Askep VT [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DAFTAR ISI



Kata Pengantar...........................................................................................



i



Daftar Isi.....................................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.....................................................................................



1



1.2 Rumusan Masalah................................................................................



2



1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Ventricular tachycardia (VT).................................................



3



2.2 Klasifikasi Ventricular tachycardia (VT).............................................



3



2.3 Etiologi Ventricular tachycardia (VT).................................................



5



2.4 Manifestasi Klinis Ventricular tachycardia (VT).................................



5



2.5 Patofisiologi Ventricular tachycardia (VT)..........................................



6



2.6 Pathway Ventricular tachycardia (VT)................................................



7



2.7 Pemeriksaan Ventricular tachycardia (VT)..........................................



8



2.8 Komplikasi Ventricular tachycardia (VT)...........................................



8



2.9 Penatalaksanaan Ventricular tachycardia (VT)....................................



9



BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 40 5.2 Saran..................................................................................................... 40 DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 41 i



ii



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ventricular tachycardia (VT) atau ventrikel takikardi adalah kondisi serius yang menyebabkan jantung berdetak jauh lebih cepat dari biasanya (takikardi). Pada kondisi yang normal, jantung Anda berdetak 60-80 kali per menit. Detak sebanyak ini cukup untuk menyuplai volume darah menuju paru-paru dan sirkulasi peripheral. Namun, pada kondisi VT, jantung berdetak sebanyak lebih dari 100 detak per menit, dengan setidaknya 3 detak jantung yang tidak normal berturut-turut (heart circle). Denyut jantung yang cepat tidak memungkinkan ventrikel terisi dengan darah yang cukup dan berkontraksi dengan baik untuk memompa darah secukupnya keseluruh tubuh. Jika tidak dirawat, keadaan ini dapat memburuk dan menyebabkan terjadinya fibrilasi ventrikel, yang merupakan suatu kondisi yang mengancam keselamatan jiwa sehingga terjadi kematian jantung mendadak. Studi epidemiologik jangka panjang menunjukkan bahwa pria mempunyai resiko gangguan irama ventrikel 2 – 4 kali lipat dibandingkan dengan wanita. Sementara itu, data yang lebih baru dari Abildstrom dan kawan-kawan (2012) yang melakukan studi prospektif selama 4 tahun menemukan bahwa gangguan irama ventrikel pada pria hanya 1,3 kali lebih sering daripada wanita. Percepatan detak jantung umumnya disebabkan oleh masalah pada aliran listrik atau elektrik pada jantung. Namun, tidak menutup kemungkinan terdapat masalah lain pada jantung yang dapat memicu terjadinya kondisi ini. Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan usia berapapun, pada wanita dan pria. Pada pasien dengan penyakit jantung yang berisiko tinggi terkait dengan aritimia ventrikel atau pasien muda atau paruh baya tanpa kelainan struktur jantung. Komplikasi atau masalah yang diakibatkan oleh ventrikel takikardi tergantung pada tingkat keparahannya, durasi percepatan detak jantung, seberapa sering kondisi tersebut terjadi, serta adanya masalah jantung lainnya.



1



1.2 Rumusan Masalah 1



Apa yang dimaksud Ventricular tachycardia?



2



Apa saja klasifikasi dari Ventricular tachycardia?



3



Apa etiologi dari Ventricular tachycardia?



4



Apa manifestasi klinis Ventricular tachycardia?



5



Bagaimana patofisiologi Ventricular tachycardia?



6



Bagaimana pathway Ventricular tachycardia?



7



Apa pemeriksaan penunjang pada Ventricular tachycardia?



8



Apa komplikasi komplikasi Ventricular tachycardia?



9



Bagaimana penatalaksanaan pada Ventricular tachycardia?



10 Bagaimana konsep asuhan keperawatan Ventricular tachycardia? 11 Bagaimana asuhan keperawatan pada Ventricular tachycardia?



1.3 Tujuan 1



Untuk mengetahui definisi Ventricular tachycardia



2



Untuk mengetahui klasifikasi dari Ventricular tachycardia



3



Untuk mengetahui etiologi dari Ventricular tachycardia



4



Untuk mengetahui manifestasi klinis Ventricular tachycardia



5



Untuk mengetahui patofisiologi Ventricular tachycardia



6



Untuk mengetahui pathway Ventricular tachycardia



7



Untuk mengetahui penunjang pada Ventricular tachycardia



8



Untuk mengetahui komplikasi Ventricular tachycardia



9



Untuk mengetahui penatalaksanaan pada Ventricular tachycardia



10 Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan Ventricular tachycardia 11 Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada Ventricular tachycardia



2



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Definisi Ventrikel takikardi (VT) adalah terdapat tiga atau lebih premature ventricular contraction (PVC) atau ventricular extrasystoles (VES) dengan laju lebih dari 120 kali permenit (Sudoyo, A.W. et al, 2009). Ventrikel takikardi (VT) adalah disritmia jantung yang diakibatkan oleh peningkatan iritabilitas miokard (Muttaqin, A. 2012). Ventrikel takikardi (VT) adalah denyut jantung cepat yang dimulai di ruang jantung bagian bawah (ventrikel). Konduksi listrik ventrikel berlangsung abnormal sehingga mengganggu sinyal listrik yang datang dari nodus sinoatrial, alat pacu jantung alami sehingga tidak memungkinkan cukup waktu bagi jantung untuk terisi sebelum berkontraksi, sehingga aliran darah ke seluruh tubuh terganggu. Takikardia ventrikel biasanya berhubungan dengan masalah jantung termasuk penyakit arteri koroner, kardiomiopati, prolaps katup mitral, kelainan katup jantung, dan penyakit lain seperti sarkoidosis (Kamus Kesehatan).



2.2 Klasifikasi Secara umum VT dibagi menjadi 2 yaitu : a. Monomorfik VT yang memiliki kompleks QRS yang sama pada setiap denyutan dan menandakan depolarisasi yang berulang dari tempat yang sama (Sudoyo, A.W. et al, 2009). 2009).



3



b.   Polimorfik VT yang memiliki kompleks QRS yang bervariasi (berubah) dan menunjukkan adanya urutan depolarisasi yang berubah dari beberapa tempat. Pada umumnya disebabkan oleh infark miokard. Bila VT berlangsung lebih dari 30 detik disebut sustained dan sebaliknya bila kurang dari 30 detik disebut non sustained  (Sudoyo, A.W. et al, 2012).                           



