6 0 263 KB
LAPORAN PENDAHULUAN DAN KASUS HIPERTENSI PADA LANSIA
Dosen pengampu : Andre utama saputra, S. Kep, Ners., M. Kep
Disusun oleh : Agum satrio (18220001) Agung Sisen Miliyanto (18220002) Ayu fuji lestari (18220003)
YAYASAN KADER BANGSA UNIVERSITAS KADER BANGSA FAKULTAS KEPERAWATAN & KEBIDANAN PRODI S1 KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan penulisan
LAPORAN PENDAHULUAN DAN KASUS HIPERTENSI PADA LANSIA ” makalah
ini
dengan
tepat
waktu
dengan
judul
“
guna pemenuhan tugas mata kuliah keperawatan gerontik. Kami menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah ini. kami memohon maaf sebesar-besarnya atas kesalahan penulisan baik disengaja maupun tidak. Kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI JUDUL..................................................................................................i KATA PENGANTAR.........................................................................ii DAFTAR ISI......................................................................................iii BAB 1 PENFAHULUAN Latar belakang.............................................................................. Rumusan masalah......................................................................... Tujuan........................................................................................... BAB 2 PEMBAHASAN Laporan pendahuluan.................................................................... Laporan kasus............................................................................... DAFTAR PUSTAKA............................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Hipertensi adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja, baik muda maupun tua dengan nilai tekanan darah menunjukan sistolik > 140 mmHg dan diastolik > 90 mmHg. Hipertensi juga sering disebut sebagai silent killer karena termasuk penyakit yang timbul
hampir tanpa adanya gejala awal
namun penyakit ini dapat
menyebabkan kematian dan membunuh secara diam-diam. Bahkan hipertensi tidak dapat secara langsung membunuh penderitanya, melainkan hipertensi memicu terjadinya penyakit lain yang tergolong kelas berat dan mematikan serta dapat meningkatkan resiko serangan jantung, stroke dan gagal ginjal (Pudiastuti 2013). Hipertensi juga merupakan salah satu penyakit degeneratif, umumnya tekanan darah bertambah secara perlahan dengan seiring bertambahnya umur (Triyanto, 2014). Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup berbahaya di seluruh dunia karena hipertensi
merupakan
faktor risiko utama
yang
mengarah kepada
penyakit kardiovaskuler seperti serangan jantung, gagal jantung, stroke dan penyakit ginjal yang mana pada tahun 2016 penyakit jantung iskemik dan stroke menjadi dua penyebab kematian utama di dunia (WHO, 2018) Data World Health Organization (WHO) lanjut usia dibagi menjadi empat kriteria meliputi usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, lanjut usia (old) 75-90 tahun, usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun jumlah penduduk lansia di Indonesia tahun ke tahun.
terus
mengalami
peningkatan
dari
B.
rumusan masalah Berdasarkan pendahuluan diatas maka rumusan masalahnya adalah “pengertian hipertensi dan hubungan dan dampaknya pada lansia”
C.
tujuan Untuk mengetahui apa itu hipertensi dan hubungan dan dampaknya pada lansia.
BAB 2 A. PENGERTIAN Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas dan angka kematian ( mortalitas ) ( Adib, 2009 ). Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri (Ruhyanudin, 2007 ). Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO (World Health Organization) memberikan batasan tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg. Batasan ini tidak membedakan antara usia dan jenis kelamin (Marliani, 2007). Tabel I : Klasifikasi Tekanan Darah Klasifikasi Tekanan Darah Normal Pre-Hipertensi Hipertensi Stadium I Hipertensi Stadium II
Tekanan Sistolik/Diastolik (mmHg) < 120 dan < 80 120 – 139 atau 80 – 89 140 - 159 atau 90 – 99 > 160 atau > 100
Besarnya tekanan darah selalu dinyatakan dengan dua angka. Angka yang pertama menyatakan tekanan sistolik, yaitu tekanan yang dialami dinding pembuluh darah ketika darah mengalir saat jantung memompa darah keluar dari jantung. Angka yang kedua di sebut diastolic yaitu angka yang menunjukkan besarnya tekanan yang dialami dinding pembuluh darah ketika darah mengalir masuk kembali ke dalam jantung. Tekanan sistolik diukur ketika jantung berkontraksi, sedangkan tekanan diastolic diukur ketika jantung mengendur (relaksasi).
