Askep Keluarga Bayi Baru Lahir [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN BAYI BARU LAHIR Disusun Oleh : KELOMPOK 4 1. Nisaaul Maghfirah 2. Afriyanti 3. Monalisa 4. Ulfa Natasya 5. Akmal Fikri 6. Zulfadli



Dosen



: Ns. Novia Rizana, M.Kep



Mata Kuliah



: Keperawatan Keluarga



Semester



: VI-C



PRODI S1 KEPERAWATAN STIKes MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE 2021



i



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Askep Keluarga dengan Bayi Baru Lahir ”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua dan para pembaca dapat memahami dan mendapatkan pengetahuan



yang



lebih



baik,



sehingga



dapat



diaplikasikan



untuk



mengembangkan kompetensi dalam keperawatan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami selalu bersedia dengan terbuka menerima berbagai saran dan kritik demi perbaikan di masa mendatang.



Lhokseumawe, 28 Mei 2021



Penyusun



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1 A.



Latar Belakang.............................................................................................................1



B.



Tujuan..........................................................................................................................2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................3 A.



B.



KONSEP DASAR KELUARGA.................................................................................3 2.1



Pengertian Keluarga.............................................................................................3



2.3



Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan...........................................................4



KONSEP DASAR BAYI BARU LAHIR....................................................................5 2.1



Pengertian Bayi Baru Lahir..................................................................................5



2.2



Karakteristik.........................................................................................................5



2.3



Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Bayi Baru Lahir....................................6



2.4



Permasalahan Pada Keluarga Dengan Bayi Baru Lahir........................................7



2.5



Peran Perawat Dalam Tahap Perkembangan Keluarga ………………...………..7



BAB III ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................................8 A.



PENGKAJIAN.............................................................................................................8



B.



DIAGNOSA KEPERAWATAN................................................................................18



C.



INTERVENSI KEPERAWATAN.............................................................................19



D.



IMPLEMENTASI......................................................................................................21



E.



EVALUASI................................................................................................................22



BAB IV PENUTUP...............................................................................................................23 A.KESIMPULAN..............................................................................................................23 B.SARAN..........................................................................................................................23



iii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan pada bayi ditujukan pada bayi usia 29 hari sampai dengan 11 bulan dengan memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis kesehatan (Kemenkes, 2014). Dari data (Kemenkes, 2014) kelompok usia anak di Indonesia pada tahun 2013 mencakup 37,66 % dari seluruh kelompok usia, dimana kelompok usia bayi sejumlah 4.665.025.



Pelayanan kesehatan pada bayi menurut (Kemenkes, 2014) terdiri dari penimbangan berat badan, pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, dan Campak), Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi, pemberian vitamin A pada bayi, penyuluhan perawatan kesehatan bayi serta penyuluhan ASI Eksklusif dan pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI). Namun dalam pelaksanaan pelayanannya masalah pelayanan kesehatan pada bayi yang sering terjadi terjadi di Indonesia adalah pemberian ASI ekslusif dan pemberian imunisasi dasar. Cakupan pemberian ASI ekslusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia 2014 sebesar 52,3% (target nasional 80%), sedangkan cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi di Indonesia tahun 2014 sebesar 86,9% (target nasional 90%) (Kemenkes, 2014).



Untuk mengatasi masalah pelayanan tersebut perlu adanya kerjasama antar berbagai pihak diantaranya pemerintah, tenaga kesehatan dan keluarga.



1



Keluarga menjadi salah satu bagian penting dalam pemberian pelayanan kesehatan pada bayi karena keluarga merupakan bagian terdekat dari bayi tersebut.



Namun keluarga pada tahap perkembangan dengan bayi baru lahir terkadang kesulitan ikut serta menjalankan perannya dalam pemberian pelayanan kesehatan pada bayi. Hal ini karena periode keluarga dengan bayi baru lahir adalah waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan seluruh keluarga. Orang tua harus beradaptasi terhadap perubahan struktur karena adanya anggota baru dalam keluarga, yaitu anak. Dengan kehadiran anak maka sistem dalam keluarga akan berubah dan pola interaksi dalam keluarga harus dikembangkan. Pada periode transisi, keluarga membutuhkan adaptasi yang cepat, sehingga kondisi ini menempatkan keluarga menjadi sangat rentan dan mereka memerlukan bantuan untuk beradaptasi dengan



peran yang baru. Untuk mengetahui peran



perawatpada keluarga dengan bayi baru lahir maka kelompok kami tertarik untuk membahas asuhan keperawatan pada keluarga dengan bayi baru lahir.



