Bab 2 Dan 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjaun Instansi 2.1.1 Sejarah Instansi PLTH Pantai Baru



Gambar 2.1 PLTH Pantai Baru Pandansimo Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid berdiri tahun 2010 awalnya sederhana, yaitu ingin membantu nelayan di pesisir nelayan di Pantai Baru, Bantul, Yogyakarta, agar bisa mengawetkan ikan yang tidak habis terjual dan agar dapat memberi listrik di daerah terpencil yang kurang suplai listrik pemerintah. Awalnya Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid merupakan evaluasi, dari proyek percobaan ( pilot Project ) yang di pimpin oleh Kementerian Riset dan Instalasi Lain yang meliputi : Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN), Kementerian Kelauatan dan Perikanan (KKP), Kementerian Riset dan Teknologi (RISET), Pemkab Bantul, Universitas Gajah Mada (UGM), E-Wind Energi dan Komunitas Ilmuan dan Ahli Teknologi Indonesia. Sistem ini di bangun pada tanggal 27 Juli 2010, di tandai dengan tanda Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian Riset dan Teknologi, Pemkab Bantul, UGM dan LAPAN.



1



Kementerian Kelautan dan Perikanan juga lembaga yang utama mendasari proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid Pandansimo. KKP juga memiliki sebuah proyek untuk pengembangan komunitas nelayan yang kurang di pandansim. Proyek utama tersebut adalah kolaborasi dengan RISTEK, yaitu menyediakan es balok dengan harga murah bagi nelayan, sehingga nelayan tersebut tidak terbebani dengan harga tersebut saat digunakan untuk mengawetkan ikan. LAPAN merupakan pelaksana utama dari PLTH ini. Lembaga ini bertanggung jawab atas sistem operasional dan manajemen harian dan juga meningkatkan data untuk komunitas individu atau akademik riset sistem hibrid. Tujuan utama LAPAN adalah menginstalasi turbin angin buatan sendiri untuk perbaikan sendiri. Tujuan utama di bangun pembangkit ini adalah untuk meningkatkan informasi tentang performa dari turbin angin dan panel surya, dalam rangka memberikan energi pada daerah terpencil. Untuk mendapatkan informasi sebuah lembaga akademis UGM mengadakan penelitian untuk menganalisis



sistem



dan



membuat



beberapa



rekomendasi



untuk



meningkatkan efesiensi sistem. Kini dengan adanya PLTH berbagai aktivitas perekonomian seperti pertanian, perikanan, dan pariwisata semakin terus berkembang. PLTH sendiri memiliki daya tarik sendiri bagi para wisatawan baik berlibur maupun melakukan kunjungan di kawasan Pantai Baru. Sehingga wisatawan bisa berlibur serta mendapat ilmu baru. 2.1.2 Profil Instansi PLTH Pantai Baru Nama



: Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) Pantai Baru.



Tahun Berdiri



: 27 Juli 2010



Alamat Workshop PLTH



: Jl.Raya Pandansimo Km. 2 Kedungbule Trimurti, Srandakan, Kab. Bantull D.I.Yogyakarta. 2



Alamat PLTH



: Pantai Baru, Poncosari, Srandakan, Kab. Bantul, D. I. Yogyakarta.



2.1.3 Denah Lokasi PLTH Pantai Baru



Gambar 2.2 Lokasi PLTH Pantai baru



Gambar 2.3 Lokasi PLTH Pantai baru 2.1.4 Visi dan Misi PLTH Pantai Baru Sebagai salah satu pembangkit listrik tenaga hibrid yang menggunakan energi terbarukan PLTH Pantai Baru Bantul memiliki Visi dan Misi dalam menjalankan operasional kerjanya. Visi dan Misi PLTH Bayu Baru adalah : “Mencerdaskan kehidupan bangsa melalui penguasaan energi terbarukan dengan wawasan pendidikan untuk kemakmuran rakyat”.



3



2.2 Struktur Organisasi PLTS Pantai Baru Hampir semua operator dan teknisi yang bertanggung dalam Pembangkit Listrik Tenaga Surya direkrut dari warga sekitar Pantai Baru Pandansimo. Saat ini dikelola oleh Balai Pengawasan Pengendalian Perizinan Energi Sumber Daya Mineral (BP3 ESDM) Wilayah Bantul dan Kulonprogo. Berikut struktur organisasi di PLTS pantai Baru.



Penanggung Jawab : BP3 ESDM Wilayah Bantul dan Kulon Progo



Ketua PLTS : Iwan FahmiHarja, A. Md



Sekretaris / Bendahara : Arif Noviyanto



Wakil : Jefri Dwi Haryanto



PLTH : Murjito Wijiyo Suparjiyo Hanindiyo



Workshop : Aar Faisal



Gambar 2.4 Struktur Jabatan PLTH Pantai Baru



4



2.2.1 Uraian Tugas Tenaga Kerja PLTS Pantai Baru 1. Ketua Ketua merupakan posisi tertinggi dalam suatu organisasi. Ketua memimpin jalannya organisasi dan memimpin pertemuan dari kelompok yang berkumpul dan melakukan usaha secara teratur. Ketua bertanggung jawab terhadap segala proses yang ada di PLTH Pantai Baru. 2. Wakil Bersama dengan bertanggung jawab terhadap segala proses yang ada di PLTH dan membantu mengambil keputusan. 3. Sekretaris dan Baendara Sekretaris dan Bendahara di pegang oleh satu orang yang sama. Tugas sekretaris dan bendahara yaitu bertanggung jawab atas segala administrasi yang berlansung di PLTH. 4. Teknisi Teknisi pada umumnya adalah orang yang menguasai suatu kompetensi bidang teknologi tertentu. Mereka menguasai keteknikan dibandingkan lainnya dan bisa profesional dalam. 2.3 Landasan Teori 2.3.1 Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid Pembangkit



Listrik



Tenaga



Hibird



pada



umumnya



adalah



penggunaan dua atau lebih pembangkit listrik dengan sumber energi yang berbeda. Tujuan utama dari sistem hibird pada dasarnya adalah suatu sistem pembangkit listrik yang memadukan beberapa jenis pembangkit listrik. Sistem hibrid atau Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) merupakan



salah



satu



alternatif



sistem



pembangkit



yang



tepat



diaplikasikan pada daerah- daerah yang sukar dijangkau oleh sistem pembangkit besar seperti jaringan PLN, PLTH ini memanfaatkan energi terbarukan sebagai sumber utama. 5



Pada PLTH Pantai Baru Pandansimo, energi terbarukan yang digunakan dapat berasal dari energi panas matahari dan energi angin yang dikombinasikan



dengan



Diesel-Generator



Set



sehingga



menjadi



pembangkit yang efesien, efektif, dan handal unutk mensuplai energi baik warung kuliner, pompa air, dan kebutuhan industri di daerah tersebut. 2.3.2 Prinsip Kerja PLTH Pantai Baru Cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid sangat tergantung dari bentuk beban atau fluktuasi pemakain energi (load profile) yang mana selama 24 jam distribusi beban tidak merata untuk setiap waktunya. Load profil ini sangat dipengaruhi penyediaan energinya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka kombinasi sumber energi antara Sumber energi terbarukan dan Diesel Generator atau disebut Pembangkit Listrik Sistem Hibrid adalah salah satu solusi paling cocok untuk sistem pembangkitan yang terisolir dengan jaringan yang lebih besar seperti jaringan PLN. Pada umumnya PLTH bekerja sesuai urutan sebagai berikut : 1. Pada kondisi beban rendah, selama kondisi baterai masih penuh beban disuplai 100% dari baterai, PLTS dan PLTB, sehingga diesel tidak perlu beroperasi. Pada kondisi ini hybrid controller bekerja sebagai discharger yaitu merubah tegangan DC dari baterai menjadi tegangan AC untuk supply beban. Ketiga jenis sumber energi tersebut bekerja secara paralel dalam mensuplai energi listrik ke beban. Apabila beban mencapai 50% seperti di atas tetapi baterai masih mencukupi, maka diesel tidak akan beroperasi dan beban disuplai oleh baterai melalui inverter yang akan merubah tegangan DC ke tegangan AC. 2. Untuk beban pada inverter (tergantung setiap parameter inverter) yang kapasitas sudah di atas 75% dan saat kondisi kemampuan daya energi baterai (discharge) sudah mulai 6



kosong sampai pada level minimum, maka mesin diesel mulai beroperasi mengambil alih suplai beban dan sebagian energi dari mesin diesel dipakai untuk mengisi baterai sampai beban mencapai 70% - 80% dari kapasitas mesin diesel (tergantung setting parameter mesin diesel). Pada kondisi ini hybrid controller bekerja sebagai charger (merubah tegangan AC dari generator menjadi tegangan DC) untuk mengisi baterai. 3. Jika beban naik sampai diatas 50% beban puncak dan kondisi baterai sudah berada pada level bawah yang disyaratkan, diesel mulai beroperasi untuk mensuplai beban dan sebagian mengisi baterai sampai beban yang disyaratkan diesel mencapai 7080% kapasitasnya. Pada kondisi ini inverter bekerja sebagai charger (merubah tegangan AC dari generator menjadi tegangan DC) untuk mengisi baterai (fungsi bi-directional Inverter). 2.3.3 Proses Pembangkitan PLTH Pantai Baru Pembangkit listrik tenaga hibrid yang berlokasi di kawasan Pantai Baru Pandansimo ini memiliki dua kombinasi pembangkit yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Pada PLTB kincir yang digunakan merupakan Kincir angin / Turbin Angin putaran rendah, dapat dilihat dari spesifikasi turbin bahwa rata-rata turbin angin yang digunakan adalah turbin angin kapasitas daya 1 kW. Dikarenakan kecepatan rata-rata angin tahunan di kwasan pesisir pantai baru sekitar 5 m/s dalam kondisi cuaca normal. Sedangkan untuk PLTS yang berada di PLTH Pantai Baru Pandansimo asumsi penyinaran yaitu 12 jam dari pagi sampai sore dengan sistem pembangkit tegangan 240 V dan tegangan 48 Volt.



7



2.3.3.1 Pembangkitan PLTB Energi angin merupakan salah satu potensi energi terbarukan yang dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap kebutuhan energi listrik domestik, khususnya wilayah terpencil. Pembangkit energi angin yang biasa disebut Pembangkit Listrik Tenaga Angin ini bebas polusi dan sumber energinya yaitu angin tersedia di mana pun, maka pembangkit ini dapat menjawab masalah lingkungan hidup dan ketersediaan sumber energi. Prospek pengembangan teknologi ini masih sangat tinggi. Beberapa wilayah di Indonesia disinyalir dapat berkontribusi besar terhadap penggunaan pembangkit listrik tenaga angin diantaranya wilayah NTT, Maluku, dan beberapa wilayah Indonesia bagian timur. Namun dari survey dan studi literatur dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), pengembangan teknologi Pembangkit listrik Tenaga Angin di Indonesia menghadapi beberapa masalah penting yang harus dipecahkan karena menghambat pengembangan dan mengurangi minat masyarakat untuk memakai energi angin ini, yaitu: 1. Rendahnya distribusi kecepatan angin di Indonesia. Daerah di Indonesia rata-rata hanya memiliki kecepatan angin pada kisaran 2,5 – 6 m/s. 2. Besarnya fluktuasi kecepatan angin di Indonesia yang berarti profil kecepatan angin selalu berubah secara drastis dengan interval yang cepat. Pembangkit Listrik Tenaga Angin merupakan pembangkit listrik yang mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin. Kincir yang digerakan oleh angin akan menggerakan generator yang ada di dalam kincir tersebut sehingga akan mengahasilkan energi listrik. Kecepatan angin sangat mempengaruhi jumlah enegi listrik yang akan dihasilkan. Beberapa komponen pada sistem PLTA :



8



1. Turbin Angin Turbin agin adalah sebuah alat yang digunakan untuk merubah energi angin menjadi energi putar menggunakan bilah-bilah sudu yang kemudian diteruskan ke generator sebagai penghasil listrik (Prasetya, 2015).



Gambar 2.5 Turbin Angin PLTH Pantai Baru 2. Wind Charge Controller Berfungsi mengatur proses pengisian daya listrik dari solar module ke baterai. Apabila baterai terisi penuh maka alat ini akan secara otomatis akan memutus aliran daya ke baterai.



Gambar 2.6 Box Kontrol Turbin Angin



9



3. Dummy Load Merupakan tempat untuk pembuangan tegangan berlebih yang dihasilkan oleh pembangkit. Apabila tegangan yang dihasilkan pembangkit mencapai sekitar 260 V, maka tegangan akan dialihkan ke dummy load.



Gambar 2.7 dummy load PLTH Pantai Baru 4. Data Logger Merupakan suatu peranti yang dapat membaca berbagai macam jenis sinyal input. Kelebihan data logger adalah dapat dioperasikan secara terpisah dengan komputer.



Gambar 2.8 Data Logger PLTH Pantai Baru



10



2.3.3.2 Pembangkitan PLTS Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang mengkonversikan energi matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan panel surya. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia, paling populer digunakan untuk listrik pedesaan (terpencil), sistem seperti ini populer dengan sebutan SHS (Solar Home System). SHS umumnya berupa sistem berskala kecil, dengan menggunakan modul surya 50-100 Wp (Watt Peak) dan menghasilkan listrik harian sebesar 150-300 Wh. Karena skalanya yang kecil, sistem DC (direct current) lebih disukai, untuk menghindari losses dan self consumption akibat digunakannya inverter. Pembangkit listrik tenaga hibrid yang berlokasi di kawasan Pantai Baru Pandansimo ini ada dua kombinasi pembangkit yaitu PLTB dan PLTS. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang berfungsi untuk mengkonversikan energi matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan panel surya. Panel Surya (PV) pembangkit listrik tenaga hibrid yang berlokasi di kawasan Pantai Baru Pandansimo ini disusun secara seri untuk menghasilkan tegangan, kemudian disusun secara paralel untuk mendapatkan arus yang besar. Panel konfigurasi PV disebut array PV. Material pada Panel Surya adalah silikon polikristal, dengan sudut kemiringan 15° terhadap tanah ditunjukkan pada Gambar 5. Jumlah listrik yang dihasilkan oleh PV tergantung pada jumlah Daya Puncak (Watt Peak) yang di instalasi. Panel Surya pada pembangkit listrik tenaga hibrid yang berlokasi di kawasan Pantai Baru Pandansimo ini terhubung dengan switch connector untuk melepaskan daya dari sistem ketika baterai mencapai tegangan maksimum. Beberapa komponen yang digunakan pada sistem pembangkitan listrik tenaga surya :



11



1. Panel Surya Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya menjadi listrik. Sel surya bergantung pada efek photovoltaic untuk menyuplai energi matahari dan menyebabkan arus mengalir anatara dua lapisan bermuatan yang berlawanan.



Gambar 2.9 Panel Surya PLTH Pantai Baru 2. Solar Charge Controller Berfungsi mengatur proses pengisian daya listrik dari solar module ke baterai. Apabila baterai terisi penuh maka alat ini akan secara otomatis akan memutus aliran daya ke baterai.



Gambar 2.10 Solar Charge Controller PLTH Pantai Baru



12



3. Inverter Inverter merupakan alat untuk mengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC).



Gambar 2.11 Inverter PLTH Pantai Baru 4. Baterai Baterai adalah suatu alat penyimpan energi listrik yang dapat diisi (charge) setelah energi digunakan. Kapasitas atau kemampuan menyimpaan energi ditentukan oleh semua komponen didalam baterai seperti jenis material yang digunakan.



Gambar 2.12 Baterai Sistem Tegangan 48 Volt



13



2.3.4 Perancangan Instalasi PLTH Pantai Baru Perancangan Instalansi Kincir Angin PLTH Pandansimo seperti ditunjukan pada Gambar 2.12 dibagi menjadi dua grup, yaitu grup 1 dan grup 2. Grup 1 atau Grup Barat terdiri dari 20 unit Kincir Angin 1 kW dan Panel Surya 150 unit @ 15 kW. Grup 2 atau Grup Timur terdiri dari 1 unit Kincir Angin kapasitas maksimal 10 kW, 6 unit Kincir Angin dengan kapasitas maksimal per unit 2,5 kW, 4 unit Kincir Angin kapasitas maksimal per unit 1 kW, sedangkan Panel Surya dipasang di Grup Timur adalah sebesar 2 kW.



Gambar 2.13 Sistem Instalasi Kincir Angin PLTH 2.3.5 Penyimpanan Energi Listrik Hasil pembangkitan energi listrik dari PLTH Pantai Baru memerlukan tempat penyimpanan, media penyimpanan yang digunakan pada PLTH Pantai Baru ada beberapa macam. Energi alam yang sudah dikonversi menjadi energi listrik oleh pembangkit listrik dari turbin angin maupun panel surya selanjutnya di simpan ke dalam alat penyimpan energi listrik yaitu Baterai yang merubah energi listrik menjadi energi kimia. Saat digunakan untuk menyalakan beban maka baterai akan merubah energi kimia menjadi energi listrik.



14



Tabel 2.1 Spesifikasi penyimpanan energi listrik PLTH Pantai Baru Sistem



Kapasitas



Jumlah Unit



Tegangan (V)



Baterai



(Unit)



48



1000Ah /12V



72



2000 Ah/48V



240



100Ah/12V 180Ah/12V



20 40



100 Ah/240V 360 Ah/240V



Total



2.3.6 Pemanfaatan Energi Listrik Pemanfaatan energi listrik yang dihasilkan oleh PLTH Bayu Baru digunakan untuk berbagai keperluan masyarakat area pantai pandansimo mulai dari penerangan jalan, pompa air, hingga melayani warung kuliner. Tabel 2.2 menunjukkan distribusi beban yang menggunakan energi dari PLTH Bayu Baru. Tabel 2.2 Distribusi energi listrik PLTH Pantai Baru Area Beban Kantor Grup Barat Grup Timur Grup Tengah Penerangan Jalan Pompa Air



Jenis Beban Lampu, AC, dll 18 Warung



Jumlah Daya (W) 2500 1200



189 Warung 18 Warung 60 Titik PJU



1200 1200 1000



1 Unit



900



15



BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan pekerjaan dan pengamatan yang dilakukan secara lansung selama melakukan kerja praktik. Selain melakukan pekerjaan dan pengamatan dilapangan, penulis juga membaca referensi untuk mendapatkan informasi dalam penulisan laporan ini. Kemudian metode pengumpulan data dengan cara wawancara dengan pembimbing di lapangan, observasi dan studi literatur. Selanjutnya konsultasi dengan dosen pembimbing mengenai data apa saja yang sudah di dapat kan selama melakukan kerja praktik. Diagram alur penelitian ditunjukkan pada Tabel 3.1 Diagram Alur Tahap Penelitian. Berikut adalah metodologi yang digunakan dalam penyusunan laporan kerja praktik : Mulai



Pengumumpulan Data



Pengolahan Data



Analisa Data



Pembuatan Laporan



Selesai



Gambar 3.1 Flowchart Alur Tahap Penelitian



3.1.1 Pengumpulan Data Observasi yang dilakukan bertujuan untuk melakukan pengenalan lapangan sebelum memulai Kerja Praktik. 1. Data primer Data primer merupakan hasil pengamatan dan pengujian secara langsung di lapangan atau melaksanakan sebagian pekerjaan sebagai pembanding. Dalam memperoleh data primer dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu: a. Metode wawancara Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab langsung dengan pihak industri di lapangan. Interview atau wawancara dilakukan dengan teknisi yang mengerti cara menangani masalah bagian-bagian,cara kerja, serta pengoperasian alat kerja yang ada di PLTH Pantai Baru Pandansimo. Dari metode wawancara didapat data berupa fungsi dari alat kerja yang ada di PLTH Pantai Baru. b. Metode Observasi Metode observasi adalah metode pengambilan data dengan cara mengamati secara langsung dan mencatat pada obyek yang dipelajari. Langkah-langkah yang dilakukan pada metode ini antara lain : Pengamatan langsung di lokasi atau dilapanagan, melihat bagianbagian panel surya secara langsung, mencatat dan mengumpulkan data. Dari metode observasi didapat data berupa spesifikasi dari Panel surya, inverter, serta batterai atau aki yang dipakai di PLTH Pantai Baru Baru. 2. Data Sekunder a. Studi literatur Membuat penulisan laporan kerja praktik adalah dengan



mencari



berbagai



sumber



tulisan



untuk



mendapatkan konsep teoritis. Salah satunya adalah dengan membaca buku-buku, jurnal penelitian, artikelartikel terkait, dan internet. Dari studi literatur didapat beberapa referensi berupa jurnal penelitian yang sudah pernah dilakukan di PLTH Pantai Baru. 3.1.2 Analisa data Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengubah data hasil dari penelitian menjadi sebuah informasi baru agar karakteristik data tersebut menjadi lebih mudah dimengerti dan berguna untuk solusi suatu permasalahan yang dapat digunakan dalam membuat kesimpulan. 3.1.3 Penulisan Laporan Tahap ini merupakan bagian akhir dari penelitian yang merangkum hasil yang diperoleh serta usulan atau rekomendasi untuk implementasi lebih lanjut dan bagi penelitian selanjutnya. 3.2 Alat & Bahan 3.2.1 Alat 1. Tang Ampere Tang ampere adalah alat yang digunakan untuk mengukur tegangan dan arus yang dihasilkan oleh turbin angin dan panel surya, tengangan dan arus baterai yang menuju inverter, serta tegangan dan arus yang mengalir dari inverter ke kosumen.



Gambar 3.2 Tang Ampere



Tabel 3.1 Spesifikasi Tang Ampere Keterangan AC Ampere AC Volt DC Volt Resistansi Frekuensi (A) Frekuensi (V) Bandwidth Tampilan Diameter Penjepit Baterai Ukuran (H × W × D) Berat



Nilai 66/660A (2%+5) 0.01A 600V (1.2 %+5) 0.1V 600V (1%+2) 0.1 V 660 (1%+7) 0.1 Ohm 660/6.6k/30k (0.2%+1) 0.1 Hz 660/6.6k/66k/100k (0.2%+1) 0.1 Hz 50~500Hz 6600 30mm/10 × 50mm R03 × 2 208mm × 69mm × 38mm 265 g



2. Multi Meter Multi meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tegangan dan arus yang dihasilkan oleh turbin angin dan panel surya, tengangan dan arus baterai yang menuju inverter, serta tegangan dan arus yang mengalir dari inverter ke kosumen.



Gambar 3.3 Multi Meter 3. Smart Phone Smart Phone adalah alat komunikasi yang digunakan untuk mengambil gambar untuk dokumentasi saat pelaksanaan kerja praktik. Adapun smart phone yang digunakan adalah Coolpad E580.



Gambar 3.4 Smart Phone Coolpad E580 3.2.2 Bahan Selama melaksanakan kerja praktek di Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) Pantai Baru, menggunakan beberapa bahan penelitian seperti berikut: 1. Photovoltaic (PV)



Photovoltaic adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya menjadi listrik. Sel surya bergantung pada efek photovoltaic untuk menyerap energi Matahari dan menyebabkan arus mengalir antara dua lapisan bermuatan yang berlawanan. Photovoltaic yang terdapat di PLTH Pantai Baru terdapat 120 unit panel. Masing-masing terdiri dari modul surya dengan kapasitas daya 100 Watt. Untuk sistem 240 V, terdapat 80 panel yang dirangkain secara seri sehingga dapat menghasilkan daya sebesar 8 kW. Sedangkan untuk sistem 48 V, terdapat 40 panel yang dibagi menjadi 4 grup dengan masing-masing terdapat 10 unit panel yang dirangkain secara seri. Output tegangan dari pembangkit PV masuk keruang kontrol dan terintegrasi dengan output tegangan dari sumber pembangkit lainnya.



Gambar 3.5 Photovoltaic (PV) Sistem 48 V Grup KKP



Gambar 3.6 Photovoltaic (PV) Sistem 48 Grup Timur



Tabel 3.2 Spesifikasi Photovoltaic (PV) Sistem 48 V Keterangan Sistem Jumlah Unit (Grup KKP) , (Grup Timur) Rate Power (Pmax) Open Circuit Voltage (Voc) Short Circuit Current (Isc) Maximum Power Voltage (Vpm) Maximum Power Current (Ipm) System Voltage Maximum System Voltage Weight Dimension



Nilai 48 Volt 48 Unit, 20 Unit 220 Watt 35.24 Volt 7.93 Ampere 29.82 Volt 7.39 Ampere 12 Volt 1000 Volt 19 Kilo gram 987 x 1637 x 45 mm



2. Solar Charging Controller Solar Charging Controller pada Berfungsi mengatur proses pengisian daya listrik dari solar module ke baterai. Apabila baterai terisi penuh maka alat ini akan secara otomatis akan memutus aliran daya ke baterai. Berikut gambar dari komponen charging controller yang digunakan pada (PLTH) Pantai Baru.



Gambar 3.7 Solar Charging Controller Tabel 3.3 Spesifikasi Solar Charging Controller Jumlah Unit



2



Parameters Model LSCM60A – 240V Rated Solar Current 60A Nominal System Voltage 240V Battery Over-Discharge Limit Voltage (Low) Battery Over-Discharge Limit



204.0V (adjustable)



Recovery Voltage (RLow) Battery Over-Charge Limit Voltage



230.0V (adjustable)



(Full) Battery Over-Charge Limit



288.0V (adjustable)



Recovery Voltage (RFull) Float Voltage (Flot) Solar Charging Mode Display Mode



264.0V (adjustable) 270.0V (adjustable) MPPT 3 STEP LCD



3. Inverter Energi yang dihasilkan pada turbin berupa tegangan AC kemudian diubah menjadi tegangan DC dan dikendalikan oleh sistem kontrol untuk disimpan pada baterai dengan arus keluaran baterai yaitu DC. Untuk dapat digunakan menyuplai peralatan pelanggan diperlukan



Inverter untuk mengubah tegangan DC menjadi AC 220V 50Hz seperti listrik jaringan PLN di Indonesia. Inverter yang digunakan pada PLTH Pantai Baru sistem 48 volt sebanyak tiga unit, berikut adalah gambar dan spesifikasi dari inverter yang digunakan pada sistem 48 volt.



Gambar 3.8 Inverter Sistem 48 Volt Tabel 3.4 Spesifikasi Inverter Sistem 48 Volt Merk



Tegangan



Luminus Handmade



Input 48 Volt 48 Volt



Output Tegangan Daya



Jumah



220 VAC 220 VAC



2 Unit 1 Unit



3,5 KW 3,5 KW



4. Baterai Baterai yang digunakan sebagai media penyimpanan pada tegangan sistem 48 volt sebelum di gunakan beban adalah baterai jenis kering sebanyak 72 unit di pasang secara seri maupun pararel, dengan kapasitas per unit 1000 Ah/ 2 V. berikut adalah gambar dan spesifikiasi dari baterai yang digunakan pada sistem 48 volt.



Gambar 3. 9 Baterai



Gambar 3.10 Baterai Tabel 3.5 Spesifikasi Baterai Pembangkit Listrik Tenaga Surya Sistem Tegangan 48 Volt Keterangan Sistem Merk Jenis Tegangan Arus Jumlah 5. Handle Switch



Nilai 48 Volt Sacred – Sun Kering 2 Volt 1000 Ah 72 Unit



Pada Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) Pantai Baru terdapat dua sistem pembangkit yaitu sistem 48 Volt dan 240 Volt,



oleh karena itu diperlukan handle switch untuk mengatur pembangkit yang akan digunakan untuk menyalurkan energi listrik ke pelanggan. Dengan metode ini, kedua sistem ini dapat saling melengkapi apabila salah satu sistem belum mampu memenuhi kebutuhan pelanggan maka sistem yang lain akan menyuplai kebutuhan pelanggan.



Gambar 3.11 Handle Switch Tabel 3.6 Spesifikasi handle switch Nama



Keterangan



Model



Kwh meter analog



Fasa



1 fasa (dua kawat)



Pembuat



P.T. FUJI DHARMA ELECTRIC



Kelas



Kelas 2