Askep Post Partum Komplikasi Pendarahan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Makalah Maternitas keperawatan



ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM DENGAN KOMPLIKASI PERDARAHAN



DISUSUN KELOMPOK 2 : AHMAD MANTAU ENJEL M. ENTE RIKA ISMAL SINDY HAIRUNISYA HUMOLUNGO WAHYUDIN ADAM



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO TAHUN AJARAN 2020/2021



KATA PENGANTAR Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti. Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT. Atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga Kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas Maternitas "ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM DENGAN KOMPLIKASI PERDARAHAN” Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.



Gorontalo, 17 Februari 2021



Penyusun



DAFTAR ISI Kata Pengantar.......................................................................................................i Daftar Isi...............................................................................................................ii BAB I TINJAUAN TEORI..................................................................................1 A. Pengertian...................................................................................................1 B. Etiologi.......................................................................................................1 C. Patofisiologi................................................................................................3 D. Gejala Klinis...............................................................................................4 E. Pemeriksaan Penunjang..............................................................................4 F. Pelaksanaan Perdarahan Post Partum.........................................................4 BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.................................................6 A. Pengkajian...................................................................................................6 B. Diagnosa Keperawatan................................................................................7 C. Intervensi Keperawatan...............................................................................7 BAB III KESIMPULAN....................................................................................11 A. Kesimpulan...............................................................................................11 B. Saran.........................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................12



BAB 1 TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Pendarahan pasca persalinan (postpartum) adalah pendarahan pervaginam 500 ml atau lebih sesudah anak lahir.perdarahan merupakan penyebab kematian nomor 1 (40%-60%) kematian ibu melahirkan di Indonesia.pendarahan pasca persalinan dapat disebabkan oleh atonia uteri,sisa plasentan,retensio plasenta,inversion uteri dan laserasi jalan lahir. Pendarahan post partum adalah sebab penting kematian ibu : ¼ dari kematian ibu yang disebabkan pendarahan (pendarahan post partum, plasenta previa, solution placentae, kehamilan ektopik, abortus dan rupture uteri) disebabkan oleh pendarah post partum.pendarahan post partum sangat mempengaruhi morbiditas nifas karena anemia mengurangkan daya tahan tubuh.pendarahan post partum diklasifikasikan menjadi 2 yaitu: a. Pendarahan pasca persalinan dini (early post partum haemorhage,atau pendarahan post partum primer, atau pendarah pasca persalinan segera).pendarahan pasca persalinan primer terjadi dalam 24 jam pertama.penyebab utama pendarahan pasca persalinan primer adalah atonia uteri,retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan lahir dan inversion uteri.terbanyak dalam 2 jam pertama. b. Pendarahan masa nifas (PPH kasep atau pendarahan persalinan sekunder atau pendarahan pasca persalianan lambat,atau late PPH).Pendarahan pasca persalinan sekunder terjadi setelah 24 jam pertama pendarahan pasca persalinan sekunder sering di akibatkan oleh infeksi,penyusutan Rahim yang tidak baik,atau sisa plasenta yang tertinggal. B. ETIOLOGI Perdarahan Postpartum Perdarahan postpartum bisa disebabkan karena : 1. Atonia Uteri Atonia uteri adalah ketidakmampuan uterus khususnya miometrium untuk berkontraksi setelah plasenta lahir. Perdarahan postpartum secara fisiologis



dikontrol oleh kontraksi serat-serat miometrium terutama yang berada di sekitar pembuluh darah yang mensuplai darah pada tempat perlengketan plasenta (Wiknjosastro, 2006). Kegagalan kontraksi dan retraksi dari serat miometrium dapat menyebabkan perdarahan yang cepat dan parah serta syok 9 hipovolemik. Kontraksi miometrium yang lemah dapat diakibatkan oleh kelelahan karena persalinan lama atau persalinan yang terlalu cepat, terutama jika dirangsang. Selain itu, obat-obatan seperti obat anti-inflamasi nonsteroid, magnesium sulfat, beta-simpatomimetik, dan nifedipin juga dapat menghambat kontraksi miometrium. Penyebab lain adalah situs implantasi plasenta di segmen bawah rahim, korioamnionitis, endomiometritis, septikemia, hipoksia pada solusio plasenta, dan hipotermia karena resusitasi masif (Rueda et al., 2013). Atonia uteri merupakan penyebab paling banyak PPP, hingga sekitar 70% kasus. Atonia dapat terjadi setelah persalinan vaginal, persalinan operatif ataupun persalinan abdominal. Penelitian sejauh ini membuktikan bahwa atonia uteri lebih tinggi pada persalinan abdominal dibandingkan vaginal. 2. Laserasi jalan lahir Pada umumnya robekan jalan lahir terjadi pada persalinan dengan trauma. Pertolongan persalinan yang semakin manipulatif dan traumatik akan memudahkan robekan jalan lahir dan karena itu dihindarkan memimpin persalinan pada saat pembukaan serviks belum lengkap. Robekan jalan lahir biasanya akibat episiotomi, robekan spontan perineum, trauma forsep atau vakum ekstraksi, atau karena versi ekstraksi (Prawirohardjo, 2010). Laserasi diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan yaitu (Rohani, Saswita dan Marisah, 2011): a) Derajat satu Robekan mengenai mukosa vagina dan kulit perineum. b) Derajat dua Robekan mengenai mukosa vagina, kulit, dan otot perineum c) Derajat tiga Robekan mengenai mukosa vagina, kulit perineum, otot perineum, dan otot sfingter ani eksternal.



d) Derajat empat Robekan mengenai mukosa vagina, kulit perineum, otot perineum, otot sfingter ani eksternal, dan mukosa rektum. 3. Retensio plasenta Retensio plasenta adalah plasenta belum lahir hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Hal ini disebabkan karena plasenta belum lepas dari dinding uterus atau plasenta sudah lepas tetapi belum dilahirkan. Retensio plasenta merupakan etiologi tersering kedua dari perdarahan postpartum (20% - 30% kasus). Kejadian ini harus didiagnosis secara dini karena retensio plasenta sering dikaitkan dengan atonia uteri untuk diagnosis utama sehingga dapat membuat kesalahan diagnosis. Pada retensio 11 plasenta, resiko untuk mengalami PPP 6 kali lipat pada persalinan normal (Ramadhani, 2011). Terdapat jenis retensio plasenta antara lain (Saifuddin, 2002) : a. Plasenta adhesiva adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga menyebabkan mekanisme separasi fisiologis. b. Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga memasuki sebagian lapisan miometrium. c. Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan serosa dinding uterus. d. Plasenta perkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus serosa dinding uterus. e. Plasenta inkarserata adalah tertahannya plasenta di dalam kavum uteri, disebabkan oleh konstriksi ostium uteri. C. PATOFISILOGI Patofisiologi Perdarahan Post Partum Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah, didalam uterus masih terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah dalam stratum spongiosum, sehingga sinus-sinus maternalis, ditempat insersinya plasenta terbuka. Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang terbuka tersebut akan menutup, kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah sehingga perdarahan akan terhenti. Adanya gangguan retraksi



dan kontraksi otot uterus, akan menghambat penutupan pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan yang banyak. Keadaan demikian menjadi faktor utama penyebab perdarahan paska persalinan. Perlukaan yang luas akan menambah perdarahan seperti robekan servix, vagina dan perinium. D. GEJALA KLINIS Gejala Klinik Perdarahan Postpartum Efek perdarahan banyak bergantung pada volume darah sebelum hamil, derajat hipervolemia-terinduksi kehamilan, dan derajat anemia saat persalinan. Gambaran PPP yang dapat mengecohkan adalah kegagalan nadi dan tekanan darah untuk mengalami perubahan besar sampai terjadi kehilangan darah sangat banyak. Kehilangan banyak darah tersebut menimbulkan tanda-tanda syok yaitu penderita pucat, tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstrimitas dingin, dan lain-lain (Wiknjosastro, 2006; Cunningham, 2005). E. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1) Darah : kadar hemoglobin, hematokrit, masa perdarahan, masa pembekuan. 2) USG : bila perlu untuk menentukan adanya sisa jaringan konsepsi intrauterine. F. PELAKSANAAN PENDARAHAN POST PARTUM 1. Pencegahan : obati anemia dalam kehamilan. pada pasien dengan riwayat perdarahan pasca persalinan sebelumya, persalinan harus bersalangsung di rumah sakit. jangan memijat dan mendorong uterus kebawah sebelum plasenta lepas. berikan 10 unit oksitosinim setelah anak lahir dan 0,2 mg ergometrin im setelah plasenta lahir. 2. Penanganan : Tentukan apakah terdapat syok, bila ada segera berikan transfuse cairan, atau darah, kontrol perdarahan dan berikan oksigen. bila ada keadaan umum telah membaik , lakukan pemeriksaan untuk menentukan etiolagi. Pada retensio plasenta, bila plasenta belum lahir dalam 30 menit, lahirkan plasenta dengan plasenta manual. bila terdapat plasenta akreta, segera hentikan plasenta manual dan lakukan histerektomi. a. bila hanya sisa plasenta, lakukan pengeluaran plasenta dengan digital/ kuratase, sementara infus oksitosin diteruskan. b. Pada trauma jalan lahir, segera lakukan reparasi.



c. Pada atonia uteri, lakukan masase dan penyuntikan 0,2 ml ergometrin intravena dan prostaglandin parenteral. jika tidak berhasil lakukan kompresi bimanual pada uterus dengan cara memasukan tangan kiri kedalam vagina dan dalam posisi mengepal diletakan diforniks anterior, tangan kanan diletakan didinding perut memegang fundus uterui. bila tetap gagal dapat dipasang tampon uterovaginal dengan cara mengisi kavum uteri dengan kasa sampai padat selama 24 jam, atau dipasang kateter folley. bila tindakan tersebut tidak dapat menghentikan perdarahan juga, terapi defenitif yang diberikan adalah histeroktom atau ligasi uterine d. Bila disebabkan ganguan pembekuan darah, berikan transfusi plasma segara Pada perdarahan pasca persalinan sekunder : kompresi bimanual sedikitnya selama 30 menit antibiotik sprektum luas oksitosin 10 U intramuscular tiap 4 jam atau 10-20 U/IV dengan tetesan lambat 15 smetil PGF 0,25 mg IM tiap 2 jam atau ergot alkalaoid tiap 6 jam sedikitnya selama 2 hari.



BAB 2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan. Pengkajian yang benar dan terarah akan mempermudah dalam merencanakan tindakan dan evaluasi, dari tidakan yang dilakasanakan. Pengkajian dilakukan secara sistematis, berisikan informasi subjektif dan objektif dari klien yang diperoleh dari wawancara dan pemeriksaan fisik. Pengkajian terhadap klien post partum meliputi : 1. Identitas pasien Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical record dan lain lain. 2. Riwayat kesehatan a. Riwayat kesehatan dahulu Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik, hemofilia, riwayat pre eklampsia, trauma jalan lahir, kegagalan kompresi pembuluh darah, tempat implantasi plasenta, retensi sisa plasenta. b. Riwayat kesehatan sekarang Yang meliputi alasan klien masuk rumah sakit, keluhan yang dirasakan saat ini yaitu: kehilangan 3darah dalam jumlah banyak (>500ml), Nadi lemah, pucat, lokea berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin , mual. c. Riwayat kesehatan keluarga Adanya riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita hipertensi, penyakit jantung, pre eklampsia, penyakit keturunan hemopilia dan penyakit menular. d. Riwayat menstruasi meliputi:Menarche,lamanya siklus, banyaknya, baunya , keluhan waktu haid, HPHT e. Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia mulai hamil, Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu f. Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada abortus, retensi plasenta, Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat bersalin, apakah ada kesulitan dalam persalinan anak lahir atau mati, berat badan anak waktu lahir, panjang waktu lahir, Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada pendarahan, ASI cukup atau tidak dan kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri dan kontraksi



g. Riwayat Kehamilan sekarang Hamil muda, keluhan selama hamil muda, Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual, keluhan lain h. Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan serta pengobatannya yang didapat 3. Pola aktivitas sehari-hari a. Makan dan minum, meliputi komposisi makanan, frekuensi, baik sebelum dirawat maupun selama dirawat. Adapun makan dan minum pada masa nifas harus bermutu dan bergizi, cukup kalori, makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah – buahan. b. Eliminasi, meliputi pola dan defekasi, jumlah warna,konsistensi. Adanya perubahan pola miksi dan defeksi.BAB harus ada 3-4 hari post partum sedangkan miksi hendaklah secepatnya dilakukan sendiri (Rustam Mukthar, 1995). c. Istirahat atau tidur meliputi gangguan pola tidur karena perubahan peran dan melaporkan kelelahan yang berlebihan. d. Personal hygiene meliputi : Pola atau frekuensi mandi, menggosok gigi, keramas, baik sebelum dan selama dirawat serta perawatan mengganti balutan atau duk. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik b. Risiko Syok d.d perdarahan c. Gangguan Rasa Nyaman b.d efek samping terapi dibuktikan dengan mengeluh tidak nyaman d. Gangguan Mobilitas Fisik b.d kecemasan dibuktikan dengan merasa cemas saat bergerak C. INTERVENSI KEPERAWATAN a. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik Kriteria hasil : - Kehuan nyeri menurun - Meringis menurun - Gelisah menurun - Frekuensi nadi membaik - Tekanan darah membaik Intervensi keperawatan :



Observasi : -



Identifikasi lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri Ientifikasi skala nyeri Identifikasi respon nyeri non verbal Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri Identifikasi pengaruh nyeri pasa kualitas hidup Monitor efek samping penggunaan analgetik t



Terapeutik : - Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri - Fasilitas istirahat tidur Edukasi : -



Jelaskan penyebab,periode dan pemicu nyeri Jelaskan strategi meredakan nyeri Anjurkan monitor secara mandiri Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri



Kolaborasi : - Kolaboasi pemberian analgetik secara tepat b. Risiko Syok ditandai dengan perdarahan Kriteria hasil : - Tingkat kesadaran meningkat - Akral dingin menurun - Pucat menurun - Frekuensi nadi membaik - Frekuensi napas membaik Intervensi keperawatan : Observasi : - Monitor status cairan - Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil - Periksa riwayat alergi Terapeutik :



- Pasang jalur iv,jika prlu - Lakukan skin test untuk mencegah reaksi alergi Edukasi : - Jelaskan penyebab/faktor risiko syok - Jelaskan tanda dan gejala awal syok - Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral Kolaborasi : - Kolaborasi pemeberian transfusi darah, jika perlu c. Gangguan Rasa Nyaman b.d efek samping terapi dibuktikan dengan mengeluh tidak nyaman Kriteria hasil : - Kesehjahtraan fisik meningkat - Perawatan sesuai kebutuhan meningkat - Keluahn tidak nyaman menurun - Gelisah menurun - Merintih menurun - Suhu ruangan membaik - Kewaspadaan membaik - Pola tidur membaik Intervensi keperawatan Observasi - Identifikasi penurunan tingkat energi,ketidakmampuan berkonsetrasi,atau gejala lain menggangu kemampuan kognitif - Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan - Identifikasi kesediaan kemampuan,dan penggunaan teknik sebelumnya - Periksa ketegangan otot,frekuensi nadi,tekanan darah,dan suhu sebelum dan sesudah latihan - Monitor respon terhadap terapi relaksasi Terapeutik - Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman,jika memungkinkan - Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi - Gunakan pakaian longgar



- Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama - Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau tindakan medis lain,jika sesuai Edukasi - Jelaskan tujuan manfaat,batasan dan jenis relaksasi yang tersedia d. Gangguan Mobilitas Fisik b.d kecemasan dibuktikan dengan merasa cemas saat bergerak Kriteria hasil : - Nyeri menurun - Kecemasan menurun - Kelemahan fisik menurun



-



Intevensi Keperawatan Observasi : Identifikasi adanya nyeri atau keluahan fisik lainnya Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi terapeutik



Terapeutik - Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu - Fasilitasi melakukan pergerakan,jika perlu - Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan Edukasi : - Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi - Anjurkan melakukan mobilisasi dini - Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan



BAB III KESIMPULAN A. Kesimpulan Post partum/puerperium adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik fisik maupun psikososial terhadap proses melahirkan. Dimulai segera setelah bersalin sampai tubuh menyesuaikan secara sempurna dan kembali mendekati keadaan sebelum hamil (6 minggu). Masa post partum dibagi dalam tiga tahap yaitu Immediate post partum dalam 24 jam pertama, Early post partum period (minggu pertama) dan Last post partum period (minggu kedua sampai minggu ke enam). Potensial bahaya yang sering terjadi adalah pada immediate dan early post partum periode sedangkan perubahan secara bertahap kebanyakan terjadi pada laste post partum period. Bahaya yang paling sering terjadi itu adalah perdarahan paska persalinan atau HPP (Haemorrhage Post Partum). B. Saran Diharapkan askep ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan keperawatan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari. Dan untuk para tim medis agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang keperawatan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan health education dalam perawatan perdarahan post partum.



DAFTAR PUSTAKA Syafrudin, 2009. Kebidanan komonitas. Penerbit buku kedokteran. EGC: Jakarta Taylor chyintia, 2011, diagnosis keperawatan. EGC: Jakarta WHO, 2017. Perdarahan post partum online http//depyulianti blogspot.com. Wulanda,2015. Biologi reproduksi. EGC: Jakarta Sinclar constance,2010. Buku saku kebidanan. EGC: Jakarta Reader Martin,2002. Keperawatan maternitas. EGC: Jakarta