B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar serta asuhan keperawatan keluarga dengan bayi baru lahir. 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian keluarga dengan bayi baru lahir b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tahap perkembangan keluarga dengan bayi baru lahir c. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tugas keluarga dengan bayi baru



2



lahir d. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang permasalahan yang terjadi pada keluarga dengan bayi baru lahir e. Mahasiswa mampu menjelaskan proses keperawatan keluarga dengan bayi baru lahir



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. KONSEP DASAR KELUARGA 2.1 Pengertian Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2008). Menurut UU No.10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya. Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,



adopsi,



kelahiran



yang



bertujuan



menciptakan



dan



mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,



3



mental, emosional dan sosial diri tiap anggota keluarga (Duval dan logan, 1986 dalam Setiadi, 2008). 2.2 Fungsi Keluarga Menurut Setiadi (2008), terdapat beberapa fungsi keluarga, antara lain: a. Fungsi Biologi 1) Untuk meneruskan keturunan 2) Memelihara dan membesarkan anak 3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga 4) Memelihara dan merawat anggota keluarga b. Fungsi Psikologi 1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman 2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga 3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga 4) Memberikan identitas keluarga c. Fungsi Sosialisasi 1) Membina sosial pada anak 2) Membina



norma-norma



tingkah



laku



sesuai



dengan



tingkat



perkembangan anak 3) Menaruh nilai-nilai budaya keluarga d. Fungsi Ekonomi 1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga 2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga 3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya e. Fungsi Pendidikan



4



1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki 2) Mempersiapkan anak untuk kehiduoan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa 3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya 2.3 Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan Lima (5) tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan menurut Friedman (1998), dalam (Murwani, 2008), yaitu: a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi beberapa besar perubahannya. b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan



untuk



menentukan



tindakan



keluarga



maka



segera



melakukan tindakan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyogyanya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga. c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit Perawatan ini dapat dilakukan tindakan dirumh apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih para tidak terjadi. d. Mempertahankan /menciptakan suasana rumah sehat



5



e. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).



B. KONSEP DASAR BAYI BARU LAHIR 2.1 Pengertian Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran (Saifuddin, 2002).



Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi usia 0 – 28 hari (Kemenkes RI, 2010).Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes, 2005). 2.2 Karakteristik Karakteristik bayi baru lahir normal adalah :



a.



Bayi yang memiliki berat badan 2500 - 4000 gram



b.



Bayi yang memiliki panjang badan 48 - 52 cm



c.



Bayi yang memiliki lingkar dada 30 - 38 cm



d.



Bayi yang memiliki lingkar kepala 33 - 35 cm



e.



Bayi yang memiliki frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit



f.



Bayi yang memiliki frekwensi pernafasan ± 40 – 60 kali/menit



6



g.



Bayi kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup



h.



Bayi yang memiliki rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna



i.



Bayi yang memiliki kuku agak panjang dan lemas



j.



Bayi yang memiliki ciri genetalia : perempuan, labia mayora sudah menutupi labia miyora.Laki – laki , testis sudah turun dan skrotum sudah ada



k.



Bayi yang memiliki reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik



l.



Bayi yang memiliki reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik



m.



Bayi yang memiliki reflek graps atau menggenggan sudah baik



n.



Bayi yang memiliki pola eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan.



(Pusdiknakes, 2003). 2.3 Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Bayi Baru Lahir Tugas perkembangan keluarga dengan bayi baru lahir antara lain : a. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan) b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan c. Membagi peran dan tanggung jawab (bagaiman peran orang tua terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan)



7



d. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak e. Konseling KB post partum 6 minggu f. Menata ruang untuk anak g. Biaya/dana Child Bearing h. Memfasilitasi role learning anggota keluarga i. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin Sedangkan menurut Carter dan Mc. Goldrick (1988), tugas perkembangan dalam tahap ini adalah: a. Membentuk



keluarga



muda



sebagai



sebuah



unit



yang



mantap



(mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga) b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran orang tua dan kakek/nenek. 2.4 Permasalahan Pada Keluarga Dengan Bayi Baru Lahir Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17% tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal : a. Suami merasa diabaikan b. Peningkatan perselisihan dan argument c. Interupsi dalam jadwal kontinu d. Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun. 2.5 Peran Perawat Dalam Tahap Perkembangan Keluarga Dengan Bayi Baru Lahir Menurut Mubarak, dkk (2006), peran perawat dalam tahap ini adalah melakukan perawatan dan konsultasi antara lain:



8



a. Bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan bayi b. Mengenali gangguan kesehatan bayi secara dini dan mengatasinya c. Imunisasi yang dibutuhkan anak d. Tumbuh kembang anak yang baik e. Interaksi keluarga f. Keluarga berencana g. Pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja



BAB III ASUHAN KEPERAWATAN



Kasus:



Tn.B 28 tahun dan Ny.B 26 tahun adalah pasangan suami istri. Usia pernikahan mereka 1,5 tahun. Mereka memiliki satu anak perempuan bernama Bayi C yang berusia 3 bulan. Persalinan terakhir adalah 3 bulan yang lalu pada tanggal 07 februari 2021. Ia melahirkan normal di puskesmas ditolong bidan. Berat lahir bayi 2800 gram. Ny.B menyatakan persalinan Ny.B lancar dan cepat. Tn.B tinggal satu rumah dengan istri, anak, dan ibu mertua. Tn.B dan Ny.B pendidikan terakhirnya adalah SMP. Tn.B bekerja sebagai buruh dan Ny.B adalah seorang karyawan. Pada keluarga Tn.B terdapat beberapa masalah kesehatan yang terjadi, yaitu menurut Ny.B, Bayi C baru diberi imunisasi satu kali saat ia lahir. Setelahnya bayi belum dibawa ke puskesmas untuk imunisasi. Menurut catatan imunisasi bayi C baru diberi imunisasi satu kali. Status gizi bayi kurang. Berat badan bayi saat ini 4700 gram, bayi dalam keadaan sehat, gerak aktif. Bayi C belum diberi tambahan vitamin A. Bayi hanya diberikan susu SGM, karena ASI Ny.B keluar hanya sedikit. Ny.B tidak rutin membawa bayi nya ke posyandu karena menyesuaikan waktu kerjanya. 9



A. PENGKAJIAN 1. Struktur dan Sifat Keluarga



a. Identitas Kepala Keluarga



Nama



: Tn.B



Umur



: 28 Tahun



Jenis kelamin



: Laki-laki



Pendidikan



: SMP



Pekerjaan



: Buruh



Suku/Kebangsaan



: Jawa/Indonesia



Jumlah anggota keluarga : 3



b. Daftar Anggota Keluarga



No



Nama L/P



Umur



Agama



Hub. Dg



Pendidikan Pekerjaan



KK 1



Ny.B



P



26 th



Islam



Istri



SMP



Karyawan Laundry



10



2



By.C



P



3 bln



Islam



Anak



Belum



-



sekolah 3



Ny.M



P



60 th



Islam



c. Genogram



Mertua



SD



-



Ny.M (60 th)



Keterangan: : Laki-laki Ny.B (26 th)



Tn.B (28 th) By.C (3 bln)



: Perempuan : Sakit : Tinggal satu rumah : Meninggal



11



d. Struktur Keluarga



Keluarga Tn.B menganut struktur keluarga matrilokal. Tipe keluarga Tn.B termasuk keluarga ekstended family, merupakan beberapa keluarga yang tinggal bersama, karena keluarga Tn.B tinggal dengan mertua.



e. Tahap perkembangan keluarga



Keluarga Tn.B berada pada tahap II yakni keluarga Child Bearing, karena memiliki anak pertama usia 3 bulan.



f. Tugas Perkembangan Yang Belum Terpenuhi



Tugas



perkembangan



keluarga yang belum



terpenuhi yaitu



belum



mengimunisasikan bayinya dan tidak memberikan ASI serta berat badan bayi kurang.



g. Hubungan antar anggota keluarga



1) Hubungan suami-istri: Suami menyatakan hubungan dengan istri harmonis. Bila ada masalah diselesaikan bersama. 2) Hubungan antar anggota, baik dengan anggota keluarga dan keluarga lain: Tn.B menyatakan hubungan dengan anggota keluarga dan dengan tetangga baik, tidak pernah ada masalah berarti. Tn.B mengatakan jika ada masalah dengan tetangga akan diselesaikan bersama. Tn.B jarang ikut kegiatan di masyarakat seperti kerja bakti dan pengajian.



