7 0 124 KB
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIABETES MELLITUS
Dibuat Oleh Kelompok 2: 1.
Cindi Amelia
(0432950316006)
2.
Deni Malik Saputra
(0432950316007)
3.
Desanta Sibero .S.
(0432950316008)
4.
Dhea Riyadi
(0432950316009)
5.
Dina Maisaroh
(0432950316010)
6.
Umi Hanifah
(0432950316036)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH BEKASI PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NERS BEKASI, 2018
KASUS PASIEN DENGAN DIABETES MELLITUS
Ny. T (53 th) datang ke rumah sakit pada 14 November 2018 diantar oleh adiknya. Pasien mengeluh sesak napas, mual dan muntah, perut terasa begah, ada luka di kaki karena menginjak paku. Didapati diagnosa medis pasien DM Ulkus. Perawat datang untuk mengkaji pada 26 November 2018, ketika dikaji pasien mengatakan nyeri pada kakinya, di kaki kanan pasien ada luka akibat menginjak paku. Nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri terasa hanya dikaki yang luka saja. Pasien mengatakan skala nyeri 8 dari 1-10, jika dibawa tidur nyeri berkurang. Pasien terlihat meringis ketika menunjukkan luka dikakinya yang diperban, pasien terlihat lemas. TTV (TD: 85/56 mmHg, S: 36,4℃, N: 84x/menit, RR: 24 x/menit, BB: 78 kg, TB: 159 cm).
ANALISA DATA N O
1
2
3
4
DATA OBYEKTIF/SUBYEKTIF DS: 1. Pasien mengatakan sesak nafas DO: 1. GDS: 397 mg/dL 2. Pasien terlihat meringis kesakitan saat sesak DS: 1. Pasien mengatakan mual dan muntal 2. Pasien mengatakan perut terasa begah 3. Pasien mengatakan sebelum dirawat di rs makan 3x sehari 4. Pasien mengatakan mempunyai pantangan makanan yaitu daging kambing. DO: 1. Pasien terlihat memegang perut 2. Intake makanan: selama dirumah sakit pasien hanya menghabiskan tara-rata ¼ porsi DS: 1. Pasien mengatakan nyeri pada ektermitas dextra 2. Pasien susah tidur karena nyeri 3. Pasien mengatakan nyeri bertambah saat beraktifitas 4. Pasien mengatakan nyerinya seperti terbakar DO: 1. Pasien terlihat meringis kesakitan ketika nyeri muncul DS: 1. Pasien mengatakan ada luka di telapak kaki sebelah kanan sejak 2 minggu yang lalu.
DO: 1. Ada luka di ektermitas bawah telapak kanan 2. Luka ulkus dengan diameter ± 7cm kedalaman ±1cm 3. Terdapat jaringan nekrotik warna putih 4. Terdapat gangren di jari tengah,
ETIOLOGI
MASALAH KEPERAWATAN
Sesak nafas
Infeksi, risiko tinggi terhadap (sepsis)
Hilangnya nafsu makan
Kekurangan volume cairan
Iskemik jaringan
Nyeri
Ulkus DM
Kekurangan integritas jaringan
jari manis dan kelingling
PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN Nama Pasien
: Ny. M
Ruang Rawat
: Ruang Camelia
Diagnosis Medis
: Diabetes Mellitus
N O 1 2 3 4 5 6 7
Diagnosis Keperawatan Kekurangan volume cairan Nutrisi, perubahan: kurang dari kebutuhan tubuh Infeksi, risiko tinggi terhadap (sepsis) Perubahan sensori-perseptual: (uraikan) risiko tinggi terhadap Kelelahan Ketidakberdayaan Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Nama Pasien
: Ny. T
Ruang rawat
: Ruang Camelia
No RM
: 10022566
Diagnosis Medis
: Diabetes Mellitus
No 1
Diagnosis Keperawatan kekurangan volumen cairan
Tujuan SMART
Intervensi
Rasional
S: Pasien dapat makan Mandiri tanpa merasakan mual. Dapatkan riwayat pasien/orang M: A: Mengungkapkan terdekat sehubungan dengan cara mengatasi mual lamanya/intensitas dari gejala dan muntah. R: mendemonstrasikan seperti muntah, pengeluaran penggunaan intervensi urine yang sangat berlebihan. terapeutik (Misalnya, intensitas makan yang sedikit tapi sering, atau Pantau tanda-tanda vital, catat dengan buah kesukaan) T: adanya perubahan TD ortostatik.
Membantu
memperkirakan k
volume total. Ta
gejala mungkin s pada
beberapa
sebelumnya (bebe sampai
beberap
Adanya
proses
mengakibatkan de
keadaan hipermetab
meningkatkan kehi Pola napas seperti adanya pernapasan
Kussmaul
tidak kasatmata
atau
pernapasan yang berbau keton. Frekuensi
dan
Hipovolemia dimanisfestasikan
kualitas
hipotensi
dan
Perkiraan
berat
t
pernapasan, penggunaan otot
hipovolemia
bantu
ketika tekanan dar
napas,
dan
adanya
dapa
periode apnea dan munculnya
pasien turun lebih
sianosis.
mmHg
dari
duduk/berdiri. Suhu,
warna
kulit,
atau
Neuropati
kelembabannya.
jantun
memutuskan refle yang
secara
Kaji nadi perifer, pengisian
meningkatkan
kapiler,
jantung.
turgor
membran mukosa.
kulit,
dan
Paru-paru
men
asam Pantau
masukan
dan
karbonat
pernapasan
pengeluaran, catat berat jenis
menghasilkan
k
urine.
alkalosis
r
terhadap Ukur berat badan setiap hari.
ketoasidosis. yang
Pertahankan memberikan
cairan
P
berbau
untuk
berhubungan
p
paling
asam asto-asetat d
sedikit 2500 ml/hari dalam
berkurang bila ket
batas yang dapat ditoleransi
terkoreksi.
jantung jika pemasukan cairan
Koreksi hiperglike
melalui
asidosis akan men
oral
sudah
dapat
diberikan.
pola
dan
pernapasan Tingkatkan lingkungan yang
normal. Tetapi pe
dapat
rasa
kerja pernapasan; p
pasien
dangkal, pernapas
menimbulkan
nyaman.
Selimuti
dengan selimut tipis.
dan
munculnya
mungkin merupaka Kaji
adanya
perubahan
mental/sensori.
dari kelelahan p dan/atau mungkin kehilangan
Observasi
adanya
kelelahan
yang
edema,
perasaan meningkat,
peningkatan
berat
kema
untuk
m
kompensasi asidosi Meskipun demam,
badan, nadi tidak teratur, dan
dan diaforesis meru
adanya distensi pada vaskuler
umum terjadi pad
infeksi, demam de KOLABORASI
yang
kemerahan
Berikan terapi cairan sesuai
mungkin sebagai
dengan indikasi;
dari dehidrasi.
1) Normal salin atau setengah
Merupakan
normal salin dengan atau
tingkat
indik
dehidras
tanpa dektrosa. 2) Albumin,
volume
plasma,
atau
adekuat.
dekstran.
sirkulas
Memberikan kebutuhan
akan
pengganti, fungsi g Pasang/pertahankan
kateter
keefektifan dari te
urine tetap terpasang.
diberikan.
Pantau
pemeriksaan
Memberikan
pengkajian yang te
laboratorium seperti;
status cairan yan
1) Hematokrit (Ht).
berlangsung dan s
2) BUN/kreatinin.
dalam memberika
3) Osmolalitas darah.
pengganti.
4) Natrium. 5) Kalium.
Mempertahankan
hidrasi/volume sirk
Berikan kalium atau elektrolit yang
melalui
IV
dan/atau
melalui oral sesuai indikasi.
Menghindari yang pasien
Berikan bikarbonat jika pH
Pasang selang NG dan lakukan indikasi.
lebih
lan
men
kehilangan cairan.
sesuai
berlebihan
dapat
kurang dari 7,0.
penghisapan
p
dengan
Perubahan
menta
berhubungan denga
yang tinggi atau ya (hiperglikemia hipoglikemia), yang
abnormal,
penurunan perfusi dan hipoksia.
berke
Penyeb
tidak tertangani, kesadaran predisposisi
dapat
aspirasi pada pasien
Kekurangan
cair
elektrolit mengubah lambung,
yang
akan menimbulkan
dan secara poten menimbulkan
k
cairan atau elektrol
1) Tipe dan jumlah d tergantung
pada
kekurangan respons
cair pasien
individual.
2) Plasma ekspander ( kadang
dibutuhk
kekurangan
mengancam kehid
tekanan darah su
dapat kembali norm
usaha-usaha rehid telah dilakukan. Memberikan
p
yang tepat/akurat
pengukuran halua terutama otonom
jika
men
gangguan
kantun
(retensi urine/inko
Dapat dilepas jik
berada dalam kead untuk
menurunka
terjadinya infeksi.
1) Mengkaji tingkat h
seringkali meningk
hemokonsentrasi ya
setelah diuresis osm 2) Peningkatan
nila
mencerminkan keru
karena dehidrasi a
awitan kegagalan g 3) Meningkat
se
dengan adanya hipe dan dehidrasi. 4) Mungkin
menuru
dapat
men
perpindahan
cair
intrasel (diuresis
Kadar natrium ya mencerminkan
k
cairan/dehidrasi b reabsorpsi
natrium
berespons terhada aldosteron. 5) Awalnya
akan
hiperkalemia berespons
pada
namun selanjutnya
akan hilang mela
kadar kalium abso
tubuh berkurang. B
diganti dan asidosi
kekurangan kaliu
justru akan terlihat.
Kalium harus dit
pada IV (segera al adekuat)
untuk
hipokalemia. Kalium
fosfat
diberikan
jika
c
mengandung natriu untuk mencegah beban klorida.
Diberikan dengan untuk
memperbaiki asid
adanya hipotensi at Mendekompresi dan 2
nutrisi,
Mandiri
perubahan: kurang dari kebutuhan tubuh
dapat
meng
muntah. Mengkaji pemasukan
yang adekuat (termasu Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi
dan ultilisasinya)
Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien
Mengidentifikasi
Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi Berikan makan cair yang mengandung zat makanan (nutrient) dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui pemberian cairan melalui oral. Dan selanjutnya terus mengupayakan pemberian makanan yang lebih padat sesuai dengan yang dapat ditoleransi Identifikasi makanan yang disukai/dikehendaki termasuk
dan
k
penyimpangan
kebutuhan terapeutik Hiperglikemia
dan
keseimbangan elektrolit
cair
dapat
m
motilitas/fungsi (distensi atau ileus yang
akan
pilihan
intervensi.
Kesulitan
mem
C
jangka
dengan penurunan pen lambung dan motilitas
rendah mengisyaratka neuropati mempengaruhi
otonom
kebutuhan etnik/kultural
pencernaan
Libatkan keluarga pasien pada
dan
m
pengobatan secara sim
perencanaan makan ini sesuai
Pemberian makanan m
dengan indikasi Observasi
tanda-tanda
hipoglikemia. Seperti perubahan tingkat
kesadaran,
lebih baik jika pasien fungsi gastrointestinal
kulit
lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala, pusing, sempoyongan.
Jika
makanan
yang
pasien dapat dimasukk
perencanaan makan, k
ini dapat diupayaka Kolaborasi
pulang
Lakukan pemeriksaan gula darah dengan menggunakan “ finger stick”
Meningkatkan keterlibatannya;
m
informasi pada kelua Pantau pemeriksaan laboratorium, seperti glukosa darah, aseton, pH, dan HCO3
memahami pasien. metode
kebutuha
Catatan
bermanfaat
perencanaan Berikan pengobatan insulin secara teratur dengan metode IV secara intermiten atau secara kontinu. Seperti bolus IV diiikuti dengan tetesan yang kontinu melalui alat pompa kira-kira 5-10 UI/jam sampai glukosa darah mencapai 250mg/dL
:
diet
pergantian daftar men perhitungan glikemik
kalori,
atau
sele
menu.
Karena metabolisme k
mulai terjadi (gula d
berkurang, dan semen diberikan
insulin
hipoglikemi dapat ter
pasien dalam keadaa hipoglikemi
mungki
tanpa memperlihatan
tingkat kesadaran. I
potensial
dapat
m
kehidupan yang harus
ditangani secara cepa tindakan
protokol
direncanakan. Catatan
I yang telah berlangs mungkin
tidak
menunjukkan
ta
hipoglikemia seperti
karena respons norma
gula darah yang rendah dikurangi
Analisa di tempat tidu gula
darah
lebih
(menunjukkan
keada
dilakukan
pemeriksa
pada memantau gula da
(reduksi urine) yang ti akurat
untuk
m
fluktuasi kadar gula
dapat dipengaruhi ole ginjal pasien secara
atau adanya retensi u ginjal.
Catatan
penelitian bahwa
:
telah
m
glukosa
uri
berhubungan dengan g antara 140-360 mg/dl Gula
darah
perlahan cairan
akan
dengan dan
pe
terapi
terkontrol. Dengan
insulin dosis optimal
kemudian dapat masuk
sel dan digunakan untu
kalori. Ketika hal in
kadar aseton akan me
asidosis dapat dikoreks
Insulin reguler memil
cepat dan karenanya cepat
pula
dapat
memindahkan glukosa sel.
Pemberian
me
merupakan rute pilih
karena absorpsi dari subkutan
mungkin
menentu/sangat lamba orang bahwa
percaya/be metode
kon
merupakan cara yang untuk
mempermudah
pada metabolisme k dan 3
infeksi, risiko tinggi terhadap (sepsis)
menurunkan
Mandiri
hipoglikemia Pasien mungkin masuk
Observasi tanda-tanda infeksi dan
infeksi yang biasanya t
peradangan, seperti demam,
mencetuskan keadaan
kemerahan, adanya pus pada
ketoasidosis atau dapat
luka ,sputum purulen, urine warna
mengalami infeksi nos
keruh atau berkabut.
Mencegah timbulnya in tingkatkan upaya pencegahan
silang (infeksi nosokom
dengan melakukan cuci tangan yang baik pada semua orang yang
Kadar glukosa yang tin
berhubungan dengan pasien
darah akan menjadi me
termasuk pasiennya sendiri.
terbaik bagi pertumbuh
Pertahankan teknik aseptic pada
Mengurangi risiko terja
prosedur invasive (seperti
infeksi saluran kemih.
pemasangan infus, kateter folley
koma mungkin memili
dan sebagainya) pemberian obat
yang khusus jika terjad
intravena dan memberikan
urine pada saat awal di
perawatan pemeliharaan. Lakukan
Catatan: pasien DM wa
pengobatan melalui IV sesuai
lansia merupakan kelom
indikasi.
utama yang paling beri terjadi infeksi saluran
Pasang kateter/ lakukan perawatan kemih/vagina. perianal dengan baik. Ajarkan pasien wanita untuk membersihkan daerah perinealnya dari depan kearah belakang setelah eliminasi.
rasional Sirkulasi perifer bisa te
yang menempatkan pas
peningkatan risiko terja
kerusakan pada kulit/ir dan infeksi.
Mandiri berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sungguh, masase daerah tetap kencang (tidak berkerut). Auskultasi bunyi napas. Posisikan pasien pada posisi semifowler Lakukan perubahan posisi dan anjurkan pasien untuk batuk
Ronki mengindikasikan akumulasi sekret yang berhubungan dengan
pneumonia/bronchitis (
sebagai pencetus dari D
Edema paru ( bunyi kre
mungkin sebagai akiba
pemberian cairan yang cepat/berlebihan/GJK
efektif/napas dalam jika pasien sadar dan kooperatif. Lakukan penghisapan lender pada jalan napas dengan menggunakan teknik steril sesuai keperluannya. Berikan tisu dan tempat sputum
Memberikan kemudaha
paru untuk berkembang
menurunkan risiko terj aspirasi
pada tempat yang mudah dijangkau untuk penampungan
membantu dalam
sputum atau secret yang lainnya.
memventilasikan semu
Bantu pasien untuk melakukan
paru dan memobilisasi
hygiene oral.
Mencegah agar sekret t
Anjurkan untuk makan dan
statis dengan terjadinya
minum adekuat (pemasukan
peningkatan terhadap r
makanan dan cairan yang
infeksi.
adekuat) (kira-kira 300ml/hari jika tidak ada kontraindikasi)
Mengurangi penyebara
Kolaborasi Lakukan pemeriksaan kultur dan
Menurunkan risiko trja
sensitivitas sesuai dengan
penyakit mulut atau gu
indikaasi. Berikan obat antibiotic yang
Menurunkan kemungk
sesuai.
terjadinya infeksi meni
aliran urine untuk men
urine yang statis dan m
dalam mempertahanka
pH/keasaman urine, ya
menurunkan pertumbu
bakteri dan pengeluara organisme dari system tersebut
Untuk mengindentifika
organisme sehingga da
memilih/memberikan t
antibiotik yang terbaik.
Penanganan awal dapa
membantu mencegah t 4
Perubahan sensori-
Mandiri Pantau tanda-tanda vital dan
sepsis Sebagai dasar untuk membandingkan temua
perceptual, resiko tertinggi terhadap
status mental. Panggil pasien dengan nama, orientasikan kembali sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya terhadap tempat, orang, dan waktu. Berikan penjelasan yang singkat dengan bicara perlahan dan jelas. Jadwalkan intervensi keperawatan agar tidak menggangu waktu istirahat pasien. Pelihara aktivitas rutin pasien sekontisten mungkin, dorong untuk melakukan kegiatan seharihari sesuai kemampuannya.
abnormal seperti suhu meningkat dapat memp fungsi mental.
Menurunkan kebingun membantu untuk mempertahankan konta realitas.
Memperingatkan tidur, menurunkan rasa letih. dapat memperbaiki day
Membantu memelihara tetap berhubungan den realitas dan mempertah orientasi pada lingkung
Pasien mengalami diso merupakan awal kemu Lindungi pasien dari cedera timbulnya cidera, terut (gunakan pengikat) ketika tingkat malam hari dan perlu kesadaran pasien terganggu. pencegahan sesuai indi Berikan bantalan lunak pada Munculnya kejang perl pagar tempat tidur dan berikan antisipasi untuk mecen jalan napas buatan yang lunak jika trauma fisik, aspirasi d pasien kemungkinan mengalami kejang. Edema/lepasnya retina hemoragis katarak atau Evaluasi lapang pandang otot ekstraokuler seme penglihatan sesuai dengan menganggu penglihata indikasi. memerlukan terapi kor dan/atau perawat penyo Selidiki adanya keluhan parestensia, nyeri, atau kehilangan Neuropati perifer dapa sensori pada paha/kaki. Lihat mengakibatkan rasa tid adanya uklus, daerah kemerahan, nyaman yang berat, ke tempat-tempat tertekan. sensasi sentuhan/ distro Kehilangan denyut nadi perifer. mempunyai resiko ting terhadap kerusakan kul Berikan tempat tidur yang lembut. gangguan keseimbanga Pelihara kehangatan kaki/tangan, Catatan : mononeuropa hindari terpajan terhadap air panas mempengaruhi saraf tu atau dingin atau penggunaan (paling sering pada dae bantalan/pemanas. femoralis dan otak) yan menyebabkan nyeri tib Bantu pasien dalam amnulasi atau kehiangan fungsi perubahan posisi. motorik/sensorik sepan saraf yang terkena terse
Kolaborasi berikan pengobatan sesuai dengan obat yang di tentukan untuk mengatasi DKA sesuai indikasi. Pantau nilai laboratium, seperti glukosa darah, os-mobilitas darah, Hb/Ht, ureum
Meningkatkan rasa nya menurunkan kemungki kerusakan kulit karena Catatan : munculnya di tiba-tiba pada tangan/k mencerminkan adanya hipoglikemia, yang per melakukan pemeriksaa terhadap kadar gula da
Meningkatkan keaman terutama ketika rasa keseimbangan di penga
Gangguan dalam prose piker/potensialnterhada aktivitas kejang biasan bila keadaan hiperosmo teratasi.
Ketidakseimbangan nil laboratium ini dapat menurunkan fungsi mental.catatan : jika ca anti dengan cepat, kele cairan dapat masuk ke dan menyababkan gang pada tingkat kesadaran (intoksikasi air).
5
Kelelahan
1. mengungkapkan peningkatan tingkat energi 2. menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan
Dapat memberikan ras yang berhubungan den neuropati. Mandiri Pendidikan dapat mem Diskusikan dengan pasien motivasi untuk mening kebutuhan akan aktivitas. Buat tingkat aktivitas meski jadwal perencanaan dengan pasien pasien mungkin sangat dan identifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan. Mencegah kelelahan ya berlebihan. Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup/tanpa Mengidentifikasikan ti diganggu aktivitas yang dapat dit secara fisiologis. Pantau nadi, frekuensi pernapasan dan tekanan darah Pasien akan dapat mela sebelum/sesudah melakukan lebih banyak kegiatan d aktivitas. penurunan kebutuhan a energi pada setiap kegi Diskusikan cara menghemat
kalori selama mandi, berpindah tempat dan sebagainya. Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas seharisehari sesuai dengan yang dapat ditoleransi. 6
Ketidakberda yaan
1. mengakui perasaan putus asa 2. mengidentifikasi cara-cara sehat untuk menghadapi perasaan
Mandiri Anjurkan pasien/keluarga untuk mengekspresikan perasaannya tentang perawatan di rumah sakit dan penyakitnya secara keseluruhan. Akui normalitas diri perasaan
3. membantu dalam merencanakan perawatannya sendiri dan secara mandiri mengambil tanggung jawab untuk aktivitas perawatan diri
Kaji bagaimana pasien telah menangani masalahnya dimasa lalu. Identifikasi lokus kontrol Berikan kesempatan pada keluarga untuk mengekspresikan perhatiannya dan diskusikan cara mereka dapat membantu sepenuhnya terhadap pasien. Tentukan tujuan/harapan dari pasien atau keluarga. Tentukan apakah ada perubahan yang berhubungan dengan orang terdekat. Anjurkan pasien untuk membuat keputusan sehubungan dengan perawatannya, seperti ambulasi, waktu beraktivitas, dan seterusnya. Berikan dukungan pada pasien untuk ikut berperan serta dalam perawatan diri sendiri dan berikan umpan balik positif sesuai dengan usaha yang dilakukannya.
Meningkatkan keperca diri/harga diri yang pos tingkat aktivitas yang d ditoleransi pasien.
Mengidentifikasi area perhatiannya dan mem cara pemecahan masala
Pengenalan bahwa reak dapat membantu pasien memecahkan masalah mencari bantuan sesua kebutuhan. Kontrol ter DM merupakan pekerj terus-menerus yang be sebagai pengikat konst terhadap munculnya pe serta ancaman terhadap kebutuhan atau keseha pasien.
Pengetahuan gaya indi membantu untuk mene kebutuhan terhadap tuj penanganan. Pasien ya mempunyai lokus pusa internal biasanya memperlihatkan cara u meningkatkan kontrol program pengobatan se Pasien yang bertindak lokus eksternal ingin d oleh orang lain atau mu akan mengendalikan fa faktor eksternal yang mempengaruhinya.
Meningkatkan perasaan dan memberikan kesem keluarga untuk memec masalah, untuk memba mencegah terulangnya (kambuhnya) penyakit pasien tersebut.
Harapan yang tidak rea adanya tekanan dari or atau diri sendiri dapat mengakibatkan perasaa atau kehilangan kontro mungkin mengganggu kemampuan koping.
Tenaga dan pikiran yan diperlukan untuk meng diabetic yang sering ka memindahkan fokus hu Perkembangan psikolo neuropati viseral memp konsep diri (terutama f peran seksual) mungki menambah keadaan str
Mengkomunikasikan p pasien bahwa beberapa pengendalian dapat dil saat perawatan dilakuk
Meningkatkan perasaan terhadap situasi. 7