Askep Kehamilan Ektopik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH NURSING SIMULATION PROGRAMME ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIAGNOSA KEHAMILAN EKTOPIK INSTRUKTUR : DARMASTA MAULANA, S.Kep



Disusun Oleh : Nyoman Sri Antari 04.06.1439 C/KP/III



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL YOGYAKARTA 2008



KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang ”Asuhan keperawatan pada klien KEHAMILAN EKTOPIK”. Adapun tujuan penulisan makalah dalam rangka memenuhi tugas Nursing Simulation Programme(NSP) semester III Ilmu Keperawatan, STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA Tahun Ajaran 2007/2008. Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Pada kesempatan ini kami mengucapakan terimakasih kepada : 1. Ibu Istichomah S.Kp,Ns, selaku Dosen Wali Kelas C/KP/III 2. Bapak Darmasta Maulana S.Kp,Ns, selaku Dosen pembingbing NSP. 3. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini sampai selesai. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami dengan hati yang lapang menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan bagi para generasi penerus, guna mencerdaskan kehidupan bangsa.



Yogyakarta , Mei 2008



PENULIS



2



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR ....................................................................................i DAFTAR ISI ………………………………………………………………...ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG .......................................................................1 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 DEFINISI & PENYEBAB ................................................................2 2.2 PATOFISIOLOGI .............................................................................8 2.3 TANDA DAN GEJALA KLINIS .....................................................9 2.4 TERAPI .............................................................................................18 2.5 PENATALAKSANAAN....................................................................10 BAB III TINJAUAN KASUS 3.1 PENGKAJIAN .................................................................................11 3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN.......................................................21 3.3 INTERVENSI....................................................................................22 BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN ...............................................................................28 4.2 SARAN............................................................................................28 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................iii



3



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Pada kehamilan yang normal, janin berada pada rongga rahim. Namun pada keadaan tertentu, janin dapat pula berada di luar rongga rahim yang dikenal dengan istilah kehamilan di luar kandungan atau dalam ilmu kedokteran disebut sebagai kehamilan ektopik. Dalam penanganannya,  jika terlambat diketahui akan membahayakan nyawa si ibu. Bayangkan saja, janin yang seharusnya tumbuh dan berkembang di rahim ternyata tumbuh di tempat yang bukan semestinya, yaitu di saluran tuba falopii, kornu (tanduk rahim), atau bahkan di dalam rongga perut. 



4



BAB II LANDASAN TEORI



2.1 Definisi dan Penyebab 2.1.1 Definisi Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar rongga rahim (kavum uteri). Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa Yunani, topos yang berarti tempat. Jadi, istilah ektopik dapat diartikan sebagai "berada di luar tempat yang semestinya". Menurut dr Herlambang SpOG,  kehamilan ektopik (hamil di luar kandungan) adalah kehamilan dengan sel telur yang telah dibuahi tumbuh dan berimplantasi di tempat yang normal, yakni dalam endometrium -selaput lendir yang kaya kelenjar -- kavum uterus atau rongga rahim. Kehamilan ektopik dapat terjadi di beberapa tempat pada organ reproduksi wanita selain kavum uterus atau rongga rahim, antara lain di tuba falopti (saluran telur), kanalis servikalis (leher rahim), ovarium (indung telur), dan rongga perut, yang terbanyak terjadi di tuba falopii (90%). Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan hasil konsepsi berimplantasi di luar endometrium rahim. Istilah lain : ectopic pregnancy, ectopic gestation, dan eccecyesis. Kehamilan ektopik terganggu (KET) : adalah kehamilan ektopik yang terganggu, dapat terjadi abortus atau pecah, dan hal ini dapat berbahaya bagi wanita tersebut. Kehamilan heterotopik : adalah kehami9lan intrauterine yang terjadi dalam waktu yang berdekatan dengan kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik kombinasi (combined ectopic pregnancy) : adalah kehamilan intrauterine yang terjadi pada waktu bersamaan dengan kehamilan ekstrauterin.