12



h. Anggota keluarga yang berpengaruh dalam mengambil keputusan



Tn.B menyatakan, ia yang mengambil keputusan dalam keluarga karena ia adalah kepala keluarga.



i. Kebiasaan anggota keluarga sehari-hari



1) Nutrisi a) Frekuwensi makan : Tn.B menyatakan makan tidak teratur, karena ia bekerja di pabrik. Sedangkan istri dan mertua makan 3x sehari. By.C minum tidak tentu, rata-rata 6-7 x sehari, tergantung kebutuhan bayi. Jika menangis, diberikan susu. sekali memberikan 100 cc b) Porsi makan : Tn.B menyatakan ia makan satu piring penuh, sedangkan istri dan mertua satu piring rata dan kadang sedikit. By.C



minum



susu



banyaknya



tergantung



tangisan.



Tn.B



menyatakan bayinya habis satu kotak susu sehari (satu kotak susu=150 gr).



j. Rekreasi



Ny.B mengatakan keluarga jarang berekreasi, karena ia dan suami sibuk kerja.



2. Faktor Sosial, Ekonomi dan Budaya



13



a. Penghasilan



Tn.B kerja di pabrik sebagai buruh dengan penghasilan sekitar 600.000 sebulan . Sedangkan Ny.B bekerja sebagai keryawan laundry dengan penghasilan 500.000 perbulan.



b. Penggunaan dan Pemanfaatan dana keluarga per bulan:



Selain untuk biaya kebutuhan pokok dan makan sehari-hari , penghasilan Tn.B dihabiskan untuk membeli rokok serta susu untuk bayinya.



c. Pengelolaan keuangan dikelola oleh istri.



d. Hubungan anggota keluarga dalam masyarakat:



Ny.B



menyatakan



mengikuti



arisan



ibu-ibu



yang



diadakan



di



kampungnya. Namun sering tidak hadir karena bartabrakan dengan jadwal kerjanya sedangkan Tn.B menyatakan tidak pernah mengikuti kegiatan yang diadakan di kampungnya.



3. Faktor Rumah Dan Lingkungan



a. Rumah



1) Status kepemilikan



: Milik sendiri



2) Dinding rumah



: Permanen



3) Lantai



: semen



4) Ventilasi ruangan



: kurang dari 10% kali luas lantai



14



5) Jenis ventilasi



: Melalui jendela, pintu,



6) Ukuran rumah



: 68m2



7) Pembagian ruang



:ada 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 ruang



keluarga, 1 ruang dapur, tidak ada ruang makan, dan 1 kamar mandi. Rumah tersebut dihuni oleh 4 orang .



b. Sarana Memasak:



Bahan bakar untuk memasak menggunakan kayu bakar. Ny.B memasak di luar rumah yaitu berada di samping rumah



c. Lingkungan



1) Geografi rumah



: desa



2) Jarak dengan tetangga : berdekatan 3) Suasana



: ramai



4) Lokasi



: dekat rumah



d. Sarana hiburan



: ada, berupa TV, radio



e. Fasilitas transportasi



: ada, 1 buah sepeda motor



4. Riwayat Kesehatan Keluarga



a. Riwayat Kesehatan Anggota Keluarga



15



Dalam keluarga, tidak ada riwayat penyakit menular, menahun, menurun.



Ny.B juga menyatakan bayinya jarang sakit. Ny. M menyatakan bayi C pernah sekali pilek.Ny.B menyatakan ASI hanya keluar sedikit di awal kelahiran bayi. Ia memberikan ASI hanya 2 hari saja, selanjutnya ASI masih keluar sedikit-sedikit tetapi bayi tidak mau menyusu, bayi sering rewel sehingga ia memberikan susu formula SGM pada bayinya. hingga sekarang, ASI sudah tidak keluar.



