Asuhan Kebidanan Pada Ny e Dengan Post Op Kista Ovarium [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “E” DENGAN POST OP KISTA OVARIUM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUANG BAJI MAKASSAR TANGGAL 13 S/D 15 MEI 2014



KARYA TULIS ILMIAH



OLEH : DEVI ANDRIANI BD.1101009



YAYASAN PENDIDIKAN MURHUM PUSAT MAKASSAR AKADEMI KEBIDANAN REFORMASI MAKASSAR 2014



ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “E” DENGAN POST OP KISTA OVARIUM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUANG BAJI MAKASSAR TANGGAL 13 S/D 15 MEI 2014



KARYA TULIS ILMIAH



Diajurkan Sebagai Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Di Program Studi DIII Kebidanan Akbid Reformasi Makassar



OLEH : DEVI ANDRIANI BD.1101009



YAYASAN PENDIDIKAN MURHUM PUSAT MAKASSAR AKADEMI KEBIDANAN REFORMASI MAKASSAR 2014



HALAMAN PERSETUJUAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “E” DENGAN POST OP KISTA OVARIUM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUANG BAJI MAKASSAR TANGGAL 13 S/D 15 MEI 2014 Oleh : DEVI ANDRIANI BD. 1101009 Karya tulis ilmiah ini diterima dan disetujui, untuk di ujikan dan dipertahankan di depan Tim Penguji Karya Tulis Ilmia Program studi D III Kebidanan Akademik kebidanan Reformasi Makassar Makassar, 9 Mei 2014 Pembimbing,



Selvi Pangarean, S,ST S,KM, M,Kes. NIDN : 12 022 014 032



Mengetahui : Di Rektur AKBID REFORMASI MAKASSAR



ORVIANTI, S.ST, M.Kes NIDN.09 29106901



HALAMAN PENGESAHAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “E” DENGAN POST OP KISTA OVARIUM DI RUMAH SAKIT UMUM SAKIT UMUM DAERAH LABUANG BAJI MAKASSAR TANGGAL 13 S/D 15 MEI 2014 Yang disusun dan diajukan oleh : DEVI ANDRIAN BD. 1101009 Telah Dipertahankan Di Hadapan Penguji Pada hari



: selasa



Tanggal



: 24 juni 2014



Telah diperbaiki dan dinyatakan telah memenuhi syarat



TIM PENGUJI 1. Selvi pangarean, S.ST S,KM, M, Kes



(



)



2. Jumadin jufri, S. Kep, Ns



(



)



3. Hasni, S. ST



(



)



Disahkan oleh, Direktur Akbid Reformasi Makassar



(Orvianti, S.ST, M.Kes) NIDN : 09 29106901



PERNYATAAN KARYA TULIS ILMIAH



Dengan ini saya menyatakan bahwa Dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan sebelumnya untuk memperoleh gelar ahli madya/gelar kesarjanaan di suatu perguruan Tinggi, dan



sepaanjang pengetauan saya juga tidak



terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naska hini dan disebut dalam daftar pustaka. Apabila saya melanggar pernyataanini, maka saya dapat dituntut dan dicabut gelar ahli madya yang telahsayaperoleh.



Makassar, Juni 2014



MATERAI 6000



DEVI ANDRIANI



KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Masa Esa atas berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik. Adapun penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada progam studi Diploma III Kebidanan Akbid Reformasi Makassar. Adapun judul yang penulis ajukan sebagai berikut: Asuhan Kebidanan Pada Ny”E” Dengan post-op Kista Ovarium Di Rumah Sakit Umum Daerah labuang baji Makassar Penulis sadar sepenuhnya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dengan segala keterbatasan dengan kelemahan yang ada sebagai manusia biasa sehingga Karya Tulis Ilmiah



ini masih jauh dari



kesampurna. Oleh karena itu penulis sangat



mengharapkan masukan berupa saran dan kritikan yang bersifat membangun dari berbagai pihak yang menjadi motivasi yang tak terhingga bagi penulis. Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua ayahanda Irwan dan ibunda Siti Hajar dan semua pihak yaitu : 1. Dra. Hj. Samsia La Asa selaku ketua Yayasan Pendidikan Murhum Makassar. 2. Ibu Orvianti, S.ST, M.Kes selaku Direktur Akbid Reformasi Makassar. 3. Ibu Hasni, S.ST Pudir I selaku penguji Akbid Reformasi Makassar dan selaku penguji. 4. Ibu Tuti Asa, Amd. Keb selaku Pudir II Akbid Reformasi Makassar 5. Ibu Selvi Pangareang, SKM. S.ST. M.Kes selaku pembimbing yang besedia meluangkan



waktu dan telah memberikan bimbingan arahan sehingga



penulis dapat menyampurnakan KaryaTulis Ilimiah ini 6. Pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar yang telah memberikan izin dalam pengkajian dan pengambilan data yang penulis butuhkan.



7. Bapak JumadiJufri, S.Kep,Ns. Selaku penguji I yang besedia meluangkan waktu dan telah memberikan bimbingan arahan sehingga penulis dapat menyampurnakan KaryaTulisIlimiah ini. 8. Bapak / Ibu Dosen beserta seluruh staf D III Kebidanan Akbid Reformasi Makassar yang telah memberikan bimbingan selama proses pendidikan. 9. Terlebih khusus ny”E” sekeluarga yang telah menerima asuhan kebidanan dan telah memberikan informasi serta kerjasamanya dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini 10. Adik-adikku tersayang yang sesalalu menghibur penulis agar tetap semangat dalam menyelesaikan karya tulis ilmia ini. 11. Saudara-saudara dekat penulis yaitu : Ferni, Gunawanan, kak Hamdan, kak Kahar, kak Dendi ,serta teman special yang selalu memberi support dan motivasi serta seluruh rekan-rekan angkatan 2011 yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah member dukungan kepada penulis.



Akhirnya semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa membrikan berkat yang setimpal atas bantuan dan jasajasa semua pihak yang telah berupanya membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilimia ini. Amin.



Makassar , Juni2014



Penulis



BIODATA PENULIS



A. Identitas 1. Nama



: DEVI ANDRIANI



2. Nim



: BD. 1101009



3. Jenis Kelamin



: PEREMPUAN



4. Tempat/tanggal lahir



: BIMA 23 Agustus 1993



5. Suku/bangsa



: WERA, BIMA/ INDONESIA



6. Agama



: ISLAM



7. Alamat



: Jln, pampang02 lr 05



B. Riwayat Pendidikan 1. Tamat SD Negeri 2 Wera tahun 2005 2. Tamat SMP Negeri 2 Wera tahun 2008 3. Tamat SMA Negeri 2 Wera tahun 2011 4. Mengikuti Pendidikan Akademi Kebidanan Reformasi Makassar tahun 2011 sampai sekarang.



DAFTAR ISI



Halaman



HALAMAN SAMPUL............................................................................



i



HALAMAN JUDUL................................................................................



ii



HALAMAN PERSETUJUAN KTI........................................................



iii



HALAMAN PEGESAHAN KTI............................................................



iv



HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KTI....................................



v



KATA PENGANTAR...............................................................................



vi



BIODATA PENULIS...............................................................................



vii



DAFTAR ISI.............................................................................................



vii



DAFTAR TABEL.....................................................................................



viii



DAFTAR GAMBAR................................................................................



x



DAFTAR LAMPIRAN............................................................................



xi



BAB I



PENDAHULUAN ...................................................................



1



A. Latar Belakang ....................................................................



1



B. Ruang Lingkup permasalahan.............................................. C. Tujuan Penulisan.................................................................. D. Manfaat penulisan................................................................ E. Metode penulisan................................................................. F. Sistematik penulisan .......................................................................



3 3 5 6 7



BAB II



TINJAUAN PUSTAKA



A. Tinjauan Umum tentang kista ovarium................................ B. Proses Manajamen Asuhan Kebidanan................................ C. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan ............................... BAB III STUDI KASUS



10 27



31



A. Langkah I : Pengkajian dan Analisa Data Dasar.................



34



B. Langkah II : Identifikasi Diagnosa atau Masalah Aktual.....................................................................



49



C. Langkah III : Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial .......................................................................



51



D. Langkah IV : Tinakan Emergecny / Kolaborasi ..........................



51



E. Langkah V.: Rencana Tindakan .........................................



51



F. Langkah VI.: Pelaksanaan Asuhan Kebidanan ............................



54



G. Langkah VII:. Evaluasi Asuhan Kebidanan ..............................



55



H. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan .....................................



56



BAB IV PEMBAHASAN



BAB V



A. Pengkajian Dan Analisa Data Dasar.....................................



67



B. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual.................................



68



C. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial ............................



68



D. Tindakan Segera Dan Kolaborasi ........................................



69



E. Rencana Tindakan ...............................................................



70



F. Implementasi .......................................................................



71



G. Evaluasi ...............................................................................



71



PENUTUP A. Kesimpulan.........................................................................



73



B. Saran....................................................................................



74



DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel 2.1 Pendokumentasian alur pikir bidan....................................



Halaman 34



DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Gambar Kista Denoman Musinosa ..................................................... .........................................................................................................13 2. Gambar Kista Serosa .......................................................................... .........................................................................................................14



3. Gambar Kista Demoroid………………………………………….... . .........................................................................................................15



DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Lampiran I : Satuan Acara Penyuluhan ............................................... 2. Lampiran II : Surat izin pengambilan Data di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar ........................................................................ 3. Lampiran III : Lembaran Konsul KTI ................................................ 4. Lampiran IV : Surat Bebas Administrasi ............................................ Lampiran V : Surat Persetujian KTI



SINGKATAN KATA



1. JPS



: Jaminan Kesehatan Social.



2. G P A



: Gravida, Persalinan, Abortus.



3. KB



: Keluarga Berencana.



4. GV



: Ganti Verban.



5. USG



: Ultrasono Grafik



6. EKG



: Elektro kardografi



7. LH



: Lutelzimng Hormone



8. FSH



: Follicle Stimulatin Hormone



9. RL



: Range Lakta



10. IBI



: Ikatan Bidan Indonesia



11. WHO



: Word Health Organitation



12. GSR



: Gangguan System Reproduksi



13. ASEAN : Association Of Southeast Asia National. 14. KTI



: Karya Tulis Ilmia



15. Ny



: Nonya



16. N



: Nadi



17. S



: Suhu



18. P



: pernapasan



19. TD



: Tekanan Darah



20. AKI



: Angka Kematian Ibu



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan, fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kencacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan system reproduksi, karena hal tersebut dapat menyebabkan kematian, serta fungsi dan prosesnya juga berarti bahwa orang dapat mempunyai kehidupan seks yang memuaskan dan aman. (Taufan Nugroho. 2010, hal). Kista ovarium banyak terjadi pada wanita usia subur atau usia reprodoksi dan biasanya dapat mengecil atau hilang dengan sendirinya setelah wanita itu memasuki masa menupause, karena menurunnya aktifitas induk telur, namun kista kista perlu diwaspadai karena tanda dan gejalannya seringkali tidak disaari dann baru di terdeteksi saat seseorang memeriksakan dirinya atau konsultasi kepada dokter. (Ratnah Dewi Pudiastuti, 2010, hal. 41) Menurut Word Health Organitation (WHO). Angka kejadian kista ovarium secara umum sekitar 56.750 pertahun dan sebanyak 70% per 100.000 populasi dari seluruh angka kejadian di Negara maju. (Mustafa. 2010). Di Amerika serikat tahun 2012 diperkirakan jumlah kista ovarium yang kejadianya terdiagnosa sekitar 23,400 orang (100%), 2013 diperkirakan meninggal dunia berkisar 13.900 orang (59,400%). Angka kematian yang tinggi ini pada awalnya di sebabkan oleh penyakit yang bersifat asimtomatik dan baru menimbulkan keluhan apabilah sudah terjadi metastasis, sehingga 60-70% pasien datang pada stadium lanjut. (Haryono. 2009). Angka kejadian kista ovarium dinegara ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand tahun 2013 sebanyak 6.700 orang (39,41%) dari 17.000 penderita meninggal setiap tahunya (Boyke,2010).