B. ETIOLOGI Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi essensial (primer) merupakan hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya dan ada kemungkinan karena faktor keturunan atau genetik (90%). Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang merupakan akibat dari adanya penyakit lain. Faktor ini juga erat hubungannya dengan gaya hidup dan pola makan yang kurang baik. Faktor makanan yang sangat berpengaruh adalah kelebihan lemak (obesitas), konsumsi garam dapur yang tinggi, merokok dan minum alkohol. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka kemungkinan menderita hipertensi menjadi lebih besar. Faktor-faktor lain yang mendorong terjadinya hipertensi antara lain stress,kegemukan (obesitas), pola makan, merokok(M.Adib,2009). C. PATOFISIOLOGI Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor
pembuluh
darah.
Vasokonstriksi
yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin.
Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi
aldosteron
oleh
korteks
adrenal.
Hormon
ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi (Rohaendi, 2008).
D. MANIFESTASI KLINIS Manifestasi klinik yang dapat ditemukan pada penderita hipertensi yaitu: Sakit kepala, jantung berdebar-debar, sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban berat, mudah lelah, penglihatan kabur, wajah memerah, hidung berdarah, sering buang air kecil terutama di malam hari, telinga berdenging (tinnitus), mual, muntah, gelisah (Ruhyanudin, 2007). Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus. Menurut Sutanto (2009), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu : gejala ringan seperti, pusing atau sakit kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk terasa pegal, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak napas, rasa berat ditengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, mimisan (keluar darah dari hidung).
E. PENATALAKSANAAN 1.Terapi tanpa obat a.Mengendalikan berat badan Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk menurunkan berat badannya sampai batas normal. b.Pembatasan asupan garam (sodium/Na) mengurangi pamakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium, magnesium, dan kalium yang cukup).
c.Berhenti merokok Penting untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah keberbagai organ dan dapat meningkatkan kerja jantung. d.Mengurangi atau berhenti minum minuman beralkohol. e.Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolesterol darah tinggi. f.Olahraga aerobic yang tidak terlalu berat. Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan darahnya terkendali. g.Teknik-teknik mengurangi stress Teknik relaksasi dapat mengurangi denyut jantung dengan cara menghambat respon stress saraf simpatis. 2.Terapi dengan obat a.Vasodilator Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan merelaksasi otot pembuluh darah. b.Angiotensin Converting Enzym (ACE) Inhibitor Bekerja dengan menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh: Captopril 12,5, 25, 50 mg (capoten, captensin, tensikap), enalapril 5 &10 mg (tenase). c.Calsium Antagonis Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Contohnya: nifedipin 5 & 10 mg (adalat, codalat, farmalat, nifedin), diltiazem 30,60,90 mg (herbesser, farmabes). d.Antagonis Reseptor Angiotensin II
Cara kerjanya dengan menghalangi penempelan zat angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Contoh : valsartan (diovan). e.Diuretic Obat ini bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat urin) sehingga volume cairan tubuh berkurang, sehingga mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh: Hidroklorotiazid (HCT) (Corwin, 2001; Adib, 2009; Muttaqin, 2009). F. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1.Urinalisis untuk darah dan protein, elektrolit dan kreatinin darah Dapat menunjukkan penyakit ginjal baik sebagai penyebab atau disebabkan oleh hipertensi. 2.Glukosa darah Untuk menyingkirkan diabetes atau intoleransi glukosa. 3.BUN/kreatinin Memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal. 4.Glukosa Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) Dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi). 5.Kalium serum Hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretic. 6.Kalsium serum Peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi. 7.Kolesterol dan trigliserida serum Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak atero matosa (efek kardiovaskuler). 8.Pemeriksaan tiroid Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi. 9.Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi.
