkembangan attachment pada bayi yaitu tahap indiscriminate sosiability (0-2 bulan), tahap attachment is the makin (2-7 bulan), tahap specific, clear-cut attachment (7-24 bulan), dan tahap goal-coordination partenerships (24seterusnya). Diagnosa keperawatan yang umum pada asuhan keperawatan sehat jiwa pada bayi adalah kesiapan peningkatan perkembangan infant. B. Saran Penulis mengetahui bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis meminta saran dan kritik dari pembaca. Agar makalah ini bisa lebih baik lagi dan bisa menjadi pembelajaran untuk penulis dikemudian hari. Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan.



23



DAFTAR PUSTAKA Melda, Desi, dkk. (Tanpa Tahun). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Infant (Bayi) dan Toddler. Pekanbaru: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Al Insyirah



24