5 0 795 KB
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Bp. Z DENGAN TAHAP PERKEMBNGAN KELUARGA CHILD BEARING
DISUSUN OLEH: FADHLIA YUNITASARI (P07120317046)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIANKESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN MATARAM TAHUN AKADEMIK 2020
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (ISPA) A. KONSEP TEORI 1. PENGERTIAN ISPA ISPA adalah Infeksi saluran pernafasan yang berlangsung sampai 14 hari yang dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin maupun udara pernafasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat (Depkes RI, 2012). Infeksi saluran pernafasan adalah mulai dari infeksi respiratori atas dan adneksanya hingga parenkim paru. Sedangkan pengertian akut adalah infeksi yang berlangsung hingga 14 hari (Nastiti, 2008). Infeksi pernafasan akut adalah proses inflamasi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atipikal (mikro plasma) atau aspirasi substansi asing, yang melibatkan suatu atau semua bagian saluran pernafasan (Wong,D.L,2003:458). a. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisma ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit. b. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini, jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan (respiratory tract). c. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
2. ETIOLOGI Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri Penyebabnya antara lain dari genus Streptococcus, Stafilococcus, Pnemococcus, Hemofilus, Bordetella dan Corinebakterium. Virus penyebabnya antara lain golongan
Micsovirus, Adenovirus, Coronavirus, Picornavirus, Micoplasma, Herpessvirus (Depkes RI, 2000). Bakteri tersebut di udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung. Biasanya bakteri tersebut menyerang anak-anak yang kekebalan tubuhnya lemah misalnya saat perubahan musim panas ke musim hujan (PD PERSI, 2002).
3. MANIFESTASI KLINIS Gambaran klinis infeksi saluran pernafasan akut bergantung pada tempat infeksi serta mikroorganisme penyebab infeksi. Semua manifestasi klinis terjadi akibat proses peradangan dan adanya kerusakan langsung akibat mikroorganisme. Manifestasi klinis antara lain : a)
Batuk
b)
Bersin dan kongesti nasal
c)
Pengeluaran mukus dan rabas dari hidung
d)
Sakit kepala
e)
Demam
f) Malaise (Corwin, 2008) Menurut Suyudi,2002 gejala ISPA adalah sebagai berikut : 1. Gejala ISPA ringan Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan gejala sebagai berikut :
a. Batuk b. Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misalnya pada waktu berbicara atau menangis).
c. Pilek yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung. d. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370C atau jika dahi anak diraba dengan punggung tangan terasa panas. Jika anak menderita ISPA ringan maka perawatan cukup dilakukan di rumah tidak perlu dibawa ke dokter atau Puskesmas. Di rumah dapat diberi obat penurun panas yang dijual bebas di toko-toko atau Apotik tetapi jika
dalam dua hari gejala belum hilang, anak harus segera di bawa ke dokter atau Puskesmas terdekat. 2. Gejala ISPA sedang Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika di jumpai gejala ISPA ringan dengan disertai gejala sebagai berikut :
a. Pernapasan lebih dari 50 kali /menit pada anak umur kurang dari satu tahun atau lebih dari 40 kali/menit pada anak satu tahun atau lebih.
b. Suhu lebih dari 390C. c. Tenggorokan berwarna merah. d. Timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campak e. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga f.
Pernafasan berbunyi seperti mendengkur.
g. Pernafasan berbunyi seperti mencuit-cuit. Dari gejala ISPA sedang ini, orangtua perlu hati-hati karena jika anak menderita ISPA ringan, sedangkan anak badan panas lebih dari 390C, gizinya kurang, umurnya empat bulan atau kurang maka anak tersebut menderita ISPA sedang dan harus mendapat pertolongan petugas kesehatan.
3. Gejala
ISPA
berat
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika ada gejala ISPA ringan atau sedang disertai satu atau lebih gejala sebagai berikut:
a. Bibir atau kulit membiru b. Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu bernapas c. Anak tidak sadar atau kesadarannya menurun d. Pernafasan berbunyi mengorok dan anak tampak gelisah e. Pernafasan menciut dan anak tampak gelisah f. Nadi lebih cepat dari 60x/menit g. Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernapas h.
