Audit Atas Siklus Pendanaan-1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

AUDIT II AUDIT ATAS SIKLUS PENDANAAN



KELAS C KELOMPOK 7



NORI ERAWATI



(A1C015102)



RATNA SARI UTAMI



(A1C015109)



SITIRA NOVITASARI



(A1C015123)



TAMARA FIRDAUS BASYIR



(A1C015132)



TJOK PUTRI AYUNING SUJATI



(A1C015135)



JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MATARAM 2017



PEMBAHASAN



A. DESKRIPSI MODAL SENDIRI (OWNERS’ EQUITY) Modal sendiri (owners’ equity) adalah jumlah kumulatif kontribusi yang diberikan oleh pemilik kepada perusahaan sebagai suatu entitas, ditambah dengan laba yang diperoleh perusahaan yang ditahan di dalam perusahaan. Di dalam perusahaan perorangan, modal sendiri ini ditunjukkan di neraca oleh akun Modal atas nama seseorang (misalnya Modal Nn. Eliona, Modal Tn. Rimendi) dan akun Prive atas nama pemilik perusahaan yang bersangkutan (misalnya Prive Nn. Eliona, Prive Tn. Rimendi). Di dalam perusahaan berbentuk Firma dan CV, modal sendiri disajikan di dalam neraca dengan akun Modal atas nama tiap-tiap sekutu dan akun Prive atas nama setiap sekutu yang bersangkutab. Di dalam perusahaan berbetnuk perseroan terbatas (PT), modal sendiri perusahaan ditunjukkan dengan akun Modal Saham (Capital Stock), Paid-in Capital, Treasury Stock, Saldo Laba, dan cadangan (Reserve). Uraian di dalam bab ini akan dititikberatkan pada pengujian substantive terhadap ekuitas pemegang saham perusahaan berbetnuk perseroan terbatas. Menurut sifat kepemilikannya, perusahaan berbentuk perseroan dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Perusahaan perseroan yang seluruh modalnya berasal dari penyertaan pemerintah (disebut dengan istilah public corporation). Di Indonesia, contoh perusahaan ini adalah PT Persero, Perusahaan Negara (PN), Perusahaan Umum (Perum), Perusahaan Jawatan (Perjan). 2. Perusahaan perseroan yang seluruh atau sebagian besar modalnya berasal dari penyertaan swasta (disebut dengan private corporation). Perusahaan perseroan ini dikelompokkan lebih lanjut menjadi: a. Perusahaan perseroan yang bersifat tertutup. Di dalam perusahaan ini, kepemilikan saham perusahaan hanya terbatas pada lingkungan tertentu, biasanya lingkungan keluarga. Perseroan terbatas ini lebih dikenal dengan istilah PT keluarga. b. Perusahaan perseroan yang bersifat terbuka. Saham perusahaan ini dimiliki oleh masyarakat luas dan tersedia untuk dijual kepada masyarakat umum. Masyarakat mengenal perusahaan ini dengan istilah PT yang go public.



Pengujain substantive terhadap ekuitas pemegang saham adalah berbeda dengan pengujian substantive terhadap aktiva lancar dan utang lancar. Dalam pengujian substantive terhadap aktiva lancar dan utang lancar, auditor menghadapi transaksi perubahan unsure neraca yang frekuensi terjadinya tinggi dengan jumlah rupiah setiap transaksi relative kecil. Sedangkan dalam pengujian substantive terhadap ekuitas pemegang saham, auditor menghadapi transaksi perubahan unsure neraca yang rendah frekuensi terjadinya, tetapi melibatkan jumlah rupiah yang besar dalam setiap transaksinya. Mungkin sekali dalam melakukan pengujian substantive terhadap akun Modal Saham, Treasury Stock, Paid-in Capital suatu PT, auditor sama sekali tidak menemukan perubahan akun tersebut selama tahun yang diaudit dan hanya menemui satu atau dua jurnal pendebitan atau pengkreditan di dalam akun Saldo Laba. Dengan demikian dalam pengujian substantive terhadap ekuitas pemegang saham, auditor melakukan pemeriksaan secara seksama terhadap setiap perubahan akun-akun ekuitas pemegang saham (akun Modal Saham, akun Treasury Stock, akun Paid-in Capital, akun Saldo Laba, dan akun cadangan), dan umumnya hanya memerlukan waktu pemeriksaan yang relative pendek. Dalam banyak hal pengujian substantive terhadap ekuitas pemegang saham adalah mirip dengan pengujian substantive terhadap utang jangka panjang. B. PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN EKUITAS PEMEGANG SAHAM DI NERACA Sebelum membahas pengujian substantive terhadap ekuitas pemegang saham, perlu diketahui lebih dahulu prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian ekuitas pemegang saham di neraca berikut ini: 1. Modal Saham Penjelasan yang lengkap terhadap akun Modal Saham harus dibuat di neraca yang dapat disajikan dalam bentuk catatan kaki atau sebagai catatan atas laporan keuangan (notes to financial statements). Informasi yang diperlukan oleh pemakai laporan keuangan meliputi: a. Jenis saham yang dikeluarkan, nilai nominal, dan jika ada, tariff dividen. b. Untuk saham istimewa, sifat keistimewaan yang dimilki oleh pemegang saham harus dijelaskan (misalnya hak istimewa dalam pembagian dividen, hak istimewa dalam hal likuiditas perusahaan).



c. Jumlah saham yang diizinkan untuk dikeluarkan, yang telah dikeluarkan, yang ada di tangan perusahaan sebagai treasury stock, dan yang beredar. d. Jumlah dividen kumulatif saham istimewa yang belum dapat dibayar leh perusahaan, baik jumlah total maupun jumlah saham e. Jumlah saham yang disediakan untuk stock option plans, untuk ditukarkan dengan obligasi atau saham istimewa. Jumlah saham yang telah dipesan tetapi belum dikeluarkan, dividen saham yang telah diumumkan tetapi belum dibagikan dan saham yang dikeluarkan dalam penggabungan perusahaan. 2. Treasury Stock Treasury Stock harus disajikan di neraca dalam kelompok Modal Saham. Jumlah yang disajikan adalah sebesar kosnya, sebagai pengurang terhadap jumlah modal saham dan saldo laba. 3. Saldo Laba Perubahan saldo laba dalam tahun yang diaudit dapat disajikan di dalam laporan tersendiri, disebut “Laporan perubahan Saldo Laba” atau digabungkan dengan laporan laba-rugi, yang disebut Laporan Laba-Rugi dan Perubahan Saldo Laba. Informasi yang bersangkutan dengan pembatasan penggunaan saldo laba harus dijelaskan dalam notes to financial statement.