                                           Klasivikasi VT berdasarkan etiologinya :       a)  VT ideopatik : alur keluar ventrikel kanan Umumnya VT jenis  ini disebabkan oleh              proses automatisasi, trigerred   activity, dan takikardi dengan perantaraan siklik AMP yang              dirangsang oleh saraf adrenergic dan sensitive   terhadap   peningkatan   kalsium   intrasel b) VT idiopatik ventrikel kiri: istilah lain untu kVT jenis ini adalah takikardi fasikular karena adanya  proses   reentry  pada   fasikel  anterior   dan  posterior   sebagai  penyebab takikardi. c)   VT kardiomiopati dilatasi non iskemia        Bundle   branch   reentrant   VT:   VT   jenis   ini   ditemukan   pada   pasien kardiomiopati dilatasi idiopatik (noniskemia). Secara klinis, VT jenis ini berbahaya sehingga menyebabkan sinkop atau henti jantung.  Arrhytmogenic right ventricular dysplasia   (ARVD) VT yang  terdapat infiltrasi lemak dan jaringanparu pada miokard   ventrikel kanan. Karakteristiknya  adalah kompleks  QRS  denganmorfologi blok berkas. Tatalaksan jenis VT ini adalah ICD (implantable cardioverter defibrilator) yang efektif mencegah kematian jantung mendadak d)  VT ischemia disebabkan oleh penyakit jantung koroner seperti infark miokard akut (Boru, C.Y. 2011



4



2. 3  Etiologi 1 Gangguan sirkulasi koroner (iskemik miokard, infark miokard, aterosklerosis koroner, spasme arteri koroner) 2 Kardiomiopati 3 Gangguan keseimbangan elektrolit (hiper atau hipokalemia). Ion kalium menentukan potensial istirahat dari sel otot jantung. Jika terjadi perubahan kadar elektrolit, maka akan terjadi peningkatan atau perlambatan permeabilitas terhadap ion kalium. Akibatnya potensial istirahat sel otot jantung akan memendek atau memanjang dan memicu terjadinya gangguan irama jantung. Penyebab lain dari ventrikel takikardi adalah : 1



Medikasi/ obat-obatan seperti digitalis dan obat anti aritmia, obat-obat anti aritmia bekerja dengan mempengaruhi proses repolarisasi sel otot jantung. Dosis yang berlebih akan mengubah repolarisasi sel otot jantung sehingga terjadi gangguan irama jantung



2



Sarcoidosis (suatu inflamasi yang mengenai kuloit dan jaringan tubuh lainnya)



3



Perubahan postur, exercise, emosional (stress) atau stimulasi vagal



4



Respon terkait gaya hidup ( kafein, alkohol nikotin, metamfetamin/kokain)



Faktor resiko ventrikel takikardi 1



Penderita dengan penyakit jantung sebelumnya



2



Arteri koroner



3



Aterosklerosi



4



Stress (Bakta, I.M, dan Suastika, I.K. 2013).



2.4 Manifestasi 1. Jantung berdebar- debar (palpitasi) 2. Hipotensi di sebabkan sirkulasi menurun 3. Penurunan nadi yang di sebabkan oleh denyut jantung tidak memadai 4. Penurunan pernapasan 5. Pusing di sebabkan oksigenasi menurun dalam darah 6. Ketidak sadaran 5



7. Apnea 8. Nyeri dada (Muttaqin, A. 2012). 2.5 Patofisiologi Seperti telah di jelaskan bahwa ventrikel takikardi sebabkan oleh infark miokard, iskemia ,jantung koroner, pada pasien dengan ventrikel takikardi lebih banyak di sebabkan oleh arteri korener merupakan pembuluh darah yang bertugas memberi nutrisi pada jantung itu sendiri, jika terjadi infark pada arteri korener yang memperdarahi SA node di atrium menyebabkan kematian sel otot jantung menimbulkan gangguan pada repolarisasi dan depolarisasi sehingga mempengaruhi irama jantung. Dengan di lepasnya berbagai enzim intrasel dan ion kalium serta penimbunan asam laktat, maka jalur-jalur hantaran listrik jantung terganggu. Hal ini dapat menyebabkan hambatan depolarisasi atrium atau ventrikel serta timbulnya aritmia. Penurunan kontraktilitas miokard akibat kematian sel otot jantung juga dapat menstimulus pengaktifan katekolamin yang meningkatkan rangsangan sistem saraf simpatis , akibatnya akan terjadi peningkatan frekuensi jantung, peningkatan kebutuhan oksigen dan vasokontriksi. Selain itu iritabilitas myokard ventrikel juga penyebab munculnya ventrikel takikardi. Aritmia ventrikel karena gangguan automaticity biasanya tercetus pada keadaan infark miokard akut, gangguan elektrolit, gangguan   keseimbangan   asam   basa   dan   tonus adrenergic yang tinggi.   Reentri merupakan mekanisme aritmia yang biasanya disebabkan oleh IMA dan kardiomiopati dilatasi yang terbentuk akibat infark miokard yang berbatasan dengan jaringan sehat menjadi keadaan yang ideal untuk terbentuknya sirkui reentry. Bila sirkui ini sudah terbentukmaka eritmia ventrikel reentrant dapat timbul setiap saat dan menyebabkan kematian mendadak.



6



2.6 Pathway



ETIOLOGI (IMA, Iskemik miokard, jantung koroner, kardiomiopati)



↓Suplai darah ke jantung



Gangguan metabolisme di jantung



Metabolisme anaerob



Peningkatan asam laktat



Nyeri



Gangguan rasa nyaman



Kematian otot jantung



Gangguan penghantaran impuls Gangguan depolarisasi dan repolarisasi jantung



Kecepatan pengisian impuls ke ventrikel meningkat Irama jantung tidak terkontrol



Pelepasan enzim CKMB (Creatinin Kinase-MB)



Pengaktifan Sistem saraf simpatis



Frekuensi jantung meningkat



Kebutuhan O2 di jantung ↑



Penurunan curah jantung Vasokontriksi saluran napas



↓ ATP



fatique



Intoleransi aktivitas



Ketidakefektifan ventrikel untuk terisi dan berkontraksi memompa darah RR ↑ Suplai oksigen ke jaringan menurun Pola napas tidak efektif Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer 7



2.7 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dari ventrikel takikardia adalah: a)    EKG Menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi, gangguan irama jantung dan efek ketidak seimangan elektrolit dan obat jantung b)   Monitor holter Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan dimana gangguan irama jantng timbul dapat juga mengevaluasi fungsi pacu jantung c)    Rongen dada Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan disfungsi ventrikel dan katup d)   Scan pencitraan miokard Dapat menunjukkan area iskemik atau kerusakan miokard yang dapat mempengaruhi konduksi normal dinding dan kemampuan pompa e)    Elektrolit Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat menyebabkan gangguan irama jantung f)    Pemeriksaan tiroid Peningkatan atau penurunan kadar tiroid serum dapat menyebabkab atau meningkatnya gangguan irama jantung g)   Laju sedimentasi Peninggian dapat menunjukkan proses inflamasi akut atau aktif (endocarditis sebagai factor pencetus gangguan irama jantung)



8



2.8 Komplikasi a.       VF (Ventrikel Fibrilasi) b.      Gagal jantung c.       Kematian mendadak d.      Terbentuknya trombo-emboli yang dapat menyebabkan stroke dan gangguan pada pembuluh darah lainnya (Zagoto, R.R. 2012). 2.9 Penatalaksanaan 1. Farmakologi a. Amiodaron Amiodaran adalah obat anti-arrhythmic yang mempengaruhi irama detak jantung. Amiodarone digunakan untuk membantu menjaga jantung berdetak dengan normal pada orang yang memiliki gangguan irama jantung tertentu pada bilik jantungnya (bilik jantung yang lebih kecil yang membiarkan darah mengalir keluar jantung). b. Epinephrine Epinephrine adalah obat yang digunakan untuk penyuntikan pembuluh darah dalam pengobatan hipersensitivitas akut. Aksi epinephrine menyerupai pengaruh stimulasi syaraf adrenergic. c. Lidocaine Lidocaine adalah anastesi lokal jenis amide dan umumnya digunakan sebagai antiarrhythmic yang menggunakan pengaruhnya pada axon syaraf sodium channels, untuk mencegah depolarisasi 2. Non farmakologi a. RJP (resusitasi jantung paru) adalah tindakan yang di lakukan untuk mengatasi henti nafas dan henti jantung. b. Disinkronisasi kardioversi/ Defibrilasi, terapi dengan memberikan aliran listrik ke jantung pasien dengan tujuan koordinasi listrik jantung dan mekanisme pemompaan di tunjukan dengan membaiknya cardiak output, perfusi jaringan dan oksigenasi. 9



c. Intubasi endotrakeal. 3. Pencegahan a. Menjaga tingkat elektrolit yang seimbang. b. Perubahan gaya hidup, seperti berhenti merokok, menghindari konsumsi berlebihan alkohol dan penggunaan narkoba, modifikasi diet, dan olahraga, sangat penting dalam mencegah takikardia ventrikel pada pasien dengan risiko penyakit kardiovaskular. c. Penggunaan tembakau merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung berkembang, yang merupakan penyebab utama takikardia ventrikel. Pada prinsipnya, terapi bertujuan untuk : 1. Mengembalikan irama jantung yang normal (rhythm control) 2. Menurunkan frekuensi denyut jantung (rate control) Pada pasien dengan riwayat infark miokard akut dan penurunan fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi,35 %), terdapat VT yang dapat dicetuskan dan tidak dapat dihilangkan dengan menggunkan obat-obatan, maka ICD (inplantable cardioverter – defibrillator) tindakan ini mirip dengan alat pacu jantung lebih unggul dalam menurunkan mortalitas. Untuk pencegahan sekunder kematian mendadak (pasien yang berhasil diselamatkan dari aritmia fatal) pada pasien pasca IMA dengan penurunan fungsi ventrikel kiri, ICD telah terbukti lebih unggul dari pada amiodaron



10



BAB 3 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN VENTRICULAR TACHYCARDIA (VT)



1. Pengkajian a. Identitas Ventrikel takikardi dapat ditemukan pada pasien segala usia serta meningkat pada usia > 60 tahun serta paling sering di jumpai pada pasien dengan IMA (Bakta, I.M, dan Suastika, I.K. 2013) b. Keluhan Utama Keluhan utama yang biasa dirasakan oleh pasien ventricular tachycardia adalah Jantung berdebar - debar. Dalam mendapatkan  anamnesis dari  pasien yang kolaps,  penting untuk  menentukan adakah kehilangan kesadaran atau tidak (Boru, C.Y., 2011) c. Riwayat Penyakit 1) Riwayat penyakit sekarang Pasien yang mengalami ventrikel takikardi akan mengalami palpitasi, denyut jantung keras, denyut jantung berhenti, pukulan di daerah dada, dada bergetar, denyut jantung cepat, serta denyut jantung tidak teratur. Keluhan penyakit dasar seperti payah jantung yang memburuk, angina pektoris, dan lain-lain (Bakta, I.M, dan Suastika, I.K. 2014). 2) Riwayat penyakit dahulu Penderita IMA bisa terserang ventrikel takikardi (Boru, C.Y., 2011). 3) Riwayat penyakit keluarga Riwayat kematian mendadak di keluarga bisa menunjukkan adanya sindrom QT panjang atau kardiomiopati turunan (Boru, C.Y., 2011).



11



d. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum                  : kelelahan umum Sirkulasi                             : perubahan TD hipertensi atau hipotensi, nadi tidak teratur, devisit nadi,bunyi jantung irama tidak teratur, bunyi eksterna, Integritas ego                      : perasaan gugup, perasaan, terancam, cemas Makanan dan cairan           : hilang nafsu makan atau anoreksia Neurosensori                       : pusing, berdenyut, disorientasi, bingung, perubahan pupil Pemeriksaan Head to toe a) Kepala Inspkesi



: kepala simetris, kulit kepala bersih, tidak ada lesi, penyebaran rambut rata Wajah : warna kulit wajah pucat, struktur wajah simetris, tidak sembab



Palpasi



: tidak terdapat benjolan



b) Mata Inspeksi



: kelopak mata simetris, konjungtiva anemis, pupil isokor, sclera tidak ikterik



Palpasi



: tidak terdapat benjolan



c) Hidung Inspeksi



: lubang kanan dan kiri simetris, tidak ada deformitas, tidak ada secret, tidak ada edema, pernapasan cuping hidung, tidak



terdapat Palpasi



nyeri tekan : tidak ada polip, tidak ada benjolan



d) Telinga Inspeksi



: bentuk telinga kanan dan kiri simetris, telinga bersih, tidak ada abses



Palpasi



: tidak ada benjolan maupun nyeri tekan



12



e) Rongga mulut Inspeksi



: lidah bersih, tidak ada plak, tidak ada stomatitis, gigi rapi, gusi merah muda, tidak ada abses, bibir simetris, tidak ada



nyeri telan, Palpasi



tidak ada caries dentis : tidak ada benjolan maupun nyeri tekan



f) Leher Inspeksi



: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe, tidak ada kaku kuduk, tidak ada deviasi



Palpasi



: trakea teraba di tengah, tidak ada benjolan



g) Thoraks Paru Inspeksi



: bentuk dada simetris, gerakan dinding dada simetris, terdapat pernafasan dada, terdapat retraksi dinding dada



Palpasi



: tidak teraba massa/benjolan, focal fremitus teraba normal



Perkusi



: hipersonor



Auskultasi



: suara tambahan wheezing



Jantung Inspeksi



: ictus cordis tidak tampak



Palpasi



: ictus cordis teraba



Perkusi



: redup/pekak batas jantung kanan SIC kanan line parasternalis kanan (atas) SIC 3-4 kanan line parasternalis kanan



(bawah), batas



jantung kiri : SIC 2 kiri line parasternalis



kiri (atas), SIC 2 kiri



midclavikularis kiri (bawah).



Auskultasi



: ada suara tambahan S3 gallop icus cordis teraba



Perkusi



: redup/pekak, batas jantung kanan SIC kanan line parasternalis kanan



(atas) SIC 3-4 kanan line parasternalis kanan



(bawah),



batas jantung kiri : SIC 2 kiri line parasternalis kiri



(atas), SIC 2



kiri midclavikularis kiri (bawah).



Auskultasi



: paru-paru : vesikuler, wheezing



Jantung



: irregular, terdengar suara tambahan S3 gallop 13



h) Abdomen Inspeksi



: abdomen datar, tidak ada lesi di daerah abdomen, tidak terdapat



Palpasi



: tidak ada massa/nyeri tekan



Perkusi



: timpani



Auskultasi



: bissing usus normal



i) Genetalia Inspeksi



: alat kelamin bersih, haluaran urine : menurun bila curah jantung menurun berat



j)



Ekstremitas Atas



: tidak ada fraktur ataupun luka, turgor kulit sedang, lembab, akral dingin, CRT > 3 detik, nadi teraba lemah dan cepat,



gerakan Bawah



terbatas : tidak ada fraktur ataupun luka gerakan, turgor kulit sedang, lembab, akral dingin, CRT > 3 detik, gerakan terbatas



e. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dari ventrikel takikardia adalah: 1. EKG dengan gambaran sebagai berikut: 



Site of Origin : satu atau lebih fokus ektopik di ventrikel







Frekuensi



: biasanya 140-250 bpm







Irama



: biasanya reguler







Gelombang P



: tidak ada







Kompleks QRS : bentuk aneh dan ukuran sama, melebar atau > 0,12 detik







Gelombang T



: tidak ada







Kejadian



: tiga atau lebih PVC yang berjajar dalam satu baris , timbul mendadak



14



2. Enzim Jantung, yaitu : 



CKMB :  dapat dideteksi 4-6 jam pasca infark, mencapai puncaknya pada 24 jam pertama, kembali normal setelah 2-3 hari.







Troponin T : spesifik untuk kerusakan otot jantung, dapat dideteksi 3-4 jam pasca infark







LDH : dapat dideteksi 24-48 jam pasca infark, mencapai puncaknya setelah 3-6 hari, normal setelah mencapai 8-14 hari.



3. Chest x-ray : untuk menunjukan pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup 4. Drug Screen : menilai adanya keracunan obat digitalis atau quinidine 5. Elektrolit : peningkatan atau penurunan kalsium kadar kalsium dan/ atau kalsium dapat menyebabkan gangguan irama jantung 2. Diagnosa Keperawatan 1) Penurunan curah jantung b.d perubahan frekuensi, irama, dan konduksi elektrikal. 2) Pola napas tidakefektif b/d vasokontriksi saluran napas 3) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d suplai oksigen ke jaringan menurun 3. Intervensi Keperawatan No 1.



Diagnosa NOC Penurunan curah jantung SMART:



NIC Label NIC :



b.d perubahan frekuensi, Setelah dilakukan



Perawatan Jantung



irama,



1



dan



elektrikal.



konduksi tindakan keperawatan



Monitor



tanda



tanda



selama 3x24 jam



vital secara rutin



diharapkan pasien mampu 2



Monitor EKG adakah



mencapai criteria hasil



perubahan segmen ST,



sebagai berikut :



sebagai mana mestinya 3



Label NOC: 15



Catat tanda dan gejala penurunan



curah



Status Sirkulas



jantung 4



Monitor



status



Indicator:



pernafasan



terkait



1. Tekanan darah sistol



dengan adanya gejala



(5)



gagal jantung



2. Tekanan darah distol



5



(5)



Monitor sesak nafas dan kelelahan



3. Tekanan nadi (5)



6



4. Saturasi Oksigen (5) 5. Sianosis (5)



Monitor keseimbangan cairan



7



6. Capilarry refill (5)



Evaluasi



perubahan



tekanan darah 8



Pastikan aktifitas



tingkat pasien



yang



tidak



membahayakan



curah



jantung



atau



memprovokasi serangan jantung 9



Dorong



(adanya)



peningkatan



aktivitas



bertahap ketika kondisi (pasien)



sudah



distabilkan



(misalnya,



dorong aktivitas yang lebih ringan atau waktu yang



lebih



singkat



dengan waktu istirahat yang



sering



dalam



melakukan aktivitas) 10 Instruksikan tentang untuk 16



pasien pentingnya segera



melaporkan



bila



merasakan nyeri dada 11 Kolaborasi semua



dengan



staff



untuk



menyadari tujuan dan bekerja



sama



dalam



menyediakan perawatan yang konsisten Pengaturan Hemodinamik 1



Monitor curah jantung, indeks



kardiak



indeks



kerja



dan stroke



ventrikuler,



yang



sesuai. 2



Monitor efek obat



3



Tinggikan



kepala



tempat tidur 4



Tinggikan kaki tempat tidur



5



Berkolaborasi dengan dokter, sesuai indikasi.



2.



Pola napas tidakefektif SMART



Label NIC :



b/d vasokontriksi saluran Setelah dilakukan



Monitor Pernafasan



napas



1. Monitor kecepatan,



tindakan keperawatan selama 3x24 jam



irama, kedalaman dan



diharapkan pasien mampu



kesulitan bernafas



mencapai criteria hasil



2. Monitor pola nafas



sebagai berikut :



3. Berikan bantuan terapi



17



nafas jika diperlukan Label NOC : Status Pernafasan : Ventilasi Indikator : 1



Managemen Jalan Nafas 1. Monitor status



Frekuensi Pernafasan



pernafasan dan



(5)



oksigenasi



2



Irama Pernafasan (5)



3



Retraksi dinding



memaksimalkan



dada (5)



ventilasi



4 5 6



Penggunaan otot



2. Posisikan pasien untuk



3. Identifikasi kebutuhan



bantu bernafas (5)



aktual/ potensial untuk



Pernafasan cuping



memasukkan alat



hidung (5)



membuka jalan nafas



Suara nafas tambahan (5)



4. Lakukan fisioterapi dada sebagaimana mestinya 5. Posisikan untuk meringankan sesak nafas 6. Auskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinya menurun atau tidak adanya suara tambahan 7. Edukasi keluarga klien tentang keadaan klien 8. Kolaborasi dengan tim dokter data pemberian



3.



Ketidakefektifan



perfusi SMART



jaringan perifer b/d suplai Setelah dilakukan



18



obat Label NIC : Pengaturan Hemodiamik



oksigen menurun



ke



jaringan tindakan keperawatan



1. Lakukan penilaian



selama 3x24 jam



komprehensif pada



diharapkan pasien mampu



status hemodinamik



mencapai criteria hasil sebagai berikut :



2. Jelaskan tujuan keperawatan 3. Kurangi kecemasan



Label NOC :



dengan memberikan



Perfusi Jaringan :



informasi yang akurat



Perifer



dan memperbaiki setiap



1



Suhu kulit ujung kaki dan tangan (5)



2



Tekanan darah sistolik (5)



3



kesalahfahaman 4. Lakukan auskultasi pada jantung 5. Monitor dan catat



Tekanan darah



tekanan darah, denyut



distolik (5)



jantung, irama, dan



4



Edema Perifer (5)



denyut nadi



5



Muka Pucat (5)



6



Kelemahan Otot (5)



6. Monitor curah jantung, indeks kardiak, dan indeks kerja stroke ventrikuler yang sesuai 7. Monitor efek obat 8. Tinggian kepala tempat tidur 9. Tnggikan kaki tempat tidur 10.Monitor apakah adanya edema perifer distensi vena jugularis, bunyi jantung S3 dan S4 dyspnea, S4, dyspnea, penambahan berat



19



badan, dan distensi organ, terutama diparuparu dan jantung 11. Pasang kateter urine 12. Berkolaborasi dengan dokter sesuai dengan indikasi Manajemen syok jantung 1. Monitor tanda dan gejala penurunan curah jantung 2. Catat tanda dan gejala penurunan curah jantung 3. Berikan oksigen sesuai kebutuhan 4. Monitor adanya ketidakadekuatan perfusi arteri koroner (perubahan ST dalam EKG, peningkatan enzim jantung) sesuai kebutuhan 5. Tingkatan perfusi jaringan yang adekuat ( dengan resusitasi cairan dan atau fasopresor untuk memepertahankan tekanan rta rata arteri (MAP)> 60 mmHg) sesuai kebutuhan 20



BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN VENTRICULAR TACHYCARDIA (VT)



1. Pengkajian Tanggal masuk



: 26 September 2019



Jam masuk



: 07.00 WIB



Tanggal pengkajian



: 26 September 2019



No. RM



: 334678



Tempat



: HCU Melati



a. Identitas Pasien Nama



: Tn.G



Umur



: 65 th



Jenis kelamin



: Laki-laki



Status perkawinan



: Kawin



Pekerjaan



: Swasta



Pendidikan



: SD



Alamat



: Sleman Yogyakarta 21



Diagnosa Medis



: Ventrikuler Takhikardi



b. Identitas Penanggung Jawab Nama



: Ny.K



Usia



: 35 tahun



Pekerjaan



: Swasta



Pendidikan



: SMA



Alamat



: Sleman Yogyakarta



Hub dengan pasien



: Anak



c. Keluhan Utama Pasien mengatakan jantungnya berdebar-debar d. Riwayat Penyakit 



Riwayat Penyakit Sekarang Tn G (65 tahun) dibawa ke Unit Gawat Darurat RS dr, Sarjidto pada pukul 07.00 WIB dengan keluhan jatung berdebar-debar disertai sesak nafas, didapatkan hasil pengkajian sebagai berikut kesadaran compos mentis, TD : 90/60 mmHg, Suhu 36,9℃, RR 40x/m, HR 150x/m,spO2 68%, terdapat suara jantung tambahan (s3 gallop), pasien tampak kelelahan dan gelisah, akral dingin dan lembab, CRT >3 detik, nadi teraba lemah, sianosis, terdapat edema perifer pada ektremitas bawah, . Pada riwayat penyakit pasien pernah dirawat di rumah sakit yang sama dengan diagnose IMA. Setelah dilakukan tindakan EKG (Ventricular Takikardi) dan pemasangan infuse, pada pukul 08.45 WIB pasien dipindah ke ruang HCU Melati guna perawatan lebih lanjut.







Riwayat Penyakit Dahulu Alergi



: Pasien tidak mempunyai riwayat alergi



Medikasi



: Pasien pernah dirawat di RS sebelumnya dengan diagnose IMA 22







Riwayat Penyakit Keluarga Kakek pasien memiliki riwayat penyakit jantung koroner



e. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum Kesadaran



: Compos Mentis



GCS



: Eyes = 4



Verbal= 3



Motorik= 5



Status nutrisi Tinggi badan



: 165 cm



Berat badan



: 60Kg



IMT



: BB / (TB)2m = 66/ (1,70)2= 66/2,89 = 22,83 (Normal)



Tanda-tanda Vital Tekanan darah



: 90/60 mmHg



Suhu tubuh



: 36,9°C



Nadi



: 150x/m



Respirasi



: 40x/m



SPO2



: 68% (Oksigen NRM 10 lpm)



Pemeriksaan Head to toe 1) Kepala Inspkesi



: kepala simetris, kulit kepala bersih, tidak ada lesi, penyebaran rambut rata Wajah : warna kulit wajah pucat, struktur wajah simetris, tidak sembab



Palpasi



: tidak terdapat benjolan



23



2) Mata Inspeksi



: kelopak mata simetris, konjungtiva anemis, pupil isokor, sclera tidak ikterik



Palpasi



: tidak terdapat benjolan



Hidung Inspeksi



: lubang kanan dan kiri simetris, tidak ada deformitas, tidak ada secret, tidak ada edema, pernapasan cuping hidung, tidak



terdapat Palpasi



nyeri tekan : tidak ada polip, tidak ada benjolan



3) Telinga Inspeksi



: bentuk telinga kanan dan kiri simetris, telinga bersih, tidak ada abses



Palpasi



: tidak ada benjolan maupun nyeri tekan



4) Rongga mulut Inspeksi



: lidah bersih, tidak ada plak, tidak ada stomatitis, gigi rapi, gusi merah muda, tidak ada abses, bibir simetris, tidak ada



nyeri telan, Palpasi



tidak ada caries dentis : tidak ada benjolan maupun nyeri tekan



5) Leher Inspeksi



: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe, tidak ada kaku kuduk, tidak ada deviasi



Palpasi



: trakea teraba di tengah, tidak ada benjolan



6) Thoraks Paru Inspeksi



: bentuk dada simetris, gerakan dinding dada simetris, terdapat pernafasan dada, terdapat retraksi dinding dada



Palpasi



: tidak teraba massa/benjolan, focal fremitus teraba normal



Perkusi



: hipersonor



Auskultasi



: suara tambahan wheezing



Jantung Inspeksi



: ictus cordis tidak tampak 24



Palpasi



: ictus cordis teraba



Perkusi



: redup/pekak batas jantung kanan SIC kanan line parasternalis kanan (atas) SIC 3-4 kanan line parasternalis kanan



(bawah), batas



jantung kiri : SIC 2 kiri line parasternalis



kiri (atas), SIC 2 kiri



midclavikularis kiri (bawah).



Auskultasi



: ada suara tambahan S3 gallop icus cordis teraba



Perkusi



: redup/pekak, batas jantung kanan SIC kanan line parasternalis kanan



(atas) SIC 3-4 kanan line parasternalis kanan



(bawah),



batas jantung kiri : SIC 2 kiri line parasternalis kiri



(atas), SIC 2



kiri midclavikularis kiri (bawah).



Auskultasi



: paru-paru : vesikuler, wheezing



Jantung



: irregular, terdengar suara tambahan S3 gallop



7) Abdomen Inspeksi



: abdomen datar, tidak ada lesi di daerah abdomen, tidak terdapat



Palpasi



: tidak ada massa/nyeri tekan



Perkusi



: timpani



Auskultasi



: bissing usus normal (20x/m)



8) Genetalia Inspeksi



: alat kelamin bersih, terpasang DC, urine output menurun (450cc/24 jam)



9) Ekstremitas Atas



: tidak ada fraktur ataupun luka, terpasang infus NaCl 0,9% 10tpm makro dengan threeway turgor kulit sedang, lembab, akral



dingin,



CRT > 3 detik, nadi teraba lemah dan cepat,



gerakan terbatas Bawah



: tidak ada fraktur ataupun luka gerakan, turgor kulit sedang, lembab, akral dingin, CRT > 3 detik, gerakan terbatas,



edema



f. Terapi Medik 25



a) Oksigen 10 lpm (NRM) b) Infus NaCl 0,9% 10tpm makro dengan threeway di tangan kiri



g. Pemeriksaan Penunjang a. EKG No 1.



Tanggal/jam 26 september



Tempat Pengambilan RS dr, Sarjidto



2019 b. Hasil Laboratorium



Kesimpulan Ventrikuler Takikardi



Jenis Pemeriksaa



Hasil



Satuan



Nilai Normal



Kesan



n Hemoglobin Hematokrit Lukosit Trombosit Ureum Kretinin Natrium Kalium Chlorida PPT INR APTT Control



16,5 49,4 31,720 338 42,1 1,78 123 5,1 79,5 22,7 1,8 40,9 12,6



gr% % ribu/mmk ribu/mmk mg/dL mg/dL mmol/L mmol/L mmol/L Detik Detik Detik



13-16 40-54 4-11 150-400 15-39 0,60-1,30 136-145 3,5-5,1 98-107 12,3-15,3 0,90-1.10 27,9-37,0



Tinggi Normal Tinggi Normal Tinggi Tinggi Normal Normal Normal Tinggi Normal Tinggi



2. Analisa Data No 1.



Data DS : Pasien mengatakan jantungnya berdebar-debar



Etiologi perubahan



Masalah Penurunan curah



frekuensi, irama,



jantung



dan konduksi DO :



elektrikal



26







Palpitasi







Dipsnea/sesak nafas







TD : 90/60 mmHg







Nadi : 150x/m







Hasil EKG : Ventrikular Takikardi







Nadi perifer teraba lemah







Warna kulit pucat







Terdengar suara tambahan S3 gallop







SPO2 68%







Urine output 450CC/24 jam



 2.



CRT > 3 detik



DS : Pasien mengatakan



Vasokontriksi



Pola napas tidak



nafasnya terasa sesak



saluran napas



efektif



wheezing DS : Pasien mengatakan



suplai oksigen ke



Ketidakefektifan



mudah lelah



jaringan menurun



perfusi jaringan



DO : 



Dipsnea







Penggunaan otot bantu pernafasan



3.







Takipnea RR 40x/m







Pernafasan cuping hidung







Retraksi dinding dada







SPO2 68%







Suara nafas tambahan



27



DO : 



Akral teraba dingin, lembab







Warna kulit pucat







Turgor kulit menurun







Edema







Nadi perifer teraba lemah







CRT > 3 detik



3. Diagnosa Keperawatan 1) Penurunan curah jantung b.d perubahan frekuensi, irama, dan konduksi elektrikal 2) Pola napas tidakefektif b/d vasokontriksi saluran napas 3) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d suplai oksigen ke jaringan menurun 4. Intervensi Keperawatan No 1.



Diagnosa NOC Penurunan curah jantung SMART:



NIC Label NIC :



b.d perubahan frekuensi, Setelah dilakukan



Perawatan Jantung



irama,



1



elektrikal



dan



konduksi tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien mampu



Monitor tanda tanda vital secara rutin



2



Monitor EKG adakah



mencapai criteria hasil



perubahan segmen ST,



sebagai berikut :



sebagai mana mestinya 3



Catat tanda dan gejala



Label NOC:



penurunan



Status Sirkulas



jantung 4



Indicator: 1. Tekanan darah sistol (5)



Monitor



status



pernafasan



terkait



dengan adanya gejala gagal jantung



28



curah



2. Tekanan darah distol



5



(5)



Monitor



sesak nafas



dan kelelahan



3. Tekanan nadi (5)



6



4. Saturasi Oksigen (5) 5. Sianosis (5)



Monitor keseimbangan cairan



7



6. Capilarry refill (5)



Evaluasi



perubahan



tekanan darah 8



Pastikan



tingkat



aktifitas pasien yang tidak



membahayakan



curah



jantung



atau



memprovokasi serangan jantung 9



Dorong



(adanya)



peningkatan



aktivitas



bertahap ketika kondisi (pasien)



sudah



distabilkan (misalnya, dorong aktivitas yang lebih ringan atau waktu yang



lebih



singkat



dengan waktu istirahat yang



sering



dalam



melakukan aktivitas) 10 Instruksikan tentang



pasien pentingnya



untuk



segera



melaporkan



bila



merasakan nyeri dada 11 Kolaborasi semua



staff



dengan untuk



menyadari tujuan dan 29



bekerja



sama



dalam



menyediakan perawatan



yang



konsisten Pengaturan Hemodinamik 1



Monitor curah jantung, indeks



kardiak



indeks



kerja



dan stroke



ventrikuler,



yang



sesuai. 2



Monitor efek obat



3



Tinggikan



kepala



tempat tidur 4



Tinggikan kaki tempat tidur



5 2.



Berkolaborasi



dengan



Pola napas tidak efektif SMART



dokter, sesuai indikasi Label NIC :



b/d vasokontriksi saluran Setelah dilakukan



Monitor Pernafasan



napas



tindakan keperawatan



1



Monitor kecepatan,



selama 3x24 jam



irama, kedalaman dan



diharapkan pasien mampu



kesulitan bernafas



mencapai criteria hasil



2



Monitor pola nafas



sebagai berikut :



3



Berikan bantuan terapi nafas jika diperlukan



Label NOC : Status Pernafasan :



Managemen Jalan Nafas



Ventilasi Indikator :



1



1. Frekuensi Pernafasan



30



Monitor status pernafasan dan



(5)



oksigenasi



2. Irama Pernafasan (5)



2



3. Retraksi dinding



memaksimalkan



dada (5) 4. Penggunaan otot



ventilasi 3



bantu bernafas (5)



Identifikasi kebutuhan aktual/ potensial untuk



5. Pernafasan cuping



memasukkan alat



hidung (5) 6. Suara nafas



Posisikan pasien untuk



membuka jalan nafas 4



tambahan (5)



Lakukan fisioterapi dada sebagaimana mestinya



5



Posisikan untuk meringankan sesak nafas



6



Auskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinya menurun atau tidak adanya suara tambahan



7



Edukasi keluarga klien tentang keadaan klien



8



Kolaborasi dengan tim dokter data pemberian obat



3.



Ketidakefektifan



perfusi SMART



jaringan perifer b/d suplai Setelah dilakukan suplai oksigen ke jaringan tindakan keperawatan menurun



Label NIC : Pengaturan Hemodiamik 1



Lakukan penilaian



selama 3x24 jam



komprehensif pada



diharapkan pasien mampu



status hemodinamik



mencapai criteria hasil



31



2



Jelaskan tujuan



sebagai berikut :



keperawatan 3



Kurangi kecemasan



Label NOC :



dengan memberikan



Perfusi Jaringan :



informasi yang akurat



Perifer



dan memperbaiki



1. Suhu kulit ujung kaki dan tangan (5)



setiap kesalahfahaman 4



2. Tekanan darah sistolik (5)



Lakukan auskultasi pada jantung



5



3. Tekanan darah



Monitor dan catat tekanan darah, denyut



distolik (5)



jantung, irama, dan



4. Edema Perifer (5)



denyut nadi



5. Muka Pucat (5)



6



Monitor efek obat



6. Kelemahan Otot (5)



7



Tinggian kepala tempat tidur



8



Tnggikan kaki tempat tidur



9



Monitor apakah adanya edema perifer distensi vena jugularis, bunyi jantung S3 dan S4 dyspnea, S4, dyspnea, penambahan berat badan, dan distensi organ, terutama diparu-paru dan jantung



10 Pasang kateter urine 11 Berkolaborasi dengan dokter sesuai dengan indikasi 32



Manajemen cairan dan elektrolit 1. Dapatkan riwayat dari klien dan orang terdekat yang berhubungan dengan durasi dan intensitas gejala, seperti muntah dan berkemih berlebihan 2. Pantau tanda-tanda vital klien 3. Pantai asupan dan haluaran (I&O) 4. Tingkatkan lingkungan yang nyaman, selimuti klien dengan kain tipis Perawatan Sirkulasi 1. Lakukan penilaian komprehensif sirkulasi perifer (misalnya memeriks nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna dan suhu ekstremitas) 2. Pantau status cairan termasuk asupan dan haluaran 3. Cegah duduk atau beridiri lama, 33



memakai pakaian ketat, menyilangkan tungkai yang dapat menghambat sirkulasi 4. Implementasi No. DX 1.



Hari/Tgl



Jam



26 -09-2019 09.00 WIB



Tindakan Keperawatan 1



Memberi prosedur



penjelasan tindakan



Paraf



mengenai yang



akan



dilakukan pada pasien dan keluarga 2



Memonitor tanda tanda vital pasien TD : 90/60 mmHg Suhu : 36,9 °C N : 150x/m RR : 40x/m SPO2 : 68%



3



Memonitor



EKG



:



Ventrikuler



Takikardi 4



Memantau urine output (450cc/24 jam) warna kuning pekat dan berbau



5



Mencatat tanda dan gejala penurunan curah jantung : Palpitasi Dipsnea/sesak nafas Nadi perifer teraba lemah Warna kulit pucat Terdengar suara S3 dan S4 SPO2 68% Urine output menurun () CRT > 3 detik



6



Memonitor sesak nafas pasien ( RR 34



40x/m), memberikan terapi oksigen (10 lpm) 7



Menganjurkan pasien untuk diet jantung (konsumsi makanan dengan gizi seimbang, rendah kolestrol, mengurangi konsumsi garam, hindari konsusmsi alcohol dan kafein berlebih)



8



Meninggikan tempat tidur pasien untuk



memperbaiki



efisiensi



kontraksi jantung dan menurunkan konsumsi oksigen miokardium dan kerja berlebihan 9



Memberikan lingkungan yang tenang dan nyaman



10 Menginstruksikan



pasien



tentang



pentingnya untuk segera melaporkan bila merasakan nyeri dada 11 Berkolaborasi dengan tim medis 2.



26 -09-2019 10.00 WIB



1



yang lain Memberi prosedur



penjelasan tindakan



mengenai yang



akan



dilakukan pada pasien dan keluarga 1



Memonitor status, jenis pernafasan dan oksigenisasi (Dipsnea, Penggunaan otot bantu pernafasan, Pernafasan cuping hidung, SPO2 68%)



2



Memonitor TTV TD : 90/60 mmHg Suhu : 36,9 °C



35



N : 150x/m RR : 40x/m SPO2 : 68% 3



Memastikan kepatenan jalan napas, memberikan posisi semifowler pada pasien untuk memaksimalkan ventilasi



4



Mengevaluasi pergerakan dinding dada dan auskultasi bunyinya ( pergerakan dinding dada simetris, wheezing)



5



Memberikan terapi oksigen (10 lpm)



6



Berkolaborasi dengan tim medis yang lain untuk pemberian obat



3.



26 -09-2019 11.00 WIB



1



Memberi prosedur



penjelasan tindakan



mengenai yang



akan



dilakukan pada pasien dan keluarga 2



Memonitor TTV TD : 90/60 mmHg Suhu : 36,9 °C N : 150x/m RR : 40x/m SPO2 : 68%



3



Mengkaji warna kulit, suhu, sianosis dan



nadi



perifer



(warna



kulit



sianosis, lembab, nadi perifer teraba lemah, akral dingin, terdapat edema pada ekstremitas bawah) 4



Merubah posisi pasien setiap 2 jam sekali



5



Melindungi ektremitas dari cidera 36



(memeriksa tempat tidur pasien, menghindari



lipatan



pada



sprai,



memberi pasien selimut tipis) 6



Mengedukasi pasien supaya tidak duduk atau beridiri lama, memakai pakaian ketat, menyilangkan tungkai yang dapat menghambat sirkulasi



7



Memberikan lingkungan yang tenang dan nyaman



8



Menjaga sirkulasi udara di ruangan tetap



bersih,



keluarga



dan



dan



mengedukasi



pasien



untuk



melaporkan setiap keluhan pasien kepada petugas 9



Berkolaborasi dengan tim medis yang lain untuk pemberian obat



5. Evaluasi No



No



Hari/Tgl



Jam



Evaluasi SOAP



Paraf



Dx 1



1



26-09-2019



10.00



S:



WIB



Pasien



mengatakan



detak



jantungnya mulai terkontrol O: -



TD : 90/60 mmHg



-



Suhu : 36,9 °C



-



N : 100x/m



-



RR : 26x/m



-



SPO2 : 92%



-



K/U : kelelahan



A: Masalah teratasi sebagian 37



P: 1



Memonitor TTV Memonitor EKG : Ventrikuler Takikardi



2



Mencatat tanda dan gejala penurunan curah jantung :



3



Memonitor



sesak



nafas



pasien 4



Meninggikan tempat tidur pasien untuk memperbaiki efisiensi kontraksi jantung dan menurunkan konsumsi oksigen



miokardium



dan



kerja berlebihan 5



Memberikan



lingkungan



yang tenang dan nyaman 6



Memberikan terapi oksigen (10 lpm)



7



Menginstruksikan



pasien



tentang



pentingnya



untuk



segera



melaporkan



bila



merasakan nyeri dada 8



Berkolaborasi dengan tim medis yang lain



2



2



26-09-2019



11.00



S:



WIB



Pasien



mengatakan



sesak



nafasnya mulai mereda O: -



38



TD : 90/60 mmHg



-



Suhu : 36,9 °C



-



N : 100x/m



-



RR : 26x/m



-



SPO2 : 92%



-



K/U : cukup rileks



-



Penggunaan



otot



bantu napas -



Pernapasan



cuping



hidung A: Masalah teratasi sebagian P: 1



Memberi



penjelasan



mengenai



prosedur



tindakan



yang



akan



dilakukan pada pasien dan keluarga 2



Memonitor



status,



jenis



pernafasan



dan



oksigenisasi 3



Memonitor TTV



4



Memberikan



posisi



semifowler pada pasien 5



Mengevaluasi pergerakan dinding



dada



dan



auskultasi bunyinya 6



Memberikan



terapi



oksigen (10 lpm) 7



Berkolaborasi dengan ti m medis yang lain untuk pemberian obat



39



3



3



26-09-2019



12.00



S:



WIB



O: -



TD : 90/60 mmHg



-



Suhu : 36,9 °C



-



N : 100x/m



-



RR : 26x/m



-



SPO2 : 92%



-



K/U : rileks



-



Turgor kulit sedang



-



Akral hangat



-



Nadi perifer teraba sedang



-



Warna kulit normal



A: Masalah teratasi sebagian P: 1. Memberi



penjelasan



mengenai



prosedur



tindakan



yang



akan



dilakukan pada pasien dan keluarga 2. Memonitor TTV 3. Mengkaji



warna



kulit,



suhu, sianosis dan nadi perifer



(warna



kulit



sianosis,



lembab,



nadi



perifer teraba lemah, akral dingin,



terdapat



edema



pada ekstremitas bawah) 4. Merubah



40



posisi



pasien



setiap 2 jam sekali 5. Melindungi ektremitas dari cidera (memeriksa tempat tidur pasien, menghindari lipatan



pada



memberi



pasien



sprai, selimut



tipis) 6. Mengedukasi



pasien



supaya tidak duduk atau beridiri



lama,



memakai



pakaian



ketat,



menyilangkan



tungkai



yang dapat menghambat sirkulasi 7. Memberikan



lingkungan



yang tenang dan nyaman 8. Menjaga sirkulasi udara di ruangan tetap bersih, dan mengedukasi keluarga dan pasien untuk melaporkan setiap



keluhan



pasien



kepada petugas 9. Berkolaborasi dengan tim medis yang lain untuk pemberian obat



41



BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Ventrikel takikardi (VT) adalah terdapat tiga atau lebih premature ventricular contraction (PVC) atau ventricular extrasystoles (VES) dengan laju lebih dari 120 kali permenit. Penatalaksanaan VT tergantung dari manifestasinya. Ventrikel takikardi (VT) adalah denyut jantung cepat yang dimulai di ruang jantung bagian bawah (ventrikel). Konduksi listrik ventrikel berlangsung abnormal sehingga mengganggu sinyal listrik yang datang dari nodus sinoatrial, alat pacu jantung alami sehingga tidak memungkinkan cukup waktu bagi jantung untuk terisi sebelum berkontraksi, sehingga aliran darah ke seluruh tubuh terganggu. Takikardia ventrikel biasanya berhubungan dengan masalah jantung termasuk penyakit arteri koroner, kardiomiopati, prolaps katup mitral, kelainan katup jantung, dan penyakit lain seperti sarkoidosis (Kamus Kesehatan). Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada pasien VT yaitu penurunan curah jantung, intoleran aktivitas, penurunan perfusi jaringan perifer, ansietas dan kurang pengetahuan.



4.2 Saran Semoga pembuatan makalah ini berguna bagi pembaca pada umumnya dan khusunya berguna bagi penulis dalam memberikan asuhan keperawatan pada penyakit Ventrikel takikardi (VT). Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, agar pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi. 42



DAFTAR PUSTAKA Brunner & Suddarth. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC Carpenito Linda Juall. 1995. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC. Hudak, Carolyn M. 2013. Keperawatan Kritis: pendekatan holistic. Jakarta: EGC. Marilynn E, Doengoes, 2011. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC. Price, Sylvia Anderson and Lorraine McCarty Wilson. 2006. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta: EGC. Smeltzer, Suzanne C. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC. Bakta, I.M dan Suastika, I.K. 2014. Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam. Jakarta : EGC. Muttaqin, A. 2012. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta : Salemba Medika. Sudoyo, A.W. et al. 2011. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II . Jakarta : Interna Publishing.



43



44