Asuhan Keperawatan Kanker Serviks [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN KANKER SERVIKS OLEH: MUHARRAMMAH RAHMA NURHADIYANTI KRISTINA LUMBANTOBING MELDA KRISTINA PARAPAT BROTO SIMANULLANG ERNI SITORUS MATA KULIAH: KEPERAWATAN MATERNITAS



PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA TAHUN 2021



BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di daerah leher rahim (serviks). Kanker serviks merupakan keganasan yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Setiap satu jam perempuan Indonesia meninggal dunia karena kanker dalam tiga dasa warsa terakhir. Tingginya angka kematian itu akibat terlambatnya penanganan, sekitar 70% datang dengan kondisi stadium lanjut. Kanker serviks merupakan kanker tersering pada wanita dan merupakan penyebab kematian terbanyak nomor 3 di seluruh dunia penyebab kematian nomor 1 di negara berkembang. Laporan WHO menunjukan kasus kanker serviks semakin meningkat di seluruh dunia, dimana diperkirakan 10 juta kasus baru pertahun dan akan meningkat akan menjadi 15 juta kasus pada tahun 2020. Sampai saat ini, insiden kanker serviks dalam hal morbiditas dan mortalitas belum menunjukan hasil penurunan yang signifikan. Bukti kuat pendukung kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Papiloma Virus (HPV), dengan risiko tertinggi Human Papiloma Virus (HPV) subtipe genital meningkatkan risiko beragam penularan. Kanker Servik dapat merusak struktur jaringan serviks dan dapat menginvasi ke organ lain yaitu ke rektum dan vagina. Pada rektum dapat menimbulkan fistula rektum dapat menginfiltrasi ke saraf yangmengakibatkan nyeri pada ca servik sehingga klienmengalami gangguan pola tidur. Tidur merupakan suatu kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensori yang sesuai. Tidur merupakan suatu kebutuhan bukan suatu keadaan istirahat yang tidak bermanfaat. Tidur merupakan proses yang di perlukan manusia untuk pembentukan sel-sel tubuh yang baru. Perbaikan sel-sel tubuh yang rusak, memberi waktu organ tubuh untuk istirahat



maupun untuk menjaga keseimbangan metabolisme dan biokimiawi tubuh. Dengan perkataan lain, tidur merupakan suatu keadaan tidak sadarkan diri yang relative, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih kepada suatu siklus yang berulang. Tidur memiliki ciri, yaitu adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi Terdapatnya perubahan proses fisiologis, dan terjadi penurunan respon



terhadap



rangsangan dari luar. Pola istirahat tidur pada pasien ca servik dapat terganggu akibat nyeri progresivitas dari kanker servik atau pun gangguan pada saat kehamilan. Gangguan pola tidur juga dapat terjadi akibat dari depresi yang di alamai oleh penderita kanker servik. Pasien dengan cemas biasanya akan terganggu istirahat dan tidurnya, pasien akan lebih sering terbangun pada malam hari karena cemas yang dirasakan. Gangguan pola tidur adalah masalah yang berhubungan dengan tidur yang berulang kali dan terus menerus ada yang menyebabkan distres atau hendaknya untuk berbagi fungsi yang baik. Gangguan pola tidur suatu keadaan dimana individu mengalami atau mempunyai resiko mengalami perubahan dalam jumlah dan kualitas pola istirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan. A. Tujuan 1. Tujuan Umum Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini untuk membuat memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan prioritas masalah Masalah Gangguan Pola Tidur Ca Serviks 2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada keperawatan gangguan pola tidur ca servik.



b. Penulis mampu menentukan diagnosa keperawatan terkait dengan gangguan pola tidur ca servik . c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pola tidur ca servik. d. Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien dengan gangguan pola tidur ca servik. e. Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan dengan gangguan pola tidur ca servik. B. Manfaat 1. Bagi Penulis Menambah wawasan penulis tentang asuhan keperawatan dengan prioritas gangguan pola tidur ca serviks dan dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dibangku perkuliahan serta pengalaman nyata dalam memberikan asuhan



keperawatan



gangguan pola tidur ca serviks. 2. Bagi Instansi Akademik Digunakan sebagai informasi dan laporan bagi institusi pendidikan bahwa penulis telah melaksanakan dan menyelesaikan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studinya. 3. Bagi Klien dan Keluarga Klien dan keluarga mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang cara membantu penanganan gangguan pola tidur pada ca serviks



BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Gangguan Pola Tidur Pada Ca Servik 1. Pengkajian Pengkajian Kebutuhan Istirahat dan Tidur Aspek yang perlu dikaji pada klien untuk mengidentifikasi mengenai gangguan kebutuhan istirahat dan tidur meliputi pengkajian mengenai: a. Pola tidur, seperti jam berapa klien masuk kamar untuk tidur, jam berapa biasa bangun tidur, dan keteraturan pola tidur klien. b. Kebiasaan yang dilakukan klien menjelang tidur, seperti membaca buku, buang air kecil, dan lain-lain. c. Gangguan tidur yang sering dialami klien dan cara mengatasinya. d. Kebiasaan tidur siang. e. Lingkungan tidur klien. Bagaimana kondisi lingkungan tidur klien?, apakah kondisinya bising, gelap, atau suhu dingin? f. Peristiwa yang baru dialami klien dalam hidup. Perawat mempelajari apakah peristiwa yang dialami klien, yang menyebabkan klien mengalami gangguan tidur? g. Status emosi dan mental klien. Status emosional dan mental memengaruhi terhadap kemampuan klien untuk istirahat dan tidur. Perawat perlu mengkaji mengenai status emosional dan mental klien, misalnya apakah klien mengalami stress emosional atau ansietas? Juga dikaji sumber stres yang dialami klien. h. Perilaku deprivasi tidur yaitu manifestasi fisik dan perilaku yang timbul sebagai akibat gangguan istirahat tidur, seperti: - Penampilan wajah, misalnya adalah adakah area gelap di sekitar mata, bengkak di kelopak mata, konjungtiva kemerahan, atau mata yang terlihat cekung. - Perilaku yang terkait dengan gangguan istirahat tidur, misalnya apakah klien



mudah tersinggung, selalu menguap, kurang konsentrasi, atau terlihat bingung. - Kelelahan, misalnya apakah klien tampak lelah, letih, atau lesu. Pengkajian data dasar : 1. Aktivitas dan istirahat Gejala: a. Kelemahan atau keletihan akibat anemia b. Perubahan pada pola istirahat dan kebiasaan tidur pada malam hari. c. Adanya faktor-faktor yang memengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas, dan keringat malam. d. Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan dan tingkat stress tinggi. 2. Integritas ego Gejala: Faktor stress, merokok, minum alcohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religious atau spiritual, masalah tentang lesi cacat, pembedahan, menyangkal diagnosis, pembedahan, menyangkal diagnosis, dan perasaan putus asa. 3. Eliminasi Pengkajian eliminasi yang dapat dilakukan oleh perawat adalah sebagai berikut : a. Pada kanker serviks: perubahan pada pola defekasi, perubahan eliminasi urinalis, misalnya nyeri. b. Pada kanker ovarium didapat tanda haid tidak teratur, sering berkemih, menopause dini, dan menoragia. 4. Makanan dan minuman Gejala: a. Pada kanker serviks: kebiasaan diet buruk (misalnya: rendah serat, tinggi lemak, adiktif, bahan pengawet rasa). b. Pada kanker ovarium: dyspepsia, rasa tidak nyaman pada abdomen, lingkar abdomen yang terus meningkat (kanker ovarium). 5. Neurosensori



Gejala: merokok, pemajanan abses. Nyeri atau gangguan kenyamanan 6. Pernapasan Gejala: merokok, pemajanan abses. 7. keamanan Gejala: pemajanan pada zat kimia toksik, karsinogen Tanda: demam, ruam kulit, ulserasi. 8. Seksualitas Gejala: perubahan pola respons seksual, keputihan (jumlah karakteristik, bau), perdarahan sehabis senggama (pada kanker servix). 9. Interaksi sosial Gejala: ketidaknyamanan atau kelemahan sistem pendukung. 10. Penyuluhan Gejala: riwayat kanker pada keluarga, sisi primer: penyakit primer, riwayat pengobatan sebelumnya. 2. Analisa Data Analisa data mencakup mengenai pola atau kecenderungan, membandingkan pola ini dengan pola kesehatan yang normal, menarik konkulsi tentang respon klien. Perawat memperhatikan pola atau kecenderungan sambil memeriksa kelompok data. Kelompok data terdiri dari batasan karakteristik. Batasan karakteristik adalah kriteria klinis yang mendukung adanya kategori diagnostik. Kategori klinis adalah tanda dan gejala objektif atau subjektif atau faktor resiko. Kategori diagnostik dan batasan karakteristik memberikan struktur untuk proses kognitif dalam mengidentifikasi kebutuhan klien dan penurunan aktual dari diagnosa keperawatan (Potter & Perry, 2005). Batasan karakteristik dari beberapa diagnosa keperawatan yang di temukan adalah: 1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan cemas



- Mengantuk di siang hari - Keletihan - Apatis - Penurunan kemampuan berfungsi - Sering memberontak - Ansietas - Agitasi - Konfusi akut - Peningkatan sensivitas terhadap nyeri - ketidakmampuan konsentrasi - Lesu - Gelisah - Reaksi lambat 2. Resiko kerusakan kemoterapi



integritas



kulit



berhubungan



dengan



penatalaksanaan



- Kerusakan pada lapisan kulit - Kerusakan pada permukaan kulit - Invasi struktur tubuh 3. Resiko kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia Data subjektif - Kram abdomen - Nyeri abdomen - Menolak makan - Persepsi ketidakmampuan untuk mencerna makan - Melaporkan perubahan sensasi rasa - Melaporkan kurangnya makanan



- Merasa cepat kenyang setelah mengkonsumsi makanan Data objektif : - Diare atau steatore - Bukti kekurangan makanan - Kehilangan rambut yang berlebihan - Bising usus hiperaktif - Kurang informasi/informasi yang salah - Kurangnya minat terhadap makanan - Rongga mulut terluka - Kelemahan otot yang berfungsi untuk menelan atau mnengunyah 4. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan Data subjektif : - Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat - Posisi untuk mengindari nyeri - Perubahan tonus otot dengan rentang lemas sampai tidak bertenaga - Respon autonomic misalnya diaphoresis, perubahan tekanan darah, pernapasan atau nadi, dilatasi pupil - Perubaan selera makan Data objektif : - Perilaku distraksi missal, mondar-mandir, mencari orang atau aktifitas lain, aktivitas berulang - Perilaku ekspresif missal; gelisah, merintih, menangis, kewaspadaan berlebihan, peka terhadap rangsang, dan menghela napas panjang - Wajah topeng; nyeri



- Perilaku menjaga atau sikap melindungi - Fokus menyempit, missal; gangguan persepsi waktu, gangguan proses piker, interaksi menurun. 5. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi ureter. Data subjektif: - Disuria (bukan hanya nyeri) - Urugensi Data objektif : - sering berkemih - mengalami kesulitan di awal berkemih - inkontinensia - nokturia (kencing malam hari) - Retensi 6. keletihan berhubungan dengan berkurangnya suplai O2 ke jaringan. - Penurunan konsentrasi - Penurunan libido - Ketidaktertarikan dengan lingkungan - Mengantuk - perasaan bersalah karena tidak melaksanakan tanggung jawabnya - Meningkatnya keluhan fisik - Instropeksi - Persepsi membutuhkan energy tambahan untuk menyelesaikan tugas rutin - Keletihan atau kelelahan - Menyatakan secara verbal kekurangan energy yang tidak pernah berhenti atau berlebihan.



- Menurunnya kinerja - Ketidakmampuan untuk mempertahankan rutinitas - Ketidakmampuan untuk mengembalikan energy meskipun setelah tidur - Meningkatnya kebutuhan istirahat - Kurang energi atau ketidakmampuan untuk mempertahankan tingkat aktivitas fisik biasa, Lesu atau tidak bergairah. 3. Rumusan Masalah 1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan cemas 2. Resiko kerusakan kemoterapi.



integritas



kulit



berhubungan



dengan



penatalaksanaan



3. Resiko kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia. 4. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan 5. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi ureter 6. Keletihan berhubungan dengan berkurangnya suplai O2 kejaringan 4. Perencanaan Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan yang akan di laksanakan untuk menanggulangi masalah keperawatan yang telah di tentukan dengan tujuan. Adapun intervensi sebagai berikut : 1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan cemas. Tujuan dan kriteria hasil NOC : Anxieti control, serelaa - Setelah di berikan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pola tidur normal. - Setelah di berikan tindakan keperawatan dala 1 x 24 jam klien dapat mengunggkapkan perubahan pola tidur teratasi dengan kriteria hasil :



- Jumlah jam tidur cukup - Pola tidur normal - Kualitas tidur cukup - Pasien tampak segar - Tampak rileks Intervensi Keperwatan NIC : Sleep Enhancement - Kaji kebiasaan tidur pasien - Kaji faktor penyebab gangguan pola tidur - Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat - Berikan tempat tidur yang nyaman dan tenang - Monitor pola tidur dan catat keadaan fisik, psikososial yang mengganggu tidur. - Kolaborasi dengan dokter pemberian obat tidur sesuai indikasi. Rasional : - Mengetahui kebiasaan dan kebutuhan tidur pasien. - Mengetahui faktor penyebab gangguan tidur pada pasien - Meningkatkan pengetahuan pasien tentang pentingnya tidur yang adekuat. - Meningkatkan kenyamanan tidur serta lingkungan. - Pola tidur yang biasanya secara individual dapat di kumpulkan melalui pengkajian yang komperhensif dan holistic, dibutuhkan untuk menentukan penyebab gangguan. - Membantu pasien tidur selama priode transisi. 2. Resiko



kerusakan



integritas



kulit



berhubungan



dengan



penatalaksanaan



kemoterapi. Tujuan dan kriteria hasil NOC : Skin and Mucous Membranes - Dalam waktu 3 x 24 jam tidak terjaidi kerusakan integritas kulit - Dalam waktu 1 x 24 jam setelah di beri tindakan keperawatan kulit klien tidak



tampak kering. Kriteria hasil: - Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan - Melaporkan adanya gangguan sensasi atau nyeri pada daerah kulit yang mengalami gangguan - Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang - mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami Intervensi keperawatan NIC : Pressure Management - Kaji kulit klien dari efek samping kemoterapi kanker servik - Gunakan air hangat atau sabun ringan pada waktu mandi - Anjurkan klien untuk tidak menggaruk - Ubah posisi / alih baring sesering mungkin - Hindari untuk pemakaian krim apapun kecuali resep dari dokter. Rasional : - Kemoterapi atau kemoradiasi dapat berakibat pada kerusakan kulit seperti kulit kering dan bersisik. - Air hangat dapat mengangkat jaringan mati pada kulit sehingga kelembaban kulit terjaga. - Menggaruk kulit kering dapat menyebabkan luka pada klien semakin parah dan dapat menyebabkan iritasi. - Mengubah posisi sesering mungkin menghindari terjadinya penekanan pada satu area yang dapat menyebabkan decubitus. - Memakai krim sembarangan tanpa mengetahui kandungan dapat menyebabkan reaksi kulit terhadap obat yang menimbulkan iritasi.



3. Resiko kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia. Tujuan dan kriteria hasil NOC : Nutritional satatus : food and Flid intake. - Dalam waktu 3x 24 jam kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat. - Dalam waktu 1 x 24 jam perawatan, klien tidak akan mengalami anoreksia. Kriteria hasil : - Keadaan umun klien tidak lemah. - Klien tidak merasakan mual dan muntah - Berat badan klien naik (minimal 0,2 kg dalam sehari). Internensi keperawatan NIC : Nutrition Management - Observasi kebutuhan nutrisi - Timbang berart badan - anjurkan klien untuk inum air hangat sebelum makan. - Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering. - Kolaborasi dengan pemberian obat antiemetik. Rasional : - Dengan mengetahui kebutuhan nutrisi dapat di nilai sejauh mana kekurangan nutrisi dan menentukan langkah selanjutnya. - Dengan menimbang berat badan dapat di ketahui keseimbangan berat badan. - Minum air hangat di harapkan dapat mengurangi rasa mual sehingga klien bisa makan lebih banyak dari sebelumnya. - Dengan memberikan makan sediki- sedikit tapi sering di harapkan nutrisi dlam tubuh tetap terpenuhi. - Obat antiemetik dapat di gunakan untuk mengurangi respon mual dan muntah. 4. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan. Tujuan dan kriteria hasil NOC : Pain level , Pain control - Setelah di berika tindakan keperawatan 3 x 24 jam nyeri hilang



- Setelah di berikan tindakan keperawatan selama 6 jam nyeri berurang. Kriteria hasil : - Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan). - Melaporkan bahwa nyeri berkurang dangan enggunakan manajemen nyeri. - Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri). - Manyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang. - Tanda vital dalam rentang normal. - Tidak mengalami gangguan tidur. Intervensi keperawatan NIC : Pain managemen. - Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi - Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan - Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan - kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan - Kurangi faktor presipitasi nyeri - Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi - Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dalam, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin - Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri - Tingkatkan istirahat - Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang - Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali Rasional



: - Memberi data dasar untuk mengevaluasi kebutuha atau keefektifan intervensi. - Untuk mengetahui reaksi nonverbal dan kenyamanan - Informasi untuk memberikan dukunan kepada pasien dan keluarga - Memberi lingkungan yang nyaman untuk mengurangi nyeri. - Menentukan penyebab yang dapat menimbulkan rasa nyeri datang. - Meningkatkan relaksasi dan nafas dalam membantu memfokuskan kembali perhatian. - Analgatik membantu mengurangi rasa nyeri - Istirahat yang cukup dengan posisi yang nyaman - Informasi memberi data untuk mengetahui waktu nyeri akan datang. - Mengukut vital sign untuk mengetahui reaksi dari analgesik. 5. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi ureter. Tujuan dan kriteria hasil NOC : Urinary Elimination - Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam eliminasi kembali lancar seperti biasanya. - Setelah di berikan tindakan keperawatan selama 6 jam eliminasi kembali lancar seperti biasanya. Kriteria hasil : - Mengosongkan kandung kemih secara teratur dan tuntas - Tidak ada residu urine >100-200 cc - intake cairan dalam rentang normal - Bebas dari ISK - Tidak ada spasme bladder



- Balance cairan seimbang Intervensi keperawatan NIC : Urinary Retention Care - Perhatikan pola berkemih dan awasi keluaran urine - Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya - Berikan



iformasi



yang



akurat



konsistensi



mengenai



prognosis,



hindari



memperdebatkan persepsi klien tentang situasi. Rasional : - Dapat mengidikasi repensi urine bila berkemih dengan sering dalam jumlah sedikit atau kurang (kurang dari 100 ml) - Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realistis serta kesalahan konsep diagnostik - Dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan klien dalam membuat keputusan/ plihan berdasarkan realita. 6. Keletihan berhubungan dengan berkurangnya suplai O2 kejaringan Tujuan dan kriteria hasil NOC : Activity Tolerance - Setelah diberikan tindakan keperawatan 3 x 24 jam tidak ada tanda-tanda keletihan pada klien - Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam klien dapat melakukan aktivitas minimal. Kriteria hasil : - HB dalam batas normal - Klien dapat melakukan aktivitas tanpa ada rasa lelah. Intervensi keperawatan NIC : Energy Managemen - Identifikasi aktivitas yang sulit dilakukan oleh klien



- Bantu klien untuk mengidentifikasi kegiatan prioritas dan menghilangkan kegiatan yang tidak penting - Anjurkan klien untuk istirahat yang seibang



Rasional : - Mengidentifikasi aktivitas yang sulit dilakukan klien mempermudah perawat untuk memberikan bantuan pada aktifitas yang diperlukan - Mengidentifikasi dapat mebantu perencanaan aktivitas yang dapat memaksimalkan penyimpanan energi - Istirahat yang terlalu banyak atau terlalu sedikit apat menimbulkan perasaan letih. B. Asuhan Keperawatan Kasus dengan Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Pola Tidur. 1. Pengkajian a. Anamnese Berdasarkan dari Pengkajian yang di lakukan pada identitas pasien, di dapat data yaitu Ny. T, umur 45 tahun dengan jenis kelamin perempuan, status janda, agama Kristen, pekerjaan seorang pedagang sayur, beralamat di desa saitnihuta. Keluhan utama Ny. T mengatakan tidak bisa tidur di malam hari, karena klien cemas akan penyakit kanker servik yang di deritanya, dan akan melakukan kemoterapi yang 3 takut kulitnya akan semakin kering dan hitam. Keadaan Umum Ny.T Tingkat kesadaran composmentis dengan Gaslow Coma Scale (GCS) : 15 (E4V5M6), Capilary Refill Time (CRT) kurang dari 3 detik, akral hangat, tampak gelisah, tidak ada pernapasan cuping hidung. Klien malas melakukan aktivitas karena lemas akibat kurang tidur. Tekanan darah : 110/70 mmHg, Nadi : 72 x/menit, Pernafasan: 22 x/menit, Suhu tubuh : 37,5O C, Tinggi badan : 155 cm, Berat badan : 57 kg. Ny. T mengatakan selalu makan 2-3 kali dalamn sehari. Ny.T kurang suka dengan makanan yang di sediakan dari rumah sakit, karena rasanya yang kurang enak



2. Analisa Data Berdasarkan dari hasil pengkajian di atas, maka di dapatkan data subjektif, dan data objektif, etiologi dan masalah keperawatan yang di tuliskan dalam table di bawah ini.



Tabel 2. Analisa Data Berdasarkan Pengkajian N o 1



Data



Penyebab



Ds :



Virus



HVP,



Klien mengatakan tidak pernah tidur



infeksi



virus



nyenyak dimalam hari.



herpes



Waktu



Masalah Keperawatan Gangguan Pola Tidur.



tidur klien 4 jam dalam semalam



Do : - . Wajah tampah pucat - Klien berbicara lemas - Mata terlihat memerah - Tanda-tanda vital : - Tekanan darah : 110/70 mmHg. - Nadi : 72 x/menit. - Pernafasan: 22 x/menit. - Suhu tubuh :37,5O C



Poliperasi



sel abnormal



serviks Neoplasma



Ca



serviks Menjalar ke vagina cemas Gangguan tidur



pola



2



Ds : - Klien



mengatakan



kulitnya



Virus



HVP,



infeksi



virus



kering dan bersisik.



herpes



Do :



Poliperasi



- Kulit klien kering.



serviks



serviks Penatalaksanaan Kemoterapi dan radioterapi menganggu sistem



kerusakan integritas kulit sel abnormal



- Kulit klien tampak bersisik Neoplasma



Resiko



Ca



integritas



kulit



kering Resiko kerusakan integritas kulit



3. Rumusan Masalah Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan. Masalah yang muncul berdasarkan prioritas yang didasari kriteria yang harus ditangani dan segera. Berikut beberapa masalah yang muncul berdasarkan analisa data. Diagnosa Keperawatan : a) Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan cemas karena penyakit kanker servik. b) Resiko Kerusakan Intergritas Kulit berhubungan dengan kemoterapi. 4. Perencanaan Setelah memperoleh analisa data, masalah keperawatan dan trakhir dirumuskan dalam diagnosa keperawatan, saat itu juga perawat melakukan perencanaan tindakan keperawatan untuk memberi asuhan keperawatan kepada nNy. T.



Tabel 3. Perencanaan Keperawatan Dan Rasional Hari / Tanggal Senin, 26/4/2021



No DX 1



Perencanaan Keperawatan Tujuan: Tujuan dan kriteria hasil : - Setelah diberikan tindakan keperawatan dalam waktu 1 x 24 jam klien dapat mengungkapkan perubahan pola tidur - Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pola pola tidur normal.



Kriteria hasil : - Jumlah jam tidur cukup. - Pola tidur normal - Kualitas tidur cukup - Pasien tampak segar. - Tampak rileks Rencana Tindakan



Rasional



a) Kaji kebiasaan tidur



a) Mengetahui



pasien.



kebiasaan dan kebutuhan pasien.



b) Kaji faktor penyebab gangguan pola tidur.



b)



Mengetahui faktor



penyebab gangguan tidur



c) Jelaskan pentingnya



pasien. c)



tidur yang adekuat.



Meningkatk



an pengetahuan pasien d) Berikan tempat tidur yang



nyaman



tentang



dan pentingnya tidur yang



tenang.



adekuat. e) Monitor pola tidur



d)



dan catat keadaan fisik,



an



psikososial



serta dukungan.



yang



mengganggu



tidur



e)



Meningkatk kenyamanan Pola



tidur



yang biasanya secara



f)



tidur



Kolaborasi dengan



individual



dokter, pemberian obat



dapatdikumpulkan



tidur sesuai indikasi.



melalui pengkajian yang komprehensif dan dibutuhkan menentukan penyebab gangguan. f)



Membantu pasien



holistic, untuk



selama priode transisi.



Hari / Tanggal



No DX



Perencanaan Keperawatan



Senin, 26/4/2021



2



Tujuan: Tujuan dan kriteria hasil : - Dalam waktu 1 x 24 jam setelah diberi tindakan keperawatan kulit klien tidak tampak kering - Dalam waktu 3 x 24 jam tidak terjadi kerusakan integritas kulit. Kriteria hasil : - Intergritas kulit klien utuh. - Melaporkan adanya gangguan sensasi atau nyeri



pada daerahkulit yang mengalami gangguan. - Menunjukkan pemahama dalam proses perbaikan kulit mencegah terjadinya cedera berulang. - Mampu melindungi mempertahankan



kulit dan



kelembaban kulit dengan perawatan alami. Rencana Tindakan Rasional



a)



Kaji kulit dari efek



samping terapi kanker



a)



Kemoterapi



atau



kemoradiasi dapat



b) Gunakan air hangat



berakibat



dan sabun ringan pada



pada



kerusakan



kulit



waktu mandi



seperti kulit kering dan bersisik.



c) Anjurkan klien untuk b)



tidak menggaruk.



Air hangat dapat



mengangkat d)



jaringan



Ubah posisi / alih



mati pada kulit sehingga



baring sesering mungkin.



kelembaban kulit terjaga.



e) Hindari



untuk



memakai krim apapun kecuali resep dari dokter.



c) Menggaruk



kulit



kering



akan



menyebabkan luka pada klien



yang



dapat



memperparah iritasi pada kulit klien. d)



Mengubah



posisi



sesering mungkin menghindari



terjadinya



penekanan pada satu area yang dapat menyebabkan decubitus.



e)



Memakai



semabrangan tanpa mengetahui



krim



kandungan dapat



menyebabkan



reaksi kulit terhadap obat yang dapat menimbulkan iritasi.



5. Implementasi dan Evaluasi Dari intervensi yang telah di tetapkan maka di lakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai dengan diagnosa keperawatan.



Tabel 4. Implementasi Dan Evaluasi Hari/ tanggal



N o D x



Implementasi Keperawatan



Evaluasi (SOAP



a) Mengkaji keadan tidur pasien,menanyakan waktu tidur dan



S:



26/4/202



kebutuhan tidur pasien dalam sehari semalam. Waktu tidur



pasien



1



sebelum masuk rumah sakit 6-7 jam dalam semalam.



mengatakan



b) Mengkaji faktor penyebab gangguan tidur, kebutuhan tidur



tidur



terganggu karena cemas dengan penyakit, memberikan



dimalam



penjelasan dengan menggunakan leaflet tentang penyakit



hari



kanker servik, dan macam-macam penyembuhan yang dapat di



lama, biasa



lakukan.



4



Senin,



1



lebih jam,



sekarang c) Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat, penkes tentang istirahat tidur dapat memberikan kesegaran dan dapat mempercepat penyembuhan dalam penyakit. d) Memberikan tempat tidur yang nyaman dan tenang. Slaken bersih kondisi tempat tidur juga bagus derta lingkungan yang tenang.



bisa



5-6



jam O : Wajah terlihat lebih segar, Tidak



ada



kantung e) Memonitor pola tidur dan



mata. Pasien



catat keadaan fisik mengukur TTV pasien, TD, Pernafasan,



terlihat



Nadi dan Suhu, serta fsikokososial yang mengganggu tidur



lebih rileks.



pasien.



TD : 120/70 mmhg.



f) Kolaborasi dengan dokter pemberian obat tidur sesuai idikasi, memberikan obat tidur dari dokter ketika rasa cemas menunjul penyebab dari gangguan tidur.



Nadi



:



74x/menit Pernafasan : 22x/menit Temp



:



37˚C A : Masalah



Ramelteon : 8 mg diberikan 30 menit sebelum tidur.



sebagian teratasi. P : Intervensi di lanjutkan.



a) Mengkaji kulit dari efek samping terapi kanker, kulit pasien



S:



26/4/202



setelah di kemoterapi kering dan bersisik, menjelaskan kepada



Klien



1



klien efek samping kemoterapi.



mengatakan



Senin,



2



mengerti b) Menggunakan air hangat dan sabun ringan pada waktu mandi. Gunakan sabun dan bersihkan menggunakan air hangat, kemudian kulit yang kering di kompres dengan kain yang di basahi air hangat.



yang



di



ajarkan dan klien



c) Menganjurkan klien untuk tidak menggaruk menjelaskan kepada klien menggaruk dapat menyebabkan luka semakin parah. d) Mengubah



dengan apa



mengatakan kulitnya terasa lebih lebab



posisi



/



alih



baring



sesuai



mungkin,



dan



tidak



menjelaskan kepada klien mengubah posisi untuk menghindari



kering. O :



penekanan dan tidak terjadi dekubitus di suatu area.



Kulit lebih lembab,



e) Menghindari untuk tidak memakai krim kecuali resep dari



sisik



dokter, mmenjelaskan kepada klien memakai krim dari dokter



kulit



agar tidak terjadi kerusakan yang lebih parah akibat kandungan



berkurang.



krim sembarangan



A:



pada



Masalah sebagian teratasi. P : Intervensi di lanjutkan



A. Kesimpulan.



BAB III PENUTUP



Pada bab ini penulis akan membuat kesimpulan dari pengelolaan dan pembahasan asuhan keperawatan gangguan pola tidurpada Ny.T dengan Ca Servik di RSUD. Dr. Pringadi Medan. a. Pengkajian pada Ny. T dengan Ca Servik didapatkan data subyektif : pasien mengatakan cemas dengan penyakit yang di deritanya dan akan melakukan kemoterapi yang ke 3(tiga), pada pemeriksaan fisik,area servik berbau, adanya keputihan, kotor, kulit klien kering dan bersisik. Pasien mengatakan tidak bisa tidur dengan nyenyak, tidur selama 3-4 jam, pasien terbangun pada tengah malam Karena cemas memikirkan keadaan penyakitnya, pasien mengatakan cemas setelah mendapatkan informasi tentang penyakitnya yang tak kunjung sembuh, setelah dilakukan Kemoterapi. Data obyektif : klien nampak lesu dan ada kantung mata, tekanan darah 110/70 mmHg, suhu 37,5C, nadi 80x/menit, pernafasan 20x/menit, pasien terlihat lemas, pucat, lelah, keadaan umum klien composmetis, ekspresi wajah pasien nampak cemas, dan gelisah. Pengkajian yang tidak dapat di lakukan di RSUD. Dr. Pringadi Medan adalah pemeriksaan dalam pada servik, karena ruangan yang tidak memungkinkan dan tirai ruangan yang tidak tersedia serta alat yang memungkinkan. b. Dari hasil pengkajian tersebut dapat di rumuskan dua diagnosa keperawatan yaitu: - Gangguan Istirahat (Pola Tidur) b/d penyakit Kanker servik d/d ketidakmampuan klien tidur di malam hari dengan normal. - Resiko kerusakan integritas kulit b/d penatalaksanaan kemoterapi d/d kulit klien kering dan bersisik. c. Intervensi diagnosa pertama Gangguan Tola tidur berhubungan dengan penyakit



kanker servik. kaji kebiasaan tidur pasien, berikan tempat tidur yang nyaman, monitor pola tidur serta catat keadaan fisik psikososial yang mengganggu tidur, kolaborasi dengan dokter pemberian obat tidur sesuai indikasi. Dengan melakukan beberapa intervensi keperawatan yang telah dibuat sebelumnya di



dalam kasus secara teratur dan bertahap, perkembangan klien semakin hari semakin tampak membaik. Klien mengatakan sudah mulai bisa tidur di malam hari, dan rasa cemas akan penyakitnya juga sudah mulai mengurang. d. Implementasi keperawatan yang dilakukan pada klien sesuai dengan perencanaan tindakan asuhan keperawatan yang bertujuan sesuai dengan kriteria



hasil.



Implementasi yang di lakukan tercapai sesuai intervensi. Penjelasan yang di berikan dapat di terima oleh pasien. e. Evaluasi diagnosa pertama gangguan pola tidur berhubungan dengan cemas akan penyakit kanker servik mendapatkan hasil masalah teratasi sebagian maka intervensi dilanjutkan, diagnosa kedua resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penatalaksanaan kemoterapi mendapatkan hasil masalah teratasi sebagian, intervensi di lanjutkan. B. Saran 1. Bagi instansi pendidikan Dalam hal ini khususnya S1 Keperawatan sari mutiara lebih dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas dan professional, dengan memunculkan inovasi-inovasi baru dalam pendidikan yang lebih kreatif dan menonjol, sehingga dapat tercipta perawat profesional yang terampil, handal, dan bermutu, yang mampu memberikan asuhan keperawatan secara optimal dan komprehensif khususnya pada pasien ca servik 2. Bagi praktik keperawatan Para praktisi keperawatan dapat meningkatkan pelayanan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Prioritas Masalah Gangguan Pola Tidur Pada Pasien Ca Servik 3. Bagi Mahasiswa



Agar menggali lebih dalam lagi ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan Gangguan Pola Tidur. 4. Bagi Pasien dan Keluarga Pasien dan keluarga diharapkan untuk dapat melakukan tindakan yang sudah disarankan dan dianjurkan oleh perawat guna mencegah terjadinya masalahmasalah



baru atau komplikasi lebih lanjut, dan menganjurkan keluarga untuk memberikan pasien untuk menjaga sistem reproduksi dan kebersihan sistem reproduksi pada wanita agar tidak terinfeksi virus. Pasien dengan ca servik diharapkan dapat mengenali, mengetahui dan memonitor tanda dan gejala dari penyakit ca servik yang ada pada dirinya.



DAFTAR PUSTAKA Alimul H, Aziz, 2006 Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika. Brunner and Suddarth. 1996. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3. Jakarta : EGC Hamilton, Persis. 1995. Dasar - Dasar Keperawatan Maternitas, Edisi 6. Jakarta : EGC Doenges, Marilynn asuhan



E.



Keperawatan:



2000



Rencana



pedoman untuk



perencanaan



dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC. Kozier, Barbara. Erb, Glenora. Berman, Audrey. dan Snyder, Shirlee J, (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses & Praktik. Edisi 7. Volume 1. Jakarta : EGC. Potter & Perry. (2005). Fundamental keperawatan konsep, proses, dan praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC. Tarwoto dan Wartonah. (2006). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika. Wilkinson, Judith M, (2005). Prentice Hall Handbook With NIC interventions and NOC Outcomes. Eighth Edition. United States of America: Pearson Prentice Hall