Askep Kel 3 Dic Kep - Kritis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEPERAWATAN KRITIS “Asuhan Keperawatan Gangguan Hematologi Dengan Masalah DIC (Koagulopati Intravaskuler Diseminata)”



OLEH : Kelompok 3 Angga Rahmadana Dinda Melisri Joesa Famelya Syafrilina Mochammad Fadli Puja Junia Faselfa Restika Margaret Hutabarat Rita Agnes Nainggolan Salma Syafitri Yayang Mutiara Rahma



(183310798) (183310804) (183310806) (183310815) (183310818) (183310819) (183310820) (183310821) (183310832)



DOSEN PEMBIMBING : Ns. Anita Mirawati, S.Kep.M.Kep



POLTEKKES KEMENKES RI PADANG PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN T.A 2021/2022



KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah keperawatan Kritis.. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



Padang, 26 agustus 2021



Kelompok 3



2|Page



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ...........................................................................................2 DAFTAR ISI...........................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................................4 B. Rumusan Masalah...................................................................................4 C. Tujuan......................................................................................................5 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian DIC.......................................................................................5 B. Patofisiologi DIC...................................................................................5 C. Tipe DIC ...............................................................................................6 D. Manifestasi klinik DIC ..........................................................................7 E. Sistem Skor Pada DIC ...........................................................................7 F. Diagnosis DIC .....................................................................................10 G. Manajemen DIC ..................................................................................12 H. Asuhan Keperawatan DIC ...................................................................15 BAB III ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS A. Pengkajian............................................................................................16 B. Diagnosa...............................................................................................16 C. Intervensi..............................................................................................22 D. Implementasi keperawatan...................................................................22 E. Evaluasi keperawatan...........................................................................23 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan..........................................................................................24 B. Saran.....................................................................................................24 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25



3|Page



BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) merupakan penyakit serius dimana terjadi aktivasi koagulasi yang meningkat, persisten, dan menyeluruh, serta biasanya menyebabkan pembentukan mikrotrombus pada mikrovaskuler. Pada saat yang sama, konsumsi trombosit dan protein koagulasi dapat menginduksi perdarahan masif.3 DIC selalu memiliki penyakit yang mendasarinya seperti infeksi berat, keganasan hematologi, trauma atau gangguan obstetrik. Gejala umum DIC adalah gejala perdarahan dan gejala organ.3 DIC merupakan kondisi serius dan penanganan dini berdasarkan diagnosis yang tepat penting untuk meningkatkan prognosis pasien. (Umar & Sujud, 2020) B. Rumusan Masalah Bagaimana konsep dan asuhan keperawatan gangguan hematologi dengan masalah DIC (Diseminata Intravaskular Coagulasi)? C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui dan memahami askep gangguan hematologi dengan masalah DIC. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui Pengertian dari DIC. b. Untuk mengetahui Patofosiologi dari DIC. c. Untuk mengetahui tipe’tipe DIC. d. Untuk mengetahui manifestasi klinik DIC e. Untuk mengetahui sistem scoring pada DIC. f. Untuk mengetahui diagnosis DIC g. Untuk mengetahui manjemen DIC. h. Asuhan keperawatan



4|Page



BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian DIC Koagulasi intravaskuler diseminata atau diseminata Intravascularlation



(DIC) adalah



suatu kesatuan klinis dan patologis yang diakibatkan oleh aktivasi tidak terkendali sistem koagulasi dan sistem fibrinolitik, sehingga pada saat yang sama dapat menimbulkan trombosis dan perdarahan. Sindrom ini dapat ditemukan pada hampir semua disiplin klinis, khususnya pada bidang darurat darurat (critical caremedicine).



DIC berbagai



penyakit suatu penyakit tertentu, tetapi merupakan akibat sekunder dari suatu penyakit tertentu. Kongulasi intravaskular diseminata (DIC) ini menyangkut perdarahan dan pemhekum. la terjadi sebagai komplikasi berbagai kondisi klinik. Mula-mula terjadi pembekuan dalam pembuluh-pembuluh kecil;



pembekuan luas yang terjadi "menghabiskan" faktor



pembekuan, seperti trombosit dan fibrin. Inilah sebabnya terjadi perdarahan-perdarahan. Pasien dengan DIC memang sakit berat. DIC sering berkembang diam-diam, dan tanda pertama yang terjadi adalah perdarahan luas. Pembekuan yang terjadi menyumbat banyak pembuluh-pembuluh darah kecil di perifer, dan karena ada gangguan pada pembekuan, timbul perdarahan luas, berupa ccchimosis, petechiac, perdarahan dari berbagai lubang luka. Sering ada akrosianosis pada jari-jari tangan dan kaki, dispnea (sesak napas), dan lain-lain. Koagulasi intravakular diseminata adalah sindroma patologi yang terjadi sebagai komplikasi dari semua tipe syok sirkulasi. Sindroma ini dapat menjadi tiga tahap: 1. koagulopati konsumi 2.



koagulopati primer dan



3.



koagulopati dilusi.