Pemeriksaan Bayi



Bayi C diikutkan di posyandu, akan tetapi Ny.B tidak rutin membawa bayi ke posyandu karena menyesuaikan waktu kerjanya. Kalau ibu kerjanya masuk pagi, anak tidak diantar ke posyandu. KMS diisi oleh kader posyandu.



Ny.B menyatakan bayi baru diberi imunisasi saat ia lahir. Setelahnya, bayi belum dibawa ke puskesmas untuk imunisasi. Catatan imunisasi bayi C menunjukkan ia baru diimunisasi saat lahir.



Status gizi bayi kurang. Berat badan bayi saat ini 4,7 kg. Bayi C dalam keadaan sehat, gerak aktif. Bayi belum diberi tambahan vitamin A. Bayi belum diberikan makanan tambahan. Ia hanya diberikan susu SGM.



16



b. Keadaan Kesehatan keluarga saat kunjungan



No 1



Nama Umur



L/P



Tn.B



L



28



Kesehatan N : 72 x/menit, RR : 16x/menit, TD : 120/70 mmHg BB : 50 Kg, TB : 160 cm , IMT: 20,32 Keluhan: Tn.B mengeluh nyeri pada pinggang kanan belakang sejak beberapa bulan yang lalu, tetapi ia tidak pernah memeriksakan kesehatannya.



2



Ny B



26



P



BB : 47 Kg, TB : 163 cm, IMT: 17,7 N : 80x/menit, RR : 17x/menit, TD : 120/80 mmHg Keluhan: tidak ada keluhan



3



Ny.M



60



P



N : 88x/menit RR : 18x/menit TD : 140/90 mmHg BB : 56 kg TB : 159 cm IMT: 22,22 Keluhan: tidak ada keluhan APGAR lansia: 9 Index katz: 6 Skor short portable mental questioner: 7



17



5. PERSEPSI DAN TANGGAPAN KELUARGA TERHADAP MASALAH



a. Persepsi keluarga terhadap masalah yang dihadapi: Tn.B menyatakan khawatir karena berat badan anaknya kurang. Saat pengkajian, Tn.B beberapa kali menanyakan berapa berat badan anaknya tadi saat di posyandu. Saat dilakukan pengkajian, keluarga tampak heran dan khawatir, ada apa dengan anaknya kok sampai didatangi dan dilakukan pendataan. b. Tanggapan/mekanisme koping keluarga terhadap masalah: Jika ada masalah keluarga Tn.B selalu mencari solusi bersama, keputusan ada di Tn.B. c. Tugas kesehatan keluarga 1) Keluarga mampu mengenal masalah Keluarga Tn.B mengetahui mengenai berat badan anaknya yang kurang, karena kader posyandu selalu memberitahukannya. Tn.B menyatakan khawatir karena berat badan anaknya kurang. Saat pengkajian, Tn.B beberapa kali menanyakan berapa berat badan anaknya tadi saat di posyandu. Keluarga Tn.B menyatakan tidak mengetahui takaran susu formula yang benar. Keluarga Tn.B menyatakan tidak tahu kalau penyebab berat badan kurang pada bayi adalah asupan susu yang kurang. Ia menyatakan belum diimunisasikan karena tidak sempat. Ny.B menyatakan ia tahu kalau anak tidak diimunisasi akan beresiko terkena penyakit..



2) Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat



18



Ny.B menyatakan ia tidak memberikan ASI sejak anaknya usia 2 hari. Ia menyatakan tidak memberikan ASI karena ASI hanya keluar sedikit, tetapi pada hari ke-2 anak tidak mau menyusu sehingga ia menghentikan pemberian ASI. Hingga sekarang ASI tidak keluar lagi. Sejak usia 2 hari itu, Ny.B memberi bayi susu formula. Tn.B menyatakan pernah mencampuri susu formula dengan sedikit bubur susu, tetapi Bayi C diam dan tidak menangis. keluarga ingin menghemat susu, karena susu mahal.



Ny.B menyatakan belum membawa anaknya ke puskesmas karena sibuk



kerja.



Ny.B



menyadari



sebenarnya



penting



untuk



mengimunisasikan anaknya. Ia sudah diberikan penjelasan oleh bidan bahwa ia harus membawa anaknya datang ke puskesmas saat usia bayinya 40 hari, namun hingga kini belum mengimunisasikan bayinya. Ny.B menyatakan malas membawa anak imunisasi karena takut dimarahi bidan dan malas antri di puskesmas. Selain itu, ia tidak tega melihat anaknya kesakitan kalau disuntik.



3) Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit Tn.B menyatakan ia ada keluhan di pinggang tetapi ia biarkan saja. Ny.B tidak memberikan ASI bagi bayinya. Ny.B memberi susu formula dengan botol buat bayinya. Ny.B tidak menyendawakan anak setelah diberi susu. Ny.B membawa anak ke posyandu untuk ditimbang tetapi tidak rutin. Catatan imunisasi Bayi C menunjukkan ia baru diimunisasi saat lahir. Nenek dan saudara yang sering membuatkan By.C susu menyatakan memberikan susu 1 sendok takar dalam 100 cc. Ny.M menyatakan dalam memberikan susu, botol kadang direbus. Ny.M menyatakan jika susu tidak habis,bisa didiamkan lebih dari 2 jam, lalu diberikan lagi 19



4) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan



Anggota keluarga mengerti potensi yang ada pada setiap anggota keluarga dan mengerti tentang sumber keluarga yang dimiliki.



Keluarga menyadari bahwa dengan menciptakan lingkungan yang bersih dapat mencegah penyebaran penyakit.



Adik Ny.B menyatakan keluarga dan tetangga berulang kali menasehati agar Ny.B KB dan membawa anaknya imunisasi tetapi Ny.B ngeyel.



5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia di lingkungan



Keluarga mengetahui dengan jelas tentang segala fasilitas kesehatan yang ada di sekitar. Keluarga percaya terhadap fasilitas kesehatan, terbukti Ny.B membawa bayi ke posyandu, meskipun tidak rutin. Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga. Ny.B dulu tidak mengkonsultasikan mengenai ASI untuk bayinya. Ny.B tidak kontrol selama nifas. Buku KIA Ny.B menunjukkan ia tak pernah kontrol selama nifas.



20



6. ANALISA DATA



Data



Masalah



DS:



Ketidakcukupan air susu ibu



Ny.B menyatakan ASI hanya keluar sedikit di awal pada Ny.B di keluarga Tn.B kelahiran bayi. DO: a. Saat pengkajian, ibu memberi susu formula dengan botol pada bayi. b. Status gizi bayi kurang DS:



Ketidakmampuan



a. Ny.M menyatakan dulu Ny.B juga tidak mau Tn.B minum



ASI,



tetapi



ia



biarkan



saja.



minum ASI b. Keluarga Tn.B menyatakan tidak mengetahui takaran susu formula yang benar c. Keluarga Tn.B menyatakan tidak tahu kalau penyebab berat badan kurang pada bayi adalah DO:-



21



masalah



Ia pemberian ASI pada bayi C



menyatakan Ny.B tetap sehat walau tidak



asupan susu yang kurang.



mengenal



Keluarga



DS:



Ketidakmampuan



a. Ny.B menyatakan ia tidak memberikan ASI Tn.B sejak anaknya usia 2 hari. Ia menyatakan tidak dengan



keluarga



mengambil



keputusan



tepat



untuk



memberikan ASI karena ASI hanya keluar memberikan ASI bagi bayi C sedikit, tetapi pada hari ke-2 anak tidak mau menyusu sehingga ia menghentikan pemberian ASI. Hingga sekarang ASI tidak keluar lagi. Sejak usia 2 hari itu, Ny.B memberi bayi susu formula. b. Tn.B menyatakan pernah mencampuri susu formula dengan sedikit bubur susu, tetapi bayi C diam dan tidak menangis. Tn.B ingin menghemat susu karena susu mahal DO:DS:



Ketidakmampuan



a. Ny.B menyatakan membawa anak ke posyandu Tn.B merawat bayi C untuk ditimbang tetapi tidak rutin. b. Bayi C minum tidak tentu, rata-rata 6-7 x sehari,



tergantung



kebutuhan



bayi.



