Aspek Perilaku [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASPEK PERILAKU DALAM AKUNTANSI “Aspek Keperilakuan Dalam Informasi Akuntansi”



Dosen Pengampu : Dr. Fitria Husnatarina, SE., M.Si, Ak, CA



Kelas : Akuntansi C Disusun Oleh : Kelompok 4 1. 2. 3. 4.



Siti Khadijah Handika Pebrianto Rendi Susanto



BCA 117 223 BCA 117 263 BCA 117 241 BCA 117 240



5. 6. 7. 8.



Bustan Kristian Deky Setiawan Rista Hayrul Nisae



UNIVERSITAS PALANGKARAYA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS AKUNTANSI 2019



BCA 117 257 BCA 117 210 BCA 117 262 BCA 117 247



KATA PENGANTAR



Atas berkat Rahmat Allah yang Maha Kuasa yang telah memberikan nikmat kepada kami sehingga kami dapat menyusun tugas kami ini yang berjudul “Akuntansi Keperilakuan Dalam Informasi Akuntansi” ini dengan baik guna melengkapi dan memenuhi tugas mata kuliah Aspek Perilaku Dalam Akuntansi. Dengan mungkin



rasa



agar



bangga



dalam



pula



penyajian



kami tugas



sajikan ini



tugas



ini



benar-benar



dengan



semaksimal



memuaskan,



cukup



memadai, mudah dipahami, dan ada manfaat. Walaupun demikian kami memaklumi bahwa tugas yang kami sajikan belum sempurna. Meski kami telah berusaha semaksimal mungkin, kami berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan akan menambah pengetahuan. Dalam penyusunan tugas ini kami berpedoman pada teori yang dipelajari dikampus. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya kepada kami dalam penyusunan tugas ini. Semoga Tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan atas segala kekurangannya kami mohon saran dan kritik yang dapat memperbaiki pembuatan tugas lainnya.



Palangka Raya, Oktober 2019



Penyusun.



DAFTAR ISI



hal. KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG ............................................................................................................ 1 1.2.RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................ 2 1.3.TUJUAN PENULISAN MAKALAH .................................................................................... 2 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.TINJAUAN UMUM ............................................................................................................... 4 2.2.AKUNTANSI KONVENSIONAL ......................................................................................... 5 2.3.AKUNTANSI SEBAGAI SUATU SISTEM INFORMASI .................................................. 6 2.4.PERKEMBANGAN SEJARAH AKUNTANSI KEPERILAKUAN .................................... 7 2.5.LANDASAN TEORI DAN PENDEKATAN AKUNTANSI KEPERILAKUAN ................ 9 BAB III PEMBAHASAN 3.1.DEFINISI AKUNTANSI........................................................................................................ 11 3.2. AKUNTANSI SEBAGAI SISTEM INFORMASI................................................................ 13 3.2.1. Akuntansi Sebagai Sitem ................................................................. 13 3.2.2. Akuntansi Adalah Informasi ...................................................................................... 14 3.2.3. Akuntansi Sebagai Sitem Informasi ........................................................................... 14 3.3. PENGANTAR AKUNTANSI KEPERILAKUAN ............................................................... 16 3.4. PENGARUH AKUNTANSI KEPERILAKUAN TERHADAP LAPORAN KEUANGAN ............................................................................................................................................... 18 BAB IV PEMBAHASAN 4.1.KESIMPULAN ....................................................................................................................... 14 4.2.SARAN ................................................................................................................................... 14



DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN



1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan akuntansi hingga saat ini telah mengalami beberapa fase. Mulai dari zaman prasejarah telah menunjukan bahwa manusia di zaman itu telah mengenal adanya hitung-menghitung meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana. Dengan semakin majunya peradapan manusia menyebabkan pentingnya pencatatan, pengihktisaran dan pelaporan sebagai bagian dari proses transaksi. Sehingga akuntansi sebagai hasil dari proses transaksi telah mengalami metamorfosis yang panjang untuk menjadi bentuk yang modern seperti saat ini. Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam pengambilan keputusan. Keterampilan matematis sekarang ini telah berperan dalam menganalisis permasalahan keuangan yang kompleks. Begitu pula dengan kemajuan dalam tehnologi komputer akuntansi yang memungkinkan informasi dapat tersedia dengan cepat. Tetapi, seberapa canggih pun prosedur akuntansi yang ada, informasi yang dapat disediakan pada dasarnya bukanlah merupakan tujuan akhir. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk untuk memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun, pemilihan dan penetapan keputusan tersebut melibatkan berbagai aspek termasuk perilaku dari para pengambil keputusan. Dengan demikian akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi akuntansi. Kesempurnaan teknis tidak pernah mampu mencegah orang untuk mengetahui bahwa tujuan jasa akuntansi bukan hanya sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas dari segala prosedur akuntansi, melainkan bergantung pada bagaimana prilaku orang-orang di dalam organisasi. Oleh karena itu, kami menyusun Makalah tentang Tinjauan Terhadap Ilmu Keprilakuan untuk memberikan gambaran mengenai dimensi akuntansi keprilakuan, lingkup dan sasaran hasil dari akuntansi keprilakuan, serta persamaan dan perbedaan antara ilmu keprilakuan dan akuntansi keprilakuan.



1.2. RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1.



Apa Definisi Akuntansi?



2.



Bagaimana Akuntansi Sebagai Sistem Informasi?



3.



Bagaimana Pengantar Akuntansi dalam Keperilakuan?



1.3. TUJUAN MASALAH Berdasarkan rumusan masalah berikut, adapun tujuan masalah adalah sebagai berikut: 1.



Mengetahui Apa itu Definisi Akuntansi



2.



Mengetahui Bagaimana Akuntansi Sebagai Sistem Informasi



3.



Mengetahui Bagaimana Akuntansi dalam Keperilakuan



BAB II LANDASAN TEORI



2.1.TINJAUAN UMUM Akuntansi merupakan suatu system untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh pemakainya untuk menghasilkan keputusan bisnis. Tujuan informasi ini adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakanyang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga melibatkan aspek-aspek keperilakuan dari pengambil keputusan. Dengan demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntasi. Akhirnya akuntansi bukanlah sesuatu yang statis, akan tetapi selalu berkembang agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya. Hal diatas menjelaskan aspek keperilakuan dari pihak pelaksana/penyusun informasi akuntansi dan pihak pemakai akuntasi. Pihak pelaksana/penyusun informasi akuntasi adalah seorang atau kumpulan orangyang mengoperasikan system informasi akuntasi dari awal sampai terwujudnya laporan keuangan. Sedangkan pihak pemakai laporan keunagan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu : (1) pemakai internal (internal user); (2) pemakai eksternal (external user). Yang dimaksud dengan pihak internal adalah organisasi yang memiliki garis dan staf personel, yang memandang laporan akuntansi sebagai landasan yang melibatkan pendanaan, penginvestasian dan pengambilan keputusan operasional. Sedangkan pemakai ekternal meliputi sejumlah kelompok pemegang saham, kreditor, serikat buruh, analis keuangan dan pemerintah. Pemakaian informasi akuntasi oleh pihakinternal dimaksudkan untuk melalukan serangkaian evaluasi kinerja. Sedangkan pemakaian oleh pihak eksternal dimaksudkan sama dengan pihakinternal, tetapi mereka lebih focus pada jumlah investasi yang mereka lakukan pada organisasi tersebut. Sejak tahun 1950-an, beberapa riset akuntasi mulai mencoba menghubungkan akuntasi dengan aspek perilaku yan gidmulai oleh Argyris pada tahun 1952. selain itu, binberg dan Shields (1989) mengklasifikasikan riset akuntasi keperilakuan dalam lima aliran (school), yaitu : (1) pengendalian manajemen (management control); (2) pemrosesan informasi akuntasi (accounting information



processing); (3) desain system informasi akuntasi (information system desain); (3) riset audit (audit research); (4) sosiologi organisasional (organizational sociology).



Akuntansi keperilakuan menjelaskan bagaimana perilaku manusia mempengaruhi data akuntasi dan keputusan bisnis serta bagaimana mempengaruhi keputusan bisnis dan perilaku manusia selalu dicari jawabannya. Akuntasi keperilakuan menyediakan suatu kerangkayang disusun berdasarkan teknik berikut ini : 1. Untuk memamahi dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan kinerja perusahaan. 2. Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap perencanaan strategis. 3. Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan implementasi kebijakan perusahan.



2.2. AKUNTASI KONVENSIONAL Ada banyak pengertian mengenai akuntansi, salah satunya dikemukakan oleh American Accounting



Association



(AAA).



AAA



mendefinisikan



akuntasi



sebagai



suatu



proses



pengidentifikasian, pengukuran dan pengkomunikasian informasiekonomi untuk memungkinkan pembuata pertimbangan dan keputusan berinformasi oleh pemakai informasi dan yang terkini. Dari pengertian diatas, dapat dilihat bahwa akuntasi pada dasarnya juga dirancang untuk memenuhi kebutuhan praktis. Artinya, teori akuntasi memiliki hubunganyang bersifat definitive dengan praktik akuntansi. Apabila suatu struktur akuntansi sebagai hasil rekayasa telah diterapkan dalam lingkungan tertentu, maka secara sempit, akuntansi dapat dipandang sebagai suatu proses atau kegiatanyang meliputi proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, pengklasifikasian, penguraian, penggabungan, pengikhtisaran dan penyajian data keuangan dasaryang terjadi sebagai akibat dari kegiatan operasi suatu unit organisasi, dengan cara-cara tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak berkepentingan.



Akuntasi melalui pelaporan keuangan sebagai hasil dari system informasi keuangan memiliki tujuan yaitu : 1) Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan keputusan dan pemberian kredit. 2) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dengan menunjukkan sumbersumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal dari kekayaan tersebut. 3) Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. 4) Menyediakan informasi keuangan yang data menunjukkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. 5) Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber-sumber pendanaan perusahaan. 6) Menyediakan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam memperkirakan arus kasi masuk ke dalam perusahaan.



2.2. AKUNTASI SEBAGAI SUATU SISTEM INFORMASI Manajemen, pengguna dan personel system diperlukan dalam pengembangan system. Umumnya, kelompok perancang atau tim proyek pengambangan system meliputi pemakai, analis dan wakil manajemen untuk mengidentifikasi kebutuhan pemakai system, mengembangkan spesifikasi teknis, dan mengimplementasikan system baru. Alasan mengapa keterlibatan manajemen puncak dalam pengembangan system informasi merupakan halyang penting, yaitu : 1. Pengembangan system merupakan bagian yang terintegrasi dengan perencanaan perusahaan. 2. Manajemen puncak merupakan focus utama dalam proyek pengembangan system. 3. Manajemen puncak menjamin penekanan tujuan perusahaan daripada aspek teknisnya. 4. Pemilihan system yang akan dikembangkan didasarkan pada kemungkinan manfaat yang akan diperoleh, dan manajemen puncak mampu untuk menginterprestasikan hal tersebut. 5. Keterlibatan manajemen puncak akan memberikan kegunaan dan pembuatan keputusan yang lebih baik dalam pengembangan system.



Sedangkan tingkatan keterlibatan pemakai dalam pengembangan system informasi adalah : 1. Tidak ada keterlibatan 2. Keterlibatan simbolis 3. Keterlibatan dengan pengendalian yang lemah 4. Keterlibatan dengan melakukan 5. Keterlibatan dengan pengendalian yang kuat Selain masalah system, akuntansi juga dapat dipandang sebagai suatu informasi. Informasi yang diperlukan oleh manajemen harus memiliki karakteristik seperti akurat dan tepat waktu. Tahapan-tahapan dalam pengembangan system informasi akuntasi yaitu : 1. Perencanaan dan analisis system yang meliputi formulasi dan evaluasi soslusi-solusi masalah system dan penekanannya pada tujuan keseluruhan system. 2. Perancangan system, yaitu proses memspesifikasi rincian solusi yang dipilih oleh proses analisis system. 3. Implementasi system, yaitu proses menempatkan rancangan prosedur-prosedur dan metode baru atau revisi ke dalam operasi.



2.3.PERKEMBANGAN SEJARAH AKUNTANSI KEPERILAKUAN Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama yang berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit. Studi terhadap perilaku akuntan atau perilaku dari non akuntan telah banyak dipengaruhi oleh fungsi akuntan dan laporan (Hofstede dan Kinerd, 1970). Riset akuntansi keperilakuan meliputi masalah yang berhubungan dengan: 1.



Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.



2.



Pengaruh dari fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran, karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap perilaku baik karyawan, manajer, investor, maupun Wajib Pajak.



3.



Pengaruh dari hasil fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan pengunaan pertimbangan dalam pembuatan keputusan



Pada bulan Juni 1951, Controllership Foundation of America mensponsori suatu riset untuk menyelidiki dampak anggaran terhadap manusia. Sejumlah penjelasan dan kesimpulan dari hasil riset mengenai perangkap keperilakuan pada anggaran dan pembuatan anggaran dalam banyak pemikiran masih bersifat sementara, dan oleh karena itu masih perlu disempurnakan. Paradigma riset perilaku yang dilakukan oleh Steadry (1960) dalam disertasinya telah menggali pengaruh anggaran motivasional dengan menggunakan suatu eksperimen analog. Selanjutnya disusul oleh karya Benston (1963) serta Churcil dan Cooper (1965) yang memfokuskan pada akuntansi manajerial dan pengaruh fungsi akuntansi pada perilaku. Riset-riset ini berlanjut pada tahun 1970-an dengan satu rangkaian studi oleh Mock (1969-1973), Barefield (1972), Magee dan Dickhout (1978), Benbasat dan Dexter (1979). Fokus dari studi-studi tersebut adalah pada akuntansi manajerial, namun penekanannya mengalami pergeseran dari pengaruh fungsi akuntansi ke perilaku terhadap pemrosesan informasi oleh pembuat keputusan. Studi yang mempengaruhi bidang ini dilakukan oleh Ashton (1974) dan Libby (1975), yang membantu membentuk suatu standar dalam desain eksperimental dan validitas internal untuk pertimbangan riset yang diikuti. Mulai dari tahun 1960 sampai 1980-an, jumlah artikel mengenai akuntansi keperilakuan semakin meningkat. Artikel pertama menggambarkan mengenai akuntansi keperilakuan, sementara artikel selanjutnya membahas mengenai teori dan konsep ilmu pengetahuan keperilakuan dalam kaitannya dengan akuntansi serta implikasinya bagi prinsip-prinsip akuntansi dan praktisnya. Pertumbuhan studi akuntansi keperilakuan mulai muncul dan berkembang, terutama diprakarsai oleh akademisi profesi akuntan. Penggabungan aspek-aspek perilaku pada akuntansi menunjukkan adanya pertumbuhan minat akan bidang riset ini.



2.4. LANDASAN TEORI DAN PENDEKATAN AKUNTASI KEPERILAKUAN Hidayati (2002) menjelaskan bahwa sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (behavior science), teori-teori akuntansi keperilakuan dikembangkan dari riset empiris atas perilaku manusia dalam organisasi. Dengan demikian, peranan riset dalam pengembangan ilmu itu sendiri tidak diragukan lagi. 1. Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif



Pada awal perkembangannya, desain riset dalam bidang akuntansi manajemen masih sangat sederhana, yaitu hanya memfokuskan pada masalah-masalah perhitungan harga pokok produk. Seiring dengan perkembangan teknologi produksi, permasalahan riset diperluas dengan diangkatnya topic mengenai penyusunan anggaran, akuntansi pertanggungjawaban, dan masalah harga transfer. Meskipun demikian, berbagai riset tersebut masih bersifat normatif. Pada tahun 1952 C. Argyris menerbitkan risetnya pada tahun 1952, desain riset akuntansi manajemen mengalami perkembangan yang signifikan dengan dimulainya usaha untuk menghubungkan desain system pengendalian manajemen suatu organisasi dengan perilaku manusia. Sejak saat itu, desain riset lebih bersifat deskriptif dan diharapkan lebih bisa menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi oleh para pelaku organisasi. 2. Dari Pendekatan Universal ke Pendekatan Kontijensi



Riset keperilakuan pada awalnya dirancang dengan pendekatan universal (universalistic approach), seperti riset Argyris (1952), Hopwood (1972), dan Otley (1978). Tetapi, karena pendekatan ini memiliki banyak kelemahan, maka segera muncul pendekatan lain yang selanjutnya mendapat perhatian besar dalam bidang riset, yaitu pendekatan kontinjensi (contingency approach). Berbagai riset yang menggunakan pendekatan kontinjensi dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi perancangan dan penggunaan sistem pengendalian manajemen. Secara ringkas, berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi desain system pengendalian manajemen tersebut adalah sebagai berikut: 1) Ketidakpastian (uncertainty) seperti tugas, rutinitas, repetisi, dan faktor-faktor eksternal



lainnya.



2) Teknologi dan saling ketergantungan (technology and interdependence) seperti proses



produksi, produk masal, dan lainnya. 3) Industri, perusahaan, dan unit variabel seperti kendala masuk ke dalam industri, rasio



konsentrasi, dan ukuran perusahaan. 4) Strategi kompetitif (competitive strategy) seperti penggunaan biaya rendah atau keunikan. 5) Faktor-faktor yang dapat diamati (observability factor) seperti desentralisasi, sentralisasi,



budaya organisasi dan lainnya Chenhall dan Morris meneliti tentang hubungan antara variabel kontinjensi ketidakpastian lingkungan dan ketergantungan organisasi terhadap hubungan antara struktur organisasi dan persepsi atas manfaat sistem akuntansi.



BAB III PEMBAHASAN



3.1.



DEFINISI AKUNTANSI



Akuntansi telah mengalami metamorphosis yang panjang sehingga akuntansi dapat didefinisikan dari berbagai sudut pandang. Berikut ada beberapa definisi akuntansi, yaitu : 1) Siegel dan Marconi (1989) mendefinisikan akuntansi sebagai suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu mengenai masalah keuangan perusahaan guna membantu pemakai internal dan eksternal dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. 2) Komite Terminologi AICPA (The Committee on Terminology of the American Institute of Certified Public Accountants) mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatat, penggolongan, dan pengikhtisaran transaksi serta kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, serta interpretasi dari hasil proses tersebut. 3) Accounting Principles Board (APB) System Statement No. 4 mendefinisikan akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, mengenai suatu entitas ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, sebagai dasar dalam memilih diantara beberapa alternatif. 4) Dari sudut bidang studi, akuntansi dapat diartikan sebagai seperangkat pengetahuan yang mempelajari rekayasa penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif dari suatu unit organisasi dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi. 5) American Accounting Association (AAA) mendefinisikan akuntansi sebagai suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pengomunikasian informasi ekonomi yang memungkinkan pertimbangan dan pengambilan keputusan yang didasarkan pada informasi terkini oleh pemakai informasi. Pada dasarnya, akuntansi dirancang untuk memenuhi kebutuhan praktis. Artinya, teori akuntansi memiliki hubungan yang bersifat definitif dengan praktik akuntansi. Secara sempit,



akuntansi dapat dipandang sebagai suatu proses atau kegiatan yang meliputi proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan,



pengklasifikasian, penguraian, penggabungan,



pengikhtisaran, dan penyajian data keuangan dasar yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan operasi suatu pihak yang berkepentingan. Pihak yang berkepentingan ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Pemakai Internal Pemakai internal yang berkepentingan dengan informasi akuntansi adalah organisasi yang memiliki garis staf personel, yang memandang laporan akuntansi sebagai landasan yang melibatkan pendanaan, penginvestasian, dan pengambilan keputusan operasional. 2. Pemakai Eksternal Pemakai eksternal yang berkepentingan dengan informasi akuntansi adalah sejumlah kelompok pemegang saham, kreditor, serikat buruh, analis keuangan, dan para agen pemereintah. Informasi keuangan melalui pelaporan keuangan memiliki beberapa tujuan, diantaranya : 1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan keputusan dan pemberian kredit. 2. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dengan menunjukkan sumbersumber ekonomi perusahaan. 3. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan dalam memperoleh laba. 4. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang-utangnya. 5. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber-sumber pendanaan perusahaan. 6. Menyediakan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam memperkirakan arus kas masuk ke dalam perusahaan.



3.2.AKUNTANSI SEBAGAI SISTEM INFORMASI 3.2.1. Akuntansi adalah Sistem



Sistem adalah suatu kesatuan kompleks dan dibentuk dari berbagai komponen yang saling berkaitan yang secara keseluruhan harus memiliki sasaran, input-output, dan lingkungan untuk mencapai target dasar yang ditetapkan. Menurut Chusing (1990), keterlibatan pemakai perlu dipertimbangkan bahkan pada saat perancangan sistem. Hal ini berorientasi pada pemakai sehingga dapat membantu membentuk perilaku dan pendekatan yang baik dalam pengemabngan sistem dalam konteks organisasional. Keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi adalah merupakan bagian integral dari kesuksesan suatu sistem informasi yang termuat dalam empat tahapan siklus hidup pengembangan sistem (System Development Live Cycle-SDLC), yaitu perencanaan, analisis, perancangan, implementasi, dan pasca implementasi. Untuk mengukur keterlibatan tersebut, Iwes dan Olson (1984) mengemukakan enam tingkatan keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi, yaitu : 1. Tidak ada keterlibatan, 2. Keterlibatan simbolis, 3. Keterlibatan atas saran orang lain, 4. Ketelibatan dengan pengendalian yang lemah, 5. Keterlibatan dengan melakukan, dan 6. Keterlibatan dengan pengendalian yang kuat. Hasilnya menunjukkan bahwa dua tingkatan terakhir, yaitu keterlibatan dengan melakukan dan keterlibatan dengan pengendalian yang kuat akan menghasilkan suatu sistem informasi yang lebih efektif. Efektivitas suatu sistem informasi dinyatakan dengan kepuasan pemakai. Dalam menentukan efektivitas penerimaan sistem informasi dalam suatu organisasi, dukungan manajemen puncak menjadi salah satu factor penting seperti yang dikemukakan oleh Jackson (1986), yaitu sebagai berikut : 1. Pengembangan sistem merupakan bagian yang terintegrasi dengan perencanaan perusahaan 2. Manajer puncak merupakan focus utama dalam proyek pengembangan sistem. 3. Manajemen puncak menjamin penekanan tujuan perusahaan daripada aspek teknisnya. 4. Pemilihan sistem yang akan dikembangkan didasarkan pada kemungkinan manfaat yang akan diperoleh, dan manajemen puncak mampu menginterpretasikan hal tersebut.



5. Keterlibatan manajemen puncak akan memberikan kegunaan dan pembuatan keputusan yang lebih baik dalam pengembangan sistem.



Tabel 1.1 Keterlibatan Manajemen Puncak dalam Pengembangan Sistem No.



Perencanaan Strategis



Perencanaan Sistem



1. Kandungan proses perencanaan strategis Integrasi sistem



Implementasi Pengendalian rencana implementasi



2. Kegunaan rencana



Tingkat rincian rencana proyek Keterbatasan sumber daya



3. Keterpaduan dalam rencana



Integrasi hardware



Pencapaian tujuan perencanaan



4. Pengoordinasian tindakan perencanaan Perencanaan proyek Sumber : Adaptasi dari Bhanu Raghutanan and Rghutanan, Impact of Top Management Support on Information System Planning, The Journal of Information System, Vol. 2, Musim Semi 1988.



Menurut Bodnar dan Hopwood (1995), tahapan-tahapan pengembangan sistem dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Perencanaan dan analisis sistem yang meliputi formulasi dan evaluasi solusi masalah sistem, dan penekanannya pada tujuan keseluruhan sistem. 2. Perancangan sistem, yaitu proses menspesifikasikan rincian solusi yang dipilih oleh proses analissi sistem. 3. Implementasi sistem, yaitu proses menempatkan rancangan prosedur-prosedur dan metode baru atau revisi ke dalam operasi. 3.2.2. Akuntansi adalah Informasi



Akuntansi disamakan dengan informasi dikarenakan melalui seperangkat prosedur dan teknik akuntansi, informasi menjadi lebih dapat diakses secara cepat, relevan, dan lengkap. Terkait dengan informasi akuntansi, beberapa jenis sistem informasi telah berkembang, seperti Pemrosesan Data Elektronik (Electronic Data Processing – EDP), Pemrosesan Data (Data Processing), Sistem Informasi Manajemen (Management Information System-MIS), Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System-DSS), Sistem Pakar (Expert Sistem), SIstem Informasi Eksekutif (Executif Information System-EIS), dan SIstem Informasi AKuntansi (Accounting Information System-AIS) yang merupakan bukti bahwa sistem informasi dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi yang semakin kompleks (Linda M., et al., 1988).



3.2.3. Akuntansi sebagai Sistem Informasi Sebagai suatu sistem informasi, akuntansi sering disebut sebaga “bahasa bisnis” yang dapat menyediakan dan memberikan informasi penting mengenai kegiatan ekonomi. Secara umum, bahasa dapat diartikan sebagai suatu symbol yang disusun dengan menggunakan suatu mekanisme yang telah memiliki standar baku tersendiri. Akuntansi dikatakan suatu “bahasa” karena akuntansi dapat berperan sebagai media komunikasi yang mengkomunikasikan berbagai fenomena, gejala, dan peristiwa ekonomi yang terjadi di suatu organisasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan sebagai kerangka konseptual untuk tolak ukur dalam penggunaanya menyusun laporan keuangan. Dengan demikian, sistem akuntansi dibangun di sekitar aktivitas bisnis perusahaan dengan struktur tertentu dalam organisasi, yang didesain berdasarkan prosedur untuk mengukur, mencatat, dan menyimpulkan peristiwa-peristiwa ekonomi, menyediakan pengawasan internal yang dirancang untuk mengamankan aktiva dan mempromosikan efisiensi operasional, serta mengizinkan perolehan kembali data yang relevan untuk pelaporan eksternal maupun internal.



3.3.PENGANTAR AKUNTANSI KEPERILAKUAN Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis yang bertujuan memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya langka pada



aktivitas bisnis dan ekonomi. Dalam proses pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis, aspekaspek keperilakuan dari para pengambil keputusan terlibat didalamnya. Akhirnya, akuntansi bukanlah sesuatu yang statis, tetapi akan selalu berkembang sepanjang waktu dengan perkembangan lingkungan akuntansi, agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya (Khomsiyah dan Indriantoro, 2000). Aspek keperilakuan pada akuntansi tercermin dari beberapa pihak, yaitu : 1. Pihak pelaksana/penyusun informasi akuntansi, yaitu seseorang atau kumpulan orang yang mengoperasikan sistem informasi akuntansi dari awal sampai terwujudnya laporan keuangan. 2. Pihak-pihak yang dievaluasi kinerjanya sehingga cenderung bersikap tidak fungsional sehingga motivasi dan perilaku dari pelaksanaan sistem informasi akuntansi menadi aspek penting dalam suatu sistem informasi akuntansi.



Pihak pemakai laporan keuangan, yaitu : 1. Pemakai Internal Pemakaian laporan keuangan oleh pihak eksternal dimaksudkan untuk melakukan serangkaian kegiatan evaluasi. 2. Pemakai Eksternal Pemakaian laporan keuangan oleh pihak eksternal difokuskan pada jumlah investasi yang dilakukan. Pihak eksternal dapat mempengaruhi tindakan pengambilan keputusan organisasi dan memaksa para akuntan untuk memperhatikan dan memperbaiki akuntansi agar dapat digunakan secara maksimal oleh pihak eksternal. Sejak tahun 1950-an, beberapa riset akuntansi mulai mencoba menghubungkan akuntansi dengan aspek keperilakuan, yang dimulai dari : a)



Argrys pada tahun 1952



b) Binberg dan Shields (1989), yang mengklasifikasikan riset akuntansi keperilakuan dalam lima aliran (school), yaitu : 1) Pengendalian Manajemen (management control) 2) Pemrosesan informasi akuntansi (information accounting processing) 3) Desain sistem informasi (information design system) 4) Riset audit (audit research) 5) Sosiologi organisasi (organizational sociology)



Suatu informasi akuntansi dirancang sebagai suatu dasar bagi pengambilan keputusan penting berkaitan dengan perusahaan, yang dimanfaatkan untuk membantu dalam proses perencanaan, pengoordinasian dan pengendalian yang kompleks, serta aktivitas yang saling berhubungan untuk memotivasi semua tingkatan pada perusahaan. Perkembangan akuntansi keperilakuan mengalami peningkatan dengan lahirnya sejumlah jurnal dan artike yang berkaitan dengan behavioral atau keperilakuan yang paling terpopuler salah satunya adalah Behavior Research in Accounting yang diterbitkan oleh American Accounting Association.



Pada awal perkembangannya, riset mengenai akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek akuntansi manajemen khususnya penganggaran (budgeting) yang kemudian bergeser kea rah akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi, dan audit. Riset akuntansi keperilakuan dapat membentuk kerangka dasar (framework) dan arah riset di masa yang akan datang dengan memberikan beberapa manfaat untuk beberapa tujuan berikut : 1. Memberikan gambaran state of art terhadap minat khusus dalam bidang abru yang ingin diperkenalkan, 2. Membantu dalam mengidentifikasi kesenjangan riset, 3. Untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui subbidang akuntansi, seperti audit, akuntansi manajemen, dan perpajakan. Perkembangan yang pesat dalam akuntansi keperilakuan membawa akuntansi keperilakuan menjadi suatu trobosan yang baik dalam pengukuran bisnis dan informasi yang memungkinkan para direktur eksekutif, keuangan, dan pembuatan rencana strategis lainnya untuk mengoptimalkan keputusan yang diambil guna meningkatkan kinerja perusahaan. Akuntansi keperilakuan menggunakan metodologi imu pengetahuan perilaku untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan factor manusia yang mempengaruhi suatu keputusan bisnis, serta menyediakan suatu kerangka yang disusun berdasarkan teknik berikut :



1. Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan kinerja perusahaan, 2. Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap perencanaan strategis, 3. Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan implementasi kebijakan perusahaan.



3.3.



PENGARUH AKUNTANSI KEPERILAKUAN TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN Perkembangan organisasi bisnis saat ini penuh dengan persyaratkan untuk melaporkan



informasi kepada pihak lain tentang siapa atau apa, bagaimana menjalankan organisasi, dan untuk siapa harus bertanggungjawab. Hal ini pada umumnya disebut sebagai ”persyaratan” pelaporan, meskipun beberapa diantaranya mungkin tidak dapat dipaksakan. Intisari dari proses aku ntnnsi Karena



adalah komunikasi atas informasi yang memiliki implikasi keuangan atau pengumpulan



atau



pelaporan



informasi



mengkonsumsi



manajemen. sumber



daya, biasanya hal tersebut tidak dilakukan secara suka rela kecuali pembuat informasi yakin bahwa hal ini akan mempengaruhi penerima untuk berperilaku sebagaimana yang diinginkan oleh pelapor/pembuat. Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku dalam beberapa cara, diantaranya adalah: 1) Antisipasi penggunaan informasi Persyaratan pelaporan kemungkinan besar akanmempengaruhi perilaku pembuat ketika informasi yang dilaporkan merupakandeskripsi mengenai perilaku pembuat itu sendiri, atau untuk



mana pembuat tersebutakan bertanggung jawab. Semakin informasi yang dilaporkan mencerminkan sesuatuyang



dapat



dikendalikan



oleh



pembuat,



maka



akan



semakin



besar



kemungkinan bahwa perilku pembuat akan dimodifikasi. Pembuat dapat merasa cukup pasti bahwa perubahan dalam perilaku akan mengarah pada perubahan yang diinginkan dalaminformasi



yang



dilaporkan. 2) Prediksi pengirim mengenai penggunaan informasi. Kadang kala penerima menyatakan secara jelas bagaimana mereka menginginkan pembuat laporan berperilaku, meskipun sulit untuk dicapai secara simultan seperti: laba jangka pendek yang tinggi, pertumbuhan jangka panjang, atau citra publik yang baik. Apabila pembuat laporan bertanggung jawab kepada penerima maka ia akan berperilaku dalam cara-cara yang menyenangkan mengenai



apa



yang



harus



dilaporkan,



mengenai



tindakan dan hasil yang manakah yang



penting bagi penerima. Namun ketika orang tidak merasa pasti mengenai bagaimana informasi tersebut akan digunakan,maka pembuat laporan memiliki pekerjaan sulit untuk memprediksi kapan dan bagaimana informasi tersebut akan digunakan. Kemungkinan besar akan mendasarkan pada prediksi sesuai dalam situasi yang serupa dalam pengalamannya atau bagaimana mereka akan menggunkannya jika berada pada penerima informasi tersebut. 3) Insentif/sanksi. Kekuatan



dan



sifat



dari



penerima



terhadap



pembut



laporan



adalah penentu yang penting dalam mengubah perilakunya. Semakin besar potensi yang ada



untuk



memberikan penghargaan atau sanksi semakin hati-hati pembuat laporan akan bertindak dan memastikan bahwa



informasi yang



dilaporkan dapat



diterima.



Misalnya



saja,



mahasiswa



kemungkinan besar akan mengerjakan tugasnya ketika tugas tersebut dikumpulkan dan diberi nilai dibandingkan jika tidak, meskipun manfaat pembelajaran dalam kedua kasus tersebut adalah sama. 4) Penentuan waktu. Waktu adalah faktor penting dalam menentukan apakah persyaratan pelaporan akan menyebabkan perubahan dalam perilaku pembuat laporanatau tidak. Supaya persyaratan pelaporan dapat menyebabkan perubahan perilakunya,ia harus mengetahui persyaratan tersebut sebelum ia bertindak



Sehingga jika persyaratan plaporan yang sebelumya dikenakan setelah perilaku yang dilaporkan,maka



akan



dapat diketahui pada pembuatan laporan berikutnya. 5) Pengarahan perhatian. Suatu persyaratan pelaporan dapat menyebabkan pembuat mengubah perilakunya. Hal itu kemungkinan informasi memiliki suatu cara untuk mengarahkan perhatian pada bidang-bidang yang berkaitan dengannya, yang dapatmengarah pada perubahan perilaku.



BAB IV PENUTUP



4.1.



KESIMPULAN Akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang mengkaji



hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi, serta dimensi keperilakuan dari organisasi di mana manusia dan sistem akuntansi itu berada dan diakui keberadaannya. informasi ekonomi dapat ditambah dengan tidak hanya melaporkan data-data keuangan saja, melainkan juga data-data non keuangan yang terkait dengan proses pengambilan keputusan. Berdasarkan kondisi ini, wajar jika akuntansi sebaiknya memasukkan dimensi-dimensi keperilakuan dari berbagai pihak yang terkait dengan informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi.



Akuntansi keperilakuan percaya bahwa tujuan utama laporan akuntansi adalah memengaruhi perilaku dalam rangka memotivasi dilakukannya tindakan yang diinginkan. Ilmu keperilakuan merupakan bagian dari ilmu sosial, sedangkan akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan pengetahuan keperilakuan. Akuntansi keperilakuan diterapkan dengan praktis menggunakan riset ilmu keperilakuan untuk menjelaskan dan memprediksikan perilaku manusia. Akuntansi selalu menggunakan konsep, prinsip, dan pendekatan dari disiplin ilmu lain untuk meningkatkan kegunaannya. Dalam akuntansi perilaku ini yang menjadi sorotan adalah dampak dari informasi akuntansi terhadap perilaku orang yang membaca atau menyiapkannya. Juga melihat bagaimana reaksi manusia terhadap informasi yang akuntansi yang diberikan. Dampak perilaku dari system budget terhadap prilaku, dampak system responsibility accounting terhadap oerilaku, dampak system desentralisasi ataupun sentralisasi pengambilan keputusan terhadap perilaku, dimensi perilaku dalam system pengawasan internal, beberapa pola perilaku auditor, aspek perilaku dalam proses pengambulan keputusan, factor perilaku dalam kebutuhan pengungkapan, aspek perilaku dalam akuntansi sumber daya manusia, dan sebagainya.



4.2.



SARAN Adapun saran yang diberikan penulis adalah sebagai berikut:



1.



Diperlukan observasi terkait dengan perilaku manusia dalam hubungannya dengan Akuntansi;



2.



Diperlukan riset mendalam mengenai pengaruh perilaku manusia dengan lingkungan akuntansi.



DAFTAR PUSTAKA Binberg, G. Jacob, dan Jeffrey F. Shields, 1989, "Three Decades of Behavioral Accounting Research: A Search for Order, " Behavioral Research in Accounting, Vol. 1, hal. 23-74. Jackson, I. F., 1986, "Corporate Information Management," New Jersey: Prentice-hall. Ives, B., dan Olson, M. H., 1984, "Use involvement and MIS Success: A Review of Research," Management Science, Vol. 30, hal. 386-603.



Bodnar dan Hopwood, 1995, Accounting Information Systems, Edisi ke-6, New Jersey: Prentice-Hall. Hofstede dan Kinerd, 1970, "A Strategy for Behavioral Research," The Accounting Review, Januari, hal. 38-54. Steadry, 1960, "Budgets Control and Cost Behavior," Prentice-Hall. Englewood Cliffs N.J. Benston, G., 1963, "The Role of The Firm's Accounting System for Motivation," The Accounting Review, April, hal. 374-354. Churcil, N., dan W. Cooper, 1965, "A Fields Study of Audit Internaling," The Accounting Review, Oktober, hal. 767-781. Mock , T., 1969, "Comparative Value of Information Structures," Journal of Accounting Research, Suplemen, hal. 124-159. ……………., 1973, "The Value of Budget Information," The Accounting Revief, Juli, hal. 520-534. Barefield , R., 1972, "The Effect of Aggregation on Decision Making Success: A Laboratory Study," Journal of Accounting Research, Musim Gugur, hal. 229-242. Magee, R., dan J. Dickhould, 1978, "Effects of Compensation Plans on Heuristic in Cost Variance Investigation," Journal of Accounting Research, Musim Gugur, hal. 292-314. Benbasat, I., dan A. S. Dexter, 1982. "Individual Differences in The Use of Decision Support Aids," Journal of Accounting Research, Musim Semi, hal 1-11. Ashton, A. H., 1992, "Experience and Error Frequency Knowledge as Potential Determinants of Audit Expertise," The Accounting Review 66 (April), hal. 218-239 Libby, 1975, " Accounting Ratios and Prediction of Failure: Some Behavioral Evidence," Journal of Accounting Research, Musim Semi, hal. 150-161



Hidayati, Ataina, 2002, "Perkembangan Riset Akuntansi Keperilakuan Berbagai Teori dan Pendekatan yang Melandasi," JAAI, Vol. 6 No.2, Desember. Argyris , C., 1952, "The Impact of Budgets on People," New York, The Controllership Foundation. Hopwood , Anthony, 1972, "An Empirical Study of The Role of Accounting Data in Performance Evaluation," The Accounting Review 40 (Juli), hal. 485-495. Otley , D. T., 1978, "Budget Use and Managerial Performance," Journal of Accounting Research, hal 122-149. Ikhsan, Arfan, dan Muhammad Ishak, 2005, "Akuntansi Keperilakuan," Salemba Empat.