Tenggorokan berwarna merah
4. HUBUNGAN ISPA DENGAN VIRUS Beberapa penelitian agen telah di lakukan di luar negeri. Seperti penelitian yang di lakukan oleh debora tahun 2012, dalam penelitiannya tentang “Rhinovirus detection by real-time RT-PCR in children with acute respiratory infection in Buenos Aires, Argentina”, yaitu
deteksi rhinovirus pada anak dengan infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA). ISPA merupakan penyakit yang sangat umum dan jenis infeksi bervariasi yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti usia, lingkungan, dan kondisi komorbiditas. Lebih dari 200 virus penyebab yang berbeda telah dijelaskan. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Debora di Buenos Aires, Argentina menyatakan bahwa rhinovirus (HRV)
merupakan penyebab utama flu biasa dan dapat
menyebabkan ISPA pada manusia. Rhinovirus Manusia (HRV) merupakan famili dari Picornaviridae, dan di klasifikasikan dalam genus Enterovirus. Sampai saat ini, lebih dari 100 serotipe telah dijelaskan dan diklasifikasikan menjadi 3 spesies: A, B dan C. Spesies HRV C hanya dapat dideteksi dengan menggunakan metode molekuler. Genom mereka adalah satu 7,2-kb RNA untai positif dengan satu bingkai bacaan terbuka (Savolainen, 2003). HRV merupakan penyebab paling sering pilek umum dan juga terkait dengan otitis media akut pada anak dan sinusitis pada orang dewasa. Penelitian terbaru telah menetapkan bahwa HRV dapat menginfeksi saluran pernafasan bagian bawah sehingga menyebabkan pneumonia dan bronchiolitis pada anak-anak (Papadopoulos, 2002). Infeksi HRV tanpa gejala juga dapat terjadi pada bayi, anak-anak dan orang dewasa. Isolasi HRV dalam kultur sel sangat sulit dilakukan, tidak sensitif dan memakan waktu yang lama. Pengembangan metode molekuler telah meningkatkan kelayakan deteksi HRV. Beberapa reaksi berantai (RT-PCR) tes transkripsipolimerase terbalik telah dikembangkan untuk mendeteksi sensitif dan diferensiasi HRV. Frekuensi HRV terdeteksi oleh metode molekuler pada anak-anak yang dirawat di rumah sakit dengan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) berkisar antara 6%-35%. Meskipun HRV sering terdeteksi pada koinfeksi dengan virus pernapasan lainnya, peran simultan belum diketahui. Beberapa penulis telah mengusulkan bahwa koinfeksi virus meningkatkan keparahan penyakit, sementara yang lain tidak menemukan perbedaan antara koinfeksi dan infeksi tunggal (Calvo, 2007).
5. HUBUNGAN ISPA DENGAN BAKTERI Bakteri dapat menyebabkan terjadinya ISPA secara langsung pada anak. Penelitian yang dilakukan oleh Almasri tahun 2011 di Yunani menyebutkan bahwa Mycoplasma pneumoni merupakan penyebab umum dari infeksi saluran pernafasan (ISR) terutama pada anak-anak. Teknik diagnostik baru yang ditawarkan informasi yang dapat diandalkan tentang epidemiologi infeksi oleh patogen ini. Penelitian ini melibatkan 225 anak yang dirawat di rumah sakit Yunani selama periode 15 bulan. Metode yang digunakan dengan menggunakan spesimen usap tenggorokan lalu diuji dengan PCR untuk mendeteksi Mycoplasma pneumoni, sedangkan IgG dan IgM ditentukan dengan metode ELISA. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Infeksi Mycoplasma pneumoni di diagnosis sebagai satu-satunya patogen di 25 kasus atau sekitar (11,1%). Mycoplasma pneumoni adalah agen penyebab kedua Infeksi saluran pernafasan setelah RSV. Proporsi anak dengan Mycoplasma pneumoni meningkat dengan bertambahnya usia, sementara sebagian besar kasus yang dilaporkan selama musim panas dan musim gugur. Mycoplasma pneumoni memainkan peran yang lebih signifikan dalam menyebabkan infeksi saluran pernafasan (ISR) pada anak. Gambaran klinis infeksi Mycoplasma pneumoni berbagai macam, termasuk faringitis, tracheobronchitis, sementara sekitar sepertiga dari pasien yang terinfeksi menderita pneumonia. Namun, penelitian lain melaporkan bahwa kasus pneumonia merupakan 3-10% dari infeksi, sedangkan mayoritas adalah sakit pernapasan ringan. Pada anak-anak, Mycoplasma pneumoni menyebabkan hingga 40% atau lebih penyakit pneumonia dan sebanyak 18% dari kasus harus di rawat di rumah sakit. Wabah infeksi Mycoplasma pneumoni dapat terjadi dalam masyarakat atau dalam pengaturan tertutup atau semiclosed, seperti pangkalan militer, rumah sakit, komunitas keagamaan, dan sekolah. Diagnosis pneumonia didasarkan pada adanya infiltrat baru pada radiografi dada (infiltrat, kekeruhan atau konsolidasi tunggal atau ganda), gejala (seperti menggigil, suara serak, sakit tenggorokan dan nyeri dada), dan temuan pemeriksaan fisik (rales atau crackles, mengeluarkan bunyi pada auskultasi pada pernapasan bronkial).