Jika



menangis, diberikan susu. sekali memberikan 100 cc. c. Nenek dan saudara yang sering membuatkan By.N susu menyatakan memberikan susu 1 sendok takar dalam 100 cc. d. Ny.M menyatakan jika susu tidak habis,bisa didiamkan lebih dari 2 jam, lalu diberikan lagi. DO: a. Ny.B tidak memberikan ASI bagi bayinya



22



keluarga



b. Ny.B tidak menyendawakan anak setelah diberi susu. c. Berat badan bayi saat ini 4,7 kg DS:



Ketidakmampuan



keluarga



Tn.B memanfaatkan pelayanan a. Ny.B dulu tidak mengkonsultasikan mengenai kesehatan bagi nutrisi bayi C. ASI untuk bayinya.



b. Ny.B tidak kontrol selama nifas



DO: Buku KIA Ny.B menunjukkan ia tak pernah kontrol selama nifas



7. SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA PRIORITAS



a. Ketidakcukupan ASI No



Kriteria



Skal a



Bobo t



23



Skoring



Pembenaran



pemberian



1.



a. Sifat Masalah: 3 Ancaman Kesehatan (Resiko)



1



3/3 x 1 = 1



Sifat masalah ini termasuk masalah kesehatan aktual, karena status gizi pada bayi C yang kurang yaitu berat badan bayi saat ini 4,7 kg dan ASI Ny.B hanya keluar sedikit pada awal kelahiran bayi.



1



2



1/2 x 2 = 1



Sarana yankes terjangkau, perhatian keluarga terhadap bayi ada tetapi ASI sudah tidak lagi keluar dan keluarga tidak menyadari pentingnya pemberian ASI serta status ekonomi keluarga tergolong rendah yang menyebabkan pemberian takaran susu formula rendah



3



1



3/3 x 1 = 1



Bayi masih berusia 3 bulan, keluarga sudah berusaha memberikan nutrisi bagi bayi tetapi kurang tepat. Jika keluarga memberikan susu formula dengan takaran yang pas dapat meningkatkan berat badan bayi.



2



1



2/2 x 1 = 1



Tn.B menyadari kalau berat badan anaknya yang kurang harus segera diatasi. Tn.B khawatir dengan berat badan anaknya



b. Kemungkinan masalah dapat di



ubah



:



Sebagian



c. Potensi masalah untuk dicegah: Tinggi



d. Menonjolnya masalah: Masalah berat, harus segera ditangani Total



4



B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Ketidakcukupan ASI



24



C. INTERVENSI KEPERAWATAN No



Diagnosis



Tujuan dan kriteria



Keperawatan



hasil



Intervensi



1. Ketidakcukupan Setelah diberi asuhan 1. Beri pendidikan kesehatan kepada ASI (00216)



keperawatan



keluarga



mampu



keluarga tentang nutrisi yang baik



mengenal



masalah



bagi bayi



pemberian 2. Anjurkan



keluarga



untuk



nutrisi pada bayi C,



membuang sisa susu formula dan



dengan kriteria hasil:



membersihkan botol setiap selesai memberikan makan



kepada keluarga mampu 3. Jelaskan kemungkinan penyebab berat menyebutkan



a. Keluarga



badan bayi kurang



kembali nutrisi yang



4. Evaluasi pemahaman keluarga



tepat bagi bayi



b. Keluarga



dapat



menyebutkan kembali kemungkinan penyebab



BB



kurang pada bayi Setelah diberi asuhan 1. keperawatan mampu



keluarga



tentang cara menyiapkan susu



mengambil



formula, yaitu takaran yang benar



keputusan yang tepat



dalam



untuk



pentingnya takaran susu bayi



memberikan



25



memberikan



susu



dan



nutrisi bagi bayi C,



yang benar terhadap kebutuhan



dengan kriteria hasil:



nutrisi bayi



a.



Keluarga 2. menyatakan akan



memberikan



tidak



mencampur



makanan



susu sesuai takaran



seperti bubur, sereal kedalam



yang benar



botol,



b.



yaitu



hanya



susu



Keluarga formula/ASI menyatakan saja akan susu



memberikan 3. saja



sampai



mengambil



bayi usia 6 bulan



keputusan



dengan



tepat



Setelah diberi asuhan 1. keperawatan



keluarga



susu yang tepat



mampu merawat bayi 2. C, dengan kriteria hasil:



menimbang



a.



posyandu bayi ke posyandu



anak



rutin



ke



3.



b.



setelah minum susu bayi C 3 1/3 takar 4. sendok makan/100 cc air



menyendawakan bayi 5.



