Askep Tinea [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KELOMPOK ASUHAN KEPERAWATAN TINEA



DISUSUN OLEH : 1. AYU WANDIRA (1811102411051) 2. ACHMAD RYANDA.S (1811102411052) 3. ADAN ARYA MANGIRIAN (1811102411053) 4. ADELIA FIRDAYANTI (1811102411054)



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN



A. Konsep Penyakit a) Pengertian Tenia adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Jamur yang berperan dalam penyakit tinea adalah dermatofita . Dermatopita merupakan sekelompok jamur miselium yang menginfeksi keratin stratum korneum, rambut, dan kuku (Chadrasoma,2006) Tinea adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya lapisan teratas pada kulit epidermis, rambut dan kuku, yang disebabkan golongan jamur dermatofia (jamur yang menyerang kulit) (Adhi Djuanda,2000) b) Macam-macam Tenia Menurut Robin Graham-Brown (2005), macam-macam tinea terbagi beberapa macam yaitu: 1. Tenia Vesikolor Tenia Vesikolor infeksi yang sering dijumpai ini disebabkan oleh pityrosporum orbicularis , yang hanya menginfeksi stratum komeum, rambut dan kuku jarang terkena. Tenia Vesikolor merupakan macula asimtomatik (daerah diskolorasi,hiperpigmentasi, pada ras kulit terang dan hipogmentasi pada ras kulit gelap). Sering dijumpai lesi multiple. 2. Tenia Pedis Penyakit ini merupakan infeksi dermatofit yang tersering, biassanya terdapat rasagatal pada daerah di sela-sela jari kaki yang berskuma, terutama diantara jari ketiga dan keempat, dan keempat dan kelima, atau pad telapak kaki. 3. Tenia Krusis Penyakit ini lebih sering terjadi pada laki&laki dan jarang terjadi pada peremp uan. Tepi eritematosa yang  berskuama pelan&pelan menjalar kebadah paha bagian dalam dan meluas kearah belakang kedaerah prinium dan bokong. 4. Tinea Korposis Tinea ini secara khas mempunyai bagian tepi yang meradang, sedangkan bagian tengahnya bersih, tetapi penampakan seperti ini relative jarang. 5. Tinea Manum Gambaran dari tinea ini biasanya pada telapak tangan terdapat lesieritematoma dengan sedikit skuama, sedangkan pada punggung tangan gaambaran peradangan lebih jelas. 6. Tinea Unguium Penyakit ini biasanya menyerang bagian tepi&tepi kuku biasanya dari bagiandistal berupa guratan&guratan kekuningan pada lempengan kuku. Kemudian semakinlama seluruh kuku menjadi makin tebal, berubah warna, dan rapuh.



7. Tinea Kapatis Tinea kapatis biasanya menyerang pada anak&anak, jarang pada orang dewasa. Hal ini kemungkinan dikarenakan perubahan kandungan asam lemak dalamsebum pada saat menjelang pubertas. c) Etiologi Penyebab tinea adalah jamur dermatofita yang merupakan kelompok jamur berfilamen, yang terbagi dalam tiga genus yaitu, Trychophyton, Mycrosporum, dan Epidermophyton.Jamur ini dapat menginfeksi jaringan kreatin manusia maupun binatang (Mansjoer Arief, 2000) d) Tanda dan Gejala Penyakit ini sering terjadi pada orang dewasa yang setiap hari harus memakai sepatu tertutup dan pada orang yang sering bekerja ditempat yang basah, mencuci,di sawah dan sebainya. Keluhan penderita bervariasi mulai dari tanpa keluhan sampai mengeluh sangat gatal dan nyeri karena terjadinya infeksi sekunder dan peradangan. Gambaran klinik ada & bentuk klinis yang sering dijumpai yaitu : 1. Bentuk intertriginosa Manifestasi klinisnya berupa maserasi, deskuamasi, dan erosi pada sela jari.Tampak $arna keputihan basah dapat terjadi fisura yang terasa nyeri bilatersentuh. Infeksi sekunder dapat menyertai fisura tersebut dan lesi dapat,eluas sampai kuku dan kulit jari. Pada kaki, lesi sering mulai dari sela III IV dan V . Bentuk klinis ini dapat berlangsung bertahun-tahun tanpa keluhansama sekali. Pada suatu ketika kelainan ini dapat disertai infeksi sekunder oleh bakteri, sehingga terjadi limfangitis, limfadenitis, selulitis, dan erysipelasyang disertai gejala-gejala umum. 2. Bentuk Vesikular akut penyakit ini ditandai terbentuknya vesikula-vesikula dan bula yang terletak agak dalam di basah kulit dan sangat gatal. Lokasi yang sering adalah telapak kaki bagian tengah dan kemudian melebar serta vesikulanya memecah. Infeksisekunder dapat memperburuk keadaan ini. 3. Bentuk moccasin footPada bentuk ini seluruh kaki dan telapak tepi sampai punggung kaki terlihatkulit menebal dan berskuama, eritema biasanya ringan terutama terlihat pada bagian tepi lesi. e) Komplikasi Komplikasi dari Tinea dapat menyebabkan infeksi bakteri sekunder. Infeksi sekunder adalah infeksi pada kulit yang muncul bersamaan dengan infeksi kulit yang sebelumnya sudah ada. Pada umumnya, infeksi sekunder disebabkan karena menggaruk luka/infeksi yang sudah terjadi sebelumnya. Penyebab utama mengapa infeksi sekunder dapat terjadi adalah bakteri stafilokokus aureus. Infeksi kulit yang dapat timbul karena infeksi sekunder ini bisa menyebabkan timbulnya komplikasi pada kulit dalam bentuk impetigo atau munculnya luka bernanah pada kulit hingga menjadi komplikasi dalam bentuk selulitis atau infeksi pada kulit yang ditandai dengan kulit bengkak dan terasa panas hingga menyebabkan kulit sulit digerakkan. f) Patofisologi Infeksi dimulai dari kolonisasi hifa, dimulai dengan kolonisasi hifa atau cabangcabangnya dalam jaringan keratin yang mati.Hifa ini menghasilkan enzim keratolitik yang berdifusi kedalam jaringan epidermis, dan menimbulkan reaksi peradangan.Pertumbuhan jamur dengan pola radial didalam stratum korneum



menyebabkan timbulnya lesi kulit, dengan batas yang jelas dan meninggi yang disebut ring wrom. (Mansjoer Arief, 2000). g) Pathway



h) Penatalaksanaan NON FARMAKOLOGI 1. Kaus kaki yang dipakai dipilih kaus yang memungkinkan ventilasi dan diganti setiap hari. 2. Kaki harus bersih 3. Hindari memakai sepatu yang tertutup, sempit, sepatu olahraga, sepatu plastic setiap hari. 4. Kaki dan sela-sela jari harus selalu dijaga 5. Sesudah mandi diberikan bedak atau antijamur FARMAKOLOGI 1. Obat Tropical Bila lesi basah, maka sebaiknya direndam dalam larutan kalium permanganat 1/5000 atau larutan asam asetat 0,25% selama 15-30 menit, 2-4 kali sehari. Atap vesikel dan bula dipechkan untuk mengurangi keluhan. Bila perdangan hebat dikombinasikan dengan antibiotic sistemik. Kalu peradangan sudah berkurang, diberikan obat topical antijamur berspektrum luas antara lain, haloprogin, klotrimazol, mikonazol, bifonazol, atau ketokonazol. 2. Obat Sistemik Biasanya tidak digunakan. Namun, bila digunakan harus dikombinasikan dengan obat-obat antijamur topikal. Obat-obat sistemik tersebut antara lain griseovulvin, ketokonazol, itrakonazol, dan terbinafin. B. Konsep Asuhan Keperawatan 1) Anamnesa a) Identitas klien Nama Usia Jenis kelamin Jenis pekerjaan Alamat Suku/bangsa agama Tingkat pendidikan, dll. Riwayat kesehatan keluarga Riwayat kesehatan dahulu Klien. b) Keluhan Utama Gatal-gatal, khususnya pada bagian sela-sela jari tangan dan kaki c) Identitas Penanggung Jawab Terdiri dari orang tua ayah dan ibu, nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan pasien d) Riwayat Kesehatan Keluarga Dalam keluarga apakah terdapat penderita penyakit menular (Tinea) 2) Pemeriksaan Fisik 1. Wajah : Simetris 2. Dada • Inspeksi bentuk dada simetris kiri dan kanan, pernafasan cepat. • Palpasi nyeri tekan • Perkusi bunyi ketok sonor • Auskultasi tidak ada suara nafas tambahan 3. Abdomen • Inspeksi : simetris kiri dan memegang perut saat nyeri • Palpasi nyeri tekan abdomen • Perkusi bunyi ketok timpany • Auskultasi bising usus kanan,



4. Ekstremitas • Kelainan gerak (-) Atrofi Otot (-) Oedema (-) • Kuku : Onikodistofi (0) Pitting Nail (-) Onikolisis (-) • Sendi : Nyeri (-) Deformitas (-) Kontraktur Jari Tangan (-) 3) Laboratorium dan Pemeriksaan Penunjang Menurut Mansjoer Arief (2000), pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan padapenderita penyakit tinea, bahan pemeriksaan berupa kerokan kulit, rambut dan kuku.terlebih dahulu tempat kelainan dibersihkan dengan alkohol 70% kemudian dilakukan : 1. Kulit berambut halus (glabrous skin ). Kelainan dikerok dengan pisau tumpul steril.Sisik kulit dikumpulkan pada gelas obyek. 2. Kulit berambut. Spesimen yang harus diambil adalah skauma, tunggul rambut dan isirambut folikel. Sampel rambut diambil dengan forsep dan skauma dikerok denganskapel tumpul. Rambut yang diambil adalah rambut yang goyah (mudah dicabut) padadaerah lesi. Pemeriksaan dengan lampu Wood dilakukan sebelum pengumpulan bahan. untuk melihat kemungkinan adanya flouresensi didaerah lesi pada kasus-kasus tineakapitis tertentu. 3. Kuku, bahan diambil dari permukaan kuku yang sakit, dipotong lalu dikerok sedalamdalamnya hingga mengenai seluruh tebal kuku. bahan dibawah kuku diambiljuga.Sediaan basah dibuat dengan meletakkan bahan diatas gelas obyek, kemudianditambah 1-2 tetes larutan KOH 20%.Tunggu 15-20 menit untuk melarutkan jaringan.Pemanasan diatas api kecil mempercepat proses pelarutan. Pada saat mulai keluar uap,pemanasan cukup. Bila terjadi penguapan, akan terbentuk kristal KOH sehingga mengganggu pembacaan. C. Analisa Data