G. PATHWAY
Obesitas
Merokok Konsumsi
Stress g a r a m
Alko hol
Kurang olah raga
Usia di atas 50 tahun
Kelainan fungs i ginjal
b e r l e b i h Penimb unan kolester ol
Penyempitan pembuluh darah
Nikotin dan karbon monoksida masuk aliran darah Merusak lapisan endotel pembuluh darah Ateroskler osis
Pelepasa n adrenalin dan kortisol Vasokonst riksi pembuluh darah
Retensi cairan
Peningka tan kadar kortisol
Peningka tan volume darah dan sirkulasi
Meningkat nya sel darah merah
ya tahanan perifer arteri Efek konstriksi arteri perifer
Meningka tnya viskositas
Penebalan dinding aorta & pembuluh darah besar Elastisitas pembuluh darah menurun Taha nan perifer menin gkat
Meningkatn
Ja n t u n g b e k e r j
Tidak mampu membuan g sejumlah garam dan air di dalam tubuh Volume darah dalam tubuh mening kat
a k e r a s u n t u k m e m o m p a HIPERTENSI
Otak
Ret ens i pe mb ulu h dar ah ota k me nin gk at
Suplai O2 ke otak menurun Sinkope Resiko tinggi cidera Resiko terjadi gangguan perfusi jaringan serebral
Te ka na n pe mb ulu h dar ah me nin gk at
Nyeri akut
y e r i k
G i n j a l Vasok onstri ksi pemb uluh darah ginjal B l o o d fl o w m e n u r u n Res pon RA
Indera
A Vasok
Retina
onstrik
Spasme arteriole
si
Diplopia
R an gs an g ald ost ero n R e t e n s i n a t r i u m Oed em
Perdarahan Teli
Kenai kan beban kerja jantun g
n ga S
Hipert rofi otot jantun g
H i d u n g
ua P e n u r u Ganggu n an a keseimban n gan Resiko tinggi cidera f u n g s i o t o t j a n t u n g ra berdengi ng
Resiko penurunan curah jatung
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK KOMUNITAS PADA TN.U DENGAN HIPERTENSI
A. PENGKAJIAN 1. Identitias Tn. U Nama
: Tn. Udung
Umur
: 75 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Suku
: Sunda
Agama
: Islam
Alamat
: Kp Ci Seupan RT 01 RW 14 Ds. Muara Sanding
2. Riwayat Pekerjaan Dan Status Ekonomi Pekerjaan saat ini
: Tidak Bekerja
Pekerjaan Sebelumnya : Petani Sumber Pendapatan anaknya.
: Kebutuhan sehari-hari klien didapatkan dari anak-
Kecukupan Pendapatan : Pendapatan tiap bulan tidak tentu Tn. U mengatakan pendapatan dari anak-anaknya untuk kebutuhan sehari-hari sudah cukup 3. Lingkungan Tempat Tinggal Kebersihan dan Kerapihan Ruangan : Bersih tapi kurang Rapih Penerangan : Cukup Sirkulasi Udara : Cukup Keadaan Kamar Mandi dan WC : Bersih, Lantai keramik kasar, tidak bau Pembuangan Air Kotor : Keselokan Belakang Rumah Sumber Air Minum : Sumur Pembuangan Sampah : Sampah dibuang ke TPA yang berjarak sekitar 300 meter.
Sumber Pencemaran : Tidak ada sumber pencemaran di sekitar rumah Privasi : Rumah permanen dan teras rumah sebagai pembatas dengan jalan umum. Resiko Injuri : di dalam rumah ada tangga beton dan berlantai peluran. 4. Riwayat Kesehatan Status Kesehatan Saat ini Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : tekanan darah yang gampang naik. Gejala Yang Dirasakan
: Bahu dan leher terasa kaku
Faktor Pencetus
: Tidak Tentu
Timbulnya Keluhan
: Mendadak
Upaya Mengatasi
: Di istirahatkan
Pergi berobat ke
: Tidak Pernah
Mengkonsumsi obat-obatan tahun 2004
: berobat jantung 1 bulan 1 kali semenjak
Riwayat Kesehatan Masa Lalu Penyakit yang pernah diderita
: hipertensi dan jantung
Riwayat Alergi
: Tidak ada
Riwayat Kecelakaan
: Tidak Pernah
Riwayat Pernah Dirawat Di RS yang lalu
: Pernah karena penyakit jantung 3 tahun
Riwayat Pemakaian Obat
: Mengkonsumsi obat-obatan jantung.
Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama : lemas b.
Riwayat Penyakit Sekarang
Tn. U Mengatakan badan terasa gampang lemas jika beraktifitas. Karena kondisinya yang terasa lemah klien jarang melakukan aktifitas apapun
c. Riwayat Penyakit dahulu
Tn. U tidak mempunyai penyakit hipertensi sudah semenjak tahun 2004, tapi tidak mempunyai penyakit menular. d. Riwayat Penyakit Keluarga Dalam Keluarga tidak ada yang mengalami penyakit yang sama seperti yang di derita oleh Tn.U ataupun penyakit menular. Genogram
Keterangan : : Laki-laki
: Sakit
: Perempuan
: Tinggal serumah
: Meninggal
: Meninggal
Pola Kesehatan Fungsional (Gordon) a. Pemeliharaan Kesehatan Tn.U berobat ke fasilitas kesehatan bila sakit dan sakit yang di derita sekarang Tn. U minum obat jantung semenjak tahun 2014 .