c.



bayi menyendawakan bayi setelah diberi susu



Setelah diberi asuhan 1. Berikan pengertian bagi keluarga keperawatan mampu



keluarga



memelihara



26



tentang masalah yang dialami bayi C



lingkungan



yang 2. Berikan pengertian kepada Ny.M



mendukung



dan



kesehatan



adik



pentingnya



dukungan keluarga bagi Ny.B



bayi C, dengan kriteria



3. Anjurkan



hasil:



Ny.B keluarga



membantu



pemberian nutrisi yang tepat bagi bayi.



a. Keluarga mendukung



Ny.B



memberikan nutrisi yang tepat bagi bayi b. Keluarga memotivasi



Ny.B



untuk merawat bayi dengan baik Setelah diberi asuhan 1. keperawatan



keluarga



peran pelayanan kesehatan bagi



mampu memanfaatkan



pemenuhan



pelayanan



bayi



kesehatan



kebutuhan



nutrisi



bagi pemberian nutrisi 2. bayi C ,dengan kriteria



masalah



hasil:



segera



a. Ny.B menyebutkan



kepada petugas kesehatan



kembali



peran



pelayanan kesehatan



untuk



pemenuhan



nutrisi



bayi b. Ny.B mengkonsultasikan 27



kesehatan



bayi



dan



mengkoinsultasikan



kesehatan



bayi



secara rutin (1 bulan sekali ke posyandu) D. IMPLEMENTASI Dx : Ketidakcukupan ASI Implementasi: 1.



Pendidikan kesehatan tentang nutrisi yang baik bagi bayi.



2.



Pendidikan kesehatan tentang cara menyiapkan susu formula, yaitu takaran yang benar dalam memberikan susu dan pentingnya takaran susu bayi yang benar. 3. Mendampingi keluarga sampai mengambil keputusan dengan tepat. 4. Menjelaskan pada Ny.B tentang peran pelayanan kesehatan bagi pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi E. EVALUASI 1. Keluarga mampu mengenal masalah pemberian nutrisi pada bayi C 2. Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk memberikan nutrisi bagi bayi C 3. Keluarga sudah mampu merawat bayi C 4. Keluarga mampu memelihara lingkungan yang mendukung kesehatan bayi 5. Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan bagi pemberian nutrisi bayi C



28



BAB IV PENUTUP



A.KESIMPULAN Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat terdiri kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal dalam satuatap dalam keadaan saling ketergantungan. Sedangkan bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. Keluarga dengan bayi baru lahirperlu memahami tugas perkembangan yang harus dilakukan sehingga tidak terjadi berbagaipermasalahan pada keluarga tersebut seperti suami merasa diabaikan, peningkatan perselisihan dan argument, interupsi dalam jadwal kontinu dan kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun. Perawat perlu berperan dalan perkembangan keluarga tahap ini dengan memberikan perawatan dan konsultasi seperti bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk bayi, mengenali gangguan kesehatan bayi secara dini dan mengatasinya, imunisasi yang dibutuhkan anak, tumbuh kembang anak yang baik, interaksi keluarga, keluarga berencana, pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja. B.SARAN 1. Bagi perawat diharapkan mampu menciptakan hubunganyang harmonis dengan keluarga sengga keluarga diharapkanmampu memahami tentang masalah yang sedang dialami/ terjadi pada keluarga dengan bayi baru lahir



29



2. Bagi Keluarga hendaknya mengenal masalah yang terjadi pada anggota keluarganya, menerapkan apa yang telah disampaikan perawat melalui pendidikan kesehatan guna mengatasi masalah kesehatan yang ada di keluarga secara mandiri.



30



3. DAFTAR PUSTAKA



Glorya Bulechek et al. (2016). Nursing Intervention Classification (NIC), 6th Indonesian edition. Elsevier Singapore Pte Ltd



Setyowati, S. (2007). Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info Media



Sue Moorhead, et al. (2016). Nursing Outcomes Classification (NOC) Ed 5thIndonesian Editon. Elsevier Singapore Pte Ltd



Mubarak,dkk. (2006). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi Dalam Praktik dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik dan Keluarga. Yogyakarta : Sagung Seto



Murwani. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Aplikasi Kasus. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press



Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural. Jakarta : EGC



31