5



Kehamilan ektopik rangkap (compound ectopic pregnancy) : adalah kehamilan intrauterine dengan kehamilan ekstrauterin yang lebih dulu terjadi, tapi janin mati dan menjadi litopedion. KLASIFIKASI Menurut Titus klasifikasi pembagian tempat-tempat terjadinya kehamilan ektopik adalah : 



Kehamilan tuba  Interstisial (2%)  Isthmus (25%)  Ampula (55%)  Fimbrial (17%)







Kehamilan ovarial (0,5%)







Kehamilan abdominal (0,1%)  Primer  Sekunder







Kehamilan tubo-ovarial







Kehamilan intraligamenter







Kehamilan servikal







Kehamilan tanduk rahim rudimenter



2.1.2 Penyebab Kehamilan ektopik biasanya disebabkan oleh terjadinya hambatan pada perjalanan sel telur, dari indung telur (ovarium) ke rahim (uterus).Kehamilan ektopik dapat disebabkan antara lain karena bekas radang pada tuba, sehingga hasil pembuahan terhambat ke rongga rahim, terdapat tumor atau kista pada tuba, endometriosis (jaringan endemetrium ditemukan di luar kavum uteri dan di luar miometrium), memiliki riwayat operasi tuba, dan kelainan anatomi congenital. Kelainan zigot, yaitu kelainan



6



kromosom dan malformasi. Penggunaan hormone eksogen (estrogen) seperti pada konsepsi oral. Penyebab kehamilan ektopik ada yang diketahui dan ada pula yang tidak, atau belum, diketahui. Ada beberapa factor penyebab kehamilan ektopik : 1. Faktor uterus  Tumor rahim yang menekan tuba  Uterus hipoplastis 2. Faktor tuba  Penyempitan



nlumen



tuba



oleh



karena



infeksi



endosalfing  Tuba sempit, panjang dab berlekuk-lekuk  Gangguan fungsi rambut getar (silia) tuba  Operasi dan sterilisasi tuba yang tidak sempurna  Endometriosis tuba  Striktur tuba  Divertikel tuba dan kelainan congenital lainnya  Perlekatan peritubal dan lekukan tuba  Tumor lain menekan tuba  Lumen kembar sempit 3. Faktor ovum  Migrasi eksterna dari ovum  Perlekatan membrane mukosa  Rapid cell devision  Migrasi  2.2 Patofisiologi Dalam keadaan normal, setiap wanita (setelah menstruasinya yang pertama) mempunyai siklus bulanan yang teratur, sampai ia mengalami menopause. Dalam siklus bulanan ini, akan dilepas sel telur dari ovarium, yang siap untuk dibuahi.



7



Sel telur akan berjalan di sepanjang saluran telur (tuba falopii), menuju ke dalam rahim. Dalam perjalanan tersebut, bisa saja mereka mengalami hambatan. Hambatan tentu akan memperlambat jalannya sel telur ke dalam rahim. Akibatnya, proses pembuahan bisa terjadi bukan pada tempat seharusnya, dan atau tempat embrio tumbuh bukan di dalam dinding rahim. Hambatan bisa disebabkan oleh berbagai hal dan bisa terjadi dimana-mana. Hambatan itu misalnya akibat:  Terjadinya gangguan pada jumbai saluran telur (fimbriae), sehingga tidak mampu mengambil telur masuk ke dalam saluran telur.  Terjadinya gangguan pada kemampuan peristaltik saluran telur, sehingga zigot tidak dapat bergerak secara baik menuju rongga rahim. Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau ruptur apabila kehamilan berkembang melebihi kapasitas ruang tempat implantasi, keadaan ini disebut kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik merupakan suatu keadaan yang berbahaya karena dapat menyebabkan perdarahan hebat dan berulang. Pada akhirnya, ini dapat menyebabkan penurunan fertilitas atau kesuburan dan bahkan kematian ibu dan janin. Proses pembuahan yakni bertemunya sel telur dengan sperma terjadi pada tuba, kemudian sel telur yang telah dibuahi digerakkan dan berimplantasi pada endometrium rongga rahim. Kehamilan ektopik dapat disebabkan antara lain karena bekas radang pada tuba, sehingga hasil pembuahan terhambat ke rongga rahim, terdapat tumor atau kista pada tuba, endometriosis (jaringan endemetrium ditemukan di luar kavum uteri dan di luar miometrium), memiliki riwayat operasi tuba, dan kelainan anatomi kongenital. Pada kehamilan abdominal, janin berkembang dalam rongga perut, namun tempat pertumbuhan yang tidak sempurna menyebabkan janin tidak tumbuh normal atau kematian janin. Bila janin meninggal pada usia kehamilan lanjut,



8



maka janin bisa membatu. Selain itu, dapat juga terjadi infeksi yang dapat membahayakan ibu.



Resiko terjadinya kehamilan ektopik meningkat pada:  Kelainan tuba falopii  Sebelumnya pernah mengalami kehamilan ektopik  Pemakaian des( dietilstilbestrol )  Kegagalan



ligasi



tuba(prosedur



sterilisasi,



dimana



dilakukan



pengikatan atau pemotongan tuba) Kehamilan Tuba Diding tuba merupakan lapisan luar dan kapsularis yang merupakan lapisan dalam dari hasil konsepsi. Karena tuba tidak dan bukan merupakan tempat normal bagi kehamilan, maka sebagian besar kehamilan tuba akan terganggu pada umur 6-10 kehamilan. Dan nasib dari hasil konsepsi biasa : a) Mati dan kemudian direabsorpsi ; b) Terjadi abortus tuba (65%), ibu mengalami keguguran dan hasil konsepsi terlepas dari dinding tuba kemudian terjadi perdarahan yang bias sedikit atau banyak. Hasil konsepsi dan perdarahan bias keluar ke arah kavum uteri dan dikeluarkan pervaginam, atau keluar kea rah kavum abdominal sehingga bertumpuk dibelakang rahim disebut hematoma retrouterin atau disebut juga massa pelvis (pelvic mass). c) Terjadi rupture tuba (35%) Bila robekan kecil maka hasil konsepsi tetap tinggal dalam tuba, sedang kan dari robekan terjadi perdarahan yang banyak. Bila robekan besar, maka hasil konsepsi keluar dan masuk dalam rongga perut. Nasib hasil konsepsi ini bias : 



Mati dan bersama darah berkumpul di retrouterina







Bila janin agak besar dan mati akan menjadi litope4dion dalam rongga perut atau,



9







Janin leluar dari tuba diselubungi kantong amnion dan plasenta yang utuh, kemungkinan tumbuh terus dalam rongga perut dan terjadi kehamilan abdominal sekunder. Plasenta akan melebar mencari kebutuhan makanan janin pada usus, ligamentum



latum,



dan



organ-organ



disekitarnya.



Selanjutnya janin dapat tumbuh terus, bahkan sampai a terme. Kehamilan Intramuralis (Interstisial) Karena dinding agak tebal, dapat menahan kehamilan sampai 4 bulan atau lebih, kadang kala sampai a terme. Kalau pecah dapat menyebabkan perdarahan yang banyak dan keluarnya janin dalam rongga perut. Kehamilan Isthmus Dindingtuba disini lebih tipis, biasanya pada kehamilan 2-3 bulan sudah pecah. Kehamilan Ampula dan Fimbria Dapat terjadi abortus atau rupture pada kehamilan 1-2 bulan dan nasib hasil konsepsi sama seperti yang dibicarakan diatas. Combined Ectopic Pregnancy Sangat jarang dijumpai kehamilan ektopik bersama dengan kehamilan intrauterine. Frekuensinya antar 1:10000 sampai 1:30000 persalinan. Pada umumnya diagnosis dibuat setelah operasi kehamilan ektopik terganggu. Pada laprotomi ditemukan selain kehamilan ektopik juga kehamilan intrauterine dan didapati 2 korpus luteum. Kehamilan Ovarial Perdarahan pada ocarium ini dapat disebabkan bukan saja oleh rupture kista korpus luteum, torsi, dan endometriosis. Gejala-gejalanya sama dengan kehamilan ektopik. Stux membagi kehamilan ovarial menjadi :



10



 Intrafolikular (nidasi pada folikel)  Superficial (implantasi pada permukaan ovarium)  Interstisial (pada pars interstisial ovarium)



Kehamilan Abdominal Menurut cara terjadinya bias dibagi menjadi primer, yaitu implantasi terjadi sesudah dibuahi, langsung pada peritoneum atau kavum abdominal; dan sekunder, bila embrio yang masih hidup dari tempat primer, misalnya karena abortus tuba, tumbuh lagi didalam abdomen. Kehamilan Servikal Adalah kehamilan dimana nidasi terdapat pada kanalis servikalis, sehingga dinding serviks menjadi sangat tipis dan membesar. Hal ini jarang dijumpai. Kehamilan Heterotopik Suatu kehamilan kembar yang berlainan tempat misalnya IUP dan kehamilan ektopik; tuba kanan dan kiri; IUP dan kehamilan abdominal. 2.3 Tanda dan Gejala Klinis Biasanya, gejala awal yang harus diperhatikan antara lain terdapat tanda-tanda kehamilan -- seperti mual, muntah, tidak menstruasi, dan sebagainya, nyeri yang dapat dirasakan pada satu sisi atau kedua sisi perut bagian atas, bawah, atau seluruh bagian perut, terdapat bercak darah (spotting) atau perdarahan yang biasanya berwarna hitam, gejala kehamilan muda. Tanda dan gejala klinik : 



Anamnesis : terjadi amenore, yaitu haid terlambat mulai beberapa hari sampai beberapa bulan atau hanya haid yang tidak teratur.



11



Kadang-kadang dijumpai keluhan hamil muda dan gejala hamil lainnya. 



Perasaan nyeri dan sakit yang tiba-tiba di perut, seperti diiris dengan pisau disertai muntah dan bisa jatuh pingsan.







Tanda-tanda akut abdomen : nyeri tekan yang hebat (defance muscular), muntah, gelisah, pucat, anemis, nadi halus dan kecil, tensi rendah, atau tidak terukur (syok).







Nyeri bahu : karena perangsangan diafragma







Tanda Cullen : sekitar pusat atau linea alba kelihatan biru hitam dan lebam.







Pada pemeriksaaan ginekologik (periksa dalam) terdapat : Adanya nyeri ayun : dengan menggerakan porsio dan serviks ibu akan merasa sakit yang sangat.Douglas Crise : rasa nyeri hebat pada kavum



DouglasiKavum



Douglasi



teraba



menonjol



karena



terkumpulnya darah, begitu pula traba masa retrouterin (massa pelvis). 



Pervaginam keluar decidual cast.







Pada palpasi perut dan pada perkusi : ada tanda-tanda perdarahan intraabdominal (shifting dullness).







Penurunan kadar hemoglobin







Adanya lekositosis



Gejala yang lebih lanjut antara lain penderita pucat, kesadaran menurun atau lemah, bahkan shock akibat kehilangan banyak darah, nyeri bahu dan bagian samping leher, nyeri perut yang disertai perut menegang. Gejala dari kehamilan ektopik adalah spotting dan kram. Gejala ini timbul karena ketika janin mati, lapisan rahim dilepaskan seperti yang terjadi pada menstruasi yang normal. Jika janin mati pada stadium awal, maka tidak terjadi kerusakan tuba falopii. jika janin terus tumbuh, bisa menyebabkan robekan pada dinding tuba sehingga terjadi perdarahan. Jika perdarahan terjadi secara bertahap, bisa menimbulkan nyeri dan kadang menimbulkan penekanan pada perut bagian



12



bawah akibat penimbunan darah biasanya setelah sekitar 6-8 minggu, penderita tiba-tiba merasakan nyeri yang hebat di perut bagian bawah, lalu pingsan. gejala ini biasanya menunjukkan bahwa tuba telah robek dan menyebabkan perdarahan hebat ke dalam perut. Kadang kehamilan ektopik sebagian terjadi di dalam tubah dan sebagian di dalam rahim. keadaan ini menyebabkan kram dan spotting. janin memiliki ruang untuk tumbuh, sehingga kehamilan ektopik biasanya baru pecah di kemudian hari, biasanya pada minggu ke 12-16. Jika hasil pemeriksaan darah dan air kemih menunjukkan positif hamil tetapi rahim tidak membesar, maka diduga telah terjadi kehamilan ektopik. pada usg rahim tampak kosong dan di dalam rongga panggul atau rongga perut terlihat darah. 2.4 Penatalaksanaan Pasien dirujuk kerumah sakit. Dirumah sakit dilakukan :  Laparotomi  Salpingektomi/salpingostomi/reanastomosis tuba  Kemoterapi dengan metotreksat 1 mg/kg intravena dn faktor sitrovorum 0,1 mg/kg intramuskular berselang-seling selama 8 hari bila kehamilan di pars ampularis tuba belum pecah, diameter kantong gestasi kurang atau sama dengan 4 cm, perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100ml, tanda vital baik.



13



BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA NONA ”P” DENGAN DIAGNOSA KEHAMILAN EKTOPIK 3.1 Pengkajian Tanggal masuk



:-



Tanggal pengkajian



:-



Jam



:-



A. Identitas pasien Nama



:



Umur



:



Agama



:



Jenis kelamin



:



Alamat



:



Suku/bangsa



:



Pekerjaan



:



Pendidikan



:



Status



:



Penanggung jawab Nama



:



Umur



:



Jenis kelamin



:



Suku/bangsa



:



Agama



:



Status



:



14



Alamat



:



Pekerjaan



:



Hubungan dengan klien : B. Riwayat Kesehatan 



Keluhan utama Biasanya klien mengeluh nyeri pada perutnya.







Riwayat kesehatan sekarang Pada kehamilan ektopik, ditandai dengan adanya nyeri keram di bawah perut (biasanya lebih sakit dari sakit pada waktu akan haid). Nyeri yang menusuk di area sekitar perut, level hCG rendah, pendarahan pada vagina, mual, muntah, tidak menstruasi, dan sebagainya, nyeri yang dapat dirasakan pada satu sisi atau kedua sisi perut bagian atas, bawah, atau seluruh bagian perut, terdapat bercak darah (spotting) atau perdarahan yang biasanya berwarna hitam. Penderita pucat, kesadaran menurun atau lemah, bahkan shock akibat kehilangan banyak darah, nyeri bahu dan bagian samping leher, nyeri perut yang disertai perut menegang. Nadi kecil dan halus, tensi rendah bahkan tidak terukur, nyeri bahu, tanda Cullen.







Riwayat kesehatan dahulu Kehamilan ektopik dapat disebabkan oleh bekas radang pada tuba, terdapat tumor atau kista pada tuba, endometriosis (jaringan endemetrium ditemukan di luar kavum uteri dan di luar miometrium), memiliki riwayat operasi tuba, dan kelainan anatomi congenital. Sebelumnya pernah mengalami kehamilan ektopik, kegagalan ligasi tuba. Riwayat pembedahan abdomen, radang panggul, ketidakteraturan haid dan pemakaian AKDR.



15







Riwayat kesehatan keluarga Kehamilan ektopik bukan merupakan penyakit keturunan, penyakit ini berhubungan adanya kelainan pada organ reproduksi wanita.



Genogram



Keterangan : : Laki-laki : Perempuan : Penderita : Tinggal dalam 1 rumah



16



C. Pola Fungsi Kesehatan (GORDON) 1. Pada penderita kehamilan ektopik, seharusnya menjaga kebersihan organ reproduksinya, menghindari aborsi, memilih kontrasepsi atau pemakaian IUD yang cocokuntuk mencegah kehamilan ektopik. 2. Nutrisi / metabolisme Terganggu karena mual dan muntah, kebutuhan akan cairan juga terganggu akibat perdarahan yang terus menerus.



3. Pola Aktivitas Dan Latihan Aktivitas Mandi Berpakaian Eliminasi Mobilisasi Ambulansi Makan



0



1



2



3



4



√ √ √ √ √ √



Keterangan : 0 : mandiri 1 : alat bantu 2 : dibantu orang lain 3 : dibantu orang lain dan alat 4 : tergantung total 4. Pola Eliminasi Pola BAB normal 1-2 X dalam sehari, pola BAK juga normal 6-8 X dalam sehari. 5. Pola tidur dan istirahat Pola tidur klien terganggu akibat nyeri hebat pada perutnya dan akibat pendarahan yang terus-menerus. 6. Pola kognitif perseptual



17



Pada penderita kehamilan ektopik biasanya mengalami penurunan kesadaran dan lemah. 7. Pola toleransi-kopping strees Koping yang dilakukan pada masing-masing klien berbeda menurut jenis penyakit yang diderita. 8. Pola hubungan dan peran Menyangkut hubungan klien dengan keluarga, masyarakat, status pernikahan, kualitas pekerjaan, sistem dukungan, dan dukungan keluarga selama di rumah sakit. 9. Pola konsep diri Harga diri



: tidak terganggu



Ideal diri



: tidak terganggu



Identitas diri



: tidak terganggu



Gambaran diri



: tidak terganggu



Peran diri



: tidak terganggu



10. Pola seksual reproduksi Pada klien dengan kehamilan ektopik, pola seksual reproduksinya terganggu, karena bekas radang pada tuba, terdapat tumor atau kista pada tuba, endometriosis (jaringan endemetrium ditemukan di luar kavum uteri dan di luar miometrium). 11. Pola nilai dan kepercayaan Menyangkut agama yang dianut klien, larangan dalam agamanya, permintaan rohaniawan selama dirawat di rumah sakit. D. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan umum 



Kesan umum



: compos mentis







Wajah



: pucat







Kesadaran







GCS



: lemah : 11



18



Respon motorik



: 4



Respon verbal



: 3



Respon mata



: 4







nadi







tekanan darah : hipotensi (