6. PATOFISIOLOGI Penyakit ISPA disebabkan oleh virus dan bakteri yang disebarkan melalui saluran pernafasan yang kemudian dihirup dan masuk ke dalam tubuh, sehingga menyebabkan respon pertahanan bergerak yang kemudian masuk dan menempel pada saluran pernafasan yang menyebabkan reaksi imun menurun dan dapat menginfeksi saluran pernafasan yang mengakibatkan sekresi mucus meningkat dan mengakibatkan saluran nafas tersumbat dan mengakibatkan sesak nafas dan batuk produktif. Ketika saluran pernafasan telah terinfeksi oleh virus dan bakteri yang kemudian terjadi reaksi inflamasi yang ditandai dengan rubor dan dolor
yang
mengakibatkan aliran darah meningkat pada daerah inflamasi dengan tanda kemerahan pada faring mengakibatkan hipersensitifitas meningkat dan menyebabkan timbulnya nyeri. Tanda inflamasi berikutnya adalah kalor, yang mengakibatkan suhu tubuh meningkat dan menyebabkan hipertermi yang mengakibatkan peningkatan kebutuhan cairan yang kemudian mengalami dehidrasi. Tumor, adanya pembesaran pada tonsil yang mengakibatkan kesulitan dalam menelan yang menyebabkan intake nutrisi dan cairan inadekuat. Fungsiolesa, adanya kerusakan struktur lapisan dinding saluran pernafasan sehingga meningkatkan kerja kelenjar mucus dan cairan mucus meningkat yang menyebabkan batuk. Adanya infeksi virus merupakan predisposisi terjadinya infeksi sekunder bakteri. Infeksi sekunder bakteri ini menyebabkan sekresi mucus bertambah banyak dan dapat menyumbat saluran nafas sehingga menimbulkan sesak nafas dan juga menyebabkan batuk yang produktif. Dampak infeksi sekunder bakteri pun bisa menyerang saluran nafas bawah, sehingga bakteri-bakteri yang biasanya hanya ditemukan dalam saluran pernafasan atas, setelah terjadinya infeksi virus, dapat menginfeksi paru-paru sehingga menyebabkan pneumonia bakteri (Sylvia, 2005).
7. PENATALAKSANAAN Pengobatan ISPA dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut (Rasmaliah, 2004): 1) Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral, oksigendan sebagainya. 2) Pneumonia: diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian kontrmoksasol
keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain. 3) Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan dirumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti kodein, dekstrometorfan dan antihistamin. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotik (penisilin) selama 10 hari.
8. PENCEGAHAN Keadaan gizi dan keadaan lingkungan merupakan hal yang penting bagi pencegahan ISPA. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah ISPA adalah: 1) Mengusahakan agar anak mempunyai gizi yang baik a. Bayi harus disusui sampai usia dua tahun karena ASI adalah makanan yang paling baik untuk bayi. b. Beri bayi makanan padat sesuai dengan umurnya. c. Pada bayi dan anak, makanan harus mengandung gizi cukup yaitu mengandung cukup protein (zat putih telur), karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. d. Makanan yang bergizi tidak berarti makanan yang mahal. Protein misalnya dapat di peroleh dari tempe dan tahu, karbohidrat dari nasi atau jagung, lemak dari kelapa atau minyak sedangkan vitamin dan mineral dari sayuran,dan buah-buahan. e. Bayi dan balita hendaknya secara teratur ditimbang untuk mengetahui apakah beratnya sesuai dengan umurnya dan perlu diperiksa apakah ada penyakit
yang
menghambat
pertumbuhan.
( Dinkes DKI,2005). 2) Mengusahakan
kekebalan
anak
dengan
imunisasi
Agar anak memperoleh kekebalan dalam tubuhnya anak perlu mendapatkan imunisasi yaitu DPT . Imunisasi DPT salah satunya dimaksudkan untuk
mencegah penyakit. Pertusis yang salah satu gejalanya adalah infeksi saluran nafas (Depkes RI, 2002). 3) Menjaga
kebersihan
perorangan
dan
lingkungan
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan modal utama bagi pencegahan penyakit ISPA, sebaliknya perilaku yang tidak mencerminkan hidup sehat akan menimbulkan berbagai penyakit. Perilaku ini dapat dilakukan melalui upaya memperhatikan rumah sehat, desa sehat dan lingkungan sehat (Suyudi, 2002). 4) Pengobatan segera. Apabila anak sudah positif terserang ISPA, sebaiknya orang tua tidak memberikan makanan yang dapat merangsang rasa sakit pada tenggorokan, misalnya minuman dingin, makanan yang mengandung vetsin atau rasa gurih, bahan pewarna, pengawet dan makanan yang terlalu manis. Anak yang terserang ISPA, harus segera dibawa ke dokter (PD PERSI, 2002).
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 1. PENGKAJIAN Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien dengan ISPA : a. Riwayat : demam, batu, pilek, anoreksia, badan lemah/tidak bergairah,riwayat penyakit pernapasan, pengobatan yang dilakukan dirumah dan penyakit yang menyertai. b. Tanda fisik : Demam, dyspneu, tachipneu, menggunakan otot pernafasan tambahan, faring hiperemis, pembesaran tonsil, sakit menelan. c. Faktor perkembangan : Umum ,tingkat perkembangan, kebiasaan sehari-hari, mekanisme koping, kemampuan mengerti tindakan yang dilakukan. d. Pengetahuan pasien/keluarga : pengalaman terkena penyakit pernafasan, pengetahuan tentang penyakit pernafasan dan tindakan yang dilakukan.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.Z merawat anak dengan ISPA. b. Resiko tinggi pada penularan penyakit ISPA berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga menata lingkungan dengan masalah ISPA.
3. RENCANA KEPERAWATAN N
Diagnosa
O
Keperawatan
1
Tujuan
Evalusi
Umum
Khusus
Kriteria
Standar
Bersihan jalan
Setelah
Keluarga
Verbal
Keluarga
nafas tidak
dilakukan
dapat
dapat
efektif
tindakan
mengenal
menjelaskan
berhubungan
keperawatan
masalah
pengertian
dengan
bersihan
ISPA.
ISPA , dapat
ketidakmampuan
jalan nafas
keluarga
dapat
merawat anak
teratasi.
Rencana Tindakan
1.kaji pengetahuan keluarga tentang ISPA
2.jelaskan pada keluarga tentang
menyebutkan pengertian,tanda/gejala tanda dan
tindakan yang dilakukan
gejala ISPA , bila salah satu anggota
dengan ISPA
dapat menjelaskan
keluarga menderita ISPA.
perawatan keluarga yang menderita
3.berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya.
ISPA. 4.berikan reinforcement positif atas usaha keluarga.
5.bimbing keluarga untuk mengulang kembali apa yang dijelaskan oleh perawat
6.beri pujian atas jawaban yang disampaikan oleh keluarga. Keluarga
Verbal
Keputusan
mampu
keluarg
mengambl
untuk
keputusan
memeriksaka
yang tepat.
n kembali
Beri penjelasan tentang penyakit ISPA dan komplikasinya.
Keluarga
psikomo
Keluarga
1.diskusikan dengan
mampu
tor
dapat
keluarga tentang
melakukan
melakukan
pengertian ISPA
perawatan
perawatan
menggunakan lembar
kesehatan
kesehatan.
balik/leaflet. Ajarkan kepada keluarga untuk latihan nafas dalam dan batuk efektif, dan uap sederhana secara mandiri.
