Askep Kista Ovarium [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Analisa data post operasi tanggal 07 Desember 2017 (15.00 Wita)



No 1.



Data - data Data Subyektif : - Pasien mengeluh sangat nyeri pada luka bekas operasi. -



Etiologi



Symptom



Agen cidera fisik (post op laparotomy)



Nyeri akut



Program pembatasan gerak



Hambatan mobilitas fisik



Pengkajian nyeri : P = nyeri muncul ketika bergerak atau diam Q = nyeri seperti ditusuktusuk R = luka opeasi (abdomen bagian bawah) S = skala nyeri 5 (0- 10) T = terus-menurus



Data Obyektif : - Ekspresi wajah pasien meringis sambil memegang abdomen bagian bawah - Pasien post op laparatomy hari ke-1 - Tanda-tanda vital : P = 80 x/menit R = 19 x/menit BP = 110/70 mmHg



2.



Data Subjektif : Pasien mengatakan badan lemas dan masih tidak boleh bergerak (beadrest) Data Objektif : - Pasien tampak lemah - Pasien tampak berbaring di atas tempat tidur - Masih dalam efek samping anastesi - Skala aktivitas II (dibantu sebagian) - Skala kekuatan otot 5 5 4 4 - Anastesi spinal



3.



Data Subjektif : Pasien mengatakan hanya diseka karena tidak bisa kekamar mandi



Kelemahan fisik



Defisit perawatan diri



Data Objektif : - Pasien tampak tidak mampu kekamar mandi untuk membersihkan tubuh - ADL dibantu sebagian



4.



Faktor resiko : - Luka post operasi hari ke 1 - Luka tampak terbalut kassa - Hb: 15.8 g/dl - Terpasang vena cateter hari ke 4 (uk. 20) - Terpasang cateter uriene hari ke 2



Risiko infeksi



Diagnosa Keperawatan Prioritas : 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (post op laparatomy) ditandai dengan pasien mengeluh sangat nyeri pada luka bekas operasi, pengkajian nyeri : P = nyeri muncul ketika bergerak atau diam, Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk, R = abdomen bagian bawah (luka operasi), S = skala nyeri 5 (0- 10), T = terusmenurus, pasien tampak sakit sedang, ekspresi wajah pasien meringis sambil memegang abdomen bagian bawah, pasien post op kistektomi, tanda-tanda vital : T = 36,80C, P = 80 x/menit, R = 19 x/menit, BP = 11/70 mmHg. 2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan program pembatasan gerak ditandai dengan pasien mengatakan badan lemas dan masih tidak boleh bergerak (beadrest), klien tampak lemah, klien tampak berbaring di atas tempat tidur, masih dalam efek samping anastesi, skala aktivitas II (dibantu sebagian). 3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan pasien mengatakan hanya diseka karena tidak bisa kekamar mandi, pasien tampak tidak mampu kekamar mandi untuk membersihkan tubuh, tampak rambut kusam, ADL dibantu sebagian. 4. Risiko infeksi dengan factor risiko luka post operasi hari ke 1, luka tampak terbalut kassa, Hb: 11.9 g/dl, terpasang vena cateter hari ke 4, terpasang cateter urine hari ke 2.



Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera fisik (post op laparatomy) ditandai dengan Pasien mengeluh sangat nyeri luka bekas operasi, pengkajian nyeri : P = nyeri muncul ketika bergerak atau diam, Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk, R = abdomen bagian bawah (luka operasi), S = skala nyeri 5 (0- 10), T = terus-menurus, pasien tampak sakit sedang, ekspresi wajah pasien meringis sambil memegang abdomen bagian bawah, pasien post op kistektomi, tanda-tanda vital : P = 80 x/menit, R = 19 x/menit, BP = 11/70 mmHg. Patient Out Come Intervention Setelah dilakukan 1. Kaji tanda-tanda asuhan keperawatan vital selama 1 x 30 menit diharapkan nyeri yang dialami pasien dapat berkurang, dengan kriteria hasil :  Pasien mengungkapkan secara verbal rasa nyeri berkurang  Skala nyeri 2 (0-10) 2. Kaji karakteristik  Pasien dapat rileks nyeri yang  Pasien mampu dirasakan pasien mendemosntrasikan keterampilan relaksasi  TTV dalam batas normal : T = 36,5-37,50 C P = 60-100 x/menit R = 16-24 x/menit BP = 120/80 mmHg



Rationale 1. Nyeri hebat yang dirasakan pasien akibat post operasi dapat menyebabkan peningkatan hasil tanda-tanda vital.



2. Membantu dalam evaluasi kebutuhan dan keefektifan intervensi.



Implementation 1. Mengkaji tandatanda vital dengan cara mengukur suhu, nadi, respirasi dan tekanan darah.  TTV : T = 36,20 C/axila, P = 85 x/menit, R = 23 x/menit dan BP = 120/80 mmHg. (17.00 Wita)



Evaluation Pukul 20.30 Wita S : Pasien mengeluh masih mengalami nyeri pada perut bagian bawah sampai pinggang. Pengkajian nyeri: P = nyeri post operasi Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk R = abdomen bagian bawah (luka operasi) S = skala nyeri 4 (010) sedang T = terus-menurus



2. Mengkaji karakteristik nyeri yang dirasakan pasien dengan cara menanyakan keluhan pasien dan menggunakan PQRST.  Pengkajian nyeri O : : - Pasien tampak P = post operasi sakit sedang - Ekspresi wajah pasien meringis



3. Berikan yang nyaman pasien



4. Ajarkan relaksasi distraksi



posisi yang bagi



teknik dan



3. Posisi yang nyaman dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien.



4. Mengurangi nyeri secara mandiri



5. Anjurkan pasien untuk 5. Istirahat mampu meningkatkan mengurangi nyeri istirahat yang dirasakan pasien.



Q = nyeri seperti ditusuktusuk R = abdomen bagian bawah hingga pinggang S = skala nyeri 2 (0- 10) sedang T = terusmenurus. (17.15 Wita)