C. TUJUAN



PENGUJIAN



SUBSTANTIF TERHADAP



EKUITAS



PEMEGANG



SAHAM Tujuan pengujian substantive terhadap ekuitas pemegang saham adalah: 1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan ekuitas pemegang saham. 2. Membuktikan bahwa saldo modal saham mencerminkan kepentingan pemegang saham yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham selama tahun yang diaudit. 3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit dan kelengkapan saldo ekuitas pemegang saham yang disajikan di neraca. 4. Membuktikan bahwa saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca merupakan klaim pemilik terhadap aktiva entitas.



5. Membuktikan kewajaran penilaian ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca 6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang saham di neraca. Rerangka tujuan pengujian substantive terhadap ekuitas pemegang saham dilukiskan pada gambar di bawah ini. Dalam gambar tersebut terlihat bahwa tujuan utama pengujian substantive terhadap ekuitas pemegang saham adalah membuktikan bahwa saldo akun Modal Saham dan akun penilaiannya (valuation accountsi) yang dicantumkan di neraca mencerminkan saldo akun Modal Saham, akun Paid-in capital, akun Treasury Stock, akun Saldo Laba, Cadangan (Reserve) yang sesungguhnya pada tanggal neraca tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut dirancang pengujian substantive yang digolongkan ke dalam lima kelompok: (1) prosedur audit awal, (2) prosedur analitik, (3) pengujian terhadap transaksi rinci, (4) pengujian terhadap saldo akun rinci, (5) verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan. Kelima kelompok pengujian substantive tersebut ditujukan untuk memverifikasi lima asersi manajemen yang terkandung dalam akun Modal Saham dan akun penilaianya: (1) keberadaan dan keterjadian, (2) kelengkapan, (3) penilaian, (4) kepentingan (stockholders’ interest), dan (5) penyajian dan pengungkapan. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan ekuitas pemegang saham. Sebelum auditor melakukan pengujian mengenai kewajaran saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di dalam neraca, ia harus memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan catatan akuntansi yang mendukung informasi ekuitas pemegang saham yang disajikan di dalam neraca. Untuk itu auditor melakukan rekonsiliasi antara saldo modal saham, paid-in capital, treasury stock, Saldo Laba, dan cadangan di dalam buku besar dan selanjutnya ke jurnal penerimaan kas, check register, dan jurnal umum. Membuktikan asersi keberadaan dan keterjadian ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca. Auditor membuktikan apakah saldo modal saham mencerminkan kepentingan pemegang saham yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham selama tahun yang diaudit. Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor melakukan berbagai pengujian substantive berikut ini:



1. Pengujian analitik. 2. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham. 3. Pemeriksaan pencatatan transaksi pengumuman dividend an pembayarannya. 4. Pelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien, notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris, dan kontrak underwriting dan persyaratan emisis saham. 5. Konfirmasi dari independent registrar dan transfer agent. 6. Analisis terhadap akun Modal Saham, Treasury Stock, Saldo Laba. 7. Pemeriksaan terhadap sertifikat saham yang dibatalkan. Membuktikan asersi kelengkapan ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca. Untuk membuktikan bahwa ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca mencakup semua kepentingan pemegang saham (stockholders’ interest) terhadap aktiva entitas pada tanggal neraca dan mencakup semua transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham dalam tahun yang diaudit, auditor melakukan berbagai pengujian substantive berikut ini:



1. Pengujian analitik. 2. Konfirmasi dari independent registrar dan transfer agent. 3. Pemeriksaan atas pertanggungjawaban nomor urut sertifikat saham. 4. Pemeriksaan terhadap sertifikat saham yang dibatalkan. Membuktikan asersi klaim pemegang saham atas aktiva entitas pada tanggal neraca. Untuk membuktikan klaim pemegang saham atas aktiva entitas pada tanggal neraca, auditor melakukan pengujian substantive berikut ini: 1. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham. 2. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham. 3. Pemeriksaan pencatatan transaksi pengumuman dividend an pembayarannya. 4. Pelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien, notulen rapat pemegang saham dan dewan komsiaris, dan kontak underwriting dan persyaratan emisi saham. 5. Konfirmasi dari independent registrar dan transfer agent. 6. Analisis terhadap akun Modal Saham, Treasury Stock, Saldo Laba. 7. Pemeriksaan terhadap sertifikat saham yang dibatalkan. Membuktikan asersi penilaian ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca. Seperti tersebut dalam prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, akun Modal Saham, Paid-in Capital, Treasury Stock, Saldo Laba, dan Cadangan harus disajikan dalam neraca dengan penjelasan tertentu sebagaimana diatur dalam prinsip akuntansi tersebut. Dengan demikian untuk membuktikan asersi penilaian ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca auditor melakukan pengujian substantive berikut ini: 1. Prosedur audit awal. 2. Pengujian analitik. 3. Pelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien, notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris, dan kontrak underwriting dan persyaratan emisi saham



Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang saham di neraca. Penyajian dan pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan harus didasarkan pada prinsip akuntansi berterima umum di indonesia. Pengujian substantif terhadap ekuitas pemegang saham diarahkan untuk mencapau salah satu tujuan membuktikan apakah unsur ekuitas pemegang saham telah disajikan dan diungkapkan oleh klien di neracanya sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di indonesia. Satu-satunya pengujuan substantif untuk membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang saham di neraca adalah dengan membandingkan penyajiandan pengungkapan ekuitas pemegang saham di neraca yang diaudit dengan prinsip akuntansi berterima umum melalui berbagi prosedur berikut ini: 1. Pemeriksaan atas pencatatan transaksi emisi saham untuk menentukan pemisahan jumlah modal saham dengan paid-in-capital 2. Pemeriksaan atas penyajian treasury stock 3. Pemeriksaan atas penyisihan saldo laba dalam tahun yang diaudit 4. Pemriksaan dan penjelasan yang bersangkutan dengan unsur modal saham



D. PROGRAM AUDIT DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHDAP EKUITAS PEMEGANG SAHAM Program pengujian substantif terhadap ekuitas pemegang ssaham berisi prosedur yang dirancang untuk mencaoai tujuan audit seperrti yang telah diuraikan di atas. Pada gambar 24.2 berbagai prosedur audit diklasifikasikan menjadi empat golongan prosedur audit awal, prosedur analitik, pengujian terhadap transaksi rinci, pengujian terhadap akun rinci, dan verifikasi penyajian dan pengungkapan.



PROSEDUR AUDIT AWAL Sebelum membuktikan apakah saldo ekuitas pemegang saham yang dicatumkan oleh klien di dalam neracanya sesuai dengan ekuitas pemegang saham yang benar-benar ada pada tanggal neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi ekuitas pemegang sahan yang dicantumkan didalam neraca dengancataran akuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu dilakukan untuk agar auditor memperoleh keyakinan bahwa informai ekuitas pemegang saham



yang dicantumkan di dalam neraca di dukung oleh caratasn



akuntansu yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, auditor melakukan prosedur audit awal berikut ini: 1. Usut saldo ekuitas pemegang saham yang tercantum di dalam neraca ke saldi akun ekuitas pemegang saham yang bersangkutan dalam buku besar 2. Hitung kembali saldo akun ekuits pemegang saham didalam buku besar 3. Lakukan review terhadap mutasi liar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun ekuitas pemegang saham 4. Usut saldo awal akaun ekuitas pemegang saham ke kertas kerja tahun yang lalu 5. Usut posting pengkreditan dan pendebitan akun ekutias pemegang saham ke dalam jurnal yang bersangkutan



Program Audit



Prosedur Audit Awal 1. Lakukan prosedur audit awal atas akun saldo akun ekuitas pemegang saham yang akan diuji lebih lenjut a. Usut saldo ekuitas pemegang sahan yang tercantum di neraca ke saldo akun ekuitas pemegang saham yang bersangkutan dalam buku besar b. Hitung kembali saldo akun akuitas pemegang saham di dalam buku besar c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber



posting dalam akun ekuitas



pemegang saham d. Usut saldo awal akun ekuitas pemegang saham ke kertas kerja tahun yang lalu e. Unsur posting pengkreditan dan pendebitan akun ekuitas pemegang saham ke dalam jurnal yang bersangkutan f. Lakukan rekonsilisi akun kontrol Modal Saham



Tgl



Pelak



Pelak



Kertas



sanaa



sana



Kerja



n



dalam buku besar ke buku pembantu pemegang saham dan buku sertifikat saham ProsedurAnalitik 2. Lakukan prosedur analitik: a. Hitung rasio berikut ini 



Nilai buku sahambiasa







Return on common dtockholder equity







Dividend payout







Laba per saham (earing per share)



b. Lakukan anallisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada data masa lalu, data industri, jumlah yang dianggarkan, atau data lain Pengujian terhadap Transaksi Rinci 3. Periksa bukti pendukung pencatatan ke dalam akun Modal Saham, Paid-in Capital,Tresury Stock, Saldo Laba, dan Cadangan. 4. Periksa pencatatan transaksi pengumuman dividen dan pembayarannya Pengujian terhadap Akun Rinci 5. Pelajari anggaran dasr dan anggaran rumah tangga perusahaan klien 6. Pelajari notulen rapat pemegang saham dan dewan kominsaris 7. Pelajari konteak underwriting dan persyaratan emisi saham 8. Pelajari notulen rapat dewan kominsaris dan pemegang saham mengenai pembagian dividen 9. Pelajari kontrak antara klien dengan



indepennent



register dan trasfer agent 10. Pelajari surat perjanjian penarikan kredit dan bond identures mengenai pasal yang membatasi pembagian



dividen 11. Lakukan analisis terhadap akun Modal Saham 12. Lakukan analisis terhadap akun Treasury Stock 13. Lakukan analisis terhadap akun saldo laba 14. Dapatkan konfirmasi dari idependent register dan transfer agent 15. Periksa pertanggungjawaban nomor urut sertifikat saham 16. Periksa



semua



sertifikat



sajam



yang



dibatalkan



pemakaiannya 17. Selidikilah



adjustment



yang



berasal



dari



tahun



sebelumnya yang dicatat di dalam akun laba ditahan Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan 18. Bandingkan



penyajian



ekuitas



pemegang



saham



dineraca dengan prinsip akuntansi berterima umum a. Periksa pencatatan transaksi emisi saham untuk menentukan pemisahan jumlah modal saham dengan paid-in capital b. Periksa penyajian treasury stock c. Periksa penyajian saldo laba dalam tahun yang diaudit d. Periksa penjeladan yang beangkutan dengan unsur modal saham



6. Lakukan rekonsiliasi akun kontrol modal saham dalam buku besar ke buku pembantu pemegang saham dan buku serrtifikat saham



Rerangka prosedur audit awal yang diterapkan dalam pengujian substantif terhadap ekuitas pemegang saham adalah sama dengan yang dilukiskan gambar 14.3 Prosedur Audit Awal dala Pengujian Substantif atas Akun yang Disajikan dalam Laporan Keuangan.



Berikut ini diuraikan lebih rinci prosedur audit awal dalam pengujian substantif terhadap ekuitas pemegang saham.



Usut saldo ekuitas pemegang saham yang tercantum di dalam neraca saldo akun ekuitas pemegang sham yang bersangkutan di dalam buku besar. Untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo ekuitas pemegang saham yang tercantum di dalam neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya kebenaran mekanisme pencatatannya, maka saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di dalam neraca diusut ke akun buku besar berikut ini: Modal Saham



Merupakan akun yang digunakan untuk mencatat nilai nominal saham yang beredar dan pengurangan saham yang beredar karena peluansan saham dan transaksi treasury stock



Paid-in Capital



Merupakan akun yang digunakan untuk menampung kelebihan atau kekurangan setoran pemegang saham dan nilai nominal saham



Treasury Stock



Merupakan akun yang digunakan untuk mencatat kos saham klien yang dibeli kembali dan kos Treasury stock yang dijual kembali



Saldo Laba



Merupakan akun yang diguankan mencatat laba dan rugi kegiatn perusahaan dan adjustment perhitungan rugi laba periode akuntansi yang lalu



Cadangan (Reserve)



Merupakan akun yang digunakan untuk menyisihkan saldo laba untuk tujuan tertentu



Hitung kembali akun ekuitas pemegang saham di dalam buku besar. Untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian perhitungan saldo akun ekuitas pemegang saham, auditor menghitung kembali saldo akun modal saham, paid-in capital, trasury stock, saldo laba dan cadangan, dengan cara menambah saldo awal dengan jumlah pengkreditan dan menguranginya dengan kumlah pendebitan tiap-tiap akun tersebut



Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalm jumlah dan sumber podting dalam akun ekuitas pemegang saham Ketidakberesan dalam transaksi emisi saham, pembelian treasury stock, pembagian dividen, pembentukan cadangan (reserve) dpat ditemukan melalui review atas mutasi luar biasa, baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam akun modal saham, paid-in capital, trasury stock, saldo laba dan cadangan.



Usut saldo awal akun ekuitas pemegang saham ke kerrtas kerja tahun yang lalu Sebelum auditor melakukan pengujian terhadap transaksi rinci yang menyangkut akun ekuitas pemegang saham, ia perlu memperoleh keyakinan atas keenaran saldo awal kedua akun-akun modal saham, paid-in capital, trasury stock, saldo laba dan cadangan. Untuk mencapai tujuan ini auditor melakukan pengusutan saldo awal akun-akun ke kertas kerja tahun yang lalu. Kertas kerja tahun yang lalu dapat menyediakan informasi tentang berbagai koreksi yang diajukan oleh auditor dalam audit tahun lalu, sehingga auditor dapat mengevaluasi tindak lanjut yang telah ditempuh oleh lklien dalam menanggapi koreksi yang diajukan oleh auditor tersebut



Usut posting pengkreditan dan pendebitan akun ekuitas pemegang ssaham ke dalam jurnal uang bersangkutan. Pengkreditan dan pendebitan kedalam akun modal saham dan paid–in capital diusut ke jurnal penerimaan kas dan jurnal umum untuk memperoleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan pengurangn akun modal saham dan paid-in capital berasal dari jurnal–jurnal yang bersangkutan. Pendebitan dan pengkreditan di dalam akun trasury stock diusutkan ke dalam jurnal pengeluaran kas dan jurnal penerimaan kas. Pengkreditan kas dan pendebitan di dalam akun saldo laba dan cadangan diusut ke dalam jurnal umum untuk memperoleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan pengurangan ke dua akun berasal dari jurnal-jurnal yang bersangkutan



Lakukan rekonsilliasi buku pembantu pemegang saham, buku sertifikat saham dengan akun kontrol modal saham di dalam buku besar. Akun kontrol modal saham memperlihatkan total nilainominal saham yang beredar dikurangi, jika ada, trasury stock. Buku pembantu pemegang saham beridi jumlah lembar, nomor serri, dan nilai nominal saham yang dimiliki oleh setiap pemegang saham. Buku sertifikat saham berisi semua



serrtifikat saham yang dibatalkan pemakaiannya dan bonggol saham (stock stubs) untuk saham yang beredar. Auditor harus merekonsiliasi ketiga macam catatan ini untuk memperoleh keyakinan bahwa jumlah lembar saham yang beredar tidak melibihi jumlah yang seharusnya beredar. PROSEDUR ANALITIK Pada tahap awal pengujian substantif terhadap ekuitas pemegang saham, pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dandalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Untuk itu, auditor melakukan perhitungan berbagai rasio berikut ini Rasio Nilai buku saham biasa



Formula Ekuitas pemegang saham : rerata jumlah saham biasa yang beredar



Return on common stockholders equity



Laba bersih : rerata jumlah saham biasa yang beredar



Dividen payout



Dividen kas : laba bersih



Laba per saham



Laba bersih : rerata timabangan jumlah saham beredar



PENGUJIAN TERHADAP TRANSAKSI RINCI Pengujian terhadap transaksi rinci ekuitas pemegang saham dilaksanakan oleh auditor melalui dua prosedur audit berikut ini: 1. Periksa bukti pendukung pencatatan ke dalam akun Modal Saham, Paid-in Capital, Treasury Stock, saldo lana, dan cadangan. 2. Periksa pencatatan transaksi pengumuman dividend an pembayarannya.



Usut penerimaan kas dari emisi saham ke jurnal penerimaan kas dan rekening Koran bank. Jika klien tidak menunjuk independent registrar untuk mengurus saham yang dikeluarkannya, auditor harus mengusut penerimaan kas dari pengeluaran saham ke dalam buku jurnal penerimaan kas dan rekening Koran bank. Jika dalam pengeluaran saham, klien menerima aktiva selain kas sebagai pembayarannya, auditor harus mengusut penerimaan aktiva tersebut ke dalam akun aktiva yang bersangkutan. Dalam keadaan demikian auditor harus memperhatikan penilaian aktiva yang diterima sebagai penukaran saham klien yang dikeluarkannya. Penilaian yang tidak wajar terhadap aktiva yang diterima tersebut harus disebutkan oleh auditor di dalam laporan audit. Jika klien menunjuk independent registrar untuk mengurus pengeluaran sahamnya, penerimaan kas dan pengeluaran saham diusut oleh auditor ke dalam rekening Koran bank. Periksa pencatatan transaksi pengumuman dividen dan pembayarannya. Prosedur pembayaran dividen dimulai dengan otorisasi oleh direksi. Oleh karena itu, auditor harus me-review notulen rapat direksi yang bersangkutan dengan pembagian dividen. Auditor harus mencatat tanggal dan jumlah dividen yang dibagikan menurut keputusan rapat tersebut, karena keputusan itulah yang merupakan otorisasi permulaan untuk pembayaran dividen. PENGUJIAN TERHADAP AKUN RINCI Pengujian terhadap saldo rinci akun ekuitas pemegang saham oleh auditor melalui berbagai prosedur audit berikut ini: 1. Pelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien. 2. Pelajari notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris. 3. Pelajari kontrak underwriting dan persyaratan emisi saham. 4. Pelajari notulen rapat dewan komisaris dan pemegang saham mengenai pembagian dividen. 5. Pelajari kontrak antara klien dengan independent registrar dan transfer agent. 6. Pelajari surat perjanjian penarikan kredit dan bond indentures mengenai pasal yang membatasi pembagian dividen. 7. Lakukan analisis terhadap akun Modal Saham. 8. Lakukan analisis terhadap akun saldo laba.



9. Dapat konfirmasi dari independent registrar dan transfer agent. 10. Periksa pertanggungjawaban nomor urut sertifikat saham. 11. Periksa semua sertifikat saham yang dibatalkan pemakaiannya. 12. Selidikilah adjustment yang berasal dari tahun sebelumnya yang dicatat di dalam akun saldo laba. 13. Lakukan analisis terhadap akun Treasury Stock. Pelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien. Auditor harus mempelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan serta perubahannya yang terjadu dalam tahun yang diaudit. Informasi penting yang berhubungan dengan akuntansi yang perlu diketahui oleh auditor adalah: 1. Nama berbagai jenis saham yang dikeluarkan oleh perusahaan (misalnya saham biasa, saham istimewa, saham istimewa yang dapat diubah ke dalam saham biasa). 2. Jumlah lembar saham yang diizinkan untuk dikeluarkan oleh perusahaan. 3. Nilai nominal setiap jenis saham yang beredar. 4. Berbagai ketentuan yang berhubungan dengan pelunasan kembali saham istimewa. 5. Ketentuan yang bersangkutan dengan penukaran saham istimewa menjadi saham biasa. 6. Hak istimewa yang melekat pada setiap jenis saham yang dikeluarkan oleh perusahaan. Informasi tersebut di atas merupakan bagian dari informasi yang disimpan di dalam arsip permanen. Pelajari notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris. Auditor juga harus mempelajari notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris yang berisi keputusan mengenai penambahan, pengurangan, pelunasan, dan emisi saham, pembentukan cadangan (reserves), tawaran pemberian saham kepada karyawan dan kebijakan pembagian dividen. Umumnya kenaikan jumlah lembar saham beredar (selain dari pembagian dividen saham) dan pelunasan saham yang telah dikeluarkan oleh perusahaan memerlukan otorisasi dari pemegang saham. Pelajari notulen rapat dewan komisaris dan pemegang saham mengenai pembagian dividen. Kebijakan pembagian dividen, jenis dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham, dana tanggal pembagian dividen diputuskan oleh rapat pemegang saham



dan rapat dewan komisaris. Dalam memverifikasi dividen yang dibagikan dalam tahun yang diaudit, auditor harus mempelajari notulen rapat pemegang saham dan rapat dewan komisaris untuk memperoleh informasi mengenai otorisasi pembagian dividen ke dalam tahun yang diaudit. Lakukan analsis terhadap akun Modal Saham. Dalam compliance test ini auditor melakukan analisis terhadap akun Modal Saham dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua transaksi yang menyangkut penambahan, pengurangan, pelunasan, dan emisi saham telah memperoleh otorisasi dari pemegang saham atau dewan komisaris. Setelah auditor mempelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan serta mempelajari notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris, maka ia akan dalam posisi mengetahui transaksi apa saja yang diizinkan oleh yang berwenang dalam hubungannya dengan mutasi akun Modal Saham. Pelajari kontrak underwriting dan persyaratan emisi saham. Perusahaan yang go public, menjual sahamnya melalui pasar modal, yang dikelola oleh Bapepam. Untuk menjual sahamnya pada masyarakat umum, Bapepam menetapkan persyaratan bagi perusahaan yang akan go public tersebut. Untuk mengetahui apakah klien mematuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Bapepam tersebut, auditor harus mempelajari peraturan-peraturan yang berlaku bagi perusahaan go public. Dan untuk menjamin terjualnya seluruh saham yang dikeluarkan oleh perusahaan, perusahaan yang akan go public harus menunjuk perusahaan underwriter, yang akan membeli semua sisa saham yang telah diotorisasi untuk dijual, tetapi tidak laku dijual. Auditor harus mempelajari kontrak underwriting yang ditandatangani bersama antara klien dengan perusahaan underwriter. Pelajari kontrak antara klien dengan independent registrar dan transfer agent. Di Negara maju, umumnya perusahaan yang sahamnya dijual di pasar modal diharuskan menggunakan jasa independent registrar untuk melindungi pemegang saham dari pengeluaran saham yang melebihi jumlah yang ditentukan atau kecurangan dalam pengeluaran sertifikat saham. Fungsi independent registrar adalah untuk mengawasi sertifikat saham yang dikeluarkan oleh perusahaan sesuai dengan otorisasi yang ditentukan di dalam anggaran dasar dan otorisasi dari dewan komisaris. Sertifikat saham baru sah jika telah ditandatangani oleh independent registrar ini. Independent transfer agent ini hanya



menandatangani sertifikat saham sejumlah yang telah diotorisasi, dan yang lama. Independent registrar ini biasanya ditugaskan untuk menunjuk transfer agent yang atas saham. Transfer agent juga memiliki catatan mengenai jumlah lembar saham yang beredar berkepentingan untuk mengawasi jumlah maksimum lembar saham yang beredar, maka transfer agent berkepentingan untuk menyelenggarakan catatan yang memperlihatkan siapa pemilik saham pada saat tertentu dan transfer hak kepemilikan atas saham. Transfer agent inilah yang menyediakan data mengenai: atas nama pemegang saham pada tanggal pencatatan nama pemegang sagam dalam pembagian dividen. Daftar ini berfungsi sebagai dasar pembuatan cek untuk suara masing-masing pemegang saham dan sebagai dasar menentukan hak suara masing-masing pemegang saham dalam rapat pemegang saham tahunan. Transfer agent ini seringkali juga ditunjuk sebagai agen yang membagikan dviden pada para pemegang saham. Jika demikian maka pada tanggal pembayaran dividen perusahaan cukup hanya membuat satu lembar cek yang diserahkan kepada transfer agent tersebut, dan kemudian transfer agent inilah yang akan membuat cek untuk tiap-tiap pemegang saham yang berhak atas dividen yang dibagikan oleh perusahaan. Pelajari surat perjanjian penarikan kredit dan bond indenture mengenal pasal yang membatasi pembagian dividen. Seperti yang disajikan dalam pengujian subtantif terhadap utang jangka panjang, seringkali kreditur mengenakan pembatasan terhadap pembagian dividen selama klien memiliki kewajiban jangka panjang dengan mempelajari surat perjanjian penarikan kredit dan bond indenture, auditor akan dapat melakukan penilaian mengenai kepatuhan klien atas persyaratan perjanjian kredit tersebut. Lakukan analisis terhadap akun Modal Saham. Dalam pemeriksaan yang pertama kalinya, auditor berkepentingan untuk menilai kewajaran saldo awal akun Modal Saham. Oleh karena itu auditor harus melakukan analisis Modal Saham sejak perusahaan tersebut berdiri sampai dengan awal tahun yang diaudit. Dalam pemeriksaan selanjutnya, auditor menitikberatkan verifikasinya terhadap transaksi pendebitan dan pengkreditan akun tersebut dalam tahun yang diaudit. Analisis akun Modal Saham yang meliputi: a. Mengumpulkan informasi mengenai sifat perubahan akun Modal Saham yang terjadi dalam tahun yang diaudit.



b. Pemeriksaan terhadap bukti yang mendukung setiap pengkreditan dan pendebitan akun Modal Saham. c. Pemeriksaan terhadap penerapan prinsip akuntansi beterima umum oleh klien dalam mencatat transaksi perubahan akun Modal Saham.



Lakukan analisis terhada akun Saldo Laba. Akun laba ditahan dikredit dengan laba yang ditransfer dari akun Laba-Rugi; cadangan; yang sudah dihentikan dan dikembalikan kea kun Saldo Laba; dan penggabungan perusahaan yang dicatat sebagai pooling of interest. Akun ini didebit dengan rugi yang dialami perusahaan dalam periode akuntansi tertentu; pembagian dividen tunai dan saham; pembentuan dan penambahan cadangan Penyisihan sebagai saldo laba memerlukan otorisasi dari dewan komisaris. Auditor melakukan analisis terhadap pendebitan dan pengkreditan akun saldo laba untuk mengetahui apakah semua transaksi yang menyangkut akun tersebut telah diotorisasi oleh yang berwenang. Prosedur pemeriksaan ini ditujukan untuk menentukan apakah transaksi yang menyangkut pendebitan dan pengkreditan akun Saldo Laba telah dilakukan oleh klien sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Jenis transaksi yang mengakibatkan pendebitan dan pengkreditan akun Saldo Laba telah diuraikan dalam pengujian pengendalian (test of control) tersebut di muka.



Dapatkan konfirmasi dari independent registrar dan transfer agent. Jika klien menunjuk independent registrar dan transfer agent untuk mengurus transaksi yang bersangkutan dengan saham yang dikeluarkannya, auditor harus mendapatkan konfirmasi dari independent registrar dan transfer agent mengenai jumlah lembar saham yang dikeluarkannya. Jawaban yang diterima oleh auditor harus diusut ke dalam catatan klien. Jumlah saham yang beredar menuntut akun Modal Saham di dalam buku besar harus sama dengan jawaban yang diterima dari konfirmasi tersebut. Jika klien tidak menuntut independent registrar dan transfer agent, auditor harus memeriksa pertanggungjawaban penggunaan nomor urut sertifikat saham.



Periksa pertanggungjawaban nomor urut sertifikat saham. Pengendalian intern yang baik mengharuskan pencatuman nomor urut tercetak pada sertifikat saham yang dikeluarkan



oleh perusahaan jika klien tidak menggunakan jasa independent registrar dan transfer agent auditor harus memeriksa pertanggungjawaban sertifikat saham yang dikeluarkan oleh klien, baik yang sudah dikeluarkan yang dibatalkan pemakaiannya karena rusak, atau sebab yang lain dan yang belum beredar serta yang berada di tangan klien.



Periksa semua sertifikat saham yang dibatalkan pemakaiannya. Untuk menghindari penyalahgunaan sertifikat saham yang telah dibatalkan pemakaiannya, klien harus menumbuhkan tanda tertentu sedemikian rupa (misalnya dengan preforasi) sehingga memudahkan pengenalan sertifikat saham yang telah dibatalkan pemakaiannya. Auditor harus mencatat nomor sertifikat saham yang dibatalkan pemakaiannya dan memeriksa apakah klien telah member tanda khusus sehingga menghindari penyalahgunaan sertifikat yang sudah dibatalkan tersebut.



Selidikilah adjustment yang berasal dari tahun sebelumnya yang dicatat di dalam akun Saldo Laba. Adjustment tahun yang lalu dicatat oleh klien dalam tahun sekarang, mempunyai akibat terhadap penyajian saldo awal akun Saldo Laba. Jumlah yang digunakan untuk meng-adjust dicantumkan sebesar jumlah setelah diperhitungkan pajak penghasilan. Auditor harus menyelidiki pendebitan dan pengkreditan akun Saldo Laba yang diberi keterangan sebagai adjustment tahun sebelumnya untuk menentukan apakah klien telah mencatatnya sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.



Menurut prinsip akuntansi berterima umum modal saham harus disajikan di dalam neraca sebesar nilainya pada tanggal neraca, yang nilai nominal modal saham dikurangi atau ditambah dengan paid-in capital, dikurangi dengan treasury stock, ditambah atau dikurangi dengan saldo laba. Oleh karena itu, verifikasi penilaian dimaksudkan untuk menilai kewajaran penentuan nominal modal saham, akun Paid-in, Treasury Stock, dan akun Saldo Laba.



Lakukan analisis terhadap akun Treasury Stock. Treasury stock adalah saham milik klien yang dibeli kembali oleh klien. Dalam melakukan analisis terhadap akun Treasury Stock auditor harus memperoleh keyakinan bahwa sertifikat saham yang berada di tangan sebagai



treasury stock adalah saham yang dikeluarkan atas nama klien. Auditor harus membuat daftar sertifikat saham sebagai jumlah lembar sertifikatnya. Dalam audit selanjutnya, nomor sertifikat treasury stock ini harus dibandingkan dengan kertas kerja yang dibuat dalam audit tahun sebelumnya, untuk mendeteksi adanya kemungkinan transaksi penjualan dan pembelian kembali saham yang tidak diotorisasi dan tidak dicatat. Auditor harus memperoleh keyakinan bahwa klien tidak membagikan dividen untuk saham yang dimilikinya sebagai treasury stock. Treasury stock harus dicatat di dalam akun berbeda dengan kos yang dicatat di dalam akun treasury stock, maka perbedaan ini harus dilakukan sebagai adjustment terhadap akun modal. Jika klien menjual kembali treasury stock dengan menerima aktiva tetap sebagai penukarnya, auditor harus memeriksa apakah nilai aktiva tetap yang dicatat tidak lebih tinggi dari nilai tunai yang dapat direalisasikan dari treasury stock yang dikeluarkan. VERIFIKASI PENYAJIAN MODAL SENDIRI DI DALAM NERACA Periksa pencatatan transaksi emisi saham untuk menentukan pemisahan jumlah modal saham dengan paid-in capital. Emisi saham harus dicatat dengan mengkredit akun Modal Saham sebesar nilai nominalnya (jika saham bernilai nominal), sedangkan kelebihan atau kekurangan jumlah kas atau nilai aktiva yang diterima klien dari nilai nominal saham tersebut dicatat di dalam akun Paid-in Capital. Akun Paid-in Capital ini juga digunakan untuk mencatat selisih antara kos saham yang dibeli kembali dengan nilai nominalnya jika treasury stock dicatat pada nilai nominalya. Dalam memeriksa penyajian modal saham di dalam neraca, auditor harus memastikan bahwa klien telah memisahkan jumlah yang harus disajikan di dalam akun Paid-in Capital dengan yang disajikan di dalam akun Modal Saham. Periksa penyajian treasury stock. Menurut prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia treasury stock tidak boleh disajikan sebagai unsur aktiva perusahaan, dan perusahaan tidak dapat membagikan dividen untuk saham yang dimiliki oleh perusahaan sebagai treasury stock. Auditor harus memastikan penyajian treasury stock klien sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum tersebut. Periksa penyisihan saldo laba dalam tahun yang diaudit. Penyisihan saldo laba untuk tujuan tertentu diatur di dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan.



Auditor berkewajiban untuk memeriksa apakah klien telah melaksanakan penyisihan saldo laba sesuai dengan ketentuan di dalam anggaran dasar dan anggaran perusahaan. Periksa penjelasan yang bersangkutan dengan unsur ekuitas pemegang saham. Penyajian unsur ekuitas pemegang saham harus sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum dan dengan penjelasan yang cukup di dalam laporan keuangan. Auditor harus memastikan bahwa klien telah mencantumkan pengungkapan yang cukup bagi unsur ekuitas pemegang saham di dalam laporan keuangan. E. SIKLUS PENDANAAN Sifat siklus pendanaan hampir mirip dengan siklus investasi, dimana perbedaannya ialah jika dalam siklus investasi perusahaan membeli saham atau obligasi perusahaan lain, maka dalam siklus pendanaan perusahaan mengeluarkan surat berharga saham atau obligasi (utang jangka panjang). Siklus pendanaan berkaitan dengan transaksi mengenai penghimpunan dana dari pihak lain, dimana penghimpunan dana ini dimaksudkan sebagai setoran modal melalui penjualan saham maupun sebagai utang jangka panjang. Disamping itu, siklus pendanaan juga berkaitan dengan pembayaran kembali utang jangka panjang yang telah jatuh tempo, pembayaran bunga dan dividen. Siklus ini meliputi dua kelompok transaksi yaitu: -



Transaksi utang jangka panjang: yang meliputi utang obligasi, hipotik, wesel, dan pinjaman, beserta pembayaran pokok dan bunganya.



-



Transaksi ekuitas pemegang saham (modal) : yang meliputi penerbitan dan penebusan kembali saham prefern dan saham biasa, transaksi pembelian kembali saham dan pembayaran dividen. Siklus pendanaan bersinggungan dengan siklus pengeluaran kas, dimana hal ini memiliki



alasan karena pembayaran bunga obligasi dan dividen oleh perusahaan biasanya dilaksanakan dalam bentuk uang atau sejenisnya. Rekening yang terkait yaitu: Transaksi utang jangka panjang



Transaksi ekuitas pemegang saham



Obligasi, hipotik, wesel, dan pinjaman jangka Saham prefern panjang Premi obligasi



Saham biasa



Utang bunga



Saham dibeli kembali



Biaya bunga



Paid-in capital



Laba (rugi) dalam penghentian obligasi



Laba ditahan Dividen Utang dividen



F. TUJUAN AUDIT Tujuan audit siklus pendanan adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-masing asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus pendanan. Tujuan audit ditentukan berdasar atas kelima kategori asersi laporan keuangan yang dinyatakan oleh manajemen. Tujuan audit siklus pendanaan adalah sebagai berikut:



Asersi keberadaan dan keterjadian a. Saldo utang jangka panjang dan ekuitas pemegang saham tercatat benar-benar ada pada tanggal neraca. b. Biaya bunga obligasi dan dividen yang tercatat benar-benar merupakan hasil transaksi yang terjadi selama suatu periode. Asersi kelengkapan a. Saldo utang jangka panjang merupakan seluruh jumlah yang harus dibayar kepada kreditur jangka panjang pada anggal neraca. b. Saldo saham meliputi keseluruhan jumlah nilai klaim pemilik saham atas asset pada tanggal neraca. c. Seluruh transaksi saham dan obligasi maupun utang jangka panjang lainnya, sudah tercatat semua. Asersi hak dan kewajiban a. Saldo utang jangka panjang tercatat merupakan jumlah yang secara legal menjadi kewajiban perusahaan pada tanggal neraca. b. Saldo saham menggambarkan klaim legal pemegang saham atas asset perusahan pada tanggal neraca.



Asersi penilaian dan pengalokasian a. Saldo utang jangka panjang dinilai secara tepat sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum. b. Saldo saham dinilai secara tepat sesuai prinsip akuntansi yang diterima umum. Asersi penyajian dan pengungkapan a. Saldo utang jangka panjang dan ekuiti pemegang saham tepat diidentifikasi dan diklasifikasikan dalam laporan keuangan. b. Semua jangka waktu, komitmen dan provisi penghentian utang jangka panjang diungkapkan. c. Semua fakta mengenai pengeluaran saham seperti nilai pari, lembar, dan bagian treasury stock diungkap. d. Semua fakta mengenai dividen telah diungkapkan termasuk adanya stock option, dividen saham, stock split dan sebagainya. e. a. PERENCANAAN AUDIT Pertimbangan dalam perencanan audit meliputi: a. Materialitas : arti penting dari utang jangka panjang dalam posisi keuangan berbagai perusahan dapat saja berbeda-beda. Pada umumnya di perusahaan, perbandingan utang jangka panjang terhadap total kewajiban dan ekuitas pemegang saham tidak material, tetapi pada perusahaan-perusahaan seperti PLN, perusahaan gas dan air minum utang jangka panjang bisa mencerminkan lebih dari 50% klaim atas total aktiva. b. Risiko bawaan : risiko salah saji dalam pelaksanaan dan pencatatan transaksitransaksi siklus keuangan biasanya rendah, dimana dalam kebanyakan perusahaan transaksi-transaksi siklus ini jarang terjadi kecuali untuk pembayaran bunga dan dividen, yang kadang-kadang ditangani oleh pihak luar. Disamping itu juga, transaksi-transaksi semacam ini kebanyakan membutuhkan otorisasi dari dewan komisaris dan pejabat perusahaan terlibat dalam pelaksanaannya. c. Risiko prosedur analitis : merupakan elemen risiko deteksi yang berupa kegagalan prosedur analitis dalam mendeteksi kekeliruan material.



d. Risiko pengendalian: dalam lingkungan pengendalian, tanggung jawab atas transaksi biasanya dibebankan pada kepala departemen yang harus memiliki integritas dan kompetensi untuk melakukan tugas-tugas.



PROSEDUR INISIAL Prosedur-prosedur awal sebagaimana berlaku untuk pengujian substantif atas saldo rekening yang lain, juga berlaku untuk utang jangka panjang. Auditor harus memahami bisnis dan bidang usaha klien, menentukan kebutuhan perusahaan akan pembelanjaan dari luar, dan kemampuan untuk membayar utang-utangnya. Oleh karena aktivitas pembelanjan jelas sangat berkaitan erat dengan aktivitas investasi, maka auditor bisa melakukan kegiatan tersebut untuk kedua aktivitas ini secara bersamaan. Dalam prosedur inisial, hal yang pertama dilakukan auditor ialah memeriksa ketepatan matematis skedul pendukung dengan cara merekonsiliasi saldo dalam skedul dengan saldo buku besar dan buku pembantu utang jangka panjang. Skedul yang umum adalah daftar jumlah obligasi yang dipegang pemilik dengan register yang disiapkan oleh bond trustee.



PROSEDUR ANALITIS Bagian terpenting pengauditan utang jangka panjang panjang adalah penentuan bahwa informasi keuangan yang akan diaudit konsisten dengan prakiraan auditor. Pemahaman auditor atas bisnis dan bidang usaha klien serta risiko prosedur analitis bisa mengarahkan pada prosedur-prosedur yang bisa dilakukan auditor untuk menetapkan kewajaran informasi keuangan yang berkaitan dengan utang jangka panjang dan biaya bunga. Auditor juga harus menilai pengungkapan tentang saat jatuh tempo dan hal-hal penting lainnya sesuai dengan isi perjanjian. Sebagai bagian dari pertanggungjawaban auditor untuk menilai kelangsungan hidup perusahaan klien, auditor harus mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan aliran kas yang cukup untuk membayar bunga, utang yang jatuh tempo, dan hal-hal lain sesuai dengan perjanjian. Pada waktu melaksanakan prosedur analitis, auditor harus selalu bersikap skeptis professional dan menyelidiki hal-hal yang tidak normal.



PENGUJIAN DETAIL TRANSAKSI Dalam pengujian obligasi, auditor harus mendapatkan bukti mengenai nilai nominal obligasi dan hasil bersih yang diperoleh dari penerbitan obligasi. Penerbitan surat-surat utang harus ditelusur ke penerimaan kas yang dibuktikan dengan tanda terima pembayaran dari broker. Pembayaran pokok pinjaman utang jangka panjang dapat diverifikasi dengan memeriksa voucher atau bukti pengeluaran kas. Pembayaran untuk pelunasan utang dapat diperiksa juga dengan menginspeksi sertifikat wesel atau sertifikat obligasi untuk memastikan bahwa sertifikat-sertifikat tersebut telah diberi tanda “LUNAS” atau telah dibatalkan. Apabila pembayaran pokok utang dilakukan secara angsuran, maka ketepatan pengangsuran harus diperiksa juga ke daftar angsuran. maka ketepatan pengangsuran harus diperiksa juga ke daftar angsuran. Obligasi mungkin juga dikonversi menjadi saham. Apabila hal ini terjadi, maka auditor harus memeriksa transaksi konversi tersebut dengan menginspeksi sertifikat obligasi yang dibatalkan dan sertifikat saham yang bersangkutan. Apabila bunga obligasi dibayar melalui pajak luar yang independen, maka auditor harus memeriksa laporan pembayaran bunga yang dibuat agen. Pencocokan ayat-ayat jurnal yang diposting ke dalam rekening utang jangka panjang ke dokumen pendukungnya akan memberi bukti mengenai 4 asersi yaitu :  Keberadaan atau keterjadian  Kelengkapan  Hak dan kewajiban  Penilaian atau pengalokasian



Dalam hal ini asersi kelengkapan yang dibuktikan melalui pencocokan ke dokumen, hanya terbatas pada pembuktian bahwa ayat-ayat jurnal yang telah mengurangi utang jangka panjang adalah pendebetan (pengurangan) yang sah dan benar. Namun pencocokan ke dokumen atas ayat-ayat jurnal tidak bisa menemukan adanya utang jangka panjang yang tidak dicatat.



PENGUJIAN DETAIL SALDO -



Konfirmasi utang Auditor dapat melakukan konfirmasi mengenai keberadaan dan termin utang jangka panjang dengan pihak yang meminjamkan dana, seperti bank dan bond trustee. Disamping itu auditor juga dapat meminta klien membuat surat permintaan kepada pihak-pihak tersebut untuk menjawab konfirmasi kepada auditor. Pengiriman surat dan penerimaan jawaban konfirmasi harus dilakukan oleh auditor. Pengujian ini berkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, dan penilaian atau pengalokasian.



-



Review otorisasi dan kontrak Bukti adanya otorisasi dapat dilihat dalam notulen rapat dewan komisaris. Otorisasi pengeluaran utang jangka panjang meliputi referensi ke pasal aturan hukum yang berkaitan dengan pembiayaan dengan pinjaman. Auditor juga harus menelaah mengenai aspek hukum yang dapat terjadi apabila ada masalah dengan pinjaman. Prosedur pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadan atau keterjadiaan, hak dan kewajiban.



-



Vouching penjurnalan rekening utang jangka panjang Auditor pertama kali melihat penjurnalan utang jangka panjang, dimana selanjutnya auditor menelusuri keberadaan dokumen-dokumen pendukungnya, seperti: cancelled check, voucher dan sertivikat penghentian obligasi. Pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian, hak dan kewajiban, dan penilaian atau pengalokasian.



-



Menghitung kembali biaya bunga Biaya bunga dapat diverifikasikan dengan bukti dokumen dan perhitungan kembali. Biaya bunga yang dibebankan dapat diverifikasi dengan pengidentifikasian tanggal pembayaran bunga terakhir, dan menghitung kembali jumlah yang dibukukan klien. Apabila ada kupon pembayaran bunga obligasi, auditor dapat memeriksa kupon yang telah ditukarkan dan merekonsiliasikan dengan jumlah bunga yang dibayarkan. Pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau pengalokasian serta asersi hak dan kewajiban utang bunga yang harus dibayar.



-



Menelaah penyajian utang jangka panjang dan biaya bunga dalam laporan keuangan Penyajian saldo utang jangka panjang yang tepat meliputi identifikasi dan klasifikasi berbagai jenis utang jangka panjang dalam neraca dan pengakuan biaya bunga dalam laporan laba rugi. Pengujian ini berkaitan dengan asersi penyajian dan pengungkapan.



G. MEMBANDINGKAN PENYAJIAN DENGAN PRINSIP AKUNTANSI BERLAKU UMUM Agar laporan keuangan lebih informatif maka perubahan pada setiap rekening ekuitas pemegang saham harus diungkapkan. Pengungkapan tersebut dapat dilakukan pada batang tubuh laporan utama dengan memberikan catatan di dalamnya atau disajikan ke dalam laporan terpisah. Pengungkapan yang berkaitan dengan bagian ekuitas ini meliputi ketentuan opsi saham, dividen yang tertunggak, nilai pari saham atau nilai yang ditetapkan, preferensi dalam pembagian dividen dan likuiditas. Auditor mendapatkan bukti tentang asersi penyajian dan pengungkapan melalui pengujian-pengujian diatas dan dari review atas notulen rapat dan pencocokan ke rekening-rekening ekuitas pemegang saham. Dalam mereview notulen rapat, auditor harus memperhatikan apakah ada saham yang telah dicadangkan untuk opsi saham atau ketentuan serupa, komitmen penerbitan saham yang akan datang dalam rangka pembelian atau merger dengan perusahaan lain, pembatasan pembayaran dividen atau persyaratan minimum modal kerja. Bukti yang relevan bisa juga diperoleh melalui diskusi dan komunikasi dengan penasehat hukum klien.



KESIMPULAN Melalui audit terhadap siklus pendanaan, seorang auditor dapat mengevaluasi bagaimana ekuitas pemegang saham di perusahaan klien dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. Auditor juga diharapkan dapat mengevaluasi seberapa efektif entitas telah memanfaatkan perolehan atas utang jangka panjangnya untuk menghasilkan penjualan, laba dan arus kas serta mencapai tujuan entitas itu. Kemudian auditor juga dapat mengevaluasi bagaimana ekuitas pemegang saham yang telah direncanakan di perusahaan klien agar benar-benar dapat menjadi pendukung yang penting untuk mencapai sasaran perusahaan tersebut. Pengujian substantive terhadap modal saham ditujukan untuk: (1) memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan ekuitas pemegang saham, (2) membuktikan bahwa saldo modal saham mencerminkan kepentingan pemegang saham yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham selama tahun yang diaudit, (3) membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit dan kelengkapan saldo ekuitas pemegang saham yang disajikan di neraca, (4) membuktikan bahwa saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca merupakan klaim pemilik terhadap aktiva entitas, (5) membuktikan kewajaran penilaian ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca, (6) membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang saham do neraca. Untuk mencapai tujuan audit tersebut auditor menempuh berbagai prosedur audit terhadap ekuitas pemegang saham melalui berbagai prosedur audit.



DAFTAR PUSTAKA Mulyadi. 2014. Auditing Buku 2 Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat