Askep Pankreatitis Kelompok 8 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PANKREATITIS Dosen Pembimbing : Yuan Guruh Pratama, S.Kep, Ns., M.Kes



Kelompok 8 : 1. Nela Adellania Talita 2. Nella Sari 3. Pyta Wahyuni



10218054 10218055 10218062



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDRI 2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala taufik serta hidayahnya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Asuhan Keperawatan Pankreasitis. Tak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pengampu matakuliah yang berkenan membimbing kami, hingga terselesaikannya makalah ini . Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, saya mengharapakan kritik dan saran dari pembaca makalah, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Demikian, apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.



Kediri, 27 April 2020



Penulis



ii



DAFTAR ISI



Kata Pengantar.............................................................................................ii Daftar Isi......................................................................................................iii BAB I Pendahuluan.....................................................................................1 1.1. Latar Belakang..........................................................................1 1.2. Rumusan Masalah.....................................................................1 1.3. Tujuan.......................................................................................1 BAB II Tinjauan Teori.................................................................................2 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8



Definisi.................................................................................2 Klasifikasi............................................................................2 Etiologi.................................................................................2 Patofisiologi..........................................................................2 Manifestasi Klinis.................................................................3 Pemeriksaan Penunjang........................................................3 Penatalaksaan Medis............................................................4 Asuhan Keperawatan............................................................6



BAB III Penutup..........................................................................................14 3.1. Kesimpulan...............................................................................14 3.2. Saran..........................................................................................14 Daftar Pustaka..............................................................................................15



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pankreas merupakan suatu organ yang mempunyai fungsi endokrin dan eksokrin, dan kedua fungsi ini saling berhubungan. Fungsi eksokrin yang utama adalah untuk memfasilitasi proses pencernaan melalui sekresi enzim-enzim ke dalam duodenum proksimal. Sekretin dan kolesistokinin-pankreozimin (CCC-PZ) merupakan hormone traktus gastrointestinal yang membantu dalam mencerna zat-zat makanan dengan mengendalikan sekret pankreas . Sekresi enzim pankreas yang normal berkisar dari1500-2500 mm/hari. Pankreatitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit yang serius pada pankreasdengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dansembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal bereaksi terhadap berbagai pengobatan. (Brunner & Suddart, 2001; 1338) Di seluruh dunia, kejadian pankreatitis akut berkisar antara 5 sampai 80 per 100.000 penduduk, dengan insiden tertinggi tercatat di Amerika Serikat dan Finlandia. Di Eropa dan negara-negara maju lainnya, seperti Hong Kong, lebih banyak pasien cenderung memiliki pankreatitis batu empedu, sedangkan di Amerika Serikat, pankreatitis yang berkaitan dengan alkoholisme adalah yang paling umum. Pankreatitis akut lebih banyak terjadi pada pria. Pada pria, etiologi lebih banyak dihubungkan dengan alkohol, sedangkan pada wanita lebih sering dihubungkan dengan penyakit saluran bilier. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa definisi dari pankreatitis? 2. Bagaimana klasifikasi pankreatitis? 3. Bagaimana etiologi pankreatitis? 4. Bagaimana patofisiologi pankreatitis? 5. Bagaimana manifestasi klinis dari pankreatitis? 6. Apa saja pemeriksaan penunjang pankreatitis? 7. Bagaimana penatalaksanaan pankreatitis? 8. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien pankreatitis? 1.3 Tujuan Khusus Untuk memenuhi penugasan kelompok yang diberikan oleh dosen pembimbing 1.4 Tujuan umum 1. Untuk mengetahui definisi dari pankreatitis 2. Untuk mengetahui klasifikasi pankreatitis 3. Untuk mengetahui etiologi pankreatitis 4. Untuk mengetahui patofisiologi pankreatitis 5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari pankreatitis 6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pankreatitis 7. Untuk mengetahui penatalaksanaan pankreatitis 8. Untuk memahami asuhan keperawatan pada pasien pankreatitis 1



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Pankreatitis Pankreatitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit yang serius pada pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak bereaksi terhadap berbagai pengobatan (Brunner & Suddart, 2002). Pankreatitis juga didefenisikan sebagai peradangan pada pankreas yang mengganggu fungsi eksokrin dalam membantu menjalankan metabolisme dalam tubuh (Riyadi, S & Sukarmin, 2008). Sedangkan menurut Doenges (2000) pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri dimana enzim pankreas diaktifasi secara prematur mengakibatkan autodigestif dari pankreas. 2.2 Klasifikasi Pankreatitis 1. Pankreasitis Akut : merupakan inflamasi pada pankreas akibat tercernanya organ ini oleh enzim-enzim yang dikeluarkan pancreas sendiri (terutama tripsin) (Pratama, 2016). 2. Pankreasitis Kronik : merupakan kelainan inflamasi yang ditandai oleh kehancuran anatomis dan fungsional yang progresif pada pankreas. 2.3 Etiologi Pankreatitis 1. Alkohol Alkohol menambah konsentrasi protein dalam cairan pancreas dan mengakibatkan endapan yang merupakan inti untuk terjadinya klasifikasi yang selanjutnya menyebabkan tekanan intraduktal lebih tinggi. 2. Infeksi Infeksi bakteri dan virus telah dapat dihubungkan dengan pankreasitis akut khususnya gondongan dan infeksi sickie. 3. Trauma Trauma tumpul abdomen merupakan penyebab mekanik bagi pankreasitis. 4. Malnutrisi Malnutrisi merupakan salah satu penyebab pankreasitis kronik. 2.4 Patofisiologi Pankreatitis Pankreatitis merupakan penyakit sistemik yang terdiri dari dua fase. Pertama, fase awal yang disebabkan efek sistemik pelepasan mediator inflamasi, disebut sindrom respons inflamasi sistemik atau systemic inflamatory response syndrome (SIRS) yang berlangsung sekitar 72 jam. Gambaran klinisnya menyerupai sepsis, tetapi tidak ada bukti-bukti infeksi. Kedua, fase lanjut merupakan kegagalan sistem pertahanan tubuh alami yang menyebabkan keterlibatan sampai kegagalan multiorgan, yang biasanya dimulai pada awal minggu kedua. Kegagalan fungsi salah satu organ merupakan penanda beratnya penyakit dan buruknya faktor prognosis. Pankreatitis atau inflamasi pada pankreas terjadi akibat penyumbatan duktus pankreatikus, biasanya oleh batu empedu di duktus bilaris komunis. Hiperlipidemia adalah suatu faktor resiko timbulnya 2



pankreatitis yang dapat merangsang secara berlebihan pelepasan enzim-enzim pankreas, atau berperan menyebabkan terbentuknya batu empedu. Alkoholisme kronik juga berkaitan dengan pankreatitis, alkohol menambah konsentrasi protein dalam cairan pankreas dan mengakibatkan endapan yang merupakan inti untuk terjadinya kalsifikasi yang menyebabkan pankreatitis. (Brunner & Suddart, 2002) 2.5 Manifestasi Klinis 1. Pankreatitis Akut a. Nyeri abdomen disertai dengan nyeri punggung b. Nyeri yang terjadi pada bagian tengah ulu hati (midepigastrium) disertai dengan distensi abdomen c. Adanya massa pada abdomen yang dapat diraba tetapi batasnya tidak jelas dan dengan penurunan peristaltik d. Ekimosis (memar) didaerah pinggang dan disekitar umbilikus merupakan tanda yang menunjukkan adanya pankreatitis haemoragik yang berat e. Mual dan muntah f. Gejala panas, ikterus, konfusi dan agitasi dapat terjadi g. Hipotensi yang terjadi bersifat khas dan mencerminkan keadaan hipovolemia serta syok yang disebabkan oleh kehilangan sejumlah besar cairan yang kaya protein, karena cairan ini mengalir kedalam jaringan dan rongga peritoneum. h. Gangguan pernafasan serta hipoksia lazim terjadi i. Depresi miokard, hipokalsemia, hiperglikemia dan koagulopati intravaskuler diseminata dapat pula terjadi pada pankreatitis akut 2. Pankreatitis Kronik a. Serangan nyeri hebat di daerah abdomen bagian atas dan punggung b. Muntah c. Penurunan berat badan d. Defekasi menjadi lebih sering dan feses menjadi berbuih (steatore) akibat gangguan pencernaan lemak 2.6 Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan X-ray Dilakukan untuk mencari komplikasi pankreasitis serta penyebab lain dari rasa ketidaknyamanan di perut. Pemeriksaan x-ray juga bisa meliputi foto rontgen thoraks (dada). 2. CT Scan Menentukan luasnya edema dan nekrosis 3. USG Digunakan untuk mengidentifikasi inflamasi pancreas, abses, pseudositis, karsinoma dan obstruksi traktus bilier. 4. Endoskopi Penggambaran duktus pancreas berguna untuk diagnose fistula, penyakit obstruksi bilier dan struktur/anomali duktus pankreas. Prosedur ini di kontra indikasikan pada fase akut. 3



5. Pemeriksaan darah lengkap Dilakukan untuk mengukur kadar enzim amylase dan lipase. 2.7 Penatalaksanaan 1. Penanganan nyeri Pemberian obat pereda nyeri yang adekuat merupakan tindakan yang esensial dalam perjalanan penyakit pankreasitis karena mengurangi rasa nyeri dan kegelisahan yang dapat menstimulasi gagal ginjal akut. 2. Hidrasi agresif Pada pasien dengan kekurangan cairan berat dan bermanifestasi hipotensi dan takikardia, penggantian cairan diperlukan. Kebutuhan cairan sebaiknya dinilai ulang dalam 6 jam pertama dan untuk 24-48 jam berikutnya. Tujuan hidrasi agresif adalah untuk menurunkan blood urea nitrogen. 3. Perawatan intensif Koreksi terhadap kehilangan cairan serta darah dan kadar albumin yang rendah diperlukan untuk mencegah terjadinya gagal ginjal akut. 4. Perawatan respiratori Perawatan yang agresif diperlukan karena risiko terjadinya elevasi diafragma, infiltrasi serta efusi dalam paru, dan atelektasis cenderung tinggi. 5. Intervensi bedah Meskipun pasien yang berada dalam keadaan sakit berat mempunyai risiko bedah yang buruk, namun pembedahan dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa pankreasitis, untuk membentuk kembali drainase pankreas atau untuk melakukan pengangkatan jaringan nekrosis.



4



Pathway Pankreatitis Alkohol, Infeksi Trauma, Malnutrisi



B1



Edema Ampula vater



Hipersekresi protein



Refluk getah dan enzim ke pankreas



Sumbatan protein



Pankreasitis Akut



Pankreasitis Kronik



B2



B3



Peningkatan volume enzim



Produksi hormone insulin



distensi pankreas



distensi abdomen



Respon Gastrointestinal



Mual muntah Penekanan pada diafragma



Ekspansi paru



B4



Risiko Ketidakseimbangan Cairan/Elektrolit



Distensi abdomen



Respon reseptor nyeri



Glukosa dalam darah



Beban kerja ginjal



Poliguria Nyeri abdomen



Nyeri Akut



B6



B5



Perlukaan reseptor nyeri



Nyeri abdomen dan respon GI



Mual, Muntah, Anoreksia



Kelemahan



Risiko Defisit Nutrisi



Intoleransi Aktivitas



Gangguan Eliminasi Urin



volume darah Pola Nafas Tidak Efektif Hipotensi



5



2.8 Asuhan Keperawatan KASUS Ny. Andre 34 th, BB : 49 kg, TB 158 cm, dibawa ke UGD dengan keluhan sakit hebat pada epigastrium tiba-tiba dan makin lama makin hebat. Nyeri ini meyebar ke punggung perut yang menjalar ke abdomen bagian bawah. Klien mengatakan tidak nafsu makan karena perutnya terasa tidak enak. Pada pemeriksaan didapatkan TD: 80/60 mmHg, N: 132xmenit lemah, RR: 30xmenit, Suhu: 38,5°C. Mual dan beberapa kali muntah, kulit dingin, abdomen tegang terasa pada area epigastrium, porsi makan tidak dihabiskan. Nyeri tekan (+), Tugor (-), mukosa mulut kering. Pada pemeriksaan lanjut PH darah : 7,3, PO3: 65 mmHg, PCO2: 37 mmHg, HCO3: 15 mEq/lt (serum emilase dan lipase meningkat), dari pemeriksaan leukositosis dan oliguria dari USG didapatkan adanya pankreatitis. A. Pengkajian 1. Identitas klien : Nama : Ny. A Usia : 34 thn Jenis kelamin : perempuan Pekerjaan : ibu rumah tangga Diagnose medis : Pankreatitis akut 2. Keluhan utama : Nyeri 3. Riwayat kesehatan sekarang : Klein mengalami sakit hebat pada epigastrium tiba-tiba dan makin lama makin hebat. Nyeri menyebar ke punggung, perut, yang ,menjalar ke daerah abdomen bagian bawah. Kemudian klien dibawa ke UGD. Klien mengatakan tidak nafsu makan karena perutnya terasa tidak enak. Klien juga mual dan beberapa kali muntah 4. Riwayat kesehatan masa lalu: Klien mengatakan sebelumnya belum pernah menderita penyakit seperti ini 5. Riwayat kesehatan keluarga: Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit ini 6. Pemeriksaan fisik : a. Antropometri : TB = 160cm, BB=49 kg. b. TTV : TD : 80/60mmhg, N: 132xmnt lemah, RR: 30xmnt, S: 38,5°C c. Inspeksi : mukosa mulut kering d. Auskultasi :e. Palpasi : kulit dingin, abdomen tegang, teraba masa pada area epigastrium, nyeri tekanan (+), tugor (-) f. Perkusi :7. Pemeriksaan diagnose : a. Pemeriksaan laboratorium : Ph darah = 7,3; PO2= 65mmHg, PCO2= 37mmHg, HCO3= 15mEq/lt, serum lipase dan amylase meningkat, leukositosis, oliguria b. USG : didapatkan adanya pankreastitis



6



B. Analisa Data No . 1.



2.



3.



Data Fokus



Etiologi



Data Subjektif: a. Klien mengeluh sakit hebat pada epigastrium tiba-tiba dan makin lama makin hebat. Nyeri menyebar ke punggung, perut, yang ,menjalar ke daerah abdomen bagian bawah Data Objektif: a. abdomen tegang terasa pada area epigastrium b. nyeri tekan (+) c. TD: 80/60 mmHg, d. N: 132xmenit lemah, e. RR: 30xmenit, f. Suhu: 38,5°C



Peningkatan volume enzim



Data Subjektif: (tidak tersedia) Data Objektif: a. Klien mual dan beberapa kali muntah b. TD: 80/60 mmHg c. N: 132x/mnt lemah d. Kulit dingin e. Mukosa mulut kering f. PH darah : 7,3, g. HCO3: 15 mEq/lt (serum emilase dan lipase meningkat) h. oliguria Data Subjektif: a. Klien mengatakan tidak



Peningkatan volume enzim



Masalah Keperawatan Nyeri Akut



Distensi pancreas



Distensi abdomen



Respon reseptor nyeri



Nyeri abdomen



Nyeri Akut



Risiko Ketidakseimbangan Cairan



Distensi pankreas



Respon Gastrointestinal



Mual muntah



Risiko Ketidakseimbangan Cairan Perlukaan reseptor nyeri



Risiko Defisit Nutrisi



7



nafsu makan b. Klien mengatakan perutnya terasa tidak enak Data Objektif: a. Klien mual dan beberapa kali muntah b. Porsi makan tidak dihabiskan c. Turgor (-) d. Mukosa mulut kering e. BB: 49 kg, TB: 160 cm



Nyeri abdomen dan respon gastrointestinal



Mual muntah



Risiko Defisit Nutrisi



C. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri Akut b.d Peningkatan volume enzim 2. Risiko Ketidakseimbangan Cairan b.d Peningkatan volume enzim 3. Risiko Defisit Nutrisi b.d Perlukaan reseptor nyeri



D. Intervensi Keperawatan No . 1.



Dx Nyeri Akut



Tujuan (SLKI) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan nyeri berkurang atau hilang. Kriteria hasil: Tingkat nyeri a. Keluhan nyeri b. Frekuensi nadi c. Pola nafas d. Tekanan darah Fungsi gastrointestinal a. Dispnesia b. Nyeri abdomen c. Distensi abdomen



Intervensi (SIKI) Manajemen Nyeri Observasi: a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri b. Identifikasi skala nyeri c. Identifikasi respon nyeri non verbal Terapeutik: a. Berikan terapi nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (mis. TENS, akupresur, kompres hangat/dingin) b. Fasilitasi istirahat dan tidur c. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri Edukasi: a. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri b. Jelaskan strategi meredakan 8



nyeri c. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Kolaborasi: a. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu



2.



Risiko Ketidakseimbangan Cairan



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan status cairan dalam tubuh seimbang. Kriteria hasil: Status cairan a. Kekuatan nadi b. Turgor kulit c. Dyspnea d. Tekanan darah e. Membrane mukosa f. oliguria Tingkat mual/muntah a. Keluhan mual b. Perasaan ingin muntah c. Sensasi dingin d. Takikardia



Pemantauan Nyeri Observasi: a. Monitor kualitas nyeri (mis. terasa tajam, tumpul, diremasremas) b. Monitor lokasi dan penyebaran nyeri c. Monitor intensitas nyeri dengan menggunakan skala Terapeutik: a. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien b. Dokumentasikan hasil pemantauan Edukasi: a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan Manajemen Cairan Observasi: a. Monitor status hidrasi (mis. frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan darah) b. Monitor berat badan harian c. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis. hematocrit, Na, K, Cl, berat jenis urin) Terapeutik: a. Catat intake-output dan hitung balance cairan 24 jam b. Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan c. Berikan cairan intravena, jika perlu Kolaborasi: a. Kolaborasi pemberian diuretic, jika perlu 9



3.



Risiko Defisit Nutrisi



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan asupan nutrisi kembali terpenuhi. Kriteria hasil: Status nutrisi a. Porsi makan yang dihabiskan b. Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan nutrisi Nafsu makan a. Keinginan makan b. Asupan makanan c. Asupan cairan d. Kemampuan menikmati makanan Fungsi gastrointestinal a. Toleransi terhadap



Pemantauan Cairan Observasi: a. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi b. Monitor frekuensi napas c. Monitor tekanan darah d. Monitor elastisitas turgor kulit e. Monitor jumlah, warna, dan berat jenis urin f. Monitor intake dan output cairanidentifikasi tanda-tanda hipovolemia Terapeutik: a. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien b. Dokumentasikan hasil pemantauan Edukasi: a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan Manajemen Gangguan Makan Observasi: a. Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta kebutuhan kalori Terapeutik: a. Timbang berat badan secara rutin b. Damping ke kamar mandi untuk pengamatan perilaku memuntahkan makanan kembali makanan Edukasi: a. Anjurkan membuat catatan harian tentang perasaan dan situasi pemicupengeluaran makanan (mis. muntah) b. Ajarkan keterampilan koping untuk menyelesaikan masalah perilaku makan Kolaborasi: a. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang kebutuhan kalori dan 10



makanan b. Nafsu makan c. Nyeri abdomen



pilihan makanan Manajemen Nutrisi Observasi: a. Identifikasi status nutrisi b. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien c. Monitor asupan makanan d. Monitor berat badan Terapeutik: a. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein b. Berikan suplemen makanan, jika perlu Edukasi: a. Anjurkan posisi duduk, jika mampu Kolaborasi: a. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. pereda nyeri), jika perlu



E. Implementasi No Diagnosa 1. Nyeri Akut



2.



Risiko Ketidakseimbangan Cairan



Implementasi  Kaji nyeri secara komperehensif dengan PGRS  Menggunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengkaji nyeri  Menentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup  Mengurangi faktor pencetus atau presitipasi rasa nyeri  



3.



Risiko Defisit Nutrisi



   



Menjelaskan pentingnya cairan untuk tubuh Memantau pemasukan dan pengeluaran urine Memantau tanda dan gejala dehidrasi Mengobservasi tanda tanda vital Menjelaskan pentingnya nutrisi adekuat Mengajarkan pasien untuk makan sedikit tapi sering 11



   



Mengidentifikasi perubahan berat badan terakhir Mengindentifikasi pola diet yang tidak sehat Dorong dan bantu klien untuk menjaga kebersihan mulut Anjurkan klien untuk istirhat sebelum makan



F. Evaluasi Masalah Keperawatan Nyeri Akut



Tgl



Catatan Perkembangan



01/04/2020 S :



Paraf



Nyeri pada area epigastrium menyebar ke punggung dan menjalar ke abdomen bagian bawah



O : TTD S : 38,5⁰C BB : 54 kg TB : 160 cm TD : 80/60 mmHg N : 132 x/menit RR :30 x/menit Skala: 8 A : Nyeri akut belum teratasi P : Rencana tindakan keperawatan dilanjutkan Risiko Ketidakseimbangan Cairan



01/04/2020 S : O : mual dan beberapa kali muntah, HCO3: 15 mEq/lt (serum emilase dan lipase meningkat) A : Mual dan Muntah belum teratasi P : Rencana tindakan keperawatan dilanjutkan 12



Risiko Nutrisi



Defisit 01/04/2020 S : tidak nafsu makan, perut terasa tidak enak O : Klien mual dan beberapa kali muntah Porsi makan tidak dihabiskan Turgor (-) Mukosa mulut kering BB: 49 kg, TB: 160 cm A : Mual muntah belum teratasi dan porsi makan tidak habis P : Rencana tindakan keperawatan dilanjutkan



13



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pankreatitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit yang serius pada pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak bereaksi terhadap berbagai pengobatan. Penyakit ini diklasifikasikan menjadi pankreasitis akut dan kronis. Pankreasitis biasanya disebabkan oleh konsumsi alkohol, infeksi, trauma, dan malnutrisi. 3.2 Saran Setelah memahami materi mengenai penyakit pankreasitis, diharapkan perawat dan mahasiswa keperawatan dapat menegakkan diagnosa dan tindakan keperawatan pada pasien pankreasitis dengan benar dan tepat sesuai dengan etiologi dan gejala klinisnya.



14



DAFTAR PUSTAKA Pratama, H. (2016). Tatalaksana Pankreatitis Akut. Cdk-238, 43(3), 190–194. S weringen. (2001) Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC Harga, Sylvia Anderson. (2006) Patofisiologi. Edisi 6. Jakarta: EGC



15