-



-



sambil memegang abdomen bagian bawah Pasien mampu melakukan teknik relaksasi dan distraksi untuk manajemen nyeri Tanda-tanda vital : T = 36,20 C/axila P = 85 x/menit R = 23 x/menit BP = 120/80 mmHg



3. Memberikan posisi yang nyaman bagi pasien.  Memberikan A : posisi miring Masalah belum kanan-kiri. teratasi (17.30 Wita) P : 4. Mengajarkan teknik Lanjutkan intervensi relaksasi (nafas 1) Kaji TTV dalam) dan distraksi 2) Kaji (mendengarkan lagu karakteristik yang disukai). nyeri  Pasien mampu 3) Atur posisi melakukan nafas nyaman



dalam. (17.35Wita)



6. Kolaborasi dalam pemberian obat 6. Analgetik dapat analgetik menghambat stimulus nyeri pada pusat reseptor nyeri sehingga mengurangi rasa nyeri.



Anjurkan Tehnik distraksi dan relaksasi 5. Menganjurkan 5) Anjurkan agar pasien untuk banyak istirahat meningkatkan 6) Kolaborasi obat istirahat dengan cara analgetik menjelaskan pada pasien bahwa istirahat dapat mengurangi nyeri yang dirasakan. Pasien dapat tidur siang ± 1 jam sekitar pukul 17.00-18.00 Wita dan tidur malam ± 7 jam dari sekitar pukul 22.0005.00 Wita. (17.40 Wita). 6. Memberikan obat ketorolac 30 mg / IV (pukul 18.00)



4)



Diagnosa 2 : Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan program pembatasan gerak ditandai dengan pasien mengatakan badan lemas dan masih tidak boleh bergerak (beadrest), klien tampak lemah, klien tampak berbaring di atas tempat tidur, masih dalam efek samping anastesi, skala aktivitas II (dibantu sebagian), anastesi spinal. TUJUAN Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan hambatan mobilitas fisik dapat teratasi Dengan kriteria hasil: 1. Klien dapat ikut serta dalam progam latihan 2. Klien menunjukan peningkatan mobilitas secara mandiri 3. Mempertahankan mobilitas dan mampu meemenuhi ADL secara bertahap 4. Tidak terjadi kelelahan setelah



INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI 1. Kaji kemampuan 1. Mengetahui sejauh 1. Mengkaji kemampuan Pukul 20.30 Wita klien dalam mana klien dapat klien dalam mobilisasi mobilisasi melakukan (pukul 18.05 Wita) S: mobilisasi Klien mengatakan badan masih terasa lemas dan 2. Anjurkan klien 2. Menghindari 2. Menganjurkan klien masih sudah untuk banyak terjadinya kelelahan untuk banyak diperbolehkan bergerak beristirahat pada klien beristirahat (pukul perlahan 18.15 Wita) 3. Beri dorongan pada 3. Menumbuhkan rasa 3. Menberi dorongan pada O: pasien dalam percaya diri pasien pasien dalam - Klien tampak lemah melakukan aktivitas dalam melakukan melakukan aktivitas - Klien tampak secara mandiri dan aktivitas mandiri secara mandiri dan berbaring di atas perlahan perlahan seperti mika tempat tidur miki setelah 6 jam - Skala aktivitas III setelah operasi (Pukul (dibantu orang lain) 18.30 Wita) - masih dala efek anastesi



melakukan aktivitas



4. Beri bantuan sesuai 4. Memberikan kebutuhan klien bantuan hanya sebatas kemebutuhan akan mendorong kemandirian klien dalam melakukan ADL



4. Memberi bantuan sesuai kebutuhan klien A: (pukul 18.45 Wita) Hambatan mobilitas fisik belum teratasi P: lanjutkan intervensi 1. Kaji kemampuan klien dalam mobilisasi 2. Anjurkan klien untuk banyak beristirahat 3. Beri dorongan pada pasien dalam melakukan aktivitas secara mandiri dan perlahan 4. Beri bantuan sesuai kebutuhan klien



Diagnosa 3 : Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan pasien mengatakan hanya diseka karena tidak bisa kekamar mandi, pasien tampak tidak mampu kekamar mandi untuk membersihkan tubuh, tampak rambut kusam, ADL dibantu sebagian. Patient Out Come Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam masalah keperawatan defisit perawatan diri dapat teratasi dengan kriteria hasil :  Mampu melakukan ADL secara mandiri  Mampu untuk merawat gigi dan mulut  Mengungkapkan secara verbal kepuasan tentang kebersihan tubuh  Pasien mampu membersihkan dan



Intervention 1. Kaji kemampuan ADL 2. Pantau kebersihan kuku sesuai kemampuan perawatan pasien 3. Libatkan keluarga dalam membantu aktivitas 4. Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas



Rationale Implementation 1. Mengidentifikasi 1. Mengkaji kemampuan kemampuan ADL pasien dalam seperti mandi, melakukan makan,berpakaian. aktivitas  Kategori aktivitas 2 (dibantu sebagian) (pukul 19.00 Wita)



2. Mengurangi perpindahan mikroorganisme



3. Membantu keluarga pasien agar lebih tenang



2. Memantau kebersihan kuku sesuai kemampuan perawatan pasien (pukul 19.15 Wita) 3. Melibatkan keluarga dalam membantu aktivitas



Evaluation Pukul 20.30 Wita S : Pasien mengeluh masih kesulitan mandi sendiri hanya di seka saja dan mampu mengeringkan badan menggunakan handuk O : Pasien tampak sakit sedang dan berbaring ditempat tidur. Tanda-tanda vital : T = 36,20 C/axila



mengeringkan tubuh



mandiri secara bertahap



 Keluarga P = 85 x/menit membantu klien R = 23 x/menit saat membolak BP = 120/80 mmHg balik posisi (pukul 19.30 A : Wita) Masalah belum 4. Pasien dapat teratasi mandiri dalam 4. Menganjurkan pasien perawatan diri untuk melakukan aktivitas mandiri secara bertahap P : (pukul 19.45 Wita) Lanjutkan Intervensi 1) Kaji kemampuan ADL 2) Pantau kebersihan kuku sesuai kemampuan perawatan pasien 3) Libatkan keluarga dalam membantu aktivitas 4) Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas mandiri secara bertahap.



Diagnosa 4 : Risiko infeksi dengan factor risiko luka post operasi hari ke 1, luka tampak terbalut kassa, Hb: 15.8 g/dl, terpasang vena cateter hari ke 4, terpasang cateter urine hari ke 2. Tujuan dan kriteria



Intervensi



Rasional



Selama dilakukan 1. Tinjau ulang 1. Luka bekas opeasi tindakan kondisi factor yang dibalut tanda keperawatan 3x24 resiko yang ada dibuka dan jam diharapkan sebelumnya. dibersihkan dapat resiko infeksi tidak menyebabkan terjadi dengan terjadinya infeksi.. kriteria hasil : 2. Mengetahui tanda - Tidak ada tanda- 2. Kaji terhadap infeksi dan tanda infeksi tanda dan gejala mempermudah - Hb dalam batas infeksi (misalnya tindakan. normal 12-16 peningkatan g/dl suhu, nadi, - Tanda-tanda jumlah sel darah vital dalam batas putih atau bau / normal



Implementasi 1. Meninjau ulang kondisi factor resiko yang ada sebelumnya. (pukul 19.00)



Evaluasi 20.30 Wita S: Klien mengatakan perut masih nyeri sampai ke pinggang



2. Mengkaji terhadap O: tanda dan gejala - Luka masih infeksi (misalnya terbalut kassa peningkatan suhu, - TTV : nadi, jumlah sel T = 36,20 C/axila darah putih atau bau P = 85 x/menit / warna luka operasi R = 23 x/menit (pukul 19.15) BP = 120/80



warna operasi



luka 3. Resiko infeksi pasca operasi serta penyembuhan 3. Catat Hb dan lebih lama bila perkiraan kadar Hb rendah kehilangan darah dan kehilangan selama operasi darah berlebihan. 4. Antibiotik profilaktik dapat dipesankan untuk mencegah 4. Kolaborasi dalam terjadinya proses pemberian infeksi sebagai antibiotic pasca pengobatan pada operasi infeksi sebagai pengobatan pada infeksi yang teridentifikasi.



3. Mencatat Hb dan perkiraan kehilangan darah selama operasi (pukul 19.30)



A: Resiko infeksi



P: Intervensi dihentikan 1. Tinjau ulang kondisi 11actor resiko yang ada sebelumnya. 4. Memberikan obat 2. Kaji terhadap ceftriaxone 1 gr / tanda dan gejala IV (pukul 18.00) infeksi (misalnya peningkatan suhu, nadi, jumlah sel darah putih atau bau / warna luka operasi 3. Catat Hb dan perkiraan kehilangan darah selama operasi 4. Kolaborasi dalam pemberian antibiotic pasca operasi



Analisa data pre operasi tanggal 05 Desember 2017 ( 21.00 Wita) No



Data – data



1.



Data Subyektif : - Pasien mengeluh sangat nyeri pada perut bagian bawah hingga pinggang. -



Etiologi Agen cidera biologis (kista ovarium)



Symptom Nyeri akut



Pengkajian nyeri : P = nyeri muncul ketika bergerak Q = nyeri seperti di tekan R = abdomen bagian bawah hingga pinggang S = skala nyeri 3 (0- 10) T = terus-menurus



Data Obyektif : - Pasien tampak sakit sedang - Ekspresi wajah pasien meringis sambil memegang abdomen bagian bawah dan pinggang - Tanda-tanda vital : P = 80 x/menit R = 19 x/menit BP = 110/80 mmHg



2.



Data Subjektif Tidakan invasif Pasien mengatakan cemas dani merasa sering ingin kencing dan merasa ingin BAB. Data Objektif - Pasien tampak gelisah - Pasien tampak berkeringat dingin - Pasien tampak melakukan nafas dalam - Pasien bertanya-tanya tentang tidakan pembedahan



Ansietas



Diagnosa keperawatan : 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (kista ovarium) ditandai dengan pasien mengeluh sangat nyeri pada perut bagian bawah hingga pinggang, pengkajian nyeri : P = nyeri muncul ketika bergerak, Q = nyeri seperti di tekan, R = abdomen bagian bawah hingga pinggang, S = skala nyeri 3 (0- 10), T = terusmenurus, pasien tampak sakit sedang, ekspresi wajah pasien meringis sambil memegang abdomen bagian bawah dan pinggang, tanda-tanda vital : T = 36,50C, P = 80 x/menit, R = 19 x/menit, BP = 110/80 mmHg 2. Ansietas berhubungan dengan tidakan invasif ditandai dengan pasien mengatakan cemas dan merasa sering ingin kencing dan merasa ingin BAB, pasien tampak gelisah, tampak berkeringat dingin, tampak melakukan nafas dalam, bertanyatanya tentang tindakan pembedahan



Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (kista ovarium) ditandai dengan pasien mengeluh sangat nyeri pada perut bagian bawah hingga pinggang, pengkajian nyeri : P = nyeri muncul ketika bergerak, Q = nyeri seperti di tekan, R = abdomen bagian bawah hingga pinggang, S = skala nyeri 3 (0- 10), T = terus-menurus, pasien tampak sakit sedang, ekspresi wajah pasien meringis sambil memegang abdomen bagian bawah dan pinggang, tanda-tanda vital : T = 36,50C, P = 80 x/menit, R = 19 x/menit, BP = 110/80 mmHg



Patient Out Come Intervention Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji tanda-tanda keperawatan selama 12 vital jam diharapkan nyeri yang dialami pasien dapat berkurang, dengan kriteria hasil :  Pasien mengungkapkan secara verbal rasa nyeri berkurang  Skala nyeri 2 (0-10)  Pasien dapat rileks  Pasien mampu 2. Kaji karakteristik mendemosntrasikan nyeri yang keterampilan dirasakan relaksasi pasien  TTV dalam batas normal : T = 36,5-37,50 C P = 60-100 x/menit R = 16-24 x/menit BP = 120/80 mmHg



