Bab 1-5 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



BAB 1. PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi pengembangan segala produk termasuk diantaranya kendaraan bermotor. Teknologi otomotif telah tumbuh pesat yang mana juga berdampak pada pertumbuhan teknologi yang terkait diantaranya teknologi material, teknologi perancangan, teknologi lingkungan, teknologi getaran, dan lain-lain. (Sutantra, Teknologi Otomotif dan Aplikasinya,hal.9) . Industri pembuatan body kendaraan (karoseri) juga berkembang seiring bertambahnya jumlah penduduk yang harus dibarengi dengan kebutuhan sarana transportasi umum yang aman dan nyaman, dan menjamurnya permintaan dari perusahaan otobus (Po) atau perorangan. Negara-negara maju telah menempatkan industri otomotif menjadi industri unggulan dan strategis dan telah pula menjadi suatu kekuatan ekonomi suatu negara, contohnya : Jepang, Jerman, Cina, dan Korea. Pelaksanaan praktik kerja industri ini dimaksudkan untuk menerapkan ilmuilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah dan membandingkan dengan kenyataan yang ada di lapangan, disamping itu juga diharapkan para mahasiswa dalam



melakukan



praktik



kerja



industri



memperoleh



gambaran



yang



sesungguhnya tentang situasi kerja di lapangan, sehingga tidak akan canggung lagi jika saatnya nanti harus terjun langsung dan berhadapan dengan dunia industri secara nyata dalam kondisi kerja. Selain beberapa harapan diatas setiap mahasiswa yang melaksanakan praktik kerja industri juga akan mendapatkan tambahan wawasan ilmu setelah terjun serta melakukan pengamatan



secara langsung sehingga akan mempersiapkan



mahasiswa secara dini untuk terjun ke masyarakat. Pelaksanaan praktik kerja industri ini kami laksanakan di CV. Laksana Karoseri.



2 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



1.2 Rumusan Masalah a.



Bagaimana proses pembuatan bus di CV. Laksana Karoseri?



b.



Bagaimana proses pembuatan body dan rangka bus?



c.



Bagaimana proses pembuatan rangka samping bus di CV. Laksana Karoseri?



d.



Bagaimana proses pemasangan rangka pada chassis bus?



1.3 Tujuan Tujuan kegiatan ini adalah agar mahasiswa mendapat pengalaman di dalam suatu lingkungan kerja dan mendapat peluang untuk belajar dan berlatih menangani permasalahan yang dihadapi suatu perusahaan, serta melaksanakan studi banding antara teori yang diperoleh di dalam kelas dengan aplikasi di lapangan/industri, selain itu kegiatan ini juga bertujuan supaya: a. Mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan bus di CV. Laksana Karoseri. b. Mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan body dan rangka Bus. c. Mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan rangka samping Bus. d. Mahasiswa dapat mengetahui proses pemasangan rangka pada chassis Bus. e. Mahasiswa dapat mengetahui kondisi nyata dalam suatu perusahaan.



1.4 Manfaat Manfaat yang di dapat dari praktek kerja industri ini : a.



Mahasiswa dapat memahami proses pembuatan bus di CV. Laksana Karoseri.



b.



Mahasiwa dapat memahami proses pembuatan body dan rangka Bus.



c.



Mahasiswa dapat memahami proses pembuatan rangka samping Bus.



d.



Mahasiswa dapat memahami proses pemasangan rangka pada chassis Bus.



e.



Mahasiswa dapat memahami kondisi nyata dalam suatu perusahaan.



f.



Mahasiswa dapat memahami bagaimana cara berkerja secara profesional dalam dunia kerja.



3 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



1.5 Ruang Lingkup Sesuai dengan disiplin ilmu yang kami pelajari di bangku kuliah yaitu Teknik Mesin, maka ruang lingkup praktik kerja Mempelajari pembuatan rangka body bus dan proses permesinannya di CV. Laksana Karoseri. 1.6 Metode Penulisan Metode penulisan yang digunakan pada penyusunan Laporan Kerja Praktik di CV. Laksana Karoseri adalah: a.



Metode Observasi, yaitu Melakukan pengamatan langsung ke lapangan tentang proses pembuatan rangka samping Bus ataupun proses-proses yang berkaitan dengan permasalahan tersebut.



b.



Metode Wawancara, yaitu dengan mengadakan diskusi ataupun konsultasi dengan pembimbing ataupun orang yang berada di lapangan kerja.



c.



Metode Pustaka, yaitu menggunakan buku-buku dan prosedur-prosedur yang berkaitan dengan data-data proses pembuatan rangka bus.



1.7 Waktu Pelaksanaan Praktik kerja industri ini dilaksanakan selama 45 hari pada 8 Juli – 24 Agustus 2019.



4 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



BAB 2 PROFIL PERUSAHAAN



2.1



Sejarah dan Perkembangan Perusahaan CV. Laksana Karoseri Sejarah panjang Karoseri ini dimulai sejak 1967. Diawali dengan berdirinya



sebuah toko mesin yang lebih berfokus kepada kebutuhan otomotif di Semarang. Hingga pada 1970, toko tersebut mengalami perkembangan yang sangat pesat dan akhirnya pindah ke lokasi baru yang lebih luas. Beberapa divisi yang berhubungan dengan otomotif didirikan hingga pada 1977, CV. Laksana Karoseri pun memasuki tahap manufacturing, yang kala itu banyak permintaan mobil minivan. Pada 1978, setelah satu tahun usaha perakitan body ini akhirnya pindah ke Ungaran, dengan menempati lahan yang jauh lebih luas seluas 5000 m 2, seiring waktu berjalan, kapasitas produksi pun semakin ditingkatkan. Tentunya perluasan pun dilakukan demi memenuhi target produksi.



Pada tahun 2010 luas CV.



Laksana Karoseri ini sudah mencapai kurang lebih 70.000 m2, dan pada tahun 2019 wilayah pabrik berkembang hingga seluas 100.000 m2 dan hingga kini menjadi base dari CV. Laksana Karoseri. Dengan kapasitas produksi yang mencapai angka 1.500 pertahunnya, CV. Laksana Karoseri terus berimprovisasi memberikan produk yang terbaik bagi customernya, CV. Laksana Karoseri sangat teliti akan detail dari setiap produknya sehingga menjamin Kepuasan, Kenyamanan dan Keselamatan penumpang. Kini CV. Laksana Karoseri sudah bekerjasama dengan banyak perusahaan Otobis, dan Badan-badan Pemerintahan untuk korporasi-korporasi Internasional. Tercatat sejak 2009 CV. Laksana Karoseri sudah banyak mengekspor produknya untuk Pasar Asia Tenggara, seperti kepulauan Fiji. Saat ini, kompetensi inti CV. Laksana Karoseri adalah bus menegah dan bus besar. Selain itu CV. Laksana Karoseri memiliki jangkauan besar dari produk yang mencakup bus touring, bus AKAP, bus kota, dan bus tujuan khusus. Laksana menempatkan penekanan sangat besar pada penyediaan produk berkualitas tertinggi terhadap pelanggan, yang saat ini mulai dari operator lokal bus kota, bus operator antarkota lokal, operatur bus lokal, operator bus wisatawan lokal, dan



5 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



badan-badan pemerintah untuk International Cooporate. CV. Laksana Karoseri juga sudah mulai mengikuti bus Asia Pasifik sejak 2009. Di tahun 2009 Laksana mulai mengekspor produk ke Kepulauan Fiji dengan volume yang bertambah setiap tahunnya. CV. Laksana Karoseri juga menerima beberapa sertifikat, diantaranya ISO 14001:2014 untuk Sistem manajemen lingkungan, ISO 9001:2008 untuk Sistem Manajemen Mutu, OHSAS18001 untuk Kesehatan dan Manajemen Sistem Keamanan-Persyaratan dan juga sertifikat Mercedes-Benz untuk pembuatan bus dengan Chassis OH 1518 EII (2009), Good Design Indonesia 2018, Providing ISUZU body builder type approval, 2ND winner favorite booth, 1th winner favorite commercial vehicle dan OH 1526 EIII (2010). Sampai sekarang di tahun 2017, CV. Laksana Karoseri mempunyai 1342 karyawan dengan Bapak Iwan Arman sebagai Direktur Utama dan kedua anak beliau Bapak Stefan Arman sebagai Direktur Teknik dan Alvin Arman sebagai Direktur Finance & Accounting. 2.2



Visi dan Misi CV. Laksana Karoseri Visi: “Menjadi partner terbaik bagi operator bus di Asia melalui pengembangan



berkesinambungan yang didorong oleh integritas, kerjasama dan inovasi. Kami berkomitmen untuk menjadi perusahaan yang paling maju dalam teknologi, serta produsen kelas dunia dalam industri kendaraan komersial (khususnya di industri bus)”. Misi: 1.



