Asuhan Critical Ill Luka Bakar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Asuhan Critical ILL



LUKA BAKAR dr. Arinda Lironika., M.Kes.



LUKA BAKAR..... • Yaitu : suatu bentuk kerusakan dan atau kehilangan jaringan disebabkan kontak dengan sumber yang memiliki suhu sangat tinggi



• suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal (fase syok) sampai fase lanjut • Luka bakar pada anak lebih berat dibanding dewasa  anak dengan luka bakar dapat berada pada kondisi sakit kritis dan berisiko mengalami gangguan nutrisi



KLASIFIKASI LUKA BAKAR..... Luka bakar dapat diklasifikasikan berdasarkan derajat dan kedalaman luka bakar sbb :



Klasifikasi luka bakar berdasarkan luas permukaan luka bakar dgn metode Lund dan Browder



Klasifikasi luka bakar berdasarkan luas permukaan luka bakar dgn metode Rule of Nine Rumus 9 atau rule of nine (Wallace) untuk orang dewasa : – Luas kepala dan leher, dada, punggung, pinggang dan bokong, ekstremitas atas kanan, ekstremitas atas kiri, paha kanan, paha kiri, tungkai dan kaki kanan, serta tungkai dan kaki kiri masing-masing 9%. – Daerah genitalia = 1%.



Rumus 9 atau rule of nine (Wallace) untuk anak : • Metode ini adalah metode yang baik dan cepat untuk menilai luka bakar menengah dan berat pada penderita yang berusia diatas 10 tahun • Tubuh dibagi menjadi area 9%



PATOFISIOLOGI..... • Pada luka bakar tejadi Stress fisiologik akibat hipermetabolisme • Respon stress dirancang untuk : – Memproduksi cukup kalori untuk memenuhi kebutuhan metabolik yg meningkat  pe  sekresi epinefrin, NE dan kortikosteroid akibat pemecahan glikogen, simpanan lemak dan protein tubuh tu otot-otot skeletal Efek luka bakar  me  kehilangan nitrogen urin, otototot yg menyusut dan kehilangan BB – Mempertahankan volume darah Respon stress  me  urine dan retensi Na-cairan  hipovolemia  pe  sekresi ADH



RESPON LOKAL • Terjadi nekrosis kulit segera setelah kontak permukaan kulit dg sumber panas • Ada 3 zona konsekutif pada luka bakar yaitu: koagulasi, stasis, dan hiperemis • Zona koagulasi  Sel mengalami nekrosis koagulasi dan tidak membaik  terjadi kehilangan jaringan yg ireversibel • Zona stasis  area konsentris yang kerusakan jaringannya lebih sedikit, ditandai dengan penurunan perfusi jaringan • Zona hiperemis  zona terluar dimana perfusi jaringan meningkat  Sel mengalami trauma minimal, dan pada sebagian besar kasus akan membaik dalam 7-10 hari



RESPON SISTEMIK • Respon metabolik tgt pada luas luka bakar, bila > 20% total permukaan tubuh maka akan terjadi respon sistemik • Terdapat dua fase yang terjadi pada penderita luka bakar, yaitu fase ebb dan fase flow • Fase ebb terjadi pada 24 jam pertama, dan fase flow berlangsung setelahnya • Pada fase ebb terjadi kondisi hipometabolisme, sementara pada fase flow terjadi peningkatan konsentrasi hormon katabolik • Kondisi hipermetabolik menyebabkan perubahan pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak



TUJUAN ‘NUTRITION SUPPORT’ 1. Memberikan energi, cairan dan nutrisi dalam jumlah cukup u/ mempertahankan fungsi vital dan homeostasis 2. Memperbaiki aktivitas sistem imun 3. Menurunkan risiko overfeeding 4. Mengganti protein yang hilang 5. Mempertahankan massa tubuh terutama lean body mass 6. Mencegah kelaparan 7. Mencegah/memperbaiki kehilangan/defisiensi gizi ttt selama periode hipermetabolisme 8. Mempercepat penyembuhan luka dan mengatasi infeksi



NUTRITION SUPPORT..... • TRM (Trigliserid Rantai Medium) dan Trigliserid terstruktur, keduanya mengandung asam lemak rantai panjang dan medium sebagai sumber energi • AARB (As. Amino Rantai Bercabang) seperti leusin, isoleusin dan valin  memenuhi energi dan me  katabolisme otot • Arginin  imunonutrisi • Minyak ikan



HAL-HAL YG PERLU DIPERHATIKAN..... 1. Kekurangan kalori protein  Ax : me kebutuhan akibat hipermetabolisme dr luka bakar, sepsis dan infeksi; buruknya aupan makan karna anoreksia, nausea atau vomitus; hilangnya protein serum mell. Kapiler yg rusak  Pmx : edema, status gizi  Lab :  serum alb, transferin atau prealbumin;  hitung limfosit; keseimbangan nitrogen (-);  HCI 2. Perubahan metabolisme KH  Ax : katabolisme  Pmx : poliuria, kehilangan otot  Lab :  gula darah, glukosuria



3. Defisiensi Vit C  Ax :  kebutuhan akibat luka bakar, buruknya asupan makan karna anoreksia  Pmx : penyembuhan luka lambat  Lab :  serum vit C 4. Defisiensi Fe  Ax : ambilan makanan yang buruk/malnutrisi; stress ulcer  Pmx : anemia, takikardi  Lab : Ht, Hb, Fe serum dan feritin, transferin serum atau TIBC 5. Defisiensi Zinc  Ax : me kehilangan Zn akibat luka bakar, me  kebutuhan Zn untuk penyembuhan luka bakar, buruknya aupan makan karna anoreksia  Pmx : hipogeusia, disgeusia,  kekuatan tegangan luka  Lab :  Zn



6. Kelebihan Kalium  Ax : kehilangan K+ dr sel yg rusak ke dlm cairan ekstraseluler akibat luka bakar (biasanya dlm 3hr pertama)  Pmx : iritabilitas, nausea, diare, lemah  Lab :  serum K 7. Defisit Cairan  Ax : pe kehilangan cairan akibat luka bakar; ambilan makanan ;  Pmx : oligouria  Lab : serum Na >150 mEq/L;  osmolalitas serum; produksi urin; hematokrit dan BUN



TERAPI GIZI MEDIS... 1. Kebutuhan cairan (resusitasi cairan) tujuan : untuk mempertahankan perfusi jaringan shg mencegah luka bakar lebih dalam – FORMULA BAXTER 24 jam pertama : 2-4 ml cairan RL x BB (kg) x %luka bakar, dgn pemberian ½ cairan pada 8 jam pertama dan sisanya diberikan dlm 16 jam selanjutnya. – FORMULA BROOKE ARMY 24 jam kedua : 0,5 ml infus koloid (plasma, dekstran) x BB (kg) x %luka bakar ditambah cairan untuk mempertahankan (sekitar 2000 ml dekstrose dlm air untuk dewasa) dan kristaloid maintenance dilanjutkan dgn 1,5 ml x BB (kg) x %luka bakar pantau produksi urin 1-1,5 ml/kg/jam



2. Kebutuhan cairan dan elektrolit harian selama respon stress



Bayi, Anak dan dewasa Bayi/anak-anak ≤ 10 kg 11-20 kg > 20 kg dewasa



Cairan (ml)



Na+ K+ (mEq/kg) (mEq/kg)



100/kg 1000 + 50/kg jika lebih dari 10 kg 1500 + 20/kg jika lebih dari 20 kg 35-55/kg



1 mEq Na+ = 23 mg dan 1 mEq K+ = 39 mg



2-4



1-3



2-3



2-3



3. Kebutuhan energi – 0-20% Luka bakar : faktor cedera 1,0-1,5 – 20-40% Luka bakar : faktor cedera 1,5-1,85 – 40-100% Luka bakar : faktor cedera 1,85-2,05 TTE = BEE x faktor aktivitas x faktor cedera BEE (♂) = 66 + (13,7xBB) + (5xTB) – (6,8xU) BEE (♀) = 665 + (9,6xBB) + (1,7xTB) – (4,7xU) BB (kg); TB(cm); U (tahun) Faktor aktivitas = 1,2 istirahat di ranjang 1,3 pasien ambulatori/aktivitas minimal



3. Kebutuhan Karbohidrat – Komposisi KH 50-60% total kalori – Pemberian glukosa scr parenteral tdk melebihi 5-7 mg/kg/menit 4. Kebutuhan protein – Pemberian protein yg direkomendasikan 23-25% total kalori – Dewasa 1gram/kgBB + (3 gram x %luas luka bakar) – Anak-anak 3 gram/kgBB + (1 gram x %luas luka bakar) 5. Kebutuhan lemak – 15-25 g/kg/hr dgn komposisi 20% atau kurang dr total kalori 6. Kebutuhan vitamin dan mineral – Vit C 500-1000 mg/hari untuk pebentukan kolagen bagi penyembuhan luka – Zin iv 6mg/hari selama stres akut; 4mg/hari IV atau 5070mg/hari p.o bila sudah stabil



JALUR PEMBERIAN NUTRITION SUPPORT 1. Cairan IV, glukosa dan elektrolit – Indikasi : mempertahankan cairan dan elektrolit pd awal setelah cedera (resusitasi cairan) – Diberikan secepatnya setelah terjadi luka bakar 2. Diet Oral – Indikasi : adanya bising usus (motilitas sal.cerna), feses yg keluar < 10ml/kg/hari dan sal. Cerna tdk tersumbat – Pemberian makan sering diawali dgn cairan jernih (spt, teh, kaldu daging, gelatin lalu ditingkatkan ke cairan lbh padat (sup krim, shakes, puding, formula cairan komersial) dan dinaikkan lg ke yg lebih padat



3. Pemberian makanan enteral (NGT/sonde) – Indikasi : makanan p.o tdk mencukupi kebutuhan, anoreksia, tidak sadar, sal.cerna masih berfungsi – Contoh pasien luka bakar yg tdk dpt makan p.o dgn cukup, koma – Stabilitas jantung dan paru sangat penting sebelum memasukan makanan enteral 4. Nutrisi Parenteral Total – Indikasi : terjadi ketidakstabilan hemodinamik, makanan yg masuk mell.enteral tdk memungkinkan untuk 7-10 hari akibat diare atau muntah, obstruksi usus; luka bakar berat atau sdah ada malnutrisi, usus tdk berfunsi dgn baik – Catatan khusus : perlu perawatan khusus untuk mencegah infeksi kateter pada pasien luka bakar



Petunjuk Pemberian Nutrisi Parenteral Total Pada Anak Dengan Luka Bakar