Bab 3 Mankep [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 3 ANALISIS SITUASI Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses pengkajian yang meliputi analisis situasi ruangan, analisis SWOT, perumusan masalah, POA dan penyelesaian masalah. A.



Analisis Situasi Rumah Sakit Dan Ruangan 1) Gambaran Umum Rumah Sakit Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya resmi dibuka pada tanggal 25 Mei 2002, bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW (12 Rabiul Awwal 1423 H) dengan moto yaitu "Kami Selalu Melayani dengan Ramah, Senyum, Ikhlas, dan Salam". Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya mempunyai visi dan misi sebagai berikut : a. Visi Menjadi Rumah Sakit Islam terkemuka & terpercaya dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian b. Misi (1) Mengembangkan manajemen rumah sakit islami untuk mendukung pelayanan, pendidikan, dan penelitian yang berkualitas, profesional & bersinergi. (2) Meningkatkan kinerja, kompetensi & kesejahteran karyawan secara berkelanjutan. (3) Menyediakan sarana & prasarana rumah sakit yang mendukung peningkatan mutu berkelanjutan. (4) Meningkatkan kualitas dalam rangka menjamin kepuasan pemangku kepentingan (Stake Holder)



Selain itu Rumah Sakit Islam Jemursari juga memiliki nilai dasar SYIFA yaitu sebagai berikut : S 



: Shiddiq dalam artian bahwa jujur dengan memiliki integritas dan kemandirian.



Y



: Yaqin dalam artian bahwa yakin terhadap potensi diri dan kesembuhan pasien adalah berkat rahmat Allah SWT.



I



: Iman dalam artian  bahwa  semua tindakannya dilandasi keimanan kepada Allah, disertai ikhlas dalam pelayanan dan bersifat fleksible.



F



: Fathanah dalam artian bahwa cerdas dalam menangkap peluang dan selalu  meningkatkan pengetahuan dan sikap. 



A



: Amanah dalam artian  bahwa dapat diandalkan dan transparan dalam menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Rumah Sakit Islam Jemursari merupakan salah satu dari 3 instansi yang dikelola oleh Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (YARSIS). Dua yang lainnya adalah Rumah Sakit Islam Surabaya Ahmad Yani dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Yarsis dan sekarang berubah nama menjadi UNUSA. Rumah Sakit Islam Surabaya Jemursari dibangun diatas lahan seluas 4.6 Ha dan bangunan seluas 22,203 m2. Konsep pembangunan rumah sakit ini adalah sebagai garden hospital. Oleh karena itu, Rumah Sakit Islam Surabaya Jemursari dikelilingi oleh taman seluas 33.042 m2. Rumah Sakit ini terletak di Jalan Jemursari No. 51 - 57 Surabaya yang merupakan salah satu jalan protokol Kota Surabaya, sehingga akses ke rumah sakit ini mudah dan hanya membutuhkan waktu 15 menit dari Bandara Internasional Juanda atau dari Terminal Bungurasih maupun dari gerbang tol Waru. Saat ini RS Islam Jemursari memiliki 199 tempat tidur yang terdiri dari ruang bersalin, ruang neonates, ruang anak, dan ruang perawatan dewasa. Saat ini dalam proses penambahan menjadi 300 tempat tidur. Dengan dukungan sumber daya insane yang professional dan fasilitas alat kedokteran baik untuk diagnostik maupun terapi modern yang dimiliki, RS Islam Jemursari berusaha memberikan pelayanan prima menuju Standart Mutu Pelayanan Internasional. c.



Mitra Kerja Dalam perjalanannya yang mencapai lebih dari 10 tahun ini, RS Islam Jemursari telah bekerjasama beberapa instalansi/asuransi, yang meliputi : 1) ABDA Live



2) EKA Live 3) PT. PLN 4) PT. Telkom 5) PJB 6) Blue Dot 7) PT. Administrasi Medika 8) Asuransi Jiwa Manulife Indonesia 9) PT. Asuransi Multi Artha Guna 10) PT. Asuransi Mega Life 11) PT. Equity Life Indonesia 12) PT. AJ. Central Asia Raya 13) PT. Winterthur life 14) Indonesia 15) PT. Unilever Indonesia tbk 16) PT. Walet Kencana Perkasa 17) PT. Surya Indo Mandiri 18) PT. Global Asistant Manajemen Ind 19) Pasific Internasioanal Indonesia Insurance 20) PT. Citra Internasional Underwrites 21) PT. Jamsostek 22) PT. Carrefour 23) PT. Pertamina 24) PT. Pal Indonesia 25) PT. Philip Indonesia 26) RS. Petro Graha Medika 27) PT. Bukti Jaya Abadi 28) BPJS d. Pelayanan RS Islam Jemursari 1)



Rawat Jalan a) Poliklinik Umum b) Poliklinik KB & KIA c) Poliklinik Spesialis :



(1) Spesialis bedah umum (2) Spesialis penyakit dalam (3) Spesialis anak (4) Spesialis obstetri dan ginekologi (5) Spesialis mata (6) Spesialis THT (7) Spesialis saraf (8) Spesialis Jantung dan pembuluh darah (9) Spesialis Kulit dan kelamin (10) Spesialis Kesehatan jiwa (11) Spesialis paru (12) Spesialis bedah orthopaedi (13) Spesialis bedah saraf (14) Spesialis bedah plastik (15) Spesialis rehabilitasi medik (16) Spesialis urologi (17) Spesialis bedah mulut (18) Spesialis orthodonsi (19) Spesialis kesehatan gigi anak (20) Spesialis konservasi / endodonsi (21) Echocardiography (22) Treadmill d) Rawat Inap 1) Ruang Melati 2) Ruang Teratai 3) Ruang Mawar 4) Ruang Neonatus 5) Ruang Zahira 6) Ruang Azzara I 7) Ruang Azzara II 8) Ruang Dahlia e) Rawat Khusus



1) IGD 2) Resusitasi dan ambulance 3) IBS 4) IPI 5) Hemodialisis 2) Penunjang Medik a) Instalasi Laboratorium : 24 jam b) Instalasi Radiologi (Fot X-Ray, CT-Scan): 24 jam c) Rehabilitasi Medik d) Instalasi Farmasi : 24 jam e) Instalasi Gizi f) Mammografi, USG 4) Pelayanan Pendukung Kesehatan a) Senam pencegahan bagi penderita osteoporosis b) Senam ibu hamil c) Senam nifas d) Pijat bayi 3) Terapi Pendukung Kesehatan a) Terapi Wicara b) Terapi Okupasi c) Gymnasium 4) Struktur Organisasi a) Dewan Pengurus b) Direktur Utama: Prof. Dr .dr. Rochmad Romdhoni Sp. PD, Sp.JP(K), FIHA c) Wakil Direktur Umum dan Keuangan: Rohadi Kardianto, SE., MBA d) Wakil Direktur Medis : dr. Dyah Yuniati, Sp.S 5) BOR Rumah Sakit Islam Jemursari Surabayadi Ruang Melati tahun 2017 No . 1. 2.



Bulan



Umum



BPJS



Karyawan



Total



BOR



5



Asuransi/ Instalansi 25



JAN



57



200



287



74,51%



FEB



48



161



7



41



257



78,57%



3.



MAR



47



170



6



35



258



78,52%



4.



APR



64



168



4



28



264



82,68%



5.



MEI



58



158



6



27



249



79,94%



6.



JUN



31



126



6



19



182



54,07%



7.



JUL



27



142



2



17



188



48,70%



8.



AGU



32



180



5



25



242



65,85%



9.



SEP



50



178



7



29



264



72,03%



10.



OKT



41



199



17



34



291



87,88%



11.



NOV



54



180



9



29



272



80,00%



12.



DES



49



205



14



33



301



78,05%



558



2067



88



342



3055



73,4%



Total



6) Fasilitas Umum di RS Islam Jemursari Fasilitas Umum merupakan fasilitas yang tersedia di Rumah Sakit Islam Jemursari sebagai sarana non medis untuk melayani berbagai kebutuhan pasien maupun pengunjung lainnya. Fasilitas - fasilitas tersebut adalah sebagai berikut :



1) Masjid Parkir



2) Loby



3) Tempat



4) Kamar Pasien



5) Tempat Penunggu



6) Teras



Pribadi



7) Ruang Operasi



8) Ambulance



9)



Yarsis Mart B.



Gambaran Umum Ruang Melati Ruang melati ini merupakan ruangandi RSI Jemursari Surabaya yang telah diresmikan pada tanggal 05 Maret 2002 oleh Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya yaitu Alm KH Zaki Gufron. Pada awalnya ruang melati merupakan ruangan yang melayani pasien dewasa dan pasien anak. Tetapi, mulai tahun 2003 ruang melati dikhususkan untuk ruang anak saja.dengan banyak kasus seperti kasus – kasus bedah, interna, dimana semua pasien dengan kasus – kasus tersebut bisa dirawat di ruangan melati. Dan terdiri dari banyak pilihan ruang kelas antara lain VIP, kelas I, kelas II, kelas III,dan Isolasi. Batas – batas ruangan melati berada di Gedung D lantai 2 dengan lokasi berada di area paling timur, di sebelah baratberbatasan dengan ruangan IBS, sedangkan sebelah utara merupakan area gedung kosong, disebelah selatan berbatasan dengan IRJ. Di ruangan melati terdapat 28 tenaga kerja yang terdiri dari 12 orang lulusan S1 keperawatan, 15 orang D3 keperawatan, 1 orang D1 keperawatan.



Jumlah kamar di ruangan melati terdiri dari 18 kamar dengan kapasitas tempat tidur berjumlah 41 TT, yang terdiri dari VIP = 7 TT, kelas I = 12 TT, kelas II = 9, kelas III = 13. Dalam setiap kamar terdiri dari bed, kamar mandi, AC, TV, jemuran handuk, tempat sampah, jam dinding dan masing – masing terdapat standart infus, 1 buah loker pasien dan kursi penunggu. Selain itu di ruangan melati terdapat, 2 kamar mandi, 1 nurse station, ruang dapur, ruang spoelhock dan ruang mahasiswa. a. Karakteristik ruangan melati 1) Tata tertib ruangan Melati Ruangan melati sudah mempunyai tata tertib. Berdasarkan wawancara pada pasien dan keluarga pasien didapatkan perawat tidak pernah mensosialisasikan tata tertib ruangan, tidak pernah memberikan kartu penunggu pasien, saat pertama MRS perawat hanya menanyakan seputar keluhan yang dirasa dan melakukan pemeriksaan TTV dan orentasi ruangan. Tata tertib ruang Melati adalah sebagai berikut : 1.



Administrasi pasien a.



Pada hari pertama perawatan dimohon untuk menyerahkan deposit biaya rawat inap sebesar 10x biaya kamar perawatan.



b.



Pasien yang akan menjalani operasi dimohon menyerahkan deposit sebesar 50% dari perkiraan biaya operasi dan biaya operasi mengikuti kelas tertinggi yang di tempati.



c.



Setiap 2 – 3 hari akan diberikan surat pemberitahuan biaya rawat inap. Dimohon untuk menambah deposit sesuai dengan biaya rawat inap yang terjadi.



2.



3.



Waktu berkunjung a.



Pagi: pukul 10 .00 – 12.00 WIB



b.



Sore: pukul 16.00 – 18.00 WIB



Penunggu pasien a.



Penunggu pasien max. 1 orang, dan harus memegang kartu tunggu.



b.



Kartu tunggu sebagai bukti ijin menunggu dapat diperoleh perawat jaga.



4.



Keamanan a.



Mengingat berbagai kunjungan tamu di RS, dimohon untuk tidak membawa barang – barang berharga atau menyimpan uang dalam jumlah besar. Rumah sakit tidak ikut bertanggung jawab atas kehilangan yang terjadi.



b.



Tidak diperkenankan membawa anak kecil, karena beresiko terkena infeksi nosokomial.



c.



Dilarang merokok di lingkungan RS karena dapat mengganggu kesehatan.



5.



6.



Ketertiban a.



Dilarang memakai tempat tidur pasien yang kosong.



b.



Dilarang membawa tikar/alas tidur dari rumah.



c.



Dilarang mecuci/menjemur pakaian di lingkungan RS.



Lain - lain a.



Dalam satu hari dokter akan berkunjung 1(satu) kali ke pasien.



b.



Konsultasi dokter bisa dilakukan saat dokter visite, selesai visite di ruangan, atau saat praktek di poli rawat jalan



b.



Misi Keperawatan 1.



Memberikan pelayanan jasa keperawatan secara prima dan islami menuju standart mutu pelayanan internasional.



2.



Melaksanakan manajemen keperawatan berdasarkan manajemen syariat yang berstandart internasional.



3.



Membangun SDI (Sumber Daya Insani) keperawatan yang berstandart yang islami dengan diiringi integritas yang tinggi dalam pelayanan.



4.



Menyediakan



sarana



prasaranan



kegiatan



untuk



mewujudkan



implementasi pelayanan islami berstandart internasional. c.



Falsafah Keperawatan 1.



Keperawatan adalah bentuk pelayanan prosefional berdasarkan budaya SYIFAditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat yang memiliki kebutuhan bio-psikososial-spiritual



2.



Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat, memiliki wewenang melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan standart asuhan keperawatan.



3.



Pendidikan keperawatan berkelanjutan harus dilaksanakan secara terusmenerus untuk pertumbuhan dan perkembangan staf dalam pelayanan kesehatan



d.



Tujuan Keperawatan Tujuan Umum : Meningkatkan asuhan keperawatan dalam menunjang tercapainya visi Rumah sakit Islam jemursari Surabaya yang berstandart internasional. Tujuan Khusus : 1.



Terlaksananya asuhan keperawatan sesuai dengan standart yang telah ditentukan.



2.



Terciptanya iklim kerja kondusif, dinamis dan penuh kekeluargaan.



3.



Memotivasi dan member kesempatan untuk mengembangkan tingkat kemampuan professional.



4.



Melibatkan pasien dalam perencanaan dan pelaksanaan pelayanan kesehatan.



5.



Memberikan kesempatan proses belajar mengajar dalam kegiatan pendidikan bagi perkembangan tenaga perawat.



Man (M1) :Ketenagaan Analisis tenaga kerja di ruang Melati mencakup jumlah tenaga keperawatan dan non keperawatan. Jumlah tenaga kerja di ruang Melati terdiri dari 28 orang tenaga keperawatan yaitu 14 lulusan S1 Keperawatan-ProfesiNers, 13 lulusan D3 keperawatan dan 1 orang D1 asisten perawat. Sebagian besar tenaga



keperawatan



telah



mengikuti



pelatihan-pelatihan



dalam



bidang



keperawatan. 1. Struktur Organisasi Ruang Melati TRI KURNIA INDAH, S.Kep,.Ns PEMBIMBING KLINIK / CE S1/DIII



SHIFT PAGI



SHIFT SORE



PJ



PJ



PERAWAT PELAKSANA



PERAWAT PELAKSANA



1



2 2



PERAWAT PELAKSANA



PERAWAT PELAKSANA 4 2



3 PERAWAT PELAKSANA



PERAWAT PELAKSANA 6 2



5 Bagan PEKARYA



PJ SDM PJ Anggota AlatAnggot SHIFT MALAM a



PJ



PERAWAT PELAKSANA



PERAWAT PELAKSANA



1



2



PERAWAT PELAKSANA



PERAWAT PELAKSANA



3 2 PERAWAT PELAKSANA



4 2



5 2



PERAWAT PELAKSANA



1



PERAWAT PELAKSANA



2



PERAWAT PELAKSANA



3



PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA



Bagan 3.1 Struktur Organisasi keperawatan di ruang Melati RS Islam Jemursari Surabaya



4



5



2. Daftar Nama Tenaga Keperawatan di ruangMelati Tabel 3.1 Tenaga Keperawatan di RuangMelatih RS Islam Jemursari Surabaya No . 1.



Nama Tri Kurnia Indah S, S.Kep.,Ns



Pendidika n S1 Kep



Jabatan



Masa kerja



Koordinator



16 thn



2.



NurfaRosyadah, Amd. Kep



D3Kep



Katim



11 thn



3.



IndriaDwiKurnia D, S.Kep.,Ns



S1 Kep



Katim



7 thn



4.



Erma Yulianeta, Amd. Kep



D3Kep



Katim/ CE



7 thn



5. 6. 7. 8.



Yuli Laila, S.Kep.,Ns Lutiyanti, Amd. Kep Aminatus Solicha, S.Kep.,Ns Hanum Tri Anggraeni, S.Kep.,Ns



S1 Kep D3Kep S1 Kep S1 Kep



PJ/CE Katim Katim Katim



6 thn 5 thn 5 thn 4 thn



Pelatihan yang pernah diikuti 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 1. 2.



TB DOTs PPGD informe concent Pelatihandasar PPI In-Servise Training Phlebotomy Training Of Trainer Safe Infusion Therapy BCLS PPGD Pelatihan CE The First becoming Profesional Nursing Becoming a profesional qualified nurse Perawatanterkinipemberianterapicairanmelalui iv perifercaraaman 1. Becoming a profesional qualified nurse 2. Perawatanterkinipemberianterapicairanmelalui iv perifercaraaman 3. Pelatianperawatanlukaterkini 4. PPGD PPGD PPGD PPGD PPGD



9. 10. 11.



Kristin Ayu S, S.Kep.,Ns Anita Maisaroh, Amd. Kep Dria Ambarina, S.Kep.,Ns



S1 Kep D3 Kep S1 Kep



PJ/CE Katim Katim



4 thn 12 thn 4 thn



12.



Evi May Perwitasari, Amd. Kep Gilang Ayu Permatasari, S.Kep.,Ns



D3 Kep



Pelaksana



4 thn



S1 Kep



Katim



4 thn



14. 15.



Dewi Suciati, Amd. Kep Desi Yustiva, Amd. Kep



D3 Kep D3 Kep



Pelaksana Pelaksana



8 thn 4 thn



16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.



Sulistyaningsih, Amd. Kep Desy Wulandari, Amd. Kep Lailatul Umamah, S.Kep., Ns Isti Dwi Lailia, Amd. Kep Roro Umi Farocha, Amd. Kep Hikma Rosyida, S.Kep.,Ns Nevy avik, Amd. Kep Pusva juwita, Amd. Kep



D3 Kep D3 Kep S1 Kep D3 Kep D3 Kep S1 Kep D3 Kep D3 Kep



Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana



3 thn 3 thn 3 thn 3 thn 3 thn 3 thn 5 thn 7 thn



24.



Nur laila turahmi, S.Kep.,Ns



S1 Kep



Pelaksana



1 thn



13.



PPGD PPGD 1. Merawatdanmendidikanakusiadinimelalui proses menyusui 2. Palliative Care Nursing Update 3. Pelatihanpertolonganpertamagawatdaruratpada korban kecelakaanlalulintas 4. PPGD PPGD 1. 2. 3. 4. 5.



GELS ATLS Ambulance Service HypnoterapiIn Nursing Vertical Rescue



1. GELS 2. Health Care Language Program 1. GELS PPGD PPGD BTCLS BTCLS PPGD PPGD 1. PPGD 2. Public Speaking PPGD



25. 26. 27. 28.



Nafisah supriadi, Amd. Kep Hilda jannatul F, S.Kep.,Ns Indah setyorini, Amd. Kep Limaylina



D3 Kep S1 Kep D3 Kep D1 Kep



Pelaksana Pelaksana Pelaksana Prakarya



3 thn 3 thn 9 thn



PPGD PPGD PPGD



3. Jumlah Tenaga di Ruang Melati 1) Berdasarkan kualifikasi pendidikan Tabel 3.2 Tenaga keperawatan berdasarkan kualifikasi pendidikan di Ruang Melati RSI Jemursari No. 1.



Kualifikasi Profesi Ners



Jumlah 14



2.



D3 Keperawatan



13



3.



D1 Keperawatan Total



1



Jenis 8 tetap 3 kontrak 1 honorer 10 tetap 5 kontrak Tetap 28 orang



2) Berdasarkan jumlah Jumlah perawat di Ruang Melati: 14 orang S1 keperawatan = profesi ners, 13 orang D3 keperawatan dan 1 orang D1 keperawatan sebagai prakarya. Pengaturan ketenagaan berdasarkan jumlah tenaga yang dibutuhkan bergantung dari jumlah pasien dan tingkat ketergantungannya. Klasifikasi derajat ketergantuan pasien dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: (a) Perawat minimal memerlukan waktu 1 – 2 jam/24 jam (b) Perawat intermediet memerlukan waktu 3 – 4 jam/24 jam (c) Perawat Maksimal/ total memerlukan waktu 5 – 6 jam/24 jam Untuk menentukan tingkat ketergantungan pasien, kelompok menggunakan klasifikasi dan tingkat criteria ketergantungan pasien berdasarkan Orem yaitu teori self care deficit, sedangkan untuk mengetahui jumlah tenaga yang dibutuhkan menggunakan perhitungan tenaga menurut Duoglas (1984). Untuk menentukan tingkat ketergantungan pasien selama masa pandemic covid 19 ini kelompok menggunakan perhitungan tenaga Depkes (2005), Stuffing Ratio dan WHO (2020). Di era covid 19 ini ada penambahan dalam Corection sebesar 40 – 50%. 3) Kebutuhan Tenaga Perawat sesuai tingkat ketergantungan pasien Ruang Melati (Keseluruhan ruangan) Berdasarkan data yang di kaji pada tanggal 08 Juni 2020 di dapatkan hasil sebagai berikut: 1. Tingkat ketergantungan pasien di ruangan Melati dinilai dengan menggunakan instrument penilaian ketergantungan klien menurut Orem: Total, parsial, dan minimal care (Nursalam, 2012). Berdasarkan data yang dikaji pada tanggal 07 Juni 2020 didapatkan hasil sebagai berikut:



Tingkat Ketergantungan Tingkat Jumlah ketergantungan pasien Minimal 1 Parsial 35 Total 0 Jumlah 36 Pembulatan Total tenaga perawat: Pagi



: 10 orang



Sore



: 5 orang



Malam



: 3 orang



Total perawat



: 18 orang



JumlahKebutuhan Tenaga PAGI SORE



MALAM



1x0,17=0,17 35x0,27=9,45 0x0,36= 0,00 9,62 10



1x0,07= 0,07 35x0,10= 3,5 0x0,20= 0,00 3,57 3



1x0,14=0,14 35x0,15=5,25 0x0,30= 0,00 5,39 5



Tenaga lepas dinas : 18 x 25% = 4,5 dibulatkan 4 orang Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas di ruang melati adalah 18 orang + 1 orang struktural (kepala ruangan) + 4 orang lepas dinas. Jadi jumlah keseluruhannya 23 orang. 2.



Tingkat ketergantungan pasien di ruang Melati saat masa pandemic covid 19 dinilai dengan menggunakan instrument penilaian ketergantungan klien menurut Depkes: Total, Parsial, dan Minimal care (Nursalam, 2012). Berdasarkan data yang dikaji pada tanggal 08 Juni 2020 didapatkan hasil sebagai berikut: Jumlah pasien = 36 orang a. minimal = 18 orang b. parsial = 13 orang c. total 5 orang Correction = 50% Jumlah jam kerja perawat = 7 jam/hari Jumlah libur tahunan = 86 hari/tahun Jumlah kerja tahunan = 279 hari/tahun a. Ketergantungan Minimal Rumus: A=



jumlah pasien x jumlah jam perawatan pasien jumlah jam kerja perawat



B=



jumlah hari libur per tahun xA jumlah hari kerja per tahun C = (A + B) x 25%



Total = A + B + C + koreksi 50% (covid 19) A=



18 x 1 = 2, 57 = 2 7



B=



86 x 2 = 0,61 = 1 279 C = (2 + 1) x 25% = 1,5 = 1



Total = 2 + 1 + 1 + koreksi 50% (covid 19) = 4 + 50% = 6 perawat Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan di Ruang Melati berjumlah 6 perawat b. Ketergantungan parsial A=



jumlah pasien x jumlah jam perawatan pasien jumlah jam kerja perawat



B=



jumlah hari libur per tahun xA jumlah hari kerja per tahun C = (A + B) x 25%



Total = A + B + C + koreksi 50% (covid 19) A=



13 x 4 = 7,42 = 7 7



B=



86 x 7 = 2,15 = 2 279 C = (7 + 2) x 25% = 2,25 = 2



Total = 7 + 2 + 2 + koreksi 50% (covid 19) = 11 + 50% = 16,5 = 16 perawat Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan di Ruang Melati berjumlah 16 perawat. c. Ketergantungan Total A=



jumlah pasien x jumlah jam perawatan pasien jumlah jam kerja perawat



B=



jumlah hari libur per tahun xA jumlah hari kerja per tahun C = (A + B) x 25%



Total = A + B + C + koreksi 50% (covid 19) A=



5x6 = 4,28 = 4 7



B=



86 x 4 = 1,23 = 1 279 C = (4 + 1) x 25% = 1,25 = 1



Total = 4 + 1 + 1 + koreksi 50% (covid 19)



= 6 + 50% = 9 perawat Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan di Ruang Melati berjumlah 9 perawat. d. Stuffing Ratio Indonesia: Pediatrik care = 1: 4 Koreksi = 50% (covid 19) 1.



Isolasi



= 2 tempat tidur



Pediatrik care = 1 : 4 = 2/4 = 0,5 : 2 Koreksi



= (0,5 + 50%) : 2 = 0,75 (di bulatkan 1) : 2 = 1 perawat : 2 tempat tidur



2.



VIP



= 5 tempat tidur



Pediatrik care = 1 : 4 = 5/4 = 1,25 : 5 Koreksi



= (1,25 + 50%) : 5 = 1,875 (di bulatkan 2) : 5 = 2 perawat : 5 tempat tidur



3.



Kelas 1



= 6 tempat tidur



Pediatrik care = 1 : 4 = 6/4 = 1,5 : 6 Koreksi



= (1,5 + 50 %) : 6 = 2,25 (dibulatkan 2) : 6 = 2 perawat : 6 tempat tidur



4.



Kelas 2



= 15 tempat tidur



Pediatrik care = 1 : 4 = 12/4 = 3: 12 Koreksi



= (3 +50%) : 12 = 4,5 (dibulatkan 4) : 12 = 4 perawat : 12 tempat tidur



5.



Kelas 3



= 15 tempat tidur



Pediatrik care = 1 : 4 = 15/4 = 3,75 : 15 Koreksi



= (3,75 +50%) : 15



= 5,625 (dibulatkan 6) : 15 = 6 perawat : 15 tempat tidur 6.



Tingkat ketergantungan pasien di ruang Melati saat covid 19 dinilai dengan



menggunakan instrument penilaian ketergantungan klien menurut WHO: Moderate, Heavy, dan Critical. Berdasarkan data yang dikaji pada tanggal 08 Juni 2020 didapatkan hasil sebagai berikut: Jumlah pasien = 36 orang Moderate = 18 orang Heavy = 13 orang Critical = 5 orang perbandingan era covid 19 Moderate = 1 : 3 Heavy = 1 : 0,9 Critical = 1 : 0,6



a.



Moderate



=1:3 = 18/3 = 6 = 6 perawat : 18 pasien



b.



Heavy



= 1 : 0,9 = 13/0,9 = 14,4 = 14 = 14 perawat : 13 pasien



c.



Critical



= 1 : 0,6 = 5/0,6 = 8,3 = 8 = 8 perawat : 3 pasien



3. Tenaga Medis Tabel 3.3 Tenaga Medis Tetap di RS Islam Jemursari Surabaya No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Kualifikasi Dokter Spesialis Penyakit Dalam Dokter Spesialis Saraf Dokter Spesialis Bedah Dokter spesialis mata Dokter spesialis obgyn Dokter umum Dokter THT Dokter gigi



Jumlah 2 1 2 2 2 2 1 2



9. Dokter spesialis Urologi TOTAL



1 15



Tabel 3.4 Tenaga medistamu yang ada di RSI Jemursari Surabaya



Material (M2) Penerapan



proses



praktika pra profesi ners



keperewatan



mahasiswa program studi



S1



Keperawatan, mengambil



tempat



di Ruang Melati Rs. Islam



Jemursari



Surabaya. Pengkajian



data



awal dilakukan pada tanggal 8 juni 2020, adapun data yang didapat



adalah



sebagai berikut : (a) Lokasi



No. Kualifikasi 1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam 2. Dokter Spesialis Paru 3. Dokter Spesialis Jantung 4. Dokter Spesialis Saraf 5. Dokter Spesialis Bedah Saraf 6. Dokter Spesialis Orthopedi 7. Dokter Spesialis Bedah 8. Dokter Spesialis Urologi 9. Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin 10. Dokter spesialis kandungan 11. Dokter spesialis anastesi 12. Dokter spesialis kejiwaan 13. Dokter spesialis rehab medis 14 Dokter spesialis radiologi 15 Dokter spesialis bedah mulut 16 Dokter spesialis ortodonsi 17 Dokter konservasi gigi 18 Dokter spesialis gigi anak 19 Dokter konsultan metabolik 20 Dokter konsulta non kologi 21 Dokter konsultan obgyn 22 Dokter spesialis THT 23 Dokter konsultan pathologi 24 Dokter spesialis anak 25 Dokter gigi 26 Dokter spesilais mata TOTAL



Jumlah 6 1 1 2 2 1 2 1 2 6 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 6 2 3 53



dan Denah Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan pada Ruang Melati RSI. Jemursari Surabaya dengan uraian denah sebagai berikut: Utara



: Berbatasan dengan gedung kosong



Selatan



: Berbatasan dengan ruang IRJ



Barat



: Berbatasan dengan ruang IBS



Denah Rumah Sakit RSI Jemursari



1. Data umum jumlah tempat tidur ruang melati Ruang Melati merupakan ruang rawat inap dengan 40 tempat tidur, yang terdiri dari Isolasi 2 TT, VIP 5 TT, Kelas I 6 TT, Kelas II 15 TT, Kelas III 12 TT. 2. Peralatan dan Fasilitas a.



Fasilitas untuk petugas kesehatan Fasilitas untuk petugas kesehatan terdiri atas ruang kepala ruangan, ruang injeksi, ruang linen, ruang mahasiswa, ruang tindakan, ruang dapur, ruang dokter, dua kamar mandi perawat/WC, nurse station berada ditengah ruangan di sebelah ruang perawat. Tabel Daftar Peralatan Fasilitas di Ruang Dokter No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.



Nama Barang AC dan remot Meja Besar Kursi beroda Lampu bacaan Tempat sampah injak Stetoskop Riester Stetoskop litmen Gantungan baju Jam dinding Hand towel Monitor Komputer Cpu Printer



Jumlah 1 2 2 1 1 3 5 1 1 1 1 1 1



Kondisi Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik



Tabel Daftar Peralatan Fasilitas di Ruang Spoel Hock No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Nama Alat Waskom Stenlis K Waskom Stenlis S Waskom Stenlis B Rak tempat bascom Alumunium 134x44/130 Bak sampah besar Meja kayu kecil Gelas Huknah Pispot



Jumlah 6 33 10 1



Kondisi Laik Laik Laik Laik



2 1 1 4



Laik Laik Laik Laik



9. 9. 10.



Urinal Gelas ukur Timba Sedang



3 1 1



Laik Laik Laik



Tabel Daftar Peralatan Fasilitas di Ruang Injeksi No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Nama Alat Kipas angin dinding Lemari Es Thermometer lemari es Tempat sampah injak Keranjang plastic Troly obat Troly emergency



Jumlah 1 1 1 2 1 2 1



Kondisi Laik Laik Laik Laik Laik Laik



Tabel Daftar Peralatan Fasilitas di Ruang Keperawatan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.



Nama Alat Meja Stasion Nurse call Komputer Printer CPU Kipas Angin Dinding Rak Buku Kursi Beroda Kursi plastic kotak Kursi Besi Jam dinding White board kecil Lukisan Huruf arab Kursi Lipat White Board sedang Meja kayu besar Loker Gantungan Baju Pigora AC



Jumlah 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 2 8 2 8 1 2 11 1



Kondisi Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik



21. 22 23 24 25 26



AC Baju Hazmat Face shield Kaca mata google Masker medis Masker N95



1 20 20 5 1Box 35



Laik Laik Laik Laik Laik Laik



Tabel Daftar Peralatan Fasilitas di Ruang Dapur No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.



Nama Alat Lemari kayu gantung Rak piring plastic Rak piring kotor Dispenser Kompor listrik Panci 555 Sapu ijuk Tempat sampah sedang Lemari es Lemari kayu Meja kecil Lemari b3 Rak sepatu Loker



Jumlah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2



3



Kondisi Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik



Tabel Daftar Peralatan Fasilitas di Ruang Koordinator No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Nama Alat Lemari Kayu Lemari Pasien Meja Kayu Meja Kayu Kecil Lemari Es Kipas Angin Dinding Kursi Beroda



Jumlah 1 1 1 1 1 1 1



Kondisi Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik



8. 9. 10. 11.



Kursi Plastik Bundar Kuning Kursi Lipat Pigora Tempat Sampah Kecil



1 1 1 1



Laik Laik Laik Laik



Tabel Daftar Peralatan Fasilitas di Ruang Linen No. 1 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Nama alat Dressing card Kursi roda Bed Stecher Lemari sleeding besi Bed transfer Standart infus Lemari Arsip 2 Pintu



Jumlah 3 2 1 3 1 13 1



Kondisi Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik



Tabel Daftar Peralatan Fasilitas di Ruang Pasien No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.



Nama Alat Tempat tidur pasien Meja pasien TV Remot TV AC Remote AC Standart infuse Jam dinding Pigora Kursi Tempat sampah Jemuran



Jumlah 40 40 15 15 20 20 40 18 16 41 41 37



Kondisi Laik Laik Laik Laik Baik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik



Tabel Daftar Peralatan Fasilitas di Ruang Mahasiswa No 1 2. 3. 4.



Nama alat AC Kursi Meja Almari



Jumlah 1 7 2 4



Kondisi Laik Laik Laik Laik



5. 6. 7. 8. b.



Whiteboard Jam Karpet Penghapus whiteboard



1 1 2 1



Laik Laik Laik Laik



Fasilitas untuk pasien Tabel Daftar Peralatan fasilitas untuk pasien di Ruang Melati RS Islam Jemursari Surabaya No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.



Nama Alat Tempat tidur Spring bed Meja AC Kursi roda Brangchat Jam dinding Kamar mandi Westafel Kursi lipat



Jumlah 40 10 41 20 3 1 20 19 19 41



Kondisi Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik Laik



Berdasarkan data dari pengkajian diatas, sebagian besar peralatan di ruang melati sudah sesuai dengan kebutuhan. Ada juga tambahan baju Hazmat, Face shield, kaca mata google, masker medis, N95 Bertujuan untuk menunjang keadaan pada saat ini yaitu pandemi covid-19. Agar meminilmalisir penularan covid dari pasien ke perawat serta perawat ke tenaga medis yang lain.



Denah Ruangan Melati



M3 (Method) 1. Penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Menurut Kron.T & Gray (1997) didalam Hidayah (2014) ada 4 metode pemberian asuhan keperawatan profesional yang ada dan akan terus dikembangkan di masa depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan, yaitu : model asuhan keperawatan profesional (MAKP) fungsional, model asuhan keperawatan profesional (MAKP) kasus, model asuhan keperawatan profesional (MAKP) primer, dan model asuhan keperawatan profesional (MAKP) Tim. Berdasarkan hasil pengkajian yang pernah dilakukan di Ruang Melati didapatkan hasil bahwa model asuhan keperawatan di Ruang Melati menggunkan metode tim. Pada Ruang Melati yang terpilih menjadi KATIM (Ketua Tim) yaitu berdasarkan lama kerja dari perawat tersebut di Ruang Melati. Ketua tim tidak memegang pasien namun apabila perawat lain membutuhkan bantuan tindakan, ketua tim akan membantu. Sedangkan yang tepilih menjadi KARU (Kepala Ruangan) yaitu seorang yang memiliki latar belakang pendidikan S1 Keperawatan yang berpengalaman. Kepala ruangan tidak memegang pasien namun bertanggung jawab untuk memperkerjaan, mengembangkan dan mengevaluasi staf-stafnya. Penerapan model asuhan keperawatan profesional (MAKP) juga dilatar belakangi pendidikan perawat ruangan. Di Ruang Melati terdapat lulusan Ners 14 perawat, lulusan D3 13 perawat, dan lulusan D1 1 asisten perawat. Di Ruang Melati untuk pegawai tetap terdapat 26 perawat dan pegawai kontrak terdapat 2 perawat. Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat. Metode tim terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 – 3 tim/group yang terdiri dari tenaga profesional, tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu. Dalam penerapannya ada kelebihan dan kelemahannya. Kelebihannya yakni memungkinkan



pelayanan



keperawatan



yang



menyuluruh,



mendukung



pelaksanaan proses keperawatan, memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan memberikan kepuasan kepada anggota tim. Sedangkan



kelemahannya yakni komunikasi antar anggota tim tebentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada waktu-waktu sibuk (Nursalam, 2002 didalam Hidayah, 2014). 2. Timbang Terima Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum, dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan (Nursalam, 2014). Dari hasil pengkajian yang pernah dilakukan, terdapat hasil timbang terima di Ruang Melati dilakukan cukup sesuai dengan teori yaitu kedua shift dalam



keadaan



siap.



Shift



yang



akan



menyampaikan



laporan



sudah



mempersiapkan hal-hal yang akan disampaikan, menyampaikan operan, validasi keliling ruangan pasien, dan kembali lagi ke nurse station dan setelah timbang terima selesai, kepala ruangan menutup dengan doa. Berdasarkan dari observasi yang pernah dilakukan di Ruang Melati, isi dari timbang terima mencakup diagnosa medis, penatalaksanaan medis, keluhan pasien, dan intervensi yang belum dan yang sudah dilakukan. Dan pelaksanaan timbang terima mencakup penyampaian tentang kondisi pasien, terapi medis yang sudah dilakukan sesuai instruksi dokter serta acara pasien pada hari itu. Dan hasil dari timbang terima adalah SBAR yaitu mencakup Situasional (kondisi yang terjadi pada pasien), Background (info terpenting yang berhubungan dengan kondisi pasien saat ini), Assesment (hasil pengkajian dari pasien saat ini), dan Rekomendation (rencana atau usulan yang akan dilakukan untuk mengenai permasalahan yang ada). Pelaksanaan timbang terima yang di lakukan di Ruang Melati dilakukan secara lisan dan tertulis dengan di lanjutkan ke pasien. Setiap timbang terima di hadiri oleh perawat yang bertugas dan kepala ruangan kecuali shift sore ke shift malam tanpa adanya kepala ruangan. Waktu pelaksanaan timbang terima di



Ruang Melati di lakukan 30 menit sebelum jam kerja. Dan waktu pelaksanaan timbang terima di Ruang Melati dilakukan lima belas menit sebelum jam kerja yaitu shift pagi jam 06.45, shift siang jam 13.45 shift malam jam 20.45. dikondisi Covid-19 saat ini, dimodisikasikan pembagian dinas di Ruang Isolasi, hal ini dituliskan karena terdapat 2 TT (tempat tidur) Isolasi pada Ruang Melati. Untuk pembagian shift tetap dilakukan 3 shift pagi, sore dan malam. Dan didalam shift terdapat 7-8 jam, maka hal tersebut dibagi menjadi dua periodik. Dilakukan secara bergantian misalnya, pada ruangan terdapat 8 perawat, maka 4 perawat bisa masuk 3 perawat terlebih dahulu, yang 2 perawat adalah diantara, kemudian yang 3 berikutnya adalah diperiodik berikutnya. Pembagian dinas pagi pukul 07.30 – 11.30 dan periodik selanjutnya pukul 11.30 – 15.30. pembagian dinas sore pukul 15.30-19.30 dan periodik selanjutnya pukul 19.30-23.30. pembagian dinas malam pukul 23.30-03.30 dan periodik selanjutnya pukul 03.3007.30. (Hariyati, 2020 dalam Webinar Manajemen SDM dan Kepemimpinan Caring dalam Pelayanan Keperawatan). 3. Ronde Keperawatan Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk membahas lebih dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Kepekaan dan cara berpikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori kedalam praktik keperawatan (Nursalam, 2014). Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan (Nursalam, 2014). Menurut hasil wawancara yang pernah dilakukan di Ruang Melati, didapatkan hasil ronde keperawatan di Ruang Melati, selama ini di Ruang Melati belum pernah dilakukan dikarenakan tidak adanya kasus yang sesuai kriteria atau kasus yang di anggap sebagai kasus kegawatan yang tidak kunjung ada perubahan setelah dilakukan penanganan secara maksimal untuk dilakukan ronde keperawatan.



Pada kasus-kasus biasanya perawat hanya membahas dengan dokter pada saat visite atau operan dinas saja. Bentuk ronde keperawatan yang dimaksud adalah secara informal, perawat ruang melati melakukan diskusi dan kolaborasi mengenai masalah pasien. Dapat diambil kesimpulan bahwa ronde keperawatan sudah cukup dikenal namun pelaksanaannya masih belum maksimal karena untuk ronde keperawatan belum pernah dilakukan sebab tidak ada yang memenuhi syarat untuk dilakukan ronde keperawatan. Pada kondisi pandemi saat ini, seharusnya semua ruangan yang ada di Rumah sakit melakukan ronde keperawatan, dikarenakan pada Virus Corona atau Covid-19 ini adalah virus yang baru muncul di Dunia, di Indonesia sendiri pertama kali mengkonfirmasi kasus Covid-19 pada hari Senin, 02 Maret 2020. Pada saat itu, Presiden Joko Widodo mengumumkan ada dua orang Indonesia positif terjangkit Virus Corona yakni perempuan berusia 31 tahun dan ibu berusia 64 tahun (Wahyono, 2020 didalam detikcom). Pada kasus tertentu, ronde keperawatan harus dilakukan oleh perawat primer dan/atau konselor, kepala ruangan, dan perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2014). Karakteristik antara lain sebagai berikut. a. Pasien dilibatkan secara langsung. b. Pasien merupakan fokus kegiatan. c. PA, PP, dan konselor melakukan diskusi bersama. d. Konselor memfasilitasi kreativitas. e. Konselor



membantu mengembangkan kemampuan



PA,



PP



dalam



meningkatkan kemampuan mengatasi masalah (Nursalam, 2014). 4. Sentralisasi Obat Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (Nursalam, 2014). Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat, sebagai salah satu peran perawat perlu dilakukan dalam pola/alur yang sistematis sehingga penggunaan obat benar-benar dapat terkontrol oleh perawat sehingga resiko kerugian baik secara material maupun secara non material dapat dieliminir (Hidayah, 2014).



Menurut hasil wawancara yang pernah dilakukan di Ruang Melati terdapat hasil, di Ruang Melati menggunakan setralisasi obat UUD (Unit Dose Dispensing) yaitu pembagian obat secara dosis terbagi dalam 24 jam yang dikirim dari farmasi untuk Ruang Melati, perawat melati hanya menyiapkan kebutuhan obat sesuai advis dokter yang telah tertera dalam status pasien. Pada pelaksanaan sentralisasi obat di Ruang Melati, semua obat disimpan dalam kotak obat pasien. Prosedur sentralisasi obat dengan alur dari dokter kemudian diberikan perawat dan resep diserahkan ke Farmasi. Setelah itu obat diantar ke ruangan oleh petugas Farmasi. Sebagai pendokumentasian, perawat ruangan menggunakan format khusus sentralisasi obat. Berdasarkan hasil observasi, perawat mengatakan bahwa sentralisasi obat seluruhnya dilakukan oleh perawat dan sebelumnya keluarga pasien telah dijelaskan untuk persetujuan sentralisasi obat kepada pasien/keluarga pasien, jika obat telah diberikan kepada pasien maka keluarga/ pasien tanda tangani sebagai bukti bahwa obat tersebut telah diberikan. Hal tersebut menggunakan Tehnik pengelolaan obat kontrol penuh (sentralisasi) adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya pada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat. Obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar serah terima obat. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan dalam kartu kontrol dan diketahui oleh keluarga/klien dalam buku masuk obat. Keluarga atau klien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan/bilamana obat tersebut akan habis. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat kotak obat (Hidayah, 2014). 5. Supervisi Supervisi



merupakan



upaya



untuk



membantu



pembinaan



dan



peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (Huber, 2000). Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan



keperawatan, masalah ketenagaan dan peralatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat (Nursalam, 2014). Berdasarkan hasil pengkajian yang pernah dilakukan di Ruang Melati bahwa supervisi dilakukan selama satu bulan sekali atau ketika ada complain dari pasien. Supervisi dilaksanakan oleh kepala ruangan, jika kepala ruangan berhalangan maka di delegasikan kepada perawat penanggung jawab. Pelaksana atau yang bertanggung jawab melaksanakan supervisi adalah atasan, yakni mereka yang memiliki kelebihan dalam organisasi. Kelebihan yang dimaksud sering dikaitkan dengan status yang lebih tinggi (supervisor) dan karena itu fungsi supervisi memang dimiliki oleh atasan. Namun untuk keberhasilan supervisi, yang lebih diutamakan adalah kelebihan pengetahuan atau keterampilan (Nursalam, 2014). 6. Discharge Planning Perencanaan pulang (Discharge Planning) merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis dari penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah pulang. Perencanaan pulang merupakan proses yang dinamis, agar tim kesehatan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan pasien melakukan keperawatan mandiri dirumah. Perencanaan pulang didapatkan dari proses interaksi ketika keperawatan profesional, pasien, dan keluarga berkolaborasi untuk memberikan dan mengatur kontinuitas keperawatan yang diperlukan oleh pasien saat perencanaan harus berpusat pada masalah pasien yaitu pencegahan, terapeutik, rehabilitatif, serta keperawatan rutin yang sebenarnya (Swenberg, 2000 didalam Nursalam, 2014). Berdasarkan hasil pengkajian yang pernah dilakukan di Ruang Melati, Discharge Planning di Ruang Melati sudah dilakukan hampir semua pasien yang akan pulang sudah berjalan cukup optimal, diantaranya sudah terdokumentasi dengan baik, dilakukan secara lisan dan tertulis. Format discharge planning sudah ada diruangan dengan isi yang sesuai standart yaitu: identitas pasien, tanggal kontrol, aturan diet, obat dan pemeriksaan yang dibawa pulang. Di Ruangan Melati sudah di sediakan leaflet tentang kasus-kasus yang sering terjadi diruang malati yang isinya tentang penyakit, pertolongan pertama, dan juga dietnya.



Discharge planning



dilakukan tepat saat pasien dinyatakan boleh pulang oleh



dokter. Pada pemulangan pasien dengan kasus pasien Covid-19 yang terkonfirmasi : Suhu tubuh normal dalam minimal 24 jam, tidak ada gejala klinis pneumonia, pemeriksaan swab SARS-CoV-2 menunjukkan hasil negatif dua kali secara berturut-turut interval minimal 1 hari. Dan pada pasien yang mungkin menderita penyakit pneumonia : Suhu tubuh normal dalam minimal 24 jam, tidak ada gelaja klinis pneumonia, pemeriksaan swab SARS-CoV-2 pada hari ke-1 dan hari ke-2 menunjukkan hasil negatif. Catatan : pasien yang pulang harus tetap terisolasi di rumah selama 14 hari setelah timbulnya gejala (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2020). 7. Penerimaan Pasien Baru Penerimaan pasien baru adalah metode dalam menerima kedatangan pasien baru (pasien dan/atau keluarga) di ruang pelayanan keperawatan, khususnya pada rawat inap atau keperawatan intensif. Dalam penerimaan pasien baru, maka sampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruang, pengenalan ketenagaan ners-medis, dan tata tertib ruang, serta penyakit (Nursalam, 2014). Hasil observasi yang pernah dilakukan di Ruang Melati penerimaan pasien baru di Ruang Melati sudah bagus, baik, dan cepat, pasien baru di Ruang Melati datang dari poli, UGD, pendaftaran/TPPRI (Pasien bedah elektif), alur penerimaan pasien baru dengan pasien baru di terima oleh Kepala Ruangan, Kepala ruangan memberi tahu PP, dan PP menyiapkan kebutuhan pasien baru. Pada saat ada pasien baru datang, perawat Ruang Melati dengan sendirinya membagi tugas ada yang menerima pasien lalu mengantarkan ke ruangan dan juga ada orperan dengan perawat yang mengantarkan, keluaraga pasien juga dilakukan orientasi ruangan oleh perawat yang menerima pasien. Di Ruang Melati mempunyai



format



khusus



untuk



menerima



pasien



baru



yang



dapat



memepermudah perawat untuk menjelaskan kepada keluarga pasien tentang apa saja urutan yang dijelaskan mulai dari orientasi ruangan, dokter yang merawat, perawat yang bertanggung jawab, jam berkunjung, dan peraturan rumah sakit.



ALUR PENERIMAAN PASIEN BARU



Pasien masuk



IGD



IRJ



TPPRI



R. Melati



Pulang APS



Pulang Sembuh



Pindah ruangan



8. Pendokumentasian Dokumentasi didefinisikan sebagai segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang (Potter dan Perry, 2002 didalam Olfah, 2016). Pendokumentasian adalah suatu dokumen atau catatan yang berisi data tentang keadaan pasien yang dilihat tidak saja dari tingkat kesakitan, akan tetapi juga dilihat dari jenis, kualitas dan kuantitas dari layanan yang telah diberikan perawat dalam memenuhi kebutuhan pasien (Ali, 2010 didalam Olfah, 2016). Pendokumentasian adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat dimulai dari proses pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan, tindakan keperawatan dan evaluasi yang dicatat baik berupa elektronik maupun manual serta dapat dipertanggung jawabkan oleh perawat (Olfah, 2016). Adapun uraian lembar dokumentasi yang ada di Ruang Melati, adalah sebagai berikut :



Sistem pendokumentasian yang dilakukan di Ruang Melati, adalah menggunakan sistem SOR (Source Oriental Record) yaitu sistem pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan, misalnya : dokter, perawat, ahli gizi dll serta diagnosis keperawatan sampai dengan evaluasi menggunakan SOAP dan saat perawat melakukan komunikasi dengan tenaga medis lain baik via Whatsapp atau via telfon perawat mendokumentasikan menggunakan sistem SBAR.



M4 – MONEY 1. Pengadaan dana untuk ruangan. Dana bagi ruangan diperoleh sepenuhnya dari RS, misalnya dana untuk renovasi ruangan dan bed pasien, pendanaan tersebut berdasarkan RKAT yang diajukan setiap tahunnya. 2. Sumber dana operasional. Dana operasional diperoleh juga dari RS yang dianggarkan sesuai dengan RKAT tahunan. 3. Pendanaan alat kesehatan. Pendanaan alat kesehatan, misalnya tabung oksigen dan suction pump juga dari RS sesuai dengan RKAT tahunan, pemerintah, dan donatur. 4. Pendanaan fasilitas kesehatan bagi pasien. Pembiayaan pasien sebagian besar dari BPJS, Asuransi swasta, pasien umum dengan biaya pribadi, dan pemerintah. Pendanaan fasilitas kesehatan misalnya oksigen, nebulizer, dan lain-lain didapatkan dari rumah sakit. 5. Pendanaan bahan kesehatan. Pendanaan bahan kesehatan yang habis pakai misalnya handscoon, masker, dan kassa didapatkan dari stok logistik farmasi, bantuan pemerintah, dan donatur sesuai dengan pemakaian bahan habis pakai yang sudah terpakai oleh pasien. 6. Pendanaan fasilitas kesehatan bagi petugas. Karyawan rumah sakit seperti dokter, perawat, dan petugas RS lainnya mendapatkan fasilitas kesehatan dari rumah sakit dan batuan dari pemerintah. 7. Daftar fasilitas dan alat kesehatan Tabel: Daftar fasilitas dan alat kesehatan di ruang melati RSI Jemursari No 1. 2. 3. 2. 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17



Jenis Tindakan Pasien isolasi Pasien kritis Konsultasi laktasi Injeksi Skin test Pasang infus anak Pasang infus dewasa Makan/minum per sonde Transfusi Transfuse tukar Leavement Persiapan operasi elektif Pemasangan kateter Kumbah lambung Rawat luka kecil Rawat luka besar Rawat luka khusus Pasang dambuis RJPO/Resusitasi



Tarif Bpjs Rp 75.000 Rp 75.000 Rp 75.000 Rp 30.000 Rp 30.000 Rp 60.000 Rp 38.000 Rp 30.000 Rp 30.000 Rp 270.000 Rp 38.000 Rp 60.000 Rp 45.000 Rp 90.000 Rp 23.000 Rp 38.000 Rp 90.000 Rp 23.000 Rp 90.000



18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43



Perawatan kemotherapi Regulasi insulin GDR/ Kali Perawatan jenazah VT/ Vagina Toucher Jahit luka Episiotoomy/Ruptur Natal care Neonatal care Breast care Bagging Penghisapan lendir/secret Asisten intubasi Asisten double lumen Perawatan colostomy Setting Ventilator (ICU) ECG Total care Bayi isolasi/incubator Nebulizer Asisten operasi kecil Operasi asisten sedang Operasi asisten besar Asisten operasi khusus Pasien isolasi Pasien kritis Konsultasi laktasi



Rp Rp Rp Rp Rp



90.000 45.000 60.000 45.000 135.000



Rp 135.000 Rp 38.000 Rp 60.000 Rp 90.000 Rp 60.000 Rp 90.000 Rp 90.000 Rp 90.000 Rp 90.000 Rp 23.000 Rp 90.000 Rp 75.000 Rp 60.000 Rp 180.000 Rp 360.000 Rp 540.000 Rp 720.000 Rp 75.000 Rp 75.000 Rp 75.000



Tabel: Daftar rawat inap di ruang melati RSI Jemursari KELAS



NAMA KAMAR



I



213,214,215



II



208,209,210,211,217



III



212A,212B



VIP



Isolasi anak



201,203,204,205,206



216



FASILITAS a. b. c. a. b. c. a. b. c. a.



2 TT pasien AC, TV Kamar mandi dalam 3 TT pasien AC, TV Kamar mandi dalam 6 TT pasien AC, TV Kamar mandi dalam 1 TT pasien dan TT penunggu pasien b. AC, TV c. lemari es d. Kamar mandi dalam a. 2 TT pasien b. AC, TV c. Kamar mandi dalam



TARIF (RP) KAMAR Rp. 750.000 Rp. 525.000 Rp. 300.000 Rp. 1.050.000



Rp. 750.000



Tabel Tarif jasa dokter di ruang melati RSI Jemursari



Visite Pasien



Tarif I II III VIP Isolasi anak



Dokter Rp. 263.000 Rp. 225.000 Rp. 188.000 Rp. 300.000 Rp. 263.000



M5 (Market) 1. Pemasaran Pada masa pandemic seperti saat ini, sebagian besar pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di Ruang Melati Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya adalah masyarakat Jawa Timur khususnya kota Surabaya dan sekitarnya, namun ada juga sebagian berasal dari luar Jawa Timur. Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya adalah rumahs sakit pendidikan tipa B dengan fasilitas, sarana dan prasarana yang menunjang. Perawat di sini tidak memiliki tugas khusus sebagai tim marketing secara langsung untuk mencapai pelanggan dalam mencari pelayanan jasa kesehatan. Perawat hanya memberikan pelayanan secara paripurna, sehingga pelayanan di ruangan layak dan patut dipromosikan sebagai bahan dan ajang pemasaran. 2.



Mutu Pelayanan Keperawatan Rumah sakit islam Jemursari Surabaya telah menerapkan mutu perawatan pasien, beberapa aspek penilaian penting yang terdapat didalamnya, antara lain : a.



Meningkatkan mutu pelayanan Dari pengukuran indicator mutu pelayanan keperawatan klinik yang dilakukan pada maret 2020 di ruang melati didapatkan hasil :  Kejadian flebitis tercatat yang terpasang intravena line (IVL). Bulan Juni 2020 yang terpasang IVL, didapatkan bahwa 95% pasien tidak mengalami flebitis selama dalam masa perawatan terpasang infuse.  Kejadian kesalahan pemberian obat tidak pernah terjadi, pemberian obat dilakukan secara benar, dari mulai benar obat, benar pasien, benar dosis, benar waktu, benar cara pemberian, benar dokumentasi, dan sesuai dengan indikasi yang diberikan oleh dokter.



3.



Indikator mutu a.



Tingkat kepuasan pasien Kepuasan pasien terhadap kinerja perawat dapat dilihat dengan dilaksanakannya evaluasi menggunakan kuesioner yang berbentuk pertanyaan dengan terdiri dari 25 soal pilihan ganda. Pertanyaan mencakup pemberian penjelasan orientasi ruangan, pemberian penjelasan setiap prosedur tindakan, dan sikap perawatan selama pemberian asuhan keperawatan. Jawaban pada pertanyan pilihan terdiri dari 4 jawaban “Sangat Tidak puas”, “Tidak Puas” , “Puas” dan “Sangat Puas”. Adapun indicator berdasarkan kuesioner 25 pertanyaan, masing-masing pertanyaan diberi nilai berdasarkan jawaban kemudian di total tiap-tiap responden dan dijumlah secara keseluruhan. Dari hasil kuesioner yang di bgaikan ke 6 responden sebanyak 21% keluarga pasien mengatakan sangat puas dengan pelayanan yang diberikan



ruangan, 77% keluarga mengatakan puas dengan pelayanan ruangan, 2% kelurga pasien mengatakan sangat tidak puas dengan pelayanan yang diberikan ruangan. Seperti ketika paisen menggunakan bel perawat tidak segera datang sehingga membunyikan bel 2 kali, dan ketika hendak pulang proses pelayanan sangat lama. No. 1. 2. 3.



b.



Kriteria Sangat puas Puas Kurang puas Total



Presentase % 21 % 77% 2% 100%



Keamanan pasien Dari pengukuran indicator mutu pelayanan keperawatan klinik yang dilakukan pada maret 2020 di ruang melati didapatkan hasil :  Kejadian flebitis tercatat yang terpasang intravena line (IVL). Bulan Juni 2020 yang terpasang IVL, didapatkan bahwa 95% pasien tidak mengalami flebitis selama terpasang infuse.  Kejadian kesalahan pemberian obat tidak pernah terjadi, pemberian obat dilakukan secara benar, dari mulai benar obat, benar pasien, benar dosis, benar waktu, benar cara pemberian, benar dokumentasi, dan sesuai dengan indikasi yang diberikan oleh dokter.



c.



Perawatan diri Dari hasil pengamatan yang di lakuakn di ruangan melati, perawatan diri pada pasien minimal care yang terdapat keluarga dapat dilakukan sendiri oleh keluarga, namun untuk pasien persial care dan total care dibantu oleh perawat dalam memenuhi personal hygine pasien jika keluarga kesulitan atau tidak dapat memenuhinya. Dari perolehan data yang di dapat diruangan terdapat sebanyak 100% keluarga pasien mengatakan bahwa perawatan diri (personal hygine) sudah terpenuhi.



d.



Kecemasan pasien Karena ruang melati adalah ruang rawat inap untuk anak maka sebagian besar pasien mengalami dampak hospitalisasi antara lain : ketika dokter visit dan pada saat melakukan tindakan keperawatan pasien menangis ketakutan, pasien juga akan mengalami rasa trauma secara psikologis untuk berobat lagi kerumah sakit.



e.



Kenyamanan Kenyamanan pasien yang dimaksud di ruang melati adalah terbebasnya pasien dari rasa nyeri, intensitas nyeri tidak dapat dikaji dikarenakan pasien yang dirawat di ruangan melati berusia 1-5 tahun



f.



Pengetahuan pasien tentang perawatan penyakitnya Setelah dikaji didapat sebagian besar orang tua memahami akan penyakit yang diderita oleh anaknya. Hal ini dapat dibuktikan karena orangtua dapat menjawab pertanyaan yang diajukan perawat setelah dilakukannya health education atau pendidikan kesehatan.



g.



Kasus terbanyak Berdasarkan kasus terbanyak selama bulan Jaanuari, Februari dan Maret 2020 di Ruang Melati Rumah Sakit Jemursari Surabaya. No



Nama Kasus



Desember



Janiuari



Februari







❑ ∑ ❑



1



Diare Akut /



Jmlh 61



% 25,29



Jmlh 56



% 20,97



jmlh 59



% 26,34



176



2



GEA Broncopneu



43



16,73



32



11,99



46



20,54



121



3



monia Dengue



21



10,89



33



12,36



22



9,82



76



4



Fever Thyphoid



19



5,06



25



9,36



14



6,25



58



5



Feve Urinary Tract



17



4,67



15



5,62



9



4,02



41



6



Infection Acute



9



3,56



9



3,37



5



2,23



23



7



Pharingitis Fever Uns



7



2,72



9



3,37



5



2,23



21



8



pecified Acute



7



2,72



5



1,87



5



2,23



17



K et



Amoebic 9



Dysentary Acute



6



2,31



5



1,87



4



1,79



15



10



Tonsilitis Nausea and



6



2,31



5



1,87



4



1,79



15



194



100



173



100



1,56



Viting 196



Total 3 Dari tabel diatas menunjukkan kasus trbanyak yang terjadi di ruangan melati penyakit pada bulan Desember 2019, Januari sampai Februari 2020 yaitu Diare Akut (GEA) sebesar 176 dan kemudian kasus terbanyak kedua yaitu bronkopneumoni sebesar 121. h. Kajian Indikator Mutu Ruangan a) BOR Pasien



Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 08 bulan Juni 2020, didapatkan gambaran kapasitas Tempat Tidur di Ruang Melati Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya yaitu 40 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut Tabel 3.20 BOR Ruang Melati tanggal April 2020 BOR= TANGGAL Isolasi 13 04 2020 2



∑ ❑ hari perawatan ∑ ❑tempat tidur x ∑hari persatuan waktu VIP 5



X 100



Kelas 1



KELAS 2 KELAS 3



6



12



15



RUMUS 36 x 100% 40x1



HASIL 90,72%



b) ALOS (Average long of Stay) ALOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Secara umum nilai ALOS yang ideal adalah antara 6-9 hari. Tabel 3.21 ALOS Ruang Melati kelas VIP ALOS=



jumlah lama perawatan jumlah pasien keluar( hidup+mati)



ALOS ruang melati tanggal 8 Juni adalah No 1



Lama Perawatan Jumlah Pasien keluar 30 hari 5



Rumus



Hasil



30 : 5



6 hari



c) TOI TOI (Turn Over Interval) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ni memberikan gambaran tingkat efisiensi pengunaan tempat tidur. Semakin besar TOI maka efisiensi penggunaan tempat tidur semakin jelek. Idealnya tempat tidur tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Tabel 3.22 TOI Ruang Melati Kelas VIP TOI =



(Jumlah TT x hari dalam 1 bulan)– harirawat Jumlah pasien keluar (hidup +mati)



TOI ruang melati pada tanggal 8 bulan Juni 2020 No



Jumlah TT



Jumlah hari dirawat



Jumlah pasien keluar hidup



Jumlah pasien keluar mati



Rumus



Hasil



1



40



36



5



0



(40x1)-36 5+0



0,8 atau dibulatkan 1hari



Dari hasil M5 (Market), dapat diketahui bahwa :



Tingkat kepuasan pasien mencapai 77%, sangat puas 21%, dan tidak puas hanya 2%. Health education yang diberikan perawat nampaknya juga efektif dan mudah dipahami orangtua pasien, terlihat dari evaluasi saat orangtua yang mampu menjawab pertanyaan perawat setelah dilakukannya HE. Hasil perhitungan BOR, ALOS, dan TOI dalam masa pandemic ini juga dalam rentan baik tidak ada lonjakan atau turunan yang berarti dari sebelum adanya pandemic.



Machine (M6) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43.



Daftar peralatan di Ruang Melati RSI Jemursari Jenis Alat Jumlah Keterangan Ambubag anak 1 Ada , baik Stetoskop bayi littman 1 Ada , baik Bak instrument kecil 1 Ada , baik Bak instrument besar 2 Ada , baik Bengkok 3 Ada , baik Com stenlis 2 Ada , baik Set angkat jahitan 1 Ada , baik Tromol besar 1 Ada , baik Tromol kecil 1 Ada , baik Tromol sedang 1 Ada , baik Pinset anatomi 4 Ada , baik Pinset serugi 4 Ada , baik Gunting perban 3 Ada , baik Korentang + set 2 Ada , baik Tong spatle 7 Ada , baik Metalin 1 Ada , baik Tourniquet 2 Ada , baik Glyserin spuit 1 Ada , baik Humidifier 9 Ada , baik Pen light 2 Ada , baik Irrigator 2 Ada , baik Troly tindakan 1 Ada , baik Stetoskop anak littman 4 Ada , baik Stetoskop dewasa littman Di hibahkan ke VIP Tensimeter dewasa 1 Ada , baik Tensimeter anak 1 Ada , baik Tensimeter elektrik Manset anak 3 Ada , baik Thermometer raksa 1 2 pecah Thermometer rectal 1 Ada , baik Thermometer elektrik 3 Ada , baik Timbangan bayi 1 Ada , baik Timbangan anak 1 Ada , baik Timbangan dewasa 1 Ada , baik Pispot 5 Ada , baik Urinal 8 Ada , baik Wwz 3 3 bocor ke logistic Gelas ukur 2 Ada , baik Lampu baca foto 1 Ada , baik Nebulaizer devilbis 3 Ada , baik Suction 1 Ada , baik Syring pump 1 Ada , baik Alat GDA terumo 1 Ada , baik



44. 45. 46. 47. Alat-alat



Standar infuse 31 Ada , baik Tumbukan puyer 1 Ada , baik Reflek hummer 1 Ada , baik Thermometer Elektrik (GUN) 2 Ada, baik lain yang dibutuhkan saat masa pandemi ini adalah



penambahan ventilator darurat, rapid test dan alat swab. Ventilator ini diharapkan dapat membantu untuk menangani pasien covid-19, karena semakin bertambahnya pasien covid-19, alat ini dibutuhkan untuk membantu pernafasan pasien di ruangan tersebut. Sedangkan pemeriksaan rapid test dilakukan dengan menggunakan sampel darah dan pemeriksaan swab menggunakan sampel lendir. Serta alat pelindung diri yang dibutuhkan perawat dalam masa pandemi ini adalah dengan menggunakan APD lengkap yang terdiri dari : Masker medis/N95, Handscoon, Kacamata Google, Face Sheild, Jas Hazmat dan Sepatu Boot.



NO. 1.



ANALISIS SWOT



BOBOT



M1 (Man) a. Internal Faktor (IFAS) Strength (Kekuatan) 1. Menerapan prosedur covid 19 sesuai anjuran pemerintah 2. Adanya dokter spesialis 3. Terdapat struktur organisasi 4. Pembagian shift secara tim



TOTAL Weakness (Kelemahan) 1. Beban kerja perawat tinggi 2. Tidak menerima adanya mahasiswa praktik 3. Banyaknya perawat berpendidikan D3 keperawatan sebanyak 13 orang



TOTAL b. Eksternal Faktor (EFAS) Opportunity (Peluang) 1. Adanya kerja sama antara dokter dan perawat 2. Adanya peningkatan pengetahuan dan kemampuan kerja



RATING



BOBOT X RATING



0,35



4



1,4



0,20 0,15 0,3



3 4 4



0,6 0,6 1,2



1



3,8



0,3 0,3



2 3



0,6 0,9



0,3



2



0,6



1



2,1



0,4



3



1,2



0,6



4



2,4



S–W = 3,8 – 2,1 = 1,7



TOTAL



Treathened (Ancaman) 1. Makin tingginya resiko terpapar covid 19 2. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan professional



TOTAL



1



3,6



0,5



1



0,5



0,5



2



1



1



1,5



O–T = 3,6 – 1,5 = 2,1



NO



ANALISIS SWOT



2



M2 (Material) a. Internal Faktor (IFAS) Strength (Kekuatan) 1. Mempunyai sarana dan prasarana yang cukup memadai. 2. Mampu menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana yang ada dan mampu mengoperasikan SIM RS di komputer. 3. Terdapat administrasi penunjang (misal : format injeksi, format TT, format observasi, dll) yang memadai. 4. Tersedianya Nurse Station. 5. Pemeliharaan dan perawatan dari sarana dan prasarana penunang kesehatan sudah ada 6. Adanya penataan dokumen penunjang RM yang teratur TOTAL Weakness (Kelemahan) 1. Banyak peralatan linen yang tidak layak (misal sprei, sarung bantal, sarung guling, dll) 2. Adanya keterbatasan antara peralatan dan kebutuhan pasien TOTAL b. Eksternal Faktor (EFAS) Opportunity (Peluang) 1. prasarana yang rusak dari bagian pengadaan alat yang ada di ruang Melati 2. Diberinya kesempatan untuk menggunakan alat-alat yang berada dalam ruangan 3. Kemajuan teknologi membantu mempermudah input data pasien dan melapor keadaan pasien TOTAL Treathened (Ancaman) 1. Tuntutan masyarakat yang semakin tinggi akan kualitas Rumah Sakit 2.



BOBOT



RATING BOBOT X RATING



0,3 0,4



3 4



0,9 1,6



0,1



4



0,4



0,3 0,3



3 3



0,9 0,9



0,2 1,6



3



0,6 4,5



0,5



2



1



0,5 1



2



1 2



0,2 0,3



3 3



0,6 0,9



0,4



4



1,6



0,9 0,7



3,1 3



2,1



S–W = 5,3 – 2 = 3,3



O–T = 3,1 – 2,1 =1



NO. ANALISIS SWOT 1. M3 (Method) 1. MAKP a. Internal Faktor (IFAS) Strength (Kekuatan) 1) Ruang Melati menerapkan model MAKP metode tim 2) Mempunyai standart asuhan keperawatan (SDKI, SLKI, SIKI) 3) Terdapat ketua tim dan anggota 4) Terlaksananya komunikasi yang adekuat: perawat dan tim kesehatan lain 5) Pelaksanaan model MAKP metode tim sudah disosialisasikan kepada perawat ruangan TOTAL Weakness (Kelemahan) 1) Ketua tim dipilih berdasarkan lama kerja. Akan tetapi, jika terdapat perawat dengan Pendidikan terakhir yang lebih tinggi dan lebih cekatan maka perawat tersebut dapat dipilih sebagai ketua tim sehingga dapat memberikan kesempatan bagi perawat tersebut untuk menjadi ketua tim. 2) Ketua tim tidak hanya berfokus pada perencanaan asuhan keperawatannya saja tetapi semuanya. TOTAL



BOBOT



RATING



BOBOT



0,19



3



0,55



0,22



4



0,89



0,22 0,15



4 4



0,89 0.6



0,22



3



0.66



1



3,59



0,4



2



0,8



0,6



2,5



1,5



1



2,3



X RATING



S-W= 3,59 – 2,3 = 1,29



b. Eksternal Faktor (EFAS) Oportunity (Peluang) 1) Kepercayaaan dari pasien dan masyarakat terhadap pemberian pelayanan kesehatan yang baik TOTAL Treathened (Ancaman) 1) Terdapat model MAKP metode tim di Rumah Sakit lain yang sesuai dengan teori dan lebih terstruktur. 2) Meningkatnya tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap peningkatan pelayanan keperawatan yang lebih professional TOTAL 2. Timbang Terima a. Internal Faktor (IFAS) Strength (Kekuatan) 1) Timbang terima merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan 3x/hari 2) Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima dari shift malam keshift pagi dan shift pagi ke shift sore 3) Perawat yang akan menyampaikan laporan sudah mempersiapkan hal-hal yang akan disampaikan 4) Perawat berkeliling keruangan dari pasien satu ke pasien lainnya untuk validasi diikuti dengan kepala ruangan dan meningkatkan protokol



1



3



1



3 3



0,5



1



0,5



0,5



2



1



1



1,5



0,17



4



0,71



0,12



3



0,35



0,12



3



0,35



0,15



3



0,44



O–T= 3 – 1,5 = 1,5



kesehatan dengan menggunakan APD tingkat 3 5) Timbang terima dilakukan mencakup diagnosa medis, penatalaksanaan, keluhan pasien dan intevensi yang belum dan yang sudah dilakukan 6) Setelah timbang terima kepala ruangan menutup dengan doa 7) Hasil dari timbang terima menggunakan SBAR TOTAL Weakness (Kelemahan) 1) Sebagian perawat tidak ada interaksi dengan pasien saat timbang terima berlangsung 2) Perawat kurang disiplin dalam timbang terima, karena semakin perawat tidak tepat waktu maka proses timbang terima akan semakin lama 3) Perlunya buku timbang terima untuk mempermudah perawat TOTAL b. Eksternal Faktor (EFAS) Oportunity (Peluang) 1) Adanya kerjasama antar perawat di ruangan 2) Proses timbang terima yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan sehingga lebih efektif dan dapat meningkatkan profesional perawat 3) Dengan adanya pandemic ini membuat perawat lebih perhatian dengan pasien, sehingga dapat



0,17



4



0,71



0,12



3



0,35



0,15 1



4



0,59 3,5



0,27



2



0,53



0,4



1



0,4



0,33



1



0,33



1



1,26



0,4 0,27



4 3



1,6 0,8



0,33



4



1,33



S–W= 3,5 – 1,26 = 2,24



meningkatkan hubungan BHSP TOTAL Treathened (Ancaman) 1) Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang profesional 2) Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab dan tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan 3) Adanya sistem timbang terima yang lebih efektif dan efisien dari instansi lain. 4) Dengan adanya pandemic ini meningkatkan rasa cemas pada semua warga di RS akan terjadi kematian TOTAL 3. Ronde Keperawatan a. Internal Faktor (IFAS) Strength (Kekuatan) 1) Ruangan mundukung adanya kegiatan ronde keperawatan 2) SDM mempunyai pengalaman yang banyak dalam bidang keperawatan anak 3) Dengan adanya pandemic Covid-19 akan langsung dilakukan ronde untuk mengurangi rantai penyebaran Covid-19 TOTAL



1



3,73



0,29



2



0,57



0,29



2



0,57



0,19



2



0,38



0,23



2



0,48



1



2



0,34



4



1,33



0,33



3



1



0,33



3



1



1



O–T= 3,73 – 2 = 1,73



3,33



S–W= 3,33 – 2 = 1,33



Weakness (Kelemahan) 1) Ronde keperawatan belum pernah dilaksanakan di ruang melati 2) Sulitnya mengumpulkan tenaga medis ahli, karena kesusahan untuk menyamakan jadwal dari beberapa ahli. TOTAL b. Eksternal Faktor (EFAS) Oportunity (Peluang) 1) Pada kasus Covid-19 adalah kesempatan bagi katim dan anggotanya untuk mengadakan ronde keperawatan dan dilakukan bersama tenaga medis yang lainnya. 2) Kemudahan mengakses tentang prosedur ronde keperawatan yang dapat dilakukan perawat TOTAL Treathened (Ancaman) 1) Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang lebih profesional 2) Dengan adanya Covid-19 membuat masyarakat lebih khawatir akan stigma negative tentang dirinya TOTAL



0,5



2



1



0,5



2



1



1



2



0,6



4



2,4



0,4



4



1,6



1



4 O–T= 4–2=2



0,4



2



0,8



0,6



2



1,2



1



2



4. Sentralisasi Obat a. Internal Faktor (IFAS) Strength (Kekuatan) 1) Kebijakan Rumah Sakit mendukung kegiatan sentralisasi obat 2) Perawat mampu untuk melakukan sentralisasi obat 3) Sudah dilaksanakan kegiatan sentralisasi obat oleh perawat berkolaborasi dengan depo farmasi 4) Adanya identitas pasien disetiap kotak obat dan obat yang akan diberikan 5) Ruang Melati sudah menggunakan UDD dalam sistem sentralisasi obat TOTAL Weakness (Kelemahan) 1) Keluarga tidak mendapatkan salinan obat yang sudah diberikan oleh perawat TOTAL b. Eksternal Faktor (EFAS) Oportunity (Peluang) 1) Adanya dukungan dari ruangan melaksanakan sentralisasi obat.



0,22



4



0,88



0,19



4



0,76



0,19



4



0,76



0,21



3



0,63



0,19



3



0,57



1 1



1



TOTAL



1



Treathened (Ancaman) 1) Adanya tuntutan pasien untuk mendapatkan pelayanan yang profesional



3,6 2



1



untuk



S–W= 3,6 – 2 = 1,4



2 2



3



3 3 O–T= 3 – 1,27 = 1,73



0,27



2



0,54



2) Adanya resiko kesalahan dalam pemberian obat 3) Adanya kemampuan sentralisasiobat yang lebih maksimal diinstansi lainnya. TOTAL 5. Supervisi a. Internal Faktor (IFAS) Strength (Kekuatan) 1) Kepala ruangan mendukung dan melaksanakan supervisi 2) Perubahan untuk setiap tindakan sesuai dengan hasil perbaikan dari supervisi 3) Supervisi telah dilaksanakan secara rutin tiap bulan atau ketika ada complain dari pasien. TOTAL Weakness (Kelemahan) 1) Tidak ada pelaksanaan supervisi secara tidak langsung di ruang melati 2) Jadwal supervisor dengan yang disupervisi tidak sama TOTAL b. Eksternal Faktor (EFAS) Oportunity (Peluang) 1) Adanya dukungan dari ruangan melakukan supervisi 2) Adanya teguran dari kepala ruangan bagi perawat yang tidak melaksanakan tugas dengan



0,4



1



0,4



0,33



1



0,33



1



1,27



0,4



4



1,6



0,33



4



1,32



0,27



3



0,81



1



3,73



0,6



2



1,2



0,4



2



0,8



1



2



0,33



4



1,32



0,34



4



1,36



S–W= 3,73 – 2 = 1,73



baik. Sehingga bisa menjadi tolak ukur supaya bisa meningkatkan kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara profesional 3) Hasil supervisi dapat dilakukan sebagai pedoman untuk penilaian pegawai. TOTAL Treathened (Ancaman) 1) Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk mendapatkan pelayanan yang professional 2) Semakin banyakanya perawat yang tidak kompeten dalam menjalankan tugas 3) Dengan adanya kasus negatif yang melibatkan profesi perawat, klien semakin kritis dengan segala tindakan asuhan keperawatan yang diberikan dalam proses pelayanan TOTAL 6. Discharge Planning a. Internal Faktor (IFAS) Strength (Kekuatan) 1) Tersedianya format discharge planning diruangan untuk pasien pulang 2) Adanya surat kontrol berobat 3) Perawat memberikan HE kepada pasien /keluarga selama dirawat 4) Perawat memahami tentang discharge planning 5) Dengan adanya pandemic ini tenaga kesehatan lebih teliti dalam merencakan pasien pulang



0,33



4



1



1,32 4



0,27



2



0,54



0,4



2



0,8



0,33



2



0,66



1



2



0,21



4



0,84



0,17 0,14



4 3



0,68 0,42



0,14 0,17



4 3



0,56 0,51



O–T= 4–2=2



6) Dengan adanya pandemic ini perawat juga memberikan HE mengenai Covid-19 pada pasien dan keluarga TOTAL Weakness (Kelemahan) 1) Pendidikan kesehatan belum terdokumentasi secara lengkap 2) Keterbatasan waktu perawat dalam memberikan pendidikan kesehatan 3) Metode Discharge Planning yang digunakan hanya dengan ceramah tanpa informasi tertulis bagi pasien TOTAL b. Eksternal Faktor (EFAS) Oportunity (Peluang) 1) Ketersediaan pasien untuk mendengarkan pendidikan kesehatan yang diberikan 2) Meningkatnya kesadaran masyarakat pentingnya kesehatan, apalagi dengan adanya pandemic meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan dan menjaga kebersihan 3) Dengan adanya pandemic ini membuat gaya hidup masyarakat menjadi sehat TOTAL Treathened (Ancaman) 1) Adanya tuntutan masyarakat untuk



0,17



3



1



0,51 3,51



0,4



1



0,4



0,33



1



0,33



0,27



2



0,54



1



1,27



0,33



3



0,99



0,34



4



1,36



0,33



4



1,32



1 0,4



S–W= 3,51 – 1,27 = 2,24



3,67 2



0,8



O–T= 3,67 – 2 = 1,67



mendapatkan pelayanan keperawatan yang professional 2) Persaingan antar rumah sakit yang semakin ketat, karena proses Discharge Planning pada rumah sakit lain dilakukan secara kolaboratif dan lebih baik TOTAL



7. Penerimaan Pasien Baru a. Internal Faktor (IFAS) Strength (Kekuatan) 1) BHSP yang dilakukan antara perawat kepada pasien meningkatkan kepercayaan pasien terhadap pelayanan perawat, apalagi adanya pandemic ini BHSP yang dilakukan antara perawat dan pasien semakin meningkat 2) Sebelum pasien masuk keruangan dilakukan pemeriksaan Rapid test dan Swap test 3) Perawat menggunakan APD tingkat 3 4) Sudah ada sistem/ lembar pengkajian pasien baru 5) Perawat ruangan melakukan anamnesa dan observasi lebih lanjut setelah timbang terima dengan perawat UGD. 6) Perawat memperkenalkan dokter yang menangani dan perawat yang sedang bertugas, orientasi ruangan, perawat yang bertanggung jawab, jam berkunjung dan peraturan rumah



0,6



2



1



1,2



2



0,17



4



0,68



0,17



3



0,51



0,14 0,14



3 4



0,42 0,56



0,21



4



0,84



0,17



3



0,51



sakit. TOTAL Weakness (Kelemahan) 1) Perawat tidak menjelaskan tata tertib Rumah Sakit 2) Perawat tidak mengorientasi ruangan secara keseluruhan 3) Perawat belum mengajarkan cuci tangan secara optimal 4) Perawat belum menjelaskan kepada keluarga akan keselamatan anak seperti menutup pagar bed agar anak tidak jatuh 5) Perawat tidak memperkenalkan nama perawat jaga yang bertugas 6) Dengan adanya pandemic ini ditakutkan pasien baru datang secara berurutan TOTAL b. Eksternal Faktor (EFAS) Oportunity (Peluang) 1) Perawat memberikan edukasi secara baik kepada keluarga pasien sehubungan dengan update informasi dibidang akademik 2) Adanya rasa saling percaya antar pasien dan perawat TOTAL Treathened (Ancaman) 1) Semakin kritisnya masyarakat terhadap semua tindakan yang diberikan kepada pasien



1



3,52



0,14



2



0,28



0,17



2



0,34



0,14



1



0,14



0,17



2



0,34



0,17



1



0,17



0,21



2



0,42



1



1,69



0,5



4



2



0,5



4



2



1 0,18



S–W= 3,52 – 1,69 = 1,83



4 2



0,36



O–T= 4 – 1,57 = 2,43



2) Persaingan dengan RS swasta yang semakin ketat. 3) Tingkat kesadaran masyarakat tanggung jawab dan tanggung gugat 4) Terdapat ruang perawatan pediatrik di rumah sakit lain yang lebih terdekat 5) Dengan adanya pandemic ini masyarakat takut untuk berobat di rumah sakit dikarenakan takut tertular oleh virus corona atau Covid-19 TOTAL 8. Pendokumentasian a. Internal Faktor (IFAS) Strength (Kekuatan) 1) Tersedianya sarana dan prasarana seperti SIM RS yang dapat dimaksimalkan dalam hal pendokumentasian (administrasi pendokumentasian belum dilaksanakan secara optimalpenunjang)yang baku dari RS. 2) Sudah ada sistem pendokumentasian 1 TOTAL terintegrasi. 3) Format asuhan keperawatan sudah ada. b. Eksternal Faktor (EFAS) 4) Adanya kesadaran perawat tentang tanggung Oportunity jawab (Peluang) dan tanggung gugat perawat 1) Kemajuan teknologi di bidang TOTAL 1 pendokumentasian (komputerisasi) 1 TOTAL Weakness (Kelemahan) 1) Respon pasien pasca tindakan kurang terpantau, Treathened sehingga (Ancaman) belum semua tindakan perawat 0,4 1) Tingkat kesadaran masyarakat (pasien dan didokumentasikan. keluarga akan tanggung jawab dan tanggung 2) Pengawasan terhadap sistematika gugat) 0,6 2) Adanya persaingan Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan keperawatan dan pendokumentasian menggunakan komputerisasi dan bisa mengoperasikan lebih baik. 1 TOTAL



0,21



2



0,42



0,21



1



0,21



0,18



2



0,36



0,22



1



0,22



1



1,57



0,23



4



0,29



4



0,29 0,19



4 3



1



3



0,92



2



1,16 1,16 0,57



3



3,81



3 0,5



2 2



0,5



1 0,8



2 2



1 1,2



2



S–W= 3,81 – 2 = 1,81 O–T= 3–2=1



ANALISA SWOT



BOBOT



RATING



BOBOT X RATING



1. Dana operasional ruangan diperoleh dari RS. 2. Dana kesejahteraan pegawai diperoleh dari RS dan pemerintah. 3. Adanya pendapatan dari jasa medis. Untuk pasien dengan biaya BPJS yang dapat di klaim setelah perawatan.



0,3 0,2 0,2



4 3 3



1 0,75 0,75



4. Dana fasilitas kesehatan diperoleh dari RS dan pemerintah.



0,2



3



0,75



5. Adanya sumbangan fasilitas alat kesehatan dari masyarakat untuk pelayanan covid-19 TOTAL WEAKNESS (KELEMAHAN)



0,1



2



0,25



A. Internal Faktor (IFAS) Strength (kekuatan)



1



3,5



S–W= 3,5 – 2,7 = 0,8



1. Tidak ada pendapatan seperti dari koperasi ruangan. 2. Pemeriksaan tes covid-19 sepenuhnya masih mengandalkan laboratorium RS pusat. TOTAL B. EKSTERNAL FAKTOR (EFAS) OPPORTUNITY (PELUANG) 1. Adanya kerjasama RS dengan instansi lain (Instansi Asuransi dan BPJS). TOTAL TREATMENT (ANCAMAN) 1. Adanya tuntutan dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih profesional dan terjamin sistem pelayanan covid-19



0,5 0,5



3 4



1



2,7



1



3



3



1 2



2



1



ANALISIS SWOT



2



BOBOT



M5 (Market) a. Internal Faktor (IFAS) Strength (Kekuatan) 0,25 1. BOR ruang melati pada tanggal 08 bulan Juni 2020 baik yaitu 90,72% 2. Kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan sebanyak 21% keluarga 0,25 pasien mengatakan sangat puas dan 77% mengatakan puas. 3. Tidak ditemukan adanya kesalahan dalam pemberian obat pada pasien di 0,3 ruang melati.



RATING



TOTAL



0,5



1



4



1



4



1,2



3,2



3



0,5



0,3



BOBOT X RATING



4



TOTAL 0,8



Weakness (Kelemahan) 1. Promosi di ruang melati tidak secara formal dilakukan seperti pemberian leaflet dan brosur.



O–T= 3–2= 1



3



1



TOTAL



b. Eksternal Faktor (EFAS) Opportunity (Peluang)



1,5 2



1,5



1,5



3



0,9



S–W = 3,2 – 1,5 = 1,7



1. 2. 3.



0,25 Kerjasama yang baik antara perawat yang baik 0,25 Adanya kerjasama dengan perguruan tinggi dan rumah sakit Adanya kesempatan terhadap perawat ruangan utnuk meningkatkan pelayanan kesehatan TOTAL



Treathened (Ancaman) 1. Adanya peningkatan standar masyarakat yang harus dipenuhi 2. Persaingan RS dalam memberikan pelayanan keperawatan



2 2



0,8 0,25 0,25



TOTAL 0,5



0,5 0,5



1,9 2 2



0,5 0,5



1



O–T = 1,9 – 1 = 0,9



No



ANALISIS SWOT



6.



M-6 (MACHINE) a. Internal factor (IFAS) STRENGTH 1. Tersedianya alat-alat sesuai kebutuhan di ruang Melati saat Covid-19. 2. Terdapat SOP untuk menggunakan alat-alat di ruang Melati mengenai Covid-19. 3. Perawat ruangan mampu mengoprasikan alat-alat yang ada di ruangan Melati saat ada pasien Covid-19. TOTAL



BOBOT x RATING



BOBOT



RATING



0,3



2



0,6



0,3



3



0,9



0,3



2



0,6



1



WEAKNESS 1. Kesenjangan antara jumlah pasien dengan peralatan yang 1 tersedia di ruangan Melati saat Covid-19. TOTAL 1 b. Eksternal factor (EFAS) OPPORTUNITY 1. Banyak tersedia toko ALKES 1 yang menyediakan alat-alat untuk melengkapi alat medis di ruang Melati saat ada pasien Covid-19. TOTAL 1



S-W = 2,1 - 2 = 0,1



2,1



2



2 2



3



3



3



O-T = 3 - 2,4 = 0,6



TREATHENED 1. Adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat untuk melengkapi alat-alat medis di 0,3 ruang Melati saat ada pasien Covid-19. 2. Tidak ada program pelatihan khusus tentang pengoprasian 0,3 alat-alat mengenai Covid-19. 3. Banyak rumah sakit yang menyediakan alat medis yang 0,3 lebih modern saat Covid-19. TOTAL 1



2



0,6



3



0,9



3



0,9 2,4