Rationale Implementation 1. Nyeri hebat yang 1. Mengkaji tandadirasakan pasien tanda vital dengan akibat post cara mengukur suhu, operasi dapat nadi, respirasi dan menyebabkan tekanan darah. peningkatan  TTV : T = 36,20 hasil tanda-tanda C/axila, P = 85 vital. x/menit, R = 23 x/menit dan BP = 120/80 mmHg. (21.30 Wita) 2. Membantu 2. Mengkaji dalam evaluasi karakteristik nyeri kebutuhan dan yang dirasakan keefektifan pasien dengan cara intervensi. menanyakan keluhan pasien dan menggunakan PQRST.  Pengkajian nyeri :



Evaluation Rabu, 08 Desember 2017 Pukul 07.30 Wita S : Pasien mengeluh masih mengalami nyeri pada perut bagian bawah sampai pinggang. Pengkajian nyeri: P = nyeri muncul ketika bergerak Q = nyeri seperti di tekan R = abdomen bagian bawah hingga pinggang S = skala nyeri 2 (0- 10) T = terus-menurus



3. Berikan yang nyaman pasien



posisi yang bagi



3. Posisi yang nyaman dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien.



4. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi



4. Mengurangi nyeri secara mandiri



5. Anjurkan pasien untuk 5. Istirahat mampu meningkatkan mengurangi nyeri istirahat yang dirasakan pasien.



P = nyeri muncul ketika bergerak Q = nyeri seperti di tekan R = abdomen bagian bawah hingga pinggang S = skala nyeri 2 (0- 10) T = terusmenurus. (21.15 Wita)



O : - Pasien tampak sakit sedang - Ekspresi wajah pasien meringis sambil memegang abdomen bagian bawah - Pasien mampu melakukan teknik relaksasi dan distraksi untuk manajemen nyeri - Tanda-tanda 3. Memberikan posisi vital : yang nyaman bagi T = 36,20 pasien. C/axila  Memberikan P = 85 x/menit posisi R = 23 x/menit semifowler. BP = 120/80 (21.15 Wita) mmHg 4. Mengajarkan teknik A : relaksasi (nafas Masalah belum dalam) dan distraksi teratasi (mendengarkan lagu yang disukai). P : Lanjutkan intervensi



 Pasien mampu 1. Kaji TTV melakukan nafas 2. Kaji dalam. karakteristik (21.30 Wita) nyeri 3. Atur posisi 5. Menganjurkan nyaman pasien untuk 4. Anjurkan meningkatkan Tehnik distraksi istirahat dengan cara dan relaksasi menjelaskan pada 5. Anjurkan agar pasien bahwa banyak istirahat istirahat dapat mengurangi nyeri yang dirasakan. Pasien dapat tidur siang ± 1 jam sekitar pukul 17.00-18.00 Wita dan tidur malam ± 7 jam dari sekitar pukul 22.0005.00 Wita. (22.00 Wita).



Diagnosa 2 : Ansietas berhubungan dengan tidakan inpasif ditandai dengan Pasien mengatakan cemas dan merasa sering ingin kencing dan merasa ingin BAB, pasien tampak gelisah, tampak berkeringat dingin, tampak melakukan nafas dalam, bertanya-tanya tentang tidakan pembedahan Patient Out Come Intervention Rationale Implementation Evaluation Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat dan 1. Mengetahui 1. Mengkaji tingkat Rabu, 08 Desember asuhan keperawatan penyebab penyebab ansietas. dan penyebab 2017 Pukul selama 1x30 menit ansietas. ansietas 07.30 Wita diharapkan ansietas - Tidakan pasien berkurang operasi dengan kriteria hasil: 2. Anjurkan klien 2. Pasien akan merasa (pukul 21.00) S: - Pasien tampak mengungkapkan tenang setelah pasien mengatakan tenang perasaannya. mengungkapkannya 2. Menganjurkan “cemas berkurang dan - Pasien dapat pasien merasa sedikit lebih mengungkapkan mengungkapkan tenang” perasaan perasaannya cemasnya - Merasa takut O : - Lingkungan dengan tidakan Pasien tampak tenang sekitar pasien operasi dan mampu tenang dan 3. Berikan (pukul 21.15) mengungkapkan kondusif lingkungan yang perasaannya



tenang nyaman pasien.



dan 3. Mengurangi untuk Ansietas pasien



pada 3. Memberikan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk pasien. - Merapikan tempat tidur 4. Berikan pasien informasi (pukul 21.30) tentang 4. Pasien memahami perubahan dan mengerti 4. Memberikan psikologis dan perubahan informasi tentang fisiologis pada psikologis dan perubahan pasca operasi fisiologis pada pasca psikologis dan operasi fisiologis pada pasca operasi - Setelah operasi tidak boleh bergerak dan harus bedrest - Setelah operasi tidak boleh makan dan minum apabila belum kentut (pukul 21.45)



A: ansietas sebagian



teratasi



P: Lanjutkan intervensi 1. Kaji tingkat dan penyebab ansietas. 2. Anjurkan klien mengungkapkan perasaannya. 3. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk pasien. 4. Berikan informasi tentang perubahan psikologis dan fisiologis pada pasca operasi



Catatan perkembangan 1. Diagnosa 1 : Hari/Tanggal Jam Jum’at, 09.40 Wita 08/12/2017



Catatan Perkembangan (SOAPIE) S : Pasien menggatakan masih sangat nyeri pada luka bekas operasi Pengkajian nyeri : P = nyeri muncul ketika bergerak atau diam Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk R = luka operasi (abdomen bagian bawah) S = skala nyeri 5 (0- 10) T = terus-menurus O : - Pasien tampak masih sakit sedang - Ekspresi wajah pasien meringis sambil memegang abdomen bagian bawah - Pasien post op laparotomy hari ke 2 - Tanda-tanda vital : T = 36,50C P = 83 x/menit R = 21 x/menit BP = 110/80 mmHg A : Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera fisik (post op laparatomi) belum teratasi P : 1. Kaji tanda-tanda vital pasien. 2. Kaji karakteristik nyeri yang dirasakan pasien 3. Berikan posisi yang yang nyaman bagi pasien 4. Anjurkan teknik relaksasi dan distraksi 5. Anjurkan pasien untuk meningkatkan istirahat 6. Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik



Paraf



12.05 Wita 12.10 Wita 12.12 Wita 12.25 Wita 12.40 Wita 13.00 Wita



14.00 Wita



I : 1. Mengkaji tanda-tanda vital pasien. 2. Mengkaji karakteristik nyeri yang dirasakan pasien 3. Memberikan posisi yang yang nyaman bagi pasien 4. Menganjurkan teknik relaksasi dan distraksi 5. Menganjurkan pasien untuk meningkatkan istirahat 6. Memberikan obat ketorolac 10mg / IV E: S : Pasien mengatakan nyeri berkurang pada luka bekas operasi Pengkajian nyeri : P = nyeri muncul ketika bergerak atau diam Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk R = luka operasi (abdomen bagian bawah) S = skala nyeri 2 (0- 10) T = terus-menurus O: - Pasien tampak sakit sedang - Pasien mampu melakukan teknik relaksasi dan distraksi - TTV : T = 36,60 C/axila P = 83 x/menit R = 20 x/menit BP = 120/70 mmHg. A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi. 1. Mengkaji TTV 2. Mengkaji karakteristik nyeri 3. Menganjurkan tehnik relaksasi 4. Memberikan posisi yang nyaman



5. Menganjurkan agar pasien menungkatkan istirahat 6. Mengkolaborasi pemberian obat analgetik



Hari/Tanggal Jam Jum’at, 09.40 Wita 10/02/2017



Catatan Perkembangan (SOAPIE) S : Pasien menggatakan nyeri pada luka bekas operasi masih Pengkajian nyeri : P = nyeri muncul ketika bergerak atau diam Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk R = luka operasi (abdomen bagian bawah) S = skala nyeri 4 (0- 10) T = terus-menurus O : - Pasien tampak masih sakit sedang - Ekspresi wajah pasien meringis sambil memegang abdomen bagian bawah - Pasien post op kistektomi hari pertama - Tanda-tanda vital : T = 36,40C P = 82 x/menit R = 20 x/menit BP = 120/80 mmHg A : Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera fisik (post op kistektomi sinistra) belum teratasi P : 1. Kaji tanda-tanda vital pasien. 2. Kaji karakteristik nyeri yang dirasakan pasien 3. Berikan posisi yang yang nyaman bagi pasien 4. Anjurkan teknik relaksasi dan distraksi 5. Anjurkan pasien untuk meningkatkan istirahat 6. Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik



12.05 Wita 12.10 Wita



I : 1. Mengkaji tanda-tanda vital pasien.



Paraf



12.12 Wita 12.25 Wita 12.40 Wita 13.00 Wita



2. Mengkaji karakteristik nyeri yang dirasakan pasien 3. Memberikan posisi yang yang nyaman bagi pasien 4. Menganjurkan teknik relaksasi dan distraksi 5. Menganjurkan pasien untuk meningkatkan istirahat 6. Memberikan obat ketorolax 30mg / IV



14.00 Wita E: S : Pasien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi berkurang Pengkajian nyeri : P = nyeri muncul ketika bergerak atau diam Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk R = luka operasi (abdomen bagian bawah) S = skala nyeri 3 (0- 10) T = terus-menurus O: - Pasien tampak sakit sedang - Pasien mampu melakukan teknik relaksasi dan distraksi - TTV : T = 36,40 C/axila P = 80 x/menit R = 28 x/menit BP = 110/80 mmHg. A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi. 1. Mengkaji TTV 2. Mengkaji karakteristik nyeri 3. Menganjurkan tehnik relaksasi 4. Memberikan posisi yang nyaman 5. Menganjurkan agar pasien menungkatkan istirahat



6. Mengkolaborasi obat analgetik



pemberian



Hari/Tanggal Jam Sabtu, 09.00 Wita 09/12/2017



Catatan Perkembangan (SOAPIE) S : Pasien menggatakan nyeri pada luka bekas operasi sudah berkurang Pengkajian nyeri : P = nyeri muncul ketika bergerak atau diam Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk R = luka operasi (abdomen bagian bawah) S = skala nyeri 2 (0- 10) T = terus-menurus O : - Pasien tampak masih sakit sedang - Ekspresi wajah pasien meringis sambil memegang abdomen bagian bawah - Pasien post op laparotomy hari ke tiga - Tanda-tanda vital : T = 36,50C P = 83 x/menit R = 21 x/menit BP = 110/80 mmHg A : Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera fisik (post op laparotomy) belum teratasi P : 1. Kaji tanda-tanda vital pasien. 2. Kaji karakteristik nyeri yang dirasakan pasien 3. Berikan posisi yang yang nyaman bagi pasien 4. Anjurkan teknik relaksasi dan distraksi 5. Anjurkan pasien untuk meningkatkan istirahat 6. Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik



Paraf



12.05 Wita 12.10 Wita 12.12 Wita 12.25 Wita 12.40 Wita 13.00 Wita



14.00 Wita



I : 1. Mengkaji tanda-tanda vital pasien. 2. Mengkaji karakteristik nyeri yang dirasakan pasien 3. Memberikan posisi yang yang nyaman bagi pasien 4. Menganjurkan teknik relaksasi dan distraksi 5. Menganjurkan pasien untuk meningkatkan istirahat 6. Memberikan obat ketorolax 10mg / IV E: S : Pasien mengatakan nyeri berkurang pada luka bekas operasi Pengkajian nyeri : P = nyeri muncul ketika bergerak atau diam Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk R = luka operasi (abdomen bagian bawah) S = skala nyeri 1 (0- 10) T = terus-menurus O: - Pasien tampak sakit sedang - Pasien mampu melakukan teknik relaksasi dan distraksi - Pasien tampak rileks - TTV : T = 36,60 C/axila P = 83 x/menit R = 20 x/menit BP = 120/70 mmHg. A : Masalah teratasi P : hentikan intervensi