Di Indonesia pada tahun 2012 angka kejadian kista ovarium belum di ketahui dengan pasti karna system pencatatan dan pelaporan yang belum akurat,sebagai gambaran dirumah sakit kangker darmis ditemukan berkisar 50 orang penderita (100%) yaitu meninggal sekitar30 (60.00%). Tahun 2013 berkisar 20 orang (40,00%). kista ovarium dimana hal ini erat hubungannya dengan wanita yang tingkat kesuburanya, rendah, atau infertilitas. (http://www.Solusi.kesehata, diakse tanggal 10 juni 2013 Berdasarkan pencatatan pelaporan dari dinas kesahatan propinsi Sulawesi selatan dari bulan januari sampi desember tahun 2012 bahwa jumlah penderita gangguan system reproduksi sebanyak 1.710%, sedangkan tahun 2013 penderita kista ovarium 52 (3,04%) penderita (BKKBN.2009) Sedangkan data yang diperoleh dari medical Record dirumah sakit labuang baji Makassar periode januari sampai desember 2012 sebanyak 22(4,84%) penderita yaitu umur 15 sampai 45 tahun, tahun 2013 sebanyak 13 orang (2,86%) penderita pada umur 65 tahun keatas. Resiko yang paling ditakuti dari kista ovarium yaitu mengalami degenerasi keganasan, disamping itu bisah mengalami torsi atau terpuntir sehingga menimbulkan nyeri akut, pendaraha atau infeksi, sehingga kista ovarium memerlukan penanganan yang professional dan multidisiplin) (Haryono.2010). Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik membahas kista ovarium dengan pendekatan manajemen kebidanan. Pada Ny”E” dengan post op Kista ovarium dirumah sakit labuang baji Makassar tanggal 13 s/d mei 2014. B. Ruang Lingkup pembahasan



Adapun ruang lingkup pembahasan Karya Tulis Ilmia ini meliputi : Manajemen Asuhan Kebiadanan pada Ny “E” Dengan Post- Op Kista Ovarium di RSUD Labuang Baji Makassar tanggal 13 s/d 15 mei 2014. C. Tujuan Pembahasan 1. Tujuan Umum Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Ny “E” Dengan Post op Kista Ovarium di Rumah sakit daerah Labuang Baji Makassar tanggal 13s/d15 mei 2014 dengan penerapan asuhan kebidan sesuai dengan kompetensi bidan 2. Tujuan Khusus a. Dapat melaksanakan pengkajian data pada Ny ”E” dengan post op kista ovarium di Rumah sakit Labuang Baji Makassar tanggal 13 dan 15 mei 2014 b. Dapat menganalisis dan menginterpretasikan data untuk diagnosa/masalah aktual pada Ny ”E” dengan post op kista ovarium di rumah sakit Labuang Baji Makassar 13 s/d 15 mei 2014 c. Dapat mengantisipasi diagnose/masalah potensial pada Ny ”E” dengan post op kista ovarium di rumah sakit Labuang Baji Makassar 13 s/d 15 mei 2014 d. Dapat melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi guna memecahkan masalah pada Ny ”E” dengan post op kista ovarium di rumah sakit Labuang Baji Makassar 13 s/d 15 mei 2014 e. Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan yang telah disusun pada Ny ”E” dengan post op kista ovarium di rumah sakit Labuang Baji Makassar tanggal 13 s/d 15 mei 2014



f.



Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan pada pada Ny ”E” dengan post op kista ovarium di rumah sakit Labuang Baji Makassar tanggal 13 s/d 15 2014



g. Dapat mendokumentasikan



semuan temuan dan tindakan dalam asuhan



kebidan telah dilaksanan pada ny”.E” dengan post op kista ovarium di rumah sakit labuang baji Makassar tanggal 13 s/d 15 2014 D. Manfaat Penulisan 1. Manfaat Praktis Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan program baik di Departemen Kesehatan maupun pihak Rumah Sakit Labuang Baji Makassar dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. program sebagai upaya pencegaha atau penanganan penyakit ovarium sejak dini. 2. Manfaat Akademikk Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dan memperkaya khasana ilmu dan pengetahuan dan bahan acuan bagi penulis selanjutnya. 3. Manfaat Institusi Sebagian bahan masuakan atau pertimbanga bagi rekan-rekan mahasiswa program DIII Kebidanan Akbid reformasih Makassar dalam pelaksanaan asuhan kebidanan. 4. Manfaat bagi penulis a. Sebagai salah satu persaratan dalam menyelesaikan ujian akhir di jenjeng pendidikan D III Kebidanan Akbid Reformasi Makassar



b. .Merupakan konstribusi pemikiran dalam proses penerapan ilmu pengetahuan yang telah di peroleh khususnya tentang Asuhan kebidana pada penderita kista ovarium. E. Metode Penulisan 1. Studi Kepustakaan Mempelajari berbagai literatur yang ada relevansinya, dengan kista ovarium antara lain: membaca buku dari berbagai sumber, mengakses data melalui internet yang mempelajari karya tulis ilmia yang ada. 2. Studi Kasus Dengan menggunakan metode pendekatan pemecahan masalah dalam asuhan kebidanan yang meliputi pengkajian. merumuskan diagnosa / masalah actual maupan potensial. Melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi, diberikan pada klien dengan kista ovarium. Untuk memperoleh data yang akurat maka penulisan menggunakan tehnik: a. Anamnese Penulis melakukan wawancara dengan klien dan keluarganya,bidan dokter diruangan ginekologi Rumah sakit labuang baji Makassar guna mendapatkan data yang diperlukan untuk memberikan asuhan kebidanan pada klien tersebut. b. Pemeriksaan fisik Pemerikasaan fisik dilakukan secara sistematis mulai dari kepala sampai kaki (head to toe) meliputi inseksi, palpasi, auskultasi, perkusi dan pemerikasaan laboratorium serta pemerikasaan diagnostis lainnya seperti



ultrasonografik(USG), elektro kardiografi (EKG) foto roentgen dan lainlain.. c. Pengkajian psikososial Pengkajian



psikososial



dilakukan



meliputi



pengkajian



status



emosional, respon terhadap kondisi yang dialami serta pola interaksi klien terhadap keluarga-petugas keehatan dan lingkungannya. 3. Studi Dokumenter Membaca dan mempelajari status kesehatan klien yang bersumber dari catatan dokter, bidan, perawat, petugas laboratorium, dan hasil pemerikasaan penunjang lainnya yang dapat memberikonstribusi dan penyelesain tulisan 4. Diskusi Mengadakan konsultasi dengan dokter , bidan dan perawat yang menangani langsung klien tersebut serta mengadakan diskusi denagn dosen pengasuh/pembimbing Karya Tulis Ilmiah ini. F. Sistematika Penulisan Adapun sistematika yang digunakan untuk menulis karya tulis ilmia ini terdiri dari: BAB I



PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Ruang lingkup penulisan C. Tujian penulisan 1. Tujuan Umum 2. Tujuan Khusus



D. Manfaat penulisan E. Metode penulisan F. Sistematika penulisan BAB II



TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umur tentang kista ovarium 1. Definisi Kista Ovarium 2. Jenis-Jenis Kista Ovarium 3. Etiologi 4. Patofisiologi 5. Gejala Klinik 6. Diagnosa 7. Prognosis 8. Komplikasi 9. Penanganan. 10. Penatalaksanaan Medik B. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan 1.Pengertian manajemen asuhan kebidanan 2.Tahap dalam manajemen asuahan kebidanan C. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)



BAB III



STUDI KASUS Langkah I pengkajian dan Analisa data dasar Langkah II merumuskan diagnosa /masalah AKtual Langhah III merumuskan diagnose/masalah potensial



Langkah IV tindakan segera /kolaborasi asuhan kebidanan Langkah V rencana tindakan asuhan kebidanan Langkah VI



pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan



Langkah VII Evaluasi hasil asuhan kebidanan BAB IV



PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas tentang kesenjangan antara teori



danpraktek



kebidanan pada Ny. “E” dengan post op kista ovarium di rumah sakit labuang bajimakassar. BAB V



PENUTUP Merupakan bab terakhir yang memuat kesimpulan hasil pelakasaan studi kasus yang dilakukan dan juga berisi saran- saran operasional untuk meningkatkan kualitas asuhan kebidanan.



DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Tinjauan Umum Tentang Kista Ovarium 1. Defenisi Kista Ovarium a. Kista berarti kantong yang berisi cairan. Kista ovarium atau kista induk telur berarti kista berisi cairan, normalnya berukuran kecil, yang terletak di induk relur atau ovarium. (Nugroho Taufan, 2010). b. Fungsi ovarium merupakan rongga tertutup berisi cairan encer, kental. Atau setenga padat yang dipalpasi epitel. (Sukmameranti, 2009). c. Kista oarium adalah tumbuhnya jaringan yang abnormal jinak berisi cairan yang kental yang berada di system reproduksi kista ovarium (Boyke,2009). 2. Jenis-Jenis Kista Ovarium a. Kista Fungsional Kista yang berbentuk dari jaringa yang berubah pada saat fungsi Normal haid, kista normal ini akan mengecil dan menghilang dengan sendiri (2-3) siklus haid. Terdapat tiga macam kista fungsional: Kista folikel dan kista korpusleutum 1) Kista folikular Folikel sebagai penyimpan, sel telur akan mengeluarkan seltelur pada saat ovulasi bilamana ada rangi rangsangan hormone LH (luteizing hormone). Pengeluaran hormone ini diatur oleh kelenjar hepofisis atau



otak. Bila manaberjalan semuanya berjalan lancer, sel telur akan di lepaskan dan mulai berjalannya kesaluran telur (tuba fallopi) untuk dibuahi kista folikuler jika tonjolan LH tidak terjadi dan reaksi rantai ovulasi, tidak mulai, sehingga folikel pecahatau melepaskan sel telur, dan bahkan folikel tumbuh terus sehingga menjadi sebuah kista. Kista folikuler biasannya tidak berbahaya, jarang menimbulkan nyeri dan sering hilang dengan sendirinya antara 2-3 siklus haid. 2) Polikistik kista Polikisti kista adalah kista ini banyak yang mengandung cairan jernih, bisah timbul di keduan ovarium kiri dan kanan, berhubungan dengan ganguan hormon dan ganguan menstruasi,. 3) Kista korpus luteum Bilamana lonjakkan LH terjadi dan sel telur dilepaskan, rantai peristiwaal lain dimulai. Folikel kemudian beraksi terhadap LH dan menghasilkan hormone Estrogen dan progesterone dalam jumlah besar persiapan untuk pembuahan. Perubahan dalam folikel ini disebut korpus leuteum. Tetepi kadangkala setelah sel telur dilepaskan. Lubang keluarnya tertutup dan jaringan-jaringan mengumpal didalamnya menyebabkan korpus leuteum membesar menjadi kista. Mesti kista ini biasanya denga sendirinya dan mendasar ovarium yang menyebabkan nyeri panggul atau perut. (Chyntian. 2009). b. Kista ovarium musinoseum. Kista ini berisi cairan berupa lender kental dan lengket. Buntuknya menyurupai ingnus tetepi sifat pelekatannya mirip kanji, Sama



seperti serosa akan membesar akibat adanya kehamilan. Oleh sebsb itu manakala kista musinosum tertatas (terdetsksi) harus segera di angkat. Penanganan kista musinosum pun harus dilakukan dengan seksama agar tidak pecah. Jika pecah, maka cairan mirip kanjiitu akan membuat perletakan antar organ-organ didalam rongga perut dan kista semakin sulitdi ambil. Gambar 2.1. Kista Denoman Musinosa



Sumber; wiknjosastro. H. 2005. Halaman 256 c. Kista serosum Kista ini berisi cairan bening (yang bentuk warnanya seperti air perasan kunyit). Apabila bersarang diinduk telur maka kista ini mudah pecah. Jenis kista ini sering berubah menjadi penyakit ganas (disebut kangker) induk telur atau kangker ovarium. Proses pembesaran kista serosum sangat dipengaruhi siklus haid. Karna saat haid terjadi penambahan jumlah cairan didalam induk telur. Akibatnya, mungkin saja tangkai kista terpuntir (torsi), yang merupakan kasu darurat karena penderita akan menglami sakit yang sangat. Secara sepintas bentuknya mirip badan kuning telur (korpus luteum), yaitu sisa sarang sel telur yang memang ada saat kehamilan dan dibutuhkanselsma kehamilan mudah.



Gambar 2.2. Kista Serosa



Sumber;wiknjosastro, 2005. Hal 356 d. Kista dermoid kista dermoid atau terutma kisti, biasanya tidak menimbulkan gejala dan merupakan tumor ovarium umilateral yang dapat berkembang menjadi ganas. Massa ini muncul diketiga lapisan germinal (ektorderm, endoderm) sehingga membentuk kulit, tulang, rambut dan gigi. Kista Dermoid biasanya di temukan saat pemeriksaan panggul ultrasonografik. Oleh karena kista Dermoid tidak mengalami pengecilan dan memiliki kesempatan 1-3 untuk berubah menjadi ganas. (Varney h .2009). Sebenarnya kista Dermoid merupakan satu terutama kistikyang jinak dengan strukturnya-strukturnya ektoderman defensiasi sempurna seperti kulit, rambut gigi dan produk glandulasebase berwarna putih, kunung menyerupai lemak Nampak lebih menonjol dari pada elemen-elemen endodermal dan mesoderm. Teori yang paling banyak dianut bahwa kista ini berasl dari sel telur mulai proses pertenoganesis. Tidak ada cirri-ciri pada



yang khas pada kista Dermoid, dinding kista kelihatan putih keabu-abuan dan agak tipis,sebagian kistik kenyal dan sebagian padat, biasanya manpak satu kista besar denga ruanganya kecil-kecildi dalamnya. Pada umumnya terdapat pada satu daerah pada dinding daerah bagian dalam yang menonjol dan padat. Kista ini mengandung elemenelemen ektodermel, mesodermal, entodermal. Maka dapat ditemukn kulit, Rambut, kelenjar sebase, gigi tulang rawan, serat otot jaringan ikat, mukosa traktus gastro intestinalis epitelsaluran pernapasan dan jaringa tyroid. Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak pada perut bagian bawah, ada kemungkinan sobek pada dinding kista denag akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritonika. (sarwono 2009. hal 361) Gambar 2.3 kista dermoid Sumber; wiknjosastra, 2005. Hal 361 e. Kista Endometriosis.



Kista ini berasal dari sel-sel selaput dalam perut yang di sebut yang disebut peritoneum, penyebabnya dapat menyebabkan dapat berupa infeksi genetalia ( alat kandungan ) yangmenahun, misalnya keputihan yang tidak ditangani sehingga kuman-kumanya masuk ke dalam rongga perut, sehingga mudah terserang penyakit, gejala kista ini sangat khas karena



berkaitan dengan haid seperti diketahui, saat haid, tidak semua darah akan tumpang dari rongga-rongga rahim keliang vagina, karena adapula yang memetcik kerongga perut, kondisi ini merangsang sel-sel sakit dan rusak yang ada di selaput perut sehingga akan memunculkan endometritis sering di sebut kangker jinak, ia akan tumbuh di seluruh lapangan perut dan secara perlahan menyebar kehampir semua organ tubuh mesalnya usus, hati, otak kulit otot rahim, tetapi ympatnya tersebar yang paling sering dalaha induk telur, induk telur yang terkena endometriosis akan membesar pada masa haid, ini adalh akibat induk telur yang membengkak tersebut, begitu darah keluar rasa sakit biasaanya akan berkurang, namun bilamana sudah terjadi perlekatan didalam rongga perut, maka sakitnya dipelintir. f.



Kista fibrioma Tumor ini paling sering ditemukan pada penderita dalam masa menopause dan sesudahnya dapat mencapai diameter sampai 30 cm, dan bentuknya dapat mencapai 20kilogram. Permukaan tidak rata, konsistensi keras,warnanya merah jambun ke abu- abuan. Fibroma ovari yang besar biasanya mempunyai tangkai dan dapat terjadi torsi. (Winjkjosastro. 2009. hal 362)



3. Etiologi Kista ovarium oleh ganguan (pembentukan) hormone pada hipotalamus, hipofisis dan ovarium.kista ovarium di bentuk bermacam sebab, Penyebab ini yang menentinya akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa kista ovarium, tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista



jenis ini terbebtuk oleh karena pertumbuha folikuler yang tidak kontrol.Folikuler adalah suatu ronnga cairan yang normal terdapat pada dalam ovarium. Pada keadaan normal folikel yang berisi sel ini akan terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan cairan yang nantinya akan menjadi kista. (Nugroho Taufan . 2010). 4. Patofisiologi Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan kegelan pembentukan salah satu hormone tersebut bisah mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon hepofisi dalam jumlah yang tepat.fungsi ovarium yang abnormal kadng menyebabkan penimbungan folikel yang terbentuk secara tidak sempura didalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pemetangan dan gagal melepaskan sel telur, Terbentuk secara tidak sempurna didalam ovarium karena itu terbentuk kista didalam ovarium. (haryono. 2009). Kista-kista ini terdiri dari folikel-folikel pra ovulasi yang telah mengalami atresia (degenerasi). Pada sindromovarium polikisti, ovarium utuh dan responsive FSH danLH tetapi tidak terjadi ovulasi, kadar FSH dibawah normal, sepsjang stadium folikular dan haid. Kadar lebih tinggi dari normal tetapi tidak memperlihakan lojokanya. LH yang terus menerus tenggi meningkat pembentukan endrigen dan astrogen oleh folikel dan kelenjar adrenal. Folikel dan ovulasi berdegenerasi dan membentuk kista. (Mustafa,2009) 5. Gejalak Klinik (Haryano,2009) Kebanyakan tumor atau kista ovarium tidak bergejala, sebagian besar gejala dari pertumbuhan, aktifitas endokrin atau komplikasi tumor, adalah :



a. Akibat pertumubah 1) Pembenjolan perut sebagian akibat adanya tumor atau kista di dalam perut bagian bawah. 2) Ganguan miski yang diakibatkan oleh penekana kandung kencing 3) Tekanan tumor yang besar menimbulkan rasa berat dalam, Perut, obstiasi, oedema tungkai, nafsumakan menurun dan sesak nafas. b. Akibat aktifitas abnormal pada umumnya tumur ovarium tidak mengubah pola haid kecuali jika tumor tersebut mengeluarkan hormone. c. Akibat komplikasi 1) Perdarahan ke dalam kista dapat mengakibatkan nyeri perut mendadak. 2) Perputaran tungkai/torsi menimbulkan nyeri abdomen mendadak. 3) Infeksi pada tumor menimbulkan gejala infeksi seperti badan



panas,



nyeri pada abdomen dan mengangau aktifitas sehari-hari. 4) Robekan dinding kista menyebabkan isi kista tumpah kedalam rongga abdomen. 5) Degenerasi keganasan, sering jumpai pada usia pendertia sebelum menarche dan diatas 45 tahu. 6. Diagnosa (winkjosastro,H,2009) Untuk mengetahui diagnose kista ovarium dilakukan dengancara : a. Anamnase b. Pemeriksaan fisik (termasuk pemeriksaan dalam rongga c. Pemeriksaan penunjang 1) Laparakopi :menentukan asal dan sifat kista



panggul)



2) Ultrasonogarafi (USG):menentukan letak, batas dan permukaantumor Memelui abdomen atau vagina. 3) foto rontgen :menentukan adanya hidrotoraks. 4) parasitensis: cairan asites dapat mencernakan kavumperitonei dengan Isi kista bila dinding kista tertusuk. 7. Prognosis Prognosis dari kista jinak sangat baik, kista jinak tersebut dapat tumbuh dijaringansias ovarium atau ovarimkontalateral. kematian disebabkan karena karsinoma ovary ganas menghubungkan dengan stadium saat, terdiagnosis pertama kali dan pasein dengan keganasan ini sering detemukan sudah dalam stadium akhir (jacoeb, 2009) 8. Komplikasi Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya kangker ovarium pada wanita diatas 40 tahun.mekanismen terjadi kangker masih belum jelas namun dianjurkan pada wanita berusia diatas 40 tahununtuk dilkukan pemeriksaan sedini mungkin terjadi kangker ovarium. Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontraseopsi oral terutama yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi.maka dari bila seseorang wanita usia subur menggunaka metode kontrasepsi ini akan kemudian mengalami keluhan pada siklus menstruasi, lebih baik segera melakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadi kangker ovarium. (jacoeb, 2009) 9. Penanganan Terapi kinta ovarium tergantung dari beberapa faktor yaitu ukuran dan jenis kista, umur dan kondisi kesehatan penderita, rencana kehamilan dimasa depan, demikian juga dengan beratnya gejala-gejala yang terjadi.



Ada dua prinsip penting dalam manajemen kista ovarium antara lain: a. Sikap wait end see Oleh karena mayorita kista adalah kista fungsional



yang akan



menyusut dengan sendirinya dalam 2-3 bulan. Semakin dini deteksinya makan semakin mudah pengobatanya. Sentunya setiap wanita selalu berharga agar induk telurnya tetap utuh atau dapat dipertahankan jika tim dokter mengambil kuputusan untuk mengangkat kista makaa kemungkinan ini menjadi ada apabila kista ditemuka dalam stadium dini. Alternatifterapi dapat berupa pemberiaan Pil KB dengan maksud menekan proses ovulasi, maka dengan sendirinya kista tidak akan tumbuh. (Haryono, 2009) b. Terapi bedah atau operasi Indikasi bedah ialah kista yang tidak menghilang dalam beberapa siklus menstruasi atau kista yang memiliki ukuran demikian besar, kista yang ditemukan pada wanita yang menupause atau ista yang menimbulkan rasa nyeri luar biasa terlebih jika timbul perdrarahan, (Boyke,2009) Tindaka operatif pada kista ini adalah pengakatan dengan reseksi (pemotongan) pada bagian ovarium yang mengandung kista, jika kista ovarium besar dan terjadi komplikasi maka dilakukan pengangkatan ovarium total. Pengangkatnan ovarium saatoprasi harus di periksaa untuk menentukan ganas atau tidak ,apabila terjadi keganasan maka ditangani sesuai dengan tindakan kangker ovarium atau biasa di sebut staiging laparatomy, (Haryono, 2009). 10. Penetalaksanaan medik a. Penanganan pra operasi



Sebelum operasi pasein dianjurkan berpuasa, laparatomia mediana inferior, ruang perut dibendung dengan kain, supaya kemungkinan peritonitislebih kecil, kandung kemih dikosongkan, memasang infuse dan menyuntik anastesi. b. Perawatan pasca bedah 1). Perawata luka insisi/pasca operasi Beberapa prinsip yang perlu diimplementasikan antara lain : a) balutan dari kamar oprasi dapat dibuka pada hari pertama pasca operasi b) klien harus mandi shower bila meningkatkan c) luka harus dikaji setelah oprasi dan kemudian setiap hari selama masa pasca oprasi sampai ibu diperbolehkan pulang /rujuk d) luka mengeluarkan eksudat cair atau tembus kepakian, pembalutan luka harus diulang sebab bila tidak kemungkinan luka terbuka. e) bila luka perlu dibalut ulang, balutan yang digunakan harus yang sesuai dan tidak lengket. f) Pembalutan dilakukan dengan tehnikaseptik. 2). Pemberian cairan. Karena selama pemberian selama 24 jam pertama penderita puasa pasca operasi, maka pemberian caira perinfus harus cukup banyak danmengandug elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi hipertermia, dehidrasi dan komplikasi pada organ-organ lainya. Cairan yang diperlukan biasanya dekstrose 5-10%, gram fisiologis dan range lakta ( RL ) secara bergantian. Jumlah teesan



tergantung pada keadaan dankebutuhan, biasanya kira-kira 20 tetes per menit. Bila kadar hemoglobin darah rendah, berikan tranfusi darah ataau packed-cell sesuia dengan kebutuhan. c. Diet Pemberian caira perinfus biasanya dihentikan setelah penderita flatus, lalau dimulai pemberian minuman dan makana peroral sebenarnya pemberian sedikit menumen sesudah boleh diberikan pada 6-10 jam pasca bedh berupa air putih air teh yang jumlahnya dapat di naikkan pada hari pertama dan kedua pasca bedah. Setelah cairan infuse dihentikan, berikan makanan bubur saring, minumn air, buah dan susu. Selanjutnya secara bertahap diperbolehkan makan bubur dan akhirnya makanan biasa. Sejak boleh minum pada hari pertama, obat-obatan sudah boleh diberikan peroral. Pemberian makanan rutin tersebut diatas akan berubah bila dijumpai kompilikasi pada saluran pencernaan seperti adanya kembunng pada perut dan peristaltic usus yang kurang sempurnah. d. Nyeri. Sejak penderita sadar, dalam 24 jam pertama rasa nyeri masih dirasakan didaerah operasi. Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut dapat diberikan obat-obatan anti sakit dan penenang seperti di dripspethidin dengan dosis 100-150 mg atau morpin sebanyak 10-15 mgatau secara perinfus atau obat-obatan lainya. SDengan pemberianobat-obatan diatas penderita yang kurang tenang dan gelisa akan lebih tenang. e. Mobilisasi.



Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalanyan penyembuhan penderita. Kemejuan mobilisasi bergantung pula pada jenis-jenis operasi yang di lakukan dan komplikasi yang mungkin di jumpai secara psikologis dan ini memberikan pula kepercayaan pula pada klien bahwa ia mulai sembuh. Perubahan gerakan dan posisi ini harus diterangkan pada penderita atau keluarga yang menunggunya. Miring kekanan dan kekir sudah dapat dimulai 6-10 jam setelah penderita sadar. Latihan pernapasan dapat dilakukan sambil tidur terlentang sedini mingkin setelah sadar. Pada hari kedua penderita dapat didudukan selama 5 menit dan di minta untuk bernapas dalam-dalam lalu menghembuskan



melalui



batuk-batuk



kecil



yang



gunanya



akan



melonggarkan pernapasan sekaligus menumbuhkan kepercayaan diri pada penderita bahwa ia akan muliah pulih. Kemudian posisi tidur terlentan diubah menjadi setengah duduk (posisi semi folwer). Selanjutnya secara berturutturut, hari demi hari penderita dianjurka belajar duduk selama sehari, belajar berjalan kemudian belajar sendiri pada hari ketiga dan kelima pasca operasi. Mobilisasi berguna untuk mencegah terjadinya trombosi dan emboli. Sebaliknya bila terlalu dingin mulakukam mobilisasi dapat mempengaruhi penyembuhan luka operasi. Jadi perlu dianjurka untuk melakukan mobolisasi secara teratur dan bertahap. f.



Kateterisasi. Kandung kemih yang penuh menimbulkan trasa nyeri dan tidak nyama pada penderita dan menyebabkan pendarahan. Karena itu dianjurka pemasangan kateter tepap (Balon kateter) yang terpasang 24-48 jam atau lebih lama lama lagi, tergantung jenis operasi dan keadaan penderita. Dengan cara ini urine dapat ditampung dan diukur dalam kanton plastic secara



periodok. Bila tidak dipasang kateter yang tetap, dianjurkan untuk melakukan kateterisasi rutin kira-kira 12 jam pasca bedah kecuali bila penderita dapat berkemih sendiri sebanyak 100cc. g. Pemberian obat-obatan 1) Antibiotok,kemoterapi dan antiinflemasi Cara pemiliha dan pemberian antibiotic sangat bededah-bedah deisertiap institute, bahkan satu institute pun masing-msing doktet mempunyai cara dan pemilihn uang berlainan. 2) obat-obatan pencegah perut kembung Untuk mencegah perut kembung dan untuk memperlancar kerja sluran pencernaan dapat diberikan obat-obatan secara suntikan dan peroral. 3) obat-obatan lainya. Untuk meningkatkan vitalis dan keadaan umum penderita dapaat diberikan robaransia, obat anti inflamasi atau bahkan tranfusi darah pada penderita yang anemis. h. Perawatan rutin Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran adalah : 1) Tanda-tanda vital meliputi : tekanan darah (TD), jumlah nadi permenit (N), frekuensi pernapasan permenit (P), sehu badan (S) 2) Jumlah cairan yang masuk dan keluar (urine) 3) Pemeriksaan lainya menurun jenis operasi dak kasus. B. Proses manajemen asuhan kebidanan (Estiwidani,D,ddk,2009)



1. Pengertian manaajemen kebidanan Manajemen kebidana adala suatu metode proses berfikir logis dan systematik. Oleh karena itu manajemen kebidanan merupakan alur fikir bagi seseotang bidan dalam memberikan arah atau kerangkah dalam menaganim kasus yang menjadi tanggung jawabnya. Manajemen kebidanan menurut buku 50 tahun IBI,2009 adalah pendekatan oleh bidan yang menerapkan merodeh pemecahan masalah secara sistematik



mulai



dari



pengkajian,



analisis



data,



diagnosis



kebidanan,



perencanaan, pelaksana dan evaluasi. Manajamen kebidanan menurut Depkes RI ( 2010),adalah metode dan pemecahan masalah ibu dan anak yang khusus dilakaukan oleh bidan dalam memberikab asuhan kebidan kepada individu, keluargan dan masyarakat. Manajemen menutut Helen Varney (2011) adalah proses pemecaha masalahyang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan yang berdasarkan teori ilmiah,penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkai atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan berfokus pada klien. 2.Tahapan dalam Manajemen Kebidanan (Muslihatum,2009) Langkah I : pengumpulan data dasar Pada data ini dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua data yang di perlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu: a.Riwayat kesehatan



b. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya c.Meninjau cacatan terbaru atau catatan sebelumnya d.Meninjau laboratorium dan membandingkannya denga hasil studi Langkah II . Interprestasi data dasar Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar bertahap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atas data dasar –data yang telah dikumpulkan.Data dasar yang telah dikumpulkan di interprestasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnose yang spesifik. Diagnosa kebidanan, yaitu yang ditekana oleh profesi (Bidan) dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi stanar nomenklatur (tata nama) diagnosis kebidanan. Langkah III . Mengidetifikasi diagnose atau masalah potensial Pada langkan ini kita mengidetifikasi masalah atau diagnose potensial lain berdasarkan rangkain masalah dan diagnose yang telah identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memeungkikan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-siap diagnose / masalah potensial ini bener-benar terjadi. Langkah IV : identifikasi dan tindakan segera / kolaborasi Mengidetifikasi perlunya tindaka segeran oleh bidan atau dokter atau unutk dikonsultasi atau ditanganin berama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien. Langkah keempat dapat mencerminkan keinambungan dari proses manajemen kebidanan. Jadi manajemeen bukan hanya selama asuhan



primer preriodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama



bidan



terus



menerus,



misalnya



pada



waktu



wanita



tersebut



dalampersalinan. Langkah V . Merencanakan asuhan yang menyeluruh Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh, ditentukan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnose atau masalah diidintifikasi atau antisipasi, pada langkah ini data dasra yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi aoa yang sudah teridentifikasi dan kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebutsepertiai apa yang dipikirkan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkana penyuluhan, konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan social ekonomi, cultural atau masalah psikologis. Langkah VI : meleksanakan perencanaan. Pada langkah ini, rencana asuaha yang menyeluruh dilangkah kelima harus dilakukan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisah dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien. Atau anggotan tim kesehatan lainya. Jika bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaan,memeatikan langkah-langkah tersebut bener-benar terlaksana. Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi denga dokter, untuk untuk menengani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah bertanggung jawab terhadap terlaksanaan rencana asuhan bersama yang



menyeluruh bersama tersebut.manajemen yang efisien akan meningkat watu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien. Langkah VII :Evaluasi Asuhan Kebidanan Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dariasuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantu apakah banar-benartelah terpenuhi sesuai dengan kebutuhann sebagianmana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosis.Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang efektif dalam pelaksanaanya. Ada kemungkinanan bahwa sebagian rencana tersebut lebih efektif sedangkan sebagian belum efekti.mengingat bahwa proses manajemen asuhan kebidanan ini merupakan suatu hasil pola fikir bidan yang berkesinambungan, maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui proses manajemen untuk mengidetifikasi mengapa proses manajemen tidak efektif serta melakukan penyesuaikan pada rencana asuhan tersebut. ( Muslihatum, 2009) C. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan 1. S (Data Subjektif ) Data subjektif (S) merupakan pendokumentasin manajemen kebidanan menutrut Helen Varney langkah pertama



(pngkajian data),teruta data yang



diperole melelui anemnesi. Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien.Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhan yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung denga diagnosis. Data subjektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan disusun. 2. O (Data Objektif)



Data objektif (O) merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen Varney pertama (pengkajian data ), teruta data yang di peroleh melelui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboraterium/pemeriksaan diagnosis lain. Catan medic dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukakan dalam data objektif ini. Data ini dapat memeberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan denag diagnosis. 3. A (Assessment) Assessment merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interprestasi data (kesimpulan) dari data subjektif data dan objektif.dalam pendokumentasian manajemen ini bertujua dituemukan informasi baru dalam satu subjektif maupun objektif, maka prosess pengkajia data akan menjadi angka dinamis. Analisi / assessment merupakan pendokumentasian manajemen kebidan menurut Helen Varney langkah kedua, ketiga dan keempat sehinga mencakup hal-hal berikut ini : diagnosi / masalah kebidana, diagnosis /masalah potensial serta perlunya mengidetifikasi kebutuha tindakan segera untuk antisipasi diagnosis/misalhanya



potensial



dan



kebutuhan



tindakan



segera



harus



diidintifikasi menurut kemenangan bidan, meliputi, tindakan mandiri, tindakan kolaborasi dantindakan merujik. 4. P (Planning) Planning / perencanaan adalah membuat rencana saat ini dan yang akan datant. Rencanaasuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan interprestasi data. Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien optimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraannya. Rencana asuhan ini



harus bisah mencapai criteria tujuan yang ingin dicapai dalam batas waktu tertentu. Tindakan yang akan dilaksanakan harus mampu membantu pasien mencapai kemajuan dan harus sesuai hasil kolaborasi tenaga kesehatan lain, antara lain dokter. (Mushihatun,2009).



BAB III STUDI KASUS



ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny”E” DENGAN POST OP KISTAOVARIUM DI RUMAH SAKIT UMUM



DAERAH LABUANG BAJI MAKASSAR TANGGAL 13 S/D 15 MEI 2014



No. Register



:291518



Tanggal masuk



: 01 mei 2014, jam 09:05 wita



Tanggal pengkajian



: 13 mei 2014, jam 16:30 wita



A. Langkah I : pengkajian dan analisa data dasar 1. Identitas klien a. Nama



: Ny “E”



b. Umur



: 37 tahun / 47 tahun



c. Nikah/lamanya



: 1×/± 4 tahun



d. Suku



: makassar



e. Agama



: Islam



f.



: SMA



/ SMA



g. Pekerjaan



: IRT



/ Wiraswasta



h. Alamat



: Jln. Pulau alor/poso



Pendidikan



/ Tn “S”



/ Makassar / Islam



2. Data biologis a. Keluhan utama Klien merasa nyeri pada luka operasi. b. Riwayat keluhan utama 1) Nyeri dirasakan setelah operasi pengakatan kista ovarium pada tangga 13 mei 2014 jam 10:30 wita 2) sifat keluha dirasakan lebih berat jika klien terlalu banyak bergerak



3) untuk mengatasi rasa nyeri, klien banyak berbaring dan bergerak lebih hati-hati. 3. Riwayat kesehata lalu a. Tidak ada riwayat penyakit menular seksual (AISD/HIV dan sipilis). b. tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi dan diabetes mellitus dan keganasan. 4. Riwayat Kesehata Keluarga tidak ada riwayat penyakit turunan. 5. Riwayat Reproduksi a. Riwayat haid 1) menarche



: Umur 13 tahun



2) siklus haid



: 28-30 hari



3) lamanya



: 5-7 hari



4) Tidak ada nyeri haid 5) Sifat keluhan : hilang timbul 6. Riwayat Ginokologi a. klien menderita kista ovarium saat ini 7. Pola Kegiata Sehari-hari : a. kebutuhan nutrisi : 1) Klien belum bisah makan atau minum karena belum flatum b. kebutuhan eliminasi BAB /BAK 1. Masih terpasang kateter denga urine bag±1200cc. 2. Klien belum flatus dan BAB c. pola istrahat/tidur klien susah istrahat / tidur karena adanya rasa perut.



8. Data Psikologi a. Klien menganggap bahwa operasi merupakan jalan keluar yang terbaik. b. Klien dapat beradaptasi dengan keadaan dan lingkungan c. klien mendapat keringkan biaya perawatan melalui jaminan



pelayanan



social (JPS). d. Selama proses operasi klein hanya dapat berdoa agar dapat menjalani proses operasi dengan baik. 9. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan umum 1. Keadaan umum



: Klien masih Nampak lemah



2. Kesadaran



: Composmentis .



3. Ekspresi wajah



: Nampak cemas dan meringgis saat



bergerak b. TTV : TD : 90 /60 mmHg S : 366C N : 82 × / menit P : 24 × menit c. Kepala inpeksi : keadaan rambut cukup bersih,tidak berketombe,dan tidak mudah rontok. palpasi : tidak teraba massa dan nyeri tekan d. Wajah inspeksi : tampak pucat,ekspresi wajah kadang meringgis terutama bila bergerak, klien mampak cemas,tidajk ada oedema.



e. mulut dan gigi inpeksi : mulut / gigi cukup bersih,tidak berbau,karies (+), bibir kering f.



leher  inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,limfe,jugularis  palpasi : tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid Tidak ada nyeri tekan.



g. payudarah  inspeksi : simetris kiri dan kanan,putting susu terbentuk dan menonjol  palpasi : tidak teraba benjolan tidak ada nyeri tekan. h. Abdomen  Inspeksi : terdapat luka bekas operasi memanjang ditutupi verbaand steril ukuran kurang lebih 20 cm,tidak ada pembesaran darah.  Palpasi : nyeri tekan pada daerah sekitar operasi. i.



Vulva dan anus  inspeksi : vulva tampak bersih dan terpasang kateter tepap,dengan Jumlah urine 1200cc/10 jam dan tidak ada oedeman dan Tanggal 10 mei jam 08.00 wita  Hb



: 10,7 gram % (nilai normal 12-14 gram%) Varises



 Inspeksi : tidak tampak lesi, tidak ada oedema j.



Ekstremitas  Atas : semetris kiri dan kanan,tampak ada benjolan pada lengan kiri terpasang infus RL + Dextrosa 5%,28 tetes/menit.  Bawah : simetris kiri dan kanan,tidak ada varices (+)



Oedema, reflex patella (+) kiri/kanan (+) k. pemeriksaan laboraterium post operasi kista ovarium l.



pengobatan a. a.infus Ringer lakkta (RL) 2



botol ( 2× 500 ml)



b. inj Cefotaxime 1 gr/8 jam c. inj Ranitidi 1 gr/8 jam d. inj Katerolax 1 gr/8 jam. e. As traneksamat 1 gf/8 jam B. Langkah II : Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual post op Kista Ovarium hari 1 dengan masalah nyeri luka operasi a. Data Subjektif -



Klien dioperasi tanggal 13 mei 2014 jam 10.30



b. Data objektif 1) keadaan umum klien masih tmpak lemah . 2) tampak luka jahitan tertutup perban steril dengan ukuran 20 cm c. Analisa dan Interprestasi Data Terputusnya kontinutitas jaringan otot, kulit dan serabut akibat dari regangaan otot abdomen yang berlebihan saat operasi dengan adanya luka inimaka dapat merangsang ujung –ujung saraf sehingga timbul rasa nyeri. (Prawirohardjo, 2009 hal. 672) C. LangkahIII . Merumuskan Diagnossa/Masalah potensial Potensial terjadinya infeksi,pada luka operasi. 1. Data Subjektif a. Klien dioperasi tangaal 13 mei 2014 jam 10.30 wita.



b. Klien mengeluh nyeri pada bekas operasi. 2. Data Objektif a. Tampak luka jahitan operasi ditutupi perban pada perut bagian bawah. 3. Analisis dan Interprestasi data Pada daerah bekas operasi merupakan tempat yang lembab dan tempat berkembangbiaknya mikroorganisme karena adanya pengeluaran bercak darah sehingga kuman bisah masuk sampai ke endometrium sebab ostium internum masih terbuka apalagi ada luka yang memudahkan kuman pathogen masuk yang dapat menimbulkan infeksi, (prawirohardjo,2009 hal.672). D. Langkah IV: identifikasi perlunya tindakan segera/kolaborasi Tindakan ada data yang menunjang untuk melakukan tindakan segera/kolaborasi. E. Langkah V : rencana tindakan asuhan kebidanan 1. Tujuan a. post-op hari pertama berlangsung normal. b. nyeri berkurang. c. tidak terjadi infeksi. 2. kriteria a. keadaan umum klien baik. b. tanda-tanda vital dalam batas normal. TD



: 100/70-140/90 mmHg



N



: 70-90×/menit



P



: 16-24×/menit



S



: 36-37,56C



c. klien tidak mengeluh nyeri d. Ekspresi wajah klien cerah e. luka bekas operasi belum sembuh f.



tidak ada tanda-tanda infeksi tanda-tanta infeksi seperti merah,bengkak,panas dan berbau pada daerah sekitar operasi



3. rencana tindakan Tanggal 13 mei 2014, jam 17.35 wita a. observasi tanda-tanda vital rasional : tanda vital merupakan suatu indicator untuk mengetahui keadaan kilen. b. jelaskan penyebab nyeri Rasional : Dengan mengetahui penyebab nyeri, klien dapat memahami Dan mengerti timbulnya nyeri yang dirasakan c. Anjurkan ibu istrahat yang cukup Rasional : istrahat yang cukup memberikan kesempatan otot dan otak untuk relaksasi setelah mengalami prosess operasi sehingga Pemenuhan tenaga serta stamina klien dapat berlangsung dengan baik. d. beri penjelasan tentang personal hygine yaitu menganti menganti pakaian dalam bila basah/kotor. Rasional : Dengan melakukan kebersihan diridapat membersihan rasa Nyaman dan mencegah terjaadinya infeksi terutama daerah Bekas operasi. e. Observasi pemberian Cairan infus



Rasional :pemberian cairan per infus mangandung electron yang diperlukan oleh tubuh untuk mencegah terjadinya hipotermia dehidrasi dan komplikasi pada organ-organ lain. f.



Belance urip 10 jam Rasional : kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan rasaTidak nyaman pada penderita



g. Observasi balutan luka operasi terhadap rembesan. Rasional : Adanya rembesan luka operasi menandakan adanya haematoma dan gangguan penyatuan jaringan h. penatalaksanaan pemberian antibiotic,analgetik dan vitamin. Rasional : Cefataxime merupaakaan golongn antibiotic yang dapat membunuh mikroofrganismen penyebab berinfeksi dan Asam traneksamat merupakan golongan analgetik yang dapaat mengurangi rasa nyeri serta tramadol dapat mencegah infeksi, membentuk sel-sel tubuh dan pembuluh darah serta membantu regenerasi sel-sel dan jarinag yang rusak. F. Langkah VI : Implementasi Asuhan Kebidanan Tanggal 13 mei 2014 jam 17.35 wita 1. Memberi salam atau sapa klien dengan ramah Hasil : Klien merasa senang a. Mengobservasi tanda-tanda vital. Hasil :



TD



: 90/60 mmHg



N



: 80 kali/menit



P S



: 24 kali /menit : 37,56C



2. Kaji nyeri Hasil : nyeri mulai berkuran 3. Mengajar tehnik relaksasi Hasil : klien memahami teknik yang telah diajak dan mengikuti teknik di ajarkan 4. Menjelaskan penyebab nyeri Hasil : klien mengerti dengan penjelasan yang diberikan 5. menjelaskan perubahan pasca operasi yaitu perasaan sakit pada perut Bagian bawah yang disebabkan oleh kontraksi rahim dan berecak darah yang berupaa cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vaagina. Hasil : Klien mengerti tentang perubahan pasca operasi 6. Mengobservasi tanda-tanda infeksi Hasil : tidak ditemikan tanda-tanda infeksi 7. Memantau input dan output tiap 24 jam Hasil : jumlah pemasukan 1500cc dan jumlah pengeluaran1200cc. 8. Menganjurkan dan memantau klien untuk mengkomsumsi makanan yang Bergizi Hasil : Klien mengikuti anjuran yang diberikan dank lien sudah mulai Maka . 9. Menganjurka klien untuk istrahat yang cukup yaituistrahat/tidursiang1/2  1 jam,istrahat / tidur maam7-8 jam Hasil : tidur siang 15 menit dan tidur malaam 4-5 jaam 10. memberikan penjelasan tentang personal hygiene. Haasil : klien memahami dan mengerti tentang penjelasan yang telah berikan . 11. penatalaksanaan pemberian obat berdasarkan intruksi dokter yaitu:



a. Cefotaxime 1 gr/12 jam b. Asam traneksamat 1 gr / 8 jam c. Dexametasone 1 gr / jam 12 G. Langkah VII : Evaluasi Asuhan Kebidanan Tanggal 13 mei 2014 jam 11.35 wita 1. post-op hari pertama berlangsung normal ditaandai: a. Keadaan umum klien baik b. klien dapat beristrahat denaag tenang c. tanda-taanda vital dalam baatas normal : TD :100/80 mmHg N : 84×/menit P : 20×/menit S : 376C d. klien bersedian mengkomsumsi makanan yang dianjurkan dan melakukan personal hygine. 2. Nyeri daerah bekas operasi belum berkurang ditandai : a. klien masih mengeluh nyeri pada daerah luka bekas operasi. b. nyeri tekan padaa daerah luka bekas operasi 3. potensil terjadi infeksi ditandai dengan : a. bekas operaasi masih basah b. nyeri tekaan pada bekas operasi c. c.Lokasi keluhan : pada perut bagian bawah bekas operasi A. Riwayat kesehatah yang lalu



a. Ibu tidak ada riwayat penyakit DM, Hipertensi, Hepatitis maupun penyakit menular b. Ibu tidak ada riwayat opname, operasi sebelumnya c. Ibu tidak ada riwayat ketergantungan obat-obatan d. Ibu tidak ada riwayat alergi terhadap makanan dan minuman B. Riwayat obstetric 1. Riwayat haid -



Menarche



: 14 tahun



-



Siklus haid



: 28 – 30 hari



-



Lamanya



: 5 – 7 hari



-



Dismenorhe



: Ada



2. Riwayat persalinan,nifas yang lalu -



Gv PvAo



3. Riwayat KB -



Ibu tidak pernah menjadi akseptor KB



C. Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar 1. Kebutuhan nutrisi a. Kebiasaan -makan : 3x sehari ( nasi, ikan, telur, tempe dan sayur) -minum : 6-7 gelas sehari b. setelah operasi : tidak ada perubahan 2. Pola eliminasi a. Kebiasaan -BAK : 4-5X/hari -BAB : 1X sehari b. setelah operasi : tidak ada perubahan



3. Pola istirahat/ tidur a. Kebiasaan  tidur malam : ± 7-8 jam  tidur siang : ± 1-2 jam b. Setelah opersi : ibu istirahat di tempat tidur, tidur tidak nayamn karena adanya nyeri luka operasi 4. Personal hygiene a. Kebiasaan -mandi 2x sehari menggunakan sabun mandi -sikat gigi 2x sehari -keramas 1x sehari -mengganti pakaian 2x sehari b. Setelah operasi : klien belum bisa mandi D. Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum ibu baik 2. Kesadaran komposmentis 3. TTV : - TD :120/70 mmHg -



N : 80x/menit



-



S : 36.5 ºC



-



P : 20x/menit



4. Kepala : tampak bersih, rambut hitam 5. Wajah : tidak tampak oedema, ekspresi wajah tampak meringis terutama bergerak, tidak ada nyeri tekan 6. Mata : conjungtiva merah muda, sclera putih 7. Hidung : tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan 8. Mulut : tampak bersih, tidak ada sariawan, tidak ada caries pada gigi



9. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe, dan vena jugularis 10. Payudara : simetris kiri dan kanan, puting susu terbentuk, tidak ada nyeri tekan 11. Abdomen : tampak luka operasi yang tertutup dengan kasa steril dan terdapat nyeri tekan pada luka operasi 12. Vulva : tampak adanya pengeluaran darah sedikit dari jalan lahir 13. Eksterimitasatas & bawah : tidak ada oedema & varises, masih terpasang infus RL 28 tts/menit E. Pemeriksaan laboratorium a. Hb



: 10.8 g/dl



b. Leukosit c. Eritosit



: 0.2 : (+)5-10



d. Epitel cell : 2-3 e. Cylind



: (-)



f.



: (-)



Bact



g. Cristal



: (-)



h. Glukosa



: 114 mg/dl



i.



Ureum



: 27.9 mg/dl



j.



Kreatinin



: 0,64 mg/dl



F. Data social & psikologi a. Klien dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar b. Harapan klien dan keluarga, agar klien dapat cepat sembuh c. Sebelum dan sesudah di operasi klien rajin berdoa e. Klien mengatakan cemas dan khwatir akan keluarganya G. Pemberian analgetik dan antibiotik



a. Metrodinazole 0,5/ 8 jam b. Ceftazidine 1 gr/ 12 jam/IV c. Asam mefenamat 3 x 1 d. SF 1x1 LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL A. Dignosa : Post OP Hari I Dengan Nyeri Pada Luka Operasi & Kecemasan 1. Post OP hari ke I DS



: Klien Mengatakan Di Operasi Tanggal 12 mei 2014 Jam 10:00 – 11:15



DO



: Luka Bekas Operasi Tertutup Dengan Kassasteril. TTV : TD :120/70 mmHG N : 80 x/i S : 36,5 0C P : 20 x/ Analisa dan Interpretasi Data Tindakan operasi dilakukan pada kista ovarium adalah pengangkatan



sebangian jaringan ovarium, mungkin menyebabkan berkurangnya pengaruh estrogen . Ini di ikuti dengan penambahan Rangsangan Gonadotropin sehingga terjadi ovulasi (obstetri&Ginekologi Padjajaran ,Bandung.Hal, 181) 2. Nyeri Pada Luka Operasi DS : Klien mengatakan Nyeri Pada Luka Bekas Operasi DO :- Ibu Nampak meringis Ketika bergerak



- Pada Palpasi Terdapat Nyeri tekan Analisa dan Interpretasi Data Terputusnya Kontinuitas Jaringan Yang Menyebabkan rusaknya pemuluh darah Perifer& serabut saraf .hal ini mengaktifkan reseptor nyeri yang kemudian di teruskan ke system saraf sentral melalui serabut saraf sensorik bila informasi telah di sampaikan ke hipotalamus maka nyeri akan di Persepsikan. 1. Kecemasan DS



:Ibu Mengatakan Merasa Cemas / Khawatir dengan Keadaan



Penyakitnya DO :Klien nampak gelisah Analisa Dan Interpretasi Data Kurangnya Pengetahuan Tentang Penyakitnya sehingga Klien Merasa Cemas dengan Keadaan Penyakinya yang di alami LANGKAH III IDENTIFIKASI DIANGNOSA/MASALAH POTENSIAL Potensial Terjadi Infeksi Pada Luka operasi DS :Klien Mengatakan Nyeri Luka operasi DO : -Luka masih Tampak basah -Wajah Tampak Meringis Analisa Dan Interpretasi Data Terputusnya kontinuitas Jaringan tubuh akibat perlukaan yang merupakan berkembangnya kuman, utamanya bila luka basah atau tidak di Rawat Secara Aseptik & Antiseptik (Obstetri Fisiologi UNPAD ,Hal 296 ) LANGKAH IV TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI ada data yang menunjang,pemberian obat-obatan oleh dokter LANGKAH V RENCANA TINDAKAN / INTERVENSI Diagnosa



: - Post op hari ke I dengan kista ovarium



- Nyeri luka bekas operasi - Kecemasan Tujuan : - Keadaan ibu baik - Tidak terjadi infeksi pada luka operasi Kriteria : - TTV dalam batas normal : TD = 120/70 mmHg



N = 80 x/i S = 36,5oC P = 20 x/i - Tidak ada tanda-tanda infeksi luka operasi Rencana tindakan : 1. Observasi TTV Rasional : untuk mengetahui keadaan ibu 2. Rawat luka operasi dengan memperhatikan teknik septik danantiseptik Rasional : untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka operasi 3. Beri HE tentang gizi seimbang Rasional : dengan mengkonsumsi makanan yang megandung gizi seimbang sangat bermanfaat untuk memperlancar metabolism tubuh 4. Beri HE tentang personal hygiene Rasional : untuk memberi kenyamanan dan mempercepat proses penyembuhan 5. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup Rasional : dapat mempercepat pemulihan dan kekuatanpada ibu. 2. Nyeri luka bekas operasi Tujuan : Nyeri hilan Kriteria : - Nyeri ibu berkurang -



Ibu tidak kesakitan lagi



Rencana tindakan 1. Kaji tingkat nyeri Rasional : untuk memudahkan tindakan selanjutnya



2. Jelaskan penyebab nyeri\ Rasional : agar ibu mengetahui tingkat nyeri dan memahami penyebab nyeri sehingga ibu dapat beradaptasi dengan nyeri yang di alami 3. Beri posisi yang nyaman pada ibu Rasional : untuk memberi rasa nyaman pada ibu 4. Pemberian analgetik dan antibiotic 5. Rasional : pemberian obat dapat mengurangi nyeri danmenncegah infeksi. 3. Kecemasan Tujuan : -Kecemasan teratasi -



Ekspresi wajah tampak ceria.



Rencana tindakan 1. Ciptakan lingkungan yang nyaman Rasioanal : dapat memberi rasa nyaman dan ibu dapat beristirahat dengan tenang 2. Beri dukungan moral Rasional : akan membesarkan hati sehingga ibu akan lebih tabah dalam menghadapi situasi sekarang 3. Jelaskan kepada klien tentang penyakitnya Rasional : agar ibu dapat mengurangi rasa cemas tentang penyakit yang sedang di alami klien. LANGKAH VI PELAKSANAAN TINDAKAN / IMPLEMENTASI 1. Mengobservasi TTV



Hasil : TD = 120/70mmHg N = 80 x/i S = 36,5oC P = 20 x/i 2.Merawat luka operasi dengan memperhatikan teknik septic dan antiseptik Hasil : luka masih tertutup dengan kasa steril 3.Memberi HE tentang gizi seimbang 4.Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup 5.Mengkaji tingkat nyeri 6.Menjelaskan penyebab nyeri 7.Memberi posisi yang nyaman pada ibu 8.pemberian anagetik dan antibiotic Hasil



: - asam mefenamat 3x1 - SF 1x1 - Metronidazole 0,5/ 8 jam - ceftazidine 1 gr / 12 jam / IV



9.Menciptakan lingkungan yang nyaman 10. Memberi dukungan moral 11. Menjelaskan kepada klien tentang penyakitnya LANGKAH VII EVALUASI Tanggal 13 mei2014 jam 17:45 wita



1. Nyeri post op hari ke II berkurang 2. Rasa cemas berkurang 3. Ibu mengerti dan mau melaksanakan yang di sampaikan 4. Luka bekas operasi masih basah dan tertutup kasa steril 5. TTV



: TD = 120/70mmHg



p : 20×/i



N = 80 x/i S = 36,°



PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA NY”E” DENGAN POST OP KISTA OVARIUM HARIKE- 1 DI RSDU LABUANG BAJI MAKASAAR TANGGAL 13 MEI 2014



No. Register



: 291518



Tanggal masuk



: 01 mei 2014,jam 09:05 wita



Tanggal pengkajian



: 13 mei 2014, jam 16:30 wita



A.Identitas ibu



1. Nama



: Ny “E”



2. Umur



: 47 tahun / 47 tahun



3. Suku



: Bugis



4. Nikah/lamanya



: 1×/4 tahun



5. Agama



: Islam



6. Pendidikan



: SMA



7. Pekerjaan



: IRT



8. Alamat



/ Tn “S”



/ Bugis



/ Islam / SMA



/ Wiraswasta : Jl.Pulau alor/poro



B.Data Subjektif (S) 1. Di operasi tanggal 13 mei 2014 10.30 wita 2. Klien mengatakan nyeri pada daerah bekas operasi 3. Rasa nyeri menetap pada bagian perut 4. klien maengataasi nyeri dengan tidur terlentang dan mengurangi pergerakan 5. klien kurang bergerak karena merasa nyeri saat bergerak 6. kliem mengatakan badannya panas dan merasa mengigil. C.Data Objektif (O) 1. Keadaan umum klien masih tampak lemah. 2. tampak wajah klien puncak 3. Ekspresi wajah klien meringgis saat bergerak 4. tanda-tanda vital : TD : 90/60 mmHg



N



:82×menit



P : 24×/menit S : 386C 5. Tampak luka jahitan tertup kassa steril dengan ukuran kurang dari 20 cm 6. ada nyeri tekan 7. terpasang infuse RL dan Dextrose dengan 26 tetes/ menit padatungkai atas. 8. terpasang kateter tetap dengan jumlah urine 1200cc D.ASSESMENT (A) Post-op.kista ovarium hari 1,nyeri luka operasi,dan potensial terjadi infeksi E.PLANNING (P) Tanggal 13 mei 2014 jam 16:00 wita 1. memberikan salam / sapa pada klien dengan ramah Hasil : klien merasa senang. 2. Mengobservasi tanda-tanda vital. Hasil : TD = 90/60mmHg N = 82 x/menit S = 38,oC P = 24 x/menit 3. kaji nyeri Hasil : nyeri mulai berkurang



4. mengajarkan teknik relaksaasi Hasil



: klien mengerti tentan penjelasan yang diberikan dan Klien mengikuti teknik yang dianjurkan.



5. menjelaskan penyebab nyeri daerah bekas operasi disebabkan Katena terputusnya koninutis jaringan otot, kulit dan serabut saraf akiba dari regangan otot abdomen yang berlebihan saat operasi. Hasil



: klien mengerti dengan penjelasan yang diberikan



6. melaksanakn perubahan pasca operasi yaitu perasaan sakitpada Perut ibu bagian bawah disebabkan kontraksi rahim dan kavum uteri dan vagina Hasil



: klien mengerti tentang perubahan pasca operasi



7. Mengobservasi tanda- tanda infeksi Hasil : tidak ditemukan tanda-tanda infeksi 8. memantau input dan output Hasil



: input 1500cc dan output 1200cc



9. menganjurkan klien mengkomsumsi makanan yang bergizi yaitu yang Mengandung karbohidrat,protein, vitamin A,C,D,dank lien mengerti makanan bergizi. 10. menganjurkan klien istrahat yang cukup yaitu tidur siang 1-2 jam,Malam 7-8 jam dank lien dapaat beristrahaat dengan tenang 11. memberikan penjelasan tentang personal hygiene yaitu sering Menganti pembalut dan pakian dalam bila basah



12. penatalaksanaa pemberian obat sesuai intruksi dokter yaitu : a. a.injeksi cefotaxime 1 gr /12 jam b. paracetamol



3 kali / 1



c. Asam traneksamat 1 gr / 8 jam d. injeksi ranitidi



1 amp/ 8 jam



e. injeksi ketorolac



1 amp / 8 jam



sesuai anjurkan dokter



PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA NY”E” DENGAN POST OP KISTA OVARIUM HARI KE- 2 DI RSUD LABUANG BAJI MAKASAR TANGGAL 14 MEI 2014



No. Register



: 291518



Tanggal masuk



: 01 mei 2014, jam 19:05 wita



Tanggal pengkajian



:14 mei 2014, jam 21:08:00 wit



A. Identitas ibu 1. Nama



: Ny “E”



2. Umur



: 37 tahun / 47 tahun



3. Suku



: Bugis



4. Nikah/lamanya 5. Agama



/ Tn “S”



/ Bugis : 1x / 4 tahun



: Islam



6. Pendidikan



/ Islam : SMA



/ SMA



7. Pekerjaan



: IRT



/ Wiraswasta



8. Alamat



: Jln. Pulau alor/poro



B. DATA SUBYEKTIF (S) 1. Klien mengeluh nyeri pada daerah bekas operasi. 2. rasa nyeri menetap pada bagian perut 3. klien masih mengeluh pusing dan lemah 4. klien sering menanyakan keadaannya. 5. keadaan klien mulai membaik,dan tidan demam lagi. C. Data Obyektif (O) 1. Tanda-tanda vital a.



TD



:90/60 mmHg



b.



N:82 ×/menit



c.



P :24 ×/menit



d.



S :37,5 C 6



2. Keadaan umum klien masih tampak lemah. 3. Ekspresi wajah klien meringgis saatbergerak 4. Luka bekas operasi masih basah. 5. nyeri tekan pada daerah bekas operasi



6. masih terpasang infus RLdan dextrose,28 tetes/menit. 7. Aff kateter tetap,jam 07.00 wita 8. klien tidak demam lagi,dan mulai membaik. D. ASSESMENT (A) Post operasi hri II,nyeri daerah operasi,potensial terjadi infeksi. E. PLANNING (P) Tanggal 15 mei 2014 jam 08:00 wita 1. Memberi salam/sapaa pada klien Hasil :klien merasa senang 2. mengobservasi tanda-tanda vital : TD : 90/60 mmHg N



: 82×/menit



P



:24×/menit



S



: 37,5 C 6



3. mengkji tingkat nyeri. Hasil : nyeri sudah mulai berkurang 4. mengajarkan teknik relakssi Hasil : klien mengerti yang di ajarkan dan mengikuti teknik yang diajarkan 5. mengobservasitanda-tanda infeksi Hasil : tidak ditemukan tanda-tanda infeksi seperti : merah



Panas, bengkak dan berbau. 6. memantau input dan output selama 24 jam Hasil : input 1500cc dan output 1200cc 7. menganjurkan klien mengkomsumsi makanan yang bergizi yaituyang mengandung karbohidrat, protein, vitamin A,C,D, DAN ibu mengerti tentang makanan bergizi. 8. menganjurkan klien tetap istrahat yang cukup tidur siang 1 jam,tidur malam 7-8 jam dan ibu dapat beristrahat dengan tenang. 9. penjelasan tentang personal hygiene yaitu sering 10. Menganti pembalut dan pakaian dalam bilah basah. 11. membantu klien untuk mobilisasi dini dan berjala-jalan supaya 12. Proses penyembuhan cepatmelakukan perawatan pada lka operasi yaitu luka bekas operasiDi kompres dengan kassa steril dengan bethadine. 13. melanjutkan pemberian obat sesuai intruksi dokter yaaitu : a. injeksi cefotaxime 1 gram / 12 jam b. Asam traneksamat 1 gram / 8 jam c. injeksi ranitidine 1 amp / 8 jam d. injeksi keterolac 1 amp / 8 jam



PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA NY”E”DENGAN POST OP KISTA OVARIUM HARI KE- 3 DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR TANGGAL 15 MEI 2014



No. Register



: 291518



Tanggal masuk



: 01 mei 2014, jam 19:05 wita



Tanggal pengkajian



: 15 mei 2014, jam 08:00 wita



A. Identitas ibu 1. Nama



: Ny “E”



/ Tn “S”



2. Umur



: 37 tahun / 47 tahun



3. Suku



: Bugis



4. Nikah/lamanya



: 1×/4 tahun



5. Pendidikan



: SMA



/ SMA



6. Pekerjaan



: IRT



/ Wiraswasta



7. Alamat



: Jln. Pulau alor/poro



/ Bugis



B. DATA SUBYEKTIF (S) 1. Klien sudah bisah miring kekiri kekanan. 2. klien mengeluh nyeri bekas operasi C. Data Obyektif (O) 1. Tanda-tanda vital TD



:90/60 mmHg



N



:82 ×/menit



P



:24 ×/menit



S



:37,5 C 6



2. Ekspresi wajah cerah. 3. Nyeri sudah berkurang 4. Luka bekas operasi sudah mulai kering D. ASSESMENT (A)



Post op kista ovarium hari III,nyeri pada bekas operasi berkurang dan potensial terjadi infeksi. F. PLANNING (P) Tanggal 16 mei 2014 jam 08:00 wita 1. Memberi salam/sapaa pada klien 2. mengobservasi tanda-tanda vital : TD



: 90/60 mmHg



N



: 82×/menit



P



:24×/menit



S



: 37,5 C 6



3. menganjurkan klien tetap istrahat yang cukup yaitu : tidur siang 1 jam, tidur malam 7-8 jam dan ibu dapat beristrahat dengan tenang. 4. menganjurkan klien mengkomsumsi makaanan yang bergizi yaitu Yang mengandung kaarbohidrat, protein,Vitamin A,C,D dan ibu mengerti tentang makanan bergizi. 5. menganjurkan klien untuk tetap mobilisasi. Hasil : klien berjalan-jalan untuk mempercepat proses penyumbuhan . 6. Aff infuse dan kateter Hasil : klien bersedian dan mau melakukan 7. beri HE tentang personal hygiene yaitu sering mengangti pembalutdan pakian dalam bila basah. 8. melakukan ganti verban (GV)



Hasil : luka operasi sudah mulai kering 9. penatalaksanaan pemberian obat peroral asam mafenamat 3×1 500Mg 3×1,cefodroxil 2× 500 mg, sulfur 2×1 tablet. Hasil : klien bersedia untuk minum 10. menganjurkan pada ibu untuk control di poli kandungan Hasil : klien bersedia dan mau melakukannya.



BAB IV PEMBAHASAN



Pada bab ini akan dibahas tentang kesejangan antara tinjauan kasuas pada pelaksanaan Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny.“E“ dengan post Operasi kista



Ovarium Di Rumah Sakit Labuang Tanggal 13-15 Mei 2014.untuk memudahkan pembahasan maka penulis akan menguraikan sebagai berikut : A.



Pengkajian Dan Analisa Data Dasar Pengumpulan data merupakan proses manajamen asuhan kebidanan yang psikososial dan spiritual.pengumpulan data dilakukan melalui anamneses, pemeriksaaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi,perkusi dan aukultasi serta pemeriksaan pununjang yaitu laboraterium dan pemeriksaan diagnostic.pada tahap ini penulisan tidak menemukan kesenjangan. Hal ini disebabkan karena respon ibu dalam memberikan informasi begitu pula dengan keluarga, bidan dan dokter yang merawat sehingga penulis dengan dengan mudah memperoleh data yang di inginkan.Data diperoleh secara terfokus pada masalah klien sehingga intervensinya juga lebih terfokus pada masalah klien sehingga intervensinya juga lebih terfokus sesuai keadaan klien. Menurut teori yang ada kista Ovarium yang ukuranya > 5 cm harus diangkat melalui pembedahan dan tak jaraang disertai dengan salpingooforektomi (pengangkataan tuba dan ovarium) atau histerektomi total (pengangkataan tuba danovarium). Operasi pembedahan ini akan menyebabkan rasa nyeri pada daerah bekas operasi pembedahan atau sayatn pada dinding abdomen. Berdasarkan studi kasus pada Ny”E” dengan nyeri daerah bekas operasi adalah akibat dari operasi pengangkataan kista ovarium dan histerektomitotal yang dialami klien pada 15 mei 2014, sehingga apa yang di jelaskan ditinjauan pustakaa dengan studi kasus tampaknya tidak ada kesenjangan antara teori dan studu kasus.



B.



Merumuskan diagnosa Maslah aktual



Pada tinjauan pustaka dikataakan bahwa akibat dari operasi pembedahan dengan menyayat atau meringis dinding abdomen adalah nyeri pada daerah bekas opersai tersebut akan dirasakan oleh klien. Sedangkan pada studu kasus Ny. “ E” di kemukakan nyeri adalah sebagian besar akibat dari sayatan dinding abdomen pada operasi pengangkataan kista ovarim dan histerektomi total. Dengan demikian ada kesesuain antara tinjauan teori pada kasus Ny.”E“ sehingga diagnose aktual dapat ditegaskan dalam memudahkan bidan dalam memberikan asuhan . Dengan demikian apa yang dijelaskan pada tinjauan kasus tidak ada keaenjangan, sedangkan masalaah kecemasn tidak didaptkan pada tinjauan pustaka tapi didaptkan pada saat pengkajian berulang. C.



Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensiaal Berdasarkan mengidentifikasi



tinjauan



adanya



pustaka



masalaah



manajemen



potensial



yaitu



kebidanan mengantisipasi



adalah jika



memungkinkan dan mempersiapkan segala sesuatu yang mungkin terjadi.Sesuai dengan tinjauan pustaka bahwa nyeri daerah bekas operasi kemungkinan dapaat terjadi infeksi apabilah tidak tertangani dengan baik. Berdasarkan data yang ada pada studi kasus Ny “E” dilahan praktek dapat diidentifikasi masalah potensial yaitu potensial terjadi infeksi.Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka dan manajemen asuhan kebidana pada Ny “E” Nampak aa persamaan dan tidak ditemukan adanya kesenjagan. D.



Melaksanakan Tindakan Segerah/Kolaborasi



Berdasarkan data yang memberikan indikasi adanya tidakan segera dimana harus menyelamatkan jiwa klien.Tindakan tersebut berupa kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lebih professional sesuai dengan keadaan yang dialami oleh klien ataaupun konsultasi dengan dokter. Berdasarkan tinjauaan pustaka pada post operasi kista ovarium tindakan segera dilakukan apabila ada perdarahan post operasi,pada studi kasus Ny “E” dengan post op operasi kista ovarium,tidak ditemukan indikasi untuk melakukan tindakaan segerah atau kolaborasi meningkat keadaan ibu pada saat pelaksanaan maanjemen asuhan kebidanan tidak mengalaami perdarahan.Dengan demikian pada kesamaan antar tinjaauan pustak dan manajemen asuhan kebidanan pada studi kasus di lahan praktek dan ini berarti tidak ada kesenjangan. E.



Rencana Asuhan Kebidanan Pada manajemen kebidan suatu rencana tindakan yang komprehensif ditunjukaan pada indikasi apa yang timbul berdasarkan kondisi klien serta hubungannya dengan maasalah yang dialami klien dan juga meliputi antisipasi dengan bimbingan terhadap klien serta konselin.Rencana tindakan harus di setujui klien dan semua tindakan yang di ambil harus berdasarkan rasional yang relevan dan di akui kebenaranya. Pada Ny. ‘’E’’ dengan post operasi kista ovarium penulis merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa/masalah aktual dan potensial yaitu observasi tanda-tanda fital, anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup,anjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi, anjurkan ibu untuk mobilisasi dini, beripenjelasan tentang personal hygiene yaitu menganti pembalut dan pakaian basah/kotor



jelaskan



penyebab



nyeri,



obserfasi



bemberian



cairan



per



infus,obserfasi kandungan kemih dan penatalaksanaan pemberian antibiotic, analgetik dan vitamin. Dari rencana asuhan kebidanan tersebut yang telah di berikan pada kasus ini dan kesesuaian antara teori dengan kasus yang ada F.



Implementasi Asuhan Kebidanan Berdasarkan tinjauan manajemen asuhan kebidanan bahwa menjelaskan tindaka harus efisien dan menjamin aman klien.implementasi dapat dikerjakan seluruhnya oleh bidan ataupun sebagian dilaksanakan klien serta kerja sama denga tim kesehatan lainya sesuai dengan tindakan yang telah direncanakan. Pada studi kasus Ny. “E” dengan post operasi tinjau kista ovarium, semua tindakann yang telah di rencanakan dapat dilaksanakan seluruhnya dengan baik tampak hambatan karena adanya kerja sama dan penerimaan yang baik dari klien serta adanya dukungan dari keluarga petugas kesehatan diruang nifas/perawatan genikoligi di rumah sakit labuang baji Makassar.



G.



Evaluasi asuhan kebidanan Manajemen asuhan kebidan evaluasi merupakan langkah akhir dari prosses manajemen asuhan kebidanan dalam mengevaluasi pencanpaian tujuan, membadingkan data yang di kumpulkan dengan kriteria yang di identifikasikan, memutuskan apakah tujuan telah di capai atau tidak dengan tindakan yang sudah di implementasikan. Pada tinjauan pustaka, evaluasi yang telah berhasil dilakukan adalah pemantuan keadaan klien meliputi : a. luka bekas insisi/operasi kering b. nyeri pada daerah pada beks operasi berkurang c. anda-tanda vital dalam batas normal



d. tanda-tanda infeksi tidak di temukan seperti merah, benngkak, nyeri, dan panas. Berdasarkan studi kasus Ny “E” dengan post operasi kista ovarium tidak ditemukan hah-hal yang menyimpang dari evaluasi tinjauan pustaka. Oleh karena itu bila dibandingkan dengan tinjauan pustaka dan studi kasus Ny “E” secara garis besar tidak di temukan kesenjagan.



BAB V PENUTUP



Setelah menulis mempelajaari teori dan pengalaaman langsung di lahan praktek melalui studi kasus tentang asuhan kebidanan pada Ny “ E” dengan post operasi kista ovarium tanggal 13 s/d 15 dirumah sakit labuang baji Makassar, maka dalam bab ini penulisan menarik kesimpulan dan saran-saran.



A. Kesimpulan 1. Pengkajian dan analisis data dalam memberikan asuhan kebidanan sangat penting dilakukan karena merupakaan langkah awal yang kiranya perlu penanganan cermat. Sehingga semua masalah-masalah dapat terdeksi secara dini dan tidak berlanjut kemasalah yang lebih berat.pada langkaah pengumpulan data dasar dapat dilakukan dengan baik karena ada hubungan saling percayaah antara klien dan petugas kesehatn di ruang Nifas/Perawat Ginekologi Rumah Sakit Labuang Baji Makassar. 2. Masalah actual yang terjadp pada Ny “E” dengan post operasi kist ovarium adalaah nyeri pada bekas luka operasi 3. Masalah potensial Ny “ E” dengan post operasi kista ovarium adalah potensial terjadi infeksi. 4. Tindaka kegawatdarurataan atau kolaborasi dengan dokter tidak dilaksanakan karena tidak ada data-data yang menunjang. 5. Merencanakan asuhan yang akan di berikan pada Ny “E” dengan post operasi kista ovarium diRumah Sakit Labuang Baji Makassardari tanggal 13-15 2014. 6. Asuhan telah dilaksanakan pada Ny “E” dengan post operasi kista ovarium di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar dari tanggal 13-15 mei 2014. Semua tindakan dapat pelaksanaan dengan baik dan berkat kerjasama yang baik dari paasien dan petugas keshataan 7. Mengevaluasi keadaan klien Ny “E” dengan post operasi kista ovarium mulai dari tanggal 13-15 mei 2014. 8. Mendokumentasian hasil asuhan dalam bentuk SOAP adalah suatu yang sangat penting karena merupakan salah satua pembuktian pertanggung jawaban atas setiap penanganan yang dilakukan pada klien.



B. Saran. 1. Bagai mana wanita usia subur dianjurkan untuk raijin memeriksa sehingga kelainan yang timbul dan terdeteksi secara dini dan berikan penanganan yang menandai. 2. Diperlukan kerjasama antara anggota keluarga dan teanaga kesehatan dalam mengatasi masalah yang dihadapi klien , hal ini dalam dapat dibina melalui komunikasi yang baik. 3. Sebaiknya pihak rumah sakit labuang baji Makassar di ruang Nifas/perawat binekologi agar setiap klien mendapat kualitas pelayaanan yang sempurna professional sesuai dengan disiplin ilmu yang memiliki petugasnya. 4. Sebagian petugas kesehatan khususnya seorang bidan, diharapkan senantiasan beruupaya



untuk



meningkatkan



keterampilan



dan



kemampuan



dalam



melaksanakan pelayanan yang lebih professional. 5. Sebaiknya bidan meningkat kerjasama dan komunikasi dengan petugas kesehatan lainya seperti dokter,perawat dan kemampuan dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan 6. Bagai institusi khususs istitusi pendikakan kesehat di harapkan dapat meningkatkan mutu dan saran pendidikan agar menghasilkan tenagaa kesehatan yang berkualitas dan bertakwa Kepada T uhan Yang Maha Esah.



DAFTAR PUSTAKA



Boyke. 2009. Kanker ovarium. http://www.co.id. Diakses 10 juli 2013 BKKBN .2009.pencatatan Dan pelaporan. http://www.co.id, diakses tanggal 10 juli 2013 Cytian. Erly. 2009. Pahami kista Anda Akan Terbataskan. Edisi 1. Penerbit Maximus.Yogyakarta. Estiwidani, dkk, 2009. Konsep kebidanan,Cetak Kedua. Fitrimayaa. Yogyakaarta Haryono .2009. Sel kanker Ovarium sangat Kompleks. http://www. Kanker Ovarium .com,diakses tanggal 10 juli 2013 Jacoeb . 2009. Kista Dalam Kandungan ( online ) . http://www.co.id Diakses tanggal 11 juli 2013 Mustafa . 2009.info penyakit . http://www.kista Ovarium.com.diakses Tanggal 11 juli 2013 Muslihatum ., dkk.2010. konsep kebidanan. Fitramaya.Jakarta.



Nugroho,Taufan.2010.Buku Ajaran Ginikologi untuk Mahasiswa Kebidanan,Cetakan 1. Muhan Medikan.Yogyakarta. Pudiastuti, R. D ,2010,.Pentingnya menjaga organ kewanitaan.PT Indeks, Jakarta Prawihardjo.S. 2009. Ilmu Kandungan,Edisi 2. Cetakan 7. PT Bina Pustaka. Jakarta. Salma.20011. Asuhan kebidana Antenatal. EGC.Jakarta Winkjosasastro,H. 2010. Ilmu Kebidanan.Edisi Jakarta.



3. Penerbit Yayasan Bina pustaka.



SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) Pokok Bahasa



: Gizi post operasi



Sub Pokok bahasa



: 1. Pengkajian Gizi 2.Gambaran Umum Diet pasc operasi 3. Tinjauan Diet Pasca Operasi 4. Makanan Yang dianjurkn pada Pasien Pasca



Sasara Hari/tanggal Tempat



Operasi :Ny “ E” : Selasa, 13 Mei 2014, jam : Ruang perawat / GSR di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar



Tujian : 1. Tujuan Umum : Setelah melakukan penyuluhan



Harapkan ibu dapaat mengetahuitentang gizi post operasi. 2.Tujuan Khusus



:



a. ibu dapat mengetahui pengertian gizi b. ibu dapat mengetahui gambaran umum diet pasca operasi c. ibu dapat mengetahui tujian diet pasca operasi d. ibu dapaat mengeluh makaanan dianjurkan pada pasien post operasi.



Materi



: Terlampir



Metode



: Cermat,Tanya jawab



Waktu



Tahapan



Kegiatan 3 Pendahuluann menit



Kegiatan penyuluan



Kegiataan Peserta



1.pembukaan



Menampilkan



2.Menjelaskan pentingnya



mendengarkan



dan



Materi 15 menit



3.Menjelaskan kontrak Penyajian materi 1.Menjelaskkan pengertian gizi 2.menjelaskan gambaranumum Diet pasca operasi 3.Menjelaskan pasca Operasi



tujuan



diet



Memperhatikan dan mendengarkan



4.Menjelaskan makanan yang di Anjurkan pada pasien post Operasi 5.Memberikan



kesempatan



kepa Da klien untuk bertanya dan Menjawab 2 menit



Penutup



6.mengevaluasi 1.Memberikan rangkuman Penyuluhan



Memperhatikan dan mendengarkan



2.penutup



Pembimbing



: Bidan “H”



Media penyuluhan



: Gambaran



Renferensi



:



1. Ctntia Erlyn,2009,pola Hidup sehat,Cegah penyakit Sejak Dini. Cetak pertama.MAXIMUS.Yogyakarta. 2. Hardi. 2009. Gizi Seimban. http.//www.kebidanan.net /gizi /gizi Simbang bagi ibu meninyusui.diakses tanggal 23 juli 2011 A. Pengertian Gizi 1. Gizi adalah nutrisi yang dubuthkan oleh tubuh



2. Gizi seimbang adalah susunan hidangan sehari yang menga zat gizi dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan kebutuh Tubuh untuk dapat hidup secara optimal. 3. Zat gizi adaalh unsure-unsur kompenen kimia yang terdapaat di dalam makanaan yang bermanfaat bagi tubuh,segai penghasil



energy,membangun dan



memperbaiki jaringan dan mengatur proses kehidupan. Kekeluarga salah satu gizi daapat menimbulkan defisiensi ataupunmenimbulkana ganguan yang sifaatnya lebih ringan ataau menurun kemampunan fungsi. B. Gambaran Umum Diet Pasca Operasi Pengaruh operasi terhadap metabolismen pasca operaasi tergantung berat ringan operaasi, keadaan gizi pasien pasca operasi,dan pengaruh operasi terhadap kemampuan pasien untuk mencernakan dan mengabsorpsi zat-zat gizi . Setelaah operasi sering trjadi peningkatan eksperesinitrogen dan nutrium yang dapat berlangsung selama 5-7 hari lebih pasca operasi. Peningkatanekspresi kalsium terjadi setelah operasi besar, trauma kerangka tubuh,atau setelah lama tida bergerak (mobilisasi) Dengan meningkatkan kebutuhan energy,sedangkan luka dan perdarahan meningkatkan kebutuhan protein,zat besi, dan Vitamin c, cairaan yang hilan perlu diganti. Diet pasca opersai adaalh makanan yang diberiakan kepada pasien setelah menjalani pembedaha. Pengaturan makaanaan sesudah pembedahan tergantung maca, pembedahan dan jenis penyakit penyerta. C. Tujuan Diet Pasca Operasi



Tujian diet pasca operasi adalah untuk mengupayah agar statuss gizi segera kembali normal untuk mempercepat prosess penymbihan dan meningkatkan daya tahaan pasien dengan cara sebagian berikut : 1. Memberikan kebutuhan (cairan,energy,protein) 2. Menganti kehilangan protein,gliogen,zat besi,daan zat gizi lain. 3. Memperbaiki keseimbangaan elektrolit dan cairn. 4. Mencegah dan menghentikan perdarahan Diet yang disarankan : 1. Mengandung cukup energy,protein,lemak,dan zat-zat besi. 2. Bentuk makanan yang disesuaikan dengan kemampuan penderita 3. Menghadiri makanan yang merangsanng (pedas, asam,dan lain-lain) 4. Suhu maakaanan lebih baik bersuhu dingin 5. Pembagian porsi makanaan sehari.diberikan sesuaai dengan kemampuan dan kebiasaan makan penderita. Secara umum untuk mempercepaat proses penyebuhan dan pemulihan kondisi pasien setelah operasi, maka perlu di perhatikan beberapaa tipe di bawah ini :  Makan makanan bergizi  Komsumsi makaanan (lauk pauk) berprotein tinggi, seperti: daging, telur, ayam ikan.  Minum sedikitnya 8-10 gelas sehari  Usahakan cukup istrahat  Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktifitas seperti biasa.



 Kontrol secara teratur untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan kondisi tubuh.  Minum obat sesuai anjuran dokter. D. Makanan yang dianjurkan pada pasien post operasi. 1. Gambar sayuran hijau yang dianjurkan pada pasien post operasi. Gambar I



2. Gambar , pepayah, dan pisang tinggi serat yang dianjurkan pada pasien post operasi. Gambar 2



Adapun syarat makanan sehat dan gizi seimbang antara lain : 3. Susunan menu harus seimbang 4. Dianjurkan minum 8-12 gelas/ perhari 5. Menghindari makaananan yang banyak bumbu,terlalu panas dingin, tidak enggunakan alkohol,guna kelancaran perencanaan ibu. 6. Banyak makan sayuran berwarna hijau Kebutuhan gizi : 1. Karbohidrat : Fungsi : untuk memberi tenaga dan rasa kenyag, Sumber : padi-padian,umbi-umbian,sagu yang meliputi Beras,gandung,ubi jalar,singkong,talas dan Kentang. 2. Protein Fungsi : mebentuk jaringan sel-sel tubuh,mengganti sel-sel Yang rusak,dan memberi tenaga. Sumber : protein hewani yaitu : susu,daging,ikan, ayam,telur Dan lain-lain Protein nabati yaitu : gandum,jagung,kedelai dan Lain-lain 3. Lemak Fungsi : sebagai sembur energi bagi tubuh,m embuat Makanan menjadi enak. Sumber : a. Asam lemak jenuh : daging sapi, keju, yoghurt, susu skim , mentega, minyak kelapa dan lain-lain



b. Asam lemak tidak jenuh : ikan, kerang-kerangan, kacangkacangan, minyak kedelai dan lain-lain. 4. Vitamin. a. Vitamin A 1) Guna : meningkatkan pertubuhan sel,jaringan



gigi



dan tulang, 2) Dosis



: 1,3 mg/hari



Sumber



: telur, daging, hati, keju laut dan kerang laut.



b. Vitamin C 1) Guna : menunjukan pembentukan jaringan ikat dan pembulu Darah 2) Dosis : 85 mg/hari 3) Sumber : jeruk, tomat, melon, brokolin dan sayur-sayuran hijau 5.Mineral a. Kalsium 1) Guna



: untuk pertumbuhan tulang dan gigi



2) Dosis



: 400mg/ hari



3) Sumber



: susu, yoghurt, keju dan aneka ikan laut.



b. Zat Besi 1) Guna



: untuk pembentukansel darah merah



2) Dosis



: 2 mg/ hari



3) Sumbur



: hewan yaitu : daging dan hati Nabati yaitu : sayuran berwarna hijau dan buahbuahan. Gambar 3