8 0 157 KB
ASUHAN KEPERAWATAN NEONATAL PREMATUR MK KEPERAWATAN ANAK I
Disusun Oleh :
1. Dhea Waroca
142011814005
2. Nabila Yudistya
142011814017
3. Nidya Tama Waja
142011814019
Dosen Pemebimbing : Ns. Asih Fatriansari, S.Kep., M.Kes
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadiran Allah SWT telah melimpahkan rahmat, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah asuhan keperawatan dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN NEONATAL PREMATUR” dengan baik. Tujuan penulisan Asuhan keperawatan ini adalah untuk menambah nilai mata kuliah Keperawatan Anak serta merupakan bentuk tanggung jawab kami pada tugas yang diberikan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat berterima kasih apabila pembaca makalah Asuhan keperawatan ini bersedia memberikan kritik dan saran, sehingga kami dapat lebih banyak belajar dan menjadi lebih baik dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Palembang,
Juni 2020
Penulis
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii DAFTAR ISI………………………………………………………….................iii LAPORAN PENDAHULUAN A. Definisi…………………...………………………………………………..1 B. Etiologi………….…………………………...…………………………….1 C. Manifestasi klinis………...………………...……………………………...2 D. Patofisiologi………………………………………………………………. E. Pathway…………………………………………………………………… F. Pemeriksaan penunjang………………………………………………….. G. Penatalaksanaan………………………………………………………… H. Komplikasi……………………………………………………………….. ASUHAN KEPERAWATAN NEONATAL PREMATUR A. Pengkajian…………….…………………………………………………..3 B. Diagnosa keperawatan………………………….……….………………..3 C. Intervensi keperawatan…………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
LAPORAN PENDAHULUAN A. Definisi Bayi prematur adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Bayi prematur adalah neonatus dengan Berat Badan Lahir pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. Dalam hal ini dibedakan menjadi : a. Prematuris murni yaitu bayi pada kehamilailan 34 minggu gestasi) dapat langsung disusukan kepada ibu. Mungkin untuk hari 3 hari pertama kalau ASI belum mencukupi dapat diberikan ASI donor dengan sendok / cangkir 8-10 kali sehari.
2.
Bayi
prematur
dengan
berat
lahir
150-1800
gram
(32-34
minggu), refleks hisap belum baik, tetapi refleks menelan sudah ada,
diberikan ASI perah dengan sendok / cangkir, 10- 12 kali sehari. Bayi prematur dengan berat lahir 1250-1500 gram (30-31minggu), refleks hisap dan menelan belum ada, perlu diberikan ASI perah melalui pipa orogastrik 12× sehari. c. Makanan bayi Pada bayi prematur, reflek hisap, telan dan batuk belum sempurna, kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang disamping itu kebutuhan protein 3-5 gram/hari dan tinggi kalori (110 kal/ kg/hari), agar berat badan bertambah sebaik 3 baiknya. Jumlah ini lebih tinggi dari yang diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum dimulai pada waktu bayi berumur 3 jam agar bayi tidak menderita hipoglikemia dan hiperbilirubinemia. Jumlah cairan yang diberikan untuk pertama kali adalah 1-5 ml/jam dan jumlahnya dapat ditambah sedikit demi sedikit setiap 12 jam. Banyaknya cairan yang diberikan adalah 60 mg/kg/hari dan setiap hari dinaikkan sampai 200 mg/kg/hari pada akhir minggu kedua. d. Mencegah infeksi Bayi prematur mudah sekali terserang infeksi. Ini disebabkan oleh karena daya tahan tubuh terhadap infeksi kurang, relatif belum sanggup membentuk antibodi dan daya -agositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik oleh karena itu perlu dilakukan tindakan pencegahan yang dimulai pada masa perinatal memperbaiki keadaan sosial ekonomi, program pendidikan (nutrisi, kebersihan dan kesehatan, keluarga berencana, perawatan antenatal dan post natal), screening (TORCH, Hepatitis, AIDS), vaksinasi tetanus serta tempat kelahiran dan peralatan yang terjamin kebersihannya. Infeksi yang sering terjadi adalah infeksi silang melalui para dokter, perawat, bidan, dan petugas lain yang berhubungan dengan bayi. Untuk mencegah itu maka perlu dilakukan : 1) Tindakan pemisahan antara bayi yang terkena infeksi dengan bayi yang tidak terkena infeksi.
2) Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang bayi. 3) Membersihkan tempat tidur bayi segera setelah tidak dipakai lagi (paling lama seorang bayi memakai tempat tidur selama 1 minggu untuk kemudian dibersihkan dengan cairan antisptik). 4) Membersihkan ruangan pada waktu-waktu tertentu 5) Setiap bayi memiliki peralatan sendiri. 6) Setiap petugas di bangsal bayi harus menggunakan pakaian yang telah disediakan. 7) Petugas yang mempunyai penyakit menular dilarang merawat bayi. 8) Kulit dan tali pusat bayi harus dibersihkan sebaik-baiknya. 9) Para pengunjung hanya boleh melihat bayi dari belakang kaca. e.
Minum cukup Selama
dirawat,
pihak
rumah
sakit
harus
memastikan
bayi
mengkonsumsi susu sesuai kebutuhan tubuhnya. Selama belum bisa menghisap denagn benar, minum susu dilakukan dengan menggunakan pipet. f.
Memberikan sentuhan Ibu sangat disarankan untuk terus memberikan sentuhan pada bayinya. Bayi prematur yang mendapat banyak sentuhan ibu menurut penelitian menunjukkan kenaikan berat badan yang lebih cepat daripada jika si bayi jarang disentuh.
g.
Membantu beradaptasi Bila memang tidak ada komplikasi, perawatan di RS bertujuan membantu bayi beradaptasi dengan lingkungan barunya.
2) Perawatan di rumah a.
Minum susu Bayi prematur membutuhkan susu yang berprotein tinggi. Namun dengan kuasa Tuhan, ibu-ibu hamil yang melahirkan bayi prematur dengan sendirinya akan memproduksi ASI yang proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. Sehingga diusahakan untuk selalu memberikan ASI eksklusif, karena zat gizi yang
terkandung didalamnya belum ada yang menandinginya dan ASI dapat mempercepat pertumbuhan berat anak. b. Jaga suhu tubuhnya Salah satu masalah yang dihadapi bayi prematur adalah suhu tubuh yang belum stabil. Oleh karena itu, orang tua harus mengusahakan supaya lingkungan sekitarnya tidak memicu kenaikan atau penurunan suhu tubuh bayi. Bisa dilakukan dengan menempati kamar yang tidak terlalu panas ataupun dingin. c.
Pastikan semuanya bersih Bayi prematur lebih rentan terserang penyakit dan infeksi. Karenanya orang
tua
harus
berhati-hati
menjaga
keadaan
si
kecil
supaya tetap bersih sekaligus meminimalisir kemungkinan terserang infeksi. Maka sebaiknya cuci tangan sebelum memberikan susu, memperhatikan kebersihan kamar. d. BAB dan BAK BAB dan BAK bayi prematur masih terhitung wajar kalau setelah disusui lalu dikeluarkan dalam bentuk pipis atau pup. Menjadi tidak wajar apabila tanpa diberi susu pun bayi terus BAB dan BAK. Untuk kasus seperti ini tak ada jalan lain kecuali segera membawanya ke dokter. e. Berikan stimulus yang sesuai Bisa dilakukan dengan mengajak berbicara, membelai, memijat, mengajak bermain, menimang, menggendong, menuujukkan perbedaan warna gelap dan terang, gambar-gambar dan mainan berwarna cerah. H. Komplikasi 1) Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit membran hialin. 2) Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu. 3) Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak. 4) Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah.
5) Infeksi,
retrolental
fibroplasia,
necrotizing
enterocolitis
Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal
(NEC)
Konsep Asuhan Keperawatan Pada Neonatal Prematur A. Pengkajian a. Biodata 1) Umur kurang dari 16 tahun atau diatas 35 tahun. 2) Pekerjaan dan penghasilan sering kali dapat menggambarkan status sosial ekonomi terutama dalam kecukupan gizi saat hamil yang kurang. b. Riwayat Penyakit Sekarang Pada kelahiran premature dirasakan bayi lahir berat badan kurang dari 2500 gram sesuai umur kehamilan. Sedangkan pada dismatur berat bayi lahir kurang dari 2500 gram tetapi tidak sesuai umur kehamilan. Pada ANC adanya riwayat perdarahan antepartum, pre eklampsia dan eklampsia, jarak kehamilan dan bersalin terlalu dekat, adanya gangguan pembuluh darah, gangguan insersi tali pusat, kelainan bentuk plasenta, kahamilan ganda, hamil dengan hidramnion. c. Riwayat Penyakit Sebelumnya Adanya penyakit menahun pada ibu, hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, penyakit paru dan penyakit gula, infeksi dalam rahim. d. Riwayat Obstetric Riwayat menstruasi : ingat hari pertama menstruasi terakhir, denyut jantung terdengar pada minggu ke 18 sampai 22. e. Pola Aktivitas Sehari-hari Kaji apakah ibu merokok atau minum alkohol, sebab rokok dan alkohol merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya kelahiran dengan berat badan rendah. f. Pemeriksaan Fisik 1. Sirkulasi Biasanya Nadi apikal mungkin cepa/tidak teratur dalam batas normal (120 sampai 160 dpm) murmur jantung yang dapat menandakan duktus arteriosus paten (PDA) 2. Makanan/cairan
Berat badan kurang dari 2500 g 3. Neurosensori a) Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut b) Ukuran kepala besar dalam hubungan dengan tubuh: sutura mungkin mudah di gerakan, -ontanel mungkin besar/terbuka lebar c) Umumnya terjadi edema pada kelopak mata, mata mungkin merapat reflek tergantung pada usia gestasi 4. Pernafasan a) Apgar score mungkin rendah b) Pernafasan dangkal, tidak teratur, perna-asan diafragmatik intermiten (40-60×/mnt)
mengorok,
pernafasan
cuping
hidung,
retraksi
suprasternal subternal, sianosis ada. c) Adanya bunyi ampelas pada auskultasi, menandakan sindrom distres pernafasan (RDS) 5. Pencernaan Destensi abdomen akibat dari motilitas usus berkurang, volume lambung berkurang sehingga waktu pengosongan lambung bertambah, daya untuk mencernakan dan mengabsorbsi lemak laktosa, kerja dari sfingter kardio esofagus yang belum sempurna memudahkan terjadinya regurgitasi isi lambung ke esofagus dan mudah terjadi aspirasi. 6. Keamanan a. Suhu berfluktuasi dengan mudah b. Menangis mungkin lemah c. Wajah mungkin memar, mungkin kaput suksedaneum d. Kulit transparan e. Lanugo terdistribusi secara luas diseluruh tubuh f. Ekstremitas tampak edema g. Garis telapak kaki terlihat h. Kuku pendek 7. Imonologi
Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkuran karena rendahnya kadar Ig gamma globulin, bayi premature relatif belum sanggup membentuk antibody dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik. B. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi. 2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan perkembangan otot, penurunan energi/ kelelahan. 3. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan imaturitas produksi enzim. 4. Resiko terjadi penurunan hipotermia berhubungan dengan perkembangan SSP imatur, ketidakmampuan merasakan dingin berkeringat. 5. Resiko infeksi berhubungan dengan respon imun imatur, prosedur invasive C. Intervensi Keperawatan NO
Diagnosa
1
Keperawatan Gangguan
Tujuan dan Kriteria Hasil Setelah dilakukan
Intervensi Keperawatan Kaji ulang
pertukaran gas
tujuan keperawatan
informasi yang
berhubungan
diharapkangangguanper
berhubungan
dengan
tukaran gas teratasi.
dengan kondisi
ketidakseimbanga
Kriteria hasil :
bayi, seperti lama
n perfusi
Mempertahankan kadar
persalinan, tipe
ventilasi.
po2/pco2 dalam batas
kelahiran, apgar
normal.
skor, kebutuhan
Menderita RDS
tindakan
minimal, dengan
resusitasi saat
penurunan kerja
kelahiran dan
pernapasan dan tidak
obat-obatan ibu
ada morbiditas.
yang digunakan
Bebas dari displasia bronkopulmonal.
selama kehamilan atau kelahiran termasuk
2
Ketidakefektifan
Setelah dilakukan
pola napas
tindakan keperawatan
napas dan pola
berhubungan
diharapkan pola napas
Pernapasan,
dengan
efektif.
perhatikan
Kriteria hasil :
adanyan apnea
pusat
imaturitas pernafasan
perkembangan otot, Mempertahankan pola
dan perubahan
penurunan
pernapasan
frekuensi jantung,
energy/kelelahan.
apnoe 5-10 detik)
(periodic
Membrane mukosa merah Frekuensi jantung dalam batas normal 3
betaamestason. Kaji frekuensi
Resiko perubahan
(120-160 x/ menit) Setelah dilakukan
tonus otot dan warna kulit, berkenaan dengan prosedur atau perawatan. Kaji maturitas
nutrisi kurang dari tindakan keperawatan
reflek berkenaan
kebutuhan tubuh
diharapkan kebutuhan
dengan
berhubungan
nutrisi teratasi.
pemberian
imaturitas produksi
Kriteria hasil :
makan (mis,
enzim.
Mempertahankan
menghisap
pertumbuhan dan
menelan, gag,
peningkatan BB dalam
dan batuk).
kurva normal, dengan
Auskultasi
penambahan BB tetap
terhadap adanya
sedikitnya 20-30
bising usus, kaji
g/hari.
status fisik dan
Mempertahankan glukosa serum DBN
status pernapasan.
dan keseimbangan 4
Reiko terjadi
nitrogen positif. Setelah dilakukan
penurunan
tindakan keperawatan
pada penghangat
hipotermia
diharapkan hipotermia
(inkubator)
berhubungan
teratasi.
dengan
Kriteria hasil :
pemanjaan pada
perkembangan SSP
Mempertahankan suhu
aliran udara,
Tempatkan bayi
Kurangi
imatur,
kulit/aksila dalam
hindari
ketidakmampuan
95,9-99,1 F (35,5-
pembukaan
merasakan dngin
37,3F)
jendela inkubator
berkeringat.
Bebas dari tanda-tanda stress dingin.
yang tidak semestinya. Ganti pakaian atau linen tempat
5
Resiko infeksi berhubungan dengan respon imun imatur, prosedur invasif.
Kriteria hasil : Mempertahankan serum negatif. CSS, urin dan kultur
tidur bila basah. Kaji bayi terhadap tanda infeksi (ketidakstabilan
nasofarengeal dengan
suhu, hipotermia
hitung darah lengkap
atau hipotermi).
trombosit, kadar PH.
Lakukan perawatan tali pusat sesuai protocol.
DAFTAR PUSTAKA
1. Adnyanti, Niti. 2011. Laporan Pendahuluan Pada Bayi Premature. Bali http://niti-adnyani.blogpost.co.id/201/09/laporan-pendahuluan-pada-pasiendengan 4945.html (diakses pada tanggal 13 Desember 2015). 2. Doenges,Marilyn.2001.Rencana Perawatan Maternal Bayi Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien Edisi2. Jakarta :EGC 3. Lia, Dewi VN. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jogjakarta : Salemba Medika. 4. Tanto, Chris. 2014. Kapita Selekta Kedokteran edisi IV. Jakarta : Media Aesculapius. 5. Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.