B. Patofisiologi PatofisiologiDIC adalah reaksi abnormal sistim fibrinolitik yang mengkontrol pembekuan darah. Bila perdarahan sangat hebat, pembentukan trombin sangat meningkat dan trombin mendukung kongulasi. sebagian besar protein koagulasi dan juga trombin disintesis di



5|Page



dalam hati. Bila fungsi hati terganggu, seperti pada syok sirkuhsi, pembentukan protein pembekuan darah ini kalah cepat dengan konsumsinya, sehingga menimbulkan koagulopati konsumsi. Selain kelebihan trombin, pembentukan bertahap fibrinolitik juga dirangsang abnotmal.



Faktor Hagemantangat diaktifkan oleh endotoksin pada syok



septik, menyebabkan perubahan plasmin, suatu enzim proteolitik kuat yang dapat mengkatabolis fibrin. Lisis fibrin menimbulkan perdarahan lebih lanjut. Tipe DIC lain akibat penggunaan eritrosit dikumpukan tanpa plasma dalam resusitasi selama syok perdarahan hipovolemik, adalah koagulopatidilusional. Trombosit, protein pembekuan darah dan kalsium tidak diganti dan sangat berkurang. Transfusi eritrosit dikumpulkan menggunakan larutan garam seimbang sebagai alat untuk mengencerkan trombosit dan protein pembekuan darah.



Sindroma bisa juga hasil kepekaan terhadap heparin.



Diagnosis DIC didasarkan atas penemuan waktu protrombin abnomal, trombositopenia, dan fibrinogenopenia. Tes tersebut meliputi kenaikan produk pemecahan fibrin, kenaikan waktu trombin pada 60% kasus dan penurunan antitrombin IlIL Efek patologis DIC bersifat multisistemik, yaitu neksosis korteks renalis, edema paru, pankreatitis, miosit, perdarahan gastrointestinal, gagal hati dan mantasicerebrum (kejang). Tetapi mencakup penggunasnuombosit, fibrinogen, dan heparin yang tepat untuk melawan aktivasi trombin pada pembentukan bertahap pembekuan darah dan plawna beku segar untuk meng gantikan faktor pembekuan darah. C. Tipe DIC Ada dua tipe DIC yaitu akut dan kronisTipe akut ditandai dengan aktivasi pada sistem fibrinolitik dan antikoagulan secara masif dan berlebihan. DIC akut berkembang ketika jumlah besar prokoagulan (faktor jaringan) memasuki sirkulasi dalam jangka waktu yang singkat (beberapa jam hingga beberapa hari). Pada DIC diperlukan kemampuan tubuh yang sangat besar untuk membentuk faktor koagulasi dan hal ini menjadi predisposisi timbulnya perdarahan. DIC akut dapat terjadi pada kasus endotoksin, trauma jaringan luas, wanita hamil dengan komplikasi pre-eklampsi, atau terlepasnya jaringan plasenta. DIC akut juga terjadi pada penderita dengan hipotensi atau syok oleh berbagai sebab (misal pada tindakan operasi, stroke luas, atau serangan jantung).



(Ahn, 2016,



Hamsononline). DIC kronis aktivasi koagulasinya Tipe akut, jumlah dari faktor jaringan terlihat lebih kecil sehingga stimulasi sistem koagulasinya kurang kuat dan memungkinkan untuk mengkompensasi penggunaan protein koagulasi dan trombosit. DIC biasanya berkembang secara perlahan dalam waktu berminggu-minggu hingga 6|Page



berbulan-bulan dengan manifestasi klinik lebih bersifat trombotik. DIC sering terjadi pada penyakit kanker, aneurisma aorta, dan penyakit inflamasi kronis. Pada penyakit kanker, faktor resiko yang penting adalah usia lanjut, laki-laki, stadium lanjut, dan nekrosis pada tumor. Kebanyakan DIC kronis terjadi pada penderita adenokarsinoma kolorektal. D. Manifestasi klinik DIC Gambaran hemoragik tipikal pada DIC termasuk perdarahan pada tempat venipuncture atau indwelling catheters, ekimosis yang berkembang secara spontan atau trauma minimal, perdarahan dari membrane mukosa, perdarahan mayor yang tidak terduga dari tempat drain atau trakeostomi dan perdarahan pada kavitas serosa (seperti perdarahan retroperitoneal). Perdarahan pada DIC hemoragik dapat diiakibatkan oleh berbagai alasan termasuk trombositopenia, disfungsi trombosit, kerusakan endotel, gangguan degradasi produk fibrin dengan struktur clot dan konsumsi faktor clotting.21 Gambaran thrombosis pada DIC adalah tromboflebitis yang terjadi pada tempat yang tidak biasa; respiratory distress syndrome; gangguan ginjal tanpa kejelasan; gangguan system saraf pusat seperti penurunan kesadaran dan kejang; infark dermal, nekrosis kulit; diskolorasi keabuan ujung jari, kaki atau cuping telinga. (Umar & Sujud, 2020) E. Sistem Scoring DIC merupakan diagnosis laboratorium dan klinis. Jadi diagnosis hanya dibuat pada pasien dengan penyakit mendasari yang diketahui yang berhubungan dengan DIC yang berhubungan dengan abnormalitas laboratorium (hitung trombosit, PT/APTT, fibrinogen serum dan marker degradasi fibrin).19 Untuk memfasilitasi proses diagnosis untuk mendeteksi DIC, penggunaan sistem skor direkomendasikan oleh beberapa guidelines yang dikeluarkan oleh ISTH/ SSC, Japanese Ministry Health, Labour and Welfare (JMHLW), dan Japanese Association of Acute Medicine (JAAM) . Desain skor ISTH memiliki dasar fisiologi dengan menggunakan konsep “overt” dan “nonovert” sebagai entitas yang berbeda.Sampai batas tertentu, kedua bagian tersebet merefleksikan perbedaan poin meskipun DIC nonovert berhubungan dengan luaran yang buruk pada pasien kritis yang mengalami progresi ke DIC overt. Algoritma skor ISTH hanya dapat digunakan jika penyakit yang mendasari berhubungan dengan DIC (conoh sepsis dan kanker). Sistem skor ini telah divalidasi secara prospektif untuk mendiagnois



7|Page



DIC dan menunjukan prediktor independen mortalitas pada pasien sepsis. Sebagai tambahan, keparahan DIC berdasarkan skor juga berhubungan dengan luaran yang buruk pada pasien tersebut.22 Sistem skor ini berguna untuk mendiagnosis DIC apapun etiologi yang mendasarinya baik penyebab infektif maupun non-infektif. (Umar & Sujud, 2020) Tabel. Kriteria diagnosis DIC.



Kondisi klinis yang merupakan predisposisi terhadap DIC Adanya gejala klinis lainnya



Kriteria ISTH Esensial



Kriteria JMHW 1 poin



Kriteria JAAM Esensial



Tidak digunakan



Perdarahan (1 poin) Gagal organ (1 poin) 80.000-120.000 ( 1 poin) 50.000-80.000 (2 poin) 3 (1 poin)



Hitung trombosit



50.000-100.000 (1 poin) < 50.000 (2 poin)



Penanda terkait fibrin



Peningkatan moderat (2 poin) Peningkatan besar (3 poin)



FDP 10-20 (1 poin) 20-40 (2 poin) >40 poin (3 poin)



FDP 10-25 (1 poin) >25 (2 poin)



Fibrinogen



6 detik (2 poin) ≥ 5 poin



1-1,50 ( 1 poin) 1,67 ( 2 poin) ≥ 7 poin



Diagnosis DIC



80.000-120.000 atau penurunan >30% (1 poin) 50% (2 poin)



Rasio PT >1,20 (1 poin) ≥ 4 poin



Overt DIC: Didefinisikan sebagai kondisi dimana endotel vaskular, darah dan komponennya telah kehilangan kemampuan unuk mengkompensasi dan mengembalikan homeostasis sebagai respons terhadap cidera. Hal ini bermanifestasi sebagai disfungsi multiorgan akibat trombosis dan/atau perdarahan. Skor 5 atau lebih memenuhi definisi DIC overt. Tabel. Sistem skor diagnostik untuk dic overt (taylor dkk.2001). Pemeriksaan



8|Page



Hasi l



Skor



 Hitung trombosit



 Peningkatan marker fibrin



 >100.000



=0



 50.000-100.000



=1



 1.0 g/dL



=0



 100, maka diberi skor 0,