Selalu memberikan rasa aman, desain produk yang inovatif, dan bus berkualitas dunia yang sesuai dengan berbagai kebutuhan.



2.



Mengutamakan pentingnya bekerja dekat dengan pelanggan, mengadopsi proses kerja yang terbaik dikelasnya dan menekan fungsi komunikasi, partisipasi, manajemen mandiri, dan kerjasama tim untuk menghasilkan produk terbaik.



6 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



2.3



Lambang Perusahaan CV. Laksana Karoseri



Gambar 2.1 Lambang CV. Laksana Karoseri



Makna Lambang CV. Laksana Karoseri a. Pengertian Lambang CV. Laksana Karoseri adalah lambang perusahaan berupa lingkaran yang di dalamnya ada huruf L yang meruncing dan keluar dari lingkaran. b. Arti dan Makna Lambang CV. Laksana Karoseri baru saja mengganti logonya. Biasanya jika kita lihat pada produk sebelumnya terlihat logo bergambar bus tingkat. Mulai tahun 2010 logo itu berganti menjadi gambar lingkaran dan ada huruf L yang meruncing di dalam lingkaranya. Menurut Direktur Teknik CV. Laksana Karoseri, Bapak Stefan Arman, pihaknya ingin mengedepankan unsur bus dengan logo baru dan tetap mempertahankan ciri khas CV. Laksana Karoseri. Huruf L yang meruncing dan keluar dari lingkaran itu menandakan kreativitas ide yang tanpa batas. 2.4



Lokasi CV. Laksana Karoseri Alamat



: Jl. Raya Ungaran Km. 24,9 Ungaran, Semarang 50552.



Telp



: 024 6921 070 / 6923 309,



Fax



: 024 6921 376.



Email



: [email protected]



7 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



Website



: www.laksanabus.com



Gambar 2.2 Peta CV. Laksana Karoseri 2.5



Struktur Organisasi Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya melakukan kerja sama yang



baik antar orang yang ada di dalam perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu. Semakin banyak yang dilakukan dalam suatu organisasi, semakin kompleks pula hubungan-hubungan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Untuk menggambarkan hubungan kerja sama antar masing-masing kegiatan atau fungsi, maka dibuat struktur organisasi sehingga jelas batas-batas wewenang dan tanggungjawab dari masing-masing bagian sesuai dengan posisinya. a.



Bentuk–bentuk struktur organisasi Bentuk–bentuk struktur organisasi yang sering digunakan dalam organisasi



menurut Schermerhorn (1996) ada 3 bentuk yaitu: 1.



Struktur Organisasi Fungsional Struktur organisasi fungsional merupakan struktur organisasi yang



paling umum digunakan oleh suatu organisasi. Pembagian kerja dalam bentuk struktur organisasi fungsional ini dilakukan berdasarkan fungsi manajemennya seperti Keuangan, Produksi, Pemasaran, dan Sumber Daya Manusia. Karyawan–karyawan yang memiliki keterampilan (skill) dan tugas yang sama akan dikelompokkan bersama kedalam satu unit kerja. Struktur



8 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



organisasi ini tepat untuk diterapkan pada organisasi atau perusahaan yang hanya menghasilkan beberapa jenis produk maupun layanan. Struktur organisasi bentuk ini dapat menekan biaya operasional namun mengalami kesulitan dalam bekerja antar unit kerja. 2.



Struktur Organisai Divisional Strukur organisasi divisional adalah struktur organisasi yang



dikelompokkan berdasarkan kesamaan produk, layanan, pasar, dan letak geografis. Struktur organisasi ini biasanya diterapkan di perusahaan yang berskala menengah keatas, hal ini dikarenakan biaya operasional akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan bentuk organisasi fungsional. 3.



Struktur Organisasi Matriks Struktur organisasi matriks merupakan kombinasi dari struktur



organisasi fungsional dan struktur organisasi divisional dengan tujuan untuk menutupi kekurangan–kekurangan yang terdapat pada kedua bentuk struktur organisasi tersebut. Struktur organisasi matriks ini sering juga disebut struktur organisasi proyek karena karyawan yang berada di unit kerja fungsional juga harus mengerjakan kegiatan atau tugas proyek-proyek organisasi yang ditugaskan kepadanya. Struktur organisasi matriks ini mengakibatkan terjadinya multi komando dimana seorang karyawan diharuskan untuk melapor kepada dua pimpinan yaitu pimpinan di unit kerja fungsional dan pimpinan proyek. Struktur organisasi ini biasanya digunakan oleh perusahaan



yang berskala besar atau perusahaan–perusahaan



multinasional. Berdasarkan bentuk–bentuk struktur organisasi diatas, CV. Laksana Karoseri sendiri menggunakan struktur organisasi bentuk fungsional yang dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut ini:



9 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



DIREKTUR UTAMA



DIREKTUR FINANCE & ACCOUNTING



DIREKTUR TEKNIK



DIREKTUR SALES & MARKETING



IT



LOGISTIK



MARKETING



RESEARCH & DEVELOPMENT



GA & MAINTENANCE



SALES AREA BARAT



PRODUCT ENGINEERING



PPIC



SALES AREA TIMUR & TENGAH



MANUFACTURING ENGINEERING



PURCHASHING



EKSPOR



PRODUCTION



ACCOUNTING



BRAND SALES & MARKETING



HRD & TRAINING



QUALITY CONTROL



ENGINEERING PROCESS



AFTER SALES SERVICE



Gambar 2.3 Struktur Organisasi CV. Laksana Karoseri Sumber: CV. Laksana Karoseri



10 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



2.6



Sistem Kerja Waktu kerja diatur dengan sistem perusahaan sebagai berikut: Tabel 2.1 Tabel Rincian Waktu Kerja Karyawan CV. Laksana Karoseri Hari



Jam



Keterangan



Senin – Kamis



08.00 – 12.00



Jam Kerja



12.00 -13.00



Istirahat



13.00 – 16.00



Jam Kerja



08.00 - 11.30



Jam Kerja



11.30 – 13.00



Jam Sholat Jum’at dan



Jum’at



Istirahat



Sabtu



13.00 – 16.30



Jam Kerja



08.00 – 13.00



Jam Kerja



Sumber : Laksana Karoseri 2.7 a.



Budaya CV. Laksana Karoseri Budaya 5S & 5R Program 5S yang di berlakukan CV. Laksana Karoseri bertujuan untuk



menunjang kinerja dan kedisiplinan dari para pegawainya. Banyak perusahaan besar di berbagai negara mengadopsi program 5S ini, popularitas 5S ini tak lepas dari kesuksesan Industri Jepang yang selama ini memusatkan fokus pada pengurangan



segala



pemborosan



(waste).



