8 0 158 KB
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. T DENGAN NY. S MENDERITA DIABETES MELITTUSDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANTRIJERONKOTA YOGYAKARTA Oleh : KELAS 3C KEPERAWATAN (SEMESTER VI) KELOMPOK I :
MAKALAH Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga Dosen : Ns. Roganda Situmorang,S.Kep.,M.Kep
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU TAHUN 2021 KATA PENGANTAR HFHFHFHF
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
1.2.
Tujuan Penulis
1.3.
Manfaat Penulis
BAB II ISI 2.1 Konsep Keluarga 2.1.1
Definisi Keluarga Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi), tinggal dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta saling ketergantungan.
2.1.2
Fungsi Keluarga Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu : 1. Fungsi Afektif Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010) :
a. Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga. b. Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif akan tercapai. c. Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. 2. Fungsi Sosialisasi Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat Membina hubungan sosial pada anak, Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya keluarga. 3. Fungsi Reproduksi Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan. 4. Fungsi Ekonomi Fungsi Ekonomi Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal.
5. Fungsi Perawatan Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan. 2.1.3
Tahap-tahap Perkembangan Keluarga Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga dibagi menjadi 8 : 1. Keluarga Baru (Berganning Family) Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama, membina hubungan dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB, persiapan menjadi orangtua dan memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orangtua).
2. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing) Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain yaitu adaptasi perubahan anggota keluarga, mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan, membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB post partum 6 minggu.
3. Keluarga dengan anak pra sekolah Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. 4. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun) Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan keluarga seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual, dan menyediakan aktifitas anak. 5. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun) Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan terhadap remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga. 6. Keluarga dengan anak dewasa Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarganya. 7. Keluarga usia pertengahan (middle age family) Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu santai, memulihkan hubungan antara generasi muda-tua, serta persiapan masa tua. 8. Keluarga lanjut usia
Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima kematian pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta melakukan life review masa lalu. 2.1.4
Tugas Keluarga Dalam Didang Kesehatan 1. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan 2. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan 3. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit 4. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan 5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat
2.2 Diabetes Melittus 2.2.1
Definisi Diabetes Melittus Diabetes Melittus (DM) merupakan sekelompok penyakit metabolik dengan karakteristik terjadinya peningkatan kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia) yang diakibatkan oleh gangguan sekresi insulin, resistensi insulin atau keduanya yang berlangsung lama (kronik) dan dapat menyebabkan kerusakan gangguan fungsi, kegagalan berbagai organ, terutama mata, organ ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah lainnya Smeltzer & Bare, (2008) Menurut American Diabetes Association (ADA) 2010, Diabetes Melittus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Diabetes melittus tipe 2 terjadi jika insulin hasil produksi pancreas tidak cukup atau sel lemak dan otot tubuh menjadi kebal terhadap insulin, sehingga terjadilah gangguan pengiriman gula ke sel tubuh.
Diabetes Tipe 2 ini merupakan tipe diabetes yang paling umum dijumpai, juga sering disebut diabetes yang dimulai pada masa dewasa, dikenal sebagai NIDDM (Non-insulin-dependent diabetes melitus). 2.2.2
Jenis Hipertensi 1. Diabetes Melitus tipe 1 adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh kenaikan kadar gula darah akibat destruksi (kerusakan) sel beta pancreas karena suatu sebab tertentu yang menyebabkan produksi insulin tidak ada sama sekali sehingga penderita sangat memerlukan tambahan insulin dari luar. 2. Diabetes Melitus tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh kenaikan kadar gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau fungsi insulin (resistensi insulin) 3. Diabetes Melitus tipe lain adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh kenaikan kadar gula darah akibat defek genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, sebab imunologi yang jarang, sindrom genetic lain yang berkaitan dengan DM 4. Diabetes Melitus tipe Gestasional adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh kenaikan kadar gula darah yang terjadi pada wanita hamil, biasanya terjadi pada usia 24 minggu masa kehamilan, dan setelah melahirkan gula darah kembali normal.
2.2.3
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi DM
1. Obesitas (kegemukan) Terdapat korelasi bermakna antara obesitas dengan kadar glukosa darah, pada derajat kegemukan dengan IMT > 23 dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah menjadi 200mg%. 1,2 2. Hipertensi Peningkatan tekanan darah pada hipertensi berhubungan erat dengan tidak tepatnya penyimpanan garam dan air, atau meningkatnya tekanan dari dalam tubuh pada sirkulasi pembuluh darah perifer. 3. Riwayat Keluarga Diabetes Mellitus Seorang yang menderita Diabetes Mellitus diduga mempunyai gen diabetes. Diduga bahwa bakat diabetes merupakan gen resesif. Hanya orang yang bersifat homozigot dengan gen resesif tersebut yang menderita Diabetes Mellitus. 4. Dislipedimia Restyana Noor F|Diabetes Melitus Tipe 2 J MAJORITY | Volume 4 Nomor 5 | Februari 2015 |96 Adalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak darah (Trigliserida > 250 mg/dl). Terdapat hubungan antara kenaikan plasma insulin dengan rendahnya HDL (< 35 mg/dl) sering didapat pada pasien Diabetes. 5. Umur Berdasarkan penelitian, usia yang terbanyak terkena Diabetes Mellitus adalah > 45 tahun. 6. Riwayat persalinan Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat atau berat badan bayi > 4000gram 6. Faktor Genetik DM tipe 2 berasal dari interaksi genetis dan berbagai faktor mental Penyakit ini sudah lama dianggap berhubungan dengan agregasi familial. Risiko emperis dalam hal terjadinya DM tipe 2 akan meningkat dua sampai enam kali lipat jika orang tua atau saudara kandung mengalami penyakitini. 7. Alkohol dan Rokok Perubahan-perubahan dalam gaya hidup berhubungan dengan peningkatan frekuensi DM tipe 2. Walaupun kebanyakan peningkatan ini
dihubungkan dengan peningkatan obesitas dan pengurangan ketidak aktifan fisik, faktor-faktor lain yang berhubungan dengan perubahan dari lingkungan tradisional kelingkungan kebarat- baratan yang meliputi perubahan-perubahan dalam konsumsi alkohol dan rokok, juga berperan dalam peningkatan DM tipe 2. Alkohol akan menganggu metabolisme gula darah terutama pada penderita DM, sehingga akan mempersulit regulasi gula darah dan meningkatkan tekanan darah. Seseorang akan meningkat tekanan darah apabila mengkonsumsi etil alkohol lebih dari 60ml/hari yang setara dengan 100 ml proof wiski, 240 ml wine atau 720 ml. Faktor resiko penyakit tidak menular, termasuk DM Tipe 2, dibedakan menjadi dua. Yang pertama adalah faktor risiko yang tidak dapat berubah misalnya umur, faktor genetik, pola makan yang tidak seimbang jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, Indeks Masa Tubuh. 2, 2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga 2.3.1
Pengkajian 1. Data Demografi a. Nama : Tn.T b. Umur : 62 tahun c. Jenis Kelamin : Laki-Laki d. Agama : Islam e. Pendidikan Terakhir : SD f. Pekerjaan : Buruh g. Alamat : Minggiran RT 51,RW 14 Yogyakarta
h. Suku/bangsa : Jawa/WNI i. Daftar Anggota Keluarga N
Nama
o
Umu
Agam
L/
Hub.
Pendidika
pekerjaa
Ke
r
a
P
Dg
n
n
t
KK 1
Ny.
61
Islam
P
Istri
SD
Ibu RT
22
Islam
L
Ana
SMK
Buruh
Sumiyat 2
i TRI
k
j. Fungsi Keluarga 1. Fungsi Afektif Keluarga Tn.T saling mendukung dengan kasih sayang sehingga dapat terpenuhi kehidupan yang sangat sederhana. 2. Fungsi Sosial. Interaksi sosial keluarga Tn.T antara anggota keluarga dan lingkungan terjalin baik. 3.
Fungsi Ekonomi Fungsi ekonomi keluarga Tn.T baik, untuk sehari-hari ditanggung oleh Tn.T. sebagai pencari nafkah.
k. Strukur Keluarga Pola Komunikasi Pola komunikasi yang digunakan komunikasi
terbuka,
tiap
anggota
keluarga
bolehmengungkapkan
pendapatnya masing masing hal ini dapat dilihat pada waktu perawat melakukan pengkajian. Keluarga Tn.T menyelesaikan masalah dengan musyawarah. Pengambil keputusan : adalah Tn.T, karena sebagai Kepala Keluarga.
l. Tumbuh Kembang Keluarga Pertumbuhan dan perkembangan di Keluarga Tn.T menyesuaikan dengan keadaan yang ada di keluarga. m. Faktor Sosial, Ekonomi, Budaya Interaksi dengan tetangga baik-baik, ikut kegiatan RT maupun RW rutin, untuk memenuhi kebutuhan ekonomi bekerja sebagai buruh sebagai tambahan penghasilan memelihara ayam, adat istiadat mengikuti aturan-aturan yang ada di wilayahnya. n. Faktor Rumah dan Lingkungan a. Rumah 1) Kondisi rumah Tipe rumah : tidak permanen 29 Lantai : plester Kepemilikan : kontrak 2) Ventilasi Baik,jendela tidak dibuka tiap hari. 3) Penerangan Pencahayaan baik , siang hari tampak terang. o. Lima Tugas Keluarga 1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan. Keluarga Tn.T mendapat keterangan dari dokter dan tenaga kesehatan Puskesmas Mantrijeron bahwa: Ny. S pernah menderita penyakit Dm,tentang penyakitnya,diet,aktifitas. 2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat Keluarga Tn.T sudah membawa Ny.S ke Puskeswmas Mantrijeron, saat sakit. 3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga Tn.Tmengatakan
tidak
mampu
merawat/tentang
pengobatan
,diet,aktifitasNy.S yang menderita DM, makanan dan minuman pantangan.
4) Kemampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan yang sehat untuk anggota keluarga yang sakit. Secara fisik dan psikosial Keluarga Tn.T sudah mampu memodifikasi lingkungan yang sehat untuk Ny.S 5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Kemampuan keluarga Tn.T memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada sudah menyadari betapa pentingnya BPJS ,setiap ada 0 2.3.2
Analisis Data NO
DATA
MASALAH
Data subyek :
Ketidak efektifan Kurangnya
1. Tn K mengatakan bahwa manajemen
keluarga
dalam
minuman yang tepat untuk keluarga,
di merawat
anggota
T keluarga
yang
Dm,persepsi keluarga
hanya mengurangi minum dengan manis-manis.
a. GDS : 106 mg/dl b. Tidak ada Luka di kaki Obat
dari
Puskesmas
Mantrijeron glimepirid,metformin
Rencana
Tn.
Ny. menderita DM.
S.menderita Dm
DO :
2.3.3
pengetahuan
tidak tahu makanan dan kesehatan
penyakit
c.
PENYEBAB
Kriteria
Hitungan
Skor
Sifat masalah.
Pembenaran Sifat masalah tidak dapat diubah
Skala: Aktual 3
3/3 x1
1
karena Ny. S menderita DM .hasil pemeriksaan laborat tgl 28 juni
Kemungkinan
masalah
dapat diubah.
2018
GDS
206
Obat
metformin,glimepirid 0/2x2
0
Masalah tidak efektif , Ny. S
Skala :
Lansia dan tidak mengetahui
Tdk dapat 0
tentang diet DM,olah raga,jadi perlu edukasi.
Potensial masalah untuk dicegah
1/3x1 1
Skala : Tinggi 3
Masalah lanjut sudah terjadi, membutuhkan perawatan segera.
Cukup 2 Rendah 1
Menonjolnya
masalah.
Skala : Masalah berat 0/2x1
1
harus segera di tangani 2
Ny.
Ada masalah tp tdk perlu
masalah penyakit DM nya perlu
ditangani 1 Masalah tida
dikendalikan
Jumlah Skor =
3
S
mengatakan
bahwa
2.3.4
Diagnosa keperawatan 1. Kurangnya pengetahuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita DM berhubungan dengan Ketidak efektifan manajemen kesehatan keluarga, di keluarga Tn. T dengan Ny. S.menderita DM 2.
Diagnosa Keperawatan Keluarga sesuai prioritas masalah. a. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga, di keluarga Bp.T berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan keluarga dalam hal merawat anggota keluarga yang menderita DM Implementasi Keperawatan NO
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Keperawatan keluarga 1
Ketidakefektifan 1. Tujuan Panjang : Setelah . manajemen
dilakukan
kesehatan
keperawatan
keluarga,
di kesehatan
keluarga.Tn
.T keluarga
Lakukan
tindakan penyuluhan manajemen kesehatan keluarga Tn.
T
tentang
di diet DM. 2. Sarankan
menjadi kontrol gula rutin 1
berhubungan
efektif dengan Kriteria hasil : bln
sekali.
3.
dengan
• Gula darah Ny.S normal. • Sarankan
kurangnya
Tidak terjadi komplikasi DM saat memotong kuku
hati-hati
pengetahuan
2. Tujuan pendek : A. Setelah 4.
keluarga dalam dilakukan hal
Ajarkan
tindakan kaki
5.
senam Sarankan
merawat keperawatan keluarga Tn.T selalu memakai alas
anggota keluarga
mampu
merawat
:
1) kaki. 6. Sarankan
yang Menyediakan diet dm. 2) istirahat tepat pada
menderita DM.
Kontrol gula darah rutin : 1 waktunya. bln sekali.
7.
Sarankan
jangan
3)Minum obat rutin dengan 5 sering begadang. 8. benar: benar obat, orang, cara, Motivasi
lakukan
waktu, dosis. 4)Kontrol rutin intervensi
yang
ke
Sarankan
Puskesmas.
5)Aktifitas ajarkan.
yang tepat.
olah
di
ragayang
rinngan
2.3.5
Implementasi NO
Diagnosa
Tanggal Penatalaksaan
TTD
keperawatan 1
Ketidakefektif
an 5
manajemen kesehatan keluarga, di keluarga.Tn .T
Juli 1. Melakukan
2018
penyuluhan
kesehatan tentang diet DM. 2. Menyarankan
kontrol
gula
rutin 1 bln sekali.
berhubungan
3. ajarkan senam kaki
dengan
4. Menyarankan
hatihati
saat
ketidakmampu
an
keluarga
dalam
merawat
anggota
keluarga
yang
memotong kuku. 5. Menyarankan selalu memakai alas kaki. 6. Menyarankan istirahat tepat
menderita DM.
pada waktunya. 7. Menyarankan jangan sering begadang. 8. Memotivasi
lakukan
intervensi yang di ajarkan. 9. Menyarankan olah raga yang ringanringan. 2
Ketidakefektif
an 6
manajemen
2018
kesehatan keluarga, di keluarga.Tn .T berhubungan
jika
kontrol rutin ke puskesmas. 2. Menyarankan untuk kontrol rutin ke puskesmas.
gula.
ketidakmampu
an
keluarga
dalam
merawat
anggota
keluarga
yang
menderita DM
Evaluasi
manfaat
3. Menjelaskan manfaat kurangi
dengan
2.3.6
Juli 1. Menjelaskan
4. Menyarankan untuk kurangi konsumsi gula. 5. Menyarankan istirahat tepat pada waktunya.
NO
Diagnosa
Pelaksanaan
TTD
Keperawatan Ketidakefektif
an 1. Subyektif :
manajemen kesehatan keluarga, di
keluarga.Tn
.T
Keluarga mengatakan senang telah diberi penyuluhan.
Keluarga
mengatakan
berhubungan dengan
menyiapkan
makanan
ketidakmampu
seperti yang diajarkan.
an
keluarga
dalam
merawat
anggota
keluarga
yang
menderita DM
Keluarga
akan minuman
mengatakan
telah
menyarankan agar Ny.S melakukan senam kaki 2. Obyektif
Keluarga Tn.T tampak senang.
3. Analisa
Tujuan sebagian tercapai
4. Perencanaan
Berikan
motivasi
pada
keluarga
Tn.Tuntuk terus melakukan 1. Subyektif :
Ny. S mengatakan akan kontrol ke Puskesmas.
2. Obyektif
Keluarga tampak senang.
3. Analisa Tujuan sebagian tercapai 4. Perencanaan
Berikan untuk
motivasi lakukan
diajarkan.
pada
keluarga
intervensi
yang
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah memberikan asuhan keperawatan selama tiga hari pada tanggal 3 juli sampai dengan tanggal 5 juli 2018 1. Penulis mendapat gambaran nyata pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga padaNy.S, dengan permasalahan Diabetes Mellitus ,mulai dari pengkajian,analisis data,penegakan diagnosis keperawatan,implementasi sampai dengan evaluasi 2. Pada kasus Ny.S, ditegakkan diagnosa keperawatan manajemen kesehatan tidak efektif Kurang terpapar informasi,dengan implementasi sebagai wujud dari perencanaan yangdisusun,diagnosa tersebut dapat diatasi. 3. Faktor pendukung dalam studi kasus ini adalah peran aktif dan tanggung jawab Tn.T, selaku kepala keluarga,serta semangat dan usaha Ny.S. untuk dapat mandiri dirumahnya.keterbatasan penelitian terdapat pada segi evaluasi yang terbatas ,dalam hal ini waktu sehinggga kriteria hasil untuk evaluasi tidak dapat maksimalketerbatasan penelitian terdapat pada segi evaluasi 50 51 yang terbatas dalam hal waktu,sehingga kriteria hasil untuk evaluasi tidak dapat maksimal B. Saran 1. Bagi Perawat Puskesmas Mantrijeron Diharapkan dapat melakukan kunjungan rumah ulang pada pekan kedua setelah dilakukan intervensi pertama pada Ny.S ,dalam rangka menindaklanjuti perkembangan penyakitnya 2. Bagi keluarga diharapkan akan menambah wawasan dalam masalah perawatan Diabetes Melittus . 3. Bagi penyandang Diabetes Melittus diharapkan hasil study kasus ini dapat menambah pengetahuan dalam hal perawatan Diabetes Melittus yang dialami.
DAFTAR PUSTAKA ADA, 2010. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus Diabetes Care USA. 27 : 55 Beck, M. 2011. Ilmu Gizi Dan Diet Hubungannya Dengan PenyakitPenyakit Untuk Perawat Dan Dokter. Yayasan Essentia Medica : Yogyakarta. Kozier, B. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan Praktik. Edisi VII. Volume 1. Jakarta : EGC Murwani, A. 2009. Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Yogyakarta : Gosyen Publishing. PERKENI (2015). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi). 2010. Penuntun Konseling Gizi, Penerbit PT Abadi. Jakarta.Price, Wilson, 1994.Patofisiologi: Konsep Klinis, Proses-Proses Penyakit Buku I, Edisi 4,JakartaEGC. Persagi, 2011. Proses Asuhan Gizi Berstandart (PAGT), PT. Abadi, Jakarta. Philadelphia: Linppincott William & Wilkins. Effendy, Nasrul, 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2, Jakarta: EGC. Smeltzer & Bare . (2008). Textbook of Medical Surgical Nursing Vol.2. Soegondo, S., 2011. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus Terkini dalam: Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I., Editor. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu bagi dokter maupun edukator diabetes. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Suyono, S., 2009. Diabetes Melitus di Indonesia : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Tjokroprawiro, A., 2011. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes Mellitus. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.