b. Nutrisi Metabolik
No Jenis
Sehat
Sakit
1
Pola Makan
3-4 x / hari
3-4 x / hari
Jenis
Nasi :
Nasi :
Lauk :
Lauk :
Sayur
Sayur
Porsi
1 porsi
1 porsi
Frekuensi
3 x sehari
3 x sehari
Diet Khusus
Tidak ada
Makanan Disukai
2
Tidak ada
Makanan manis
Kesulitan Menelan
Tidak ada
-
Gigi Palsu
Tidak ada
-
Nafsu Makan
Bagus
Bagus
Jenis
Air putih / air teh
Air putih
Frekuensi
5 – 6 / hari
5 – 6 / hari
Jumlah
1500 cc/hari
1000 cc / hari
Pantangan
Tidak ada
Tidak ada
Minuman yang disukai
kopi dan teh manis
kopi dan teh manis
Pola Minum
c. Pola Eliminasi No Jenis
1
BAB
Sebelum dirawat
Selama dirawat
2
Frekuensi
1 x sehari
3 hari 1 x
Warna
Kekuningan
Kekuningan
Masalah
Tidak ada
Tidak ada
Frekuensi
5 – 6 x/ hari
5– 6 x/hari
Jumlah output
Kurleb 1000 cc / hari
kurleb1000 cc / hari
Warna
Kuning jernih
Kuning jernih
Masalah
Tidak ada
Tidak Ada
BAK
d. Pola Aktifitas Sehari-hari No Jenis
Sehat 0
2
1.
Mandi
χ
2.
Berpakaian
Χ
3.
Eliminasi
Χ
4.
Mobilisasi ditempat tidur
Χ
5.
Berpindah
Χ
6.
Berjalan
Χ
7.
Berbelanja
X
8.
Memasak
X
9.
Naik tangga
10. Pemeliharaan rumah Ket.:
1
0 = Mandiri 1 = Alat bantu 2 = Dibantu orang lain
Χ X
3
4
3 = Dibantu orang lain – alat 4 = Tergantung/tidak mampu
e. Peronal Hygiene
No
Jenis
Sehari-hari
1.
Mandi
Frekuensi : 1 x sehari Jenis : Di guyur air dingin atau air hangat
2.
Berpakaian
3.
Mobilisasi Tempat Tidur
Frekuensi :2 x sehari Frekwensi : dapat mobilisasi tanpa hambatan
f. Pola Persepsi Kognitif Berbicara : Tn.U berbicara bahwa ada gangguan pada ,pendengaran akibat terlalu sering sakit pada waktu dulu Bahasa bahasa Sunda
:
Tn.U berbicara dengan menggunakan
Kemampuan membaca menggunakan kacamata.
:Tn.U mengatakan masih bisa membaca dengan
Tingkat ansietas
:
TnU tampak tenang
Kemampuan Berinteraksi perawat dan keluaraganya
:
Tn.U dapat berinteraksi dengan baik kepada
g. Pola Istirahat Tidur
No Jenis
2 hari Sebelumnya
1hari sebelumnya
1.
2.
Tidur Siang Lama Tidur
2 jam / hari
2 jam / hari
Keluhan
Tidak ada
Tidak ada
Lama Tidur
6 jam / hari
8 jam / hari
Keluhan
Tidak ada
Tidak ada
Tidur Malam
h. Pola Konsep Diri Konsep Diri : Tn.U merasa yakin jika penyakit nya akan membaik dan berkeyakinan hanya karena faktor usia. Ideal Diri
: Tn.U merasa malu dengan kedaan saat ini
Harga Diri
: Tn.U merasa tidak dihormati oleh keluarganya
Identitas Diri : Tn.U merasa kalau dia bukanlah siapa siapa lagi di keluarganya Peran Diri
: Tn.U sebagai suami dan ayah bagi anak anaknya
i. Pola Peran dan Hubungan Tn.U mempunyai hubungan yang baik dengan keluarga ataupun tetangganya . j. Pola Reproduksi dan seksual Tn.U merasa tidak ada masalah meskipun Ny. U sudah menopouse dan merasa yang paling penting istrinya selalu ada menemaninya.
k. Pola Pertahanan Diri atau Koping Dalam menghadapi keadaan sakit saat ini.Tn. Uselalau berdo’a agar sakitnya bisa sembuh.Tn. Utidak merasa stress karna penyakitnya ini, karena penyakit seperti ini sudah biasa dialami oleh para lansia.
l. Pola Keyakinan dan Nilai Tn. U beragama islam dan selalu menjalankan ibadah 5 waktu, ataupun pengajian di sekitar rumahnya.
m. Pemeriksaan Status mental dan Spiritual a. Apa suasana hati yang menojol pada Tn. U : sedih b. Apakah emosinya sesuai dengan ekspresi wajah : ya
Kebutuhan Spiritual Klien a. Kebutuhan untuk beribadah : Terpenuhi b. Masalah dalam pemenuhan kebutuhan spiritual : M. TINJAUAN SISTEM 1. Keadaan Umum : cukup baik 2. Tingkat Kesadaran : Compos Metis 3. Skala koma Glasgow : 456 4. Tanda – tandaVital : Tekanan Darah : 180 / 100 mmHg Nadi : 80x/menit Pernapasan : 20X/menit 1. Integumen : 1) Lesi /Luka : □ Ya Tidak 2) Pruritus : □ Ya Tidak 3) Perubahan Pigmentasi : □ Ya Tidak 4) Perubahan Tektur : Ya (keriput) □ Tidak 5) Sering Memar : □ Ya Tidak
6) Perubahan Rambut : Ya (uban) □ Tidak 7) Pemajanan Lama : □ Ya Tidak Terhadap matahari 2. Hemopoetik : Perdarahan / memar Abnormal : □ Ya Tidak 1) Pembengkakan kelenjar Limfa : □ Ya Tidak 2) Anemia : □ Ya Tidak 3. Kepala 1) Sakit Kepala : □ Ya Tidak 2) Trauma masa lalu : □ Ya Tidak 3) Pusing : □ Ya Tidak 4) Gatal pada kulit kepala : □ Ya Tidak 4. Mata 1) Perubahan Penglihatan : Ya □ Tidak 2) Kaca mata /Lensa kontak : □ Ya Tidak 3) Nyeri : □ Ya Tidak 4) Air mata Berlebihan : □ Ya Tidak 5) Pruritus : Ya □ Tidak 6) Bengkak sekitar mata : □ Ya Tidak 7) Kabur : Ya □ Tidak 8) Fotofobia : □ Ya Tidak 9) Riwayat Infeksi : Ya □ Tidak 10) Konjungtiva : □ Anemis Tidak anemis 11) Sklera □ Ya Tidak 5. Telinga 1) Perubahan Pendengaran : Ya □ Tidak
2) Tinitus : □ Ya Tidak 3) Vertigo : Ya □ Tidak 4) Riwayat Infeksi : □ Ya Tidak 6. Hidung dan Sinus 1) Rinorea : □ Ya Tidak 2) Epistaksis : □ Ya Tidak 3) Obstrusksi : □ Ya Tidak 4) Nyeri pada sinus : □ Ya Tidak 5) Riwayat Infeksi : □ Ya Tidak 7. Mulut dan Tenggorok 1) Sakit tenggorok : □ Ya Tidak 2) Lesi / ulkus : □ Ya Tidak 3) Kesulitan menelan : □ Ya Tidak 4) Perdarahan gusi : □ Ya Tidak 5) Karies : □ Ya Tidak 6) Riwayat Infeksi : □ Ya Tidak 7) Pola menggosok gigi : □ Ya Tidak 8. Leher 1) Kekakuan : □ Ya Tidak 2) Nyeri / nyeri tekan : □ Ya Tidak 3) Benjolan / Massa : □ Ya Tidak 4) Keterbatasa gerak : □ Ya Tidak
9. Pernapasan 1) Batuk : □ Ya Tidak 2) Sesak napas : □ Ya Tidak
3) Hemoptisis : □ Ya Tidak 4) Sputum : □ Ya Tidak 5) Asma / Alergi Pernapasan : □ Ya Tidak 6) Suara Napas : Vesikuler □Bronkial □Bronko vesikuler 7) Suara nafas tambahan : □ ronkhi □wheezing 10. Kardiovaskuler 1) Nyeri dada : □ Ya Tidak 2) Palpitasi : □ Ya Tidak 3) Sesak napas : □ Ya Tidak 11. Gastrointestinal 1) Nyeri Ulu Hati : □ Ya Tidak 2) Mual /muntah : □ Ya Tidak 3) Hematemesis : □ Ya Tidak 4) Perubahan nafsu makan : Ya □ Tidak 5) Benjoan /massa : □ Ya Tidak 6) Diare : □ Ya Tidak 7) Konstipasi : □ Ya Tidak 8) Melena : □ Ya Tidak 9) Hemoroid : □ Ya Tidak 10) Perdarahan Rektum : □ Ya Tidak 11) Pola defekasi biasanya : Ya □ Tidak
12. Perkemihan 1) Frekuensi : 3 – 4x/hari 2) Menetes :□ Ya Tidak 3) Hematuria : □ Ya Tidak