Program



5S



pertama



kali



diperkenalkan di Jepang sebagai suatu gerakan kebulatan tekad untuk mengadakan pemilahan (Seiri), penataan (Seiton), pembersihan (Seiso), penjagaan kondisi yang mantap (Seiketsu), dan penyadaran diri akan kebiasaan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik (Shitsuke), masingmasing 5S di jelaskan dibawah ini:



11 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



1.



Seiri (Ringkas) Merupakan implementasi pertama 5S yaitu pemilihan barang yang



berguna dan tidak berguna. 



Barang berguna



=>



disimpan







Barang tidak berguna



=>



dibuang



Dengan pemberian label pada barang-barang yang sudah tidak berguna dengan label merah, hal ini untuk mempermudah pemisahan barang tersebut. 2.



Seiton (Rapi) Penataan barang agar mudah dicari dan aman. Dalam langkah ini



dikenal istilah signboard strategy yaitu menempatkan barang-barang berguna secara rapih dan teratur kemudian diberikan indikasi penjelasan tentang tempat, nama barang, dan berapa banyak barang tersebut agar saat akan digunakan barang tersebut mudah dan cepat diakses. 3.



Seiso ( Resik) Pembersihan barang yang ditata dengan rapih agar tidak kotor,



termasuk tempat kerja dan lingkungan serta mesin yang digunakan. Kondisi tempat kerja yang bersih dapat menambah motivasi kerja para karyawan di dalamnya. 4.



Seiketsu (Rawat) Merupakan penjagaan lingkungan kerja yang sudah rapi dan bersih



menjadi suatu standar kerja. Standar-standar ini harus mudah dipahami, diimplementasikan keseluruh anggota organisasi, dan diperiksa secara teratur dan berkala. 5.



Shitsuke (Rajin) Langkah terakhir merupakan penyadaran etika kerja didalamnya



mencakup disiplin terhadap standar, saling menghormati, malu melakukan pelanggaran, senang melakukan perbaikan.



12 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



Gambar 2.4 Budaya 5S & 5R (Sumber: CV. Laksana Karoseri, 2018)



b.



Budaya Sat Dharma Di dalam CV. Laksana Karoseri terdapat Sat Dharma Laksana yaitu sebagai berikut: 1. Laksana menjunjung tinggi disiplin kerja dan kejujuran 2. Laksana adalah satu, satu tim 3. Laksana mengutamakan kompetensi & Profesionalisme dalam bekerja 4. Laksana berorientasi pada mutu 5. Laksana terbuka terhadap tantangan & perubahan jaman 6. Laksana ada karena pelanggan.



Gambar 2.5 Sat Dharma Laksana



13 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



2.8



Produk yang Dihasilkan Sebagai karoseri terbesar CV. Laksana Karoseri mengeluarkan produk bus



unggulannya. Produk ini disesuaikan dengan kebutuhan yang ada dipasaran. Bus ini lalu dipergunakan sebagai angkutan antar kota, antar provinsi, bus pariwisata, bus kota, dan kebutuhan khusus lainnya. 2.8.1 Produk Bus CV. Laksana Karoseri



Suites class



SR 2 DD



Gambar 2.3 Produk Bus CV. Laksana Karoseri



a. Legacy Sky Legacy Sky merupakan salah satu produk CV. Laksana Karoseri yang dikhususkan untuk bus–bus besar. Bus ini memiliki desain yang memadukan konsep Eropa dan China. Selain itu bus ini memiliki eksterior khas dengan LegaLight dan selendang yang tajam. Legacy sendiri ada 5 tipe yaitu Legacy, Legacy Sky SR-1, All New Legacy, Legacy Sky SR-2 HD Prime, dan Legacy Sky SR-2 XHD Prime. Seri Legacy SR-1 adalah pembaharuan dari seri Legacy yang sebelumnya dengan selendang pola anak panah terbalik atau berlawanan dari yang sekarang.



Sedangkan



Legacy Sky SR-2 XHD Prime merupakan penyempurnaan dan seri terbaru dari seri–seri sebelumnya.



14 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



Gambar 2.4 Bus legacy Sky SR-2 XHD Prime



Gambar 2.8 Bus legacy Sky SR-2 HD Prime



b. Discovery Discovery merupakan salah satu bus produk CV. Laksana Karoseri yang termasuk Big Bus atau Bus besar. Bus Discovery ini bisa diaplikasikan pada sasis dengan mesin depan atau mesin belakang, jadi bus ini lebih universal dibandingkan dengan Legacy Sky yang hanya bisa digunakan oleh sasis bermesin belakang saja. Bus ini biasanya digunakan sebagai bus pariwisata.



Gambar 2.12 Bus Discovery



15 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



c. City Line City Line adalah model bus yang didesain dan diproduksi khusus untuk pelayanan di lingkungan bandara, karena di desain dengan deck yang lebih rendah shingga memudahkan penumpang untuk naik dan turun dengan lebih aman dan nyaman. City Line juga merupakan terobosan baru bagi CV. Lakasna Karoseri, dengan rancang bangun tanpa chassis yang dikenal dengan monocoque baru pertama kali diterapkan oleh CV. Laksana Karoseri.



Gambar 2.4 Bus City Line d. City Line 2 Sebagai bus kota lantai bawah pertama di Indonesia, Cityline 2 hadir dengan kualitas, teknologi, dan desain kelas dunia yang akan menjadi sorotan kota paling modern di dunia. Dengan desain lantai yang rendah, penumpang dapat mengakses bus dengan mudah. CityLine 2 juga dapat dilengkapi dengan ramp untuk menciptakan kebebasan bagi orang-orang dengan mobilitas terbatas. City Line 2 menawarkan kapasitas penumpang yang banyak hingga 92 penumpang.



16 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



Gambar 2.5 Bus City Line 2 e. Legacy SR2 DD Legacy SR2 DD merupakan produk bus Double Decker atau bus tingkat 2 lantai. Legacy SR2 DD mulai diluncurkan pada tahun 2018 oleh CV. Laksana Karoseri, bus ini merupakan seri bus tertinggi yang ada di CV. Laksana Karoseri. Legacy SR2 DD merupakan salah satu produk CV. Laksana Karoseri yang di khususkan untuk bus-bus besar dengan rute AKAP dengan kelas executive yang memiliki sleeping & meeting room. Bus ini memiliki desain dengan konsep Eropa. Selain itu bus ini memiliki eksterior khas dengan Legacy Light.



Bus ini merupakan bus dengan



chassis Tronton.



Gambar 2. Bus Legacy SR 2 DD



17 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



f. Legacy SR 2 Suites Class Legacy SR 2 Suites Class merupakan inovasi yang sangat baik dan tidak disangka-sangka yaitu pada bagian interiornya. Konsep sleeper bus ini menggunakan model sleeper seat bukan lagi menggunakan bed atau tempat tidur karena secara aturan memang tidak di ijinkan karena faktor keselamatan. Selain itu bus ini menggunakan chassis HINO RN 285. Sleeper bus suites class ini dapat di isi maksmial 21 sleeper seat yang di bagi menjadi 4 premium suites class cabin dan 17 suites class biasa dengan konfigurasi 2-2.



Gambar 2.15 Bus Legacy SR2 DD 2.8.2 Produk bus sedang a. Tourista Tourista adalah versi mini Legacy SR-1 dengan chassis ¾ seperti Mitshubishi, Isuzu Giga atau Hino FG. Ada 2 (dua) macam model bus ini yaitu Tourista dan All New Tourista.



18 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



Gambar 2.11 Bus All New Tourista Long b. Nucleus Nucleus merupakan bus bertipe bus medium. Bus ini dapat menampung penumpang hingga 31 orang. Bus ini sebagian fiturnya mengadaptasikan dari bus Legacy Sky termasuk ukuran jendela yang lebih besar. Selain itu bus ini juga cocok untuk beroperasi di jalan–jalan pedesaan.



Gambar 2.14 Bus Nucleus 2



2.9 Proses Produksi Bus Dalam pembuatan body bus di CV. Laksana Karoseri ada dua macam cara yaitu: 1. Proses pembuatan body bus langsung di atas chassis. 2. Proses pembuatan body bus tanpa chassis, body dibangun diatas trolley/dami jig, model seperti ini biasa disebut docking. Berikut adalah proses pembuatan bus di CV. Laksana Karoseri: a.



Pra-chassis Proses ini merupakan proses penting dari sebuah pembutan body bus,



dimana ketika chassis bus datang dari pemesan maka chassis wajib di perlakukan khusus sebelum masuk ke sebuah "line procces". Karena dalam proses pembuatan body bus akan banyak proses pengelasan maka beberapa komponen bawaan chassis wajib dilepas untuk menghindari kontak, terbakar, atau rusak karena proses tersebut, biasanya yang wajib dilepas



19 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



adalah baterai (accu), tangki BBM, setir, dan beberapa komponen elektrik lainnya. Dan sebelum masuk ke proses selanjutnya perlu di persiapkan peralatan untuk melindungi komponen-komponen yang tidak dilepas dari chassis contoh roda, engine dan kabel elektrik. melindunginya cukup ditutup dengan kain anti panas untuk menghindari percikan api dari mesin las yang dapat melukai bahan karet dan plastik yang cukup sensitive terhadap suhu panas.



b.



Framing / Pembuatan Badan Rangka Setelah proses preparasi siap maka chassis wajib melalui leveling agar



body bus tidak miring selanjutnya masuk ke proses pemasangan rangka body (Frame) dan untuk proses penyambungan rangka body ke chassis harus di las di atas clam chassis (bracket) karena chassis bus di larang terkena pengelasan hal ini disebabkan dalam proses pengelasan akan terjadi pemanasan pada logam, jika chassis utama mendapat perlakuan panas maka struktur logam akan mempengaruhi kekuatan dari chassis tersebut. Oleh karena itu dipasanglah sebuah bracket (Clam chassis) yang di pasang di atas chassis dengan baut.



c.



Plating/Pengepatan Setalah rangka bus jadi maka saatnya proses pengeplatan di semua sisi



Panel kanan/kiri, bagasi samping, dan roof. Untuk lantai terkadang ada yang menggunakan plat ada yang menggunakan plywood/triplek tergantung permintaan customer. Dalam proses pengeplatan yang menjadi fokus utama adalah pada proses pengeplatan lambung kanan dan kiri karena bagian ini yang biasa menjadi perhatian apakah produk tersebut baik atau tidak. Biasanya yang menjadi penilaian adalah kerataan lambung karena jika lambung tidak rata maka dalam proses dempul akan membutuhkan dempul yang banyak. Sehingga pada pengeplatan bagian lambung ini di gunakan sebuah mesin dengan nama "Strech machine" yang berfungsi menarik plat



20 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



yang panjang dan menempelkannya rangka body sehingga plat bagian lambung tidak bergelombang. Atau bisa juga dengan cara manual dengan menggunakan tracker.



d.



Gosok Body Proses gosok body bus ini merupakan proses pembersihan Body bus



sebelum ke proses dempul, cat dan juga proses pelapisan anti panas dan anti karat pada rangka body bus.



e.



Puty / Dempul Proses pendempulan bertujuan untuk meratakan permukaan body bus



yang sebelum tidak rata menjadi rata dan menjadikan body terlihat sempurna, sehingga saat proses painting, cat bisa tampak baik dan merata.



f.



Pengecatan Proses pengecatan body bus merupakan proses yang paling penting



untuk penampilan sebuah bus itu sendiri, jika proses pengecatan baik maka bus akan terlihat mewah atau mahal karena dari pengecatan ini bentuk bus sudah mulai terlihat. Proses pengecatan biasanya melalui beberapa `tahapan: epoxy line, dempul lain, sander lini, primer coating, top coating, cutting sticker line, vernis top coating, dan tahap yang terakhir poles agar proses pengecatan berlangsung lebih cepat, kemudian masukan ke dalam sebuah mesin pemanas / oven agar dapat segera beralih ke proses selanjutnya.



g.



Pemasangan Interior / Finishing Proses pemasangan interior bus merupakan proses yang sangat



penting karena pengerjaan interior bus membutuhkan kerapian dalam pengerjaan. Bus bisa di katakan kelas ekonomi atau eksekutif tergantung dari isi dari interior bus tersebut dan pastinya tingkat kerapian yang menjadi



21 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



sorotan karena penumpang berada di dalam bus pastinya melihat bagianbagian dalam bus tersebut.



h.



Shower Test Merupakan proses pengecekan kebocoran pada rangka body bus yang



sudah di finishing pada shower test ini bus diberikan air seperti diberikan simulasi hujan biasanya hingga 4 jam jika proses ini berhasil dilanjutkan ke proses selanjutnya, jika pada proses ini gagal akan ada maintenance yang harus di lakukan tergantung dari bagian apa yang harus di maintenance.



i.



PDI / Pre Delivery Inspection Merupakan proses pengecekan terakhir sebelum pengiriman ke



customer, proses pengecekannya adalah dokumen dan perlengkapan dari bus tersebut yang sudah di siapkan sedemikian rupa sebelum di terima oleh customer.



22 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



2.10 Sistem Produksi CV. Laksana Karoseri



Gambar 2.19 Peta Proses Operasi CV. Laksana Karoseri Sumber: CV. Laksana Karoseri



23 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



BAB 3 PROSES PRODUKSI



3.1



Prosses Assembly Chassis Modular Frame Menjadi Sebuah Bus Pada dasanya bus adalah sebuah moda transportasi masal yang unik. Dalam



mendesain sebuah body bus, CV. Laksana Karoseri selalu memperhatikan aspek penting yang disebut hard point. Yakni ketentuan mutlak yang harus dipenuhi, yaitu: a.



Chassis Unit Chassis unit meliputi posisi mesin, grill, katup udara hisap, sistem kemudi,



tangki bahan bakar, panel control unic, electronik atau ECU dan lain-lain. Komponen tersebut dibuat langsung oleh Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) atau pabrikan chassis mesin bus. Jika karoseri melakukan perubahan harus memiliki uji landasan. Uji landasan tersebut dilakukan agar karoseri memiliki SK Rancang Bangun dan SRUT (Surat Rancang Uji Tipe). SK tersebut digunakan agar sebuah chassis memiliki nomer mesin dan nomer chassis. Nomer mesin dan nomer Chassis digunakan untuk membuat STNK (Surat Tanda Nomer Kendaraan) dan juga agar lolos uji KIEUR. Di Indonesia terdapat beberapa ATPM bus, antara lain adalah Mercedes Benz, Hino, Scania, Volvo, Dan lain lain. b.



Dimensi Keseluruhan Kendaraan Untuk urusan ini sebuah karoseri harus mengikuti ketentuan yang berlaku



sesuai regulasi pemerintah dan masing-masing chassis. Regulasi Pemerintah tentang dimensi keseluruhan sebuah bus terdapat pada PP nomer 55 tahun 2012 pasal 5 ayat 3. Selain itu setiap chassis mempunyai perbedaan tipe standart ukuran masing masing merk, namun standart tersebut tidak berkurang atau melebihi regulasi yang telah ditentukan pemerintah. c.



Regulasi Pemerintah Dalam urusan regulasi pemerintah ini sebuah karoseri harus mengikuti



ketentuan yang berlaku sesuai regulasi pemerintah dan masing-masing chassis Point mengatur tentang konfigurasi tempat duduk, jumlah pintu, penghalang pintu



24 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



sopir, pintu darurat, dan lan-lain. Di Indonesia aturan ini ditentukan oleh Departemen Perhubungan. d.



Teknik Body Builder Yaitu adanya alat dan proses yang sudah di rancang untuk industri



pembuatan bus itu sendiri (Body Builder atau Karoseri). Semakin baik proses dan majunya teknologi sebuah industri karoseri maka bisa meningkatkan kualitas output produk selain faktor main power dan main hour. e.



Bus Dikutip dari Wikipedia, bus adalah kendaraan besar beroda, digunakan



untuk membawa penumpang dalam jumlah banyak. Istilah bus ini berasal dari Bahasa latin yaitu omnibus yang memiliki arti kendaraan yang berhenti di semua perhentian. Sedangkan menurut PP nomer 55 tahun 2015 tentang kendaraan pasal 1 ayat 6, bus adalah kendaraan bermotor pengangkut orang yang memiliki tempat duduk lebih dari 8 orang , termasuk untuk pengemudi atau yang beratnya lebih dari 3.500 kg. f.



Chassis Chassis adalah rangka yang berfungsi sebagai penopang berat dan beban



kendaraan, mesin serta penumpang. Chassis terbuat dari kerangka besi dan baja yang berfungsi penopang body dan mesin beserta penumpang dari sebuah kendaraan. Syarat utama yang harus terpenuhi dari sebuah chassis adalah material tersebut harus memiliki kekuatan untuk menopang beban dari kendaraan. Chassis juga berfungsi untuk menjaga kendaraan agar tetap rigid, kaku, dan tidak mengalami bending atau deformasi setalah digunakan. Dalam pembuatan sebuah bus, terdapat 2 jenis chassis yang digunakan, yaitu chassis ladder frame dan chassis modular. Dinamakan ladder frame karena bentuknya menyerupai tangga. Ladder frame adalah chassis yang tertua dan banyak digunakan khususnya untuk kendaraan berbadan berat (heavy duty). Chassis ini biasanya terbuat dari material baja simetris atau model balok yang kemudian diperkuat dengan cross members dan joint joint. Untuk beberapa desain kadang kala ladder frame diberi perkuatan besi menyilang agar tetap menjaga kekakuan strukturnya.



25 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



Gambar 3.1 Chassis ladder frame Chassis modular adalah chassis yang terdiri dari beberapa modul (modular) yang terdiri dari 4 bagian yaitu: engine compartement, rear axle, bagage compartement, dan front axle. Keempatnya disambungkan menggunakan baut atau pengelasan, biasanya dengan menggunakan besi tambahan U chane seperti pada ladder frame.



Gambar 3.2 Chassis modular frame. Proses assembly chassis modular frame menjadi sebuah bus di CV. Laksana Karoseri memiliki beberapa proses yang dibagi menjadi 9 proses. Proses ini harus berjalan sesuai urutannya masing-masing. Proses tersebut adalah sebagai berikut: 3.1.1 Preparation Proses ini merupakan proses penting dari sebuah pembuatan body bus, dimana ketika chassis bus datang dari line sambung chassis maka chassis wajib



26 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



diperlakukan khusus sebelum masuk ke sebuah “line procces”. Karena dalam proses pembuatan body bus akan banyak proses pengelasan maka beberapa komponen bawaan chassis harus dilepas untuk menghindari kontak terbakar atau rusak karena proses tersebut. Biasanya yang wajib dilepas adalah baterai (accu), tangki bahan bakar, kemudi, dan beberapa komponen elektrik lainnya. Dan sebelum masuk ke proses selanjutnya perlu dipersiapkan peralatan untuk melindungi komponen-komponen yang tidak dilepas dari chassis contoh: Tanki, Aki, melapisi kabel elektrik, melindunginya cukup menggunakan kain anti panas ataupun selotip untuk menghindari percikan api dari pengelasan. Gambar 3.3 Proses Preparation 3.1.2 Framing atau pembuatan rangka body Setelah proses preparation siap maka chassis masuk ke pemasangan rangka body (frame). Untuk proses penyambungan rangka body ke chassis harus di las diatas clam chassis (braket) berfungsi agar ketika bus hendak ganti body (rebody) hanya tinggal melepas baut yang tertanam pada chassis tanpa harus mengorbankan body bus yang akan diganti. Setelah rangka utama bus jadi maka saatnya proses pengeplatan disemua sisi panel kanan dan kiri, bagasi samping, prof dan seluruh permukaan bus. Dan dalam proses pengeplatan yang menjadi fokus utama adalah proses pengeplatan lambung kanan dan kiri karena bagian ini yang bisa menjadi perhatian apakah produk ini baik atau tidak. Biasanya yang menjadi penilaian adalah kerataan lambung karena jika lambung tidak rata maka dalam proses dempul akan membutuhkan dempul yang banyak sehingga pada pengeplatan menggunakan sebuah mesin dengan nama ”stretch machine” yang berfungsi menarik plat yang panjang dan menempelkannya pada rangka body sehingga plat tidak bergelomang. Pada proses pembuatan rangka body dan plat bahan baku yang digunakan adalah pipa besi berbentuk kotak dan plat besi dengan ukuran dan ketebalan yang berbeda-beda pada setiap bagian. Untuk pengelasan pada bagian body rangka menggunakan las MIG/CO2 dengan menggunakan teknik pengelasan WPS dan QPR sesuai standart yang telah ditentukan.



27 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



Namun di CV. Laksana Karoseri terdapat sedikit pembedaan dengan karoseri lain dalam segi bahan yang digunakan pada proses pengeplatan. Dalam proses pengeplatan tidak semua permukaan bus dilapisi dengan plat,terdapat beberapa bagian yang dilapisi dengan bahan fiber glass dan plastik ABS yang telah dicetak. Bagian tersebut terdapat pada cowl depan, cowl belakang, cowl atap dan seluruh spartboard. Selain itu perbedaan lainnya terdapat pada proses pembuatan rangka dan pengeplatan pada seluruh bagian pintu dibuat secara terpisah, tidak digabung dengan bagian lainnya. Seluruh bagian pintu di pasang ketika seluruh cowl telah terpasang menyatu pada bagian bus yang lain. Berikut ini adalah tahapan pembuatan rangka body dan pengeplatan di CV. Laksana Karoseri. 1.



Pengeboran chassis pada bracket



2.



Pemasangan rangka dasar lantai



3.



Pemasangan rangka sisi kanan dan kiri



4.



Pemasangan atap rangka



5.



Pemasangan rangka bawah



6.



Pemasangan plat pada lantai dan atap



7.



Pemasangan plat pada lambung kanan dan kiri



8.



Pemasangan cowl depan belakang dan atap



9.



Pemasangan plat bagian tangga



10.



Pemasangan plat pada cover engine.



11.



Pemasangan plat flap radiator, falp buangan panas, flap aki dan fander.



12.



Pemasangan seluruh pintu.



13.



Pemasangan plat pada flap bagasi.



14.



Pemasangan plat pada bagian ending depan belakang.



15.



Pemasangan plat untuk meja dashboard.



16.



Penyemprotan kimia peredam atau PIU pada bagian dalam bus. Gambar 3.4 Proses Framing



28 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



3.1.3 Plating atau pengeplatan Setalah rangka bus jadi, maka saatnya proses pengeplatan di semua sisi panel kanan/kiri, bagasi samping, dan roof. Untuk lantai terkadang ada yang menggunakan plat ada yang menggunakan plywood/triplek tergantung permintaan customer.



Gambar 3.5 Proses Pengeplatan Dalam proses pengeplatan yang menjadi fokus utama adalah pada proses pengeplatan lambung kanan dan kiri karena bagian ini yang biasa menjadi perhatian apakah produk tersebut baik atau tidak. Biasanya yang menjadi penilaian adalah kerataan lambung karena jika lambung tidak rata maka dalam proses dempul akan membutuhkan dempul yang banyak. Sehingga pada pengeplatan bagian lambung ini digunakan sebuah mesin dengan nama strech machine yang berfungsi menarik plat yang panjang dan menempelkannya rangka body sehingga plat bagian lambung tidak bergelombang.Cara lain bisa juga dengan cara manual dengan menggunakan tracker. 3.1.4 Gosok body Proses gosok body bus ini merupakan proses pembersihan sebelum ke proses pendempulan supaya dempul pada budy bus dapat merekat dengan baik dan tahan lama. Berikut ada tahapan gosok body yang berlaku di CV. Laksana Karoseri: 1.



Pemberihan seluruh permukaan body bus menggunakan cairan yang menggandung emulsion fire. Hal ini bertujuan untuk membersihan kotoran



29 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



yang berasal dari cetakan fiber glass. Kemudian bilas permukaan yang telah dibersihkan menggunakan air bersih. 2.



Gosok seluruh body bus menggunakan angle grinder.



Gambar 3.6 Bus yang sedang digosok body 3.



Pengamplasan seluruh body bus menggunakan amplas dengan nomor 180. Pengamplasan bertujuan agar permukaan body menjadi lebih kasar, sehingga pada saat pemberian cat epoxy primer, cat dapat merekat degan sempurna. Setelah diamplas bersihkan seluruh permukaan body bus menggunakan kan bersih yang diberi cairan thinner.



4.



Pemberian cat epoxy primer merupakan tahapan terakhir sebelum masuk ketahap pendempulan. Pemberian cat ini agar permukaan body bus terhindar dari karat.



Gambar 3.7 Bus yang telah diberi cat epoxy primer 3.1.5 Dempul Proses pendempulan bertujuan untuk meratakan permukaan body bus yang tidak rata sehingga saat proses painting cat bias tampak baik dan merata. Untuk



30 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



memperoleh hasil yang maksimal, biasanya proses pendempulan dilakukan sebanyak 3(tiga) kali. Berikut adalah tahapan proses pendempulan yang berlaku di CV. Laksana Karoseri: 1.



Pendempulan pada sambungan antara plat dan fiber



Gambar 3.8 Contoh pendempulan sambungan plat dan fiber Pendempulan ini dilakukan pada sambungan fiber dan pada sambungan baut-baut. Dempul yang digunakan berbeda dengan dempul pada umumnya. Proses ini bertujuan agar bahan fiber lebih tahan lama, karena jika tidak didempul sambungan baut-baut ini tadi akan retak sehingga mengakibatkan kerusakan. 2.



Pendempulan permukaan yang tampak cekung



3.



Pengamplasan menggunakan amplas nomor 60



4.



Pendempulan pada seluruh permukaan bus



5.



Amplas seluruh permukaan bodi menggunakan amplas nomor 120



6.



Amplas kembali menggunakan amplas nomor 180



7.



Dempul ulang permukaan bodi yang masih tidak rata.



3.1.6 Painting Proses pengecatan body bus merupkan proses yang paling untuk penampilan bus itu sendiri, jika proses pengecatan baik maka bus akan terlihat mewah atau mahal karena pengecatan bentuk bus sudah mulai terlihat. Proses pengecatanan sebaiknya dilakukan ditempat tertutup akan terlihat dari debu dan kotoran. Di CV.



31 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



Laksana Karoseri proses pengecatan dilakukan didalam ruangan tertutup bernama sprayboth.



Gambar 3.9 Sprayboth Berikut ini adalah tahapan proses pengecatan yang berlaku di CV. Laksana Karoseri: 1.



Pemberian cat epoxy sebagai cat dasar.



2.



Amplas dua kali menggunakan amplas 320 dan 400.



3.



Pengecatan warna dasar bus.



4.



Pengecatan cat stripping ( warna sesuai permintaan konsumen )



5.



Pemberian gambar/livery ( tergantung permintaan konsumen )



6.



Vernish seluruh body bus.



7.



Masukan kedalam oven.



8.



Amplas menggunakan amplas nomor 600 dan 800.



9.



Pemberian varnish yang kedua, bertujuan akan warna cat semakin mengkilap, selain itu bermaksud agar livery bus terlihat menyala dan bersinar ketika malam hari. Indicator yang dapat digunakan untuk menentukan baik atau tidaknya pengecatan sebuah bus dapat kita lihat ketika kita berada disekitar body bus. Dikatakan bagus apabila kita berdiri disekitar body bus, cahaya dan bayangan tubuh kita terpantul pada body bus sehingga tampak seperti sedang berkaca.



32 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



3.1.7 Triming atau Interior Proses trimming adalah proses pemasangan dari interior bus dimana dari proses ini sangat penting karena pengerjaan interior bus membutuhkan kerapian dalam pengerjaan. Bus bisa dikatakan kelas ekonomi eksekutif tergantung dari isi interior bus tersebut dan pastinya tingkat kerapian yang menjadi sorot karena penumpan didalam bus pastinya melihat bagian bagian dalam bus tersebut. Berikut adalah tahapan proses trimming di CV. Laksana Karoseri: 1.



Pemasangan AC



2.



Pemasangan seluruh ekterior



3.



Pemasangan kelistrikan pada bus seperti panel dashboard lampu interior dan ekterior audio dan video



4.



Pemasangan lapisan ABS pada bagian deck kanan dan kiri beserta plafon



5.



Pemasangan ABS pada tiang penyangga kaca



6.



Pemasangan ABS pada bagian seluruh pintu



7.



Pemasangan dutching depan dan belakang



8.



Pemasangan rel untuk dudukan kursi



9.



Pemasangan karpet pada seluruh bagian lantai



10.



Pemasaga karpet pada bagasi samping dan belakang



11.



Pemasangan list pada setiap sudut interior



12.



Pemasangan dashboard



13.



Pemasangan seluruh kaca dengan urutan samping, belakang, depan



14.



Pemasangan wiper



15.



Pemasangan karet pada bagian tepi luar dan dalam



16.



Pemasangan bagasi atas



17.



Pemasangan semua kursi



18.



Pemasangan lauvri AC, dipasang diatas kursi



19.



Pemasangan partisi interior



20.



Pemberian seller pada seluruh permukaan yang memiliki kemungkinan dapat mengalami kebocoran Gambar 3.10 Proses Triming



33 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



3.1.8 Pre Delivery Inspection ( PDI ) proses ini meliputi pengecekan fungsi-fungsi elektrik dan lighting serta terdapat test kebocoran dengan rain test. Merupakan pengecekan terakhir sebelum pengiriman ke konsumen, proses pengecekan adalah pengecekan dokumen dan perlengkapan bus tersebut Sehingga ketika bus telah sampai kekonsumen sudah siap digunakan dan dengan kondisi benar – benar baik.



Gambar. 3.11 Contoh check list PDI



34 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



BAB 4 PEMBAHASAN



4.1



Dasar Teori Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi otomotif, jumlah



dari kendaraan juga semakin banyak, yang dibuat dengan teknologi yang bervariasi dan komponen dengan bahan yang juga semakin maju. Bagian kendaraan garis besarnya terbagi dalam 2 kelompok besar, yaitu chassis dan bodi kendaraan 4.1.1 Pengertian Rangka Chassis adalah rangka yang berfungsi sebagai penopang berat dan beban kendaraan, mesin serta penumpang. Biasanya chassis dibuat dari kerangka besi/ baja yang berfungsi memegang body dan mesin engine dari sebuah kendaraan. Syarat utama yang harus terpenuhi adalah material tersebut harus memiliki kekuatan untuk menopang beban dari kendaraan. Chassis juga berfungsi untuk menjaga agar mobil tetap rigid, kaku dan tidak mengalami bending atau deformasi waktu digunakan. Rangka mobil pertama kali dibuat oleh Charles dan F. Duryea dari Springfield, Massachussets, Amerika pada tahun 1893. Mobil tersebut mirip sebuah andong tanpa kuda. Mobil Duryea kemudian diikuti oleh elwood G. Hayhes. Dirancang dan dibuat pada tahun 1894 oleh perusahaan Apperson Brothers. Kemudian Henry Ford membuat mobil pertama pada tahun 1897. Perkembangan teknologi rangka mobil relatif cepat. Dari hasil yang kasar dan produksi lambat sampai ke hasil yang halus, indah, cepat, dan efisien seperti sekarang. 4.1.2 Pengertian Body Body adalah bagian dari kendaraan yang dibentuk sedemikian rupa, (pada umumnya) terbuat dari bahan plat logam (steel plate) yang tebalnya antara 0,6 mm – 0,9 mm sebagai tempat penumpang ataupun barang. Konstruksi bodi otomotif dibagi menjadi 2, yaitu:



35 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



a.



Konstruksi Terpisah (Composite) Merupakan jenis konstruksi bodi kendaraan dimana bodi dan rangkanya



terpisah. Pertautan/penyambungan antara bodi dan rangka menggunakan baut dan mur. Untuk meningkatkan kenyamanan saat digunakan, maka diantara bodi dan rangka dipasang karet sebagai alat peredam getaran. Konstruksi bodi dan rangka yang terpisah ini memberikan kemudahan dalam penggantian bagian bodi kendaraan yang mengalami kerusakan, terutama bodi bagian bawah atau putusnya rangka. Konstruksi ini biasanya digunakan pada kendaraan sedan tipe lama, kendaraan penumpang dan mobil angkutan barang. (misal truck, bus, pick up dan lain sebagainya).



Gambar kontrusi terpisah b.



Konstruksi Menyatu (Monocoque). Merupakan jenis konstruksi bodi kendaraan dimana bodi dan rangka



tersusun menjadi satu kesatuan. Konstruksi ini menggunakan prinsip kulit telur, yaitu merupakan satu kesatuan yang utuh sehingga semua beban terbagi merata pada semua bagian kulit. Pertautan antara bodi dan rangka menggunakan las. Karena bodi dan rangka menyatu, maka bentuknya dapat menjadi lebih rendah dibanding dengan tipe composite sehingga titik berat gravitasi lebih rendah menyebabkan kendaraan akan lebih stabil. Konstruksi ini digunakan pada sedan, bahkan beberapa kendaraan MPV (Multi Purpose Vehicle) mulai menerapkan konstruksi monocoq body.



Gambar kontruksi menyatu



36 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



4.1.3 Pengertian Pengelasan Pengelasan



merupakan



salah



satu



jenis



penyambungan



diantara



penyambungan yang lain seperti baut dan keling. Berbeda antara keduanya bahwa pengelasan membutuhkan perhatian yang khusus diantaranya adalah jenis pengelasan, klasifikasi pengelasan, dan karakteristiknya. Wiryosumarto (2008: 1) mendefinisikan bahwa las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair Maman Suratman (2001: 1) mengemukakan tentang pengertian mengelas yaitu salah satu cara menyambung dua bagian logam secara permanen dengan menggunakan tenaga panas. Adapun kualitas hasil pengelasan menurut Daryanto, (2013: 11) ditentukan oleh beberapa faktor antara lain: teknik pengelasan, bahan logam yang disambung, pengaruh panas seserta jenis kampuh yang tepat. Menurut Deutsche Industrie Normen (DIN) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadan cair.dari definisi tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa las adalah suatu proses dimana bahan dengan jenis yang sama digabungkan menjadi satu sehingga terbentuk suatu sambungan melalui ikatan kimia yang dihasilkan dari pemakaian panas dan tekanan. Pengelasan dibedakan pada cara kerja alat tersebut bekerja dan bentuk pemanasannya



(Wiryosumarto,



dkk, 2000). Pengklasifikasian pengelasan



berdasarkan cara kerja dapat dibagi dalam tiga kelas utama, yaitu: 1.



Pengelasan cair. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau semburan api yang terbakar.



2.



Pengelasan tekan. Pengelasan tekan adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu.



3.



Pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan dengan menggunakan paduan logam yang menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam cara ini logam induk tidak turut mencair.



37 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



Proses pengelasan yang di gunakan dalam proses pabrikasi adalah pengelasan Metal Inert Gas (MIG). Las MIG adalah pengelasan dengan menggunakan gas nyala yang dihasilkan berasal dari busur nyala listrik, dipakai sebagai pencair metal yang dilas dan metal penambah Disebut juga dengan Solid Wire. Sebagai pelindung oksidasi dipakai gas pelindung berupa gas kekal (inert), CO2 dan Arcal 21. Dan juga Wire Feeder berfungsi memutar elektroda menjulur keluar pada saat proses pengelasan berlangsung. MIG digunakan untuk mengelas besi atau baja, sedangkan gas pelindungnya adalah menggunakan Karbon dioxida CO2. Di dalam logam gas mulia, kawat las MIG yang digunakan berfungsi sebagai elektroda yang diumpamakan terus menerus. Busur listriknya pun terjadi diantara kawat pengisi dan logam induk. Gas pelindung tersebut adalah gas argon, helium yang juga bisa dicampur keduanya. Dan untuk menetapkan busur terkadang ditembakkan gas O2 dari 2% sampai 5% ataupun CO2 diantara 5% sampai 20%. Dengan banyaknya penggunaan las MIG sangat menguntungkan. karena hal-hal yang disebabkan oleh pengelasan ini sangat baik. Pengelasan ini sangat cocok untuk perakitan bahan–bahan dari rangka samping karena memiliki kekuatan yang lebih baik dari pengelasan SMAW. Pengelasan ini juga tidak menghasilkan slag atau sering disebut terak seperti pada pengelasan SMAW sehingga tidak memerlukan pembersihan setelah dilakukan proses pengelasan.



Gambar peralatan Las Metal Inert Gas (MIG)



38 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



4.2



Proses Pembuatan Rangka Samping



Gambar Rangka Samping



Pada proses pembuatan rangka samping bus di CV. Laksana Karoseri terdapat beberapa proses. Berikut ini adalah alur proses pembuatan bus dalam CV. Laksana Karoseri 4.2.1 Preparation (Persiapan) a. Pengadaan Material Pada proses pengadaan material dalam produksi rangka samping yang bertanggung jawab untuk mengatur adalah Departemen logistik. Dimana material datang akan dilakukan pemeriksaan oleh QC (Quality Control) terlebih dahulu untuk memeriksa apakah material tersebut memenuhi syarat untuk lanjut pada proses produksi dan juga diperlukan reject atau tidak. Kemudian material tersebut akan dipindahkan ke gudang material dan siap dipindahkan menggunakan crane ataupun forklift. Pada pembuatan rangka samping ini menggunakan bahan Galvanil ukuran lebar 80 tinggi 40 Tebal 3,2 mm, 60 X 40 X 2,1 mm, 40 X 40 X 2,0 mm dan 40 X 20 X 1,8. Gambar material galvanis 4.2.2 Pembentukan bahan (Metal Forming) Proses pembentukan logam (Metal Forming) adalah suatu proses yang dimana suatu logam dibentuk dengan cara ditekan (pressure) sampai membentuk sesuai dengan yang dikehendaki. Selain untuk pembentukan logam, terdapat beberapa proses pembentukan logam adalah sebagai berikut:



39 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



a. Proses Penempaan (foreging) Merupakan proses pembentukan logam dengan cara memberikan beban/tekanan (Pressure) secara berulang–ulang dan terputus–putus (intermittent). Hal ini berlawanan dengan proses pengerolan dimana beban yang diberikan cenderung berlangsung secara terus menerus (continous) b. Proses pembengkokan (Bending) Dalam proses ini benda kerja diberi beban atau tekanan secara permanen sehingga terjadi distorsi sesui bentuk yang diinginkan. Pengerjaan pembengkokan bisa dilakukan secara manual dengan alat bantu yang telah didesain untuk membentuk logam maupun dengan menggunakan mesin bending otomatis. Proses ini digunakan untuk pembuatan rangka samping bagian depan yang memiliki bentuk melengkung. Gambar proses pembentukan logam 4.2.3 Proses Pemotongan Logam (Metal Cutting) Merupakan proses yang dilakukan agar bentuk yang diperoleh memiliki bentuk yang sesuai dengan kerapian dan ketelitian setelah dilakukan proses pembentukan sebelumnya. Tujuan pokok dari proses ini adalah untuk memperoleh bentuk – bentuk tertentu, toleransi, atau derajat kehalusan penampang permukaan (Surface finished) dari benda kerja. Proses pemotongan logam yang sering dilakukan pada proses produksi karoseri adalah sebagai berikut : a.



Proses Pengguntingan (Shearing) Merupakan proses pemotongan dengan cara memotong dengan cara



menekan dua sisi pisau tajam ke lembaran logam (sheet metal). Beberapa proses pengguntinggan adalah balnking, parting, puching, nibbling, notching, dan shearing. Proses ini biasanya digunakan untuk melakukan pemotongan plat yang memiliki tebal kurang dari 3 mm b.



Proses penggerindaan



40 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



Merupakan proses perautan material yang dilaksanakan oleh sebuah “abrasive material” yang begerak secara kontinyu terhadap benda kerja. Proses ini diperlukan untuk meratakan atau memotong material logam yang terlalu keras bila dikerjaan dengan metode pemotongan lainnya, untuk menghaluskan permukaan benda kerja sampai tingkat kehalusan yang tinggi, dan untuk memperoleh ukuran yang memiliki toleransi tinggi. Pada proses ini biasanya digunakan untuk memotong bagian–bagian rangka samping yang memiliki ukuran panjang berbeda-beda. Bahan yang dipotong berbentuk pipa balok dengan varian ketebalan yang berbeda-beda. Proses yang dilakukan diatas merupakan proses yang dilakukan secara konvensional. Dimana sekarang ini telah berkembang teknologi pemotongan logam yang lebih modern. Seperti electric-discharge machining, elctro-chemichal machining, electrolytic grinding,dll. Gambar proses pemotongan material 4.2.4 Proses Perakitan (Assembly) Proses Perakitan (assembly) adalah proses dimana berbagai macam bahan yang dipersiapkan sebelumnya disusun menjadi satu dan akan digabungkan satu dengan yang lainnya untuk membentuk sebuah produk rakitan yang lengkap. Proses perakitan bisa dilakukan dalam bentuk “batch” dimana kegiatan perakitan dilaksanakan secara putus putus (intermittent) ataupun bisa pula dilaksanakan secara kontinyu (assembly lines). Disini harus dipahami benar-benar cara pengoperasian kegiatan perakitan, terutama sekali yang menyangkut keseimbangan lintasan dari setiap stasiun kerja yang ada. Proses perakitan ini biasanya dilakukan dengan bantuan jig atau cetakan, dengan cara bahan yang sudah dipersiapkan sebelumnya ditepatkan pada jig atau cetakan. Hal ini dilakukan dengan tujuan supaya mendapatkan hasil yang presisi saat dilakukan proses pengelasan karena sering terjadi saat dilakukan proses pengelasan benda tersebut bergeser atau berpindah, sehingga hasil dari pembuatan tidak presisi sesuai ukuran



41 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



Gambar proses perakitan pada jig 4.2.5 Proses penyambungan (joining) Proses penyambungan (joining) dilakukan setelah proses persiapan dan proses perakitan selesai. Proses penyambungan ini menggunakan metode penyambungan las, dimana metode las yang digunakan pada proses fabrikasi adalah las MIG (Metal Inert Gas). Pada proses penyambungan las (welded) terdapat beberapa macam posisi pengelasan sebagai berikut : a. Posisi Pengelasan 1F Posisi pengelasan 1F dimana posisi pengelasan berada dibawah tangan posisi ini biasanya digunakan pada proses sambungan yang membentuk sudut 90 derajat. Biasanya seperti membentuk huruf “T Gambar posisi pengelasan 1F b. Posisi Pengelasan 2F Posisi pengelasan 2F dimana posisi pengelasan berada didepan tangan posisi ini biasanya digunakan pada proses sambungan yang membentuk huruf “I” atau pengelasan secara vertikal. Gambar posisi pengelasan 2F c. Posisi Pengelasan 3F Posisi pengelasan 3F dimana posisi pengelasan berada didepan tangan posisi ini biasanya digunakan pada proses sambungan yang membentuk huruf “I”, hampir sama dengan posisi pengelasan 2F hanya berbeda arahnya. Posisi pengelasan 3F dilakukan secara horizontal Gambar posisi pengelasan 3F 4.2.6 Proses Finishing Proses finishing ini biasanya dilakukan satelah proses penyambungan atau pengelasan. Pada proses ini semua sambungan pengelasan akan dilapisi dengan cat Epoxy Primer, pelapisan ini bertujuan untuk mencegah korosi pada



42 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



sambungan yang akan menyebabkan kegagalan kontruksi atau mengurangi kekuatan pada sambungan, karena jika sudah terdapat satu titik korosi maka kecepatan penyaluran korosi tersebut semakin cepat sehingga memperpendek umur kekuatan dari bahan yang digunakan. Gambar pemberian cat epoxy pada sambungan



43 Laporan Kerja Praktik CV. LAKSANA KAROSERI



BAB 5. PENUTUP



5.1



Kesimpulan Dari hasil Magang Industri di CV. Laksana Karoseri pada divisi Rangka



Body khususnya pada pembuatan rangka samping bus Legacy SR 2 HD DG, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : a.



Dalam proses produksi di CV. Laksana Karoseri dibuat berdasarkan pesanan dari P.O baik dari segi interior maupun eksterior.



b.



Diperlukan ketelitian dan kerapian dalam proses pembuatan rangka terutama dalam proses pengelasan.



c.



Setiap pekerja memiliki kewajiban pada bagaian masing-masing, harus melakukan dibagiannya masing–masing



d.



Pentingnya mengikuti standar operasional prosedur untuk mendapatkan hasil produk yang baik.



5.2



Saran Setelah penulis melakukan kerja praktek dan pengamatan, maka penulis



dapat memberikan sedikit saran yang mungkin bisa menjadi pertimbangan, saran tersebut sebagai berikut: a.



Para operator sadar akan keselamatan kerjanya maupun lingkungan kerjanya.



b.



Perusahaan sebaiknya memberikan alat perlindung diri secara berkala dan diadakan pengawasan secara lebih ketat akan kedisiplian operator memakai APD yang lengkap.



c.



Kurangnya kesadaran para pekerja akan keselamatan diri, sehingga perlu dilakukan sosialisai akan bahaya kecelakaan kerja.



d.



Proses pengerjaan operator seringkali tidak sesuai dengan list yang ada pada setiap station, sehingga dikhawatirkan dapat mengganggu waktu produksi bus.