2.beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara nafas dalam dan batuk efektif serta cara membuat uap sederhana.
3.beri pujian positif atas partisipasi keluarga. Keluarga
Verbal
Keluarga
mampu
dapat
memodifik
menerapkan
asi
pola hidup
lingkungan
sehat
.
1.kaji kebiasaan keluarga
2.motivasi keluarga dalam berperilaku hidup sehat.
3.motivasi keluarga dalam menata lingkungn rumah
4.berikan penyuluhan tentang bahaya
lingkungan yang tidak sehat Tn.S
Psiko-
bersama
motor
Keluarga
1.menganjurkan
memeriksaka keluarga untuk
anggota
n anggota
memerikskan anggota
keluarga
keluarga
keluarga yang sakit.
mampu
yang sakit ke
memanfaat
pelayanan
2.jelaskan jenis
kan
kesehatan
pelyanan kesehatan
pelayanan
Puskesmas.
yang bisa digunakan.
kesehatan yang ada.
3.beri kesempatan keluarga untuk bertanya.
2
Resiko tinggi
Setelah
Keluarga
Verbal
Keluarga
pada penularan
dilakukan
dapat
penyakit ISPA
kunjungan
menyebutk
berhubungan
keluarga
an cara
cara
dengan
diharapkan
penularan
penularan
ketidakmampuan
keluarga
penyakit
dan keluarga
keluarga menata
mampu
ISPA
dapat
lingkungan
mengenal
mengetahui
dengan masalah
cara
cara
ISPA
penularan
pencegahan
penyakit
terjadinya
ISPA
ISPA
dapat
1.kaji pengetahuan keluarga tentang cara-
menyebutkan cara penularan ISPA
2.beri penjelasan kepada keluarga tentang caracara penularan ISPA
3.beri reinforcement positif atas usaha keluarga.
SATUAN ACARA PENYULUHAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (ISPA) A. Latar Belakang Menurut WHO (2015) pada tahun 2015 di Indonesia diperkirakan 36% atau sekitar 60 juta penduduk Indonesia merokok secara rutin, hal ini berbeda dengan jumlah konsumsi rokok di Negara lain yang bisa diperkirakan akan menurun, tetapi Indonesia bahkan sudah diperkirakan oleh WHO bahwa pada tahun 2025 akan meningkat hingga 90% penduduk Indonesia menjadi perokok aktif. Jika konsumsi rokok setiap tahunnya tidak bisa diminimalkan maka angka kematian akibat merokok di Indonesia akan terus meningkat. Merokok merupakan kebiasaan buruk yang sering dilakukan oleh orang tua, lelaki dewasa bahkan remaja serta tidak menutup kemungkinan wanitapun merokok. Dan buruknya banyak sekali perokok yang tidak mengetahui akibat buruk bagi tubuh perokok maupun orang yang berada disekitar perokok (perokok pasif),yang menjadi masalah kesehatan dimasyarakat sampai saat ini. Dengan persepsi oleh perokok yang bermacam-macam padahal telah jelas akibat bagi organ-organ tubuh seperti jalan pernafasan, paru, jantung, ginjal dan mata. Pengetahuan masyarakat yang kurang akan bahaya merokok berpengaruh terhadap tingkat kebiasaan merokok pada masyarakat yang cukup tinggi. Selain itu, tak adanya dukungan ataupun larangan yang berarti bagi perokok itu sendiri. Sehingga perokok semakin membiasakan dan meneruskan perilaku merokok tersebut. Sekitar 27 KK dari 69 KK remaja merokok. Salah satu bahaya dari merokok yaitu ISPA. Sebanyak 29,11% (23 KK) bayi dan balita di dusun Onor menderita ISPA.
B. Masalah Kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok Perilaku merokok yang meningkat mengakibatkan ISPA
C. Rencana Kegiatan 1. Topik Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) 2. Tujuan Umum Setelah diberikan penyuluhan ISPA selama 15 menit diharapkan masyarakat dusun Onor dapat memahami tentang ISPA 3. Tujuan Khusus Setelah dilakukan penyuluhan selama 40 menit diharapkan masyarakat dusun Onor dapat memahami tentang: a. Pengertian ISPA b. Penyebab ISPA c. Tanda dan Gejala ISPA d. Cara penularan ISPA e. Prinsip perawatan ISPA f. Cara inhalasi UAp/Uap sederhana
D. Metode Pelaksanaan Ceramah, demonstrasi (Uap Sederhana) dan diskusi.
E. Sasaran Target Keluarga Tn. Z
F. Media dan Alat Bantu -
Media Leaflet
-
Alat Bantu ATK, baskom, minyak kayu putih, handuk , air hangat.
G. Setting Tempat
Ket: A
A : Penyaji B : Audienc
B
H. Pengorganisasian dan Uraian Tugas a. Pengorganisasian Penyaji
: Fadhlia Yunitasari
b. Uraian Tugas No
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
1.
2 menit
Pembukaan : 1. Memberi salam 2. Menyebutkan
Kegiatan Peserta Media
Menjawab salam materi/ Mendengarkan
pokok bahasan yang dan akan disampaikan 2.
10 menit
memperhatikan
Pelaksanaan :
Laflet
Menjelaskan
materi Menyimak
dan demonstrasi
penyuluhan secara berurutan memperhatikan dan teratur. Materi : 1. Pengertian ISPA 2. Penyebab ISPA 3. Tanda dan Gejala ISPA 4. Cara penularan ISPA 5. Prinsip ISPA
perawatan
+
6. Cara inhalasi UAp/Uap sederhna 3.
2 menit
Evaluasi 1. Membeikan
Menyimak
kesempatan
dan
kepada mendengarkan
audience
untuk
bertanya 2. Menyimpulkan
isi
penyuluhan 4.
1 menit
Penutup: Mengucapkan dan
terimakasih Menjawab salam mengucapkan
terimakasih
I. Evaluasi 1. Evaluasi Struktur -
80% peserta menghadiri penyuluhan kesehatan
-
Tersedia laporan pendahuluan sebelum pelaksanaan kegiatan
-
Waktu pelaksanaan penyuluhan kesehatan telah ditetapkan
-
Tempat dan perlengkapan acara telah disiapkan
2. Evaluasi Proses -
50% peserta yang hadir berperan aktif dalam diskusi
-
Warga antusias mengikuti jalannya acara
-
Acara dapat berjalan sesuai rencana
3. Evaluasi Hasil -
Peserta bertanya seputar materi yang dibahas
-
Peserta memahami materi yang telah disampaikan
-
Ada umpan balik positif dari peserta seperti ikut serta dalam lomba yang diadakan
-
Jumlah peserta tidak berkurang
Materi ISPA a. Pengertian ISPA Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulan atau berurutan (Muttaqin, 2008). Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulan atau berurutan (Muttaqin, 2008).
b. Penyebab -
Agen infeksi (virus, bakteri, rokok, dll)
-
Usia bayi atau neonatus
-
Ukuran dari lebar penampang dari saluran pernafasan
-
Kondisi klinis secara
-
Perubahan musim
c. Tanda dan Gejala -
Demam
-
Anoreksia
-
Vomiting
-
Batuk
-
Suara naas berubah
-
Sumbatan pada jalan naas
d. Cara Penularan ISPA
Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah tercemar, bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, oleh karena itu maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease. Penularan melalui udara dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak dengan penderita maupun dengan benda terkontaminasi. Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur penyebab atau mikroorganisme penyebab (WHO, 2007) e. Prinsip Perawatan ISPA -
Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari.
-
Meningkatkan makanan bergizi.
-
Bila demam beri kompres dan banyak minum.
-
Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan yang bersih.
-
Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat.
-
Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih menetek.
f. Cara Inhalasi Uap/Uap Sederhana (materi demonstrasi) -
Persiapkan alat dan bahan (baskom berisi air panas, minyak kayu putih, kain/handuk kering).
-
Campurkan minyak kayu putih dengan air panas dalam baskom dengan perbandingan 2-3 tetes minyak kayu putih untuk 250 ml (1 gelas) air hangat.
-
Tempatkan penderita dan campuran tersebut di ruangan tertutup supaya uap
tidaktercampur dengan udara bebas (bisa ditutupi dengan
kain/handuk kering).
-
Hirup uap dari campuran tersebut selama ± 5-10 menit atau penderita sudah merasa lega dengan pernafasannya.
-
Kontra indikasi : pada balita karena bau minyak penghangat terlalu kuat serta risiko kecelakaan terkena tumpahan air panas.