4) Poliuria :□ Ya Tidak 5) Nokturia :□ Ya Tidak 6) Inkontinensia :□ Ya Tidak 7) Nyeri Saat berkemih : □ Ya Tidak 8) Batu Infeksi : □ Ya Tidak 13. Muskuluskeletal 1) Nyeri Persendian : Ya (lutut kaki) □Tidak 2) Kekakuan : Ya □Tidak 3) Pembengkakan Sendi : □ Ya Tidak 4) Kram : Ya □Tidak 5) Kelemahan Otot : □ Ya Tidak 6) Masalah cara berjalan : □ Ya Tidak 14. Sistem Syaraf Pusat 1) Sakit Kepala : □ Ya Tidak 2) Paralysis : □ Ya Tidak 3) Paresis : □ Ya Tidak 4) Masalah koordinasi : □ Ya Tidak 5) Tic/Tremor/spasme : □ Ya Tidak 6) Parastesia : □ Ya Tidak 7) Masalah memori : □ Ya Tidak 15. Sisten Endokrin Goiter : □ Ya Tidak Polifagia : □ Ya Tidak Polidipsi : □ Ya Tidak Poliuri : □ Ya Tidak
N. STATUS FUNGSIONAL Indeks Barthel (Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari) : Aktifitas
Score
Makan 0 = Bantuan penuh 5 = Bantuan untuk memotong, mengoles mentega, modifikasi diet 10 = independent
5
Mandi 0 = Menbutuhkan bantuan 5 = independent (menggunakan shower)
5
Berdandan 0 = Perlu bantuan 5 = independent berbedak/menyisir/gosok gigi/mencukur
5
Memasang Baju 0 = Dengan bantuan 5 = Dengan bantuan 50% 10 = independent (mengancing baju, restleting)
10
Buang Hajat (buang air besar) 0 = incontinensia Alvy (menggunakan barium enema) 5 = Kadang tidak tertahan 10 = Dapat mengontrol
10
Buang Air Kecil 0 = Menggunakan kateter 5 = Kadang ngompol 10 = Bisa mengontrol
10
Ke Tolet 0 = Butuh Bantuan Penuh 5 = Butuh Bantuan 50% 10 = independent (menghidupkan, dressing, wiping)
10
Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur 0 = Bantuan penuh
15
5 = Saat berpindah membutuhkan 2 orang untuk membantu 10 = Bantuan minimal 1 orang 15 = independent Berjalan di jalan yang datar 0 = immobilisasi 5 = Selalu menggunakan kursi roda 10 = Berjalan dengan bantuan 1 orang 15 = independent (but may use any aid; for example, stick) > 50 yards
10
Berjalan di tangga 0 = Bantuan penuh 5 = Dengan bantuan (verbal, physical, carrying aid) 10 = independent
5
TOTAL (0 - 100)
85
Ket Penilaian : 0 – 20 : Ketergantungan penuh 21 – 61 : Ketergantungan berat/sangat tergantung 62 – 90 : Ketergantungan moderat 91 – 99 : Ketergantungan ringan 100 : Mandiri
Dari hasil penilaian Indeks Barthel yaitu menilai tentang Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari, di dapatkan hasil 85 itu artinya Tn. Umemiliki tingkat ketergantungan moderat.
O. STATUS KOGNITIF / AFEKTIF 1. Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) Tanggal : Senin, 17 Desember 2012 Nama Paasien : Tn. U Jenis Kelamin : LAKI LAKI
Pendidikan : SD Suku : Jawa Pertanyaan : Benar Salah
Nomor Pertanyaan
Jawaban
√
1
Tanggal berapa hari ini ?
18 Desember 2012
√
2
Hari apa sekarang ?
Selasa
√
3
Apa nama tempat ini ?
Rumah
√
4
Dimana alamat anda ?
Arjowinangun
√
5
Berapa umur anda ?
65 tahun
√
6
Kapan anda lahir ?
1947
√
7
Siapa presiden Indonesia ?
SBY
8
Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?
Tidak tau
√
9
Siapa nama ibu anda ?
Kamsiyah
√
10
Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, secara menurun
17, 14, 11, 8, 5,
√
JUMLAH Benar : 9 Salah : 1 Interpretasi : Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat
Dari hasil Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) di dapatkan hasil 9 benar dan 1 salah ini menunjukkan bahwah fungsi intelektual Tn. Umasih Utuh.
