Bab 1 Pengantar Manajemen Sains [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Bab 1 PENGANTAR MANAJEMEN SAINS



I.1 Pengertian Manajemen Kata manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa italia (1561) maneggiare yang berarti “mengendalikan,” terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal dari bahasa latin manus yang berati “tangan”. Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Mary Parker Follet, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengendalian sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman. Pendapat lain menjelaskan : Manajemen : “keahlian untuk menggerakan orang untuk melakukan suatu pekerjaan” (the art of getting thing done through people) (Lawrence A. Appley, American Management Association) Manajemen : “seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengontrolan dari pada “human and natural resources” untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu”.(Oey Liang Gie, Guru besar manajemen UI) Manajemen sebagai “proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan, pengorganisasian, menggerkan dan pengawasan yang dialkukan untuk menentukan serta



mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lain”. (George R. Terry, Ph.D) Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Selanjutnya, manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama. Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen.



Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas



manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen. Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (art) atau suatu ilmu pengetahuan. Mengenai inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya. Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan



atau



pengarahan



suatu



kelompok



orang-orang



kearah



tujuan-tujuan



organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni.



Seni adalah suatu



pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalam kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen. Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri. Itulah manajemen, tetapi menurut Stoner bukan hanya itu saja. Masih banyak lagi sehingga tak ada satu definisi saja yang dapat diterima secara universal. Menurut James A.F.Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.



Pengantar Manajemen Sains



2



Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu keadaan terdiri dari proses yang mengarah kepada proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang mana keempat proses tersebut saling mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Sedangkan sains sendiri dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan, sehingga Sains manajemen dapat diartikan sebagai penerapan ilmiah yang menggunakan pendekatan ilmiah untuk memecahkan masalah manajemen dalam rangka membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. Manajemen sains menggabungkan teknik orientasi matematika yang telah dikembangkan dalam lingkup manajemen sains atau diadabtasi dari disiplin ilmu lain, seperti ilmu pengetahuan alam, matematika, statistik dan teknik. I.2 Sejarah Singkat Perkembangan Manajemen Sains Manajemen sains pertama kali diketahui pada tim operasi militer yang dibentuk selama masa perang dunia II di Inggris Raya pada tahun 1939. Angkatan perang Inggris membentuk suatu tim yang terdiri atas para ilmuwan untuk mempelajari persoalan-persoalan strategi dan taktik sehubungan dengan serangan-serangan yang dilancarkan musuh terhadap negaranya. Tujuannya adalah untuk menentukan penggunaan sumber-sumber kemiliteran yang terbatas, seperti radar dan bomber, dengan cara yang paling efektif. Salah satu tim yang terkenal adalah “Blacket circus”. Tim ini terdiri dari tiga orang psikolog, dua ahli fisika, seorang ahli astrofisika, satu pejabat miiter, dua dokter umum, dua ahli matematika, dan satu orang ahli survei. Tim Blacket circus dan tim lainnya memberi sumbangan yang sangat berarti dalam pengembangan sistem radar pemberitahuan awal (merupakan alat yang membantu pasukan Inggris dalam memperoleh kemenangan dalam Perang Dunia II), persenjataan pesawat tempur, perang anti kapal selam, pertahanan sipil, penentuan besarnya iring-iringan truk, serangan udara terhadap Jerman.



Karena tim tersebut melakukan research (penelitian)



terhadap operasi-operasi militer, maka muncullah nama ‘Military Operation Research’ (penelitian operasional untuk masalah kemiliteran), yang semenjak kelahirannya telah ditandai dengan digunakannya pengetahuan ilmiah dalam usaha menentukan penggunaan sumber-sumber yang terbatas. Keberhasilan Inggris tersebut diketahui oleh dua orang Amerika yang bekerja pada angkatan bersenjata Amerika Serikat. Dr. James B. Conant dan Dr. Vannenar Bush, mengusulkan tim riset dibentuk di angkatan bersenjata Amerika Serikat. Segera angkatan udara dan angkatan laut membentuk tim riset di bidang suplai logistik barang-barang keperluan perang, Pengantar Manajemen Sains



3



menentukan pola-pola dasar penerbangan yang efisien, serta menentukan pola-pola dasar jaringan bagi operasi peralatan elektronik. Kegunaan tim riset operasi tersebut dirasakan sangat berharga sehingga angkatan darat, angkatan udara membentuk berbagai lembaga untuk terus melanjutkan riset pada masalah militer. Dua lembaga yang sangat terkenal adalah grup evaluasi operasi angkatan laut di M.I.T (Massachusetts Institute of Technology) dan angkatan udara membentuk proyek RAND (diambil dari nama penemunya yaitu Rand Paul Barand) untuk mempelajari perang udara. Sebagian besar individu yang mengembangkan teknik manajemen sains bekerja pada kedua lembaga tersebut. Ketika perang berakhir, semua model dan teknik manajemen sains yang dirahasiakan selama perang mulai disebarluaskan. Ada kecenderungan yang alami untuk mencoba model dan teknik ini dalam pengunaan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan dunia usaha. Dalam Waktu yang bersamaan, bermacam kantor konsultan dibentuk untuk menerapkan teknik-teknik dalam manajemen sains di bidang indutri dan bisinis. Pada tahun 1950-an penggunaan teknik kuantitatif dalam manajemen usaha mulai dikenal sebagai manajemen sains, dan dipopulerkan oleh Stafford Beer dari Ingris.



Sedemikian pesatnya



perkembangannya sehingga kini manajemen sains telah digunakan hampir di seluruh kegiatan, baik di perguruan tinggi, konsultan, Rumah Sakit, perencanaan kota, maupun pada kegiatan-kegiatan bisnis. I.2 Aplikasi Manajemen Sains Beberapa masalah industri yang dapat dianalisis dengan menggunakan manajmen sains, antara lain : 1. Keuangan a. Analisis aliran kas (cash flow), portofolio investasi (Investment portfolio)  Perkreditan  Prosedur klaim dan komplain  Eksplorasi dan belanja perusahaan (purchasing) b. Aturan pembelian bahan dengan harga yang bervariasi c. Penentuan kuantitas dan waktu pembelian d. Strategi eksplorasi dan eksploitasi bahan mentah e. Kebujakan pergantian barang Pengantar Manajemen Sains



4



2. Distribusi a. Lokasi dan ukuran gudang, pusat distribusi dan pengecer b. Kebijakan distribusi c. Logistik dan sistem distribusi 3. Perencanaan : jumlah, ukuran dan lokasi pabrik, rumah sakit, dan lain-lain, beserta dengan interaksi di dalamnya. 4. Industri a. Perencanaan produksi b. Stabilisasi produksi dan karyawan, training, dan lain-lain. 5. Manajemen konstruksi a. Kebijakan perawatan (maintenance), jumlah karyawan maintenance b. Pengaturan proyek, alokasi sumber daya 6. Marketing a. Pemilihan produk, waktu, perlakuan terhadap pesaing b. Penentuan jumlah sales (tenaga pemasar) c. Strategi periklanan 7. Personel a. Pemilihan personil, gabungan antara umur dan ketrampilan b. Kebijakan penerimaan karyawan, pembagian kerja Dan masih banyak lagi aplikasi dari manajemen sains yang dapat digunakan dalam kenyataan sehari-hari. Aplikasi manajemen sains juga mempunyai dampak yang kuat dalam studi masalah sosial dan pekerjaan umum. Orang menjadi lebih sadar tentang bagaimana manajemen sains dapat membantu aktivitas pengambilan keputusan sehari-hari.



Aplikasi dalam kesehatan



masyarakat, perencanaan kota, dan sistem pendidikan kini sudah ditemukan. I.3 Komponen-komponen Utama Persoalan Keputusan Dalam menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, terlebih dahulu harus diidentifikasikan dua komponen utamanya, yaitu : 1. Objective (tujuan), 2. Variabel-variabel Pengantar Manajemen Sains



5



Tujuan adalah hasil akhir yang hendak dicapai dengan cara memilih suatu tindakan yang paling tepat untuk sistem yang dipelajari. Dalam bidang usaha tujuan dapat diartikan sebagai “memaksimumkan profit” atau “meminimumkan biaya”.



Dalam bidang lainnya yang



sifatnya non-profit, tujuan dapat berarti “pemberian kualitas pelayanan kepada para pelanggan”. Untuk dapat menentukan tindakan-tindakan yang mungkin dilakukan itu haruslah diidentifikasi variabel-variabel sistem yang dapat dikendalikan oleh pengambil keputusan, yang keberhasilannya dalam mengidentifikasi variabel-variabel ini pun akan sangat bergantung pada bias dan pelatihan para pengambil keputusan. I.4 Model-model dalam Manajemen Sains Model adalah gambaran ideal dari suatu situasi nyata sehingga sifatnya yang kompleks dapat disederhanakan.



Beberapa jenis model yang biasa digunakan dalam manajemen sains,



diantaranya : 1



Model-model ikonis/fisik, Yaitu penggambaran fisik dari suatu sistem, baik dalam bentuk yang ideal maupun dalam skala yang berbeda. Contoh : foto, blue print, peta, globe



2



Model-model analog/diagramatis, Model-model ini dapat menggambarkan situasi-situsi yang dinamis dan lebih banyak digunakan daripada model-model ikonis, karena sifatnya yang dapat dijadikan analogi bagi karakteristik sesuatu yang sedang dipelajari. Contoh : Kurva distribusi frekuensi pada statistik, flow chart, dan lain-lain.



3



Model-model simbolis/matematis Yaitu penggambaran dunia nyata melalui simbol-simbol matematis. Model matematis yang paling banyak digunakan dalam manajemen sains berupa persamaan dan pertidaksamaan.



4



Model-model simulasi Yaitu model-model yang meniru tingkah laku sistem dengan mempelajari interaksi komponen-komponennya.



Karena tidak memerlukan fungsi-fungsi matematis secara



eksplisit untuk merealisasikan variabel-variabel sistem, maka model-model simulasi ini dapat digunakan untuk memecahkan sistem kompleks yang tidak dapat diselesaikan Pengantar Manajemen Sains



6



secara matematis. Akan tetapi sistem ini tidak dapat memberikan solusi yang benarbenar optimum. 5



Model-model heuristik Yaitu suatu metode pencarian yang didasarkan atas intuisi atau aturan-aturan empiris untuk memperoleh solusi yang lebih baik daripada solusi yang telah dicapai sebelumnya.



Dalam manajemen sains, model yang paling banyak digunakan adalah model matematis/simbolis. Disamping itu, digunakan juga model-model simulasi dan heuristik. I.5 Pendekatan Manajemen Sains dalam Memecahkan Masalah Manajemen sains meliputi pendekatan sistematis dan logis dalam memecahkan masalah atau merupakan metode ilmiah untuk memecahan masalah. Pendekatan manajemen sains dalam memecahkan suatu masalah dapat digambarkan sebagai berikut Gambar 1.1 Pendekatan Manajemen Sains dalam memecahkan permasalahan



Observasi Teknik Manajemen Sains



Definisi Masalah



Model Konstruksi Umpan balik Solusi Informasi



Pelaksanaan



Lima langkah yang digunakan dalam memecahkan persoalan-persoalan manajemen sains adalah : 1.



Observasi Pada tahap ini dilakukan pengenalan dan mempelajari masalah-masalah yang terdapat dalam organisasi atau sistem. Sistem harus diamati dengan seksama dan terus-menerus



Pengantar Manajemen Sains



7



sehingga masalah-masalah dapat diketahui pada saat terjadi atau bahkan diantisipasi sebelumnya. 2.



Mendefinisikan masalah. Pada saat diketahui bahwa telah terjadi suatu masalah, maka masalah tersebut harus dapat di jabarkan dengan singkat dan jelas. Definisi masalah yang tidak jelas akan menghasilkan penyelesaian yang tidak tepat.



Oleh karena itu, pendefinisian harus



mencakup batasan-batasan masalah dan tingkatan di mana masalah tersebut mempengaruhi unit organisasi lainnya. Sehingga harus ditentukan tujuan organisasi dengan jelas. Tujuan perusahaan/organisasi yang telah dirumuskan akan membantu mengetahui masalah sebenarnya. 3.



Perumusan model (pembuatan model) Model dalam manajemen sains merupakan penyajian sederhana dari situasi masalah yang sedang dihadapi. Penyajian tersebut dapat berupa grafik atau diagram meskipun biasanya model manajemen sains mencakup suatu hubungan matematis yang menggunakan angka-angka dan simbol-simbol.



4.



Pemecahan Model Pada saat model-model telah disusun dalam manajemen sains, maka model-model tersebut diselesaikan dengan teknik manajemen sains yang biasanya diterapkan untuk jenis model tertentu sesuai dengan kebutuhan. Jadi, jenis model dan metode pemecahan merupakan bagian teknik manajemen sains. Kita dapat mengatakan bahwa suatu model dapat diselesaikan, karena model tersebut merupakan permasalahan sebenarnya yang sedang kita amati.



5.



Mengimplementasikan hasil studi Tahap terakhir dalam proses manajemen sains adalah mengimplementasikan hasil studi tersebut.



Implementasi merupakan pelaksanaan nyata dari model yang telah



dikembangkan atau pemecahan dari masalah yang dihasilkan oleh model yang telah dikembangkan. Tahapan ini merupakan tahapan yang penting namun sering terabaikan. Tidak selalu model yang dikembangkan atau solusi yang didapat, langsung dapat digunakan. Sering terjadi orang yang bertanggung jawab untuk melaksanakan model atau memberikan solusi tersebut bukan merupakan orang yang mengembangkan model, dan karenanya, orang yang menggunakan tidak sepenuhnya mengerti bagaimana model tersebut bekerja atau apa yang harus dilakukan. Kadang-kadang orang juga enggan Pengantar Manajemen Sains



8



mengubah cara mereka mengerjakan sesuatu atau mencoba cara baru.



Jika model



manajemen sains dan solusinya tidak diimplementasikan, maka semua usaha dan sumber daya yang digunakan dalam pengembangan model menjadi sia-sia. I.6 Penerapan Teknik Sains Manajemen dalam Dunia Usaha Tidak semua teknik manajemen sains berguna bagi dunia usaha atau organisasi lain. Beberapa teknik lebih sering diterapkan dibandingkan teknik lain. Teknik yang paling sering digunakan adalah program linear dan integer, simulasi, analisis jaringan (termasuk jalur kritis – critical path), teknik evaluasi metode/proyel dan teknik telaah (CPM/PERT), pengendalian persediaan, analisis keputusan, dan teori antrian, juga probabilitas dan statistik.



Pada



penulisan kali ini hanya akan membahas mengenai program linear, metode grafik, metode simpleks baik simpleks sederhana maupun simpleks dua fasa, metode primal dual, analisis kepekaan, model penugasan, dan model transportasi tanpa memperhatikan tingkat penerapannya. Meskipun beberapa topik memiliki lingkup penerapan yang terbatas, mempelajari teknik dapat menjadi sarana untuk memahami suatu masalah dan sering kali memperdalam pemahaman mengenai proses pengambilan keputusan. Penerapan manajemen sains tidak terbatas dalam dunia usaha dan industri, tetapi juga penerapan ekstensif pada bidang pemerintahan, program kesehatan, dan organisasi jasa. Lingkup penerapan manajemen sains antara lain meliputi perencanaan proyek, anggaran modal, perencanaan produksi, analisis persediaan, penjadwalan, perencanaan pemasaran, pengendalian kualitas, lokasi pabrik, kebijakan pemeliharaan, manajemen personalia, dan peramalan permintaan.



Dalam penulisan ini penerapan manajemen sains pada berbagai



macam masalah dibahas dalam contoh dan soal pada masing-masing bab. Sebagian kecil dari aplikasi manajemen sains yang terjadi tiap tahun tercatat di berbagai jurnal akademis dan profesional. Sering kali jurnal-jurnal tersebut sangat rumit dan sulit dimengerti.



Akan tetapi, terdapat sebuah jurnal yaitu Interfaces yang ditujukan untuk



kepentingan manajemen sains dan dunia usaha, praktisi, dan mahasiswa.



Interfaces



diterbitkan bersama oleh The Operation Research Society of America dan The Institute of Management Science, organisasi profesi internasional yang anggotanya terdiri dari profesor, masyarakat dunia usaha, sarjana, mahasiswa, dan berbagai profesional yang tertarik pada ilmu pengetahuan manajemen. Interfaces secara teratur menerbitkan artikel-artikel yang melaporkan penerapan manajemen sains pada berbagai masalah. Pengantar Manajemen Sains



9



APLIKASI MANAJEMEN SAINS MANAJEMEN Sains Manajemen pada Federal Express Tahun 1973, Frederick W. Smith mendirikan Federal Express Corporation yang menyediakan jasa pengiriman cepat untuk barang kecil yang bernilai tinggi, seperti obatobatan, komponen kapal terbang dan bagian-bagian komputer. Perusahaan mulai beroperasi pada tanggal 12 Maret 1973, pada 11 kota di utara Amerika dengan menggunakan pesawat eksekutif bermesin ganda 22, masing-masing membawa barang berbobot 3 ton. Pada hari pertama perusahaan hanya mengirim 6 paket dan tiga hari kemudian FedEx menghentikan jasa pengiriman udaranya karena tidak ada permintaan. Pada saat tersebut FedEx mengalisis situasinya dan mulai menggunakan teknik dan model manajemen sains untuk menyelesaikan persoalan dan menjelaskan kembali operasinya. Sejak saat itu, manajemen sains menjadi bagian dari keberhasilan spektakuler perusahaan tersebut. Awalnya FedEx menggunakan teknik kuantitatif untuk menganalisis pilihan kota awal dan satu bulan setelah pelayanannya dihentikan, FedEx baru melayani 26 kota yang ditentukan berdasarkan analisis kuantitatif atas pasar dan kota-kota yang akan dilayani. FedEx saat ini memilliki aset diatas 8 miliar dollar dan merupakan jasa pengiriman cepat terbesar didunia, mengirim lebih dari 2 juta barang ke 200 negara per harinya. Armada transportasinya meliputi 500 pesawat dan 35.000 kendaraan. Aplikasi manajemen sains yang telah diterapkan perusahaan meliputi model simulasi untuk mengembangkan jadwal penerbangan yang paling ekonomis dan menetapkan sumber daya pada terminal penghubungnya; merencanakan model untuk mengevaluasi rute alternatif dan mengevaluasi rencana pengembangan; model peramalan untuk memprediksi anggaran pemeliharaan dan mengembangkan jadwal pemeliharaan dan untuk memprediksi kapan suatu terminal penghubung baru dibutuhkan untuk menambah kapasitas usaha; model Markov untuk merencanakan persyaratan pilot dimasa depan dan untuk menunjukkan karir pilot dalam perusahaan; analisis antrian untuk mengembangkan dan menganalisis pusat data untuk permintaan dan pengambilan pelanggan; program integer linear untuk membantu perusahaan mengembangkan sistem SuperHubnya. Semua teknik ini, dan beberapa teknik lain, disajikan di dalam penulisan ini. Sejak awal penerapannya, teknik dan model manajemen sains telah membantu pengambilan banyak keputusan penting di Federal Express.



Pengantar Manajemen Sains



10



I.7 Model Manajemen Sains untuk Sistem Pendukung Keputusan (Decision in Support System). Awalnya model manajemen sains diterapkan untuk mencari solusi dari masalah-masalah khusus, misalnya, model antrian digunakan untuk menganalisis sistem antrian khusus pada suatu toko atau bank. Meskipun demikian, evolusi yang terjadi pada komputer dan teknologi informasi telah memudahkan pengembangan sistem komputer yang dapat menggabungkan beberapa model dan teknis manajemen sains untuk menyelesaikan masalah organisasi yang lebih rumit. Sistem pendukung keputusan (decision support system – DSS) adalah suatu sistem komputer yang membantu pengambilan keputusan memahami masalah rumit yang melibatkan beberapa bagian dari suatu organisasi atau proses operasi. DSS biasanya bersifat interaktif, menggabungkan berbagai basis data dan model serta teknik penyelesaian manajemen sains yang berbeda dan memiliki antar-muka pengguna (user interface) yang memudahkan manajer untuk bertanya dan menerima jawaban. Ringkasnya DSS adalah program aplikasi komputer yang membantu pengambil keputusan break even atau model QM for Windows dapat disebut DSS. DSS pada perusahaan yang lebih besar dapat mencakup beberapa jenis model, penyimpanan data lebih banyak, dan membantu banyak pengambilan keputusan pada suatu organisasi. Mereka dapat memberikan informasi yang saling terkait dan melakukan analisis apa pun dalam suatu perusahaan. Gambar 1.2 memberikan ilustrasi dari struktur dasar DSS dengan komponen basis data, komponen perusahaan model, dan suatu antar-muka pengguna dengan pembuat keputusan. Masing-masing komponen ini dapat berukuran kecil dan sederhana, dengan suatu model analisis yang terhubung pada suatu basis data, atau dapat juga berukuran besar dan menghubungkan berbagai model dan basis data yang besar. Suatu DSS dapat berupa sistem yang berorientasi data atau berorientasi model. Tipe DSS baru yang disebut sistem “proses analisis langsung” (online analytical processing – OLAP), ditujukan untuk penerapan teknik analisis seperti model manajemen sains dan statistik untuk pengambilan keputusan. DSS pada komputer untuk suatu pengguna dapat berupa program spreadsheet seperti Excel yang digunakan untuk memberikan solusi atas masalah tertentu. Expert Choice merupakan contoh lain dari DSS yang menggunakan proses analisis bertingkat untuk membuat struktur masalah yang rumit dengan menetapkan kriteria keputusan, prioritas, dan mengurutkan alternatif keputusan.



Pengantar Manajemen Sains



11



Salah satu contoh DSS adalah sistem perencanaan sumber daya perusahaan (Enterprise Resource Planning – ERP) yaitu perangkat lunak (software) yang dapat menghubungkan seluruh komponen dan fungsi dalam suatu perusahaan. Sistem ini dapat mengubah data seperti penjualan harian menjadi informasi yang membantu pengambilan keputusan di bagian lain perusahaan, seperti bagian pemesanan, produksi, persediaan, dan distribusi. Gambar 1.2 Pendekatan Manajemen Sains dalam Decision Support System



Pengambilan Keputusan



Database



Antar-Pemakai



Model Sains Manajemen



Internet / E-Business



DSS berskala besar seperti sistem ERP ini dapat mencakup model peramalan untuk menganalisis data penjualan dan membantu menetapkan permintaan di masa depan; model persediaan untuk menetapkan jumah persediaan; model program linear untuk menetapkan berapa banyak bahan baku yang harus dipesan dan berapa unit yang diproduksi, kapan memulai produksi; model transportasi untuk menentukan metode yang paling hemat biaya untuk mendistribusikan produk ke pelanggan; dan model jaringan untuk menentukan rute pengantar terpendek. Semua model pada manajemen sains yang berbeda ini dan data yang dibutuhkan dapat dihubungkan dalam suatu DSS tingkat perusahaan yang dapat menghasilkan berbagai keputusan untuk para pengambil keputusan.



Pengantar Manajemen Sains



12



Selain membantu manajer mengambil berbagai keputusan, DSS juga sangat berguna untuk menjawab pertanyaan “bagaimana-jika?” dan melakukan analisis sensitivitas. Atau DSS menyajikan lab berbasis komputer untuk melakukan eksperimen. Dengan menghubungkan berbagai model manajemen sains dengan berbagai basis data, seorang pengguna dapat mengubah parameter pada suatu model yang terkait dengan suatu fungsi dalam perusahaan, dan melihat dampaknya pada model yang terkait dengan bagian lain dalam perusahaan. Misalnya, dengan mengubah data pada model peramalan, seorang manajer dapat melihat dampak perubahan tingkat permintaan terhadap jadwal produksi yang ditentukan oleh model program linear. Perkembangan pada teknologi informasi dan komputer telah memberikan kesempatan untuk menerapkan model manajemen sains pada berbagai masalah organisasi yang rumit dengan menghubungkan model yang berbeda dengan basis data dalam suatu DSS. Perkembangan ini juga telah membuat penerapan model manajemen sains tersedia dalam suatu bentuk DSS yang membantu manajer membuat keputusan yang terkait dengan operasi rutin. Di masa depan akan lebih mudah lagi untuk menerapkan manajemen sains untuk mencari solusi dengan pengembangan perangkat lunak terbaru, dan manajemen sains akan menjadi lebih penting sebagai pendukung pengambilan keputusan jika manajer dalam satu perusahaan saling terhubung dengan sistem komputer, dan dengan Internet untuk manajer antarperusahaan. Beberapa perusahaan sekarang menggunakan jenis DSS terbaru melalui Internet.



Pada



aplikasi e-business perusahaan dapat berhubungan dengan unit usaha di seluruh dunia melalui sistem komputer yang disebut Internets, atau juga dengan perusahaan lain melalui sistem Eksternets, melalui Internet.



Misalnya, Electronic Data Interchange (EDI) dan data



penjualan terbaru (melalui bar code) memberikan perusahaan catatan transaksi usaha secara cepat dan penjualan pada toko yang langsung dimasukkan dalam DSS untuk mengubah persediaan dan jadwal produksi dengan bantuan model manajemen sains.



Pertukaran



transportasi melalui Internet memudahkan perusahaan untuk mengatur transportasi paling murah yang sesuai dengan berat muatan pada truk yang tersedia pada kecepatan yang tercepat dan biaya termurah dengan menggunakan model manajemen sains yang canggih.



Pengantar Manajemen Sains



13