Askep - Komunitas (2) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas Dosen Pengampu : Susan Susyanti, M.Kep



Disusun Oleh : Ary Aprian



KHGC18063



Fauzih Noviani Hanapia



KHGC18075



Rindiani Sulistia Agraini



KHGC18044



Silvia Desri Puspita R



KHGC18101



KELAS III-B PRODI S1 KEPERAWATAN



STIKES KARSA HUSADA GARUT 2019/2020



KATA PENGANTAR



Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami dengan judul “Asuhan Keperawatan Komunitas” Shalawat serta salam kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta. Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan. Kami ucapkan terimakasih kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya makalah ini. Demikian yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah k a m i buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya. Garut, Maret 2021



Penyusun



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...............................................................................................................i DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1 1.1



Latar Belakang.............................................................................................................1



1.2



Rumusan Masalah.......................................................................................................1



1.3



Tujuan Penulisan.........................................................................................................2



BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................................3 2.1 Konsep Dasar Keperawatan Komunitas...........................................................................3 2.2 Proses Asuhan Keperawatan Komunitas..........................................................................8 BAB III PEMBAHASAN......................................................................................................13 3.1



Ilustrasi Kasus...........................................................................................................13



3.2



Asuhan Keperawatan Komunitas..............................................................................14



BAB IV PENUTUP................................................................................................................21 4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................21 4.2 Saran...............................................................................................................................21 DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Langkah – langkahnya dimulai dari (1) pengkajian : pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah, (2) diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan. (Wahit, 2005). Proses keperawatan pada komunitas mencakup individu, keluarga dan kelompok khusus yang memerlukan pelayanan asuhan keperawatan. Tahap akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi. Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal. Perawat menemukan reaksi klien terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan apa yang menjadi sasaran dari rencana keperawatan dapat diterima. Evaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu sendiri. Proses evaluasi memerlukan beberapa keterampilan dalam menetapkan rencana asuhan keperawatan., termasuk pengetahuan mengenai standar asuhan keperawatan, respon klien yang normal terhadap tindakan keperawatan, dan pengetahuan konsep teladan dari keperawatan. Proses keperawatan komunitas juga memperhatikan adanya perbedaan budaya di masing-masing daerah, karena hal itu Leininger (1978) mendefinisikan transkultural di keperawatan sebagai: “ bidang kemanusiaan dan pengetahuan pada studi formal dan praktik dalam keperawatan yang difokuskan pada perbedaan studi budaya yang melihat adanya perbedaan dan kesamaan dalam perawatan, kesehatan, dan pola penyakit didasari atas nilai-nilai budaya, kepercayaan dan praktik budaya yang berbeda di dunia, dan menggunakan pengetahuan untuk memberikan pengaruh budaya yang spesifik pada masyarakat.” 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1. Bagaimana konsep keperawatan komunitas ? 1.2.2. Bagaimana  asuhan keperawatan pasien pada komunitas ?



1



1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Untuk mengetahui konsep keperawatan komunitas 1.3.2 Untuk mengetahui asuhan keperawatan pasien pada komunitas



2



BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Keperawatan Komunitas 2.1.1. Pengertian Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2006). Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006). Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010). 2.1.2. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas a. Tujuan keperawatan komunitas Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut. 1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas. 3



2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok. Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk: 1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami 2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut; 3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan 4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi 5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi, yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care). b. Fungsi keperawatan komunitas 1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan. 2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya dibidang kesehatan. 3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat. 4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006). 2.1.3. Sasaran Keperawatan Komunitas Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan, 8 membimbing dan mendidik individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk menanamkan pengertian, kebiasaan dan perilaku hidup sehat sehingga mampu memelihara dan meningkatkan derajad kesehatannya. 4



Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas (Depkes, 2006) 1) Sasaran individu Sasaran priotitas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular (TB Paru, Kusta, Malaria, Demam Berdarah, Diare, ISPA/Pneumonia) dan penderita penyakit degeneratif. 2) Sasaran keluarga Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggi (high risk group), dengan prioritas : a. Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan (Puskesm dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat. b. Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan mempunyai masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan balita, kesehatan reproduksi, penyakit menular. c. Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah kesehatan prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan 3) Sasaran kelompok Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun tidak terikat dalam suatu institusi. a) Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain Posyandu, Kelompok Balita, Kelompok ibu hamil, 9 Kelompok Usia Lanjut, Kelompok penderita penyakit tertentu, kelompok pekerja informal. b) Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara lain sekolah, pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan (rutan), lembaga pemasyarakatan (lapas). 4) Sasaran masyarakat Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan, diprioritaskan pada Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa) yang mempunyai : 1) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah lain 2) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan daerah lain 3) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain 5



4) Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare, demam berdarah, dll) 5. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau akibat lainnya 2.1.4. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut: a) Proses kelompok (group process) Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok. b) Pendidikan Kesehatan (Health Promotion) Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial. c)n Kerjasama (Partnership) Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam 6



lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.



2.1.5. Pusat Kesehatan Komunitas Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan di: a) Sekolah atau Kampus Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi pendidikan pencegahan penyakit, peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan seks. Selain itu perawata yang bekerja di sekolah dapat memberikan perawatan untuk peserta didik pada kasus penyakit akut yang bukan kasus kedaruratan misalnya penyakit influensa, batu dll. Perawat juga dapat memberikan rujukan pada peserta didik dan keluarganya bila dibutuhkan perawatan kesehatan yang lebih spesifik. b) Lingkungan kesehatan kerja Beberapa perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan bagi pekerjanya yang berlokasi di gedung perusahaan tersebut. Asuhan keperawatan di tempat ini meliputi lima bidang. Perawata menjalankan program yang bertujuan untuk: 1) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan mengurangi jumlah kejadian kecelakaan kerja 2) Menurunkan resiko penyakit akibat kerja 3) Mengurangi transmisi penyakit menular anatar pekerja 4) Memberikan



program penyakit,



5) Mengintervensi



kasus-kasus



peningkatan



kesehatan pencegahan



dan pendidikan kesehatan. lanjutan



non kedaruratan dan



memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan (Mubarak, 2006). c) Lembaga perawatan kesehatan di rumah Klien sering kali membutuhkan asuhan keperawatan khusus yang dapat diberikan secara efisien di rumah. Perawat di bidang komunitas juga dapat memberikan perawatan kesehatan di rumah misalnya: perawata melakukan kunjungan rumah, hospice care, home care dll. Perawat yang bekerja di rumah 7



harus memiliki kemampuan mendidik, fleksibel, berkemampuan, kreatif dan percaya diri, sekaligus memiliki kemampuan klinik yang kompeten.



d) Lingkungan kesehatan kerja lain Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat juga dapat bekerja dan memiliki peran serta tanggungjawab yang bervariasi. Seorang perawat dapat mendirikan praktek sendiri, bekerja sama dengan perawata lain, bekerja di bidang pendididkan , penelitian, di wilayah binaan, puskesmas dan lain sebagainya. Selain itu, dimanapun lingkungan tempat kerjanya, perawat ditantang untuk memberikan perawatan yang berkualitas (Mubarak, 2006). 2.2 Proses Asuhan Keperawatan Komunitas 2.2.1



Pengkajian



Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapan ditentukan. A. Pengumpulan Data Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain : a. Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilainilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas. b. Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain: 1) Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana kepadatannya karena dapat menjadi stresor bagi penduduk 2) Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat 3) Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakag sering mengalami stres akibat keamanan dan keselamatan yang tidak terjamin 4) Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup 8



menunjang, sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan 5) Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau memantau gangguan yang terjadi 6) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan merawat atau memantau gangguan yang terjadi 7) Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan yang terkait dengan gangguan penyakit 8) Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara keseluruhan, apakah pendapatan yang terima sesuai dengan Upah Minimum Registrasi (UMR) atau sebaliknya 9) Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah biayanya dapat dijangkau masyarakat B. Jenis Data Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data objektif (Mubarak,2005): a. Data Subjektif Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, yang diungkapkan secara langsung melalui lisan. b. Data Objektif Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran C. Sumber Data a. Data primer Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,keluarga, kelompok, masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian. b. Data sekunder Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record. D. Cara Pengumpulan Data 9



a. Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya jawab b. Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra c. Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh individu E. Pengelolaan Data a. Klasifikasi data atau kategorisasi data b. Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly c. Tabulasi data d. Interpretasi data F. Analisa Data Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan. G. Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga dapat dirumuskan masalah kesehatan. H. Prioritas Masalah Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan Abraham H Maslow:  Keadaan yang mengancam kehidupan  Keadaan yang mengancam kesehatan  Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan



2.2.2



Diagnosa Keperawatan



10



Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan baik yang actual maupun potensial. Diagnose keperawatan komunitas akan memeberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2005).  Problem



: merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya terjadi.



 Etiologi



: penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat memeberikan arah terhadap intervensi keperawatan.



 Symptom



: tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang terjadi.



2.2.3



Perencanaan/ Intervensi



Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas yang muncul diatas adalah (Mubarak, 2005): a) Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit b) Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit c) Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit d) Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang tepat e) Lakukan olahraga secara rutin f) Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untu memperbaiki lingkungan komunitas g) Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan



2.2.4



Pelaksanaan/Implementasi 11



Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhen keperawatan harus bekerjasama dengan angoota tim kesehatan lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005). Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009), yaitu: 2.2.4.1 2.2.4.2



Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku



hidup sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan 2.2.4.3



Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit



2.2.4.4



Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan komunitas



2.2.5



Penilaian/Evaluasi



Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun tindakan dalam melakukan evaluasi adalah: 2.2.5.1



Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi



2.2.5.2



Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawata



2.2.5.3



Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit



12



BAB III PEMBAHASAN 3.1 Ilustrasi Kasus Keluruhan Cibodas merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Cibeureum terdiri dari 25 RW yang dibagi menjadi 75 RT dan meliputi 325 KK. Secara demografi wilayah Cibodas termasuk pemukiman padat dengan jumlah penduduk mencapai 32.200 jiwa yang terdiri dari 16.050 laki-laki dan 16.150 perempuan. Penduduk di wilayah kelurahan Cibodas mayoritas adalah beragama Islam (31.556 jiwa), serta sisanya memeluk agama Kristen Protestan (483 jiwa) dan Katholik (161 jiwa). Rata-rata tingkat pendidikan penduduk sebagian besar lulus SD (17.710 jiwa), SLTP (6.440 jiwa), SLTA (3.220 jiwa), dan perguruan tinggi (3.220 jiwa), sedangkan yang tidak sekolah sebanyak 1.610 jiwa. Jumlah penderita TBC di Kelurahan Cibodas sebanyak 30 jiwa. Seluruh penderita TBC tersebut sudah mendapatkan program pengobatan gratis anti TBC di Puskesmas Cibodas. Penderita TBC yang mendapat pengobatan adalah 10 orang masih menjanai proses pengobatan, 8 orang sudah dinyatakan sembuh, dan 12 orang drop out, sehingga kemungkinan resiko untuk menularkan masih tinggi. Kondisi lingkungan yang ditempati oleh keluarga dengan penderita TBC pada umumnya kurang sehat, kumuh, dan padat yang didukung oleh perilaku hidup bersih dan sehatnya yang masih kurang. Selain Puskesmas Cibodas di wilayah Kelurahan Cibodas ini terdapat juga 3 balai pengobatan swasta, 5 dokter praktek, dan 4 bidan praktek. Dalam penanganan pemberantasan penyakit TBC, pihak puskesmas sendiri mempunyai kebijakan untuk pengobatan gratis yang merupakan program pemerintah, tetapi karena sosialisasi yang kurang menyebabkan sebagian besar penderita tidak memanfaatkan fasilitas tersebut. Rata-rata dalam sebulan pendapatan keluarga dengan penderita TBC sebagian besar rendah yaitu kurang dari Rp. 750.000,00. Selain itu, keluarga juga tidak mempunyai dana khusus untuk kesehatan. Jenis pekerjaan penduduk Kelurahan Cibodas kebanyakan sebagai pedagang 9.660 jiwa, karyawan swasta 4.830 jiwa, pertukangan 1.610 jiwa, PNS 3.220 jiwa, ABRI 1.610 jiwa, pensiunan 3.220 jiwa, pemulung 1.610 jiwa, tidak bekerja 1.610 jiwa dan belum bekerja 4.830 jiwa. Umumnya untuk menjaga keamanan desa, masyarakat melakukan ronda secara bergantian, dan disediakan pos ronda bagi masyarakat yang mendapatkan tugas jaga. Sedangkan transportasi yang digunakan oleh kebanyakan penduduk Cibodas adalah ojek atau angkutan umum lainnya. Kelurahan Bojongkenyod berada di bawah tanggung jawab Kepala Kelurahan dengan kebijakan tunduk dan patuh pada pemerintah. Sebagian kecil penduduknya ada yang aktif menjadi anggota partai politik. Informasi tentang penyakit TBC yang diperoleh masyarakat berasal dari televisi dan poster, sedang dari petugas kesehatan 13



jarang sekali mendapat penyuluhan. Belum ada wadah khusus bagi penderita TBC dan keluarganya yang dapat menjadi wahana untuk bertukar pengalaman dalam menghadapi penyakit TBC. Mayoritas masyarakat Cibodas memanfaatkan rekreasi dengan menonton televisi saat waktu luang bersama keluarga mereka (300 KK), memanfaatkan udara segar di pagi hari dengan sekedar berjalan-jalan santai (25 KK), namun karena adanya beberapa pabrik di wilayah Cibodas ini sehingga menyebabkan banyaknya debu yang membuat lingkungan menjadi tidak sehat. 3.2 Asuhan Keperawatan Komunitas 1) PENGKAJIAN a. Data Inti Komunitas 1. Demografi Keluruhan Cibodas merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Cibeureum terdiri dari 25 RW yang dibagi menjadi 75 RT dan meliputi 325 KK. TABEL 1 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin No



Jenis Kelamin



Jumlah (jiwa)



Persentase



1



Laki-laki



16.050



49.84%



2



Perempuan



16.150



50.2%



32.200



100%



Jumlah Total



Berdasarkan table 1 diatas, dapat diketahui bahwa di Kelurahan Cibodas Sebagian besar berjenis kelamin perempuan dengan persentase sebesar 50.2% atau sebanyak 1.6150 jiwa. TABEL 2 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama No



Agama



Jumlah (jiwa)



Persentase



1



Islam



31.556



98%



2



Kristen Protestan



483



1.5%



3



Katholik



161



0.5%



32.200



100%



Jumlah Total



14



Berdasarkan table 2 diatas, dapat diketahui bahwa di Kelurahan Cibodas Sebagian besar beragama islam dengan persentase sebesar 98% atau sebanyak 31.556 jiwa dan yang paling sedikit beragama katholik dengan persentase 0,5% atau sebanyak 161 jiwa TABEL 3 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan No



Pendidikan



Jumlah (jiwa)



Persentase



1



SD



17.710



55%



2



SLTP



6.440



20%



3



SLTA



3.220



10%



4



Perguruan Tinggi



3.220



10%



5



Tidak Sekolah



1.610



5%



32.200



100%



Jumlah Total



Berdasarkan tabel 3 diatas, dapat diketahui bahwa di Kelurahan Cibodas Sebagian besar berpendidikan SD dengan persentase sebesar 55% atau sebanyak 17.710 jiwa dan yang paling sedikit tidak berpendidikan dengan persentase 5 % atau sebanyak 1.610 jiwa TABEL 4 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan No



Pekerjaan



Jumlah (jiwa)



Persentase



1



Pedagang



9.660



30%



2



Karyawan swasta



4.830



15%



3



Pertukangan



1.610



5%



4



PNS



3.220



10%



5



ABRI



1.610



5%



6



Pensiunan



3.220



10%



7



Pemulung



1.610



5% 15



8



Tidak Bekerja



1.610



5%



9



Belum Bekerja



4.830



15%



32.200



100%



Jumlah Total



Berdasarkan tabel 4 diatas, dapat diketahui bahwa di Kelurahan Cibodas Sebagian besar bekerja sebagai pedagang dengan persentase sebesar 30% atau sebanyak 9.660 jiwa dan yang paling sedikit bekerja sebagai pertukangan, pemulung dan tidak bekerja dengan persentase sama yaitu 5 % atau sebanyak 1.610 jiwa TABEL 5 Jumlah Fasilitas Kesehatan No



Fasilitas Kesehatan



Jumlah



Persentase



1



Puskesmas



1



7.7%



2



Balai pengobatan swasta



3



23%



3



Dokter praktek



5



38.5%



4



Bidan Praktek



4



30.8%



13



100%



Jumlah Total



Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa fasilitas kesehatan terbanyak di kelurahan Cibodas yaitu berupa dokter praktek dengan persentase 38.5% atau sebanyak 5 faskes dan paling sedikit yaitu puskesmas dengan persentase 7.7% atau sebanyak 1 faskes TABEL 6 Jumlah Penduduk Penderita TBC No



Penderita TBC



Jumlah (jiwa)



Persentase



1



Ada



30



0.1%



2



Tidak



32.170



99.9%



32.200



100%



Jumlah Total



Berdasarkan tabel 6 diatas, dapat diketahui bahwa di Kelurahan Cibodas Sebagian besar tidak terkena TBC dengan persentase 99,9% atau sebanyak 32.170 jiwa. 16



TABEL 7 Status Pengobatan Penderita TBC No



Status Pengobatan



Jumlah (jiwa)



Persentase



1



Proses pengobatan



10



33.3%



2



Sembuh



8



26.7%



3



Drop out



12



40%



30



100%



Jumlah Total



Berdasarkan tabel 7 diatas, dapat diketahui bahwa di Kelurahan Cibodas dengan status pengobatan TBC Sebagian besar droup out dengan persentase sebesar 40% atau sebanyak 12 jiwa dan yang paling sedikit yaitu sembuh dengan persentase 26,7 % atau sebanyak 8 jiwa. TABEL 8 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Rekreasi No



Jenis Kelamin



Jumlah (KK)



Persentase



1



Menonton TV



300



92.3%



2



Berjalan-jalan



25



7.7%



325



100%



Jumlah Total



Berdasarkan tabel 8 diatas, dapat diketahui bahwa di Kelurahan Cibodas Sebagian besar melakukan rekreasi dengan menonton TV yaitu dengan persentase 92,3% atau sebanyak 300 KK. 2. Kepercayaan Sebagian besar penduduk kelurahan Cibodas beragama Islam yaitu 31.556 jiwa, dan yang paling sedikit beragama Khatolik yaitu 161 jiwa. Sisanya beragama Kristen Protestan. 3. Nilai Nilai yang dianut masyarakat sesuai dengan agamanya masing-masing. Semua berperilaku baik, sopan dan saling menghormati juga menghargai. 17



4. Sejarah Tidak terkaji b. Data Subsistem 1. Lingkungan fisik Pemukiman padat penduduk 2. Pendidikan komunitas Pendidikan penduduk di Kelurahan Cibodas sebagian besar lulus SD yaitu 17.710 jiwa, SLTP (6.440 jiwa), SLTA (3.220 jiwa), dan perguruan tinggi (3.220 jiwa) dan paling sedikit yang tidak sekolah yaitu 1.610 jiwa. 3. Transportasi dan keamanan Transportasi yang digunakan oleh kebanyakan penduduk Cibodas adalah ojek atau angkutan umum lainnya. untuk menjaga keamanan desa, masyarakat melakukan ronda secara bergantian, dan disediakan pos ronda bagi masyarakat yang mendapatkan tugas jaga. 4. Pemerintahan dan politik Kelurahan Cibodas berada di bawah tanggung jawab Kepala Kelurahan dengan kebijakan tunduk dan patuh pada pemerintah. Sebagian kecil penduduknya ada yang aktif menjadi anggota partai politik. 5. Pelayanan kesehatan dan sosial Terdapat Puskesmas Cibodas, 3 balai pengobatan swasta, 5 dokter praktek, dan 4 bidan praktek. Dalam penanganan pemberantasan penyakit TBC, pihak puskesmas sendiri mempunyai kebijakan untuk pengobatan gratis yang merupakan program pemerintah, tetapi karena sosialisasi yang kurang menyebabkan sebagian besar penderita tidak memanfaatkan fasilitas tersebut. 6. Komunikasi Informasi tentang penyakit TBC yang diperoleh masyarakat berasal dari televisi dan poster, sedang dari petugas kesehatan jarang sekali mendapat penyuluhan. Belum ada wadah khusus bagi penderita TBC dan keluarganya yang dapat menjadi wahana untuk bertukar pengalaman dalam menghadapi penyakit TBC. 7. Ekonomi Rata-rata dalam sebulan pendapatan keluarga dengan penderita TBC sebagian besar rendah yaitu kurang dari Rp. 750.000,00. Selain itu, keluarga juga tidak mempunyai dana khusus untuk kesehatan. 18



8. Rekreasi Mayoritas masyarakat Cibodas memanfaatkan rekreasi dengan menonton televisi saat waktu luang bersama keluarga mereka (300 KK), memanfaatkan udara segar di pagi hari dengan sekedar berjalan-jalan santai (25 KK), namun karena adanya beberapa pabrik di wilayah Cibodas ini sehingga menyebabkan banyaknya debu yang membuat lingkungan menjadi tidak sehat. c. Analisa Data



-



-



Data



Masalah



Etiologi



DO :



Perilaku



Pengetahuan



Pemukiman padat mencapai 32.200



kesehatan



masyarakat yang



jiwa



cenderung



kurang tentang TBC



Jumlah penderita TBC sebanyaak 30



beresiko



mempengaruhi



jiwa dengan 10 orang masih menjalaani



perilaku hidup bersih



pengobaatan, 8 orang sembuh dan 12



dan sehat yang kurang



orang drop out



dapat menyebabkan



Lingkungan keluarga penderita TBC



tingginya resiko



umumnya kurang sehat, kumuh, padat,



tertular penyakit TBC



PHBS kurang DS : -



Sosialisasi kebijakan pengobatan gratis dari pihak Puskesmas kurang sehingga banyak penderita yang tidak memanfaatkan fasilitas tersebut



-



Informasi tentang penyakit TBC yang diperoleh masyarakat berasal dari televisi dan poster -



Jarang sekali mendapat penyuluhan dari petugas kesehatan



2) DIAGNOSA KEPERAWATAN Perilaku kesehatan cenderung beresiko diantara penduduk kelurahan Cibodas b.d pengetahuan masyarakat yang kurang tentang penyakit TBC



19



3) INTERVENSI



Masalah Kesehata n TBC



Masalah keperawat an Perilaku kesehatan cenderung beresiko



Tujuan Tujuan jangka panjang : • Diharapkan mampu mengenali penyakit TBC,tanda gejala dan akibat dari penyakit TBC serta penangana n • Diharapkan mampu mengemba ngkan kesehatan komunitas untuk mengurang i resiko perilaku kesehatan Tujuan jangka pendek : • mening katkan kesadar an warga untuk mengo ntrol penyaki t yang diderita dll



Sasaran Strateg Rencana i Kegiatan Individ u, dan keluarg a di kelurah an cibodas



Pendid ikan keseha tan



Member ikan arahan dalam bentuk penyulul uhan terhadap individu dan keluarga yang mengala mi penyakit TBC di keluraha n cibodas.



Wa ktu



Tem Penang pat gung Jawab 2 Ru Tokoh Apr mah masyar il war akat 202 ga dan 0 mahasi swa



Standar evaluasi 







Penget ahuan masya rakat tentan g penya kit TBC menin gkat sehing gadap at mengu rangi resiko terjadi nya TBC Dihara pkan mamp u menge nali tanda gejala akibat dari penya kit TBC



20



Sumbe r Dana Mandi ri



BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran



21



DAFTAR PUSTAKA