2. MMSE (Mini Mental Status Exam) No Aspek
1
Nilai
Nilai
Kognitif
maksimal Tn.O
Orientasi
5
5
Kriteria
Menyebutkan dengan benar : Tahun : 2012 (Benar) Musim : hujan (Benar) Tanggal : 18 (Benar) Hari : selasa (Benar) Bulan : desember (Benar)
2
Orientasi
5
5
Dimana sekarang kita berada ? Negara : Indonesia (Benar) Propinsi : jawa (Benar) Kabupaten/kota : malang (Benar) Panti :Wisma:-
3
Registrasi
3
2
Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi, meja, kertas), kemudia ditanyakan kepada Tn.O, menjawab : 1. kursi 2. meja 3. kertas
4
Perhatian dan kalkulasi
5
2
Meminta Tn. Uberhitung mulai dari 100 kemudia kurangi 7 sampai 5 tingkat. Jawaban :
1. 93 2. 86 3. 79 4. 72 5. 65 5
Mengingat 3
3
Minta Tn. Uuntuk mengulangi ketiga obyek pada poin ke- 2 (tiap poin nilai 1)
6
Bahasa
7
Menanyakan pada Tn. Utentang benda (sambil menunjukan benda tersebut).
9
Minta Tn. Uuntuk mengulangi kata berkut : “ tidak ada, dan, jika, atau tetapi ) Tn. Umenjawab :tidak ada, jika dan tetapi. Minta Tn. Uuntuk mengikuti perintah berikut yang terdiri 3 langkah. 1. Ambil kertas ditangan anda 2. lipat dua 3. dan taruh dilantai Perintahkan pada Tn. Uuntuk hal berikut (bila aktifitas sesuai perintah nilai satu poin. “tutup mata anda” Perintahkan kepada Tn. Uuntuk menulis kalimat dan menyalin gambar.
Total nilai
30
24
Interpretasi hasil : 24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif 18 – 23 : gangguan kognitif sedang 0 - 17 : gangguan kognitif berat P. STATUS FUNGSI SOSIAL APGAR Keluarga : Saya puas bisa kembali pada keluarga (teman) saya Selalu : 2 untuk membantu pada waktu sesuatu menyusahkan Kadang – kadang : 1 saya (adaptasi) Tidak Pernah : 0 Saya puas dengan cara keluarga ( teman ) saya membicarakan seuatu dan mengungkapkan masalah dengan saya ( hubungan )
Selalu : 2 Kadang – kadang : 1 Tidak Pernah : 0
Saya puas bahwa keluarga teman ( saya ) menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas ( Pertumbuhan )
Selalu : 2 Kadang – kadang : 1 Tidak Pernah : 0
Saya puas dengan cara keluarga teman ( saya) mengekspresikan afek dan berespons terhadap emosi saya, seperti marah, sedih, atau mencintai. ( Afek ).
Selalu : 2
Saya puas dengan cara teman saya dan saya menyediakan waktu bersama – sama.
Selalu : 2
Kadang – kadang : 1 Tidak Pernah : 0
Kadang – kadang : 1 Tidak Pernah : 0
Nilai APGAR Keluarga : 8 yang berarti disfungsi keluarga minimal atau tidak ada
B. ANALISA DATA
NO
DATA
MASALAH
1.
DS :
Penurunan curah jantung
Tn. U mengatakan tekanan darahnya seringkali berubah-rubah secara cepat
Klien mengatakan bahwa ia memiliki penyakit hipertensi sejak tahun 2004 yang lalu
DO :
Tekanan darah : 180/100 mmHg
2. DS :
Tn. U mengatakan Intoleransi aktivitas aktivitasnya sekarang menjadi terbatas
Klien mengatakan jantungnya sakit semenjak tahun 2014, dan sampai sekarang masih menjalani
pengobatan dan kontrol secara rutin 1x/bulan.
Klien mengatakan tidak kuat lagi mengerjakan sesuatu yang berat-berat
Klien mengatakan lebih banyak diam di rumah, duduk menjaga warung atau nonton TV.
DO :
Tekanan darah 180/100 mmHg
Klien tampak kurang semangat
Minum klien dibatasi:1,5 L/hari
3. DS:
Tn.U mengatakan merasa malu dengan kedaan saat ini Harga Diri : Tn.U mengatakan merasa tidak dihormati oleh keluarganya Identitas Diri : Tn.U mengatakan kalau ia merasa bukanlah siapa
Ketidakmampuan koping keluarga
siapa lagi di keluarganya
DO : Pasiem tampak sedih dan malu saat dilihat orang Pasien terlihat kecawa akan perlakuan keluarga Pasien tampak sedih dan kecewa akan posisinya saat ini.
C. Prioritas masalah Aktual : 1. Penurunan curah jantung 2. Ketidakmampuan koping keluarga Potensial : intoleransi aktivitas D. Diagnose keperawatan 1. Penurunan curah jantung 2. Ketidakmampuan koping keluarga 3. Intoleransi aktivitas
E. Intervensi No Diagnose (SDKI) 1
Penurunan curah jantung
Tujuan & kriteria hasil (SLKI) Setelah dilakukan intervensi keperawatan 3x24 jam maka diharapkan kestabilan curah jantung teratasi
Intervensi (SIKI) SIKI label edukasi kesehatan Observasi Identifikasi kesiapan dan
2
Ketidakmampuan koping keluarga
SLKI label curah kemampuan jantung menerima informasi Palpitasi Identifikasi menurun 5 factor factor Bradikardi yang dapat menurun 5 meningkatan dan Takikardi menurunkan menurun 5 motivikasi Lelah menurun perilaku hidup 5 bersih dan sehat Edema menurun Terapeutik 5 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan Berikan kesempatan untuk bertanya Edukasi Jelaskan factor resiko yang dapat memengaruhi kesehatan Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat Ajarkan strategi yang dapat digunakan untukk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat. Setelah dilakukan SIKI Label dukungan intervensi keperawatan koping keluarga 3x24 jam diharapkan Observasi ketidakmampun koping Identifikasi keluarga teratasi respon SLKI Label emosional dukungan keluarga terhadap kondisi Menanyakan saat ini kondisi pasien
3
Intoleransi aktivitas
meningkat 5 Bekerja sama dengan anggota keluarga yang sakit dalam menentukan perawatan meningkat 5 Mencari dukungansosial bagi anggota keluarga yang sakit meningkat 5
Setelah dilakukan intervensi keperawatan 3x24jam diharapkan intoleransi aktivitas teratasi SLKI Label toleransi aktivitas Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari hari meningkat 5
Identifikasi beban prognosis secara psikologis Identifikasi kesesuaian antara harapan pasien, kelluarga, dan tenaga kesehatan Terapeutik Dengarkan masalah, perasaan dan pertanyaan keluarga Fasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dengan keluarga atau antar anggota keluarga Berikan kesempatan berkunjung bagi anggota keluaga Edukasi Informasikan kemajuan pasien secara bertahap Informasikan fasilitas perawatan kesehatan yang tersedia SIKI Label manajemen energy Observasi Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan Monitor kelelahan fisiki emosional Monitor pola
Kecepatan berjalan meningkat 5 Jarak berjalan meningkat 5 Kekuatan tubuh bagian atas meningkat 5 Kekuatan tubuh bagian bawah meningkat 5
jam tidur Monitor lokasi ketidaknyamana n selama aktifitas Terpaeutik Sediakan lingkungan nyaman rendah dan stimulus Lakukan latihan rentang gerak pasif dan aktif Berikan aktifitas distraksi yang menyenangkan Fasilitasi duduk ditempat tidur Edukasi Anjurkan tirah baring Anjurkaan melakukan aktifitas secara bertahap Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan Kolaborasi Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan.
F. Implementasi dan evaluasi N
Diagnose
Hari/t
puk
implementasi
evaluasi
o 1
Penurunan curah jantung
gl Senin 1 Oktob er 2021
ul 10.0 0 wib
mengidentifik asi factor factor yang dapat meningkatan dan menurunkan motivikasi perilaku hidup bersih dan sehat menjadwalkan kegiatan kesehatan sesuai kesepakatan mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
S:
O:
2
Ketidakmamp
11:0
Menfidentifi kasi
pasien sudah bias mener apkan perila ku hidup bersih dan sehat pasien sudah bias melak ukan kegiat an keseh atan sesuai anjura n
ttv : 140/8 5 mmH g pasien tampa k sehat nadi 85x/m enit RR 19x/m enit A : gangguan hipertensi teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan S:
uan koping keluarga
0 wib
respon emosional terhadap kondisi saat ini Mengidentifi kasi beban prognosis secara psikologis
Pasien mengatakan merindukan anaknya dan senang bisa berkomunika si kembali dengan anaknya.
Mendengark an masalah, perasaan dan Pasien pertanyaan keluarga mengatakan senang bisa Memfasilitas i menelpon pengungkap an anaknya dan perasaan (perawat mendengar menelpon antara suara mereka pasien dengan kembali. keluarga atau antar anggota keluarga Pasien anak-anak Tn. U) mengatakan anaknya tidak berkunjung bukan karena melupakanny a tapi ada urusan keluarga yang harus diselesaikan akhir-akhir ini. Pasien mengatakan anaknya menanyakan keadaannya. O: Pasien mengungkap kan keinginannya untuk segera bertemu anaknya karena sangat
merindukann ya. Pasien terlihat selalu tersenyum saat menelpon anaknya A: ketidakmamp uan koping keluarga teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa
Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I). Jakarta.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia