26 0 204 KB
ASUHAN KEPERAWATAN AGREGAT CA SERVIKS
OLEH: KELOMPOK 4
ILMY LIMYAH
SRI HARTINA
RAHMAWATI
SRI MULIANA
ANDI RISKA ROSWATI
BUNGA LESTARI
REZKY AULIAH INSANI
SALMIAH
PUTRI YUNIAR
MUH ARJUN WIRAYA
RULYANIS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ungkapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah yang telah dilimpahkan kepada kita, sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik yang membahas tentang KEPERAWATAN KOMUNITAS II . Selanjutnya, salam dan salawat kami sanjungkan kepada Rasulullah saw, beserta keluarga dan para sahabat beliau yang telah membawa ummat manusia dari alam kebodohan ke alam penuh ilmu pengetahuan. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Dan apabila sekiranya terdapat kesalahan dalam makalah ini, kami meminta kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan masa depan kami.
Samata, 22 April 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... KATA PENGANTAR ....................................................................................... DAFTAR ISI ...................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... A. Angka kesakitan dan kematian pada usia dewasa pria dan wanita ............... B. Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi kesehatan pria dan wanita ........ C. Masalah kesehatan utama pada pria dan wanita ........................................... D. Proses keperawatan dengan masalah kesehatan ca serviks dikomunitas ...... BAB III PENUTUP ...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kanker serviks atau disebut juga kanker leher rahim merupakan jenis penyakit kanker yang paling banyak diderita wanita diatas usia 18 tahun atau wanita usia produktif. Kanker serviks menempati urutan ke dua menyerang wanita dalam usia subur, yang pada tahun 2005 menyebabkan lebih dari 250.000 angka kematian. Sekitar 80 % dari jumlah kematian tersebut terjadi pada negara berkembang. Tanpa penatalaksanaan yang konkrit, diperkirakan kematian akibat kanker serviks akan meningkat 25 % dalam jangka waktu 10 tahun mendatang ( WHO, 2006 ) Jumlah penderita kanker leher rahim di Indonesia sekitar 200 ribu setiap tahunnya dan menduduki peringkat kedua setelah kanker payudara. Walaupun penyakit ini merupakan penyakit keganasan yang dapat menyebabkan kematian, kesadaran untuk memeriksakan diri dirasakan sangat rendah, hal tersebut tidak terlepas dari kurangnya pengetahuan mengenai kanker ini. Indikasinya lebih dari 70 % Penderita yang datang ke rumah sakit sudah pada kondisi lanjut.(Depkes, 2007). Sementara data dari Sistem Informasi Rumah Sakit menyatakan, dalam kurun waktu 2004 sampai dengan 2007 kanker leher rahim menempati urutan kedua (16 per 100.000) setelah kanker payudara B. Rumusan masalah 1. Bagaimana angka kesakitan dan kematian pada usia dewasa pria dan wanita 2. Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi kesehatan pria dan wanita 3. Apa saja masalah kesehatan utama pada pria dan wanita 4. Bagaimana proses keperawatan dengan masalah kesehatan ca serviks dikomunitas
BAB II PEMBAHASAN
A. Angka kesakitan dan kematian pada penyakit kanker servis Kanker serviks adalah tumbuhnya sel-sel abnormal pada jaringan leher rahim (serviks). Kanker serviks merupakan kanker primer yang berasal dari serviks (kanalis servikalis dan atau porsio). Serviks adalah bagian ujung depan rahim yang menjulur ke vagina. Kanker leher rahim (serviks) atau karsinoma serviks uteri merupakan kanker pembunuh wanita nomor dua di dunia setelah kanker payudara. Setiap tahunnya, terdapat kurang lebih 500. 000 kasus baru kanker leher (cervical cancer), sebanyak 80% terjadi pada wanita yang hidup di negara berkembang. Sedikitnya 231. 000 wanita di seluruh dunia meninggal akibat kanker leher rahim. Dan jumlah itu, 50% kematian terjadi di negara-negara berkembang. Hal tersebut terjadi karena pasien datang dalam stadium lanjut. Menurut data Departemen Kesehatan RI penyakit kanker leher rahim saat ini menempati urutan pertama dapat kanker yang di derita kaum wanita. Saat ini di Indonesia ada sekitar 100 kasus per 100 ribu penduduk atau 200 ribu kasus setiap tahunnya. Kanker serviks yang yang sudah masuk ke stadium lanjut sering menyebabkan kematian dalam jangka waktu relatif cepat. Selain itu, lebih dari 70% kasus yang datan ke rumah sakit ditemukan dalam keadaan stadium lanjut. Menurut data Departemen Kesehatan RI, penyakit kanker leher rahim saat ini menempati urutan pertama daftar kanker yang di derita kaum saat ini. Saat ini di Indonesia ada sekitar 100 kasus per 100 ribu penduduk atau 200 ribu kasus setiap tahunnya. Kanker serviks yang sudah masuk ke stadium sering menyebabkan kematian dalam jangka waktu relatif cepat. Selain itu, lebih dari 70% kasus yang datang ke rumah sakit ditemukan dalam keadaan stadium lanjut. Selama kurun waktu 5 tahun, usia penderita antara 30-60 tahun, terbanyak antara 45-50 tahun. Periode laten dari fase prainvasif untuk menjadi invasive
memakan waktu sekitar 10 tahun. Hanya 9% dari wanita berusia dibawah 35 tahun menunjukkan kanker serviks yang invasive pada saat didiagnosis, sedangkan 53% dari KIS (Karsinoma in-situ) terdapat pada wanita di atas usia 35 tahun. Kanker serviks menjadi salah satu kanker yang paling menakutkan bagi kaum wanita. Kanker yang menyerang serviks wanita ini, memang pada awal serangan, jarang bisa terdeteksi secara kasat mata. Sehingga sering kali, wanita tervonis kanker ini baru mengetahuinya setelah kanker serviks memasuki stadium lanjut. Kanker serviks terjadi secara perlkahan-lahan. Awalnya, sel-sel normal berubah menjadi sel-sel prakanker. Sel-sel prakanker ini kemudian menjadi selsel kanker (Zuhri, 2014).
B. Faktor yang mempengaruhi kesehatan ca serviks 1. Perilaku Seksual Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya kanker serviks. Pada berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa golongan wanita yang mulai melakukan hubungan seksual pada usia < 20 tahun atau mempunyai pasangan seksual berganti-ganti lebih berisiko untuk menderita kanker serviks. 2. Kebersihan Organ Kewanitaan Kebersihan organ kewanitaan dapat mencegah terjadinya kanker serviks. Kebersihan kewanitaan dihubungkan dengan pemakaian pembalut yang tidak diganti kurang dari 2 kali, hal ini dapat menyebabkan kelembaban berlebih yang6memudahkan pertumbuhan jamur atau bakteri termasuk HPV. Frekuensi mengganti pembalut saat menstruasi ≤ 2 kali sehari sangat berpengaruh terhadap flora vagina. Jumlah darah menstruasi yang keluar kemungkinan tidak terserap dengan baik dalam waktu lebih dari 4 jam. Adanya darah yang tidak terserap pembalut mengakibatkan permukaan pembalut basah, ditambah lagi aktifitas wanita seperti duduk membuat
pembalut akan tertekan dan darah yang dalam pembalut akan tertekan keluar sehingga organ wanita lembab pada waktu yang lama. Kebersihan organ vagina kurang baik meningkatkan risiko kanker serviks sebesar 29 kali dibandingkan yang menjaga kebersihan organ vagina (Dewi dkk, 2013). 3. Usia Umur
pertama
kali
melakukan
hubungan
seksual.
penelitian
menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual maka semakin besar kemungkinan mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda (Arifah, 2013) Usia > 35 tahun mempunyai risiko tinggi terhadap kanker leher rahim.Semakin tua usia seseorang, maka semakin meningkat risiko terjadinyakanker laher rahim. Meningkatnya risiko kanker leher rahim pada usia lanjut merupakan gabungan dari meningkatnya dan bertambah lamanya7waktu pemaparan terhadap karsinogen serta makin melemahnya sistem kekebalan tubuh akibat usia. 4. Sosial Ekonomi Kanker serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah. faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas, dan kebersihan perorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang. Hal ini mempengaruhi imunitas tubuh (Arifah, 2013) 5. Merokok dan AKDR ( Alat Kontrasepsi dalam Rahim ) Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker sedangkan pemakaian AKDR akan terpengaruh terhadap serviks yaitu, bermula dari adanya erosi serviks yang kemudian menjadi infeksi berupa radang yang terus menerus. Hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks (Arifah, 2013)
6. Jumlah Perkawinan Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai faktor resiko yang sangat besar terhadap kanker serviks. Orang yang jumlah perkawinanya lebih dari satu maka meningkatkan risiko tertulas virus HPV (Arifah, 2013). 7. Infeksi Virus Human Papiloma Virus (HPV) , terdapat sejumlah bukti yang menu njukkan HPV sebagai penyebab neoplasia servikal. Hubungan infeksi HPV serviks dengan kondiloma dan atipik koilositotik yang menunjukkan displasia ringan atau sedang. Selain itu, infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atu virus kondiloma akuinata juga diduga sebagai faktor penyebab kanker serviks (Rasjidi, 2008) 8. Penggunaan antiseptic Kebiasaan
pencucian
vagina
dengan
menggunakan
obat-obatan
antiseptik maupun deodoran akan mengakibatkan iritasi di serviks yang merangsang terjadinya kanker.
C. Masalah kesehatan pada penyakit ca serviks Data Globocan menyebutkan di tahun 2018 terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian, dimana 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia mengalami kejadian kanker. Data tersebut juga menyatakan 1 dari 8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan, meninggal karena kanker. Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia (136.2/100.000 penduduk) berada pada urutan 8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke 23. Angka kejadian tertinggi di Indonesia untuk laki laki adalah kanker paru yaitu sebesar 19,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 10,9 per 100.000 penduduk, yang diikuti dengan kanker hati sebesar 12,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 7,6 per 100.000 penduduk. Sedangkan angka kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara yaitu sebesar 42,1 per
100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk yang diikuti kanker leher rahim sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk. Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi tumor/kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Prevalensi kanker tertinggi adalah di provinsi DI Yogyakarta 4,86 per 1000 penduduk, diikuti Sumatera Barat 2,47 79 per 1000 penduduk dan Gorontalo 2,44 per 1000 penduduk. Untuk pencegahan dan pengendalian kanker di Indonesia, khususnya dua jenis kanker terbanyak di Indonesia, yaitu kanker payudara dan leher rahim, pemerintah telah melakukan berbagai upaya antara lain deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun dengan menggunakan metode Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) untuk payudara dan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) untuk leher Rahim Sampai saat ini, kanker mulut rahim masih merupakan masalah kesehatan perempuan di Indonesia sehubungan dengan angka kejadian dan angka kematiannya yang tinggi. Setiap tahun, di dunia terdapat 500.000 kasus baru kanker serviks dan lebih dari 250.000 kematian. Di Indonesia yang berpenduduk sekitar 220 juta jiwa, terdapat sekitar 52 juta perempuan yang terancam kanker serviks. Penyebab utama dari kanker serviks adalah infeksi HPV (Human Papilloma Virus). Proses terjadinya karsinoma serviks sangat erat hubungannya dengan proses metaplasia. Perubahan biasanya terjadi pada daerah sambungan skuamous kolumnar (SSK) atau daerah transformasi. Prognosis kanker serviks dibedakan berdasarkan kriteria morfometrik, penyebaran, serta usia.
D. Proses keperwaatan dengan masalah kesehatan di komunitas agregat 1. Pengkajian a. Winshield Survey Lokasi pengamatan
: Kelurahan X wilayah binaan puskesmas A
yang terdiri atas 3 RW dan 5 RT. 1) Tipe perkampungan / pedesaan a) Perkampungan yang ada di kelurahan X merupakan bangunan yang sudah permanen b) Akses jalanan mudah 2) Lingkungan tempat tinggal a) Bangunan rumah-rumah sudah permanen. b) wilayah yang sangat luas yang dipadati oleh perumahan 3) Karakteristik social-kultural a) Kelurahan X merupakan wilayah dengan total penduduk 1000 jiwa. b) Masalah kesehatan terutama pada perempuan usia 25 tahun ke atas 4) Lingkungan Kelurahan X padat penduduk dengan rumah yang saling berdempetan dan alanan relatif sempit. Rata-rata warga terlihat memiliki ekonomi menengah ke bawah serta terdapat puskesmas yang membina Kelurahan X yang terdiri atas 4 RW dan 6 RT. b. Pengkajian Inti Komunitas 1) Riwayat a) Kelurahan X merupakan wilayah binaan puskesmas A yang terdiri atas 3 RW dan 5 RT. b) Rata-rata usia penduduk sampai 75 tahun. 2) Demografi a) Di kelurahan X ini 55% penduduknya berjenis kelamin perempuan dan 45% berjenis kelamin laki laki
b) Tingkat pendidikan rata-rata penduduk di kelurahan X adalah SMA. c) Pekerjaan warga kelurahan X sebagian besar adalah pekerja swasta d) Status ekonomi menengah ke bawah 3) Statistik Vital Masalah kesehatan yang terjadi di kelurahan X yaitu CA Serviks 4) Nilai dan Kepercayaan a) Mayoritas warga berasal dari suku Bugis-Makassar dan beragama Islam. b) Terdapat beberapa masjid di Kelurahan X. c) Masyarakat jika sakit selain berobat ke rumah sakit juga berobat ke dokter praktek, terkadang mereka juga membeli obat herbal c. Pengkajian Sub Sistem 1) Lingkungan Fisik Dikelurahan X tipe perumahan permanen, jalan relative sempit, kebersihan terjaga dengan baik. Berdasarkan hasil survey keluarga sehat yang dilakukan oleh puskesmas setempat didapatkan masalah kesehatan terbanyak pada wanita
usia 25 tahun ke atas dengan
masalah CA serviks , berdasarkan wawancara kader kesehatan terdapat 12 kasus CA serviks di kelurahan X. 2) Pelayanan Kesehatan dan Sosial a) Pelayanan yang di akses oleh warga kelurahan X adalah praktik bidan, puskesmas dan praktik dokter, jika sakit rata-rata penduduk kelurahan X datang langsung ke puskesmas. b) Harga untuk memperoleh pelayanan kesehatan relative murah atau terjangkau untuk warga apalagi mereka sudah memiliki BPJS sehingga mendapatkan akses pelaynan kesehatan yang mudah dijangkau.
c) Askes ke puskesmas yang strategis dan dekat dari kelurahan X d) Kegiatan posyandu diadakan setiap satu bulan sekali oleh pegawai puskesmas dan bidan. 3) Ekonomi a) Pekerjaan warga kelurahan X sebagian besar adalah pekerja swasta. Pendapatan keluarga rata-rata Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000. b) Pengeluaran
penduduk
relative,
masing-masing
keluarga
mempunyai pengeluaran yang berbeda-beda. c) Sebagian masyarakat yang mempunyai tabungan kesehatan berupa asuransi kesehatan, dan BPJS 4) Keamanan a) Lingkungan aman b) Tidak pernah terjadi kebakaran c) Sumber air di kelurahan X berasal dari air PDAM dan kondisi air jernih. d) Transportasi yang digunakan oleh warga adalah sepeda motor, mobil, dan angkutan umu e) Kondisi jalan raya bagus 5) Politik dan pemerintahan Kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat adalah dengan penyuluhan kesehatan dan rutin melakukan posyandu 6) Komunikasi a) Alat komunikasi yang dimiliki warga seperti televisi, koran, telepon dan smartphone. b) Tidak ada alat komunikasi umum yang tersedia di kelurahan X.
7) Pendidikan a) Ada warga yang buta huruf, namun warga yang buta huruf kebanyakan lansia. b) Mayoritas berpendidikan SMA c) Terdapat fasilitas pendidikan di kelurahan X yaitu sebuah Sekolah Dasar dan Sekolh Menengah Pertama 2. Analisa Data a. Wawancara 1) Berdasarkan wawancara kader kesehatan terdapat 12 kasus CA Serviks di kelurahan X. b. Studi Dokumentasi 1) Kelurahan X merupakan wilayah dengan total penduduk 1000 jiwa. 2) Masalah kesehatan terutama pada wanita usia 25 tahun ke atas 3) Di kelurahan X ini 55% penduduknya berjenis kelamin wanita dan 45% berjenis kelamin laki-laki 4) Berdasarkan hasil survey keluarga sehat yang dilakukan oleh puskesmas setempat didapatkan masalah kesehatan terbanyak pada wanita usia 25 tahun ke atas dengan masalah CA serviks 3. Diagnosa a. Ketidakefektifan pemeliharaan Kesehatan b. Defisiensi Kesehatan Komunitas
4. Intervensi No
Data
Diagnosa
. 1
NOC
NIC
Keperawatan Wawancara Berdasar kan wawancara
Domain 3: perilaku Primer
Kesehatan
Domain 4 : 5510 pendidikan kesehatan
12 Kesehatan
terdapat
Kelas S : pendidikan pasien
2: Pengetahuan
Mnajemen
kesehatan
Prevensi Primer
1: Prevensi
Promosi
Kelas
kader
kasus
Domain
CA 00099
serviks
Intervensi: a. Targetkan
tentang
pada
Kesehatan
sasaran kelempok
berisiko tinggi dan
dan Perilaku
rentang usia yang
di Ketidakefekti kelurahan X. fan
Kelas
Studi
pemeliharaan
tentang
pendidikan
Dokumentas
Kesehatan
kesehatan
kesehatan.
i
R
:
Kepercayaan
Outcome :
a. Keluraha n
X
merupaka
Orientasi
Indikator : 170514
penduduk
Fokus
1000
menjaga
jiwa.
perilaku
kesehatan
manfaat besar dari
b. Tentukan
kesehatan dan gaya hidup perilaku saat
Kesehatan
total
b. Masalah
mendapat
pengetahuan
1705
n wilayah dengan
akan
ini pada kelompok sasaran. c. Ajarkan
pada
yang
dapat
digunakan
untuk
menolak yang
kesehatan
strategi
perilaku
tidak
sehat
atau berisiko dari
terutama
170502
pada Fokus
wanita usia
25
tahun ke
pada
pada
memberikan
saran
untuk
menhindari
pencegahan
atau
mengubah perilaku.
penyakit
atas
Domain 7 : komunitas
c. Di
Kelas
kelurahan X ini 55% penduduk
:
Manajemen
resiko komunitas
Prevensi
6484
sekunder
Manajemen
lingkungan komunitas
Domain 4 :
nya
D
Intervensi :
berjenis
pengetahuan
kelamin
tentang
resiko kesehatan
wanita
kesehatan
yang
dan 45% berjenis
Kelsa
Q
d. Berdasark an
hasil
skring
berasal
dari lingkungan
dan perilaku
kelamin laki laki
a. Inisiasi
:
b. Monitor
status
resiko kesehatan perilaku sehat Outcomes:
yang
sudah
diketahui c. Berkolaborasi
survey
1602
dalam
keluarga
perilaku
mengembangka
sehat
promosi
yang dilakukan
n program aksi dikomunitas
kesehatan
d. Lakukan
oleh
Indicator:
program
puskesma
160201
edukasi
s
menggunaka
kelompok
untuk
setempat
n
beresiko
perilaku
didapatka n masalah
yang
Prevensi sekunder
kesehatan
menghindari
Donaim 3 : perilaku
terbanyak
resiko
Kelas R : bantuan koping
pada
160202
5390
wanita
memonitorin
kesadaran diri
usia
25
tahun ke atas dengan masalah
g lingkungan
Intervensi: a. Libatkan
terkait
keluarga,
orang terdekat dan
dengan
teman-teman dalam
resiko
perawatan
CA serviks
peningkatan
dan
perencanaan Prevensi
b. Rujuk pada program pencegahan
Tersier Domain 4
atau
pengobatan berbasis masyarakat,
Pengetah
yang
sesuai Prevensi Tersier
uan
Domain 7
tentang
Kelas
D
Manajemen
Kesehata
Risiko Komunikasi
n
6484
dan
Lingkungan
Perilaku
Manajemen :
komunitas Kelas Perilaku
Q
Intervensi : a. Inisiasi risiko
skrining kesehatan
Kesehata
yang berasal dari lingkungan
n
b. Monitor Hasil : 1600 Perilaku
risiko yang
Indikator : 160001 Menyaka n pertanyaa n
terkait
kesehatan 160002 Mencari informasi kesehatan dari berbagai macam
kesehatan sudah
diketahui c. Lakukan
patuh
status
edukasi
program untuk
kelompok beresiko
sumber 160012 Melakuka n skrining sendiri
Domain 1:
Prevensi
Prevensi Primer
Promosi
Primer
Domain VII: Komunitas
Kesehatan
Domain IV: Kelas C: Peningkatan
Kelas 2 :
Pengetahuan
Manajemen
tentang
5510-Pendidikan
Kesehatan
kesehatan
Kesehatan
Kode :
dan perilaku
00215
Kelas
Kesehatan Komunitas
Intervensi:
S: a. Promosi Kesehatan
Defisiensi
Pengetahuan
Pencegahan Penyakit
Kesehatan
Tentang
Diare
Komunitas
Kesehatan 1823-
b. Promosi Kesehatan Pengelolaan Sampah
Pengetahu
Rumah Tangga
an:
Domain III: Perilaku
Promosi
Kelas S: Pendidikan Pasien
Kesehatan Kelas
T:
Kontrol Resiko
5604-Pengajaran: Kelompok Intervensi:
Dan
Keamanan
1) Demonstrasi Pengolahan Sampah
1910-
Prevensi Sekunder
Keamanan
Domain III: Perilaku
Lingkunga
Kelas O: Terapi Perilaku
n Rumah
4350- Manajemen Perilaku
Domain VII: Domain VII: Komunitas Kesehatan
Kelas C: Peningkatan
Komunitas
Kesehatan Komunitas
Kelas
BB:
7320- Manajemen Kasus
Kesejahteraa
8700-Pengembangan
n Komunitas
Program
2701-
Kelas D: Manajemen
Status
Resiko Komunitas
Kesehatan
6484-Manajemen
Komunitas
Lingkungan Komunitas
Kelas
CC: Prevensi Tersier
Perlindungan
Domain VII: Komunitas
Kesehatan
Kelas C: Peningkatan
Komunitas
Kesehatan Komunitas
2810-
8500-Pengembangan
Kontrol Risiko Komunitas :
Tradisi
Budaya Yang Tidak Sehat Prevensi Sekunder Domain VII: Kesehatan Komunitas Kelas
BB:
Kesehatan Komunitas
Kesejahteraa n Komunitas 2700Kompetens i Komunitas 2704Ketahanan Komunitas Kelas
CC:
Perlindungan Kesehatan Komunitas 2808Keefektifan Program Komunitas Prevensi Tersier Domain Adaptasi
III:
Psikososial Kelas
N:
Adaptasi Psikososial 1304Pengaturan Psikososial: Perubahan Kehidupan 1311Adaptasi Relokasi
BAB III PENUTUP KESIMPULAN Kanker serviks adalah tumbuhnya sel-sel abnormal pada jaringan leher rahim (serviks). Kanker serviks merupakan kanker primer yang berasal dari serviks (kanalis servikalis dan atau porsio). Serviks adalah bagian ujung depan rahim yang menjulur ke vagina.
DAFTAR PUSTAKA
Zuhri, Tri Wahyuni. 2014. Kanker Bukan Akhir Dunia. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Dewi, Lutfina. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi WUS dalam Deteksi Dini Kanker Serviks di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Hulu Pontianak Timur Tahun 2014. Pontianak : Univrsitas Tanjungpura. Arifah, Siti. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Kanker Serviks dengan Pemanfaatan Pelayanan Tes IVA di Puskesmas Sangkrah Surakarta. Surakartas : Universitas Sebelas Maret. Rasjidi, Imam. 2008. Manual Prakanker Serviks. Jakarta : CV Sagung Seto. Dewi, Vivian N.L., & Sunarsih, Tri. 2013. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta : Salemba Medika. Imam Rasjidi, 2009. Epidemiologi kanker serviks : Indonesian Journal of cancer