Diagnosa 2 : Hari/Tanggal Jam Jum’at, 09.00 Wita 08/12/2017



Catatan Perkembangan (SOAPIE) S : Pasien mengatakan badan sudah merasa lebih rileks dan sudah belajar duduk O : - Pasien masih tampak lemah - Pasien tampak berbaring di atas tempat tidur - Skala aktivitas II (dibantu sebagian) A : Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan program pembatasan gerak P : 1. Kaji kemampuan klien dalam mobilisasi 2. Anjurkan klien untuk banyak beristirahat 3. Beri dorongan pada pasien dalam melakukan aktivitas secara mandiri dan perlahan 4. Beri bantuan sesuai kebutuhan klien



I : 12.05 Wita 12.10 Wita 12.12 Wita



12.25 Wita 12.40 Wita



1. Mengkaji kemampuan klien dalam mobilisasi 2. Menganjurkan klien untuk banyak beristirahat 3. Memberi dorongan pada pasien dalam melakukan aktivitas secara mandiri dan perlahan 4. Memberi bantuan sesuai kebutuhan klien



Paraf



14.00 Wita



E: S : Pasien mengatakan badan sudah rileks dan dapat duduk sendiri pelan-pelan O : - Klien tampak duduk di atas tempat tidur - Skala aktivitas II (dibantu sebagian) A : Masalah teratasi P : Lanjutkan intervensi. 1. Kaji kemampuan klien dalam mobilisasi 2. Anjurkan klien untuk banyak beristirahat 3. Beri dorongan pada pasien dalam melakukan aktivitas secara mandiri dan perlahan 4. Beri bantuan sesuai kebutuhan klien 5. Berikan Suplemen vitamin sesuai indikasi



Hari/Tanggal Jam Jum’at, 09.00 Wita 10/02/2017



Catatan Perkembangan (SOAPIE) S : Pasien mengatakan badan lemas berkurang dan sudah belajar duduk O : - Pasien masih tampak lemah - Pasien tampak duduk di tempat tidur - Skala aktivitas II (dibantu sebagian) A : Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan program pembatasan gerak P : 1. Kaji kemampuan klien dalam mobilisasi 2. Anjurkan klien untuk banyak beristirahat 3. Beri dorongan pada pasien dalam melakukan aktivitas secara mandiri dan perlahan 4. Beri bantuan sesuai kebutuhan klien 5. Berikan Suplemen vitamin sesuai indikasi



12.05 Wita



I : 1. Mengkaji kemampuan klien dalam mobilisasi 2. Menganjurkan klien untuk banyak beristirahat 3. Memberi dorongan pada pasien dalam melakukan aktivitas secara mandiri dan perlahan 4. Memberi bantuan sesuai kebutuhan klien 5. Memberikan obat prenemia



12.10 Wita 12.12 Wita



12.25 Wita 12.40 Wita



14.00 Wita



E: S : Pasien mengatakan badan lemas berkurang dan sudah perlahan duduk sendiri



Paraf



O : - Klien masih tampak lemah - Klien tampak duduk di atas tempat tidur - Skala aktivitas II (dibantu sebagian) A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi. 1. Kaji kemampuan klien dalam mobilisasi 2. Anjurkan klien untuk banyak beristirahat 3. Beri dorongan pada pasien dalam melakukan aktivitas secara mandiri dan perlahan 4. Beri bantuan sesuai kebutuhan klien 5. Berikan Suplemen vitamin sesuai indikasi



Hari/Tanggal Jam Sabtu, 09.00 Wita 09/02/2017



Catatan Perkembangan (SOAPIE) S : Pasien mengatakan badan tidak lemas lagi dan sudah belajar berjalan O : - Pasien tampak rileks - Pasien tampak berbaring di atas tempat berjalan secara perlahan - Skala aktivitas II (dibantu sebagian) A : Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan program pembatasan gerak P : 1. Kaji kemampuan klien dalam mobilisasi 2. Anjurkan klien untuk banyak beristirahat 3. Beri dorongan pada pasien dalam melakukan aktivitas secara mandiri dan perlahan 4. Beri bantuan sesuai kebutuhan klien



12.05 Wita



I : 1. Mengkaji kemampuan klien dalam mobilisasi 2. Menganjurkan klien untuk banyak beristirahat 3. Memberi dorongan pada pasien dalam melakukan aktivitas secara mandiri dan perlahan 4. Memberi bantuan sesuai kebutuhan klien 5. Memberikan obat prenemia



12.10 Wita 12.12 Wita



12.25 Wita 12.40 Wita



14.00 Wita



E:



Paraf



S : Pasien mengatakan badan tidak lemas dan sudah berjalan O : - Pasien tampak rileks - Pasien tampak berjalan perlahan - Skala aktivitas 0 (mandiri) A : Masalah teratasi P : hentikan intervensi



Diagnosa 3 : Hari/Tanggal Jam Jum’at, 09.00 Wita 08/12/2017



Catatan Perkembangan (SOAPIE) S : Pasien mengatakan masih diseka karena tidak bisa kekamar mandi O : - Pasien tampak tidak mampu kekamar mandi untuk membersihkan tubuh - ADL dibantu sebagian A : Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik P : 1. Kaji kemampuan ADL 2. Libatkan keluarga dalam membantu aktivitas 3. Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas mandiri secara bertahap



12.05 Wita 12.10 Wita



I : 1. Mengkaji kemampuan ADL 2. Memantau kebersihan kuku sesuai kemampuan perawatan pasien 3. Melibatkan keluarga dalam membantu aktivitas (menyeka pasien) 4. Menganjurkan pasien untuk melakukan aktivitas mandiri secara bertahap



12.12 Wita



12.25 Wita



14.00 Wita



E: S : Pasien mengatakan masih diseka karena tidak mampu kekamar mandi



Paraf



O : -



-



Pasien tampak tidak mampu kekamar mandi untuk membersihkan tubuh ADL dibantu sebagian



A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi. 1. Kaji kemampuan ADL 2. Pantau kebersihan kuku sesuai kemampuan perawatan pasien 3. Libatkan keluarga dalam membantu aktivitas 4. Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas mandiri secara bertahap



Hari/Tanggal Jam Jum’at, 09.00 Wita 10/02/2017



Catatan Perkembangan (SOAPIE) S : Pasien mengatakan masih diseka karena tidak bisa kekamar mandi O : - Pasien tampak tidak mampu kekamar mandi untuk membersihkan tubuh - Tampak rambut kusam - ADL dibantu sebagian A : Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik P : 1. Kaji kemampuan ADL 2. Pantau kebersihan kuku sesuai kemampuan perawatan pasien 3. Libatkan keluarga dalam membantu aktivitas 4. Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas mandiri secara bertahap



12.05 Wita 12.10 Wita 12.12 Wita



12.25 Wita



14.00 Wita



I : 1. Mengkaji kemampuan ADL 2. Memantau kebersihan kuku sesuai kemampuan perawatan pasien 3. Melibatkan keluarga dalam membantu aktivitas (menyeka pasien) 4. Menganjurkan pasien untuk melakukan aktivitas mandiri secara bertahap



Paraf



E: S : Pasien mengatakan masih diseka karena tidak mampu kekamar mandi O : - Pasien tampak tidak mampu kekamar mandi untuk membersihkan tubuh - Tampak rambut kusam - ADL dibantu sebagian A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi. 1. Kaji kemampuan ADL 2. Pantau kebersihan kuku sesuai kemampuan perawatan pasien 3. Libatkan keluarga dalam membantu aktivitas 4. Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas mandiri secara bertahap



Hari/Tanggal Jam Sabtu, 09.00 Wita 09/12/2017



Catatan Perkembangan (SOAPIE) S : Pasien mengatakan bisa kekamar mandi sendiri untuk mandi dan lainnya O : - Pasien tampak mampu kekamar mandi untuk membersihkan tubuh secara perlahan - ADL mandiri A : Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik



12.05 Wita 12.10 Wita 12.12 Wita



14.00 Wita



P : 1. Kaji kemampuan ADL 2. Pantau kebersihan kuku sesuai kemampuan perawatan pasien 3. Libatkan keluarga dalam membantu aktivitas 4. Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas mandiri secara bertahap I : 1. Mengkaji kemampuan ADL 2. Memantau kebersihan kuku sesuai kemampuan perawatan pasien 3. Menganjurkan pasien untuk melakukan aktivitas mandiri secara bertahap



Paraf



E: S : Pasien mengatakan mampu ke kamar mandi sendiri untuk mandi dan lainnya O : -



-



Pasien tampak mampu kekamar mandi untuk membersihkan tubuh Tampak rambut bersih ADL mandiri



A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan.



Diagnosa 4 : Hari/Tanggal Jam Jum’at, 09.00 Wita 08/12/2017



Catatan Perkembangan (SOAPIE) S : O : Faktor resiko : 1. Luka post operasi hari ke 2 2. Luka tampak terbalut kassa 3. Hb: 13.8 g/dl 4. Leukosit 9,5 10^3/uL A : Risiko infeksi P : 1. Tinjau ulang kondisi factor resiko yang ada sebelumnya. 2. Kaji terhadap tanda dan gejala infeksi (misalnya peningkatan suhu, nadi, jumlah sel darah putih atau bau / warna luka operasi 3. Catat Hb dan perkiraan kehilangan darah selama operasi 4. Kolaborasi dalam pemberian antibiotic pasca operasi



12.05 Wita 12.10 Wita



I : 1. Meninjau ulang kondisi factor resiko yang ada sebelumnya.



Paraf



2. Mengkaji terhadap tanda dan gejala infeksi (misalnya peningkatan suhu, nadi, jumlah sel darah putih atau bau / warna luka operasi 3. Mencatat Hb dan perkiraan kehilangan darah selama operasi 4. Memberikan obat Ceftriaxone 1gr



12.12 Wita 13.00 Wita 14.00 Wita E:



S: O: Faktor Risiko 1. Luka post operasi 2. Luka tampak terbalut kassa 3. Hb: 13.8 g/dl 4. Leukosit 9,5 10^3/uL A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi. 1. Tinjau ulang kondisi factor resiko yang ada sebelumnya. 2. Kaji terhadap tanda dan gejala infeksi (misalnya peningkatan suhu, nadi, jumlah sel darah putih atau bau / warna luka operasi 3. Catat Hb dan perkiraan kehilangan darah selama operasi 4. Kolaborasi dalam pemberian antibiotic pasca operasi



Hari/Tanggal Jam Jum’at, 09.00 Wita 10/02/2017



Catatan Perkembangan (SOAPIE) S : O : Faktor resiko : 1. Luka post operasi 2. Luka tampak terbalut kassa 3. Hb: 11.9 g/dl A : Risiko infeksi P : 1. Tinjau ulang kondisi factor resiko yang ada sebelumnya. 2. Kaji terhadap tanda dan gejala infeksi (misalnya peningkatan suhu, nadi, jumlah sel darah putih atau bau / warna luka operasi 3. Catat Hb dan perkiraan kehilangan darah selama operasi 4. Kolaborasi dalam pemberian antibiotic pasca operasi I :



12.05 Wita 12.10 Wita



1. Meninjau ulang kondisi factor resiko yang ada sebelumnya. 2. Mengkaji terhadap tanda dan gejala infeksi (misalnya peningkatan suhu, nadi, jumlah



Paraf



sel darah putih atau bau / warna luka operasi 3. Mencatat Hb dan perkiraan kehilangan darah selama operasi 4. Memberikan obat Ceftriaxone 1gr



12.12 Wita 13.00 Wita



14.00 Wita



E: S: O: Faktor Risiko : 1. Luka post operasi 2. Luka tampak terbalut kassa 3. Hb: 11.9 g/dl A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi. 1. Tinjau ulang kondisi factor resiko yang ada sebelumnya. 2. Kaji terhadap tanda dan gejala infeksi (misalnya peningkatan suhu, nadi, jumlah sel darah putih atau bau / warna luka operasi 3. Catat Hb dan perkiraan kehilangan darah selama operasi 4. Kolaborasi dalam pemberian antibiotic pasca operasi



Hari/Tanggal Jam Sabtu, 09.00 Wita 09/12/2017



Catatan Perkembangan (SOAPIE) S : O : Faktor resiko : 1. Luka post operasi hari ke 3 2. Luka tampak terbalut kassa 3. Hb: 13.8 g/dl 4. Leukosit 9,5 10^3/uL



A : Risiko infeksi P : 1. Tinjau ulang kondisi factor resiko yang ada sebelumnya. 2. Kaji terhadap tanda dan gejala infeksi (misalnya peningkatan suhu, nadi, jumlah sel darah putih atau bau / warna luka operasi 3. Catat Hb dan perkiraan kehilangan darah selama operasi 4. Kolaborasi dalam pemberian antibiotic pasca operasi 5. Kolaborasi tindakan dressing luka post op I : 12.05 Wita 12.10 Wita



12.12 Wita



12.25 Wita 13.00 Wita



1. Meninjau ulang kondisi factor resiko yang ada sebelumnya. 2. Mengkaji terhadap tanda dan gejala infeksi (misalnya peningkatan suhu, nadi, jumlah sel darah putih atau bau / warna luka operasi 3. Mencatat Hb dan perkiraan kehilangan darah selama operasi 4. Melakukan perawatan luka operasi 5. Memberikan obat Ceftriaxone 1gr



Paraf



14.00 Wita



E: S: O: Faktor Risiko 1. Luka tampak bersih 2. Tidak ada darah atau nanah 3. Dibalut kassa kembali A : Masalah teratasi P : hentikan intervensi 1. Pasien diijinkan pulang oleh dokter 2. Anjurkan pasien untuk kontrol kembali sesuai petunjuk dokter



Drugs Study



Tanggal



Jenis Terapi



Rute Terapi



Dosis



Indikasi Terapi



Kontraindikasi



Efek Samping



07-12-2017



Ceftriaxone



Injeksi



2 x 1 gr



Mengobati dan Hipersensitif atau mencegah infeksi alergi terhadap yang disebabkan Ceftriaxone oleh bakteri



Tempat bekas suntikan membengkak. Mual, muntah, dan sakit perut. Pusing dan sakit kepala. Lidah bengkak. Berkeringat. Vagina terasa gatal atau mengeluarkan cairan



Ketorolac



Injeksi



2 x 10 mg



Meredakan Hipersensitif pembengkakan dan terhadap ketorolac nyeri pasca operasi tromethamine dan pernah menunjukkan reaksi alergi terhadap aspirin atau obat AINS lainnya. Pasien dengan atau yang mempunyai riwayat ulkus peptikum akut, perdarahan saluran cerna atau perforasi. Penderita gangguan ginjal berat atau berisiko menderita gagal ginjal. Pasien yang diduga menderita



Ulkus, perdarahan saluran cerna dan perforasi, hemoragis pasca bedah, gagal ginjal akut, reaksi anafilaktoid, dan gagal hati.



perdarahan serebrovaskular, diatesis hemoragik Asam Traneksamat



Injeksi



3 x 250 mg



Meredakan perdarahan operasi



Memiliki pasca hipersensitif atau alergi terhadap asam traneksamat. Penderita perdarahan subaraknoid (pendarahan di otak). Penderita pendarahan dengan riwayat tromboembolik (penyumbatan pembuluh darah). Penderita dengan kelainan pada penglihatan warna. Mengalami cedera kepala. Memiliki masalah pembuluh darah. Penderita Hematuria (darah dalam urin). Darah menggumpal di dalam mata. Mengalami Kejang. Masalah pada saluran kencing. Memiliki masalah penggumpalan darah. Penderita penyakit ginjal.



Mual dan muntah-muntah. Diare. Anoreksia. Eksantema. Sakit kepala



Pemeriksaan penunjang (Laboratorium) 5-12-201



Jenis pemeriksaan



WBC RBC HGB HCT MCV MCH MCHC PLT RDW PDW MPV GOT



GPT



Hasil pemeriksaan dan Nilai Normal 9,5 X 10^3 uL (4.8-10.8) 4,97 X 10^6 uL (4.2-5.4) 13,8 g/dl (12-16) 41.0% (37-47) 82.7 fL (79-99) 27.8 pg (27-31) 33.7 g/dl (33-37) 280 X 10^3 uL (150-450) 12.1 % (11.5-14.5) 10.5 Fl (9-17) 9.1 fL (9-13) 34 U/L (8-31)



41 U/L (10-32)



Interpretasi



Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal SGOT SGPT tinggi cukup menjadi alasan untuk melihat adanya gangguan pada fungsi hati. Pada gangguan fungsi hati, kenaikan SGOT SGPT bisa mencapai puluhan bahkan ribuan kali lipat dari nilai normal. Hal ini menunjukkan kerusakan sel-sel hati yang masif (nekrosis luas).



Pemeriksaan penunjang (Laboratorium) 7-12-201



Jenis pemeriksaan



Hb



RBC HCT MCV MCH MCHC PLT RDW-SD RDW-CV PDW MPV



Hasil pemeriksaan dan Nilai Normal



15.8 g/dl (12.3-15.3)



5.0 X 10^6 uL (4.0-5.0) 46.0% (35-47) 84.3 fL (80-96) 28.2 pg (28-33) 33.2 g/dl (33-36) 203 X 10^3 uL (150-400) 36.8 fL (35-56) 11.8 % (11-16) 15,9 fL (15.0-17.0) 9.3 fL (7.0-11.0)



Interpretasi



Hemoglobin tinggi berarti tingginya kadar protein pembawa oksigen di dalam darah. Hal ini bisa terjadi karena banyaknya jumlah sel-sel darah merah atau karena tingginya konsentrasi Hemoglobin (Hb) di dalam sel darah merah. Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal