Asuhan Postnatal Di Komunitas [PDF]

  • Author / Uploaded
  • novi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



TUGAS MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS Asuhan Posnatal Di Komunitas Dosen Pembimbing: Ervi Husni, S.Kep.Ns, M.Kes



Oleh: 1. Kiftiyah Sa’adatul F. 2. Jamila Alfiyah. 3. Fitria Nathalia maria 4. Anjar Arum Siti M. 5. Retno Dwi Novianti 6. Dita Yeni Rahmawati 7. Rosalita Eka H. 8. Redtieva Faradila W.P. 9. Mur Rachmawati 10. Noveren Yona



P27824416045 P27824416046 P27824416048 P27824416049 P27824416063 P27824416069 P27824416071 P27824416073 P27824416076 P27824416077



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN 2018



2



KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayahNya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi mahasiswi kebidanan maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan. Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas dengan judul “Asuhan Posnatal di Komunitas” Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk perbaikan makalah ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Aamiin.



Surabaya, 19 Maret 2018



Penulis



3



DAFTAR ISI



Cover ................................................................................................................ i Kata Pengantar ................................................................................................. ii Daftar Isi........................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1 1.3 Tujuan ........................................................................................................ 1 BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 A s u h a n P o s t n a t a l d i K o m u n i t a s ................................................... 2 1. Standar Peralatan .................................................................................... 2 2. Standar Tempat ...................................................................................... 3 3. Standar Pelayanan .................................................................................. 3 2.2 Jadwal Kunjungan di Rumah dan di Pelayanan Kesehatan ....................... 14 2.3 Postpartum Group ...................................................................................... 16 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 23 3.2 Saran ........................................................................................................... 23 Daftar Pustaka .................................................................................................. 24



4



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Masa nifas di mulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu lamanya.dalam masa nifas ini,bidan mempunyai peran dan tanggung jawab untuk mendeteksi



komplikasi



pada



ibu



untuk



melihat



perlu



atau



tidaknya



rujukan,memberikan konseling pada ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan. Mengenali tanda-tanda bahaya,memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayinya memulai dan mendorong pemberian ASI. Maka dari itu kita harus melakukan asuhan pada ibu nifas berdasarkan sstandar-standar asuhan pada ibu nifas serta kunjungan rutin rumah untuk pencegahan AKI dan AKB secara dini.



1.2 Rumusan Masalah 1.



Apa saja standart pelayanan minimal dalam asuhan postnatal di komunitas?



2.



Bagaimana jadwal kunjungan di rumah dan di pelayanan kesehatan?



3.



Apa saja manfaat postpartum group dalam asuhan postpartum dalam komunitas?



1.3 Tujuan 1.3.1



Tujuan Umum



Penulisan dan penyusunan makalah Asuhan Kebidanan ini diharapkan mahasiswi mampu memahami asuhan post natal pada ibu dalam komunitas serta dapat mengimplemaentasikan dalam kehidupan sehari-hari. 1.3.2



Tujuan Khusus 1.



Mengetahui standart pelayanan minimal dalam asuhan postnatal ibu di komunitas.



5



2.



Memahami jadwal kunjungan di rumah dan di pelayanan kesehatan.



3.



Mengetahui manfaat postpartum group dalam asuhan postparum dalam komunitas.



1.4 Manfaat Manfaat dari adanya penulisan makalah ini yaitu: 1. Memberikan informasi bagi tenaga kesehatan dalam memberikan standart pelayanan minimal di komunitas. 2. Memberikan informasi mengenai jadwal kunjungan di rumah dan di pelayaan kesehatan. 3. Memberikan informasi mengenai adanya postpartum group pada ibu



1.5 Sistematika Penulisan Dalam asuhan postnatal dalam komunitas Bab 1 : Pendahuluan Bab 2 : Pembahasan Bab 3 : Penutup DAFTAR PUSTAKA



6



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Asuhan Postnatal di Komunitas Asuhan ibu postnatal adalah suatu bentuk menejemen kesehatan yang dilakukan pada ibu nifas di masyarakat. Asuhan kebidanan postnatal di komnunitas adalah pemberian asuhan secara menyeluruh tidak hanya kepada ibu nifaas akan tetapi pemberian asuhan yang melibatkan seluruh keluarga dan anggota keluarga masyarakat di sekitar ibu nifas. Asuhan ini merupakan kelanjutan asuhan dari rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya. (Ambarwati, Eni. 2008) 2.1.1 Standar Pelayanan Minimal; Alat Standar pelayanan minimal adalah suatu ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib yang berhak diperoleh bagi setiap warga secara minimal. Pelayanan dasar yang dimaksud adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara. Dalam standar pelayanan minimal bidan juga harus menyediakan kebutuhan alat dan obat yang diperlukan dalam pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas, alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan harus steril dan bersih. Untuk peralatan tidak steril berjumlah 15, peralatan steril berjumlah 



Peralatan Tidak Steril 1. Handuk bersih 2. Handuk / kain bersih untuk menyelimuti bayi 3. Pembalut wanita 4. Sarung atau kain kering dan bersih untuk alas 5. Kain / selimut yang kering untuk menyelimuti ibu 6. Tensimeter 7. Stetoskop 8. Termometer



7



9. Stopwatch 10. Bengkok 11. Palu reflect 12. Pen light 13. Handscoen 14. Cold chain 15. Safety box  Peralatan Steril 1. Sarung tangan 2. Kapas DTT 3. Pinset anatomis 4. Pinset Sirurgi 5. Handscoen 6. Spuit ukuran 1 ml 7. Spuit ukuran 3 ml 8. Jarum ukuran 25-27 



Obat 1. Vaksin BCG dan Polio 1 2. Asam Mefenamat 500 mg 3. Amoxicilin 250 mg 4. Tablet Fe 5. Vitamin A 6. Paracetamol 500 mg







Administrasi 1. Buku KIA 2. Kohort Ibu 3. Kohort Bayi 4. Kartu pencatatan



8



1. Standart 15 Pelayanan Bagi Ibu dan Bayi Pada Masa Nifas a. Tersedia vaksin, alat suntik, tempat penyimpanan vaksin da tempat pembuangan benda tajam yang memadai b. Tersedianya tablet besi dan asam folat c. Tersedia alat/perlengkapan, misalnya untuk membersihkan tangan, yaitu sabun, air bersih, dan handuk bersih, sarung tangan bersih/DTT d. Tersedia kartu pencatatan, kartu ibu, kartu bayi, kartu KIA



2.1.2 Standar Tempat Standar



pelayanan



minimal



dalam



asuhan



kebidanan



juga



harus



menyediakan tempat sesuai dengan standart yang harus disediakan yakni tempat yang



nyaman dan bersih yang dapat mendukung pemberian asuhan terhadap



pasien dengan maksimal serta kriteria-kriteria yang harus dipenuhi di dalamnya. Standar tempat yg dibutuhkan dalam asuhan postnatal adalah: 1. Tempat Di Rumah Bidan: a. Ruang nifas minimal mempunyai: 



Ukuran minimal 2x3 m untuk 1 tempat tidur







Jumlah tempat tidur maksimal 5 (lima) tempat tidur disesuaikan dengan luas ruangan.







Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang tidak tembus air dan mudah dibersihkan, keras, rata, tidak licin.







Akses keluar masuk pasien lebar minimal 90 cm.







Ruangan bersih dan tidak berdebu.







Tersedia tempat untuk mencuci tangan dengan air mengalir dan tersedia sabun atau antiseptik.



b. Ruang periksa mempunyai luas minimal 2x3 meter. c. Setiap bangunan pelayanan minimal mempunyai:  Ruang pemeriksaan KIA  Ruang nifas  Ruang administrasi / kegiatan lain sesuai kebutuhan



9



 Ruang tunggu  Kamar mandi / WC masing- masing 1 buah d. Semua ruangan mempunyai ventilasi (jendela/lubang udara) dan penerangan



2. Di Rumah Pasien Sesuai dengan keadaan rumah pasien, diusahakan ruangan yang digunakan pasien bersih dan nyaman



2.1.3 Standar Pelayanan Bagi Ibu Dan Bayi Pada Masa Nifas a. Pernyataan standar Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu ke dua dan minggu ke enam setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, ;erawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB. b. Tujuan Memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah persalinan dan memberikan penyuluhan ASI eksklusif. c. Prasyarat 



Bidan sudah dilatih dengan tepat dan terampil untuk mendampingi persalinan dan memberikan perawatan bayi baru lahir dengan segera.







Bidan sudah terlatih dan terampil untuk emeriksa dan menilai bayi baru lahir dengan menggunakan skor Apgar, ,enolong bayi untuk memulai terjadinya pernapasan dan melakukan resusitasi



10



bayi baru lahir, mengenal tanda – tanda hipotermi dan dapat melakukan



tindakan



yang



tepat



untuk



mencegah



dan



menangani hipotermi, pencegahan infeksi pada bayi baru lahir, mengenali tanda – tanda hipoglikemia dan melakukan penatalaksanaan yang tepat jika hipoglikemia terjadi 



Kartu Ibu, Kartu Bayi dan buku KIA







Sistem rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan bayi baru lahir yang efektif.



d. Proses Bidan harus: 



Pada kunjungan rumah, sapalah ibu atau suami atau keluarganya dengan ramah







Tanyakan pada ibu dan suami atau keluarganya jika ada masalah atau kekhawatiran tentang ibu atau bayinya







Cuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa ibu dan bayi







Periksa tanda-tanda vital ibu (suhu, nadi, dan tekanan darah)







Periksa payudara ibu, amati apabila puting retak dan tandatanda saluran ASI tersumbat atau infeksi payudara







Periksa involusi uterus (pengecilan uterus sekitar 2 cm per hari selama 8 hari pertama)







Periksa lochea yang pada hari ketiga seharusnya mulai berkurang dan berwarna coklat, dan pada hari ke delapan dank e sepuluh menjadi sedikit dan berwarna merah muda. Jika ada kelainan segera rujuk (lihat tanda-tanda bahaya). Jika dicurigai sepsis puerperalis gunakan standar 23, untuk penangan perdarahan pasca persalinan gunakan standar 22.







Tanyakan kepada ibu apakh ibu meminum tablet sesuai ketentuan (sampai 42 hari setelah post partum)



11







Bila ibu menderita anemia masa hamil atau mengalami perdarahan berat selama proses persalinan periksa hB pada hari ketiga, menasehati ibu supaya makan-makanan bergizi dan berikan tablet Fe.







Berikan penyuluhan kepada ibu tentang kebersihan diri, memakai pembalut yang bersih, makan-makanan yangbergizi, istirahat cukup, dan cara merawat bayi







Bicarakan pemberian ASI dan bila mungkin apakah bayi menyusu dengan baik







Nasehati ibu mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan







Bicarakan tentang KB dan kapan senggama dapat dimulai, sebaiknya hal ini di diskusikan dengan suami







Catat dengan tepat semua yang di temukan, jika ada hal-hal yang tidak normal segera rujuk ibu dan bayi ke rumah sakit



2.2



Jadwal Kunjungan Di Rumah dan Di Pelayanan Kesehatan Kunjungan pada masa nifas dilakukan minimal 4 x. Adapun tujuan kunjungan rumah untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir serta mencegah, mendeteksi dan menangani komplikasi pada masa nifas. Kunjungan rumah memiliki keuntungan sebagai berikut: bidan dapat melihat dan berinteraksi dengan keluarga dalam lingkungan yang alami dan aman serta bidan mampu mengkaji kecukupan sumber yang ada, keamanan dan lingkungan di rumah. Sedangkan keterbatasan dari kunjungan rumah adalah memerlukan biaya yang banyak, jumlah bidan terbatas dan kekhawatiran tentang keamanan untuk mendatangi pasien di daerah tertentu. (Saleha, Siti. 2009) Jadwal



kunjungan



rumah



dengan program pemerintah meliputi: 1.



Kunjungan I (6-8 jam postpartum).



2.



Kunjungan II (6 hari postpartum).



pada



masa



nifas



sesuai



12



3.



Kunjungan III (2 minggu postpartum).



4.



Kunjungan IV (6 minggu postpartum).



1. Kunjungan I (6-8 jam postpartum) 1. Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri. 2. Deteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta lakukan rujukan bila perdarahan berlanjut. 3. Pemberian ASI awal. 4. Konseling ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan karena atonia uteri. 5. Mengajarkan cara mempererat hubungan ibu dan bayi baru lahir. 6. Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.



2. Kunjungan II (6 hari postpartum) 1. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi baik, tunggi fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal. 2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan. 3. Memastikan ibu cukup istirahat, makanan dan cairan. 4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tandatanda kesulitan menyusui. 5. Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.



3. Kunjungan III (2 minggu postpartum) 1. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi baik, tunggi fundus uteri



di



bawah umbilikus,



tidak



ada



perdarahan



abnormal. 2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan. 3. Memastikan ibu cukup istirahat, makanan dan cairan. 4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.



13



5. Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.



9. Kunjungan IV (6 minggu postpartum) 1. Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas. a. Endometritis b. Peritonitis c. Bendungan ASI d. Mastitis e. Abses Payudara f. Tromboflebitis g. Depresi postpartum 2. Memberikan konseling KB secara dini.



Perencanaan kunjungan rumah meliputi: 1. Kunjungan rumah tidak lebih 24-48 jam setelah pasien pulang. 2. Memastikan keluarga sudah mengetahui rencana kunjungan rumah dan waktu kunjungan bidan telah direncanakan bersama. 3. Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan. 4. Merencanakan tujuan yang ingin dicapai dan menyusun alat serta perlengkapan yang digunakan. 5. Memikirkan cara untuk menciptakan dan mengembangkan hubungan baik dengan keluarga. 6. Melakukan tindakan yang sesuai standar pelayanan kebidanan dalam pemberian asuhan. 7. Membuat pendokumentasian hasil kunjungan. 8. Meyediakan sarana telepon untuk tindak lanjut asuhan.



Kunjungan postnatal rutin meliputi: 1.



Kunjungan rumah dilakukan minimal 2x setiap hari pada pagi dan sore selama beberapa hari postpartum



14



2.



Mengajarkan ibu dan keluarga tentang perawatan bayi baru lahir.



3.



Mengajarkan ibu untuk merawat diri.



4.



Memberikan saran dan nasehat sesuai kebutuhan dan realistis seperti



5.



Bidan harus sabar dan telaten menghadapi ibu dan bayi.



6.



Melibatkan keluarga saat kunjungan rumah seperti memberikan perhatian penuh baik verbal maupun non verbal, memberikan dukungan terhadap adaptasi lingkungan yang baru



2.3



Postpartum Group Di dalam melaksanakan asuhan pada ibu post partum di komunitas salah satunya adalah dalam bentuk kelompok. Ibu post partum dikelompokkan dengan mempertimbangkan jarak antara satu orang ibu post partum dengan ibu post partum lainnya. Kelompok postpartum merupakan salah satu bentuk kelompok atau organisasi kecil dari ibu nifas. Bertujuan untuk mendeteksi, mencegah, dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul masa nifas. Kegiatan dapat dilaksanakan di salah satu rumah ibu post partum/ posyandu



dan



polindes.



Kegiatannya



dapat



berupa



penyuluhan



dan



konseling.tentang : 1.



Kebersihan diri



2.



Istirahat



3.



Gizi



Pendidikan untuk ibu menyusui harus: a.



Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari



b.



Makanan dengan diet berimbang: protein, mineral, vitamin yang cukup



c.



Minum sedikitnya 3 liter per hari (8 gelas sehari), anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui



d.



Meminum pil zat besi selama 40 hari pasca persalinan



e.



Minum kapsul vitamin A 200.000 IU agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI



15



4.



Lochea Pembagian lochea antara lain: a.



Lochea rubra (1-3 hari postpartum): Warna merah segar dan berisi gumpalan darah, sisa selaput ketuban, sisa vernik, lanugo.



b.



Lochea



sanguolenta



(3-7



hari



postpartum):



Berwarna



merah



kekuningan, berisi darah dan vernik kaseosa. c.



Lochea serosa (7-14 hari postpartum): Berwarna kekuning-kuningan, berisi serum



d.



6.



Lochea alba ( 14-40 hari post partum): Berwarna putih.



Involusi uterus Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi placenta. Pada involusi uteri, jaringan ikat dan jaringan otot mengalami proses proteolitik, berangsur-angsur akan mengecil sehingga akhir kala nifas besarnya seperti semula dengan berat 30 gram.



7.



Senggama Secara fisik untuk memulai hubungan suami istri, begitu darah merah berhenti, ibu dapat memasukkan satu atau dua jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Memulai hubungan suami istri tergantung pada pasangannya.



8.



Keluarga berencana Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali.Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun, petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka cara mencegah kehamilan yang tidak



16



diinginkan. Biasanya wanita tidak menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama menyusui. Oleh karena itu, metode amenore



laktasi



dapat



dipakai



sebelum



haid



pertamakembali



Untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko cara ini adalah 2% kehamilan.



Meskipun



beberapa



metode



KB



mengandung



resiko,



menggunakan kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu telah haid lagi. Sebelum menggunakan metode KB hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu: a. Bagaiman metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya b. Kelebihan/keuntungan c. Kekurangannya d. Efek samping e. Bagaimana menggunakan metode ini. f. Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pasca salin yang menyusui Jika seorang ibu telah memiliki metode KB tertentu, ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi 2 minggu utuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu/ pasangan itu dan melihat apakah metode tersebut bekerja baik. Cara dukungan untuk mengatasi postpartum dari kelompok pendukung postpartum : 1.



Cara pendekatan komunikasi terapeutik yang tujuannya untuk menciptakan hubungan baik antara bidan dan juga pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara : a. Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi b. Dapat memahami dirinya c. Dapat mendukung tindakan konstruktif.



2.



Cara peningkatan support mental post partum dapat dilakukan keluarga misalnya :



17



a. Sekali-kali ibu meminta suami untuk ikut membantu dalam mengerjakan pekerjaan rumah seperti membantu mengurus bayinya, memasak, menyiapkan susu, dll b. Memanggil orang tua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi kesibukan merawat bayinya. c. Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih perhatian terhadap istrinya. d. Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan lahir. e. Memperbanyak dukungan dari suami. f. Suami menggantikan peran istri saat istri kelelahan. g. Ibu dianjurkan untuk sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja melahirkan. h. Bayi memakai pampers untuk meringankan kerja ibu. i. Mengganti suasana dengan bersosialisasi. j. Suami sering menemani istri dalam mengurus bayinya.



Selain hal diatas dukungan post partum dari dirinya sendiri diantaranya dengan cara : a. Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi. b. Tidurlah ketika bayi tidur. c. Berolahraga ringan. d. Ikhlas dan tulus dengan peran baru ssebagai ibu. e. Tidak perfectsionis dalam hal mengurus bayi, f. Bicarakan rasa cemas dan komunikasikan. g. Bersikap fleksibel. h. Kesempatan merawat bayinya hanya datang satu kali. i. Bergabung dengan kelompok ibu



18



Di dalam melaksanakan asuhan pada ibu postpartum di komunitas, salah satunya adalah dalam bentuk kelompok. Ibu-ibu postpartum dikelompokkan dengan mempertimbangkan jarak antara satu orang ibu postpartum dengan ibu postpartum lainnya 1. Program Ibu Nifas Kunjungan pada ibu nifas dan neonatus, ASI eksklusif, tablet Fe dan vitamin A. 2. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan bersamaan dengan kunjungan pada ibu nifas dan neonates. Data yang dibutuhkan antara lain : jumlah ibu nifas, kebiasaan atau tradisi setempat, permasalahan pada masa nifas, sumber daya masyarakat, dan penentu kebijakan. 3. Mengatur Strategi Pendekatan dengan keluarga ibu, tokoh masyarakat (tomas), tokoh agama (togam) , kepala desa dan kader sebagai pengambil keputusan dan penentu kebijakan sangat diperlukan untuk mewujudkan suatu kelompok ibu nifas. 4. Perencanaan Buat usulan atau proposal yang didalamnya memuat tentang latar belakang dan tujuan dari pembentukan kelompok. Perencanaan meliputi kegiatan yang kan dilakukan, tempat dan waktu, anggaran, serta peserta. 5. Pelaksanaan Jadikan contoh (Role Model) orang sebagai penentu kebijakan dan lakukan diskusi untuk membentuk susunan organisasi. Bidan bisa sebagai narasumber, kemudian buat rencana tindak lanjut. 6. Evaluasi Dilakukan pada akhir masa nifas, setelah kunjungan ke-4. Pastikan bahwa tujuan akhir pembentukan kelompok benar-benar tercapai, ibu dan bayi sehat, serta nifas berjalan normal



19



BAB III PENUTUP



3.1. Kesimpulan Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas mulai kunjungan masa nifas rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam setelah persalinan untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat. Penemuan dini, penanganan atau perujukan komplikasi yang benar. Memberikan penjelasan tentang kesehatan, mungkin terjadi pada masa nifas. Secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan BBL, pemberian ASI, imunisasi, dan KB. Maka dari itu standar meengenai asuhan post ntal sudah disusun sedemikian rupa karena standar-standar tersebut pentting diterapkan untuk penatalaksanaan dan pengawasan ibu post natal, serta kunjungan rutin yang dapat memantau lebih baik kondisi ibu masa nifas dan kesehatan bayinya.



3.2. Saran Bagi seorang bidan perlu untuk meningkatkan pelayanan bagi ibu dalam masa nifas. Memenuhi standart pelayanan minimal yang ditentukan untuk mendukung optimalnya pelayanan pada ibu nifas. Dalam mencegah risiko yang dapat timbul pada masa nifas, ibu sebaiknya tetap memeriksakan kondisinya dan bayi ke pelayanan kesehatan terdekat. Sesegera mungkin meminta tenaga kesehatan atau pergi ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pertolongan dan asuhan jika dalam kondisi atau keadaan yang tidak baik atau gawat yang dapat mengancam kesehatan ibu dan bayi.



20



DAFTAR PUSTAKA



Ambarwati. Eni. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendekia. Hlm: 116-121. Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Hlm: 83-94. Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi. Hlm:165-171.